Professional Documents
Culture Documents
Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
MAHASISWA
SISTEM ENDOKRIN I
Penyusun :
1
Dosen Pengajar :
Instruktur :
Nama Mahasiswa :
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas perkenan Nya Buku Panduan
Kerja Mahasiswa (BPKM) Endokrin I, edisi 2016-2017 dapat diselesaikan sesuai
pada waktunya. Buku ini merupakan pedoman pembelajaran bagi mahasiswa
semester IV Prodi Ners (akademik) STIKes Bengkulu, dan dosen yang bertindak
sebagai narasumber atau fasilitator.
Strategi pembelajaran adalah Pembelajaran Berdasar Masalah dengan kurikulum
berbasis kompetensi yakni standar kompetensi pendidikan Ners di Indonesia. Sistem
pembelajaran yang dilakukan adalah Student Centered Learning atau pembelajaran
aktif mandiri.
BPKM Endokrin I, ini dibuat berdasarkan kompetensi dari prinsip – prinsip
teoritis dan keterampilan klinis tentang sistem endokrin sesuai dengan tingkat usia
manusia dari pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini
meliputi berbagai aspek yang terkait dengan gangguan umum hormon. Kegiatan
belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan
komprehensif, dalam mengaplikasikan konsep sistem neurobehaviour pendekatan
asuhan keperawatan sebagai dasar pemecahan masalah serta memperhatikan aspek
legal dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan
pencapaian kompetensi. Semoga buku ini bermanfaat bagi mahasiswa, staf pengajar
serta seluruh komponen terkait dalam proses pendidikan Ners di STIKes Dehasen
Bengkulu.
3
BAB I
KEBIJAKAN DAN STANDART
A. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Mata kuliah Endokrin I membahas tentang prinsip – prinsip teoritis dan
keterampilan klinis tentang sistem endokrin sesuai dengan tingkat usia manusia
dari pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini
meliputi berbagai aspek yang terkait sistem endokrin dan metabolik yang
meliputi konsep anatomi, fisiologi dan patofisiologi sistem metabolik; perawatan
pasien dengan masalah pada sistem endokrin (gangguan kelenjar hipofisis,
gangguan kelenjar tiroid, gangguan kelenjar adrenal & gangguan pankreas)dan
metabolik (gangguan hepar, gangguan bilier, gangguan kelenjar reproduksi,
klien yang berisiko mengalami gangguan endokrin-metabolik). Kegiatan belajar
mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan
komprehensif, dalam mengaplikasikan konsep sistem endokrin sebagai dasar
pemecahan masalah dan memperhatikan aspek legal etis.
Tim dalam hal ini dosen dan fasilitator telah menyiapkan aktivitas
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Aktivitas pembelajaran dalam neurobihaviour I untuk mencapai tujuan
pembelajaran adalah :
1. Kuliah Tatap Muka
Kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi bervariasi baik ekspositori
maupun diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah interaktif,
presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan
kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan
kajian pustaka atau internet, tanya jawab, atau simulasi. Kuliah tatap muka
di kelas merupakan suatu pendekatan yang merujuk pada pandangan
konstruktivis dimana kuliah interaktif ini menitik beratkan pada pertanyaan
mahasiswa sebagai ciri setralnya dengan cara menggali pertanyaan -
pertanyaan mahasiswa.
4
2. Tutorial
Tutorial yang dilakukan adalah diskusi dalam kelompok kecil dengan
menggunakan problem based learning (PBL). Mahasiswa dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil beranggotakan 5 – 7 orang. Tutorial dijadwalkan
lima kali dan dilakukan dengan didampingi oleh fasilitator atau mandiri.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran mahasiswa diberikan panduan
penugasan dan kelompok akan mendiskusikan kasus tersebut dengan
pendekatan seven jump. Setiap satu skenario akan dibahas dalam dua kali
pertemuan, pertemuan pertama akan melakukan langkah 1-5 dan langkah 6
mahasiswa, pertemuan kedua mahasiswa akan melanjutkan diskusi untuk
langkah 7.
3. Belajar mandiri
4. Kuliah pakar
Metode kuliah pakar/ ceramah pakar berbentuk penjelasan nara sumber
kepada mahasiswa dan biasanya diikuti dengan tanya jawab tentang isi
pelajaran yang belum jelas. Yang perlu dipersiapkan pengajar daftar topik
yang akan diajarkan dan media visual atau materi pembelajaran. Selama
kuliah pakar seluruh dosen diwajibkan menggunakan pendekatan student
centered learning (SCL).
SCL adalah konsep pembelajaran dengan pendekatan :
a. Menyertakan mahasiswa dalam proses pembelajaran
5
b. Mendorong mahasiswa memiliki pengetahuan lebih banyak, luas dan
mendalam
c. Membantu mahasiswa untuk menyelami kejadian pada kehidupan
nyata
d. Mendorong terjadinya pembelajaran secara aktif
e. Mendorong kemampuan mahasiswa untuk berfikir kritis
f. Mengarahkan untuk mahasiswa mengenali dan menggunakan
berbagai macam gaya belajar
g. Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang mahasiswa
h. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan berbagai strategi
assessment
Beberapa topik kuliah pakar yang akan diberikan pada Blok 1 akan
dijadwalkan sesuai tujuan pembelajaran setiap minggu. Dalam kuliah pakar
ini mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas selama proses diskusi tutorial atau belajar mandiri.
5. Field Trip
Merupakan model pembelajaran dengan melakukan observasi atau
pengamatan langsung di rumah sakit sebagai bagian dari early exposure
kepada mahasiswa, dengan tujuan meningkatkan pemahaman mahasiswa
sesuai tujuan pembelajaran
6
7. Praktikum Laboratorium
2. Nilai Lulus
Nilai lulus setiap mata ajar adalah minimal C
3. Kriteria penilaian
Jenis Ujian Prosentase Penilaian
MCQ 45% 30% 50% 40% 45%
Tutorial 20% 15% 30% 25% 20%
Skill Laboratorium 20% 15% - - 20%
Praktikum 15% 15% - 20% -
7
Tugas 10% 20% 15% 15%
Ujian topik 15%
8
BAB II
AKTIVITAS PEMBELAJARAN
7
8 Melakukan simulasi asuhan keperawatan Tatap muka 116 mnt
kasus sistem endokrin Penugasan 116 mnt
terstruktur 186 mnt
Praktikum Lab 140 mnt
KBM
9
KBM
14 MINGGU TENANG
10
BAB III
11
C. Lembar Kerja Minggu 3
Anatomi fisiologi system hormone reproduksi
Petunjuk Pelaksanaan
12
E. Lembar Kerja Minggu 5
Menjelaskan proses farmakologi pada system endokrin
Petunjuk Pelaksanaan
13
G. Lembar Kerja Minggu 8
Simulasi Asuhan Keperawatan Kasus Sistem Endokrin: Diabetes
Melitus
Petunjuk Pelaksanaan
14
I. Lembar Kerja Minggu 10
Asuhan keperawatan pada kasus Tiroidektomi dan sindrom chusing
Petunjuk Pelaksanaan
15
BAB IV
KASUS BAHASAN
A. Lembar Kasus 1
Minggu ke 11
KASUS
Ny. Andre 37 thn, BB: 54 kg, Tb: 160 cm, dibawa ke UGD dengan keluhan sakit
hebat pada epigastrium tina-tiba dan makin lama makin hebat. Nyeri ini
menyebar ke punggung perut yang menjalar ke abdomen bagian bawah. Pada
memriksaan didapatkan TD: 80/60 mmHg. HR:132 x/menit. Lemah RR:
30x/menit, T: 38,5°C. Mual dan beberapa kali muntah, kulit dingin abdomen
tegang teraba masa pada area epigastrium. Nyeri tekan (+). Tugor turun, mukosa
mulutkering. Pada pemeriksaan lebih lanjut PH darah: 7,3. PO3: 65 mmHg.
PCO2: 37 mmHg. HCO3: 13m Eq/lt (serum amylase dan lipase meningkat),
leukositosis dan oligoria dari USG didapatkan adanya cholelitis yang disertai
pancreatitis. Maka harus segera dilakukan pembedahan, setelah itu ia
mendapatkan terapi antibiotic 1 antibiotika untuk gram positif, 1 untuk gram
negative, 1 untuk bakteri anaerob. Harga antibiotic mahal, jadi keluarga harus
meminjam uang karena antibiotiknya antibiotic mahal.
Lakukan :
1. Analisa data dan tetapkan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
2. Buat rencana tindakan berdasarkan prioritas
3. Lakukan tindakan keperawatan dengan cara role play
Langkah langkah role play :
a. Buat skenario (skrip percakapan)
b. Buat SOP tindakan keperawatan
c. Setting lingkungan sesuai skenario
d. Lakukan role play dengan durasi maximal 30 menit
B. Lembar Kasus 2
Minggu ke 12
Asuhan keperawatan
Tuan M mengeluh sangat haus setiap hari dan bisa menghabiskan air minum
dingin 2-7 liter/hari, jika minum tidak banyak maka terkadang keram dan lemas.
RR 38 x/menit, TTV, TD: 140/90 mmHg, heart rate 160 x/menit, S: 38,5°C,
Sa02 100%, kondisi pupil keduanya miosis, reflek cahaya
Lakukan :
1. Analisa data dan tetapkan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
2. Buat rencana tindakan berdasarkan prioritas
3. Lakukan tindakan keperawatan dengan cara role play
16
Langkah langkah role play :
a) Buat skenario (skrip percakapan)
b) Buat SOP tindakan keperawatan
c) Setting lingkungan sesuai skenario
d) Lakukan role play dengan durasi maximal 30 menit
17
BAB V
PRAKTIKUM LABORATORIUM
A. Praktikum 1
Minggu 2
Prosedur Kerja :
1. Siapkan model anatomi sistem endokrin
2. Pelajati tiap bagian bagiannya
3. Gambarlah dan jelaskan anatomi dan fisiologi sistem endokrin sesuai yang
anda pelajari
B. Praktikum 2
Prosedur Kerja:
Pemeriksaan Fisik Kepala, meliputi
1) Inspeksi :
a. Melakukan Penilaian terhadap Rambut, apakah ada kerontokan, tanda
malnutrisi.
18
perhatikan rambut pada mallnutrisi
b. Melakukan Penilaian apakah bentuk wajah simetris, atau asimetris, asimetris
biasanya tampak pada pasien dengan paresis N.VII
c. Mencari apakah ada jejas, baik lama atau jejas baru.
d. Melakukan penilaian terhadap kulit wajah pasien apakah ditemukan kelainan-
kelainan, misalnya Malar eritema, yang sering berhubungan dengan penyakit
jantung.
e. Melakukan Pemeriksaan Umum pada Organ Mata, mulai kelopoak mata
sampai Bilik mata depan saja, meliputi :
- Area sekitar bola mata : bercak Xanthelasma, berkaitan dengan
Hipercholesterolemia.
- Kelopak Mata : apakah ada tanda anemia pada konjugtiva palpebra
inferior, bengkak, sekret, kemerahan.
- Sclera : apakah ada tanda ikterus.
- Konjungtiva Bulbi : apakah ada kemerahan, bengkak, sekret, benda asing,
jejas, pterygium.
- Kornea : apakah ada benda asing, kekeruhan, jejas.
- Bilik Mata Depan : apakah nampak genangan darah/ hifema, sudut tajam
atau tumpul.
- Pupil : Warnanya, reguler, utuh atau tidak.
- Iris : melihat apakah ukuran simetris/ isokor, reflek cahaya, reguler, utuh,
apa ada kekeruhan lensa.
f. Melakukan Pemeriksaan Umum pada Organ Telinga, mulai Daun telinga
sampai Telinga Luar saja/ Acusticus Externus, meliputi :
- Daun Telinga : melihat apakah ada kelainan radang, tumor, jejas.
- Lubang telinga-salurannya : melihat apakah ada bengkak, tanda
keradangan, benda asing, sekret.
- Gendang Telinga : apakah ada area pantulan cahaya/ cone of light, tanda
keradangan, edema, secret, perforasi.
g. Melakukan Pemeriksaan Umum pada Cavum Oris, meliputi :
- Bibir : apakah kebiruan/ cyanosis, jejas, peradangan.
19
- Celah buccal : melihat tanda peradangan, edema, sekret, bercak-bercak,
benjolan.
- Gigi-geligi : apakah ada gigi berlubang, tanda peradanagan, bengkak,
perdarahan, bercak-bercak, benjolan.
- Palatum : apakah ada ikterus, kelainan bawaan lahir.
- Lidah : apakah ada lesi, peradangan, benjolan, bercak-bercak.
- Mukosa Faring : melihat pembesaran-peradangan dari tonsila palatina,
mukosa faring, bercak-bercak, jejas, benjolan, benda asing.
- Menilai secara keseluruhan kebersihan rongga mulut/ oral hygiene.
2) Palpasi :
- Melatih para mahasiswa untuk melakukan palpasi benjolan tumor pada
permukaan kulit wajah.
- Melatih para mahasiswa membalik kelopak mata, menahan kelopok mata.
- Melatih para mahasiswa untuk melakukan palpasi daun telinga
danmemeriksa lubang telinga.
- Melatih para mahasiswa untuk pemeriksaan rongga mulut, melakukan
perabaan terhadap buccal fold.
1) Inspeksi :
- melakukan inspeksi dari sisi depan, samping dan belakang leher.
Asimetris karena pembengkakan. Pembengkakan dapat disebabkan aneurisma
arteri karotis, pembengkakan terdapat pada satu sisi dan dapat diraba pulsasi
arteri pada daerah tersebut.
- mencari apakah ada benjolan pada leher.
Tumor misalnya pada limfoma ( unilateral/ bilateral), tumor kista brakialis,
pembesaran kelenjar tiroid.
- mencari apakah ada tanda peradangan pada leher.
Kelenjar limfe : pembesaran kelenjar limfe dapat dijumpai pada tuberculosis
kelenjar, leukemia, limfoma mlaigna.
20
Dengan cara melakukan ekstensi dan deviasi kesamping,secara sederhana
pada leher, regangan m. sternokleidomastoideus akan memperlihatkan batas
antara trigonum anterior dan posterior, sehingga pembesaran kelenjar tiroid
atau kelenjar getah bening atau struktur pembuluh darah dapat segera dilihat
dengan nyata.
2) Palpasi :
- melatih mahasiswa memeriksa perabaan kelenjar getah bening leher
C. praktikum 3
Judul Praktikum : Praktik melakukan injeksi SC dan IC
21
Injeksi SC
Alat dan bahan :
Buku catatan pemberian obat
- Kapas alkohol
- Sarung tangan sekali pakai
- Obat yang sesuai
- Spuit 2 ml dengan ukuran 25, panjang jarum 5/8 sampai ½ inci
- Bak spuit
- Baki obat
- Plester
- Kasa steril
- Bengkok
Prosedur
- cuci tangan
- siapkan obat sesuai dengan prinsip 5 benar
- identifikasi klien
- beri tahu klien prosedur kerjanya
- atur klien pada posisi yang nyaman
- pilih area penusukan
- pakai sarung tangan
- bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol
- pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan non dominan
- buka tutup jarum
- tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan non dominan
dengan ujung jarum menghadap ke atas dan menggunakan tangan
dominan,masukkan jarum dengan sudut 450 atau 900 .
- lepaskan tarikan tangan non dominan
- tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit.
- jika tidak ada darah,masukan obat perlahan-lahan.jika ada darah tarik
kembali jarum dari kulit tekan tempat penusukan selama 2menit,dan
observasi adanya memar, jika perlu berikan plester,siapkan obat yangbaru.
- cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum di masukan,sambil
melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area
penusukan.
- jika ada perdarahan,tekan area itu dengan menggunakan kasa steril sampai
perdarahan berhenti.
- kembalikan posisi klien
- buang alat yang sudah tidak dipakai
- buka sarung tangan
- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan
jenis obat, serta reaksinya setelah penyuntikan (jika ada)
22
SUNTIKAN INTRAKUTAN (IC)
Pengertian
Pemberian obat dengan cara intracutan adalah pemberian obat dengan
caramemasukkan obat kedalam permukaan kulit. Tempat penting yang banyak
dipakai untuk melakukan suntikan intrakutan adalah bagian atas dari lengan
bawah.
Pemberian obat dengan intracutan :
- Pasien mendapatkan pengobatb sesuai program pengobatan dokter.
- Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam
pemberian obat.
- Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya
tuberculin tes).
- Menghindarkan pasien dari efek alergi obat ( dengan skin test).
Prosedur
- Cuci tangan.
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
- Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan
panjang buka dan ke ataskan.
- Pasang perlak/ pengalas di bawah bagian yang disuntik.
- Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquadcs
(cairan pelarut) kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang
lebih 1 cc, dan siapkan pada bak injeksi atau steril.
- Desinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang akan dilakukan
suntikan.
- Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan disuntik.
- Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 50
– 150 dengan permukaan kulit.
- Semprotkan obat hingga terjadi gelembung.
- Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan
jenis obat serta reaksinya setelah penyuntikan.
23
D. Praktikum 4
Minggu ke 9
Judul Praktikum : Praktik melakukan injeksi SC dan IC
B. Tahap Orientasi
- Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
- Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
- Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
- Mengatur posisi klien, sesuai tempat penyuntikan
- Memasang perlak dan alasnya
- Membebaskan daerah yang akan di injeksi
- Memakai sarung tangan
- Menentukan tempat penyuntikan dengan benar ( palpasi area injeksi
terhadap adanya edema, massa, nyeri tekan. Hindari area jaringan parut,
memar, abrasi atau infeksi.
- Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke
luar \diameter ±5cm)
- Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mereganggkan kulit
- Memasukkan spuit dengan sudut 900, jarum masuk 2/3
- Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
- Memasukkan obat secara perlahan (kecepatan 0,1 cc/detik)
- Mencabut jarum dari tempat penusukan
- Menekan daerah tusukan dengan kapas desinfektan
- Membuang spuit ke dalam bengkok
C. Tahap Terminasi
- Melakukan evaluasi tindakan
24
- Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
- Berpamitan dengan klien
- Membereskan alat-alat
- Mencuci tangan
- Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Prosedur Kerja:
- Cuci tangan.
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan daerah yang
akan dilakukan penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup buka atau ke
ataskan.
25
- Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan
diberikan. Apabila obat berada dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan
dengan pelarut (aquades steril).
- Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan
penyuntikan.
- Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi.
- Desinfeksi dengan kapas alkohol.
- Lakukan pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada bagian atas
daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan
tangan/minta bantuan atau membendung di atas vena yang akan dilakukan
penyuntikan.
- Ambil spuit yang berisi obat.
- Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas dengan
memasukkan ke pembuluh darah dengan sudut penyuntikan 150 - 300
- Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan
langsung semprotkan obat hingga habis.
- Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada
daerah penusukkan dengan kapas alkohol, dan spuit yang telah digunakan
letakkan ke dalam bengkok.
- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan
jenis obat serta reaksinya setelah penyuntikan (jika ada)
E. Praktikum 5
Judul Praktikum : Praktik pemeriksaaan Gula Darah
Tujuan Praktikum : Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaaan Gula Darah
Persiapan Alat
1. Glukometer
2. Kapas Alkohol
3. Hand scone
4. Stik GDA
5. Lanset
6. Bengkok
7. Sketsel
.
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
2. Mencuci tangan.
3. Pasang sketsel.
4. Memakai handscone
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
6. Dekatkan alat di samping pasien.
7. Pastikan alat bisa digunakan.
8. Pasang stik GDA pada alat glukometer.
9. Menusukkan lanset di jari tangan pasien.
10. Menghidupkan alat glukometer yang sudah terpasang stik GDA.
11. Meletakkan stik GDA dijari tangan pasien.
26
12. Menutup bekas tusukkan lanset menggunakan kapas alkohol.
13. Alat glukometer akan berbunyi dan hasil sudah bisa dibaca.
14. Membereskan dan mencici alat.
15. Mencuci tangan.
F. Praktikum 6
Minggu ke 12
Prosedur kerja :
1. Siapkan kasus pasien dengan gangguan sistem endokrin
2. Diskusikan dan buat intervensi, implementasi dan dokumentasi
3. Tulis dengan rapi
27
LOG BOOK KEGIATAN MAHASISWA
Nama :
NIM :
28
Hari/tgl Nama kegiatan Tanda Tangan Ket
Dosen Mhs
Bengkulu, ..........................2016
29