Buku 3 Boiler - Draf

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 39

BOILER

Kode : KTL.PO.20.201.02 (Pengoperasian Boiler level 2)

Deskripsi : Standar Latih Kompetensi ini berkaitan dengan penerapan pengoperasian


Boiler secara rutin dan mandiri sesuai dengan SOP

Waktu : 16 JP

Simple Inspiring Performing Phenomenal i


DAFTAR ISI
Daftar isi .......................................................................................... ii

Bab I
Prosedur Pengoperasian (SOP) Boiler
1. Persiapan start-up .................................................................... 1

Simple Inspiring Performing Phenomenal ii


2. start-up cold start ..................................................................
2
3. start-up warm start ................................................................. 3
4. start-up hot start .................................................................... 4
5. Shutdown ................................................................................. 5

Bab II
Instrumentasi Boiler
1. Tekanan ................................................................................... 6

2. Temperatur ................................................................................ 7
3. Level ......................................................................................... 8

4. Flow ........... ............................................................................... 9

Bab III
Sistem Proteksi dan Monitoring Boiler
1. Proteksi mekanik ...................................................................... 10

2. Proteksi Elektrik ...................................................................... 11


3. Monitoring :

a. Kualitas air penambah .......................................................... 12

b. ualitas air Condensate ......................................................... 12

c. Kualitas Boiler Feedwater .................................................... 12

d. Kualitas Uap panas lanjut ..................................................... 12

e. Kualitas bahan bakar HSD ................................................... 12

f. Kualitas bahan bakar Batubara ............................................ 12

g.

Bab IV

Simple Inspiring Performing Phenomenal iii


Prinsip kerja Boiler
1. Prinsip perpindahan panas ........................................................ 16

2. Prinsip perubahan fase air-uap .................................................. 17


3. Alat bantu Boiler .......................................................................... 18
BAB I

PROSEDUR PENGOPERASIAN (SOP) BOILER

PERSIAPAN START
Sebelum melakukan pengoperasian suatu peralatan atau sistem, maka harus dilakukan
persiapan atau pemeriksaan sebelum start (pre start check). Apabila kondisi unit usai
pekerjaan overhaul atau pekerjaan pemeliharaan, maka persiapan dan pemeriksaan
mencakup semua bagian alat dan harus dilakukan secara teliti dan bertahap. Tetapi
apabila kondisi unit hangat atau stand by, maka persiapn dan pemeriksaan relatif lebih
sederhana dan singkat, hanya untuk memastikan (konfirmasi) posisi bagian alat.
Persiapan ini meliputi persiapan terhadap semua peralatan atau sistem yang
merupakan bagian dari boiler. Sesuai dengan prosedur yang berlaku pekerjaan
persiapan ataupun pengoperasian alat atau sistem ada yang dapat dilakukan secara
paralel tetapi ada pula yang harus dikerjakan secara berurutan

Simple Inspiring Performing Phenomenal iv


Bab III
SISTEM PENGAMAN DAN MONITORING BOILER

1. KATUP PENGAMAN

Katup Pengaman berfungsi sebagai pengaman terhadap tekanan lebih. Semua


bejana atau header bertekanan harus dilengkapi dengan katup pengaman.

Pada Boiler, katup pengaman dipasang pada header superheater reheater, drum,
auxiliary, steam, dan sebagainya.

Katup pengaman superheater diset lebih rendah dari katup pengaman drum. Hal
ini bertujuan untuk mencegah pipa superheater overheat sebab bila katup
pengaman drum diset lebih rendah, pada saat ia kerja (membuka), maka aliran
uap menjadi berkurang padahal aliran uap ke superheater berfungsi sebagai
pendingin pipa, sementara pembakaran tetap tidak berubah.

Pada sisi reheater katup pengaman diset lebih rendah dari pada sisi masuknya
dengan tujuan yang sama, yaitu mencegah pipa reheater overheat.

Simple Inspiring Performing Phenomenal v


Konstruksi katup pengaman yang umum digunakan adalah tipe pegas(spring type)
seperti diperlihatkan pada gambar.

Gambar Katup Pengaman

Electromatic Relief Valve

Electromatic Relief Valve berfungsi sebagai pengaman terhadap tekanan lebih


pada Boiler
Katup ini akan bekerja membuka bila tekanan melebihi setting pada pressure
switch, bila tekanan uap melebihi setting pada pressure switch kontak akan
menghubungkan aliran listrik ke kumparan (solenoid) sehingga solenoid akan
energized untuk membuka pilot valve dan selanjutnya membuka main valve
pada relief valve.
Sebaliknya apabila tekanan turun dibawah setting pressure switch, kontak akan
membuka dan memutus aliran listrik yang ke solenoid sehinnga solenoid akan
deenergized dan menutup pilot valve dan selanjutnya menutup main valve
pada relief valve.

Simple Inspiring Performing Phenomenal vi


Pembukaan dan penutupan Electromatic Relief Valve diatur berdasarkan
setting dari pressure switch

Konstruksi Electromatic Relief Valve diperlihatkan seperti pada gambar di


bawah ini :

PENGAMAN BOILER
1. Suhu superheater atau reheater tinggi
2. Level air drum tinggi atau rendah
3. Tekanan ruang bakar tinggi atau rendah
4. FD fan ( kipas tekan paksa ) trip
5. Nyala api ( pembakaran ) hilang
6. Aliran udara pembakaran rendah
7. Katup pengaman

Simple Inspiring Performing Phenomenal vii


2. MONITORING KUALITAS AIR DAN UAP

Air yang digunakan di PLTU harus memenuhi persyaratan. Adapun sampel


air yang diperiksa di labotarium PLTU berupa :
o Air kondensat
o Air penambah
o Air pengisi ketel
o Air ketel

Persyaratan kualitas air tergantung dari tekanan kerja Boiler, makin tinggi
tekanan kerja Boiler makin ketat persyaratan kualitas air.

2.1. Standar Air Kondensat

Untuk ketel bertekanan 170 Kg / cm2


pH = 9,2 – 9,5
Conductivity, SC = < 10 μ mho / cm
Conductivity, CC = < 0,3 μ mho / cm
Silica (SiO2) = < 0,02 ppm
Oksigen terlarut = < 0,015 ppm
Tembaga (Cu) = < 0,01
Besi = < 0,02

2.2. Standar Air Penambah

Untuk ketel bertekanan 170 Kg / cm2


pH =7
Conductivity = < 0,3 μ mho / cm
Silica (SiO2) = < 0,02

2.3. Standar Air Pengisi Ketel

a. Untuk ketel bertekanan 170 Kg / cm2


pH = 9,2 – 9,5
Conductivity, S C = < 10 μ mho / cm
Silica (SiO2) = < 0,02 ppm
Oksigen terlarut = < 0,007
Hydrazin (N2H4) = 0,03 – 0,05
b.Untuk ketel dengan tekanan 40, 60, dan 80 atm.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Tekanan Kerja (atm) 40 atm 60 atm 80 atm
Oksigen terlarut (ppm) < 0,02 < 0,02 < 0,02
Total besi (ppm) < 0,05 < 0,05 < 0,001
Total tembaga (ppm) < 0,01 < 0,01 < 0,005
0
pH pada 25 C (ppm) 8–9 8–9 8–9
Silika (ppm) < 0,02 < 0,02 < 0,02
Conduktivity ( μ s / cm ) < 1,0 < 0,5 < 0,3
Chlorida (Cl-) ppm - - -
Hydrazin (N2H4) ppm 0,01 – 0,01 – 0,01 –
0,03 0,03 0,03

2.4. Standar Air Ketel

a. Untuk ketel dengan tekanan 170 kg/ cm2


pH = 9,2 – 9,5
Conductivity, S C = < 20
Silica (SiO2) = < 0,185
Phospat (PO4) = < 0,007
Chlorida (Cl) = < 0,5

b. Untuk ketel dengan tekanan 40, 60 dan 80 atm

Tekanan Kerja (atm) 40 atm 60 atm 80 atm


Silika (ppm) - < 10 <4
Phospat (ppm) < 10 < 10 <3
Conduktivity ( μ s / cm ) - < 2500 < 1150
pH 9 – 10 9 – 10 9 – 10

Main steam : pH = 9,2 – 9,5


Conductivity, S C = < 10
Silica (SiO2) = < 0,015

Kriteria air atau kualitas air yang digunakan pada Pusat Listrik Tenaga Uap,
akan mempengaruhi umur unit dan keandalan unit PLTU.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Di bawah ini ditunjukkan akibat yang ditimbulkan karena tidak terpenuhinya
persyaratan kualitas air :

Tabel 1. Butir analisis air akibat tidak memenuhi persayaratan

NO BUTIR ANALISA DILUAR RENTANG STANDARD


TERLALU RENDAH TERLALU TINGGI
1. Silica- SiO2 dalam air uap Baik Cary over pengerakan sudu
turbin tekanan menengah
dan rendah.

Silica- SiO2 dalam air ketel Baik Pengerakan pipa ketel


Silica- SiO2 dalam air mentah Baik

2. Phosphate dalam air kecil Korosi pH rendah Foaming, pengerakan carry


over
3. pH dalam air pengisi, kondensat, Korosi Foaming, pengerakan carry
ketel over

4. Fe dalam air kondensat Baik Telah terjadi korosi

5. Cu dalam air kondensat Baik Telah terjadi korosi pada pipa


penukar kalor

6. Oksigen dalam air pengisi Baik Korosi oksigen

7. Carbon Dioksida (CO2) Baik Korosi karbon dioksida

8. Conduktivity air pengisi dan Korosi pH rendah (tidak - Pengerakan


kondensat terdapat sisa hidrasin) - Foaming
- Kebocoran
Conduktivity air ketel Korosi pH rendah (tidak condensor
terdapat sisa
- Pengerakan
Conduktivity air uap phosphate)
- Foaming
Baik - Carry Over

9. Kesadahan air ketel Baik (harus nol) - Carry Over


- Pengerakan di sisi
super Heater
- Korosi Chlorida
- Pengerakan
- Foaming
- Carry Over
10. Hydrazin dalam air pengisi Korosi Oksigen
Amonia attack pada pipa
yang terbuat dari tembaga

11. Amoniak dalam air kondensat pH rendah untuk PLTU

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


– PLTU yang Pemakaian amoniak tinggi
pengaturan pH-nya
dengan amoniak

12. Chlorida Baik


Korosi chloride Indikasi kebo-
coran kondensor

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Bab IV
PRINSIP KERJA BOILER

1. Prinsip kerja boiler

Boiler termasuk jenis mesin external combustion. Proses terbentuknya energi


panas hasil pembakaran bahan bakar untuk merubah air menjadi uap
superheat yang bertemperatur dan bertekanan tinggi

2. Fungsi boiler

Boiler berfungsi untuk merubah air menjadi uap superheat yang bertemperatur dan
bertekanan tinggi. Proses memproduksi uap ini disebut ‘Steam Raising” (Pembuat
Uap). Unit/alat yang digunakan untuk membuat uap disebut “Boiler” (Boiler) atau lebih
tepat “steam Generator” (Pembangkit Uap).

Klasifikasi Boiler secara umum dibagi dua yaitu, Boiler pipa api dan Boiler pipa air.
Jenis Boiler pipa api banyak digunakan oleh industri yang memerlukan tekanan uap
yang relatif rendah, misalnya pabrik-pabrik gula. Sedangkan jenis pipa air digunakan
oleh industri/pembangkit listrik yang memerlukan tekanan uap yang tinggi, misalnya
pada pusat-pusat listrik tenaga uap.

3. Jenis-jenis boiler

3.1. Boiler Pipa Api

Pada jenis Boiler pipa api, gas panas hasil pembakaran (flue gas) mengalir
melalui pipa-pipa yang dibagian luarnya diselimuti air sehingga terjadi
perpindahan panas dari gas panas ke air dan air berubah menjadi uap. Gambar
Boiler pipa api dapat dilihat pada gambar.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Gambar 1 Boiler Pipa Api
Keterbatasan dari boiler pipa api adalah tekanan uap tidak dapat dibuat terlampau
tinggi karena ketebalan drum akan sedemikian tebalnya sehingga tidak
menguntungkan. Boiler seperti ini banyak digunakan dipabrik-pabrik gula karena
tidak memerlukan tekanan uap yang tinggi.

3.2. Boiler Pipa Air

Pada boiler (Boiler) jenis ini, air berada didalam pipa sedangkan gas panas
berada diluar pipa. Boiler pipa air dapat beroperasi dengan tekanan sangat tinggi
(lebih dari 100 Bar). Gambar Boiler pipa air dapat dilihat pada gambar .

Gambar 2 Boiler Pipa Air

4. Boiler jenis Stoker

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Pada boiler Stocker pembakarannya ditempatkan diatas rantai seperti rantai tank
yang berjalan, serta bentuk-bentuk modifikasinya. Boiler jenis ini mempunyai
efisiensi antara 80% – 85%.

Gambar 3 Boiler Jenis Stoker

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Gambar 3 Pembakaran pada Chain Gate Boiler Jenis Stoker

5. Boiler Jenis Pulverizer

Boiler jenis pulverizer, sering disebut PC (Pulverizer Combustion) Boiler. Batu


bara ditepungkan terlebih dahulu kemudian disemprotkan ke ruang bakar
sehingga mengapung dan terbakar ditengah-tengah ruang bakar. Boiler jenis ini
mempunyai efisiensi sekitar 90%.

Gambar 4 Boiler Jenis Pulverizer

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


6. Boiler Jenis CFB

Boiler jenis Circulating Fludize Bed (CFB), boiler ini ukuran diameter batubaranya
sekitar 30 mm dan dilengkapi dengan cyclon diantara ruang bakar dan outlet
asapnya. Fungsi Cyclon untuk memisahkan (separator) gas untuk dibuang melalui
cerobong asap dan partikel yang tidak terbakar untuk dikembalikan ke ruang
bakar. Boiler jenis ini efisiensinya sekitar 92%.

Gambar 5 Boiler Jenis CFB

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


7. Boiler Jenis Super Critical

Boiler jenis Super Critical.. Air pengisi Boiler masuk ke Economizer menerima
pemanasan dari gas buang,selanjutnya dialirkan ke pipa pemanas di ruang bakar
(Furnace Water Wall) selanjutnya dialirkan ke sparator pemisah air/uap.
Air dialirkan ke Water Storage Tank yang selanjutnya dipompa oleh Boiler
Circutang pump untuk dialirkan ke Economizer bersamaan dengan Final
Feedwater.
Uap dialirkan ke low Superheater,selanjutnya ke Platen SH,ke Middle SH,ke Final
SH dan produk Main Steam ini untuk memutar HP Turbin.
Cold Reheat Steam dialirkan ke Horizontal Reheater,ke Vertical reheater,ke Hot
Reheater dan outputnya Hot Reheat Steam untuk memutar IP Turbin,IP Turbin
Exhaust Steam dialirkan untuk memutar LP Turbin

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Gambar 6 Boiler Jenis Super Critical (PLTU Adipala)

8. BAGIAN-BAGIAN BOILER DAN ALAT BANTUNYA

Gambar 7 Boiler dan Alat Bantunya

8.1. Ruang Bakar

Ruang bakar adalah bagian dari Boiler yang berfungsi untuk tempat
berlangsungnya proses pembakaran antara bahan bakar dan udara. Tekanan gas

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


panas yang berada didalam ruang bakar (Furnance) dapat lebih besar dari pada
tekanan udara luar (Tekanan ruang bakar positip) dan dapat juga bertekanan lebih
kecil dari tekanan udara luar (Tekanan ruang bakar negatif) atau bertekanan
seimbang (Balance Draught).

Tekanan Positif

Pada boiler dengan tekanan ruang bakar positif, udara luar dihembuskan masuk
kedalam ruang bakar dengan menggunakan forced draught fan (Kipas tekan
paksa), yang sekaligus mendorong gas panas hasil pembakaran ke arah
cerobong. Boiler dengan tekanan ruang bakar positif banyak digunakan oleh
Boiler dengan bahan bakar minyak.

Tekanan Negatif

Pada boiler dengan tekanan ruang bakar negatif, gas panas hasil pembakaran
dihisap oleh induced draught fan sekaligus menghisap udara luar masuk kedalam
ruang bakar. Gabungan dari kedua cara tersebut diatas diterapkan pada
balanced draught yang memiliki baik forced draught fan untuk mendorong udara
luar masuk kedalam boiler, maupun induced draught fan untuk menghisap gas
panas hasil pembakaran. Pada sistem balanced draught, tekanan ruang bakar
dibuat sedikit negatif yaitu sekitar - 10 mmWg (0,001 bar). Boiler dengan tekanan
ruang bakar negatif, jarang digunakan (kurang ekonomis). Sedangkan boiler
dengan tekanan balanced draught (seimbang) banyak digunakan oleh Boiler
dengan bahan bakar Batubara.

8.2. SOOT BLOWER (PEMBERSIH JELAGA)

Fungsi

Boiler-boiler modern dilengkapi dengan pembersih jelaga (sootblower) yang dapat


dioperasikan dari jarak jauh (remotely operated) dan dikendalikan secara
bergantian dan berurutan. Fungsi dari sootblower adalah untuk membersihkan
abu, debu atau jelaga yang menempel pada pipa-pipa Boiler, superheater,
Economizer dan pada elemen air heater. Tujuan dari pembersihan tersebut adalah
untuk menaikkan efisiensi dari boiler dan menghindari kerusakan pipa-pipa pada
bolier/superheater. Biasanya sootblower menggunakan uap untuk membersihkan
pipa-pipa boiler/superheater.

Uap yang digunakan untuk pembersihan abu biasanya diambil langsung dari
boiler, dari sisi keluar pemanas lanjut primer atau dari sisi masuk cold reheater,
namun uap dari boiler bantu (auxilary boiler) pun dapat digunakan. Tekanan uap

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


yang menuju kemasing-masing blower diturunkan seperlunya oleh plat-plat orifis
(orifice plate). Pada pusat pembangkit lain, udara bertekanan juga digunakan
sebagai media pembersih. Sistem sootblowing dengan udara bertekanan ini
memerlukan tambahan modal dan biaya untuk kompressor yang berkapasitas
besar.
Jenis dan Konstruksi

Jenis penempatan, ukuran dan tekanan serta frekuensi penggunaan sootblower


sangat bervariasi sesuai dengan disain boiler dan karakter deposit/endapannya .
secara umum , jenis-jenis utama dari sootblower yang digunakan seperti
diperlihatkan pada gambar, yaitu :
a. Blower-blower yang dapat ditarik (retractable gun blowers) dengan nozle jet
yang berlawanan untuk membersihkan pipa-pipa air ruang bakar.
b. Blower-blower yang dapat ditarik (retractable gun blowers) yang mempunyai
nozle jet tunggal untuk diarahkan pada susunan pipa-pipa boiler dan
superheater.
c. Blower-blower panjang yang dapat ditarik (long retractable lance blowers)
yang bergerak/bergeser diantara susunan pipa-pipa, dengan nozle berputar
dan mempunyai jet yang berlawanan untuk mengimbangkan gaya dorong.
Jenis inilah yang paling efektif, untuk pemanas lanjut pada boiler modern
sehingga memungkinkan mencapai sasaran yang lebar dengan
merata/sebanding.
d. Blower dengan nozzle jet banyak (multi jet tube blowers), digunakan untuk
zone temperatur yang lebih rendah seperti economizer dan air heater. Blower
tersebut tidak dapat ditarik (non-retractring) tetapi dapat berputar dan/atau
bergeser.
e. Sama dengan multi jet blower dengan nozzle jet yang dapat digunakan pada
posisi tetap untuk membersihkan lorong-lorong diantara pipa-pipa. Blower ini
hanya cocok untuk zone temperatur yang lebih rendah dan pada zone yang
deposit/endapannya ringan, oleh karena itu tidak perlu daya yang besar untuk
beberapa nozle kecil .

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Gambar 8 Jenis-jenis Sootblower

8.3. BURNER

Fungsi
Burner adalah alat yang dipakai untuk memasukkan bahan bakar kedalam ruang
bakar dan menghasilkan pengabutan yang memudahkan reaksi pembakaran

Jenis dan Konstruksi


Pada dasarnya ada tiga jenis pembakaran (burner) minyak dan ketiganya
menggunakan cara yang berbeda untuk mengatomisasikan minyak :
a. Mekanikal (atau tekanan)
b. Diatomisasikan dengan Uap
c. Diatomisasikan dengan udara

Pembakaran minyak dengan diatomosasikan secara mekanikal


Didalam pembakaran ini minyak diatomisasikan oleh tekanan yang didapat dari
pompa minyak. Minyak dengan tekanan yang sesuai melewati piringan
penyemprotan yang berisikan sejumlah jalur-jalur laluan tangensial untuk
selanjutnya minyak menuju ruang dipusat piringan. Disini minyak bergerak
memutar dengan kecepatan tinggi yang selanjutnya keluar melalui orifer dalam
bentuk kabut kerucut.
Dapat dilihat bahwa adanya perubahan tekanan minyak atau keausan orifice dan
jalur tangensial akan menyebabkan atomisasi minyak menjadi terganggu dan titik-
titik minyak akan banyak terpancar lewat burner. Gambar burner dengan
atomisasi mekanik dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Gambar 9 Burner minyak dengan Atomisasi Mekanik

Pembakaran minyak dengan diatomisasikan uap

Perubahan dengan atomisasi mekanikal akan mempunyai kerugian dimana beban


tidak dapat diubah-ubah karena perubahan tekanan minyak ini akan
mempengaruhi atomisasi. Pada pembakar minyak atomisasi uap perbandingan
mengecilkan (turn down ration) 10 : 1 dapat dicapai. Pada pembakaran ini
atomisasi dilakukan dengan tekanan uap. Uap diisikan kepusat tabung burner
pada tekanan 1,5 bar sampai 9 bar menuju piringan yang dilubangi dimana uap
ini bertemu minyak yang telah melewati ruang antara tabung uap dan tabung
diluarnya yang sepusat. Pada pembakaran jenis ini suhu minyak sebelum
memasuki tabung tidak perlu setinggi suhu minyak pada jenis atomisasi
mekanikal, karena minyak akan mendapat tambahan panas dalam perjalanannya
ketengah tabung. Kerugian jenis atomisasi ini adalah jumlah uap yang diperlukan
dapat mencapai ½ % dari seluruh penguapan total. Gambar burner dengan
atomisasi uap dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar

Gambar 10 Burner Minyak dengan Atomisasi Uap

Pembakaran dengan atomisasi udara

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Pada pembakar ini, atomisasi dilakukan dengan udara tekanan tinggi dengan cara
yang sama seperti halnya dengan uap. Pembakaran jenis ini tidak banyak
digunakan oleh perancang boiler sebab memerlukan penambahan compressor
udara yang mahal baik pemasangannya ataupun pemeliharaannya.

9. FAN-FAN

Penggunaan fan pada PLTU batubara lebih dari satu jenis, yaitu ID fan, FD fan,
PA fan dan ada pula yang dilengkapi dengan GR fan.

FD Fan berfungsi sebagai pemasok udara pembakaran kedalam ruang bakar


ID Fan berfungai menarik/mempertahankan tekanan di ruang bakar (Pengendali
tekanan ruang bakar)
GR Fan berfungsi menarik kembali sisa gas panas yang dikembalikan ke ruang
bakar, yang bertujuan meningkatkan efisiensi boiler.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Gambar 11 Fan

10. Air Heater


Adalah pemanas udara sehingga temperatur udara pembakaran dapat mencapai
+ 300oC menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna. Air heater terpasang
dari jenis elemen-elemen plat yang berfungsi mengambil panas dari gas bekas
dan kemudian ditransfer ke udara pembakaran (discharge FD Fan) dengan
mekanisme perpindahan panas konveksi. Lihat gambar.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Gambar 12 Air Heater

Gambar 13 Element Air Heater

11. SIRKULASI AIR DAN UAP


Air dipompakan kedalam boiler dengan menggunakan pompa air pengisi (Boiler
Feed Pump/BFP), melalui katup pengatur. Sebelum masuk kedalam boiler drum,
air dipanaskan terlebih dahulu di Low Pressure Heater juga dipanasi di High
Pressure Heater dan terakhir dipanasi di Economizer sehingga temperatur air
mendekati titik didihnya.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Dari dalam boiler drum air bersirkulasi melalui down comer dan riser sehingga
dengan adanya pemanasan dari ruang bakar terbentuklah uap air. Sirkulasi ini
dapat terjadi secara alami (natural circulation) ataupun sirkulasi yang dibantu
(assited circulation) dengan menggunakan pompa sirkulasi. Sirkulasi alami pada
Boiler dapat dilihat pada Gambar.

Gambar 14 Sirkulasi Air dan Uap di Boiler

Salah satu bagian dari boiler adalah down comer. Down comer ini berada diluar
ruang bakar, menghubungkan antara boiler drum dengan bagian bawah tube wall
(Riser). Down comer tidak mendapat pemanasan dari ruang bakar boiler. Karena
air didalam riser mendapat pemanasan dari ruang bakar maka akan timbul uap air.
Campuran air dan uap yang berada didalam riser berat jenisnya akan lebih kecil
dari pada air yang ada didalam down comer, karena air didalam down comer tidak

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


menerima pemanasan. Selanjutnya air dan uap yang ada didalam riser akan naik
sedangkan air yang ada didalam down comer akan turun. Dengan demikian
terjadilah sirkulasi air didalam boiler secara alami. Uap yang dihasilkan ditampung
didalam boiler drum kemudian dialirkan menuju turbin melewati superheater.
Komponen utama boiler dalam sirkulasi air adalah Ekonomiser, drum boiler,
heater, riser dan down comer.

3. Economizer

Economizer adalah Heat Exchanger (penukar kalor) yang dipasang pada saluran
air pengisi sebelum air masuk ke Boiler Drum . Konstruksi Economizer berupa
sekelompok pipa-pipa kecil yang disusun berlapis-lapis. Di bagian dalam pipa
mengalir air pengisi yang dipompakan oleh Boiler Feed Pump dan dibagian luar
pipa mengalir gas panas hasil pembakaran yang terjadi di ruang bakar. Karena
temperatur gas panas lebih tinggi dari temperatur air pengisi maka gas panas
menyerahkan panas kepada air pengisi sehingga temperatur air pengisi menjadi
naik dan diharapkan mendekati titik didihnya, tapi jangan melampaui titik didih
karena akan menyebabkan terbentuknya uap di dalam pipa Economizer dengan
akibat lebih lanjut terjadi overheating pada pipa tersebut.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


4. Boiler Drum

Boiler Drum adalah bejana tempat menampung air yang datang dari Economizer
dan uap hasil penguapan dari Tube Wall ( Riser). Kira-kira separoh dari drum
berisi air dan separohnya lagi berisi uap. Boiler Drum terbuat dari plat baja dilas
dan dilengkapi diantaranya :

a. Man hole.
b. Saluran menuju Superheater.
c. Saluran menuju Feedwater Inlet.
d. Saluran menuju Blow Down.
e. Saluran menuju Down Comer.
f. Saluran menuju Safety Valve.
g. Pipa injeksi bahan Kimia.
h. Pipa Sampling.
i. Pipa menuju alat ukur dan alat kontrol.

Seperti terlihat pada Gambar di bagian dalam Boiler Drum terdapat peralatan-
peralatan Screen dryer (pengering uap) dan Steam separator (pemisah uap).
Level air didalam drum harus dijaga agar selalu tetap kira-kira separoh dari tinggi
drum. Banyaknya air pengisi yang masuk ke dalam drum harus sebanding dengan
banyaknya uap yang meninggalkan drum, sehingga level air terjaga konstant.

Pengaturan level didalam Boiler Drum dilakukan dengan mengatur besarnya


pembukaan Flow Control Valve. Apabila level didalam air drum terlalu
rendah/tidak terkontrol akan menyebabkan terjadinya Overheating pada pipa-pipa
Boiler, sedangkan bila level drum terlalu tinggi, kemungkinan butir-butir air
terbawa ke turbin dan mengakibatkan kerusakan pada turbin. Untuk
mengamankannya pada boiler drum dipasang alarm untuk level high dan level
low serta trip untuk level very low dan very high.

Level air didalam boiler drum dapat dimonitor dengan menggunakan perlatan level
gauge/level indikator yang terdapat didekat boiler drum (lokal), atau dengan cara
remote (jarak jauh) di control room, juga dicatat pada level recorder.

Uap yang dihasilkan dari dalam tube wall (riser), terkumpul didalam boiler drum.
Uap akan mengalir ke arah puncak boiler drum melewati steam separator dan
screen dryer lalu keluar dari dalam drum dalam keadaan kering menuju separator
dan akhirnya ke turbin.

Butir-butir air yang terpisah dari uap akan jatuh dan bersirkulasi kembali bersama
air yang baru masuk.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


STEAM OUTLET
FEED WATER
DRYER INLET
SECONDARY
SEPARATOR

RISER
TUBES

BAFFLE
PRIMARYY
PLATES
SEPARATOR
DOWNCOMER

Gambar 15 Boiler Drum

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


5. STANDAR AIR PENGISI DAN AIR KETEL

12.

6. Header

Dari header air akan masuk ke tube wall (riser) untuk diubah menjadi uap dan
kembali ke Boiler. Header (low header) merupakan tempat penampungan air yang
berasal dari down comer.

7. Riser (Tube Wall) dan Down Comer

Didalam tube wall terdapat air yang bersirkulasi dari boiler drum melalui down
comer dan low header. Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran didalam
furnance sebagian diberikan kepada air yang ada didalam tube wall sehingga air
berubah menjadi uap.

Selain berfungsi untuk membuat air menjadi uap, tube wall juga mencegah
penyebaran panas dari dalam furnance ke udara luar dan untuk lebih menjamin
agar panas tersebut tidak terbuang ke udara luar melewati tube wall, maka dibalik
tube wall (arah udara luar) dipasang dinding isolasi yang terbuat dari mineral fiber.

8. Down Comer

Sedangkan pada down comer merupakan pipa yang berukuran besar,


menghubungkan bagian bawah boiler drum dengan lower header. Down comer
(pipa turun) tidak terkena panas secara langsung dari ruang bakar. Dan untuk
menghindari kerugian panas yang terbuang pada down comer, maka down comer
diberi isolasi.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


9. Superheater

Sirkulasi uap yang menuju ke superheater dapat dilihat pada gambar .

Gambar 16 Sirkulasi Uap Menuju Superheater

Aliran sirkulasi uap yang terjadi adalah sebagai berikut :


a. Uap jenuh dari steam drum dialirkan ke primary superheater. Primary
superheater terletak dibagian belakang dari Boiler dan menerima gas relatif
dingin. Pipa-pipa biasanya diatur dengan konfigurasi horizontal.
b. Uap yang dipanaskan ini selanjutnya mengalir ke secondary superheater
yang terletak pada bagian gas sangat panas. Sebagian dari superheater
terletak tepat diatas ruang bakar dan menerima panas radiasi langsung dari
ruang bakar. Kemudian dari secondary superheater, uap mengalir ke turbin
tekanan tinggi.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


10. Reheater

Sirkulasi uap yang menuju ke reheater dapat dilihat pada gambar .

Gambar 17 Sirkulasi Uap Reheater

Aliran uap reheat yang terjadi adalah sebagai berikut:


Uap superheat yang berasal dari turbin tekanan tinggi, kembali ke steam
generator (boiler), untuk mendapatkan panas dalam reheat, kemudian setelah
dipanaskan di reheat, uap tersebut mengalir ke turbin tekanan sedang.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


13. SISTEM BAHAN BAKAR

5.1. Bahan Bakar Minyak

Bahan bakar minyak di PLTU terdiri dari minyak residu dan minyak HSD.
Bahan bakar minyak dikirim ke PLTU dengan menggunakan :
a. Kapal
b. Tongkang
c. Kereta atau truk
d. Pipa
Pembongkaran minyak dari kapal dapat menggunakan pompa di kapal
(unloading pump) atau pompa didarat. Jumlah minyak yang dibongkar dapat
dilihat pada flow meter atau kenaikan level bunker. Tangki persedian (storage
tank) atau bunker adalah tempat menampung minyak dari kapal. Pada dermaga
(jetti) yang dapat disandari tanker dilengkapi dengan unloading arm sebagai
penghubung antara tanker ke pipa di darat. Tetapi bila dermaga (jetti) tidak dapat
disandari tanker karena ke dalaman airnya kurang, maka minyak dialirkan ke
bunker melalui pipa dalam laut, dan petugas PLTU harus mengecek ke tanker
tersebut. Pengiriman minyak dengan tongkang atau truk biasanya hanya untuk
minyak HSD yang jumlahnya lebih kecil dibanding residu. Minyak HSD dari
tongkang atau truk ditampung ditanki HSD yang berfungsi sebagai tangki
persediaan dan tanki harian sekaligus. Minyak residu (MFO) dari tanki persediaan
dipindah ke tanki harian (day tank) apabila akan digunakan untuk bahan bakar
PLTU lihat gambar.Tangki harian mempunyai kapasitas yang lebih kecil dibanding
tangki persediaan. Dalam kondisi sistem bahan bakar minyak beroperasi
sebagaian minyak akan kembali ke tangki harian untuk resirkulasi.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Gambar 18 Diagram Sistem Bahan Bakar Minyak

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Gambar 19 Sistem Transfer Bahan Bakar Minyak Residu

5.2. Bahan-Bakar Gas

Bahan-bahan gas dikirim ke PLTU dengan menggunakan pipa. Gas yang


digunakan adalah gas alam (natural gas). Gas dipompa langsung dari sumber
(sumur) gas setelah melalui header. Didalamn PLTU tidak disediakan tangki
penyimpan gas, tetapi dilengkapi dengan regulator pengatur tekanan dan
separator serta katup pengaman. Penggunaan gas biasanya secara kontinyu
sesuai perjanjian kontrak dengan pihak penyedia. Mesin yang dioperasikan
dengan bahan bakar gas pembakarannya tidak menghasilkan abu atau debu
sehingga pemeliharaan lebih mudah dan ringan.

5.3. Bahan Bakar Batubara

Bahan bakar batubara pada PLTU batubara adalah sebagai bahan bakar utama.
Persediaan batubara ditampung dilapangan terbuka (coal stock area) dan untuk

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


melayani kebutuhan pembakaran di boiler, batubara ditampung pada bunker (silo)
di tiap boiler.

Pemasokan batubara dari bunker ke burner ruang bakar dilakukan melalui coal
feeder, mill pulveriser, dan coal pipe.

Pengaturan dan pencatatan jumlah aliran batubara dilakukan dengan coal feeder.
Mill pulveriser berfungsi untuk menggerus batubara sehingga menjadi bubuk.
Sedang untuk membawa bubuk batubara ke burner, dihembuskan udara primer
ke mill. Udara primer dihasilkan oleh primary air fan (PAF) dan dipanaskan pada
pemanas udara primer sehingga cukup untuk mengringkan bubuk batubara.

3.6. SISTEM UDARA DAN GAS BUANG

Gambar 20 Sistem bahan bakar batubara

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Gambar 21 Mill Pulveriser

Gambar 22 Penempatan burner batubara pada ruang bakar

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


14. SISTEM UDARA PEMBAKARAN DAN GAS BUANG

Bersama sama dengan bahan bakar, udara berfungsi untuk menghasilkan


pembakaran. Fungsi lainnya adalah untuk mengatur bentuk nyala api, dan
sebagai pendingin.

Pada ketel batubara, udara dibedakan menjadi udara primer dan udara
sekunder. Udara primer berfungsi untuk mengeringkan dan membawa bubuk
batubara ke ruang bakar.

Sedangkan udara sekunder sebagai udara pembakaran. Proses pembakaran


menghasilkan produk utama berupa panas, hasil lainnya adalah gas dan abu.
Sebagian gas yang tidak dapat dimanfaatkan lagi di buang ke udara luar melalui
cerobong.

6.1. Sirkulasi Udara dan Gas

Udara pembakaran diambil dari atmosfier dengan menggunakan forced draft fan.
Pada ketel yang besar digunakan dua buah fan, masing-masing dengan
kapasitas 60% beban penuh. Pada ketel yang lebih kecil hanya menggunakan
satu fan dengan kemampuan 100 % beban. Udara dari FD fan dialirkan ke ruang
bakar melalui pemanas udara (air heater) dan windbox (Kotak udara), lihat
gambar .

Pengaturan aliran udara dilakukan dengan putaran bervariasi atau damper yang
dipasang pada sisi masuk FD fan. Udara dari FD fan dipanaskan didalam
pemanas udara dengan memanfaatkan gas buang. Sebelum memasuki ruang
bakar udara pembakaran yang telah panas ini di tampung dan didistribusikan oleh
wind box. Gas buang hasil pembakaran keluar dari ruang bakar menuju ke
cerobong dengan melalui bangku pipa-pipa superheater, reheater, ekonomiser, air
heater dan electrostatic precipitator dan induce draft fan (untuk ketel batubara),
lihat gambar.

Didalam mempersiapkan pengoperasian sistem udara dan gas maka

a. Semua damper pada saluran udara dan gas dalam keadaan terbuka
b. Air heater sudah dioperasikan
c. Damper ini sisi masuk fan dalam posisi menutup.

6.2. Penanganan Gas Buang

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Gas buang mengandung gas atau senyawa kimia yang bersifat menggangu
lingkungan dan abu atau debu.Untuk mengurangi pencemaran terhadap
lingkungan sekitar nya, maka cerobong dibuat tinggi. Gas yang terkandung dalam
gas buang antara lain adalah karbon dioksida, asam nitrogen dioksid, dan asam
sulfat.

Pada ketel batubara dilengkapi dengan electrostatic precipitator untuk menangkap


abu dalam gas buang, dan pada ketel minyak dipasang dust collector.

Gambar 23 Sirkulasi Udara dan Gas

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

You might also like