Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

SD SEKOLAH ALAM BOGOR


Muatan Pembelajaran : BAHASA INDONESIA
Kelas/Semester : 6 / Genap
Pembelajaran ke- :2
Alokasi Waktu : 2x30 menit

1. Materi Pembelajaran: Teks Fiksi Dan Nonfiksi


2. Model Pembelajaran: Discussion, Problem Solving
3. Tujuan Pembelajaran
 Peserta didik mampu menjelaskan pengertian teks fiksi dan nonfiksi
 Peserta didik dapat menjelaskan ciri-ciri teks fiksi dan nonfiksi
 Peserta didik mampu menyebutkan perbedaan teks fiksi dan nonfiksi
 Peserta didik mampu menyebutkan contoh dari teks fiksi dan nonfiksi
Kata kunci: Teks Fiksi dan Nonfiksi
4. Sumber Materi Ajar, Alat dan Bahan
 Sumber Materi : Teks bacaan, Buku ESPS, Internet
 Alat dan Bahan : Papan tulis, Spidol
5. Sarana dan Prasarana
 Ruang Kelas

6. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan Uraian Waktu
Awal -Peserta didik dan guru bersama-sama membuka kegiatan 5 menit
dengan do’a (Communicative, Religious)
- Guru mengecek kehadiran siswa
- Melakukan kegiatan literasi dan penguatan karakter
(Hardworking)
- Guru menstimulus peserta didik dengan pertanyaan pemantik
atau inti (Critical Thinking, Communicative) • Apa yang
dimaksud dengan teks fiksi dan nonfiksi? • Apa saja ciri-ciri teks
fiksi dan nonfiksi? • Apa perbedaan dari teks fiksi dan nonfiksi? •
Apa saja contoh teks fiksi dan nonfiksi?
-Peserta didik menyampaikan materi yang akan dipelajari
(Critical Thinking, Communicative)
-Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan rincian kegiatan
dengan bahasa sederhana (Literate, Communicative)
Inti -Guru menjelaskan mengenai pengertian teks fiksi dan nonfiksi, 50 menit
ciri-ciri teks fiksi dan nonfiksi, dan contoh teks fiksi dan nonfiksi
(Communicative, Hardworking)
-Peserta didik merespon pertanyaan yang diajukan guru dengan
menjawabnya meskipun belum tepat (Critical Thinking,
Communicative)
-Peserta didik menyimak materi yang dijelaskan oleh guru
tentang pengertian teks fiksi dan nonfiksi, ciri-ciri teks fiksi dan
nonfiksi, dan contoh teks fiksi dan nonfiksi (Communicative)
-Peserta didik menyimak materi yang disampaikan oleh guru
mengenai teks fiksi dan nonfiksi, ciri-ciri teks fiksi dan nonfiksi,
dan contoh teks fiksi dan nonfiksi (Communicative)
-Peserta didik menulis materi mengenai teks fiksi dan nonfiksi,
ciri-ciri teks fiksi dan nonfiksi, dan contoh teks fiksi dan nonfiksi
(Critical Thinking)
-Peserta didik diskusi membuat mindmap mengenai teks fiksi
dan nonfiksi dari teks bacaan yang sudah disediakan
(Hardworking)
-Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
(Communicative)
Penutup -Peserta didik membuat kesimpulan materi yang mereka pelajari 5 menit
(Critical Thinking, Communicative)
-Peserta didik melakukan refleksi kegiatan dengan menjawab
pertanyaan secara lisan (Communicative)
-Guru memberikan umpan balik, seperti: memberikan
catatan/note kepada peserta didik, menunjukkan kesalahan
yang dilakukan oleh peserta didik saat membuat mindmap dan
mempresentasikan hasil diskusi mengenai teks fiksi dan nonfiksi

7. Penilaian
 Tugas

 Rubrik PenilaianSikap

SIKAP Sudah berkembang (SB) B (berkembang) PB (perlu bantuan)

Mandiri Peserta didik mampu Peserta didik cukup Peserta didik belum
mengidentifikasi dan mampu mengidentifikasi mampu mengidentifikasi
menggambarkan dan menggambarkan dan menggambarkan
kemampuan, kemampuan, prestasi, kemampuan, prestasi,
prestasi, dan dan ketertarikannya dan ketertarikannya
ketertarikannya secara subjektif secara subjektif
secara subjektif
Peserta didik cukup mampu Peserta didik belum mampu
Peserta didik mampu melaksanakan kegiatan melaksanakan kegiatan
melaksanakan kegiatan belajar di kelas dan belajar di kelas dan
belajar di kelas dan menyelesaikan tugas- menyelesaikan tugas-
menyelesaikan tugas- tugas tugas dalam waktu yang tugas dalam waktu yang
dalam waktu yang telah telah disepakati. telah disepakati.
disepakati.

 Rubrik Penilaian Pengetahuan


4 3 2 1

Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta


mengetahui teks mampu mampu didik
fiksi dan nonfiksi, menjelaskan menyebutkan mampu
ciri-ciri teks fiksi pengertian teks contoh teks menjelaskan
dan nonfiksi, dan fiksi dan nonfiksi fiksi dan pengertian
contoh teks fiksi dan ciri-ciri teks nonfiksi teks fiksi
dan nonfiksi fiksi dan nonfiksi dan nonfiksi

 Rubrik Penilaian Keterampilan


4 3 2 1

Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik


mampu menjelaskan mampu mampu mampu
dan menuliskan menuliskan mengidentifikasi menjelaskan
mengenai teks fiksi perbedaan ciri-ciri teks fiksi pengertian teks
dan nonfiksi, bagian mengenai teks dan nonfiksi fiksi dan
ciri-ciri teks fiksi dan fiksi dan nonfiksi nonfiksi
nonfiksi, dan contoh
teks fiksi dan
nonfiksi pada
paragraf yang dibuat

8. Remedial dan Pengayaan Pembelajaran


 Remedial
Peserta didik yang belum memenuhi KKTP diberikan pembelajaran ulang melalui
video pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
materi
 Pengayaan Pembelajaran
Melakukan pengayaan terhadap peserta didik yang memiliki penguasaan diatas
teman-temanya dengan melakukan pendalaman materi
9. Referensi :
 Erlangga Straight Point Series (ESPS), Bahasa Indonesia

Bogor, 9 Januari 2023

Mengetahui,
Leader Program SD Guru Kelas

Sutin STP, M.Pd Sri Rohaeti., S.M.


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Nilai

Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA


Nama :
Sekolah Alam Bogor Kelas : 6 (………………….)
Buatlah mindmap dari teks fiksi dan non fiksi berikut! (teks fiksi: mindmap berisi
nama tokoh, alur, dan latar sedangkan teks nonfiksi: mindmap berisi nama
peristiwa kejadian, tanggal kejadian, dampak kejadian)

A. Teks Fiksi

Jalan Telah Terbuka


Masa menjelang kenaikan kelas adalah masa yang amat menyenangkan bagi murid-
murid. Ulangan umum sudah selesai, suasana di sekolah santai. Tinggal menantikan hari
pembagian rapor yang menentukan kenaikan kelas. Sesudah itu, libur panjang, oh senangnya.
Ada anak yang sudah merencanakan bertamasya ke luar kota ataupun ke luar negeri. Ada yang
ingin menghabiskan waktu untuk mengerjakan hobi. Seperti si Mila yang ingin membuat
permadani dari benang wol. Atau Guno yang ingin mengerjakan prakarya dari tripleks
sepuasanya. Bagi Wardana, libur besar nanti mempunyai arti khusus. Ia akan naik ke kelas 6
SD. Libur ini akan diisinya dengan mencari uang. Pamannya, Mang Inang bekerja sebagai kuli
bangunan di sebuah kantor. Kantor itu akan merenovasi ruangan di lantai 2. Wardana boleh ikut
membantu. Upahnya Rp25.000 sehari dan ia diberi makan siang.
War, demikian nama panggilannya, sudah membayangkan bahwa selesai liburan, ia
akan mempunyai uang kira-kira Rp750.000. Ia akan membeli sebuah payung besar. Payung itu
untuk disewakan pada orang-orang di pertokoan yang membutuhkannya. Ibunya juga perlu
modal untuk membuat kue cucur. Sisa upah akan ia belikan buku pelajaran untuknya sendiri
dan adiknya, Wirya. Nah pada hari pertama liburan, pagi-pagi sekali War sudah berangkat ke
rumah pamannya. Mang Inang sedang minum kopi dan menikmati pisang goreng. Bibinya
menyambut dan membuatkan teh manis.
"Rajin sekali kamu, War!" kata Mang Inang.
"Pegawai baru harus rajin, Mang!" jawab War. Semua tertawa.
Kemudian Mang Inang dan War berangkat ke kantor. War diperkenalkan pada Pak Rudi,
pimpinan proyek.
"Kecil amat. Kelas berapa si War, Mang Inang?" tanya Pak Rudi.
"Kelas 5, Pak!" jawab Mang Inang.
"Baru naik kelas 6, Pak. Walaupun kecil saya kuat dan rajin!" kata War. Pak Rudi dan Mang
Inang tertawa.
War pun mulai bekerja. Mang Inang dan kawan-kawannya membongkar sekat-sekat
kayu sehingga ruangan lantai dua yang tadinya terdiri dari kamar-kamar menjadi ruangan luas.
War membantu mengangkut kayu-kayu dan ubin-ubin bongkaran ke gudang di lantai satu.
"Kriiing!" pukul setengah 12 bel berdering. Waktu istirahat telah tiba. War diajak makan di
sebuah warung.
"Kamu pesan saja satu macam lauk, satu macam sayur, dan tahu atau tempe. Jangan pesan
daging sapi, daging ayam, dan ikan sekaligus. Setiap kali makan pilih salah satu!" pesan Mang
Inang.
War makan dengan nikmat. Setelah selesai makan, War mau ke atas untuk bekerja lagi.
"Istirahat saja dulu. Tunggu bel berbunyi baru masuk lagi!" kata kawan-kawannya. Tapi War
mengatakan ingin melihat-lihat halaman kantor.
Di halaman kantor, sebuah mobil masuk. Seorang bapak keluar dari mobil. Ia membawa
sebuah tas kantor dan sebuah bungkusan plastik besar.
"Pak, boleh saya bantu bawakan?" tanya War dengan sopan sambil menunjuk bungkusan
plastik itu.
"Kamu siapa?" tanya bapak itu.
"Saya War, keponakan Mang Inang. Saya membantu proyek bangunan di lantai dua," jawab
War dengan jelas.
"Oh, baiklah kalau begitu!" Bapak itu menyerahkan bungkusan plastik. War membawa
bungkusan tersebut, lalu mengikuti bapak itu. Mereka masuk ke sebuah ruangan.
"Terima kasih, ya!" kata bapak itu.
War pun kembali bekerja. Sekali-kali Pak Rudi datang dan mengamati kerja mereka
serta memberi petunjuk.
Tak terasa 10 hari kemudian, hujan turun mendadak. War melihat banyak karyawan
yang turun dari mobil atau kendaraan lain dalam kondisi kehujanan. Banyak yang tidak
menyangka akan turun hujan.
"Pak Rudi apakah ada payung? Saya songsong bapak-bapak dan ibu-ibu yang tidak membawa
payung supaya tidak kena hujan!" kata War,
Pak Rudi meminjamkan payung. Para karyawan sangat senang. Ada karyawan yang
berkata, "Pak Rudi, hebat juga, nih, anak buahnya!"
Pak Rudi senyum gembira. Mulai hari itu banyak karyawan yang mengenal War.
Kemudian beberapa dari mereka lantas ada yang membawakan baju bekas dan ada pula yang
memberikan kue kepada War. War juga suka membantu mereka. Kadang-kadang karyawan
yang di atas menitipkan sesuatu untuk karyawan yang bekerja di lantai 1 dan sebaliknya.
Setelah bekerja 3 minggu, War dan Mang Inang dipanggil Pak Rudi.
"War, kamu sudah bekerja dengan baik. Sikapmu juga sopan dan suka menolong. Seminggu
lagi proyek ini selesai. Bagaimana kalau kamu seterusnya membantu di sini? Mang Inang
sudah memberitahu kalau sekolahmu masuk siang. Kamu bisa bekerja dari pukul 7 hingga set
12 siang. Begitu bel istirahat berbunyi, kamu boleh pulang dan bersiap-siap ke sekolah.
Tugasmu mengantarkan surat dari satu bagian ke bagian lain dan pekerjaan-pekerjaan
kecil lainnya, misalnya mengelap jendela, membuang sampah, dan sebagainya." Pak Rudi
menjelaskan.
"Mau, Pak Rudi, terima kasih!" kata War. Hatinya berbunga-bunga.
Sore itu, War pulang dengan amat gembira. Ia bisa membayar uang sekolahnya sendiri
dan masih bisa menabung setiap bulan. Jalan sudah terbuka baginya. Satu hal yang tidak
disadari War adalah bahwa keberuntungan ini diawali oleh sikapnya yang rajin, sopan, dan
suka menolong.

Sumber: Cerita Manis Majalah Bobo (2016) karya Hadi Pranoto


MINDMAP
B. Teks Nonfiksi
Tsunami Aceh, Bencana Alam Terbesar & Memori Kelam Tahun 2004
Tsunami Aceh adalah salah satu bencana terbesar di Indonesia. Tsunami Aceh
terjadi pada 26 Desember 2004. Gelombang tsunami menyapu pesisir Aceh pasca
gempa dangkal berkekuatan Magnitudo 9,3 yang terjadi di dasar Samudera Hindia.
Gempa yang terjadi, bahkan disebut para ahli sebagai gempa terbesar ke-5 yang
pernah ada dalam sejarah.
Kejadian itu terjadi pada hari Minggu, hari yang semestinya bisa digunakan oleh
masyarakat untuk beristirahat, berkumpul bersama keluarga, dan menikmati libur akhir
pekan bersama. Tapi tidak dengan Minggu saat itu, masyarakat justru harus
berhadapan dengan alam yang tengah menunjukkan kekuatannya, sungguh kuat.
Mengutip DW (Deutsche Welle-red: media Jerman) (23/12/2014), tsunami Aceh
didahului gempa yang terjadi pada pukul 07.59 WIB. Tidak lama setelah itu, muncul
gelombang tsunami yang diperkirakan memiliki ketinggian 30 meter, dengan kecepatan
mencapai 100 meter per detik, atau 360 kilometer per jam. Gelombang besar nan kuat
ini tidak hanya menghanyutkan warga, binatang ternak, menghancurkan pemukiman
bahkan satu wilayah, namun juga berhasil menyeret sebuah kapal ke tengah daratan.
Kapal itu ialah Kapal PLTD Apung, kapal dengan panjang 63 meter dan berat 2.600 ton
yang terseret hingga 5 kilometer dari kawasan perairan ke tengah daratan.
Sehari setelah kejadian, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bencana
alam tsunami Aceh ini sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi.
Total nilai kerugian akibat bencanan ditaksir menyentuh angka US$4,5 miliar kala itu.
Sejak saat itu, bantuan internasional pun berdatangan untuk menolong masyarakat yang
terkena bencana tsunami Aceh. Termasuk pesawat militer dari Jerman hingga kapal
induk milik Amerika Serikat didatangkan ke lokasi bencana. Selang beberapa hari dan
proses pencarian korban terus digencarkan, PBB pada 4 januari 2005, mengeluarkan
taksiran awal bahwa jumlah korban tewas akibat tsunami Aceh sangat mungkin melebihi
angka 200.000 jiwa. Berdasarkan Harian Kompas (26/12/2020), jumlah korban dari
peristiwa alam tsunami Aceh tersebut disebut mencapai 230.000 jiwa. Jumlah itu bukan
hanya datang dari Indonesia sebagai negara terdampak paling parah, namun juga dari
negara-negara lain yang turut mengalami bencana ini.
Mengutip juga pada arsip pemberitaan Harian Kompas (27/12/2004), gempa dan
tsunami di Minggu pagi itu tidak hanya menimpa wilayah Aceh dan Sumatera Utara, tapi
juga wilayah negara lain yang terletak di kawasan Teluk Bengali, mulai dari India, Sri
Lanka, hingga Thailand. Sementara di Aceh, bencana tsunami yang menghantam begitu
kerasnya ini memutuskan semua jaringan listrik juga komunikasi di sana. Sehingga
kondisi benar-benar darurat.
Awalnya ratusan orang sudah ditemukan meninggal, tidak tahu lagi ada berapa
banyak yang hilang akibat tersapu gelombang, tertimpa reruntuhan, dan sebagainya.
Warga yang masih selamat pun kehilangan tempat tinggalnya, jumlahnya bukan hanya
ratusan, tapi ratusan ribu, mereka harus hidup di lokasi pengungsian. Bencana ini
sontak menjadi bencana nasional dan menjadi pemberitaan utama media hingga
beberapa bulan setelahnya. Presiden ke-6, Soesilo Bambang Yudhoyono bahkan
menetapkan 3 hari berkabung sebagai bentuk simpati negara dan bangsa Indonesia
pada bencana yang melanda. Dengan banyaknya bantuan dan perhatian pada wilayah
terdampak bencana tsunami Aceh, baik yang datang dari Tanah Air maupun dunia
internasional, Aceh perlahan kembali tertata. Tidak hanya secara infrastruktur dan
bangunan, namun juga perekonomian, juga psikologis masyarakatnya.
Di Aceh, pada tahun 2009 didirikan sebuah museum untuk mengenang kejadian pilu
itu. Museum itu adalah Museum Tsunami Aceh yang terletak di Kota Banda Aceh.
Arsitek dari museum tersebut adalah Ridwan Kamil yang saat ini menjabat Gubernur
Jawa Barat. Di dalam museum tsunami Aceh tersebut, terdapat beragam diorama yang
menggambarkan peristiwa, juga daftar nama mereka yang menjadi korbannya. Museum
ini bukan hanya menjadi situs untuk mengenang keganasan gempa dan tsunami di Aceh
26 Desember 2004, namun juga menjadi pusat pembelajaran dan pendidikan
kebencanaan bagi masyarakat.
Tsunami yang terjadi di Aceh bisa saja di terjadi di wilayah lain di Indonesia. Di
Indonesia, lembaga yang berwenang memberikan peringatan tsunami adalah Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Untuk meminimalisir jumlah korban,
setiap warga negara perlu mengetahui cara menyelematkan diri dari tsunami. Mengutip
Buku Saku Tangkap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), berikut adalah 10 cara menyelamatkan diri saat
terjadi tsunami: waspada gempa susulan, pergi ke tempat lebih tinggi, segera jauhi
pantai jika ada peringatan bahaya tsunami dari pihak berwenang, waspada gelombang
susulan, selalu pantau informasi, tidak kembali ke rumah terlebih dahulu hingga
dikatakan aman, bertahan di tempat evakuasi, tidak melewati jembatan, segera
tinggalkan kendaraan dan evakuasi diri dengan jalan kaki, dan jika berada di kapal atau
perahu yang sedang berlayar, segera tutup layar dan hindari wilayah pelabuhan.
Kini 18 tahun berlalu dari peristiwa gempa bumi dan gelombang Tsunami Aceh
pada 26 Desember 2004. Dari peristiwa tersebut memberikan pelajaran berharga bagi
kita umat manusia untuk senantiasa menjaga alam dan mendekatkan diri pada Sang
Pencipta.

Sumber: dikutip dan disesuaikan dari nasional.kontan.co.id

MINDMAP

You might also like