Professional Documents
Culture Documents
Naskah Drama Si Lancang Ok
Naskah Drama Si Lancang Ok
TOKOH :
LANCANG :
EMAK :
SAUDAGAR KAYA :
ISTRI :
ABK 1 :
ABK 2 :
PERAMPOK 1 :
PERAMPOK 2 :
Konon pada zaman dahulu hiduplah seorang wanita miskin dengan anak laki-laki
nya yang bernama si lancang dan anak perempuannya yang bernama siti . Mereka
bertiga tinggal di sebuah negeri bernama Kampar. Ayah si lancang telah lama
meninggal dunia. Ibu lancang bekerja menggarap ladang orang lain, sedangkan
lancang mengembala ternak tetangganya.
Lancang menemui ibunya untuk membicarakan kejenuhan nya, bahwa dia sudah
bosan hidup miskin. Dia mau merantau dan mengumpulkan uang agar kelak ia menjadi
orang kaya.
Lancang : emak…
Emak : Ya, ada apa Nak.
Lancang : Emak… Lancang sudah tidak tahan lagi hidup miskin seperti ini. Saya mau
pergi merantau Mak!
Siti : apa! Abang mau pergi merantau?
Emak : Kenapa kamu mau pergi merantau nak?
Siti : Iya bang, kenapa abang mau pergi merantau?
Lancang : Saya mau merubah nasib kita mak. Saya sudah tidak mau bekerja
sebagai pengembala yang membosankan itu!
Emak : Emak tidak ingin kamu pergi merantau Nak.
Lancang : Kenapa mak, tidak mengizinkan saya untuk pergi merantau?
Emak : Emak tidak mau kamu meninggalkan mak dengan adik kamu berdua
disini. Jika kamu disana, apa kamu tidak akan merindukan kami disini.
Siti : Ya bang, Siti juga tak ingin abang pergi merantau.
Lancang : Mak, Lancang tidak akan meningalkan mak dengan Siti disini sendiri.
Setelah Lancang menjadi orang kaya, Lancang pasti akan kembali untuk
menjemput mak dan Siti disini.
Siti : Bang, tolong jangan pergi!
Lancang : tidak Siti, abang harus tetap pergi. Mak tolong izinkan Lancang untuk pergi
merantau ya mak.
Emak : Baiklah jika itu demi kebaikan kita semua. Emak restui engkau pergi lancang,
tapi ingat jangan engkau lupakan emak dan siti.
Keesokan harinya…
Lancang : Mak, Lancang pamit… doakan Lancang ya mak…
Emak : Iya Lancang, emak pasti akan mendoakan kau selalu.
Lancang : Mak, Lancang pegi dulu ya.
Assalamualaikum.
Mak & siti : Waalaikumsalam.
Emak : Hati hati ya nak.
Lancang : Ya mak.
Setelah menikah bertahun tahun, mereka berdua belum dikaruniai seorang anak.
Suatu hari Aminah terlihat sedih, karena ia sudah tidak tau lagi apa yang harus dia
lakukan agar dia bisa memiliki keturunan. Suatu hari si Lancang mengajak istrinya
untuk berlibur untuk menghibur istrinya.
Sejak berangkat dari pelabuhan, seluruh keluarga lancang berpesta pora untuk
merayakan liburan mereka dan menghibur istrinya yang. Hingga akhirnya kapal si
lancang yang megah merapat di Sungai Kampar, kampung halaman si lancang.
ABK 1 : Hoi …! kita sudah sampai!
Abk 2 : Tuan kita sudah sampai di Andalas
Aminah : Abang ayolah kita kesana. (sambil menarik tangan lancang)
Di pelabuhan, Ucup melihat ada sebuah kapal yang sangat megah dan mewah.
Tanpa sengaja Ucup melihat Si Lancang di kapal tersebut. Lalu ia hendak memberi
kabar ke Emak nya si lancang bahwasanya Lancang sudah pulang.
Ucup : Lancang! Apa benar itu si Lancang? (sambil mengusap-ngusap matanya dengan
tidak percaya)
Ya itu benar si Lancang.
Saya harus bilang ke Emak nya, dia sudah menunggunya sangat lama.
Sesampainya dirumah, wanita malang itu mengambil lesung dan nyiru pusaka.
Dia memutar-mutar lesug itu dan mengipasinya dengan nyiru.
Emak : (sambil berdoa) ya tuhanku. Si lancang telah kulahirkan dan kubesarkan
dengan air susuku. Namun setelah kaya, dia tidak mengakui diriku sebagai emaknya.
Ya tuhan, tunjukkan padanya kekuasaan-mu.
Dalam sekejap tiba-tiba angin topan berhembus dengan dahsyat. Petir
menggelegar menyambar kapal si Lancang. Gelombang sungai Kampar menghantam
kapal Si Lancang hingga hancur berkeping-keping. Semua orang diatas kapal itu
berteriak kebingungan.
ABK 2 : Akh! Ada apa dengan kapal ni?!
ABK 1 : Ya la, ada apa ini?
Lancang : Emaaak… ampuni Lancang, mak. Lancang menyesal.
Emaaak… maafkan saya mak…
Emaaak…
Namun malapetaka tak dapat dielakkan lagi. Si Lancang dan kedua istri dan
anak buah nya tenggelam bersama kapal megah itu. Barang- barang yang ada di kapal
Lancang berhamburan dihempas badai. Kain sutra yang dibawa Lancang di dalam
kapalnya melayang-layang. Kain itu lalu berlipat dan bertumpuk menjadi negeri Lipat
Kain yang terletak di Kampar Kiri.
Sejak peristiwa itu, masyarakat Kampar meyakini bahwa meluapnya sungai
Kampar bukan saja disebabkan oleh tingginya curah hujan, tetapi juga disebabkan oleh
munculnya tiang kapal si Lancang di di permukaan danau, itu pertanda akan terjadinya
banjir disungai kampar. Banjir itulah air mata nya si lancang yang menyesali
perbuatannya karena telah durhaka pada emaknya.
Selesai.