Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

PERBEDAAN KANDUNGAN E.

COLI DAGING AYAM DI PASAR TRADISIONAL


KEPUTRAN SELATAN DAN PASAR SWALAYAN ‘X’ KOTA SURABAYA

THE DIFFERENCE OF E.COLI CONTENT IN THE CHICKEN MEAT IN THE


SOUTH KEPUTRAN TRADITIONAL MARKET AND SUPERMARKET ' X ' OF
SURABAYA CITY

Athalla Permana1, R. Bambang W1


1
Departemen Gizi Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
Alamat Korespondensi: Athalla Permana
E-mail : athalla.permana@gmail.com

ABSTRACT
Hygiene and sanitation practices in chicken influenced Eschericia coli bacterial contamination in food. A Study
conducted by Sasmita and Juwita mentioned that there was positively E.coli content in chicken meat in
supermarket. Thus, the purpose of this study was to assess the difference of E.Coli content in chicken meat and
personal hygiene of food handler. It was an observational study with cross sectional approach. The population of
this study included traditional market sellers and supermarkets. The sample of this study consisted of 14 samples
of chicken meat in which 7 samples came from the South Keputran traditional market and other 7 samples came
from Supermarket ‘X’. Moreover, 7 traditional market sellers and 2 supermarkets were involved to be examined.
Variables of the study were E.coli content in chicken meat from Traditional Market of South Keputran and
Supermarket ‘X’ and personal hygiene. Samples of chicken meat was done by accidental sampling. Data were
collected through interview and observation, whereas the difference of E-Coli content was analyzed using
statistical test. The results of this study indicated that one of chicken meat samples positively contained E.Coli
bacteria, and no significant differences of the E.coli content were found on the chicken meat samples from both
the Traditional Market of South Keputran and Supermarket ‘X’. The suggestion that can be given to Supermarket
‘X’ seller is to control and pay close attention to the sanitation process from suppliers to retails.

Keywords: chicken meat, Eschericia coli, personal hygiene, traditional market and supermarket

ABSTRAK
Penerapan higiene dan sanitasi yang baik dalam pedagang ayam memengaruhi kandungan bakteri Eschericia Coli
dalam daging ayam. Penelitian yang dilakukan oleh Sasmita dan Juwita menyebutkan bahwa terdapat kandungan
E.coli pada daging ayam di pasar swalayan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perbedaan kandungan E.coli
pada daging ayam dan higiene perorangan penjamah makanan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional
dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah pedagang Pasar Tradisional keputran Selatan
dan Pasar Swalayan ‘X’. Sampel penelitian ini berjumlah 14 daging ayam yang dibagi menjadi 7 dari Pasar
Tradisional Keputran Selatan dan 7 di Pasar Swalayan ‘X’. Jumlah pedagang yang diteliti untuk pasar tradisional
berjumlah 7 orang dan pasar swalayan berjumlah 2 orang. Variabel penelitian ini yaitu kandungan E.coli pada
daging ayam di Pasar Tradisional Keputran Selatan dan Pasar Swalayan ‘X’ dan higiene perorangan. Pengambilan
sampel daging ayam dilakukan secara accidental sampling. Penelitian dilakukan dengan cara wawancara dan
observasi, untuk perbedaan kandungan E.coli dianalisis menggunakan uji statistik. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat satu sampel daging ayam yang positif mengandung bakteri E.coli, dan tidak ada
perbedaan yang signifikan pada kandungan E.coli daging ayam di Pasar Tradisional Keputran Selatan dan Pasar
Swalayan ‘X’. Saran yang dapat diberikan kepada pedagang di pasar Swalayan ‘X’ untuk lebih memerhatikan dan
mengontrol proses sanitasi baik dari penyuplai hingga proses siap jual.

Kata Kunci: daging ayam, Eschericia coli, higiene perorangan, pasar tradisional dan pasar swalayan

PENDAHULUAN makan adalah masuknya kalori atau bahan-


bahan lain yang diperlukan oleh tubuh
Pangan merupakan salah satu untuk menunjang proses kehidupan. Fungsi
kebutuhan pokok manusia untuk tetap dapat lain dari makan yaitu sebagai pertumbuhan,
bertahan hidup. Secara umum, definisi pemeliharaan, dan perbaikan sel-sel tubuh

©2019 IJPH. License doi: 10.20473/ijph.vl14il.2019.24-36 Received 25 October 2018, received in revised form
20 February 2019, Accepted 21 February 2019, Published online: July 2019
Athalla Permana dan R. Bambang W, Perbedaan Kandungan E.Coli Daging... 25

serta dapat meningkatkan kekebalan tubuh selama pengolahan, dan menjaga kualitas
manusia. Daging ayam merupakan bahan produk kesehatan masyarakat di seluruh
pangan yang kaya gizi dan merupakan dunia. Bakteri E.coli pada daging
sumber protein hewani berkualitas tinggi. merupakan salah satu indikator sanitasi
Daging ayam mengandung protein, dan pada makanan yang berasal dari
gizi-gizi lain yang penting dibutuhkan oleh hewan/produk hewani. Selama proses
tubuh seperti lemak, karbohidrat, vitamin, seperti pengolahan, pengemasan,
mineral, dan air (Almatsier, 2009). transportasi, penyiapan penyimpanan dan
Escherichia coli atau disebut E.coli penyajian tidak menuntut kemungkinan
terdapat secara normal dalam alat-alat yang dapat timbul daging ayam terpapar
pencernaan manusia dan hewan. Menurut mikroba penyebab infeksi. Menurut
Kurniasih (2015) Bakteri E.coli dapat Kurniasih (2015) menyatakan bahwa
berpindah karena adanya kegiatan seperti bakteri E.coli sering digunakan sebagai
dari tangan ke mulut dan atau dengan indikator kontaminasi tinja pada makanan,
pemindahan pasif lewat minuman. Bakteri termasuk pada daging ayam broiler. Hal ini
E.coli dalam usus besar akan bersifat dikarenakan belum adanya perlakuan
patogen apabila jumlahnya berlebih dari khusus Rumah Pemotongan Umum (RPU)
jumlah normalnya. Selain itu, bakteri E.coli tidak ada perlakuan khusus pada proses
berbahaya apabila hidup di luar usus seperti penanganan daging yang akan
misal pada saluran kemih manusia yang didistribusikan, seperti daging ayam dicuci
kemudian akan menyebabkan peradangan terlebih dahulu sebelum dipotong-potong.
selaput lendir (Ara, 2016). Beberapa penelitian yang dilakukan
Pencemaran merupakan keberadaan seperti di Pekanbaru (Juwita, 2014), dan di
sesuatu organisme atau zat yang berbahaya Denpasar (Sasmita, 2014) menyatakan
atau tidak diharapkan dalam makanan atau bahwa terdapat kandungan bakteri E.coli
minuman yang akan berisiko menimbulkan pada daging ayam di pasar swalayan.
penyakit atau perasaan tidak nyaman atau Penelitian yang dilakukan oleh Sasmita
kerusakan makanan (Fitri,2012). (2014) menggunakan media EMBA (Eosin
Menurut Bhunia (2008) Metylene Blue Agar) didapatkan bahwa
menyebutkan bahwa salah satu sumber E.coli yang ada pada daging ayam yang
utama pencemaran bakteri E.coli pada dijual di pasar swalayan di kota Pekanbaru
daging unggas ialah kontaminasi feses melebihi Standar Nasional Indonesia (SNI),
manusia atau hewan pada proses sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
pemotongan. Pencemaran E.coli dapat Juwita (2014) terhadap daging ayam
terjadi melalui tangan, telenan pisau, dan mentah dan daging ayam giling menyatakan
alat masak lainnya, maupun lingkungan. bahwa bakteri E.coli terdapat pada pasar
Pencemaran silang sering terjadi ketika modern.
makanan mentah bersentuhan dengan Departemen Kesehatan menyatakan
makanan yang mempunyai risiko tinggi, bahwa kualitas makanan baik secara
cairan dari makanan mentah yang kontak bakteriologis, kimiawi dan fisik harus
dengan makanan yang mempunyai risiko selalu diperhatikan karena keberadaan
tinggi atau pencemaran tidak langsung, bakteri patogen E.coli dalam sumber air
bakteri yang terbawa dari tangan atau atau makanan merupakan indikasi pasti
peralatan makan dari makanan yang semula terkontaminasi feses manusia.
mentah ke makanan yang mempunyai risiko Gejala yang sering ditimbulkan oleh
tinggi atau kontaminasi tidak langsung bakteri E.coli adalah diare. Menurut Ishaqi
(Fitri, 2012) (2013). Diare dapat menyebabkan
Bakteri E. coli telah digunakan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
dalam produk unggas untuk menilai sehingga terjadi gangguan irama pada
keamanan mikrobiologis, kondisi sanitasi jantung maupun pendarahan pada otak.
26 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 14, No 1 Juli 2019:25-36

Penyakit lain yang ditimbulkan oleh Tradisional Keputran Selatan dan Pasar
cemaran E.coli selain diare antara lain Swalayan ‘X’ serta menganalisis
infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis, kandungan E.coli daging ayam di kedua
gangguan sistem pencernaan, gangguan tempat tersebut.
sistem pada ginjal, gangguan sistem pada
ginjal, serangan jantung/stroke, dan tekanan METODE PENELITIAN
darah tinggi.
Daging ayam yang beredar di pasar Rancang bangun penelitian ini
baik tradisional maupun modern yang merupakan penelitian observasional, yaitu
belum memenuhi kriteria mutu yang baik dengan melakukan pengamatan terhadap
akan mudah menyebabkan penyakit karena variabel tanpa memberikan perlakuan.
terkontaminasi oleh bakteri baik secara Berdasarkan waktu pelaksanaannya,
langsung maupun tidak langsung sehingga penelitian ini dilakukan dengan desain
mengakibatkan keracunan makanan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan
Faktor yang membedakan antara pada bulan Juli tahun 2017. Lokasi
pasar tradisional dan pasar modern adalah penelitian ini dilaksanakan di Pasar
sanitasi pada alur proses daging ayam. Tradisional Keputran Selatan dan Pasar
Penjualan daging ayam di pasar tradisional Swalayan ‘X’. Variabel penelitian ini yaitu
dijual dengan keadaan terbuka (tanpa kandungan E.coli pada daging ayam di
penutup) serta diletakkan begitu saja di Pasar Tradisional Keputran Selatan dan
meja tanpa adanya pengaturan suhu serta Pasar Swalayan ‘X’ dan higiene
mengesampingkan aspek kebersihan perorangan.
produk yang dijualnya. Daging ayam yang Populasi penelitian ini adalah
dijual di pasar swalayan dijual dengan pedagang ayam di Pasar Tradisional
keadaan tertutup dengan menggunakan Keputran Selatan dan Pasar Swalayan ‘X’.
pengemas dan dijajakan dengan Penentuan jumlah sampel yang hendak
memerhatikan suhu rak pemajangan yang diambil peneliti menggunakan interval
biasanya diletakkan di showcase. jumlah bakteri E.coli terendah dan tertinggi
Higiene perorangan merupakan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
salah satu faktor yang menentukan sanitasi Juwita, et al (2015) yang berjudul “Jumlah
suatu individu yang perlu diperhatikan Bakteri Coliform dan Deteksi E.coli Pada
untuk mencegah terjadinya penyebaran Daging Ayam di Pekanbaru dengan proses
penyakit melalui makanan. Untuk pengambilan sampel yaitu membeli daging
menghasilkan kualitas makanan yang baik ayam mentah dan daging ayam giling di 3
salah satunya adalah dengan pasar tradisional dan 3 pasar modern.
memperhatikan higiene sanitasi makanan Teknik pengambilan data primer
yang berupa sikap bersih dan konsistensi dilakukan dengan cara wawancara dan
dalam menjaga sikap bersih perilaku observasi penjamah makanan/pedagang
penjamah makanan agar makanan tidak ayam berjumlah 7 orang untuk Pasar
tercemar bakteri, seperti E.coli. Tradisional Keputran Selatan dan 2
Pengelolaan makanan yang tidak higienis pedagang untuk Pasar Swalayan.
dapat menyebabkan gangguan kesehatan Pengambilan sampel daging ayam
bagi konsumen. Makanan yang berkualitas dilakukan secara accidental sampling
buruk dapat diketahui dari 2 hal yaitu dengan mengikuti arahan dari petugas pasar
mengandung komponen beracun seperti yang bersangkutan. Variabel observasi yang
logam berat, bahan kimiawi, dan hendak diteliti adalah higiene perorangan
terkontaminasi mikroorganisme patogen dan sanitasi peralatan yang meliputi
seperti E.coli. Tujuan dari penelitian ini kesehatan pedagang, penggunaan
adalah menilai higiene perorangan, sanitasi perlengkapan standar, perilaku mencuci
peralatan pedagang ayam di Pasar tangan dan perilaku baik lainnya. Lama
Athalla Permana dan R. Bambang W, Perbedaan Kandungan E.Coli Daging... 27

observasi pedagang kurang lebih 15 menit mengandung E.coli yang terdapat di salah
dan pengambilan data penelitian dilakukan satu Pasar Swalayan ‘X’.
selama 1 minggu. Daging ayam yang telah Selain itu, kesehatan pedagang juga
diambil dibungkus dalam plastik dan menjadi salah satu faktor penting dalam
dimasukkan kedalam kotak es atau coolbox pengelolaan daging ayam untuk
untuk diperiksa kandungan E.coli di menghindari adanya kontaminasi bakteri
Laboratorium Gizi oleh laboran E.coli pada daging ayam. Gambaran hasil
bersertifikat di Fakultas Kesehatan penelitian mengenai kesehatan pedagang
Masyarakat Universitas Airlangga. ayam digambarkan pada Tabel 2.
Berdasarkan hasil penelitian
HASIL menunjukkan bahwa dari total 9 pedagang,
baik di Pasar Tradisional keputran Selatan
Berdasarkan hasil observasi dan maupun Pasar Swalayan ‘X’ 100%
wawancara yang telah dilakukan dapat memiliki keadaan umum sehat saat bekerja
digambarkan melalui gambaran perbedaan dengan baik. Sedangkan untuk pedagang
kandungan bakteri E.coli, gambaran yang rutin memeriksa kesehatan dengan
kesehatan pedagang ayam, penggunaan check up kesehatan minimal setahun sekali
perlengkapan standar pedagang ayam, pada pedagang di Pasar Tradisional
perilaku mencuci tangan pedagang, dan keputran Selatan hanya terdapat 5 pedagang
perilaku baik lainnya. Selain itu, data saja, sementara 2 lainnya tidak rutin
penelitian disesuaikan dengan standar dan memeriksakan kesehatan, untuk pedagang
aturan yang berlaku. di Pasar Swalayan ‘X’ semuanya rutin
Berdasarkan tabel dibawah memeriksakan kesehatan tahunan.
didapatkan hasil dari analisis menggunakan
chi-square sebesar P=0,10 yang dimana Tabel 2. Distribusi Kesehatan Pedagang
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan Ayam Pasar Tradisional
yang signifikan pada kandungan E.coli Keputran Selatan dan Pasar
daging ayam di Pasar Tradisional Keputran Swalayan ‘X’
Selatan dan Pasar Swalayan ‘X’. Pasar
Hasil penelitian ini disajikan dalam Pasar
Tradisional
beberapa tabel berikut ini : Swalaya
Keputran
n ‘X’
Selatan
Tabel 1. Perbedaan Kandungan E.coli Kesehatan
Daging Ayam Pedagang Ya
Ayam Tidak Ya Tidak
Kandungan E.coli Keadaa
Total P n umum
Negatif Positif 7 2
A sehat 0 0
(%) (%) 100% 100%
saat
Pasar bekerja
7 0
Tradis 7 Rutin
100% 0%
ional memeri
Pasar 0,10 ksa
6 1 kesehat
Swala 7 2
85,7% 14,3% an 5 2
yan B 28,5 0
(check 71,5% 100%
Total 13 1 14 %
up)
Selain itu, berdasarkan hasil uji minimal
kandungan E.coli yang telah dilakukan 2 kali
sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat setahun
satu sampel daging ayam yang positif
28 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 14, No 1 Juli 2019:25-36

Tabel 3. Distribusi Penggunaan Pasar


Pasar
Perlengkapan Standar Tradisional
Swalayan
Pedagang Ayam di Pasar Keputran
‘X’
Tradisional Keputran Selatan
Selatan dan Pasar setelah 100% 100
bekerja %
Swalayan ‘X’
Mencuci 7 0 2 0
Pasar tangan 100% 100
Tradisional Pasar setelah %
Keputran Swalayan ‘X’ dari
Selatan WC/kamar
Penggunaa mandi
n Tida Mencuci 4 3 2 0
Ya Ya Tidak
Perlengkap k tangan 57,1% 42,9 100
an Standar dengan air % %
Menggunak dan sabun
7 2
an pakaian 0 0
khusus saat 100% 100% Tabel 5. Distribusi Perilaku baik Lainnya
bekerja
Pedagang ayam di Pasar
2
Menggunak 7 Tradisional Keputran Selatan dan
an sepatu 0 100 0 Pasar Swalayan ‘X’
100%
boots %
Pasar
Menggunak Pasar
7 2 Tradisional
an 0 0 Keputran Swalayan ‘X’
masker/pen 100% 100% Selatan
utup Perilaku
Menggunak 7 2 Tida Tida
Baik Ya Ya
an 100 0 100 0 k k
apron/cele Lainnya
mek % %
Tidak 7 0 2 0
Menggunak 7 2 meroko
an penutup 0 0 100 100
100% 100% k saat
kepala bekerja % %
Tidak 0 7 2 0
Tabel 4. Distribusi Perilaku Mencuci
makan/
Tangan Pedagang Ayam di 100 100
minum
Pasar Tradisional Keputran saat % %
Selatan dan Pasar Swalayan ‘X’ bekerja
Tidak 3 4 1 1
Pasar menyent
Pasar 42,9 57,1
Tradisional uh
Swalayan
Keputran bagian % %
‘X’
Selatan muka
Perilaku dan
Tida Tida
Mencuci Ya Ya telinga
k k
Tangan saat
Mencuci 5 2 2 0 bekerja
tangan 71,5% 28,5 100 Tidak 4 3 2 0
sebelum bersin/b
% % 57,1 42,9 100
bekerja atuk di
Mencuci 7 0 2 0 hadapan % % %
tangan produk
Athalla Permana dan R. Bambang W, Perbedaan Kandungan E.Coli Daging... 29

Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat Selatan menyentuh muka maupun telinga


diketahui bahwa baik semua pedagang di dan bersin atau batuk di hadapan produk
pasar swalayan maupun Pasar Tradisional saat bekerja namun hasil wawancara
Keputran Selatan tidak mengenakan memperlihatkan bahwa hanya terdapat 1
pakaian khusus saat bekerja, namun pedagang swalayan yang menyentuh muka
kesemua pedagang Pasar Swalayan ‘X’ dan atau telinga.
mengenakan sepatu bot. Tidak ada
pedagang pasar swalayan maupun pasar PEMBAHASAN
tradisional menggunakan masker/penutup E.coli
hidung, namun semuanya menggunakan
Berdasarkan hasil penelitian ini
celemek, begitu juga pada penggunaan
ditemukan bahwa terdapat 1 sampel yang
penutup kepala baik pada pedagang di Pasar
positif E.coli yaitu 1 sampel di pasar
Swalayan ‘X’ maupun Pasar Tradisional
swalayan, banyak faktor yang
Keputran Selatan tidak mengenakan
menyebabkan kontaminasi E.coli seperti
penutup kepala.
pada saat proses pemotongan di RPU,
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa 5
distribusi, hingga pengolahan produk saat
responden yaitu pedagang ayam di Pasar
di pasar. Namun, adanya cemaran bakteri
Tradisional Keputran Selatan mencuci
E.coli kemungkinan besar terjadi pada saat
tangannya sebelum bekerja, dan semua
proses distribusi, maupun pada saat
pedagang ayam di Pasar Tradisional
penanganaan di pasar. Salah satu cara
Keputran Selatan yang berjumlah 2 orang
menekan pertumbuhan mikroorganisme
mencuci tangannya secara rutin sebelum
E.coli adalah dengan menerapkan sistem
bekerja. Terdapat 4 responden yaitu
rantai dingin (cold chain system) yang
pedagang di Pasar Tradisional Keputran
artinya daging harus disimpan pada suhu
Selatan yang mencuci tangan dengan air
kurang dari 5oC. Kontaminasi dapat terjadi
mengalir dan sabun sedangkan sisanya
juga melalui pemakaian air dari sanitasi
tidak rutin mencuci tangannnya dengan
yang kurang baik dari proses pmotongan,
menggunakan air mengalir dan sabun, dari
pengolahan, dan penyimpanan yang dapat
hasil pengamatan diketahui bahwa ketiga
meningkatkan jumlah cemaran mikroba di
pedagang ini mencuci tangannya pada
dalam daging ayam (Astalia, 2014).
baskom yang telah diisi air yang kemudian
Kontaminasi E.coli daging melalui air dapat
air dalam baskom tersebut tidak
diperoleh dari proses pencucian saat berada
dibuang/diganti, dan untuk semua pedagang
di Rumah Pemotongan Umum (RPU).
di pasar swalayan rutin mencuci tangannya
Cemaran E.coli juga dapat diperoleh dari air
menggunakan sabun dan air mengalir.
yang digunakan saat melakukan proses
Pada Tabel 5 menyajikan tabel
pencucian di pasar swalayan. Penelitian
perilaku baik lainnya yang meliputi
yang dilakukan oleh Sasmita (2014)
perilaku tidak merokok, tidak bersin, dan
mengemukakan bahwa daging ayam yang
sebagainya yang dilakukan oleh pedagang
dijual di 4 pasar swalayan berbeda melebihi
baik di pasar tradisional maupun Pasar
batas Standar Nasional Indonesia (SNI)
Swalayan ‘X’. Hal ini berkaitan dengan
yang ditetapkan.
adanya kontaminasi bakteri maupun virus
Penelitian lain yang sejalan yang
ataupun asap rokok pada daging ayam.
menunjukkan terdapatnya kandungan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
E.coli pada daging ayam di pasar swalayan
diketahui bahwa sebanyak 9 pedagang tidak
adalah penelitian yang dilakukan oleh
merokok saat bekerja, namun semua
Juwita et al (2014). Dalam penelitian ini
pedagang di Pasar Tradisional Keputran
ditunjukkan bahwa pasar swalayan positif
Selatan melakukan aktivitas makan dan
mengandung E.coli.
minum selama bekerja. Sebagian dari
Menurut hasil analisis penghitungan
pedagang di Pasar Tradisional keputran
metode Most Probable Number (MPN)
30 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 14, No 1 Juli 2019:25-36

yang dilakukan oleh Juwita et al (2014) lebih 100oC. Terdapat faktor lain yang turut
menunjukkan bahwa bakteri coliform pada andil dalam meningkatkan pertumbuhan
daging ayam di pasar swalayan lebih tinggi dan aktivitas mikroorganisme bakteri E.coli
daripada daging ayam yang terdapat di adalah suhu, tersedianya oksigen, dan kadar
pasar tradisional. Daging ayam yang dijual air yang terdapat pada daging. Sel yang
di pasar swalayan kebanyakan disimpan terdapat dalam daging mentah terus
pada suhu dingin atau chilled dan disimpan mengalami proses kehidupan, sehingga di
dengan wadah/plastik. Faktor yang dapat dalamnya masih terjadi reaksi metabolisme.
memengaruhi pertumbuhan bakteri E.coli Kecepatan reaksi metabolisme tergantung
pada daging ayam yang dijual di pasar pada suhu penyimpanan. Semakin rendah
swalayan antara lain lamanya waktu suhu semakin lambat proses tersebut
pemotongan daging dan jarak antara daging berlangsung dan semakin lama daging
ayam disimpan hingga dibeli konsumen dapat disimpan (Suprayogo, 2014).
turut memengaruhi jumlah kandungan Bakteri E.coli merupakan salah satu
bakteri. Bakteri E.coli yang telah bakteri yang termasuk ke dalam agen
mengontaminasi daging ayam yang dijual patogen dari foodborne illness karena
di pasar swalayan dapat tumbuh dan beberapa galur E.coli bersifat patogenik
berkembang biak selama waktu baik pada manusia maupun hewan.
penyimpanan berlangsung. Sedangkan pada Penelitian yang dilakukan oleh Setiowati
daging ayam yang dijual di pasar tradisional (2009) menunjukkan bahwa cemaran E.coli
setelah ayam disembelih, dibersihkan, pada daging ayam di DKI Jakarta
dipotong, yang kemudian langsung dijual menunjukkan peningkatan yang signifikan
ke konsumen pada saat itu juga. mulai dari tahun 2006 hingga 2009.
Menurut Ishaqi (2013) Suhu terbaik dalam menyimpan
menyebutkan bahwa penerapan Hazard daging menurut standar HACCP yaitu di
Analysis Critical Control Point (HACCP) bawah 5oC, karena 5-60oC merupakan area
terdapat beberapa hal yang perlu dengan zona bahaya (danger zone) yang
diperhatikan dalam pemotongan daging dimana perkembangbiakan bakteri pada
ayam untuk meminimalisir penyebaran suhu tersebut tumbuh subur. Namun dengan
bakteri patogen seperti E.coli pencabutan penempatan suhu yang ideal belum bisa
bulu/picking, pencucian/washing, menjamin daging ayam terbebas dari
pemotongan, hingga pencucian akhir. Bulu kontaminasi bakteri E.coli. Faktor yang
ayam merupakan salah satu yang dapat perlu diperhatikan sebelum daging
meningkatkan kontaminasi karena bulu diletakkan di rak penjualan (showcase)
ayam dapat terkena feses dari ayam tersebut adalah proses penanganan daging ayam
yang dimana feses itu mengandung bakteri sejak proses distribusi dari kendaraan
E.coli. hingga sampai di ritel/pasar swalayan.
Pendapat yang dikemukakan oleh Banyak titik kritis yang dapat menyebabkan
Setiowati (2009) menyatakan bahwa daging ayam terkontaminasi E.coli seperti
kemungkinan daging ayam terpapar pada pencucian daging ayam, pemotongan,
mikroba penyebab infeksi atau intoksikasi hingga proses penyimpanan. Proses
dapat terjadi, baik selama proses penanganan yang kurang baik dapat
pengolahan, pengemasan, transportasi, menyebabkan produk daging
penyiapan, penyimpanan, dan penyajian. terkontaminasi mikroba. Penelitian yang
Penelitian yang dilakukan oleh Mailia dilakukan Permana (2017) menyatakan
(2015) menyatakan bahwa pada suhu kamar bahwa terdapat perbedaan perlakuan daging
yang berkisar 28-30oC konsentrasi bakteri ayam baik dari pedagang pasar tradisional
E.coli terlihat tumbuh secara signifikan dan dan pasar swalayan, berdasarkan penelitian
bakteri E.coli sendiri tidak tahan pada yang dilakukan didapat hasil bahwa daging
pemanasan dan akan mati pada suhu kurang ayam yang dijual di pasar tradisional tidak
Athalla Permana dan R. Bambang W, Perbedaan Kandungan E.Coli Daging... 31

mengandung E.coli karena daging ayam tradisional tidak mengenakan pakaian


yang dijual di pasar tradisional telah diberi khusus saat bekerja, mereka menggunakan
formalin sehingga bakteri E.coli tidak dapat pakaian yang sama ketika berangkat dari
tumbuh dan berkembang biak. rumah. Tidak ditemukannya pedagang yang
mengenakan sepatu bot pada saat bekerja di
Kesehatan Pedagang Ayam pasar tradisional keputran selatan. Sepatu
bot digunakan untuk mencegah
Penjamah makanan/food handler
terjangkitnya kutu air pada kaki. Semua
merupakan sumber utama kontaminasi
pedagang di pasar tradisional Keputran
makanan (Romanda, 2016). Pedagang
Selatan dan Pasar Swalayan ‘X’
ayam harus senantiasa dalam keadaan sehat
menggunakan apron/celemek, namun tidak
dalam bekerja agar produktivitas kerja tetap
satupun yang menggunakan penutup
terjaga dengan maksimal dan
kepala. Penutup kepala yang dianjurkan
meminimalisir penyebaran kuman penyakit
adalah menutupi seluruh rambut, namun
ke produk jualan. Secara keseluruhan baik
tetap dipastikan ada ruang yang memadai
pedagang di Pasar Tradisional Keputran
untuk kenyamanan pemakaian. Pekerjaan
Selatan maupun Pasar Swalayan ‘X’ terlihat
sebagai pedagang ayam secara tidak
dalam keadaan sehat saat bekerja dan
langsung berhubungan dengan limbah dan
melakukan check up rutin setahun sekali.
kotoran ayam. Feses merupakan salah satu
Menurut pengamatan dan hasil wawancara
sumber penularan penyakit tercepat karena
tidak terdapat satu pun pedagang yang sakit.
terdapat banyak bakteri di dalamnya
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)
(Ishaqi, 2013).
01-6160-1999 setiap karyawan harus sehat
Penelitian yang dilakukan oleh
dan rutin setahun sekali diperiksa
Erawati (2008) menunjukkan bahwa
kesehatannya. Menurut Direktorat
sebagian besar penjamah makanan tidak
Kesmavet dan Pascapanen (2010)
mengenakan perlengkapan pakaian kerja.
menyatakan bahwa pekerja penjamah
Penelitian yang dilakukan oleh Zulfa (2011)
makanan harus sehat, tidak menderita
menyatakan bahwa sebagian besar
penyakit menular (Salmonellosis, TBC,
pedagang di Pasar Johar Semarang tidak
hepatitis, penyakit kulit di tangan, diare,
mengenakan penutup rambut, hal ini bisa
muntah, demam, dan sakit yang disertai
menimbulkan kontaminasi silang apabila
demam).
rambut dibiarkan dalam proses memasak.
Kontaminasi bahan pangan baik
Saat bekerja, penjamah makanan harus
terjadi melalui kontaminasi silang, dan
memakai penutup kepala untuk mencegah
inhalasi. Pengetahuan merupakan tonggak
masuknya rambut ke makanan, dan
utama dalam membentuk tindakan
menyerap keringat di dahi. Rambut yang
seseorang, pengetahuan yang baik akan
kotor akan menimbulkan rasa gatal pada
pentingnya menjaga kesehatan dan perilaku
kulit kepala sehingga mendorong untuk
sehat (Astuti, 2013).
menggaruk yang menyebabkan kotoran,
Higiene perorangan merupakan
ketombe jatuh ke dalam makanan yang
kunci kesuksesan dalam pengolahan
kemudian dapat mengontaminasi makanan
makanan sehingga daging yang dihasilkan
(Khuswataningrum, 2015). Dalam
dapat memenuhi keriteria aman, sehat,
menunjang praktik higiene perorangan
utuh, dan halal. Oleh karena itu, pedagang
yang baik diperlukan fasilitas yang
harus memerhatikan hygiene perorangan
mendukung seperti tersedianya
untuk mencegah kontaminasi silang (Indah,
kelengkapan pakaian kerja yang meliputi
2015).
seragam, apron/celemek, penutup kepala,
masker, dan sarung tangan (Romanda,
Penggunaan Perlengkapan Standar
2016).
Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara semua pedagang di pasar
32 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 14, No 1 Juli 2019:25-36

Perilaku Mencuci Tangan masih belum memiliki kesadaran untuk


mencuci tangan yang baik dan benar
Pedagang di pasar tradisional
padahal perilaku mencuci tangan sebelum
maupun pasar swalayan telah mencuci
menangani makanan merupakan perilaku
tangan baik sebelum dan sesudah bekerja,
yang sangat penting.
berdasarkan wawacara dan observasi
Mencuci tangan dengan baik dan
ditemukan 2 pedagang di pasar tradisional.
benar efektif dalam mengurangi risiko
Terdapat pedagang di pasar tradisional tidak
kontaminasi bakteri patogen. Mencuci
mencuci dengan air mengalir dan sabun, hal
tangan dengan sabun dan air mengalir dapat
ini dikarenakan kurangnya sarana mencuci
menurunkan angka keberadaan bakteri
tangan yang memadai seperti kesediaan
sebesar 8% (Burton,2011), kemudian
kran air, sebagian dari mereka mencuci
penelitian yang dilakukan oleh Mwambete
tangan di baskom yang diisi air dan setelah
(2011) mengemukakan bahwa sabun cuci
pemakaian tidak langsung dibuang. Salah
tangan yang banyak beredar mengandung
satu persyaratan pekerja adalah mencuci
bahan aktif triclosan yang efektif berfungsi
tangan sebelum/sesudah bekerja, setelah
sebagai anti mikroba.
keluar dari kamar mandi, setelah
Sikap dan kebiasaan baik yang
bersin/batuk (Direktorat Kesmavet dan
mendukung terciptanya higiene perorangan
Pascapanen, 2010).
dapat ditanamkan dan diperbaharui secara
Penelitian yang dilakukan oleh
terus-menerus melalui serangkaian
Romanda (2016) menyatakan bahwa
pemberian pelatihan, kursus, dapat pula
terdapat hubungan yang signifikan antara
pemasangan poster maupun gambar yang
higiene perorangan penjamah makanan
berhubungan dengan kebersihan diri pada
dengan keberadaan E.coli pada makanan.
lingkungan kerja (Purnawijayanti, 2001).
Penelitian lain yang menyatakan terdapat
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
hubungan bermakna antara higiene
kesadaran akan pentingnya hygiene
perorangan pedagang dengan keberadaan
perorangan.
E.coli adalah penelitian yang dilakukan
Penelitian yang dilakukan oleh
oleh Zulfa (2016).
Hermastuti (2006) menyatakan bahwa
Pengolahan makanan dan kesehatan
terdapat hubungan antara hygiene
mempunyai pengaruh besar pada mutu
perorangan penjamah dengan keberadaan
produk yang disajikannya, yang dimana hal
bakteri E.coli. Selain itu, terdapat pula
ini perlu mendapat perhatian khusus.
hubungan yang signifikan antara kebiasaan
Penjamah makanan merupakan sumber
mencuci tangan baik sebelum bekerja
utama kontaminasi makanan, media
maupun setelah bekerja, dan mencuci
kontaminasi dapat melalui tangan, mulut,
tangan dengan sabun dan tanpa
rambut, dan kulit. Kebersihan tangan
menggunakan sabun dengan peningkatan
penjamah makanan perlu diperhatikan
kualitas bakteri (Cahyaningsih, 2009).
seperti kuku yang panjang dan kotor harus
Menurut CDC (Centers for Disease
segera dibersihkan. Selain itu, diperhatikan
Control and Prevention) tahun 2016
pula kebersihan perorangan lainnya seperti
terdapat langkah mencuci tangan yang baik
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun
dan benar yaitu pertama basahi tangan
sebelum menyentuh produk.
dengan air mengalir (baik air hangat
Menurut Puspita (2013) kebiasaan
maupun air dingin) lalu gosokkan sabun
mencuci tangan sebelum menangani
secara merata ke seluruh permukaan
makanan bertujuan untuk membantu
tangan, kuku sampai siku selama 20 detik
memperkecil risiko terjadi kontaminasi
selanjutnya dibilas dengan air bersih
bakteri dari tangan ke makanan.
mengalir, kemudian keringkan tangan
Ketidaktahuan mungkin menjadi salah satu
dengan handuk bersih atau tisu sekali pakai
faktor mengapa hygiene perorangan pada
(disposable).
penjamah makanan masih buruk, mereka
Athalla Permana dan R. Bambang W, Perbedaan Kandungan E.Coli Daging... 33

Perilaku Baik Lainnya hendaknya diperhatikan, dalam menjaga


kebersihan dan kesehatan hendaknya
Penjamah makanan hendaknya
menggunakan alas kaki yang aman, lembut,
dapat menjaga kebersihan dirinya dengan
dan nyaman. Jenis alas kaki yang dipakai
baik, Penelitian yang dilakukan oleh
dapat memengaruhi masalah kaki dan kuku.
Lambrechts dkk (2014) menyatakan bahwa
Menjaga kebersihan kaki merupakan hal
penjamah makanan merupakan vektor
mutlak, mencuci kaki dapat dilakukan
penyebaran penyakit bawaan makanan.
setelah beraktivitas atau saat kaki terlihat
Oleh karena itu, higiene perorangan dapat
kotor dan sebelum pergi tidur.
tercapai apabila tertanam pentingnya
Hal lain yang harus dihindari dari
menjaga kesehatan dan kebersihan diri oleh
kebiasaan tidak sehat dalam menangani
masing-masing penjamah makanan
makanan adalah berbicara menghadap
sehingga menghasilkan mutu pangan yang
makanan. Hal ini dapat terjadi tanpa sadar
baik dan berkualitas. Hasil penelitian
atau tanpa sepengetahuan penjamah
menunjukkan semua responden
makanan ketika berbicara tidak sengaja
menyatakan tidak merokok pada saat
cipratan air liur dari mulut dapat masuk ke
bekerja, namun semua responden di pasar
produk/makanan, sehingga kebiasaan tidak
tradisional makan dan minum selama
sehat tersebut harus diperhatikan secara
bekerja. Sebagian besar penjamah makanan
betul oleh penjamah makanan.
di pasar tradisional menyentuh bagian muka
Penelitian ini tidak luput dari
dan telinga mereka dengan alasan gatal
keterbatasan seperti tidak ditelitinya proses
yang diakibatkan gigitan nyamuk,
distribusi daging ayam baik dari penyuplai
kemudian terdapat beberapa pedagang yang
utama, hingga proses distribusi ke pasar
bersin/batuk di hadapan produk dengan
yang bersangkutan. Keterbatasan lain yang
alasan mereka spontan/tidak sempat
terdapat dalam penelitian ini meliputi juga
melakukan itu dan lupa memalingkan wajah
tidak ditelitinya peternakan atau penyuplai
dari hadapan produk.
ayam baik di Pasar Tradisional Keputran
Menurut Direktorat Kesmavet dan
Selatan maupun Pasar Swalayan ‘X’ yang
Pascapanen, 2010 pekerja harus
mungkin memengaruhi kualitas ayam itu
mengenakan pakaian yang bersih,
sendiri dan faktor waktu dari penyuplai
menghindari perilaku yang buruk seperti
hingga sampai di retail yang turut
merokok, meludah sembarangan,
memengaruhi kontaminasi E.coli kemudian
batuk/bersin di hadapan produk,
keterbatasan lain seperti yang berhubungan
memasukkan jari ke dalam mulut, maupun
dengan kontaminasi bakteri seperti jarak
menggigit kuku, kemudian menanggalkan
antara kran air dengan stan penjual, dan
perhiasan, tidak diperkenankan
kualitas air cucian belum diteliti.
menggunakan make up secara berlebihan
serta tidak menyentuh wajah, hidung,
SIMPULAN
telinga pada saat bekerja.
Membersihkan kuku merupakan
Kesimpulan dari penelitian ini
salah satu aspek penting dalam
adalah terdapat 1 sampel daging ayam yang
mempertahankan higiene perorangan
positif E.coli yaitu yang terdapat di Pasar
karena berbagai jenis kuman dan bakteri
Swalayan ‘X’ dan tidak ada perbedaan
dapat masuk ke tubuh manusia melalui
kandungan E.coli pada daging ayam di
kuku. Mulyani (2007) mengatakan bahwa
Pasar Tradisional Keputran Selatan dengan
memotong kuku dapat dilakukan sekurang-
Pasar Swalayan ‘X’. Sebagian besar
kurangnya sekali dalam seminggu atau saat
penjamah makanan di Pasar Tradisional
terlihat panjang. Dalam memotong kuku
Keputran Selatan kurang menjaga higiene
dianjurkan untuk menggunakan alat
perorangan mereka dengan baik sedangkan
pemotong kuku. Penggunaan alas kaki juga
penjamah makanan di Pasar Swalayan ‘X’
salah satu faktor higiene perorangan yang
34 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 14, No 1 Juli 2019:25-36

sudah menjaga higiene perorangan dengan Contamination of Hands. Int. J.


cukup baik. Environ. Res. Public Health. 8 (1):
Bagi pedagang/penjamah makanan 97–104
khususnya di Pasar Tradisional Keputran Bhunia, Ray B. 2004. Fundamental Food
Selatan hendaknya dapat meningkatkan Microbiology. 3rdEd. Florida. CRC
higiene perorangan, kemudian untuk Press. London. New York
pedagang di Pasar Swalayan ‘X’ hendaknya Cahyaningsih, C.T., Kushadiwijaya, H.,
mengontrol dan memerhatikan proses Tholib A. 2009. Hubungan Higiene
sanitasi dari penyuplai hingga proses siap Sanitasi Dan Perilaku Penjamah
jual. Saran untuk sektor pemerintah Makanan Dengan Kualitas
hendaknya mengusahakan bekerja sama Bakteriologis Peralatan Makan Di
dengan berbagai pihak seperti Lembaga Warung Makan. Berita Kedokteran
Swadaya Masyarakat (LSM), mahasiswa, Masyarakat, 25(4): 180 - 8
maupun Dinas Kesehatan setempat untuk Centers for Disease Control and
mensosialisasikan pentingnya menjaga Prevention.2016. When and How to
higiene perorangan untuk menjaga kualitas Wash Your Hands.
makanan. Bagi pengelola pasar hendaknya Direktorat Kesmavet dan Pascapanen.2010.
menyediakan sarana mencuci tangan yang Pedoman Produksi dan Persyaratan
baik dan memadai dan menyediakan sabun Daging Unggas yang Higienis.
cuci tangan. Ditjen Peternakan dan Kesehatan
Hewan. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Erawati, Trisna Agustin, Retno Adriyani.
2008. Hygiene dan Sanitasi nasi
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Tempe Penyet Pedagang Kaki lima
Gizi.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Jalan Karang Menjangan Surabaya.
Utama. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Ara, Asep Nihara.2016. Uji Anti Bakteri UNAIR.
Ekstrak Etanol 70% Daun Singkong Fitri, Meriza. 2012. Cemaran Eschericia
(Manihot Utilissima) Terhadap Coli Pada Daging Ayam di Pasar
Pertmbuhan Bakteri Eschericia coli. Tradisional Kota Tangerang
STIKES Muhammadiyah Ciamis. Selatan.Fakultas Kedokteran
Astalia Dwi Zuanita, I Gusti Ketut Hewan Institut Pertanian Bogor
Suarjana, Mas Djoko Hermastuti, Fitri. 2006. Faktor Risiko
Rudyanto.2014. Cemaran Coliform Kontaminasi Escherichia Coli Di
pada Daging Ayam Pedaging yang Rumah Makan Kecamatan
Dijual di Swalayan di Denpasar. Semarang Tengah Kota Semarang
Fakultas Kedokteran Hewan. (Thesis). Fakultas Kesehatan
Universitas Udayana. Masyarakat Universitas Diponegoro
Astuti, Sumiyati. 2013. Hubungan Tingkat Indah, Adhistie Sari.2015. Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Higiene dan Sanitasi Pedagang
Terhadap Upaya Pencegahan Dengan Kontaminasi Salmonella
Penyakit Tuberkulosis di RW 04 pada Daging Ayam Potong di Pasar
Kelurahan Lagoa Jakarta Utara Tradisional Pekanbaru. Jurnal Ilmu
Tahun 2013.Fakultas Kedokteran Lingkungan. Universitas Riau. Vol
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif 9(2): 173-182.
Hidayatullah Jakarta. Ishaqi, Al Hafidz.2013.Analisis Higiene
Burton, M., Cobb, E., Donachie, P., Judah, Penjagal ayam Dan Sanitasi Rumah
G., Curtis, V and Schmidt, W. P. Pemotongan Ayam di Desa
2011. The Effect of Handwashing Sidowungu Kecamatan Menganti
with Water or Soap on Bacterial Kabupaten Gresik. Skripsi. Fakultas
Athalla Permana dan R. Bambang W, Perbedaan Kandungan E.Coli Daging... 35

Kesehatan Masyarakat Universitas Tanzania. Muhimbili University of


Airlangga Health and Allied Sciences.
Juwita,Usna, Yuli haryani, Christine Permana, Athalla.2017. Perbedaan
Jose.2014.Jumlah Bakteri Coliform Kandungan Protein, Formalin,
dan Deteksi Escehricia Coli Pada E.coli Daging Ayam di Pasar
Daging Ayam Di Pekanbaru.FMIPA Swalayan dan Pasar Tradisional
Universitas Riau Keputran Selatan. Fakultas
Kurniasih, Rizki Putri, Nurjazuli, Yusniar Kesehatan Masyarakat Universitas
Hanani D.2015. Hubungan Higiene Airlangga
dan Sanitasi Makanan Dengan Purnawijayanti, Hiasinta, A.2001.Sanitasi,
Kontaminasi Bakteri Escherichia Hygiene dan Keselamatan Kerja
Coli Dalam Makanan di Warung dalam Pengolahan Makanan.
Makan Sekitar Terminal Borobudur Kanisius. Yogyakarta.
Magelang. Jurnal Kesehatan Puspita., Ika dkk (2013). Hubungan Praktik
Masyarakat Vol.3 No.1: pp 549- Higiene Sanitasi Penjamah
558. Makanan terhadap Cemaran E.Coli
Khuswataningrum, Tri, Eram Tunggul Pada Makanan Gado-gado di
Pawenang.2015. Gambaran Sanitasi Sepanjang Jalan Kota Manado.
Lingkungan dan Higiene Jurnal Fakultas Kesehatan
perorangan Pedagang Jus Buah di Masyarakat. Universitas Sam
Sekaran Gunungpati Semarang. Ratulangi.
Universitas Negeri Semarang. Romanda, Fika, 2016. Hubungan Personal
Lambrechts AA., Human IS., Doughari JH., Higiene Dengan Keberadaan
Lues JFR. 2014. Bacterial Escheria Coli Pada Makanan Di
contamination of the hands of Tempat Pengolahan Makanan
foodhandlers as indicator of hand (TPM) Buffer Area Bandara Adi
washing efficacyin some convenient Soemarmo Surakarta. Naskah
food industries. Pak J Med Sci . Publikasi: Fakultas Kedokteran
30(4): 755–8 Universitas Muhammadiyah
Mailia, Reny, Bara yudhistira, Yudi Surakarta
Pranoto, Saiful Rochdyanto, Sasmita, Yuniarti, I Gusti Ketut Suarjana,
Endang Sutriswati Rahayu. 2015. Mas Djoko Rudyanto.2014.
Ketahanan Panas Cemaran Cemaran Eschericia Coli pada
Eschericia coli, Staphylococcus Daging Broiler yang Disimpan di
aureus, Bacillus cereus dan bakteri Showcase di Swalayan di Denpasar.
Pembentuk Spora yang diisolasi Indonesia Medicus Veterinus
dari Proses Pembuatan Tahu di ISSN:2301-7848. Fakultas Kedokteran
Sudagaran Yogyakarta. Jurnal Hewan Universitas Udayana.
Agritech. Universitas Gadjah Mada. Setiowati, WE., Mardiastuty, ES. 2009.
Vol 35(3): 300-308 Tinjauan Bahan Pangan Asal Hewan
[https://doi.org/10.22146/agritech.9 yang Asuh Berdasarkan Aspek
341 ] Mikrobiologi di DKI Jakarta.
Mulyani, Y. 2007. Kemampuan fisik seni Suprayogo, Danu, I Gusti Ketut Suarjana,
dan manajemen diri. Jakarta: Elex Mas Djoko Rudyanto.2014. Lama
Media Komputindo. Penyimpanan Daging Broiler
Mwambete, Kennedy, F Lyombe.2011. terhadap Jumlah Cemaran Coliform
Antimicrobial Activity of pada Showcase Pasar-pasar
Medicated Soaps Commonly Used Swalayan di Denpasar. Indonesis
By Dar Es Salaam Residents in Medicus Veterinus 2014 3(2):92-98.
36 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 14, No 1 Juli 2019:25-36

Standar Nasional Indonesia.1999. SNI 01-


6160-1999. Rumah Pemotongan
Unggas. Standardisasi Nasional-
BSN. Jakarta.
Zulfa, Nely.2011. Hubungan Higiene
Personal Pedagang Dan Sanitasi
Makanan Dengan Keberadaan
Eschericia Coli Pada Nasi Rames
Di Pasar Johar Kota Semarang.
Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu
Keolahragaan Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas
Negeri Semarang.

You might also like