Professional Documents
Culture Documents
Athalla Permana, R. Bambang W: Penerapan Higiene Dan Sanitasi Yang Baik Dalam Pedagang Ayam
Athalla Permana, R. Bambang W: Penerapan Higiene Dan Sanitasi Yang Baik Dalam Pedagang Ayam
ABSTRACT
Hygiene and sanitation practices in chicken influenced Eschericia coli bacterial contamination in food. A Study
conducted by Sasmita and Juwita mentioned that there was positively E.coli content in chicken meat in
supermarket. Thus, the purpose of this study was to assess the difference of E.Coli content in chicken meat and
personal hygiene of food handler. It was an observational study with cross sectional approach. The population of
this study included traditional market sellers and supermarkets. The sample of this study consisted of 14 samples
of chicken meat in which 7 samples came from the South Keputran traditional market and other 7 samples came
from Supermarket ‘X’. Moreover, 7 traditional market sellers and 2 supermarkets were involved to be examined.
Variables of the study were E.coli content in chicken meat from Traditional Market of South Keputran and
Supermarket ‘X’ and personal hygiene. Samples of chicken meat was done by accidental sampling. Data were
collected through interview and observation, whereas the difference of E-Coli content was analyzed using
statistical test. The results of this study indicated that one of chicken meat samples positively contained E.Coli
bacteria, and no significant differences of the E.coli content were found on the chicken meat samples from both
the Traditional Market of South Keputran and Supermarket ‘X’. The suggestion that can be given to Supermarket
‘X’ seller is to control and pay close attention to the sanitation process from suppliers to retails.
Keywords: chicken meat, Eschericia coli, personal hygiene, traditional market and supermarket
ABSTRAK
Penerapan higiene dan sanitasi yang baik dalam pedagang ayam memengaruhi kandungan bakteri Eschericia Coli
dalam daging ayam. Penelitian yang dilakukan oleh Sasmita dan Juwita menyebutkan bahwa terdapat kandungan
E.coli pada daging ayam di pasar swalayan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perbedaan kandungan E.coli
pada daging ayam dan higiene perorangan penjamah makanan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional
dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah pedagang Pasar Tradisional keputran Selatan
dan Pasar Swalayan ‘X’. Sampel penelitian ini berjumlah 14 daging ayam yang dibagi menjadi 7 dari Pasar
Tradisional Keputran Selatan dan 7 di Pasar Swalayan ‘X’. Jumlah pedagang yang diteliti untuk pasar tradisional
berjumlah 7 orang dan pasar swalayan berjumlah 2 orang. Variabel penelitian ini yaitu kandungan E.coli pada
daging ayam di Pasar Tradisional Keputran Selatan dan Pasar Swalayan ‘X’ dan higiene perorangan. Pengambilan
sampel daging ayam dilakukan secara accidental sampling. Penelitian dilakukan dengan cara wawancara dan
observasi, untuk perbedaan kandungan E.coli dianalisis menggunakan uji statistik. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat satu sampel daging ayam yang positif mengandung bakteri E.coli, dan tidak ada
perbedaan yang signifikan pada kandungan E.coli daging ayam di Pasar Tradisional Keputran Selatan dan Pasar
Swalayan ‘X’. Saran yang dapat diberikan kepada pedagang di pasar Swalayan ‘X’ untuk lebih memerhatikan dan
mengontrol proses sanitasi baik dari penyuplai hingga proses siap jual.
Kata Kunci: daging ayam, Eschericia coli, higiene perorangan, pasar tradisional dan pasar swalayan
©2019 IJPH. License doi: 10.20473/ijph.vl14il.2019.24-36 Received 25 October 2018, received in revised form
20 February 2019, Accepted 21 February 2019, Published online: July 2019
Athalla Permana dan R. Bambang W, Perbedaan Kandungan E.Coli Daging... 25
serta dapat meningkatkan kekebalan tubuh selama pengolahan, dan menjaga kualitas
manusia. Daging ayam merupakan bahan produk kesehatan masyarakat di seluruh
pangan yang kaya gizi dan merupakan dunia. Bakteri E.coli pada daging
sumber protein hewani berkualitas tinggi. merupakan salah satu indikator sanitasi
Daging ayam mengandung protein, dan pada makanan yang berasal dari
gizi-gizi lain yang penting dibutuhkan oleh hewan/produk hewani. Selama proses
tubuh seperti lemak, karbohidrat, vitamin, seperti pengolahan, pengemasan,
mineral, dan air (Almatsier, 2009). transportasi, penyiapan penyimpanan dan
Escherichia coli atau disebut E.coli penyajian tidak menuntut kemungkinan
terdapat secara normal dalam alat-alat yang dapat timbul daging ayam terpapar
pencernaan manusia dan hewan. Menurut mikroba penyebab infeksi. Menurut
Kurniasih (2015) Bakteri E.coli dapat Kurniasih (2015) menyatakan bahwa
berpindah karena adanya kegiatan seperti bakteri E.coli sering digunakan sebagai
dari tangan ke mulut dan atau dengan indikator kontaminasi tinja pada makanan,
pemindahan pasif lewat minuman. Bakteri termasuk pada daging ayam broiler. Hal ini
E.coli dalam usus besar akan bersifat dikarenakan belum adanya perlakuan
patogen apabila jumlahnya berlebih dari khusus Rumah Pemotongan Umum (RPU)
jumlah normalnya. Selain itu, bakteri E.coli tidak ada perlakuan khusus pada proses
berbahaya apabila hidup di luar usus seperti penanganan daging yang akan
misal pada saluran kemih manusia yang didistribusikan, seperti daging ayam dicuci
kemudian akan menyebabkan peradangan terlebih dahulu sebelum dipotong-potong.
selaput lendir (Ara, 2016). Beberapa penelitian yang dilakukan
Pencemaran merupakan keberadaan seperti di Pekanbaru (Juwita, 2014), dan di
sesuatu organisme atau zat yang berbahaya Denpasar (Sasmita, 2014) menyatakan
atau tidak diharapkan dalam makanan atau bahwa terdapat kandungan bakteri E.coli
minuman yang akan berisiko menimbulkan pada daging ayam di pasar swalayan.
penyakit atau perasaan tidak nyaman atau Penelitian yang dilakukan oleh Sasmita
kerusakan makanan (Fitri,2012). (2014) menggunakan media EMBA (Eosin
Menurut Bhunia (2008) Metylene Blue Agar) didapatkan bahwa
menyebutkan bahwa salah satu sumber E.coli yang ada pada daging ayam yang
utama pencemaran bakteri E.coli pada dijual di pasar swalayan di kota Pekanbaru
daging unggas ialah kontaminasi feses melebihi Standar Nasional Indonesia (SNI),
manusia atau hewan pada proses sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
pemotongan. Pencemaran E.coli dapat Juwita (2014) terhadap daging ayam
terjadi melalui tangan, telenan pisau, dan mentah dan daging ayam giling menyatakan
alat masak lainnya, maupun lingkungan. bahwa bakteri E.coli terdapat pada pasar
Pencemaran silang sering terjadi ketika modern.
makanan mentah bersentuhan dengan Departemen Kesehatan menyatakan
makanan yang mempunyai risiko tinggi, bahwa kualitas makanan baik secara
cairan dari makanan mentah yang kontak bakteriologis, kimiawi dan fisik harus
dengan makanan yang mempunyai risiko selalu diperhatikan karena keberadaan
tinggi atau pencemaran tidak langsung, bakteri patogen E.coli dalam sumber air
bakteri yang terbawa dari tangan atau atau makanan merupakan indikasi pasti
peralatan makan dari makanan yang semula terkontaminasi feses manusia.
mentah ke makanan yang mempunyai risiko Gejala yang sering ditimbulkan oleh
tinggi atau kontaminasi tidak langsung bakteri E.coli adalah diare. Menurut Ishaqi
(Fitri, 2012) (2013). Diare dapat menyebabkan
Bakteri E. coli telah digunakan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
dalam produk unggas untuk menilai sehingga terjadi gangguan irama pada
keamanan mikrobiologis, kondisi sanitasi jantung maupun pendarahan pada otak.
26 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 14, No 1 Juli 2019:25-36
Penyakit lain yang ditimbulkan oleh Tradisional Keputran Selatan dan Pasar
cemaran E.coli selain diare antara lain Swalayan ‘X’ serta menganalisis
infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis, kandungan E.coli daging ayam di kedua
gangguan sistem pencernaan, gangguan tempat tersebut.
sistem pada ginjal, gangguan sistem pada
ginjal, serangan jantung/stroke, dan tekanan METODE PENELITIAN
darah tinggi.
Daging ayam yang beredar di pasar Rancang bangun penelitian ini
baik tradisional maupun modern yang merupakan penelitian observasional, yaitu
belum memenuhi kriteria mutu yang baik dengan melakukan pengamatan terhadap
akan mudah menyebabkan penyakit karena variabel tanpa memberikan perlakuan.
terkontaminasi oleh bakteri baik secara Berdasarkan waktu pelaksanaannya,
langsung maupun tidak langsung sehingga penelitian ini dilakukan dengan desain
mengakibatkan keracunan makanan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan
Faktor yang membedakan antara pada bulan Juli tahun 2017. Lokasi
pasar tradisional dan pasar modern adalah penelitian ini dilaksanakan di Pasar
sanitasi pada alur proses daging ayam. Tradisional Keputran Selatan dan Pasar
Penjualan daging ayam di pasar tradisional Swalayan ‘X’. Variabel penelitian ini yaitu
dijual dengan keadaan terbuka (tanpa kandungan E.coli pada daging ayam di
penutup) serta diletakkan begitu saja di Pasar Tradisional Keputran Selatan dan
meja tanpa adanya pengaturan suhu serta Pasar Swalayan ‘X’ dan higiene
mengesampingkan aspek kebersihan perorangan.
produk yang dijualnya. Daging ayam yang Populasi penelitian ini adalah
dijual di pasar swalayan dijual dengan pedagang ayam di Pasar Tradisional
keadaan tertutup dengan menggunakan Keputran Selatan dan Pasar Swalayan ‘X’.
pengemas dan dijajakan dengan Penentuan jumlah sampel yang hendak
memerhatikan suhu rak pemajangan yang diambil peneliti menggunakan interval
biasanya diletakkan di showcase. jumlah bakteri E.coli terendah dan tertinggi
Higiene perorangan merupakan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
salah satu faktor yang menentukan sanitasi Juwita, et al (2015) yang berjudul “Jumlah
suatu individu yang perlu diperhatikan Bakteri Coliform dan Deteksi E.coli Pada
untuk mencegah terjadinya penyebaran Daging Ayam di Pekanbaru dengan proses
penyakit melalui makanan. Untuk pengambilan sampel yaitu membeli daging
menghasilkan kualitas makanan yang baik ayam mentah dan daging ayam giling di 3
salah satunya adalah dengan pasar tradisional dan 3 pasar modern.
memperhatikan higiene sanitasi makanan Teknik pengambilan data primer
yang berupa sikap bersih dan konsistensi dilakukan dengan cara wawancara dan
dalam menjaga sikap bersih perilaku observasi penjamah makanan/pedagang
penjamah makanan agar makanan tidak ayam berjumlah 7 orang untuk Pasar
tercemar bakteri, seperti E.coli. Tradisional Keputran Selatan dan 2
Pengelolaan makanan yang tidak higienis pedagang untuk Pasar Swalayan.
dapat menyebabkan gangguan kesehatan Pengambilan sampel daging ayam
bagi konsumen. Makanan yang berkualitas dilakukan secara accidental sampling
buruk dapat diketahui dari 2 hal yaitu dengan mengikuti arahan dari petugas pasar
mengandung komponen beracun seperti yang bersangkutan. Variabel observasi yang
logam berat, bahan kimiawi, dan hendak diteliti adalah higiene perorangan
terkontaminasi mikroorganisme patogen dan sanitasi peralatan yang meliputi
seperti E.coli. Tujuan dari penelitian ini kesehatan pedagang, penggunaan
adalah menilai higiene perorangan, sanitasi perlengkapan standar, perilaku mencuci
peralatan pedagang ayam di Pasar tangan dan perilaku baik lainnya. Lama
Athalla Permana dan R. Bambang W, Perbedaan Kandungan E.Coli Daging... 27
observasi pedagang kurang lebih 15 menit mengandung E.coli yang terdapat di salah
dan pengambilan data penelitian dilakukan satu Pasar Swalayan ‘X’.
selama 1 minggu. Daging ayam yang telah Selain itu, kesehatan pedagang juga
diambil dibungkus dalam plastik dan menjadi salah satu faktor penting dalam
dimasukkan kedalam kotak es atau coolbox pengelolaan daging ayam untuk
untuk diperiksa kandungan E.coli di menghindari adanya kontaminasi bakteri
Laboratorium Gizi oleh laboran E.coli pada daging ayam. Gambaran hasil
bersertifikat di Fakultas Kesehatan penelitian mengenai kesehatan pedagang
Masyarakat Universitas Airlangga. ayam digambarkan pada Tabel 2.
Berdasarkan hasil penelitian
HASIL menunjukkan bahwa dari total 9 pedagang,
baik di Pasar Tradisional keputran Selatan
Berdasarkan hasil observasi dan maupun Pasar Swalayan ‘X’ 100%
wawancara yang telah dilakukan dapat memiliki keadaan umum sehat saat bekerja
digambarkan melalui gambaran perbedaan dengan baik. Sedangkan untuk pedagang
kandungan bakteri E.coli, gambaran yang rutin memeriksa kesehatan dengan
kesehatan pedagang ayam, penggunaan check up kesehatan minimal setahun sekali
perlengkapan standar pedagang ayam, pada pedagang di Pasar Tradisional
perilaku mencuci tangan pedagang, dan keputran Selatan hanya terdapat 5 pedagang
perilaku baik lainnya. Selain itu, data saja, sementara 2 lainnya tidak rutin
penelitian disesuaikan dengan standar dan memeriksakan kesehatan, untuk pedagang
aturan yang berlaku. di Pasar Swalayan ‘X’ semuanya rutin
Berdasarkan tabel dibawah memeriksakan kesehatan tahunan.
didapatkan hasil dari analisis menggunakan
chi-square sebesar P=0,10 yang dimana Tabel 2. Distribusi Kesehatan Pedagang
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan Ayam Pasar Tradisional
yang signifikan pada kandungan E.coli Keputran Selatan dan Pasar
daging ayam di Pasar Tradisional Keputran Swalayan ‘X’
Selatan dan Pasar Swalayan ‘X’. Pasar
Hasil penelitian ini disajikan dalam Pasar
Tradisional
beberapa tabel berikut ini : Swalaya
Keputran
n ‘X’
Selatan
Tabel 1. Perbedaan Kandungan E.coli Kesehatan
Daging Ayam Pedagang Ya
Ayam Tidak Ya Tidak
Kandungan E.coli Keadaa
Total P n umum
Negatif Positif 7 2
A sehat 0 0
(%) (%) 100% 100%
saat
Pasar bekerja
7 0
Tradis 7 Rutin
100% 0%
ional memeri
Pasar 0,10 ksa
6 1 kesehat
Swala 7 2
85,7% 14,3% an 5 2
yan B 28,5 0
(check 71,5% 100%
Total 13 1 14 %
up)
Selain itu, berdasarkan hasil uji minimal
kandungan E.coli yang telah dilakukan 2 kali
sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat setahun
satu sampel daging ayam yang positif
28 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 14, No 1 Juli 2019:25-36
yang dilakukan oleh Juwita et al (2014) lebih 100oC. Terdapat faktor lain yang turut
menunjukkan bahwa bakteri coliform pada andil dalam meningkatkan pertumbuhan
daging ayam di pasar swalayan lebih tinggi dan aktivitas mikroorganisme bakteri E.coli
daripada daging ayam yang terdapat di adalah suhu, tersedianya oksigen, dan kadar
pasar tradisional. Daging ayam yang dijual air yang terdapat pada daging. Sel yang
di pasar swalayan kebanyakan disimpan terdapat dalam daging mentah terus
pada suhu dingin atau chilled dan disimpan mengalami proses kehidupan, sehingga di
dengan wadah/plastik. Faktor yang dapat dalamnya masih terjadi reaksi metabolisme.
memengaruhi pertumbuhan bakteri E.coli Kecepatan reaksi metabolisme tergantung
pada daging ayam yang dijual di pasar pada suhu penyimpanan. Semakin rendah
swalayan antara lain lamanya waktu suhu semakin lambat proses tersebut
pemotongan daging dan jarak antara daging berlangsung dan semakin lama daging
ayam disimpan hingga dibeli konsumen dapat disimpan (Suprayogo, 2014).
turut memengaruhi jumlah kandungan Bakteri E.coli merupakan salah satu
bakteri. Bakteri E.coli yang telah bakteri yang termasuk ke dalam agen
mengontaminasi daging ayam yang dijual patogen dari foodborne illness karena
di pasar swalayan dapat tumbuh dan beberapa galur E.coli bersifat patogenik
berkembang biak selama waktu baik pada manusia maupun hewan.
penyimpanan berlangsung. Sedangkan pada Penelitian yang dilakukan oleh Setiowati
daging ayam yang dijual di pasar tradisional (2009) menunjukkan bahwa cemaran E.coli
setelah ayam disembelih, dibersihkan, pada daging ayam di DKI Jakarta
dipotong, yang kemudian langsung dijual menunjukkan peningkatan yang signifikan
ke konsumen pada saat itu juga. mulai dari tahun 2006 hingga 2009.
Menurut Ishaqi (2013) Suhu terbaik dalam menyimpan
menyebutkan bahwa penerapan Hazard daging menurut standar HACCP yaitu di
Analysis Critical Control Point (HACCP) bawah 5oC, karena 5-60oC merupakan area
terdapat beberapa hal yang perlu dengan zona bahaya (danger zone) yang
diperhatikan dalam pemotongan daging dimana perkembangbiakan bakteri pada
ayam untuk meminimalisir penyebaran suhu tersebut tumbuh subur. Namun dengan
bakteri patogen seperti E.coli pencabutan penempatan suhu yang ideal belum bisa
bulu/picking, pencucian/washing, menjamin daging ayam terbebas dari
pemotongan, hingga pencucian akhir. Bulu kontaminasi bakteri E.coli. Faktor yang
ayam merupakan salah satu yang dapat perlu diperhatikan sebelum daging
meningkatkan kontaminasi karena bulu diletakkan di rak penjualan (showcase)
ayam dapat terkena feses dari ayam tersebut adalah proses penanganan daging ayam
yang dimana feses itu mengandung bakteri sejak proses distribusi dari kendaraan
E.coli. hingga sampai di ritel/pasar swalayan.
Pendapat yang dikemukakan oleh Banyak titik kritis yang dapat menyebabkan
Setiowati (2009) menyatakan bahwa daging ayam terkontaminasi E.coli seperti
kemungkinan daging ayam terpapar pada pencucian daging ayam, pemotongan,
mikroba penyebab infeksi atau intoksikasi hingga proses penyimpanan. Proses
dapat terjadi, baik selama proses penanganan yang kurang baik dapat
pengolahan, pengemasan, transportasi, menyebabkan produk daging
penyiapan, penyimpanan, dan penyajian. terkontaminasi mikroba. Penelitian yang
Penelitian yang dilakukan oleh Mailia dilakukan Permana (2017) menyatakan
(2015) menyatakan bahwa pada suhu kamar bahwa terdapat perbedaan perlakuan daging
yang berkisar 28-30oC konsentrasi bakteri ayam baik dari pedagang pasar tradisional
E.coli terlihat tumbuh secara signifikan dan dan pasar swalayan, berdasarkan penelitian
bakteri E.coli sendiri tidak tahan pada yang dilakukan didapat hasil bahwa daging
pemanasan dan akan mati pada suhu kurang ayam yang dijual di pasar tradisional tidak
Athalla Permana dan R. Bambang W, Perbedaan Kandungan E.Coli Daging... 31