Professional Documents
Culture Documents
NASKAH KHUTBAH Idul Fitri 2023 Taqwa Sprit Membangun Masyarakat Madani
NASKAH KHUTBAH Idul Fitri 2023 Taqwa Sprit Membangun Masyarakat Madani
Berbahagialah dan bergembiralah kita, para hamba Allah yang beriman, di hari Idul
Fitri yang mulia ini, sebagai ungkapan syukur kepada-Nya, atas keberhasilan dan
Penyusun: Usman Tahir, S.Ag
Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 1
kemenangan kita—insya Allah—dalam memperoleh anugerah besar berupa bulan
Ramadhan yang baru saja meninggalkan kita. Ramadhan yang penuh dengan rahmat dan
maghfirah Ilahi Yang Maha Rahman. Ramadhan yang bersenandung dengan keindahan
tadarus dan tilawatil Qur’an. Ramadhan yang bernuansa kasih sayang dan kepedulian
kepada sesama yang membutuhkan, Ramadhan yang berpesan kepada setiap insan agar
senantiasa dekat dengan Sang Pencipta semesta alam dan Ramadhan yang
diistimewakan dengan malam Qadar yang diagungkan melebihi seribu bulan.
Semoga semangat dan nuansa Ramadhan yang penuh dengan aktivitas ibadah
dan pengabdian kepada Allah tersebut akan senantiasa hadir dan mewarnai hari-hari kita
di bulan-bulan yang lain, dan semoga pada hari yang agung ini kita benar-benar kembali
kepada fitrah (kesucian) kita, dan kita selaku individu maupun ummat mencapai derajat
taqwa yang menjadi target utama disyariatkannya puasa di bulan Ramadhan.
َ ُين ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّق
ون َ ب َعلَى الَّ ِذ َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ
َ ِين َآ َمنُوا ُكت
َ ِب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا ُم َك َما ُكت
“Wahai orang-orang yang beiman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu menjadi bertaqwa”.(QS. Al-
Baqaroh:183)
Derajat taqwa merupakan capaian tertinggi dalam tangga pengabdian seorang
hamba kepada Sang Khaliq, karena taqwa merupakan sifat ubudiyah yang hakiki, di
dalamnya tercakup semua aspek kehidupan beragama. Manusia bertaqwa adalah yang
salalu menghadirkan Allah dalam dirinya (Dzikrullah), ia merasa bahwa pengawasan Allah
selalu melekat pada setiap aktivitas hidupnya (Muraqabatullah) sehingga ia senantiasa
berada di atas jalan ketaatan kepada-Nya dan tidak melanggar aturan-aturan-Nya
(Imtitsalul-Awamir wa ijtinabun-Nawahi). Taqwa mencakup aspek keimanan, aspek
ibadah, aspek akhlak, baik yang terkait dengan kehidupan sosial, politik, ekonomi, hukum;
pidana dan perdata. Sifat Taqwa tetap harus menjadi landasan dalam kehidupan setiap
individu, keluarga maupun masyarakat; berbangsa dan bernegara.
Apabila kita mencermati kembali ayat-ayat Allah dalam perintah berpuasa, yaitu
surat Al-Baqarah ayat 183 dan ayat-ayat yang mengiringinya, maka kita menangkap
pelajaran yang amat jelas tentang karakteristik manusia bertaqwa, dan bahwa segala
sistem dalam Islam, mulai dari sistem aqidah dan keimanan; sistem ritual peribadatan;
sistem hubungan sosial kemasyarakatan; serta sistem penegakan hukum dan undang-
undang, semuanya disyariatkan oleh Allah dalam rangka membentuk jiwa pengabdian
manusia agar mereka senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT., sebagaimana ditegaskan
oleh Allah dalam Al-Baqarah ayat 21:
َ يَا َأيُّهَا النَّاسُ ا ْعبُ ُدوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم َوالَّ ِذ
ين ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون
“Wahai manusia, mengabdilah kamu kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu senantiasa bertaqwa”
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd,
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah.
Satu bulan penuh, kita lalui kehidupan dalam suasana puasa. Selama itu pula kita
mencoba menjadi hamba seutuhnya, menjadi hamba-Nya secara kaaffah, mengabdikan
segenap potensi kemanusiaan yang dimiliki, untuk mewujudkan rasa iman atas ajaran
yang Allah wajibkan. Dan pada saat itu pula, kita berusaha menjadi individu yang dapat
saling memahami dengan sesama untuk mewujudkan rasa solidaritas dalam semangat
ukhuwah Islamiyah. Sebab, meski puasa merupakan salah satu ajaran Islam yang
fundamental, namun pesan, spirit dan nilainya sesungguhnya bersifat universal, dan bisa
diapresiasi oleh pemeluk agama dan masyarakat manapun. Baik dalam kesamaan
ataupun kebhinekaan.
Pada momentum Iedul Fitri inilah pada akhirnya kita dapat mengevaluasi diri,
mawas diri, serta mengukur kualitas diri dalam keseluruhan amal yang kita lakukan,
khususnya dalam melewati hari-hari Ramadhan yang penuh hikmah. Bersamaan dengan
itu pula, saat ini dan di sini, kita tengah menghadapi perjalanan mewujudkan ruang
kehidupan kita yang lebih baik, kehidupan yang lebih berperadaban, tatanan kehidupan