Resume Buku IAIN

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 29

BAB 1 BANGSA ARAB SEBAGAI RAS SEMIT DAN SEMENANJUNG ARAB

SEBAGAI TEMPAT KELAHIRANNYA

Beberapa Fenomena Dunia Arab

Bangsa Arab memiliki historis yang mendunia dan luas kurang lebih seperempat wilayah
Eropa atau sepertiga wilayah Amerika, namun luput dari perhatian dan kajian serius masa
modern ini. Bahkan kita lebi banyak mengetahui wilayah arktik dan antartika daripada
wilayah Arab. Sebagai tempat kelahiran rumput Semit, Semenanjung Arab menjadi tempat
menetap orang-orang yang kemudian berimigrasi ke wilayah Bulan Sabit Subur, yang kelak
dikenal sebagai bangsa Babilonia, Syyria, Phoenisia, dan Ibrani.

Pada abad pertengahan, Semenanjung Arab melahirkan sebuah bangsa yang menaklukan
sebagian besar wilayah dunia yang kelak dikenal menjadi pusat-pusat peradaban dan
melahirkan sebuah agama Islam yang dianut sekitar 450 jut orang, yang mewakili semua ras
di di berbagai kawasan. Sejumlah orang Arab kemudian dikenal sebagai penakluk-penakluk
dunia. Dalam waktu seabad setelah kebangkitannya, bangsa Arab menjadi penguasa kerajaan
yang wilayahnya membentang dari pantai lautan atlantik hingga perbatasan Cina, sebuah
kerajaan yang luasnya melebihi kekasiran Romawi pada masa kejayannya. Bangsa Arab
bukan hanya membangun sebuah kerajaan, melainkan juga kebudayaan. Hal ini juga dapat
dilihat dari Bahasa Arab yang digunakan oleh lebih dari 100 juta orang di dunia. Selain itu,
mayoritas agama bangsa Arab yaitu Islam merupakan agama ketiga terbesar di dunia.

Eksplorasi Modern

Dahulu kawasan Arab banyak dilirik oleh dunia, misalnya saja Eropa, Yunani, dan Romawi.
Diantara mereka banyak yang tertarik pada Semenanjung Arab karena menjadi produsen
gaharu dan rempah-rempah, serta berperan sebagai jalur penghubung ke pasar-pasar di India
dan Somalia. Namun pada akhir Abad Pertengahan dan awal abad modern, sebagian besar
semenanjung Arab luput dari perhatian dunia, dan kini mulai dilirik kembali. Misionaris
Kristen, pedagan, pejabat Inggris dan Prancis bergabung merintis petualangan untuk
mengeksplorasi kawasan Mesir antara tahun 1811-1836.

Sarjana modern pertama yang menggambarkan negeri itu adalah Carsten Niebuhr, seorang
anggota ekspedisi ilmiah yang dikirim oleh raja Denmark pada tahun 1761. Pada tahun 1812,
Johann Ludwig Burckhardt dari Swiss menemukan Petra dan mengabarkannya kepada publik
ilmiah, dan dengan nama samaran Ibrahim ibn Abdullah berhasil mengunjungi Mekkah dan
Madinah. Pada tahun-tahun setelahnya, banyak sekali para tokoh yang datang untuk
mempelajari semenanjung Arab.

Hubungan Etnis Bangsa-Bangsa Arab

Di Eropa dan Amerika, kata “Semit” memiliki konotasi Yahudi. Yahudi merupakan salah
satu keturunan bangsa Semit selain Islam yang masih bertahan hingga saat ini. Bangsa-
bangsa yang berbahasa Arab dianggap sebagai representasi terbaik dari rumpun semit, baik
dari sisi biologis, psikologis, sosial, maupun bahasa.

Wilayah Semenanjung Arab kebanyakan dipenuhi oleh gurun pasir. Banyak sekali bangsa
Arab yang bermigrasi ke negara-negara lain. Sehingga, menghasilkan keberagaman di
berbagai wilayah dan terdapat hubungan-hubungan yang terkait satu sama lain.

Kondisi Geografis Semenanjung Arab

Semenanjung Arab merupakan semenanjung barat daya asia, sebuah semenanjung terbesar
dalam peta dunia. Terdapat tiga jenis gurun dalam wilayah tersebut, yaitu (1) Nufud besar,
sebuah bentangan daratan berpasir putih atau kemerahan yang menyelimuti wilayah yang
sangat luas di semenanjung Arab; (2) Al Dahna, daratan berpasir merah yang membendari
dari Nufud besar di utara hingga al-Rab al-Khaili selatan; (3) Al-Harrah, sebuah daratan yang
terbentuk dari lava bergelombang dan retak-retak di atas permukaan pasir berbatu. Dari
kondisi cuaca, Semenanjung Arab merupakan salah satu wilayah terkering dan terpanas.
Hanya Yaman dan Asir yang mendapatkan curah huja yang cukup untuk bercocok tanam
secara teratur.

Kondisi Lahan, Budidaya Tanaman, dan Fauna

Udara yang kering dan tanah yang beraram mengurangi kemungkinan tumbuhnya tanaman-
tanaman hijau. Hijaz banyak ditumbuhi pohon kuram dan Gandum di Yaman dan oasis-oasis
tertentu. Selain itu, biji-bijian juga tumbuh di beberapa wilayah tertentu dan hanya beberapa
pohon yang tumbuh di gurun pasir. Semenanjung Arab memiliki tumbuhan yang menjadi
primadona pertanian, yaitu kurma. Buah ini dikenal luas di dunia, diminati dan bernilai
tinggi. Sementara hewan yang paling banyak dipelihara adalah Unta. Gurun pasir juga
menghasilkan beberapa spesies baru belalang yang menjadi santapan orang-orang Badui.

Kehidupan Badui di Semenanjung Arab


Berdasarkan dua karakteristik daratannya, penduduk Semenanjung Arab terbagi ke dalam dua
kelompok utama: orang-orang desa (badui) yang nomad dan masyarakat perkotaan. Orang-
orang nomad saat ini masih sama dengan orang-orang nomad masa lalu dan di masa yang
akan datang nanti. Pola budaya mereka selalu sama. Selain itu, dari segala makhluk hidup di
gurun pasir, orang-orang badui, unta dan pohon kurma merupakan tiga unsur yang paling
penting. Bagi para penghuninya, gurun pasir lebih dari sekedar tempat tinggal, melainkan
tradisi sakral yang mereka miliki. Orang-orang badui dikenal sebagai suku yang setia, saking
kuatnya ikatan keluarga dan kekerabatan mereka, bagi orang badui tidak ada musibah paling
hebat selain putus keanggotaan sukunya.
BAB 2 HUBUNGAN INTERNASIONAL PALING AWAL

Arab Selatan dan Arab Utara

Orang-orang di Arab utara kebanyakan merupakan orang-orang nomad yang tinggal di


“rumah-rumah bulu” di Hijaz dan Najed. Sedangkan orang-orang Arab Selatan kebanyakan
adalah orang-orang perkotaan, yang tinggal di Yaman, Hadramaut dan di sepanjang
pesisirnya. Orang-orang di Arab Utara berbicara dengan bahasa Al-Qur’an, bahasa Arab
paling unggul. Sedangkan orang-orang Arab Selatan menggunakan bahasa Semit kuno, Sabea
atau Himyar, yang dekat dengan bahasa Etiopia Afrika. Keduanya termasuk ke dalam ras
berkepala panjang. Tapi orang-orang Arab selatan memiliki unsur pesisir yang cukup teas,
yaitu berkepala bulat dengan rahang yang besar dan hidung membengkok, pelipis yang datar
dan berambut lebat. Meskipun terdapat perbedaan, keduanya memiliki hubungan yang baik
dan saling menghargai hingga saat ini.

Kontak dengan Bangsa Ibrani

Orang-orang Yahudi dari sisi geografis merupakan tetangga dekat orang-orang Arab dan dari
sisi ras merupakan saudara terdekat mereka. gambaran bahwa orang Ibrani berasal dari gurun
banyak diungkap dalam perjanjian lama. Bahasa Ibrani dan Arab berasal dari rumpun yang
sama yaitu rumput semit.

Maka dari itu, hubungan bangsa Arab dengan bangsa Ibrani Yahudi ini tidak hanya tergambar
dalam catatan-catatan terdahulu, namun juga terungkap dalam Alkitab, khususnya perjanjian
lama. Banyak sekali kesamaan-kesamaan dan istilah-istilah yang disebutkan dalam Alkitab
yang berhubungan dengan bangsa Arab.

Arab dalam Literatur Klasik

Semenanjung Arab dan orang-orang Arab sudah dikenal baik oleh orang Yunani dan
Romawi. Negeri tersebut berada di jalur perjalanan mereka menuju India dan Cina. Negeri ini
dikenal sebagai penghasil berbagai komoditas yang sangat bernilai di pasaran Barat.
Penduduknya merupakan pedagang perantara di laut-laut selatan, seperti halnya kerabat
mereka orang-orang mediterania.

Para penulis membagi wilayah itu menjadi Arab Felix, Arab Petra, dan Arab Gurun,
didasarkan atas pembagian wilayah ke dalam tiga kekuatan, politik pada abad pertama
Masehi, aitu kawasan bebasa, kawasan yang tunguk pada penguasa Romawi, dan kawsan
yang secara nominal berada dalam kendali Persia. Arab Gurun meliputi gurun pasir Suriah-
Mesopotamia. Wilayah Arab Petra berpusat di dataran Sinai dan kejaraan Nabasia dengan
ibukota Petra. Wilayah Arab Felix mencakup bagian lainnya di Semenanjung Arab, yang
konon tidak banyak diketahui. Selain pembagian wilayah, banyak sekali penulis klasik yang
membahas terkait dengan Semenanjung Arab.

Ekspedisi Romawi

Sebagai penguasa dunia, orang-orang Romawi tidak berhasil menguasai orang-orang Arab.
Bahkan 10.000 pasukan dari Mesir dibawah kepemimpinan Aelius Gallus pada 24 S.M dan
didukung dengan pasukan sekutu dari Nabasia, masih belum mampu menaklukan Arab.
Tujuan ekspansi ini adalah untuk menguasai rute perjalanan yang dimonopoli oleh orang-
orang Arab Selatan dan menghantam sumber-sumber pendapatan orang-orang Yaman untuk
keuntungan Romawi.

Ketertarikan bangsa Romawi terhadap Arab tidak lain karena Arab merupakan salah satu
produsen penghasil rempah-rempah. Selain itu, wewangian juga menjadi produk terkenal dari
negeri ini. Kandungan tambang, terutama emas yang ditemukan di sepanjang pesisir barat
semenanjung juga menjadi incarannya. Diodorus menegaskan bahwa Semenanjung Arab
memiliki kandungan emas yang sangat murni sehingga tidak perlu lagi dididihkan. Selain itu,
banyak literatur lainnya yang menyebutkan terkait dengan Semenanjung Arab, misalnya saja
dalam catatan Yunani dan Latin yang mengisahkan orang Arab Selatan yang memiliki praktik
poliandri yang menjadi fenomena umum. Keluarganya juga menikah dengan keluarga dekat
lainnya.
BAB 3 SABA DAN NEGERI-NEGERI LAINNYA DI ARAB SELATAN

Orang-orang Arab Selatan sebagai Pedagang

Orang-orang Saba adalah bangsa Arab pertama yang melangkah menuju pintu peradaban.
Mereka menempati posisi penting sebagaimana terungkap dalam tulisan-tulisan kuno yang
muncul belakangan. Rujukan tertua tentang mereka dalam literaur Yunani terdapa dalam
Theophratus. Ujung barat daya semenanjung merupakan tempat tinggal pertama ornag-orang
Saba.

Faktor penentu perkembangan Saba adalah kesuburan tanah yang mendapatkan curah hujan
yang cukup, kedekatannya dengan laut dan posisi yang strategis di jalur perjalanan menuju
India. Di tanahnya tumbuh pohon-pohon gaharu dan tumbuhan beraroma untuk penyedap
masakan atau pedupaan dalam upacara kenegaraan dan keagamaan. Yang paling penting dari
semuanya adalah cendana yang merupakan komoditas unggulan dalam perdaganan kuno.
Disana terdapat produk langka, seperti mutiara dari Teluk Persia, bumbu masak, kain dan
pedang dari India, Sutra dari Cina, budak, monyet, gading, emas, bulu burung unta dan
lainnya. Perdagangan merupakan indeks keberhasilan utama yang dicapai oleh orang-orang
Arab Selatan. Kerajaan-kerajaan yang mereka bangun bukanlah kerajaan miliiter.

Kerajaan Saba

Kerajaan-kerajaan pertaa yang berhasil diketahui, yang berdiri di wilayah Arab Selatan pada
zaman kuno adala kewjaan Saba dan Minea yang selama beberapa abad hidup pada masa
yang sama. Kedua kerjaan itu merupaka kerajaan tekrasi dan kemudian berubah menjadi
sekuler. Orang-orang Saba menurunkan seluruh keluarga Arab Selatan.

Pada periode kedua kerajaan Saba (sekitar 610-115 S.M) penguasa tampaknya mulai
menghilangkan karakteristik kependetaannya. Ma’rib yang berjarak sekitar enam mil di
sebelah timur San’a dijadikan sebagai ibu kotanya.

Kerajaan Minea, Ataban, dan Hadramaut

Kerajaan Minea berkembang di Jawf, Yaman dan pada masa keemasannya wilayah kerajaan
itu meliputi sebagaian besar kawasan Arab Selatan. Orang-orang Minea berbahasa sama sama
dengan orang-orang Saba dengan sedikit perbedaan dialek. Beberapa tulisan yang disebut
Minea meliputi dokumen kerajaan orang-orang Qataban dan sejumlah kecil teks Hadramaut.
Selain kerajaan Minea dan Saba, dua kerajaan penting lainnya yang muncul di wilayah ini
adalah Qataban dan Hadramaut. Negeri Qataban terletak di sebelah timur ‘Adan yang kini
berada di sekitar Hadramaut. Kerajaan monarki Qataban berdiri sekitar 400 hingga 500 S.M

Orang Romawi Menggeser Orang Arab dalam Perdaganan Laut

Pada periode pertama Himyar, puncak kejayaan orang-orang Arab Selatan telah berlalu.
Ketika orang-orang Yaman memonopoli rute perdagangan di laut Tengah, mereka
berkembang menjadi bangsa yang makmur, tapi kini kendali tersebut lepas dari genggaman
mereka. Ketika Mesir yang berada dibawah kekuasaan Ptolemius kembali menjadi kekuatan
dunia, mereka melakukan upaya pertama untuk merebut supremasi laut dari tangan orang-
orang Arab Selatan. Pada masa Romawi awal, Romawi atau Yunani mulai merintis rute
pelayaran baru, menghadapi semua risiko bahaya perubahan angin musim dan berhasil
kembali dengan selamat ke Iskandariyah sambil membawa kargo berisi barang berharga dan
bernilai tinggi. Kemunduran ekonoi mengakibatkan keruntuhan politik, satu demi satu, Petra,
Palymyra dan Mesopotamia di sebelah barat laut jatuh ke dalam cengkraman Romawi.

Kerajaan Himyar Kedua

Sekitar 300 M, Hadramaut mulai menujukkan tanda-tanda kehilangan independensinya.


Setelah dikuasai oleh orang-orang Abissinia dalam watu singkat. Raja-raja Himyar kembali
menggunakan gelar-gelar mereka yang panjang dan mempertahankan kekuasaan hingga 525
M. Terdapat sembilan raja yang dapat diketahui dari tulisan-tulisan dan terdapat gelar-gelar
juga pada para rajanya.

Terdapat persaingan antara para penganut dua agama monotesis baru di Arab Selatan. Hal ini
menyebabkan terjadinya kekerasan. Bahkan diriwayatkan bahwa penguasa Yahudi telah
melakukan pembunuhan besar-besaran terhadap orang-orang Kristen pribumi. Banyak sekali
kejadian-kejadian persaingan antara keduanya pada masa kerajaan Himyar kedua ini.

Periode Kekuasaan Abissinia

Meski pada awalnya orang-orang Abissinia datang sebagai penolong, tetapi pada akhirnya
mereka tetap berposisi sebagai bangsa penakluk. Hal tersebut terbukti dengan fakta bahwa
wilayah taklukannya dijadikan sebagai koloni dan dari 525 hingga 527 mereka tetap
menguasai daerah yang sebelumnya pernah dikuasi oleh leluhur mereka hingga akhirnya
bermigrasi ke panta Afrika. Selain itu, orang-orang Abissinia Kristen berhasrat untuk
mengkristenkan negeri itu dan menyaingi masyarakat Pagan di Mekkah yang saat itu menjadi
pusat ibadah haji di utara. Penguasa Abissinia mengincar hal tersebut karena ibadah haji
menjadi sumber pendapatan terbesar bagi mereka yang tinggal di Mekkah.
BAB 4 KERAJAAN NABASIA DAN KERAJAAN KECIL LAINNYA DI ARAB
UTARA DAN ARAB TENGAH

Bangsa Nabasia

Kerajaan Nabasia merupakan kerajaan paling awal yang terdapat di Semenanjung Arab
bagian utara. Sama halnya dengan kerajaan-kerajaan di Arab Selatan, kerajaan ini juga
mendapatkan kekuatan berakt perdagangannya bukan karena militernya. Baik pada saat
berdiri maupun pada masa perkembangannya. Orang-orang Nabasia merupakan suku nomad
dari daerah yang kita kenal sekaran sebagai Transyordan. Selanjutnya, bangsa Nabasia
merebut kekuasaan Petra dan wilayah-wilayah sekitarnya. Selama periode empat ratus tahun,
Petra menjadi kota kunci dalam rute perjalanan kafilah antara Saba dan mediterania.

Bangsa Nabasia dikenal sebagai bangsa yang cukup kuat. Hal ini dapat dibuktikan dengan
masih bertahannya Nabasia meski diserang dua kali oleh kerajaan Suriah. Orang-orang
Nabasia menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa sehari-hari dan menggunakan huruf
Aramaik yang dipakai oleh tetangga-tetangga mereka di Arab Utara.

Selanjutnya, sistem alfabet mengalami perkembangan yang ditransmisikan dari satu sisi ke
Arab Selatan, yang kemudian berkembang lagi secara mandiri dan digunakan oleh orang-
orang Minea sejak 1200 SM., dan sisi lain dari sistem alfabet itu dibawa ke Utara yaitu
pesisir Phoenisia.

Bangsa Palmyra

Berbagai kondisi baru yang tercipta di Asia Barat setelah penaklukan Persia atas
Mesopotamia dan penemuan rute pelayaran baru yang mulai digunakan dalam skala besar
sejak abad pertama Masehi memberikan keuntungan pada sebuah kota yang terletak di oasis,
tepatnya di tengah-tengah gurun pasir Suriah, yang ketenarannya sejak saat itu dikenal di
seluruh dunia, yaitu bangsa Palmyra.

Palmyra mencapai puncak kejayaannya antara 130-270 M. Pada masa itulah dibangun banyak
monumen yang diantaranya bertahan hingga kini. Aktivitas perdagangan internasionalnya
mencapai bagian timus hingga Cina dan sebagai sebuah kota yang dibangun dari
perdagangan, Palmyra menjadi pewaris sejati Petra. Tokoh penting dalam sejarah Palmyra
adalah Odainath dan Zanubia. Peradaban Palmyra merupakan perpaduan menarik antara
unsur-unsur budaya Yunani, suriah, dan Persia. Namun, kerajaan Palmyra juga mengalami
kejatuhan dan akibatnya lalulintas darat mencari dan akhirnya ditemukan rute baru dan kota
kota Gassan menjadi pewarisnya.

Bangsa Gassan

Orang-orang Gassan mengklaim dirinya sebagai keturunan suku Arab Selatan kuno yang
sebelumnya dipimpin oleh ‘Amr Muzayqiya ibn ‘Amir Ma al-Sama. Suku dari Yaman ini
menggantikan keturunan Salih, orang Arab pertama yang mendirikan kerajaan Suriah, dan
memantapkan keberadaaan mereka di sebelah tenggara Damaskus. Seperti halnya kerajaan
lainnya, Bangsa Gassan juga mengalami berbagai pergantian pemimpin.

Tingkat budaya yang dicapai oleh orang-orang Gassan, kerjaaan tetangga Bizantium, tidak
diragukan lagi lebih tinggi dari pencapaian budaya musuhnya di perbatasan Persia, yaitu
kerajaan Lakhmi. Pada masa pemerintahan tersebut, muncul budaya baru di sepanjang
perbatasan timur Suriah, yang merupakan perpaduan antara budaya Arab, Suriah, dan
Yunani.

Kerjaaan Lakhmi

Pada awalnya, kerajaan ini terbentuk karena para pengembara Arab yang berkemah di
kawasan subur sebelah barat sungai Efrat. Lama-kelamaan, mereka menetap dan kemudian
tempat tersebut menjadi pemukiman Hirah. Penduduk aslinya beragama kristen yang
berafiliasi pada gereja Suriah Timur. Orang-orang Tanukh ini kemudian menetap di Libanon
Selatan dan menganut agama Druwis merupakan keturunan raja-raja Lakhmi di Hirah.

Dengan berdirinya dinasti Lakhmi pada paruh kedua abad ketiga Masehi, kita dapat
menelusuri kisah negeri ini dengan kajian historis yang kokoh. Terdapat informasi yang
menyebutkan bahwa ada 20 nama raja-raja Lakhmi.

Bangsa Kindah

Sementara kerajaan Gasaan menjadi sekutu Bizantium dan kerjaan Lakhmi menjadi sekutu
Persia, raja-raja Kindah menjalin hubungan dengan raja Tubba’ terkahir di Yaman. Meskipun
berasal dari Arab Selatan dan menjelang masa kelahiran Islam mendiami kawasan sebalah
barat Hadramaut, warga Kindah yang kuat itu tidak disebutkan dalam berbagai tulisan-tulisan
Arab Selatan paling awal. Mereka disebutkan pertama kali pada pertengahan abad keempat
Masehi. Kerajaan Kindah mengalami keruntuhan akibat faktor internal yang terjadi dalam
kerjaaan.
Kemunculan Kindah dianggap menarik tidak hanya karena sejarahnya sendiri, tetapi juga
menggambarkan upaya pertama orang-orang Arab untuk menyatukan sejumlah suku ke
dalam sebuah kepemimpinan tunggal yang terpusat. Dengan demikian pengalam itu menjadi
contoh bagi Hijaz dan Muhammad.
BAB 5 MENJELANG KELAHIRAN ISLAM

Secara umum, sejarah Arab terbagi ke dalam tiga periode utama, yaitu: (1) periode Saba-
Himyar, yang berakhir pada awal abad keenam Masehi; (2) periode jahiliyah yang dimulai
dari penciptaan Adam hingga kedatangan Muhammad, tetapi lebih khusus meliputi kurun
waktu satu abad menjelang kelahiran Islam; (3) periode Islam, sejak kelahiran Islam hingga
masa sekarang.

Istilah Jahiliyah yang biasanya diartikan sebagai masa kebodohan atau kehidupan barbar,
sebenarnya berarti bahwa ketika orang-orang Arab tidak memiliki otoritas hukum, nabi, dan
kitab suci sebagai tuntunan. Setelah itu, karena keinginannya yang kuat untuk memalingkan
masyarakat dari gagasan-gagasan keagamaan pra-Islam, terutama tentang penyembahan
berhala, Muhammad yang menganut paham monoteisme akhirnya mendeklarasikan bahwa
agama baru yang ia bawa menghapus semua agama sebelumnya. Belakangan, hal itu
dimaknai sebagai bentuk larangan terhadap gagasan dan cita-cita pra-Islam. Meskipun
faktanya tidak mudah menghilangkan gagasan yang telah tumbuh sebeumnya.

Terdapat fenomena sosial yang menggejala di Arab menjelang kelahiran Islam, yaitu hari-
hari orang Arab. Rangkaian persitiwa dari masing-masing “hari” ini sepertia yang sudah ada
seblumnya dan mengikuti pola yang sama. Pada mulanya masalah hanya melibatkan
segelintir orang, hingga akhirnya merebak menjadi besar dan akan berhenti ketika ada pihak
yang menengahi. Bahkan hal ini sampai menyebabkan perang antar suku atau bahkan antar
masyarakat dalam suku yang sama.

Perkembangan dan Pengaruh Bahasa Arab Utara

Tidak ada satupun bangsa di dunia ini yang menujukkan apresiasi sedemikian besar terhadap
ungakapan bernuansa puitis dan sangat tesentuh oleh kata-kata selain bangsa Arab. Kita sulit
menemukan bahasa yang mampu memengaruhi pikiran para penggunanya sedemikian dalam
selain bahasa Arab. Seperti yang telah menjadi ciri khas rumpun Semit, orang-orang Arab
tidak menciptakan dan mengembangkan sendiri sebuah bentuk kesenian. Watak seni mereka
dituangkan dalam bentuk ungkapan (puitis), yang berbeda dengan bangsa Yunani (patung)
dan bangsa Ibrani (lagu).

Salah satu keunggulan artistik masyarakat Arab pra-Islam adalah dalam bidang puisi.
Kebanyakan orang-orang menuangkan ekspresi dan estetika dalam bentuk puisi. Banyak
sekali puisi-puisi yang dihasilakn sebagai bentuk ungkapan perasaan. Bahkan banyak tulisan
kuno yang dihasilkan menggunakan puisi. Sehingga pengaruh bahasa Arab sangat signifikan
nilai historisnya.

Ciri Khas Orang Badui Sebagaimana Tercermin dalam Puisi

Nilai-nilai kebajikan tertinggi orang Arab seperti yang tercermin dalam puisi-puisi kaum
Pagan adalah kewibawaan, kehormatan, keberanian, loyalitas, dan kedermawanan.
Keberanian diukur dari banyaknya jumlah perang sedangkan kedermawanan diukur dari
pengormaban dalam perang tersebut.

Disamping puisi, sumber informasi utama kita tentang kekafiran pra-Islam ditemukan dalam
sisa-sisa paganisme pada masa Islam. fenomena tersebut dapat kita lihat pada sejumlah
anekdot dan tradisi yang terdapat dalam literatur Islam belakangan dan dalam karya al-Kalbi.
Agama orang Badui, seperti halnya berbagai bentuk keyakinan primitif, pada dasarnya adalah
kepercayaan animisme.
BAB 6 MUHAMMAD RASULULLAH

Masa pra-Islam mulai mengalami perkembangan sejak diutusnya Nabi Muhammad SAW.
Dahulu, sering seklai terjadi peperangan antara suku, namun pada 628 Muhammad
memimpin delegasi umat Islam untuk menandatangani perjanjian Hudaybiyah yang berisi
bahwa setiap orang mendapat perlakuan sama dan akhirnya mengakhiri peperangan dengan
orang-orang Quraisy.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada januari 630 Masehi, umat Islam berhasil menaklukan
kota Mekkah. Ketika memasuki Ka’bah, tempat suci utama Mekah, Muhammad
menghancurkan berhala, yang berjumlah 360 buah, sambil berseru, “kebenaran telah datang
dan kebatilan telah sirna!”. Meski selama bertahun-tahun orang-orang Mekah memusuhi
umat Islam, mereka kini diperlakukan dengan penuh kebaikan dan pengampunan.

Kira-kira pada masa inilah kawasan Ka’bah dinyatakan sebagai kawasan haram (terlarang,
sakral), dan terhadap semua nonmuslim untuk mendekati kawasan itu. Tujuan sebenarnya
dari ayat itu adalah melarang orang-orang Musrik untuk mendekati Ka’bah pada saat
pelaksanaan ibada haji. Larangan tersebut hingga kini masih diterapkan.

Pada 9 H, Muhammad menempatkan pos militer di Tabuk, yang berbatasan dengan daerah
Gassaan dan tanpa melalui pertempuran berhasil membuat perjanjian damai dengan kepala
suku Kristen dan Yahudi. Tahun ini disebut juga sebagai tahun utusan karena berbagai utusan
datang untuk menawarkan persekutuan dengan nabi penguasa ini.

Setahun berikutnya, ke-10 Hijriah, Muhammad masuk dengan damai pada awal musim haji
ke kota sucinya yang baru, Mekah. Haji tersebut dikenal dengan haji perpisahan karena
merupakan perjalanan haji terakhir. Tiga bulan setelah pulang ke Madina, tanpa disangka ia
jatuh sakit dan meninggal akibat sakit kepala pada 8 Juni 632.

Kehidupan Nabi Muhamad pada periode Madinah dicirikan dengan turunnya surah-surah
Alquran yang panjang dan luas cakupannya, disamping hukum-hukum agama seputar puasa,
zakat, dan solat, juga meliputi ketentuan sosial-politik tentang pernikahan, perceraian,
perlakuan terhadap budak, tahanan perang, dan musuh. Meskipun Muhammad dalam puncak
kejayaannya, ia tetap hidup dalam kesederhanaan.

Dari komunitas keagamaan di Madinah, lahirlah sebuah negara Islam yang lebih besar.
Masyarakat baru yang terdiri atas orang-orang Muhajirin dan Anshar ini dibangun atas dasar
agama, bukan hubungan darah. Allah menjadi perwujudan supremasi negara. Nabinya, ketika
masih hidup, adalah wakilnya-Nya dan penguasa tertinggi di dunia. Dengan demikian,
Muhammad, di samping menjalankan fungsi keagamaan, juga memegang otoritas duniawi
seperti yang dimiliki oleh kepala negara saat ini. Ikatan persaudaraan yang terjalin bukan lagi
tentang kesukaan, melainkan iman. Sejenis pakta Islam telah terbentuk di Semenanjung Arab.
Masyarakat baru ini tidak memiliki hirarki kependetaan, tidak pula wilayah kekuasaan
pendeta. Masjidnya menjadi forum publik, markas militer, dan tempat ibadah. Imamnya
menjadi pemimpin dalam pasukan, yang diperintahkan untuk melindungi komunitasnya dari
ancaman luar. Semua orang Arab yang masih kafir berada dalam perlindungan Islam.
BAB 7 AL-QUR’AN DAN FONDASI AJARAN ISLAM

Setelah meninggalnya Nabi Muhammad, kepemimpinan berlanjut kepada para khalifah.


Namun tetap berpedoman kepada Al-Qur’an hingga sekarang dan seterusnya. Orang-orang
Islam memandang bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah yang diwahyukan melalui malaikan
Jibril kepada Muhammad dari sumbernya di langit ketujuh. Jadi bukan maknanya saja yang
berasal dari Tuhan, tetapi setiap kata dan hurufnya.

Penyusunan surat-surat Al-Quran bersifat mekanis, didasarkan atas panjang pendeknya surah.
Surah-surah Makiyah yang berjumlah sekitar 90 surat dan termasuk ke dalam periode
perjuangan awal, kebanyak pendek-pendek, tegas, berapi-api, semangat, dan sarat dengan
semangat kenabian. Surah-surah Madaniyah sebanyak 24 surat yang diturunkan pada periode
kemenangan, kebanyakan panjang-panjang, luas cakupannya, dan sarat dengan muatan Islam.

Hampir semua ayat tentang sejarah dalam Al-Quran memiliki padanannya dalam Alkitab,
kecuali beberapa kisah orang-orang Arab, seperti tentang kaum Ad dan Tsamud, Lukman,
dan pasukan gajah. Terdapat banyak sekali kisah para nabi, yang ditujukan untuk mendidikan
bukan semata untuk bercerita, untuk memberikan pelajaran moral untuk mengajarkan bahwa
di masa lalu Tuhan selalu memberikan balasan pahala kepada orang baik dan menghukum
orang jahat.

Meskipun termasuk yang paling muda diantara lainnya, Alquran adalah yang paling banyak
dibaca dan ditulis, karena selain digunakan dalam ibadah juga merupakan sumber bacaan
utama sebagai sarana bagi setiap muslim untuk mempelajari Islam. Banyak sekali kajian-
kajian yang mengkaji Alquran dari dulu hingga sekarang, bahkan dari orang nonmuslim
sekalipun.

Bagian Alquran yang paling mengesankan adalah bagian yang mengungkap persoalan
eskatologis. Bahan untuk persoalan ini Alquran menyajiakn surah utuh yaitu Alqiyamah.
Kehidupan masa depan sebagaimana yang digambarkan Alquran dengan kepedihan dan
kenikmatan yang dirasakan tubuh mengisyaratkan adanya kebangkitan jasad manusia.

Rukun Islam

Kewajiban agama orang-orang Islam terpusat pada apa yang disebut lima pilar Islam (Rukun
Islam). Pilar Islam yang pertama adalah persaksian iman (syahadat). Kalimat ini merupakan
kalimat yang diperdengarkan ke telinga bayi muslim yang baru lahir dan kalimat terkahir
yang dibacakan menjelang ajal.
Rukun Islam yang kedua, yang menjadi ciri penting kislaman seseorang adalah salat. Seorang
Muslim sejati harus melakukan salat wajib 5 kali sehari dan menghadapkan wajahnya ke arah
Mekah. Rukun Islam yang ketiga adalah zakat yang juga terdapat beberapa jenis. Zakat
menggambarkan juga kedermawanan seorang muslim terhadap orang lain. Rukun Islam yang
selanjutnya adalah Puasa yang biasanya dilakukan selama 1 bulan dalam 1 tahun, atau biasa
disebut sebagai bulan Ramadhan. Hal ini juga tercantum dalam surah Al-Baqarah ayat 183.
Rukun Islam yang kelima adalah ibadah haji bagi orang yang mampu. Ibadah haji dilakukan
oleh umat Islam yang mampu secara biaya, psikologis, dan juga kesehatan. Ibadah ini
dilakukan oleh orang muslim dari berbagai dunia yang datang ke Mekkah (Ka’bah) untuk
beribadah.

Selain rukun Islam, terdapat juga rukun iman yang terdapat 6, antara lain: (1) Iman kepada
Allah, (2) Iman kepada Malaikat, (3) iman kepada kitab Allah, (4) iman kepada para rasul,
(5) iman kepada hari akhir, dan (6) iman kepada qodo dan qodr.
BAB 8 PERIODE PENAKLUKAN, PENYEBARAN

Setelah meninggalnya Nabi Muhammad SAW., Abu Bakar menjadi khalifah pertama. Masa
khkhalifahan Abu Bakar yang singkat (632-634) sarat dengan peperangan. Sebagaimana telah
dipaparkan oleh para penutur sejarah Arab, semua kawasan Arab di luar Hijaz, yang diklaim
telah menerima Islam dan mengakui kepemimpinan Nabi, ternyata menyatakan keluar dan
memisahkan diri dari negara yang baru terbentuk itu. Kemudian mereka menegaskan
kemandirian mereka sambil menjadi pengikut nabi-nabi palsu. Karena kekurangan sarana
prasarana dan komunikasi sebagai media dakwah tidak terorganisir, akhirnya banyak daerah
yang keluar dari Islam.

Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, suku-suku di Yaman, Yamamah, dan Oman tidak mau
membayar zakat ke Madinah. Wafatnya Nabi menjadi alasan penolakan itu. Namun Abu
Bakar hanya memberikan 2 pilihan, yaitu tunduk tanpa syarat atau diperangi hingga binasa.
Khalid bin Walid menjadi pahlawan dalam peperangan yang terjadi. Dalam kurun waktu
enam bulan, pasukan Islam berhasil menundukkan beberapa suku di dataran Arab tengah.
Semenanjung Arab disatukan di bawah kekuasaaan Abu Bakar melalui pedang Khalid.

Melalui pedang Khalid, banyak sekali daerah-daerah di Arab yang ditaklukan. Kota-kota di
Suriah berhasil ditaklukan dengan mudah, disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
pemaksaan budaya Hellenistik. Penaklukan yang begitu cepat dan mudah terhadap wilayah
strategis telah menaikkan citra Islam di mata dunia dan yang lebih penting lagi
menunmbuhkan kepercayaan diri akan masa depannya.

Penaklukan Irak dan Persia

Ketika Khalid melakukan manuver ke arah barat dari Hirah, ia meninggalka kekuasaan atas
Irak pada sekutunya dari suku badui. Saat itu, Persia sedang menyusun rencana untuk
menghancurkan pasukan Arab dalam peperangan di jembatan. Pemimpin Islam dari suku
badui berhasil mengalahkan jenderal dari pasukan Persia di tepi sungai Efrat.

Saat itu, Umar bin Khatab selaku khalifah kedua mengutus Sa’ad bin Abi Waqqash seorang
sahabat yang dijamin masuk surga oleh Nabi sebagai komandan pasukan dan mengirimnya ke
Irak. Pada saat itu, Yarmuk telah ditaklukan dan Suriah telah dikuasai. Saad bin Abi
Waqqash unjuk gigi pada peperangan di Yarmuk dan berhasil mengalahkan utusan dari
Persia, sehingga membuat pasukan dari Persia kocar-kacir. Setelah mengalami berbagai
peperangan dengan Persia, akhirnya dibawah komando Saad bin Abi Waqqash, Persia
berhasil ditaklukan.

Penaklukan Mesir, Tripoli, dan Barkah

Ada berbagai faktor penting yang menarik minat orang-orang Arab untuk menguasai lembah
sungai Nil sejak awal ekspansi mereka. diantaranya, mesir memiliki posisi yang strategis,
teletak di dekat Suriah dan Hijaz. Tanahnya subur menumbuhkan berbagai tanaman.
Penaklukan Mesir dilakukan dengan cara penyerbuan yang sistematis, tidak sporadis.
Mencari daerah baru untuk mengungguli pamor saingannya yaitu Khalid, Amr bin Al Ash
yang pada masa Jahiliyah sering melakukan perjalanan dagang ke Mesir memanfaatkan
tangan Umar ke Yerussalem untuk mempertegas otoritasnya untuk menyerang Mesir. Pada
saat itu, Amr berusaha menyerang Mesir, namun ketika sampai di daerahnya surat Umar
datang untuk menyusuhnya mundur. Amr juga berjasa dalam perang penaklukan Yordania-
Palestina. Setelah menyerang berbagai daerah, akhirnya Amr memenangkan peperangan dan
menjadi komandan pasukan dibawah perintah Utsman bin Affan.
BAB 9 ADMINISTRASI DI WILAYAH BARU

Pengorganisasian wilayah pendudukan baru yang begitu luas dan penerapan ketentuan
masyarakat Arab primitif yang belum dimodifikasi terhadapt tuntutan masyarakat
kosmopolitan yang hidup di berbagai kondisi menjadi tugas berat yang kini harus dihadapi
penguasa Islam. Umar adalah orang pertama yang menyadari hal tersebut. Dalam berbagai
riwayat, Umar ditampilkan sebagai penguasa yang berhasil mengatasi persoalan tersebut
sehingga dipandang sebagai pendiri kedua teokrasi Islam, sejenis Utopia Islam yang
ditakdirkan tidak berusia lama.

Beberapa contoh inovasi Umar dalam bidang administrasi pemerintaan di wilayah baru bisa
dikemukakan disini. Kebijakan Umar dilandasi oleh sebuah teori bahwa Semenanjung Arab
tidak ada agama lain yang dilindungi kecuali Islam. Karena itu, dan tanpa menindahkan
perjanjian sebelumnya. Ia mengusi orang Yahudi Khaibar, yang tinggal di Jerciho dan
tempat-tempat lainnya. Kebijakan utama Umar yang lainnya adalah mengorganisis orang-
orang Arab yang semuanya telah memeluk Islam ke dalam sebuah persemakmuran agama-
militer yang para anggotanya memelihara kemurnian suku mereka secama artokrasi militer
dan menolak memberikan status kewarganegaraan bagi semua orang non-Arab.
BAB 10 KEKHALIFAHAN SEBAGAI LEMBAGA POLITIK

Penetapan Khalifah dan Kelahiran Dinasti

Abu Bakar sebagai pendukung dan teman setia Muhamamad dinobatkan sebagai khalifah
pertama. Ia melaksanakan semua tugas dan meneladani semua keistimewaan Nabi, kecuali
hal-hal terkait dengan kenabiannya karena kenabian berakhir seiring dengan wafatnya
Muhammad. Selanjutnya, Umar merupakan kandidat khalifah setelah Abu Bakar. Ditunjuk
langsung oleh Abu Bakar sebagai penerusnya. Umar dinobatkan sebagai khalifah pertama
yang sekaligus memangku jabatan panglima tertinggi pasukan Islam. Setelah Umar wafat,
Utsman bin Affan menjadi khalifah ketiga. Khalfiah keempat adalah Ali bin Abi Thalib yaitu
menantu Nabi.

Langkah pertama yang dilakukan Ali adalah memindahkan pusat pemerintahan ke Kufah.
Kemudian untuk mengamankan kekhalifahannya, ia memberhentikan sebagian gubernur
yang diangkat oleh pendahulunya.

Pada 24 Januari 661 ketika Ali sedang dalam perjalanan menuju masjid Kufah, dirinya
terkena hantaman pedang beracun di dahinya oleh pengikut kelompok Khawarij yang ingin
membala dendam terhadapnya. Bagi para pendukungnya dari kelompok Syiah, khalifah
keempat ini segera dipandang sebagai orang suci, wali Allah, dalam sektenya mirip dengan
peran Muhammad sebagai Nabi dan Rasul Allah. Setelah kematiannya ia dianggap sebagai
seorang yang syahid agung dan para pengikutnya meyakini bahwa ia masih hidup. Dengan
meninggalnya Ali, masa kekhalifahan sudah berakhir.

Pendiri kekhalifahan kedua, Muawiyah dari keluarga Umayyah menunjuk Yazid putranya
sendiri menjadi penerusnya sehingga ia menjadi pendiri sebuah dinasti. Mulai dari sinilah
konsep pewarisan kekuasaan mulai diperkenalkan dalam suksesi kekhalifahan, dan sejak saat
itu tidak pernah sepenuhnya ditinggalkan. Umayyah adalah dinasti pertama dalam sejarah
Islam. Setelah dinasti Umayyah, selanjutnya ada kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad.
Kehkhalifahan Fatimiyah di Kairo. Kekhalifahan terbesar bukan dari bangsa Arab, melainkan
dari Turki, yaitu dinasti Utsmani di Kontanstinopel.

Kekhalifahan sebagai Institusi Publik


Muncul sejumlah pandangan keliru yang menyatakan bahwa kekhalifahan semata-mata
merupakan institusi keagamaan. Pandangan semcam itu kemungkinan merupakan hasil dari
analogi yang salah kaprah terhadap kekuasaan imperium suci rmawi dan pembedaan Kristen
secara modern antara kekuasaan duniawi dan kekuasaan keagamaan. Padahal, dalam
pemerintahan Islam, pemimpin kaum beriman, meniscayakan bahwa penguasa memiliki
kekuasaan militer yang penuh. Gelar Imam yang disandang oleh khalifah memberinya
kewenangan untuk memimpin seluruh aktivitas keagamaan, dan menyampaikan khutbah
jumat tetapi peran itu merupakan peran yang juga bisa dimainkan oleh muslim yang saleh.
Pewarisan misi Nabi Muhammad berarti pewarisan kedaulatan negara. Sedangkan peran
Muhammad sebagai nabi, sebagai penerima wahyu, sebagai rasul Allah, tidak tergantikan.
BAB 11 KEKHALIFAHAN UMAYYAH

Kelahiran Dinasti Umayyah

Muawiyah dinobatkan sebagai khalifah di Ilya (Yerusalem) pada 40 H/660 M. Dengan


penobatannya itu, ibu kota provinsi Suriah, damaskus, berubah menjadi ibu kota kerajaan
Islam. Meskipun telah dinobatkan, Muawiyah memiliki kekuasaan yang terbatas karena
beberapa wilayah Islam tidak mengakui kekhalifahannya. Amr ibn Al Ash tangan kanan
Muawiyah telah merebut Mesir dari pendukung Ali. Meski demikian, para penduduk Irak
mengangkat al-Hasan putra tertual Ali sebagai penerus Ali yang sah. Sedangkan penduduk di
Mekah dan Madina tidak memiliki loyalitas yang kokoh pada penguasa keturunan Sufyan,
karena mereka baru mengakui kenabian Muhammad pada saat penaklukan Mekah.

Al-Husayn juga hidup tenang di Madinah selama masa pemerintahan Muawiyah, tidak mau
mengakui kekuasaan putra sekaligus pengganti Muawiyah, Yazid. Pada 680, ia pergi ke
Kufah untuk memenuhi seruan penduduk Irak yang telah menobatkannya sebagai khalifah
yang sah setelah Ali dan al_hasan dikwal oleh beberapa penggiri dan kerabatnya. Pada 10
Oktober 680, dengan membawa 4000 pasukan Umar anak Saad bin Abi Waqqash seorang
jenderal yang terkenal mengepung al-Husayn yang hanya didampingi 200 orang. Pada saat
itu, Ia mati dan dibawa ke Yazid di Damaskus, kemudian jasadnya dikuburkan di Karbala.
Untuk memperingati peristiwa syahidnya tersebut, orang-orang Syiah merayakan sepuluh
hari pertama bulan Muharam sebagai hari-hari kepedihan dan penyesalan serta mnyusun
kisah-kisah pilu yang menekankan penderitaan dan perjuangan heroik. Sejak saat itu,
Mahdzab Syiah mulai berkembang.

Kekuasaan Muawiyah, Model Pemerintahan Arab

Setelah mengalahkan oposisi, Muawiyah dengan leluasa mengerahkan energinya untuk


menghadapi musuh Islam di sebelah barat laut, Bizantium. Pemerintahan Muawiyah tidak
hanya ditandai dengan terciptanya konsolidasi internal, tetapi juga perluasan wilayah islam.
pada masa pemerintahannya, ekspansi juga dilakukan ke Afrika Utara dan berhasil
menaklukan beberapa daerah.
Untuk mengamankan tahtanya dan memperluas batas wilayahnya, Muawiyah sangat
mengandalkan orang-orang Suriah, yang kebanyakan terdiri atas bangsa Yaman, dan
mengenyampingkan umat Islam pendatang dari Hijaz. Muawiyah merupakan pemerintahan
yang paling diunggulkan pada zamannya. Suriah menjadi satu kekuatan militer Islam yang
terorganisir dan berdisiplin tinggi. Ia menghapus sistem militer yang didasarkan atas
organsisasi kesukaan.

Kerajaan Islam, Seratus Tahun Pasca Wafatnya Muhammad

Tahun 372 menandai seratus tahun wafatnya Nabi. Pada titik pergerakan sejarah dan geografi
ini kita berhenti sejenan untuk meninjau situasi umum yang ada. Pada masa kejayaannya,
kerajaan Islam menjadi kerajaan yang sangat besar, melebih kerajaan Romawi pada masa
kejayaannya, sebuah kerajaan yang wilayahnya membentang dari laut Pantai Biscay hingga
Indus dan perbatasan Cina, serta dari Laut Aral hingga sungai Nil bagian bawah. Nama Nabi
putra Arab ini juga diiringi dengan nama Allah yang Maha Besar, berkumandang 5 kali
sehari dari ribuan menara yang tersebra di seluruh Eropa Barat daya, afrika utara, serta asia
Barat dan tengah.
BAB 12 ADMINISTRASI POLITIK

Keadaan Umum Ibukota

Bisa dikatakan bahwa irama kehidupan dan karakteristik Damaskus tidak banyak berubah
sejak menjadi ibukota dinasti Umayyah. Dulu, seperti juga sekarang, di jalan-jalan sempti
dan padat, banyak ditemui orang Damaskus yang mengenakan celana lebar, sepatu dengan
ujung berwarna merah, dan sorban besar, terlihat menepuk-nepuk pundak orang badui yang
berbudana longgar, menggunakan tutup kepala, dan ikat kepala, atau ada juga orang Ifranji
yang berpakaian Eropa. Beberapa perempuan yang semuanya menggunakan tutup kepala
tampak melintasi jalan; yang lainnya mengintip diam-diam dari balik jendela rumah mereka
sambil melihat kios di pinggir jalan, dan keramaian di pusat kota. Para penjual sirup dan
manisan berteriak keras menyaingi suara para pejalan kaki, kedelai dan unta yang
menganggkut barang dagangan dari gurun, juga hasil pertanian.

Seperti halnya di perkotaan, orang Arab dusun tinggal di wilayah mereka yang terpisah sesuai
dengan afiliasi kesukaan mereka. di Damaskus, Hims, Aleppo, dan kota-kota lainnya, ini
masih pemukinan ini masih dikenali dengan baik. Pintu masuk tiap rumah terbuka dari jalan
ke pelataran tengah, biasanya dilengkapi dengan kolam kecil yang memancarkan air setiap
waktu. Sebatang pohon jeruk tumbuh di dekat penampungan itu. Pelataran tengah dikelilingi
oleh beberapa ruangan. Rumah-rumah besar biasanya dilengkapi beranda.
BAB 13 WARISAN PERADABAN DINASTI UMAYYAH

Situasi dan relasi sosial relatif mengalami perubahan pada masa pemerintahan Umar II.
Ketenaran Umar II tidak semata karena kesalehannya, atau kebijaksanannya untuk
mengurangi berbagai pajak yang dibebankan kepada para muaalfa. Umar adalah khalifah
pertama dan satu-satunya dari keluarga Umayyah yang memutuskan berbagai perbatasan
yang merendahkan orang Kristen.

Selama periode kekuasaan Dinasti Umayyah, dua kota Hijaz, Mekkah dan Madinah menjadi
tempat berkembangnya musik, lagu dan puisi. Sementara itu kota kembar di Irak, Bashrah
dan Kufah berkembang menjadi pusat aktivitas intelektual di dunia Islam. Selain itu, kota-
kota tetangganya juga tumbuh menjadi kota yang kaya dan padat karena lokasi yang strategis,
serta diuntungkan oleh kegiatan perdagangan dan migrasi.

Selanjutnya, kontribusi orang Kufah nonortodoks yang kebanyakan merupakan orang Syiah
terhadap fiologi Arab dan tradisi intelektual Islam hampir sama besarnya dengan kontribusi
orang Bashrah. Persaingan keduanya itu berkembang menjadi dua mazhab terkenal dalam
tata bahasa dan literatur Arab. Diantara sahabat Nabi yang dipandang sebagai tokoh yang
otoritatif dalam bidang hadis dan tinggal di Kufah selama masa kekhalifahan Umar dan
Utsman.

Pada masa penaklukan arab di Asia Barat, ilmu pengetahuan Yunani tidak lagi berjaya. Ia
lebih merupakan sebuah tradisi yang dilestarikan oleh para praktisi dan komentator tulisan
Yunani atau Suriah. Sebagai salah satu dari beberapa ilmu yang kemudian banyak berhutang
pada penemuan orang Arab, ilmu kimia, seperti halya pengobatan, merupakan salah satu
disiplin ilmu yang paling awal dikembangkan.

Perkembangan Arsitektur

Jika memang ada, maka arsitektur asli orang Arab hanyalah di Yaman, tempat penyelidikan
dan penelusuran kita belum memberikan data-data yang memadai. Lagipula arsitektur Arab
Selatan tidak banyak memainkan peranan dalam kehidupan di semenanjung sebelah utara.
Markas pasukan Islam yang ketiga dibangun oleh Amr bin Al Ash di Fusthat (Kairo Lama).
Disinilah pada 642 Amr membangun masjid pertama di Afrika. Masjid ini dibangun dengan
arsitektur yang mirip dengan masiid-masjid lainnya, yang berbentuk segi empat.

Selain itu, generasi pertama biduan Islam yang dipelopori oleh Thuways terdiri atas orang-
orang primitif. Disamping tenar karena memperkenalkan suling persia, sebuah riwayat
menyebutkan juga sebagai orang pertama yang melibatkan anak-anak dalam pertunjukan
musik.
BAB 14 KEMUNDURAN AKHIR DINASTI UMAYYAH

Sejawaran Arab sangat memuji Hisyam dan seperti yang telah kita diskusikan sebelumnya,
memandangnya sebagai negarawan besar ketiga dan terakhir dalam Dinasi Umayyah setelah
Muawiyah. Empat penggantinya, kecuali Marwan yang menjadi khalifah terakhir, terbukti
tidak cakap atau bisa dikatakan bobrok. Bahkan para khalifah sebelum Hisyam pun yang
dimulai oleh Yazid I, lebih suka berburu, pesta minum, tenggelam dalam alunan musik dan
puisi, ketimbang membaca Alquran atau mengurus persoalan negara. Praktik pengebirian
laki-laki yang menjadi cikal bakal lembaga harem kini berkembang sempurna. Berpoya-poya
dalam kemewahan, karena meningkatnya kekayaan dan melimpahnya budak, menjadi
fenomena umum. Bahkan keluarga khalifah tidak lagi berdarah Arab murni. Yazid III adalah
khalifah pertama yang lahir dari seorang budak, dua khalifah penerusnya juga lahir dari
seorang budak perempuan yang dimerdekakan. Perilaku buruk kelas penguasa hanyalah
gambaran kecil dari kebobrokan moral yang bersifat umum. Buruknya peradaban terutama
mengangkut minuman keras, perempuan dan nyanyian telah menjangkit para putra gurun dan
mulai menggerogoti kekuatan masyaratak Arab yang berusia muda.

Kelemahan klasik dan khas orang Arab yang terlalu menekankan individualisme, semangat
kesukuan dan pertikaian, kembali menampakkan wujudnya. Ikatan persaudaraan berdasarkan
iman yang dibangun oleh Islam untuk sementara waktu berhasil mengatasi perpecahan yang
selalu membayang-bayangi kehidupan sosial masyarakat Arab, yang terdiri atas berbagai
suku dan etnis.

Setelah itu, muncullah orang Abbasiyah yang berencana memusnahkan keluarga Dinasti
Umayyah. Bahkan jenderal mereka Abdullah tidak ragu menghabisi orang-orang terdekat
dengan keluarga istana. Para agen dan mata-mata dikirim ke berbagai penjuru dunia untuk
membunuh keturuan keluarga Umayyah yang melarikan diri, yang beberapa diantara mereka
bahkan bersembunyi di perut bumi.
Dengan jatuhnya dinasti Umayyah, kejayaan dan hegemoni Suriah berakhir. Orang Suriah
sudah jauh terlambat untuk menyadari bahwa pusat gravitasi Islam telah lepas dari tangan
mereka, dan berpindah ke sisi Timus, dan meskipun mereka berusaha melakukan perlawanan
militer untuk meraih kembali kekuasaan, semua upaya mereka sia-sia. Akhirnya, mereka
mengharpkan kedatangan Sufyani, semacam juru selamat yang ditunggu untuk membawa
mereka keluar dari kekangan orang Irak yang menindas mereka. Hingga saat ini, kita bisa
mendengar orang Islam di Suriah yang mengklaim sebagai keturunan Muawiyah. Namun,
kejathan dinasti Umayyah mengandung arti lebih dari itu. Periode Arab murni dalam sejarah
Isalm telah berakhir dan era kerajaan Arab Murni kini sedang bergerak cepat menuju titik
akhir. Setelah Dinasti Umayyah runtuh, kekuasaan selanjutnya dipegang oleh Dinasti
Abbasiyah.

Sumber

Hitti, P. K. (2006). History of the Arabs: Rujukan Induk dan Paling Otoritatif tentang
Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.

You might also like