Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

MAKALAH HASIL HUTAN SEBAGAI BAHAN BAKU

STRUKTUR KAYU DAUN LEBAR DAN KAYU DAUN JARUM

DOSEN PENGAMPU : AMBAR TRI RATNANINGSIH, S.HUT, M.SI

DISUSUN OLEH :

SARI RAMANIA AGUSTIN

2254251010

FAKULTAS KEHUTANAN

SEMESTER 2

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu
tugas yang disampaikan oleh Dosen kami. Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan bahan kajian pada tugas
ini

Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, akan
tetapi sedikit harapan semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaaat bagi
kita semua. Aamiin.

Pekanbaru, Maret 2023


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya hutan memegang peranan penting dalam menompang dan


menyediakan kebutuhan substansi bagi masyarakat luas. Ketersediaan sumber daya alam
yang ada termasuk hutan menjadi salah satu modal utama yang perlu dimanfaatkan secara
bijaksana dan dikelola secara proporsional sebagai kunci penting untuk mengoptimalkan
tingkat pemenuhan kebutuhan yang berimbang.

Secara kumulatif, kayu telah menjadi primadona dan alternative piliha utama
yang tidak tergantikan sejak dahulu hingga kini. Kayu dapat digunakan untuk berbagai
macam keperluan mulai dari sebagai bahan baku kontruksi bangunan dan perumahan,
papan komposit, meubel, finiture dan kerjinan, pulm dan kertas, hingga kayu bakar

Pada dasarnya kayu dibedakan menjadi 2 bagian besar yang dikategorikan


berdasarkan jenis daunnya. Yang pertama adalah kayu daun lebar dan kayu daun jarum.
Pengelompokkan ini berhubungan erat dengan struktur pori-pori yang berhubungan dengan
kekerasan kayu tersebut. Dalam istilah internasional biasa disebut dengan softwood (kayu
daun jarum) dan hardwood (kayu daun lebar). Tapi tidak semua “ sofrwood” selalu
memiliki densitas rendah, dan tidak semua “hardwood” memiliki densitas tinggi. Salah
satu kunci identifikasi yang dapat membedakan antara kayu daun jarum dan kayu daun
lebar adalah keberadaan sel pembuluh. Sel pembuluh ini hanya terdapat pada kayu daun
lebar. Prinsip perbedaan daun tersebut membedakan struktur kayu, daun jarum berbentuk
silindris, sedangkan daun lebar memiliki jari-jari daun.
Menurut Tsoumis (1991), berdasarkan sifat morfologinya, sel-sel penyusun kayu
digolongkan menjadi 3 golongan yaitu: tracheary (sel-sel penyalur). parenchymatous (sel-sel
penyimpan makanan), dan prosenchymatos (sel-sel penguat).
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah “ bagaimana perbedaan struktur kayu daun jarum dan
kayu daun lebar? ”.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui perbedaan struktur
kayu daun jarum dan kayu daun lebar.

1.4 Manfaat
Dapat membedakan struktur kayu daun jarum dan kayu daun lebar
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 STRUKTUR ANATOMI KAYU DAUN LEBAR

Struktur kayu daun lebar secara umum terdiri dari sel epitel, sel pembuluh (pori),
sel parenkim, sel serabut, dan sel trakeida.

1. Sel Epitel (Epithelial Cell).

Sel epitel kayu daun lebar merupakan sel penyusun intersellular yeng membentuk
ruang antar sel berbentuk saluran dan tidak memiliki dinding sel dan biasanya membatasi
saluran getah (Pandit & Ramdan, 2002). Saluran getah ini juga dikenal dengan sebutan
interselluler (intercellular canal). Hal ini dikarenakan saluran tersebut merupakan ruang
diantara sel epitel yang memanjang membentuk saluran. Saluran pada sel epitel bedasarkan
prosesnya tebentuk dengan tiga cara yakni lysigenous (sel hancur), schizogenous (sel
terpisah), dan schizolysigenous (penghancuran dan pemisahan sel). Sedangkan saluran
epitel terbentuk berdasarkan penyebabnya terbagi atas dua bagian yakni saluran yang
normal atau memang sudah ada dan saluran karena luka (traumatic).

Saluran-saluran di dalam sel epitel digolongka menjadi dua macam yakni saluran
axial (longitudinal) da saluran radial (horizontal). Saluran axial merupakan saluran yang
memiliki pola penyebaran sedangkan saluran radial merupakan saluran yang terdapat pada
jari-jari kayu sehingga jari-jari kayu tersebut membesar dan membentuk gelondong (Pandit
& Ramdan, 2002).

2. Sel Pembuluh atau Pori (Vessel Cell)

Sel pembuluh kayu daun lebar merupakan sel yang memiliki bentuk seperti
tabung dengan kedua ujung dinding terletak horizontal sampai miring dan berfungsi untuk
menyalurkan cairan dan hara mineral ke dalam pohon dengan susun secara vertical (Pandit
& Ramdan, 2002).

Sel pembuluh kayu daun lebar memiliki 2 pola penyebaran yang berbeda. Pertama
pola penyebaran sel pembuluh tatabaur (diffuse porous wood) yakni sel pembuluh yang
tersebar secara merata atau hampir merata dengan lubang diameter yang hampir sama pada
bidang lintang. Kedua, pola penyebaran sel pembuluh tatalingkar (ring porous wood)
adalah tersusun dengan dua sel pembuluh yaitu sel pembuluh dengan ukuran diameter
besar pada awal masa kayu yang tersusun secara melingkar diikuti dengan sel pembuluh
berdiameter kecil di lingkaran selanjutnya.

Sel pembuluh (pori) kayu juga memiliki pengelompokkan (arrangement).


Pengelompokkan tersebut terdiri dari kelompok radial, kelompok miring, pori soliter,
pasangan pori, gabungan pori, gerombol pori, gabungan radial, dan gabungan tangensial.
Pengelompokkan pori tersusun berdasarkan arah jari-jari pohon, bentuk gerombol (pore
cluster), dan deretan miring (Pandit & Ramdan, 2002).

Sel pembuluh kayu juga memiliki isi berupa zat tertentu yang dapat dilihat
melalui penampang melintang, penampang radial, dan penampang tangensial. Isi dari sel
pembuluh kayu tersebut adalah tylosis dan amorf. Tylosis merupakan suatu zat yang
dimampatkan di dalam pori dengan bentuk yang tidak padat maupun cair, tidak memiliki
warna (bening), serta dapat memantulkan cahaya apabila terkena sinar matahari.
Selanjutnya amorf merupakan suatu zat yang memiliki warna tersendiri (Pandit & Ramdan,
2002).
3. Sel Parenkim (Soft Tissue)

Sel parenkim pada kayu daun lebar merupakan sel yang berfungsi sebagai
penyimpan serta pengatur cadangan makanan. Sel parenkim ini terdiri dari parenkim aksial
(tersusun vertikal) dan parenkim jari-jari (tersusun horizontal). Parenkim aksial pada kayu
merupakan jaringan yang terdiri dari sel berdinding tipis berukuran pendek, sumbu
mengarah vertikal dengan jumlah yang bervariasi. Parenkim jari-jari merupakan parenkim
yang susunannya secara horizontal dengan dinding sel relatif lebih tebal (Pandit &
Ramdan, 2002).

Jane (1970) membedakan parenkim jari-jari menjadi dua bagian yakni jari-jari
homogenous dan heterogenous. Jari-jari homogenous merupakan jari-jari yang secara
keseluruhan terdiri dari sel baring atau sel tegak. Sedangkan jari-jari hterogenous
merupakan sel jari yang terdiri dari sel tegak (dibagian ujung jari-jari) dan sel baring.
Dalam hal ini, jari jari heterogenous merupakan campuran dari sel tegak dan sel baring
(Jane, 1970).

4. Sel Serabut (Fiber Cell)

Sel serabut pada kayu daun lebar merupakan suatu sel yang menyusun kayu daun
lebar yang memiliki fungsi sebagai pemberi kekuatan mekanik pada batang kayu sehingga
dinding sel berukuran tebal. Sel serabut pada kayu daun lebar terbagi menjadi dua bagian
berdasarkan noktah pada kayu yakni serabut libriform (libriform fibers) dan serabut
trakeida (trakeida fibers).

Serabut libriform merupakan sel yang memiliki noktah sederhana berukuran kecil
sehingga memberi kekuatan pada kayu karena berdiameter kecil dengan lumen sel yang
sempit. Serabut libriform terlihat ramping dengan keberadaan noktah banyak terletak pada
dinding radial daripada dinding tangensialnya.
Serabut trakeida merupukan sel yang memiliki noktah halaman. Sel trakeida
memiliki beberapa sifat yaitu dinding sel berukuran tebal, noktah halaman pada dinding sel
berukuran kecil, dan ujung sel runcing. Selanjutnya, perubahan yang terjadi pada dinding
sel serabut trakeida di beberapa jenis pohon dicirikan dengan terjadinya penebalan spiral
(dinding sekunder), adanya sekat melintang pada dinding sel, munculnya sekat palsu akibat
endapat getah atau resin, dan adanya lapisan gelatinous (Pandit & Ramdan, 2002).

5. Sel Trakeida (Tracheida Cell)

Sel trakeida pada kayu daun lebar berfungsi untuk memberi tenaga mekanik pada
kayu dengan gabungan sel pembuluh. Dinding sel pada pada sel trakeida memiliki noktah
halaman tanpa adanya bidang perforasi di bagian ujung. Sel trakeida pada kayu daun lebar
dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu trakeida pembuluh (vascular tracheids) dan
trakeida keliling pembuluh (vasicentric tracheids).

Trakeida pembuluh tersusun dalam rantai vertikal yang terletak pada bagian kayu
akhir tanpa adanya bidang perforasi dengan ujung dapat bernoktah. Pada bagian samping
dinding sel pembuluh berbentuk spiral sedangkan bagian lainnya berbentuk seperti pori
pada penampang melintang. Selanjutnya trakeida keliling pembuluh merupakan sel yang
terletak di sekitar sel pembuluh berukuran besar dan tidak panjang dengan bentuk tidak
teratur dan ujungnya membulat (Pandit & Ramdan, 2002).
2.2 STRUKTUR ANATOMI KAYU DAUN JARUM

Struktur kayu daun jarum secara umum terdiri dari sel-sel yang bersifat
prosenkim, sel-sel yang besifat parenkim, penoktahan silang jari-jari (crossfild), saluran
damar normal, saluran luka, dan kristal (Pandit & Ramdan, 2002).

1. Sel-Sel yang Bersifat Prosenkim

Sel-sel yang bersifat prosenkim yaitu sel trakeida kayu daun jarum yang terbagi
menjadi dua bagian yakni sel trakeida berdamar dan sel trakeida rantai.

a. Sel Trakeida Berdamar

Sel trakeida berdamar merupakan sel trakeida yang terletak pada zona transisi
kayu gubal ke kayu teras sehingga terjadi pengendapan zat-zat damar dalam lumen sel-sel
trakeida yang berhubungan dengan jari-jari. Endapan tersebut umumnya berwarna coklat
sampai kehitam-hitaman dengan sifat amorf. Pada bagian penampang melintang endapan
tersebut terlihat mengisi penuh sel trakeida. Akan tetapi, kadang-kadang endapan tersebut
hanya mengisi sebagian sel trakeida (Pandit & Ramdan, 2002).

b. Sel Trakeida Rantai


Sel trakeida rantai merupakan sel yang mengalami peralihan antara trakeida aksial
dengan parenkim aksial. Sel trakeida rantai terletak pada jenis saluran damar aksial atau
parenkim aksial. Sel trakeida rantai umumnya memiliki ukuran yang pendek dan terletak
pada dinding ujung yang datar. Noktah halaman pada sel trakeida rantai biasanya terdapat
di dekat saluran damar atau jaringan tematik (Pandit & Ramdan, 2002).

2. Sel-Sel yang Bersifat Parenkim

Sel-sel yang bersifat parenkim sebagai struktur kayu daun jarum terbagi menjadi
dua bagian yakni sel parenkim aksial dan sel parenkim jari-jari

a. Sel Parenkim Aksial

Parenkim aksial merupakan sel yang memiliki bentuk kotak, persegi empat
kecuali sel yang terdapat pada ujungnya dengan bentuk bulat atau runcing. Secara umum,
sel trakeida memiliki dinding sel yang tipis daripada sel trakeida. Sel parenkim aksial
tersusun secara vertikal dan lumennya berisi endapat berwarna gelap. Pada dinding sel
parenkim aksial terdapat noktah sederhana (Pandit & Ramdan, 2002)

b. Parenkim Jari-Jari (Jari-Jari Kayu)

Jari-jari kayu merupakan bagian struktur kayu daun jarum yang memiliki bentuk
garis tipis megrah ke empulur kayu apabila dilihat pada penampang melintang. Jari jari
kayu yang berukuran lebar terbentuk akibat adanya saluran damar radial di dalam jari-jari
sehingga membentuk jari-jari fusiform dengan bentuk gelondong (Pandit & Ramdan,
2002).

3. Pernoktahan Silang Jari-Jari (Crossfild)

Pembentukan noktah setengah halaman (halphordered) diawali dengan bergabung


nya noktah sederhana pada dinding parenkim jari-jari dan noktah halaman pada dinding sel
trakeida aksial. Selanjutnya pasangan noktah setengah halama akan terbentuk apabila
parenkim jari-jari bersinggungan dengan trakeida aksial (Pandit & Ramdan, 2002).
Tidak semua noktah dapat muncul pada dinding sel parenkim. Terkadang pada
bagian dinding sel parenkim jari-jari di bagian daerah pernoktahan silang jari-jari tidak
terdapat noktah sehingga noktah halaman pada dinding sel trakeida aksial sebagai penentu
sistem pernoktahan.

Pada bidang silang jari-jari terdapat 5 tipe pernoktahan yaitu fenestriform yang
ditandai dengan noktah dan arpertur besar, pinoid yang ditandai dengan noktah lebih kecil
dan halaman tidak tentu, piceoid yang ditandai dengan noktah berbentuk elips, arpertur
sempit dan extended, cupressoid yang ditandai dengan noktah berbentuk elips, arpertur elip
dan included, dan taxodioid yang ditandai dengan arpertur sangat besar, noktah berbentuk
bulat sampai oval, serta memiliki ukuran yang lebih besar dari halaman noktah dan
included (Pandit & Ramdan, 2002).

4. Saluran Damar Normal

Saluran damar merupakan saluran yang dibatasi oleh sel-sel dengan ukuran yang
sangat tipis. Sel pembatas tersebut dinamakan sebagai sel epitel yang berfungsi untuk
mengeluarkan zat tertentu dari dalam saluran. Berdasarkan arahnya, saluran tersebut
terdapat dua macam yakni saluran damar aksial yang sejajar dengan sumbu batang dan
saluran damar radial yang tegak lurus dengan sumbu batang.

Saluran damar aksial secara umum memiliki ukuran yang lebih besar daripada
saluran damar radial. Pembentukan saluran ini terjadi karena adnya pemisahan sel-sel
epitel (schizogenous). Sel epitel yang membatasi saluran ini terkadang mengalami
kehancuran dan pecah sehingga terjadinya penutupan dan menyebabkan terjadinya tilosoid.
Pecahnya saluran ini terjadi saat perubahan kayu gubal menjadi kayu teras sehingga
daluran ini mengalami perhentian fungsi (Pandit & Ramdan, 2002).

5. Saluran Luka (Traumatik)

Saluran luka merupakan saluran yang terbentuk akibat luka-luka yang terdapat di
dalam batang pohon. Saluran luka pada batang pohon menyebar pada arah tangensial dan
terbatas pada bagian kayu awal. Keberadaan saluran luka ini memiliki ketergantungan
terhadap arahnya di dalam batang.
Saluran luka radial terletak di dalam jari-jari dengan ukuran besar. Dinding sel
epitel pembatas saluran luka memiliki ukuran yang tebal dan bernoktah. Pembentukan
saluran luka di dalam batang kayu terbagi menjadi tiga bagian yakni secara schizogenous,
lysigenous, atau secara bersamaan (Pandit & Ramdan, 2002).

6. Kristal

Kristal pada kayu daun jarum dapat ditemukan, namun memiliki ukuran yang
sangat kecil berbentuk kubus atau prisma. Kristal ini terletak di dalam lumen sel parenkim.
Secara umum, kristal pada kayu daun jarum lebih sering terdapat pada parenkim aksial.

Terdapatnya kristal di dalam kayu daun jarum mempengaruhi proses pengerjaan


kayu. Alat-alat yang digunakan untuk mengerjakan jenis kayu yang memiliki kristal akan
lebih cepat tumpul karena pengaruh kristal tersebut (Pandit & Ramdan, 2002).
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kayu daun lebar bersifat lebih keras dan lebih berat. Struktur serat kayu biasanya
berbelok-belok dan sangat kuat ikatan antar pori-pori kayu. Proses pengeringan lebih lama
daripada kayu dari jenis daun jarum. Biasanya dipakai untuk membuat mebel berkualitas
tinggi atau untuk bahan baku lantai parket, deck atau konstruksi lain yang memerlukan
keawetan lebih lama. Contoh: kayu Jati, Akasia, Mahony

Kayu daun jarum memiliki kekerasan lebih rendah dibandingkan dengan kayu
daun lebar. Biasanya bentuk logs (batang pohon) lebih silindris karena proses fotosintesis
lebih panjang Paling mudah mengenal jenis kayu ini dari pohonnya, akan tetapi bisa pula
dikenali melalus laboratorium dari struktur serat kayunya. Sebagian besar penggunaannya
untuk furniture di dalam ruangan atau mainan anak karena struktur seratnya yang lebih
halus Contoh: Pius, Spruce Kayu daun lebar mempunyai sruktur yang lebih lengkap, dari
pada kayu daun jarum, memiliki pori-pori (sel-sel pembuluh). Sedangkan daun kayu jarum
tidak memiliki pori-pori melainkan sel trakeida yaitu sel yang berbentuk panjang dengan
ujung-ujung yang yang kecil, sampai meruncing, sel-sel itu merupakan jaringan dasar kayu
jarum dan merupakan bagian yang terbesar dari volume kayu. Contohnya kayu pinus,
agathis, dan jumuju.
Secara umum, perbedaan kayu daun lebar dan kayu daun jarum adalah sebagai
berikut;

1. Kayu daun lebar mempunyai sel pembuluh dan tampak sebagai pori-pori

2. Elemen penyusun kayu daun lebih komplek dari pada kayu jarum

3. Susunan sel kayu daun letaknya tidak teratur

You might also like