Professional Documents
Culture Documents
Catatan Rada - Gastro
Catatan Rada - Gastro
Catatan Rada - Gastro
Level of Competency :
1 : mengenali dan menjelaskan
2 : mendiagnosis dan merujuk
3.: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal dan merujuk
3A : bukan gawat darurat
3B : Gawat darurat
4 : Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri
dan tuntas
1
ILMU PENYAKIT DALAM
2
GASTROINTESTINAL
- Mouth-
CANDIDIA
ETIOLOGI TATALAKSANA
Disebabkan karena infeksi Candida albicans yang
menyerang kulit dan mukosa, atau organ dalam. Penatalaksanaan komprehensif :
Sedangkan pada bayi dapat terinfeksi melalui - Memperbaiki status gizi dan menjaga
vagina saat dilahirkan atau karena dot yang tidak kebersihan oral
steril. - kontrol penyakit predisposisi
- Gentian violet 1 % (dibuat segar / baru)
ANAMNESIS Atau Larutan Nistatin 100.000 – 200.000
Rasa gatal dan perih di mukosa mulut, daya kecap IU/ml yang di oleskan 2-3 kali sehari selama
berkurang. 3 hari.
Faktor risiko imunodefisiensi
Rencana tindak lanjut :
PEMERIKSAAN FISIK - Melakukan skrining pd keluarga dan
Bercak merah, maserasi disekitar mulut, di perbaikan lingkungan keluarga untuk
lipatan disertai bercak merah yang terpisah di menjaga tetap bersih dan kering
sekitarnya (satelit). - Pasien kontrol Kembali jika dalam 3 hari
Guam atau oral thrust yang di selaputi tidak ada perbaikan dengan obat antijamur.
pseudomembran pada mukosa mulut.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan jamur dengan mikroskop
menggunalan larutan KOH 10 % atau
pemwaranaan Gram.
DIAGNOSIS BANDING
Peradangan mukosa mulut yang disebabkan
karena bakteri atau virus
KOMPLIKASI
Diare karena kandidiasis saluran cerna
3
GASTROINTESTINAL
- Mouth-
ULKUS
MULUT
ETIOLOGI
Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR)
PEMERIKSAAN FISIK
Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR)
penyakit mukosa mulut yang tersering dan (dilembar berikutnya)
bersifat ringan, sering diabaikan. Tanda anemia (warna kulit, mukosa
SAR dapat merupakan gejala dari penyakit konjungtiva)
sistemik seperti penyakit Crohn, Coeliac, Pf abdomen
Malabsorbsi, anemia def besi / asam folat. Inspeksi distensi abdomen
Stomatitis Herpes Auskultasi hipertimpani
Inflamasi pd mukosa mulut akibat infeksi Herpes Palpasi nyeri tekan
simpleks tipe 1 (HSV 1). Merupakan manifestasi Tanda dehidrasi akibat diare berulang
dari penyakit HIV. Stomatitis Herpes
Lesi berupa vesikel, bentuk seperti kubah,
ANAMNESIS batas tegas, ukuran 2-3 mm, multiple dan
Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR) beberapa lesi dapat bergabung satu sama lain.
- Luka nyeri pada mukosa bukal, bibir Lokasi lesi dapat di bibir (herpes labialis) sisi
dalam atau sisi lateral dan anterior lidah luar dan dalam, lidah, gingiva, palatum dan
- Frekuensi rekurensi bervariasi bukal.
- Episode SAR sebelumnya bersifat self Mukosa sekitar lesi edem dan hiperemis
limiting Demam
- Pasien bukan perokok / tdk pernah rokok. Pembesaran kel limfe servikal
Ada Riwayat di keluarga Tanda penyakit imunodef yang mendasari.
- Pasien secara umum sehat tapi dapat
ditemuka gejala spt diare, konstipasi, tinja PEMERIKSAAN PENUNJANG
darah, sakit perut berulang, lemas, pucat, Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR)
yang berkaitan dg penyakit yang Pemeriksaan darah periver lengkap
mendasari MCV, MCH, MCHC
- Pada Wanita dapat timbul saat menstruasi. Stomatitis Herpes
Stomatitis Herpes Tidsk mutlak dan tidak rutin dilakukan
- Luka pd bibir, lidah, gusi, langit atau
bukal dan terasa nyeri DIAGNOSIS BANDING
- Kadang bau mulut, disertai malaise, Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR)
demam,benjolan limfe di leher Herpes simpleks, sindorm behcet, liken planus,
- Terdapat dua jenis kanker mulut, Manifestasi penyakit autoimun
Primer episode tunggal ( SLE, Crohn, Pemfigus)
Rekurens mengalami beberapa kali Stomatitis Herpes
- Rekurensi dapat dipicu oleh factor : SAR tipe herpetiform, SAR minor multiple,
Demam, paparan matahari, trauma, Herpes zoster, sindrom behcet
kondisi HIV, penggunaan kortikosteroid,
dan keganasan.
4
TATALAKSANA
Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR) Stomatitis Herpes
- Larutan kumur Chlorhexidine 0,2 % untuk - Untuk mengurangi nyeri dapat diberi
antiseptic rongga mulut. 3 kali setelah makan, parasetamol / ibuprofen, larutan kumur
dikumur selama 1 menit. Chlorhexidine 0,2 % juga dapat memberi
- Kortikosteroid oral triamcinolone 0,1 % in efek anestesi sehingga dpt membantu.
ora base sebanyak 2 kali sehari setelah makan - Antivirus :
dan membersihkan rongga mulut. Acyclovir, peroral
- Edukasi : Dewasa 5 kali 200 – 400 mg perhari,
Menghindari makanan yang menyebabkan selama 7 hari
trauma di mukosa mulut atau zat dalam Anak 20 mg/kgBB/ hari, dibagi menjadi
makanan yang berpotensi menimbulkan SAR : 5 kali pemberian, selama 7 hari
krupuk, susu sapi, gluten, asam benzoate, suka Valacyclovir, peroral
Dewasa 1 kali 1-2 g per hari, selama 1
hari.
Anak 20 mg/kgBB/hari, dibagi 5 kali
pemberian, selama 7 hari
Famacyclovir, peroral
Dewasa 3 kali 250 mg per hari, 7-10
hari untuk epispder tunggal
500 mh per hari, 7-10 hari untuk tipe
rekurens
Anak -
5
GASTROINTESTINAL
REFLUKS
FAKTOR RISIKO TATALAKSANA
Usia > 40 tahun, obes, kehamila, merokok, - Medikamentosa dengan pemberian PPI dosis
konsumsi kopi, alcohol, coklat, makanan tinggi selama 7 hari. Bila terdapat perbaikan
berlemak, pakaian ketat, pekerjaan berat. dx ditegakkkan GERD.
Omeprazole 2 x 20mg/hari
ANAMNESIS Lansoprazole 2 x 30mg/hari
Rasa panas dan terbakal di retrosternal / epigastric - Setelah dx ditegakkan, obat diteruskan sampai
dan dapat menjalar ke leher disertai muntah dan 4 minggu. Boleh ditambah prokinetic
timbul rasa asam dimulut. Domperidone 3 x 10mg
Terjadi terutama setelah makan dengan volume - jika tidak ada ppi penggunaan H2 Blocker
besar dan berlemak, makanan coklat, kopi, 2x/hari
alcohol, saos tomat. Simetidin 400-800 mg
Keluhan diperberat dengan posisi berbaring Ranitidine 150 mg
terlentang. Sering muncul di malam hari. Famotidin 20 mg
KOMPLIKASI
Esofagitis, ulkus esophagus, perdarahan esofagus,
striktur esofagus, inflamasi faring dan laring.
6
GASTROINTESTINAL
GASTRITIS (4A)
Proses inflamasi pd lapisan mukosa dan submucosa DIAGNOSIS BANDING
lambung sebagai mekanisme proteksi apabila ada Kolesistitis, kolelitiasis, Chron disease, ca
akumulasi bakteri atau bahan iritan lain. lambung, Gastroenteritis, ulkus peptikum, Gerd
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Darah rutin
- Pem feses dan Ureabreath test untuk
mengetahui infeksi Helicobacter pylori
- Rontgen dengan barium enema
- Endoskopi
7
GASTROINTESTINAL
INTOLERANSI MALABSORBSI
Gejala-gejala yang terjadi akibat reaksi tubuh Gangguan pada proses absorbsi dan digesti secara
terhadap makanan tertentu. Diakibatkan karena normal pada satu atau lebih zat gizi.
kekurngan enzyme untuk mencerna makanan. Malabsorbsi disebabkan karena defisiensi enzim
/ adanya gangguan pada mukosa usus tempat
FAKTOR RISIKO absorbs dan digesti tertentu.
Terigu dan gandum lainnya yang mengandung
gluten, protein susu sapi, hasil olehan jagung, MSG ANAMNESIS
Keluhan Pasien datang dengan keluhan diare
ANAMNESIS kronis, feses cair, jika krn mal absorbs lemak maka
Gejala tenggorokan terasa gatal, nyeri perut, px pengeluh feses berminyak.
perut kembung, diare, mual muntah, atau disertai
kram perut. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda anemia (krn defisiensi besi, asam folat, B12)
PEMERIKSAAN FISIK konjungtiva anemis, kulit pucat, status gizi
Nyeri abdomen, bising usus meningkat, kadang kurang.
terdapat tanda dehidrasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS BANDING - Darah perifer lengkap dotemukan
Pankreatitis, Penyakit Chrons pd ileum terminalis, anemia mikrositik hipokrom karena
amiloidiosis, Sprue Celiac, Penyakit Whipple. defisiensi besi / anemia mikrositik krn def
asam folat dan vit B12.
KOMPLIKASI - Radiologi foto polos abdomen
Dehidrasi
DIAGNOSIS BANDING
TATALAKSANA Pankreatitis, Penyakit Chrons pd ileum terminalis,
Penatalaksaan dapat berupa : amiloidiosis, Sprue Celiac, Penyakit Whipple.
- Pembatasan nutrisi tertentu
- Suplemen vitamin dan mineral KOMPLIKASI
- Suplemen enzim pencernaan Dehidrasi
8
GASTROINTESTINAL
DEMAM TIFOID
FAKTOR RISIKO PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Higiene personal yang kurang baik - Pem darah lengkap leukopenia /
- Higiene makanan minuman yang kurang baik leikositosis / leukosit normal, limfositosis
- Sanitasi lingkungan yang kurang baik relative, monositosis, trombositopenia
- Adanya outbreak demam tifoid di sekitar (biasanya ringan), anemia
tempat tinggal sehari-hari - Serologi
- Adanya carrier di sekitar pasien. a. IgM antigen O9 Salmonella thypi
- Kondisi imunodefisiensi hanya dapat mendeteksi antibody IgM
salmonella typhi, dilakukan pada hari ke
ANAMNESIS 4-5 hari pertama demam
Keluhan : b. Enzyme immunoassay test
Demam naik turun, terutama sore dan malam mendeteksi IgM dan IgG Salmonella
hari dg pola intermiten dan kenaikan suhu Thypi, dilakukan pada 4-5 hari pertama
step-ladder. Demam tinggi terus menerus demam.
(demam continue) hingga minggu ke 2 c. Kultur Salmonella Thypi (GOLD
Sakit kepala area frontal STANDRD)
Gangguan GI diare, mual muntah, nyeri Darah minggu pertama sampai akhir
abdomen, bab berdarah minggu ke-2 sakit, saat demam tinggi
Gejala lain : nyeri otot, pegal, batuk, anoreksia, Feses minggu ke 2
insomnia. Urin minggu ke 2 / minggu ke 3
Demam tifoid berat dpt mengalami penurunan Cairan empedu Pd stad lanjut
kesadaran atau kejang. penyakit, untuk mendeteksi carrier
typhoid.
PEMERIKSAAN FISIK - Pem lain sesuai indikasi : SGOT/SGPT.
- KU : sakit sedang / sakit berat Lipase, amilase.
- Kesadarran : kompos mentis / penurunan
kesadaran. DIAGNOSIS BANDING
- Demam , bradikardi, (penurunan frekuensi Demam berdarah dengue, malaria, Leptospirosis,
nadi 8 denyut permenit tiap kenaikan suhu 1oC infeksi saluran kemih, Hep A, Sepsis, TB Milier.
- Ikterus
- Pemeriksaan mulut : Typhoid tongue, tremor
lidah, halitosis.
- Pem abdomen : nyeri (terutama regio
epigastric), hepatosplenomegaly
- Delirium pd kasus yang berat
9
KOMPLIKASI
1. Tifoid toksik (Tifoid enselopati)
panas tinggi disertai kekacauan
mental dan penurunan kesadaran.
2. Syok septik
panas tinggi dengan gejala toksemia
yang berat, gangguan gemodinamik (
TD turun, nadi cepat, keringat
dingin, akrar dingin)
3. Perdarahan dan perforasi intestinal
(peritonitis)
Ditandai dengan Hematoschezia.
Dotandai dengan gejala akut
abdomen dan peritonitis.
4. Hepatitis Tifosa
Kelainan berupa icterus,
hepatosplenomegaly, kalianan fungsi
hati
5. Pancreas tifosa
Tanda pankreatitis akut dg
peningkatan enzyme lipase dan
amilase.
6. Pneumonia.
TATALAKSANA
Terapi suportif
Tirah baring, menjaga kecukupan
asupan cairan, diet bergizi
konsistensi lunak, rendah serat,
cukup kalori dan protein, monitor
TTV
Terapi simptomatik
Penurun demam parasetamol
Keluhan GI
Terapi definitif
Lini 1 Kloramfenikol,
Ampisilin / amoksisilin (aman untuk
bumil)
Lini 2 Seftriakson, sefiksim,
kuinolon (tdk boleh untuk anak < 18
tahun krn menggambat
perkembangan tulang)
10
GASTROINTESTINAL
GASTROENTE
RITIS (4A)
Peradangan mukosa lambung dan usus halus yang
Faktor Risiko :
Hygien pribadi dan sanitasi lingkungan yang
ditandai dengan diare dg frekuensi 3 x / lebih dalam buruk
waktu 24 jam. Riwayat intoleransi laktosa, Riwayat alergi
Penyebab : infeksi, malabsorbsi/alergi makanan, dan obay (laksatif, diuretic, kafein, misoprolol,
psikologis penderita. dll
Infeksi HIV atau IMS
Disentri Infeksi akibat Entamoeba histolytica.
Giardiasis Giardia lambia PEMERIKSAAN FISIK
Kolera Vibrio cholera - TTV
- Mencari tanda utama dehidrasi :
ANAMNESIS kesadaran, rasa haus, turgor kulit, dll
Keluhan : - Pernapasan cepat indikasi asidoses
BAB lember/ cair, dapat bercampur lender / metabolic.
darah. Frekuensi 3 x / lebih dalam waktu 24 - Bising usus lemah / tdk ada bila terjadi
jam. Dapat disertai rasa tidak nyaman di perut hipokalemia.
(kembung/ nyeri), mual muntah serta
tenesmus. DIAGNOSIS BANDING
Bila diare disertai demam maka diduga terjadi Demam tifoid, Kriptosporidia (Px HIV)
infeksi.
Diare di dahului makan minum kurang KOMPLIKASI
hygiene, Riwayat bepergian ke daerah dg Syok Hipovolemik
wabah diare.
11
12
TATALAKSANA (PASIEN DEWASA) TATALAKSANA (PASIEN ANAK)
Rehidrasi menentukan derajat dehidrasi LINTAS DIARE
1. Bila Tidak dehidrasi 1. Rehidrasi Oralit osmo rendah
Cairan yang adekuat, hindari susu sapi a. Diare tanpa dehidrasi
(terdapat deficiensi lactase transien), alcohol,
kafein (krn dapat meningkatkan mortalitas dan
sekresi usus)
2. Bila dehidrasi
Menentukanan cairan yang digunakan
Pd diare akut awal yg ringan.
b. Diare dg Dehidrasi ringan – sedang
Oralit diberi dlm 3 jam pertama 75
DIberikan secara peroral / lewat
ml/kgBB dan selanjutnya diteruskan
nasogastric cairan oralit yg hipotonik
seperti tidak dehidrasi
dg komposisi :
c. Diare dh Dehidrasi berat infus (baca
29 gr glukosa, 3,5 gr NaCL, 2,5 gr
lagi!!!!!!!!)
Natrium bikarbonat dan 1,5 KCL setiap
2. Zinc
liternya.
- Umur < 6 bln 10 mg / hari selama 10
Diberikan secara iv ringer lactat, NaCL
hari
0,9 %
- Umur > 6 bln 20 mg/hari Selma 10 hari
Menentukan jumlah cairan yg diberikan
3. Teruskan pemberian ASI dan makanan
4. Antibiotik selektif
Anti-diare
Loperamid, Bismus subsalisilat
Obat mengeraskan tinja : antapulgit 4 x 2
tab/hari
Anti-mikroba
- Gol kuinolon siprofloksasin 2 x 500 mg/
hari. Selama 5-7 hari
- Giardiasis Metronidazole 3 x 500 mg
selama 7 hari
13
GASTROINTESTINAL
PERDARAHAN
- PERDARAHAN SAL. CERNA - PERDARAHAN SAL. CERNA
BAGIAN ATAS - BAGIAN BAWAH -
Proksiaml dari ligamentum traitz Dibawah dari ligamentum traitz
ANAMNESIS ANAMNESIS
Hematemesis : muntah darah berwarnahitam - Hematokezia : darah merah segar yang keluar
seperti bubuk kopi dari anus
Melena : Bab berwarna hitam - Perdarahan dari diverticulum tdk nyeri
- Darah bercampur feses (colitis),
PEMERIKSAAN FISIK terpisah/menetes (hemoroid), menurunnya
Penilaian hemodinamik, eval jumlah BB (kanker), demam lama (tofoid, colitis
perdarahan infeksi), tanpa rasa sakit ( hemoroid interna,
Pf lain yauitu stigma penyakit hati kronis angiodysplasia), nyeri perut (colitis infeksi,
(icterus, spider angioma, splenomegaly, iskemia mesenterial), tenesmus (fisura,
eritema palmaris, edem tungkai), masa disentri).
abdomen, nyeri abdomen, dll
PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSIS BANDING Colok dubur ada darah segar
Hemoptisis, Hematokezia PF abdomen ada tida nyeri (iskemia
KOMPLIKASI mesterial) rangsang peritonral (diverticulitis)
Syok hipovolemi, aspirasi pneumoni, gagal ginjal
akut, anemia krn perdarahan DIAGNOSIS BANDING
Hemoroid, diverticulosis, angiodysplasia, penyakit
TATALAKSANA usus inflamatorik
1. Stabilkan hemodinamik KOMPLIKASI
- pasang iv line Syok hipovolemi, gagal ginjal akut, anemia
- O2 sungkup/kanula
- catat intake output, dipasang cateter urin TATALAKSANA
- monitor TTV 1. Stabilkan hemodinamik
2. pasang NGT - pasang iv line
3. puasa, diet, lambung - O2 sungkup/kanula
- Injeksi PPI - catat intake output, dipasang cateter urin
- Sitoprotektor sucralfate 3-4 x 1 gram - monitor TTV
- Antasida 2. hemoroid, fisura ani, ulkus rectum soliter
4. Injeksi Vit K Bulk forming agent, sitz baths, hindari
mengejan
3. kehilanagan darah, suplemen zat besi -
Ferrosulfat 325 mg 3 x / hari 14
NEUROLOGI
15