Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TAHU MENJADI BIOGAS SEBAGAI BAHAN

BAKAR ALTERNATIF PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TAHU

TURNING LIQUID WASTES OF “TAHU” INTO BIOGAS


AS AN ALTERNATIVE FUEL IN “TAHU” INDUSTRY

Oesman Raliby, Retno Rusdjijati, and Imron Rosyidi

ABSTRACT
Trunan is one of the biggest tahu industrial centers in Magelang.
Nevertheless, the number of tahu manufacturer in this neighborhood is decreasing as the
result of the unreachable price of the raw material and the lack of sawdust, which is used
as the fuel. On the other side, the industry also causes environmental problem since the
liquid wastes, as the side effect of tahu producing process, commonly is simply littered to
the waters. As the result, the waters become polluted as well as the groundwater which is
indicated by the dirtiness of the waters and stinky smell.
To help solving the above problem, we hold a research with objective to make
use of tahu liquid wastes as an alternative fuel. Based on some researches, liquid wastes
of tahu liquid wastes as an alternative fuel. Based on some researches, liquid wastes of
tahu contain methane more than 50% that makes it possible to become the raw material
of biogas energy.
The method used in this research is engineering method (design activity) which
is not routine, thus there will be new contribution either for the process and the
product/protptype.
The result of the research shows that to produce 1500 liter of biogas that fulfills
the average need of a household it takes 100 kg of soybean per day. Hence, for each
cooking process of tahu which needs 30.000 kg of soybean produces 283,8 m3 of
liquid wastes per day, which then produce 442,650 liter of biogas.
Afterward, to steam 100 kg of soybean it takes 3,93 m3 of biogas, while it takes
20 kg of sawdust. Every 100 kg of soybean takes energy which costs Rp. 40.000 for 3
times cooking process and each process takes 0,2 m3 of sawdust which costs Rp. 12.500.
Therefore, the efficiency reach 61,1%. Moreover, beside used as fuel to cook, biogas can
also be used for other need like lights.

Keywords : liquid wastes of tahu, biog

PENDAHULUAN tersebut mencapai 30 pengusaha.


Kampung Trunan Kalurahan Namun jumlah itu telah mengalami
Tidar Kecamatan Magelang Selatan banyak penurunan dibandingkan tahun-
Kota Magelang merupakan salah satu tahun sebelumnya. Hal ini terutama
sentra industri pengolahan tahu yang disebabkan oleh harga bahan baku
terkenal di Kota Magelang. Menurut yaitu kedelai yang tidak stabil atau
data dari Disperindag Kota Magelang cenderung mengalami kenaikan dan
jumlah pengusaha tahu di wilayah semakin langka dan mahalnya bahan

Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah – Vol.7 No.2, Desember 2009 213
bakar yang digunakan (kayu bakar, adalah berapa kapasitas limbah cair yang
sekam, berambut, grajen, atau minyak dihasilkan oleh kelompok industri tahu
tanah). di Kampung Trunan Kota Magelang
Industri pengolahan tahu agar dapat diolah menjadi biogas,
tersebut selain menghasilkan produk apakah biogas yang dihasilkan dari
utama berupa tahu dalam berbagai limbah cair tahu tersebut mampu
bentuk (tahu putih, tahu goreng, tahu mencukupi kebutuhan bahan bakar
pong, dan kerupuk tahu), juga seluruh pengusaha tahu di Kampung
menghasilkan limbah padat maupun Trunan Kota Magelang, dan bagaimana
limbah cair. Limbah padat sudah mekanisme pemanfaatan biogas yang
banyak dimanfaatkan seperti pakan dihasilkan dari pengolahan limbah cair
ternak dan tempe gembus. Namun tahu di Kampung Trunan Kota Magelang
limbah cair belum dimanfaatkan sama untuk proses pengolahan tahu.
sekali atau langsung dibuang begitu Dengan tercapainya tujuan
saja ke perairan. Akibatnya perairan penelitian ini, diharapkan masyarakat
menjadi tercemar, begitu pula dengan dapat terjaga kesehatan lingkungannya
simpanan air tanah yang ditandai oleh terutama dari sumber-sumber air yang
kotornya wilayah perairan dan timbulnya tercemar dan bau busuk yang
bau menyengat. ditimbulkan. Di samping itu juga
Menurut hasil penelitian Basuki dapat memanfaatkan biogas yang
(2008), limbah cair tahu mempunyai dihasilkan sebagai alternatif bahan
kandungan protein, lemak, dan bakar yang dapat digunakan untuk
karbohidrat atau senyawa-senyawa kebutuhannya sehari-hari. Bagi
organik yang masih cukup tinggi. Jika Pengusaha terutama industri kecil
senyawa-senyawa organik itu diuraikan pengolah tahu, dapat mengurangi biaya
baik secara aerob maupun anaerob produksi dengan memanfaatkan limbah
akan menghasilkan gas metana (CH4), cair tahu sebagai biogas. Dengan
karbondioksida (CO2), gas-gas lain, dan demikian harga jual tahu tidak terlalu
air (Sugiharto, 1987). Gas metana tinggi, dan dapat dinikmati oleh seluruh
merupakan bahan dasar pembuatan lapisan masyarakat. Bagi Pemerintah
biogas. Biogas adalah gas pembusukan dapat turut membantu meningkatkan
bahan organik oleh bakteri pada kondisi Pendapatan Asli Daerah, dengan
anaerob. Gas ini tidak berbau, tidak semakin berkembangnya kuantitas
berwarna, dan sangat mudah terbakar. maupun kualitas industri pengolahan
Biogas sebanyak 1000 ft3 (28,32 m3) tahu di wilayahnya. Bagi Institusi, hasil
mempunyai nilai pembakaran yang sama dari kegiatan penelitian ini dapat
dengan galon (1 US gallon = 3,785 digunakan sebagai sarana untuk
liter) butana atau 5,2 gallon gasolin melakukan kegiatan pengabdian pada
(bensin) atau 4,6 gallon minyak diesel. masyarakat.
Untuk memasak pada rumah tangga
dengan 4-5 anggota keluarga cukup 150 BAHAN DAN METODA
ft3 per hari (Dewanto, 2008). Limbah A. Bahan
cair tahu mempunyai kandungan metana Bahan-bahan yang digunakan dalam
lebih dari 50%, sehingga sangat penelitian ini adalah limbah cair tahu, ,
memungkinkan sebagai bahan baku drum minyak, plat/stainless steel pipa
sumber energi biogas. PVC 0.5 inch, PVC, sambungan siku 0.5
Permasalahan yang muncul inch, PVC sambungan T 0.5 inch, PVC

Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah – Vol.7 No.2, Desember 2009 214
ulir 0.5 inch jantan 26 dan betina, lem sekitar biodigester berupa temperatur
PVC, stop kran 0,5 inchi, elbow, bata dalam tanah.
merah, semen, pasir, pipa PVC 5 inchi, 3. Penentuan Kriteria Disain
botol plastik, fiberglass, ban dalam, dan Penentuan kriteria disain dilakukan
tali karet ban dalam. untuk menentukan kriteria dasar
Bahan yang digunakan pada biodigester yang akan digunakan
pengujian jumlah koloni adalah spiritus, sebagai dasar perancangan yang
alkohol, media agar, buffer fosfat/ 0.85% berdasarkan atas observasi
NaCl/ larutan Ringer, dan starter/EM4. kebutuhan.
4. Perancangan
B. Metoda Perancangan meliputi rancangan
Metode penelitian yang digunakan fungsional untuk menentukan fungsi
adalah metode rekayasa yang dari komponen utama biodigester dan
merupakan suatu kegiatan rancang rancangan struktural untuk
bangun tidak rutin, sehingga di menentukan bentuk dan tata letak dari
dalamnya terdapat kontribusi baru, baik komponen utama.
dalam bentuk proses maupun produk/ Analisis teknik dilakukan untuk
prototipe (Umar, 1994). Sedangkan menghitung ukuran dimensi
metode pengumpulan datanya melalui : biodigester dan ukuran penyimpan
1. Observasi Kebutuhan gas sementara. Selain itu
Observasi kebutuhan dilakukan anthropometri dari biodigester perlu
dengan wawancara dengan sejumlah dipertimbangkan untuk kenyamanan
pengusaha tahu di kampung Trunan kerja operator.
Kota Magelang, untuk mengetahui 5. Pembuatan Gambar Teknik
kebutuhan pengusaha tahu akan Tahap ini adalah membuat gambar
biodigester, kebutuhan bahan bakar desain atau gambar teknik dari
untuk memasak, kapasitas rata–rata biodigester yang dirancang dengan
kedelai yang diproses setiap harinya, menggunakan software Autocad R14.
pemanfaatan limbah cair tahu (whey), 6. Pembuatan Prototipe
harapan pelaku usaha apabila
biodigester telah dibangun dalam HASIL
menggantikan bahan bakar Kualitas Biogas yang Dihasilkan
konvensional, dan ketersediaan lahan
bagi penempatan biodigester. Selain Suhu
itu juga dilakukan diskusi tentang Temperatur terukur yang bekerja pada
mekanisme pengoperasian digester menunjukkan pada angka 20 –
biodigester. 250C, sesuai dengan temperatur yang
2. Pengukuran Sifat Fisik Bahan dan diperkirakan pada tahap perancangan.
Keadaan Lingkungan Hal ini dapat disebabkan oleh
Pada tahap ini dilakukan temperatur lingkungan yang
pengukuran sifat fisik bahan dari mempengaruhi materi di dalam
Whey/limbah cair tahu yang meliputi biodigester, karena karena material
berat jenis dan koefisien gesek untuk bahan dalam hal ini drigen yang
menentukan kemiringan lubang, rata- digunakan bukan merupakan isolator/
rata jumlah limbah cair tahu yang penahan panas yang baik.
tersedia dari setiap proses/hari/pelaku Dengan mengetahui variabel ini
usaha, dan temperatur lingkungan selanjutnya dapat diperhitungkan

Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah – Vol.7 No.2, Desember 2009 215
kemampuan digester tersebut dalam dari 334,75 mg/l menjadi 85 mg/l.
mencerna bahan. Pada temperatur 350C
bahan limbah cair tahu dapat dicerna COD
selama 10 – 15 hari. Pada percobaan Pemeriksaan parameter COD ini
temperatur yang bekerja mencapai suhu menggunakan oksidator potasium
antara 20 – 250C sedikit dibawah dikromat yang berkadar asam tinggi dan
temperatur optimal maka dapat dipertahankan pada temperatur tertentu.
dipahami kemampuan bakteri untuk Penambahan oksidator ini menjadikan
mencerna bahan menjadi 3 minggu. proses oksidasi bahan organik menjadi
air dan CO2, setelah pemanasan maka
pH sisa dikromat diukur. Pengukuran ini
Derajat keasaman dari bahan di dalam dengan jalan titrasi, oksigen yang
digester merupakan salah satu indikator ekifalen dengan dikromat inilah yang
bagaimana kerja digester. Derajat menyatakan COD dalam satuan ppm.
keasaman dapat diukur dengan pH Hasil penelitian menunjukkan
meter atau kertas pH. Untuk bangunan pengurangan kadar COD dari 1826 mg/l
digester yang kecil, pengukuran pH dapat menjadi 450 mg/lt
diambil dari keluaran/effluent digester
atau pengambilan sampel dapat diambil TSS
di permukaan digester apabila telah Total Suspended Solid adalah semua zat
terpasang tempat khusus pengambilan terlarut dalam air yang tertahan
sampel (Fry, 1974). membran saring yang berukuran 0,45
mikron. Kemudian dikeringkan dalam
BOD oven pada temperatur 103°C–105°C,
Pemeriksaan parameter BOD didasarkan hingga diperoleh berat tetap. Partikel
pada reaksi oksidasi zat organik dengan yang sama besar, part ikel yang
oksigen di dalam air dan proses mengapung dan zat-zat yang
tersebut berlangsung karena adanya menggumpal yang tidak tercampur dalam
bakteri aerobik. Untuk menguraikan zat air, terlebih dahulu dipisahkan sebelum
organik memerlukan waktu ± 2 hari pengujian. Hasil penelitian menunjukkan
untuk 50% reaksi, 5 hari untuk 75% pengurangan kadar SS dari 250 mg/l
reaksi tercapai dan 20 hari untuk 100% menjadi 40 mg/lt.
reaksi tercapai. Dengan kata lain tes
BOD berlaku sebagai simulasi proses Laju Pembentukan Biogas
biologi secara alamiah, mula-mula Kapasitas Limbah Cair Tahu
diukur DO nol dan setelah mengalami Pada sentra pengrajin tahu dan tempe
inkubasi selama 5 hari pada suhu 20°C di Kampung Trunan Kota Magelang
atau 3 hari pada suhu 25°C–27°C berdasarkan identifikasi kebutuhan
diukur lagi DO air tersebut. Perbedaan kedelai mencapai 334 kw/hari. Jumlah
DO air tersebut yang dianggap sebagai tersebut diperoses untuk tempe sebanyak
konsumsi oksigen untuk proses 34 kw, sedang yang diproses untuk
biokimia akan selesai dalam waktu 5 tahu sebanyak 300 kw/hari. Jadi
hari dipergunakan dengan anggapan kapasitas limbah cair yang dihasilkan
segala proses biokimia akan selesai dalam dapat dihitung dengan :
waktu 5 hari.
Hasil penelitian yang dilakukan Kapasitas limbah cair = Koefisien limbah
menunjukkan pengurangan kadar BOD x jumlah kedelai diolah

Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah – Vol.7 No.2, Desember 2009 216
= 9,46 liter/kg x 30.000 kg/hari Vt = (Lp × Abhn) / 80%
= 283.800 liter/hari
Dimana :
Jadi kapasitas produksi limbah cair tahu Vdig = Volume digester, liter
mencapai 283,8 m3/hari dari 300 kw Vt = Volume total digester, liter
kedelai terolah Lp = Lama proses, hari
Abhn = Aliran bahan, liter/hari
Pemenuhan Kebutuhan Bahan Bakar
Pengolahan limbah cair tahu dari Sehingga :
kapasitas 283,8 m3/hari tersebut, dapat Vt = (Lp × Abhn) / 80%
diperoleh gasbio setara dengan 442,6 = (8 x 1500)/0.8
m3/hari. Hal ini dihitung berdasarkan = 15.000 liter
interpolasi tiap kg kedelai menghasilkan = 15m3
9,46 liter limbah dan tiap kg kedelai
menghasilkan 15 liter gas bio, sehingga
kapasitas gasbio mencapai 442,65 Lama Waktu Fermentasi untuk
m3/hari. Sedang kebutuhan energi untuk Menghasilkan Biogas Secara Optimum
memasak bagi keluarga dengan anggota Secara reguler waktu yang
keluarga 4-5 orang, diperlukan 1,5 m3/ diperlukan untuk memfermentasi
hari. Sehingga gasbio hasil fermentasi limbah cair tahu menjadi gasbio
dari limbah cair tahu cukup untuk mencapai 3 minggu tergantung pada
memenuhi 295 keluarga. Sedang kualitas limbahnya. Dengan penambahan
jumlah pengusaha/pengrajin tahu yang starter dalam hal ini EM4 dengan
ada di kampung Trunan mencapai 205 komposisi 0,5%, proses pembentukannya
pengrajin. menjadi satu minggu lebih cepat. Dalam
percobaan di laboratorium dengan
Kemampuan Digester penambahan starter 1,5% waktu yang
Hal pertama yang harus diperhatikan diperlukan untuk fermentasi mencapai 8
dalam membangun digester adalah hari.
jumlah bahan yang tersedia tiap hari
dan lama proses untuk mencerna Efektifitas Pembentukan Biogas
bahan. Maka volume digester yang Melalui Teknologi Bioproses
dibutuhkan untuk mencerna bahan dapat Bahan bakar yang digunakan
dihitung sebagai berikut (Meynell, 1976): penduduk desa pada umumnya adalah
minyak tanah dan kayu bakar.
Vdig = Lp x Abhn Kebutuhan energi untuk memasak
didapat dari konsumsi energi untuk
Selain itu diperhitungkan ruang untuk memasak di pedesaan Indonesia/kapita/
gas sebesar 20% dari volume total tahun menurut Hadi (1979) seperti yang
biodigester. Sehingga total volume tertulis di Tabel 1.
digester adalah:
Vt = ( Lp ×Abhn ) + 20 % Vt
Vt – 20 % Vt = ( Lp × Abhn )

Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah – Vol.7 No.2, Desember 2009 217
Tabel 1. Konsumsi Energi untuk Memasak di Pedesaan Indonesia/Kapita/Tahun

Sumber : Hadi, 1979.

Konsumsi energi menurut Hadi (1979) Tabel 4.1, kebutuhan energi untuk
pada Tabel 1. adalah berdasarkan memasak di pedesaan Indonesia adalah
survey pada konsumsi bahan bakar, sebesar 882,13 kkal /kapita/tahun.
sedangkan efisiensi kompor atau Apabila disetarakan dengan kebutuhan
tungku tidak diperhitungkan maka untuk gas bio yang memiliki nilai kalor 20 –
memperhitungkan kebutuhan energi 26 joule/cm3 atau 4785–6220 kkal/m3
untuk memasak/kapita perlu (Meynell 1976) adalah sebesar 184.35–
diperhitungkan efisiensi. 141.82 m3 biogas/kapita/tahun atau
Menurut Kojima (2002) kompor 0.3885–0.505 m3 biogas/kapita/hari,
minyak tanah (wick stove) memiliki sehingga untuk kesetaraan penggunaan
efisiensi 35%, sedangkan menurut Hadi biogas dengan bahan bakar lain dapat
(1979) efisiensi pembakaran anglo diperhitungkan secara ekonomis sebagai
tradisional untuk kayu bakar adalah berikut:
22,4%. Berdasarkan perhitungan pada

Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah – Vol.7 No.2, Desember 2009 218
1. Gas Bio dengan Kayu Bakar
Nilai Kalor Biogas 4785kkal/m3 = 4,785kkal/l
Nilai Kayu Bakar 4700 kkal/kg
Harga Kayu bakar Rp. 40.000/m3/200kg/m3 == Rp. 200/kg
Rp 2. 00 / kg
H arg aBiogas  4 7
, 85kkal / l.x.
4700kkal / l
= Rp. 0,203/liter

2. Gas Bio dengan Minyak Tanah


Nilai Kalor Biogas 4785kkal/m3 = 4,785kkal/l
Nilai Minyak Tanah 9122 kkal/kg
Harga Minyak tanah Rp. 2.000/liter
Rp.2000 / kg
H arg aBiogas  4 7
, 85kkal / l.x.
9122kkal / l
= Rp. 1,05

3. Gas Bio dengan LPG


Nilai Kalor Biogas 4785kkal/m3 = 4,785kkal/l
Nilai Kalor LPG 10882 kkal/m3 = 10,882 kal/liter
Harga LPG = Rp. 85.000/12kg/500liter/kg = Rp. 14,167
Rp.14 167, / kg
H arg aBiogas  ,4 785kkal / l.x.
kkal / l
10 882,

= Rp. 6,23/liter

Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah – Vol.7 No.2, Desember 2009 219
Kesetaraan Biogas dengan Bahan Bakar Lain

7
6
5
4
Rp/liter
3
2
1
0
Kayu bakar Minyak tanah LPG

Bahan Bakar

Gambar 1. Diagram kesetaraan Biogas dengan bahanh bakar lain

Effisiensi Berdasarkan penelitian 100kg kedelai


Selama ini untuk memasak kedelai dihasilkan gasbio 1,5 m3 atau setara
energi yang dipakai menggunakan kayu dengan 1500 lt gas bio dengan nilai kalori
bakar atau grajen. Untuk sekali masak 4,785 kkal/lt. Sehingga panas dari gas bio
dengan kapasitas 100kg kedelai yang dihasilkan mencapai 7177,7 kkal.
diperlukan 0,2 m2 grajen setara dengan Sehingga effisiensi dengan
40 kg grajen dengan nilai kalori penggunaan gasbio sebagai pengganti
4700kkal/kg. Sehingga kebutuhan kalori grajen adalah
yang diperlukan untuk memasak kedelai
setara dengan 18.800 k.kal.

18.800 - 7177,5
Effisiensi  x 100%
18.800
= 61,6%

PEMBAHASAN Dari kapasitas limbah tersebut,


Berdasarkan survey lapangan maka dapat dikonversikan menjadi
kapasitas produksi tahu di kampung gasbio dengan kapasitas 442,65 m3/hari.
trunan memerlukan kedelai 300kw/hari, Hal ini mampu mencukupi untuk
sehingga kapasitas limbah cair tahu di keperluan memasak bagi 295,1 keluarga
sentra industri tahu kota Magelang dengan jumlah anggota keluarga masing-
mencapai 283800 liter/hari atau setara masing 4-5 orang. Dengan catatan seluruh
283,8 m3/hari. Nilai kapasitas kebutuhan limbah cair dapat diakumulasikan dalam
kedelai tersebut jauh lebih kecil dari satu digester.
angka yang seharusnya. Pemanfaatan gasbio untuk memasak

Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah – Vol.7 No.2, Desember 2009 220
kedelai mampu memberikan effisensi sekitar dua minggu, mikroorganisme
sebesar 61,6%. Hal ini disebabkan nilai sudah mulai tumbuh atau berkembang
kalori gas bio yang lebih rendah biak di dalam reaktor. Di dalam bak
dibanding dengan nilai kalori pada kayu pengendapan awal sudah mulai terlihat
atau grajen, disamping produksi gasbio lapisan mikroorganisme yang menempel
yang masih terbatas. pada permukaan media.
Uji coba proses pengolahan dengan Mikroorgnisme tersebut sangat
kondisi anaerobik dilakukan dengan membantu menguraikan senyawa organik
tanpa proses aerasi maupun tanpa yang ada di dalam air limbah.
sirkulasi. Dengan demikian proses di Dengan berkembangbiaknya
dalam bak pengurai anaerobik maupun mikroorgnisme atau bakteri pada
bak pengolahan lanjut berada dalam permukaan media, maka proses
kondisi anaerob. penguraian senyawa polutan yang ada di
Berdasarkan pengamatan secara dalam air limbah menjadi lebih efektif.
fisik, pada awal proses yakni pengamata Selain itu, setelah proses berjalan selama
setelah tiga hari operasi, proses tiga minggu pada permukaan media
penguraian sudah mulai berjalan. Hal ini kontaktor plastik telah diselimuti oleh
dapat dilihat dari timbulnya bau yang lapisan mikroorganisme meskipun masih
menyengat pada bak pengurai anaerob, sangat tipis. Dengan tumbuhnya lapisan
timbulnya bau tersebut terutama pada mikroorganisme tersebut, maka proses
proses produksi tahu kuning. Limbah penyaringan padatan tersuspensi (SS)
yang dihasilkan berwarna kuning keruh maupun penguraian senyawa polutan
dan berbau rebusan kedelai. Sedang pada yang ada di dalam air limbah menjadi
proses pembuatan tahu putih, limbah yang lebih baik. Hal ini secara fisik dapat
dihasilkan berwarna putih keruh dengan dilihat dari air limpasan yang keluar dari
bau kedelai. Pekatnya tingkat bau zona anaerob sudah cukup jernih, dan
disebabkan karena limbah cair tahu masih buih atau busa yang terjadi di zona aerob
mengandung bahan organic yang cukup (bak aerasi) sudah sangat berkurang.
tinggi, sehingga bila terurai akan Sedangkan air olahan yang keluar secara
menimbulkan bau yang tidak sedap. fisik sudah sangat jernih. Sedangkan hasil
Dari hasil penelitian, kapasitas analisa kualitas air limbah sebelum dan
produksi serta jumlah limbah yang sesudah pengolahan., tanpa proses aerasi
dihasilkan akan mempengaruhi dapat dilihat pada table 2.
karakteristik limbah cair (BOD, COD, Mikroorgnisme tersebut sangat
TSS dan pH). Dengan kata lain semakin membantu menguraikan senyawa
besar kapasitas produksi dengan hasil organik yang ada di dalam air limbah.
limbah yang semakin banyak akan Dengan berkembangbiaknya
berdampak pada semakin buruknya mikroorgnisme atau bakteri pada
karakteristik limbah yang dihasilkan. Di permukaan media, maka proses
kampung Trunan, untuk pembuatan tahu penguraian senyawa polutan yang ada di
putih dengan kapasitas hingga 100 kg dalam air limbah menjadi lebih efektif.
kedelai perhari menghasilkan limbah cair Selain itu, setelah proses berjalan selama
mencapai 160 liter dengan karakteristik tiga minggu pada permukaan media
BOD terkandung mencapai 334,75 mg/l., kontaktor plastic telah diselimuti oleh
COD 1826 mg/l., dan TSS 250 mg/l, lapisan mikroorganisme meskipun masih
serta pH 5,4. sangat tipis. Dengan tumbuhnya lapisan
Setelah proses berjalan berjalan

Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah – Vol.7 No.2, Desember 2009 221
mikroorganisme tersebut, maka proses atau busa yang terjadi di zona aerob (bak
penyaringan padatan tersuspensi (SS) aerasi) sudah sangat berkurang.
maupun penguraian senyawa polutan yang Sedangkan air olahan yang keluar secara
ada di dalam air limbah menjadi lebih fisik sudah sangat jernih. Sedangkan hasil
baik. Hal ini secara fisik dapat dilihat analisa kualitas air limbah sebelum dan
dari air limpasan yang keluar dari zona sesudah pengolahan., tanpa proses aerasi
anaerob sudah cukup jernih, dan buih dapat dilihat pada table 2.

Tabel 2. Hasil analisa air sebelum dan sesudah Pengolahan secara anaerob
(Setelah operasi berjalan 4 minggu)
Konsentrasi Limbah Cair (mg/l)
No. Parameter Effisiensi
Sebelum Diolah Setelah Diolah
1 BOD 334.75 85 74.5
2 COD 1826 450 75.4
3 Total SS (suspended solids) 250 40 84
4 Sulfat Ttd 28.6 -
5 Ph 5,4 6,7 -

Hasil analisa kualitas air limbah Berdasarkan Undang-undang No.23


sebelum dan sesudah pengolahan pada Tahun 1997 dan PP. No.82 tahun
kondisi proses tanpa aerasi 2000
menunjukkan bahwa dengan proses Mengenai Pengelolaan Kualitas Air dan
secara anaerobik didapatkan efisiensi Pengendalian. Kondisi tersebut dapat
penghilangan BOD 74,5%, COD 75,4 diterima. Artinya kadar limbah cair yang
% dan efisiensi penghilangan padatan telah diolah cukup aman untuk
tersuspensi (SS) 84 %. lingkungan.

SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah akan mencukupi seluruh pengusaha
dilakukan maka dapat disimpulkan tahu di sentra kerajinan tahu yang
beberapa hal berikut: berjumlah 205 pengusaha.
1. Kapasitas limbah cair tahu di sentra 3. Mekanisme pemanfaatan limbah cair
Industri tahu kampung Trunan Kota tahu di Kampung Trunan dengan
Magelang mencapai 283800 kapasitas 283,8 m3/hari tidak dapat
3
liter/hari atau setara 283,8 m /hari. dibuat dalam satu lokasi yang
2. Kapasitas limbah cair bila digunakan secara komunal, tapi
dikonversikan menjadi gas bio akan harus dibagi dalam 3 atau 4 tempat.
menghasilkan 442,65 m3/hari. Hal Hak ini mengingat keterbatasan
ini akan mencukupi kebutuhan lahan untuk Kampung Trunan Kota
memasak bagi 295 keluarga, atau Magelang.

Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah – Vol.7 No.2, Desember 2009 222
DAFTAR PUSTAKA

Anon. 1980. Guidebook on Biogas Fry, L. J., 1973, Methane Digesters


Development. Energy Resources for Fuel Gas and Fertilizer, The
Development Series No. 21. New Alchemy Institute,
United Nations: Economic and Massachusetts, 8th Printing.
Social Commission for Asia and http://journeytoforever.org/biofuel
The Pacific. Bangkok. Thailand. _library/MethaneDigesters/MD1.ht
Anon. 1984. Updated Guidebook on ml , diakses 26 sept 2003.
Biogas Development - Energy Hadi, Setyawati; Buharman Boso
Resources Development Series Purnama; Hartoyo, 1979,
1984, No. 27, United Nations, Penggunaan Kayu Bakar dan
New York, USA. Limbah Pertanian Di Indonesia
Anon. 1997. Biogas Utilization. GTZ. (Laporan Perkembangan),
http://ww5.gtz.de/gate/techinfo/bi Departemen Pertanian, Badan
ogas/appldev/operation/utilizat.ht Penelitian dan Pengembangan
ml. Pertanian, Lembaga Penelitian
Anon. 2003. Perkebunan Kelapa Sawit Hasil Hutan, Bogor, Indonesia.
dapat Menjadi Basis Indrtono Y.S., 2005, Reaktor Biogas
Pengembangan Sapi potong. Skala Kecil/Menengah (Bagian
Warta Penelitian dan Kedua). Artikel Iptek-Bidang
Pengembangan Pertanian.Vol. 25 Energi dan Sumber Daya Alam.
No5. http://www.beritaiptek.com
Fatah A., Kusuma H., Wardani A., diakses 18 September 2008.
1989, Pembuatan Gasbio. Meynell, P. J., 1976, Methane:Planning a
Laporan Penelitian Universitas Digester, Prism Press, Great
Muhammadiyah Magelang (tidak Britain.
diterbitkan)

Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah – Vol.7 No.2, Desember 2009 223

You might also like