Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 82

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu pondasi dalam hidup yang harus dibangun

dengan sebaik mungkin. Secara umum pendidikan adalah proses pembelajaran

pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan yang dilakukan suatu individu dari

satu generasi ke generasi lainnya. Proses pembelajaran ini melalui pengajaran,

pelatihan dan penelitian. Adanya pendidikan juga dapat meningkatkan

kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian serta keterampilan yang bermanfaat baik

itu untuk diri sendiri maupun masyarakat umum. Jadi singkatnya pendidikan

adalah proses pembelajaran kepada individu atau peserta didik agar dapat

memiliki pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya menjadi seorang

manusia yang kritis dalam berpikir.

Salah satu tujuan utama dari pendidikan adalah mengembangkan potensi

dan mencerdaskan individu dengan lebih baik. Dengan tujuan ini, diharapkan

mereka yang memiliki pendidikan dengan baik dapat memiliki kreativitas,

pengetahuan, kepribadian, mandiri dan menjadi pribadi yang lebih bertanggung

jawab. Pada dasarnya dalam proses belajar mengajar (PBM) itu terdiri dari tiga

komponen, yaitu pengajar (dosen, guru, instruktur, dan tutor), siswa (yang

belajar) dan bahan ajar yang diberikan oleh pengajar. Hasil belajar yang

dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri

siswa itu sendiri dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor

lingkungan (Nana Sudjana, 1988: 39). Tujuan Pendidikan Nasional

1
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kretif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

Rendahnya aktifitas siswa berdampak terhadap hasil belajar siswa.

Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran laundry terlihat dari 30 siswa

hanya 8 siswa (26,66%) orang siswa yang memiliki nilai di atas Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM), dan 22 siswa (73,33%) orang siswa yang

memiliki nilai di bawah KKM. Sementara itu KKM yang ditetapkan sekolah

dalam pembelajaran laundry yakni 75 Berdasarkan uraian yang dilakukan

maka peneliti merasa senang untuk mengambil masalah ini sebagai

permasalahan dari penelitian PTK.

Oleh karenanya guru yang disini berperan sebagai peneliti hendak

menggunakan metode problem based introduction untuk meningkatkan hasil

belajar siswa. Metode PBI (Problem Based Instruction) merupakan salah satu

dari banyak metode inovatif. Model ini menyajikan suatu kondisi belajar siswa

aktif serta melibatkan siswa dalam suatu pemecahan masalah melalui tahap-

tahap metode ilmiah. Melalui PBI ini diharapkan siswa dapat mempelajari

pengetahuan yang berhubungan dengan masalah yang disajikan serta dapat

memiliki suatu keterampilan dalam memecahkan masalah. Menurut Sugiyanto

(2009: 152), peran guru harus sering memfungsikan diri sebagai pembimbing

2
dan fasilitator sehingga siswa dapat belajar untuk berpikir dan menyelesaikan

masalahnya sendiri.

Untuk meyakinkan dan mengetahui sejauh mana efektifitas metode

problem based introduction tersebut dalam mengatasi masalah hasil belajar

pelajaran laundry, maka perlu dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Dari uraian latar belakang tersebut maka diambil judul penelitian sebagai

berikut: ” Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pelajaran laundry Melalui

Metode Problem Based Introduction Pada Materi Laundry section Di kelas XI

SMK Negeri 2 Matahari Tahun Pelajaran 2019/20201”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah yang

dapat diidentifikasi, sebagai berikut:

1. Kurangnya motivasi dan semangat belajar siswa mengikuti pembelajaran.

2. Pembelajaran bersifat teacher centered sehingga siswa kurang aktif dalam

proses pembelajaran.

3. Strategi pembelajaran yang diterapkan guru tidak tepat sehingga tujuan

pembelajaran tidak tercapai.

4. Aktifitas belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah proses

pembelajaran. Namun saat pembelajaran siswa tidak memperhatikan

materi yang disampaikan guru sehingga nilai UAS laundry siswa rendah

atau masih di bawah KKM.

3
C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas ruang lingkupnya, maka masalah

penelitian difokuskan pada: upaya meningkatkan hasil belajar pelajaran

laundry melalui metode problem based introduction pada materi laundry

section di kelas XI SMK Negeri 2 Matahari Tahun Pelajaran 2019/20201.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi latar belakang permasalahan di atas maka, dapat

dirumuskan permasalahan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode problem based introduction dalam

meningkatkan hasil belajar pelajaran laundry kelas XI SMK Negeri 2

Matahari tahun pelajaran 2019/2020?

2. Apakah penerapan metode problem based introduction dapat meningkatkan

hasil belajar pelajaran laundry di kelas XI SMK Negeri 2 Matahari tahun

pelajaran 2019/2020?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Bagaimana penerapan metode problem based introduction dalam

meningkatkan hasil belajar pelajaran laundry kelas XI SMK Negeri 2

Matahari tahun pelajaran 2019/2020?

2. Apakah penerapan metode problem based introduction dapat meningkatkan

hasil belajar pelajaran laundry di kelas XI SMK Negeri 2 Matahari tahun

4
pelajaran 2019/2020?

F. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran tentang penerapan metode

problem based introduction dalam pembelajaran laundry.

b. Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam

mendukung teori-teori belajar yang sudah ada sehubungan dengan

masalah yang diteliti.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi penelitian lain

untuk melakukan pengembangan penelitian yang sejenis

2. Secara Praktis

a. Bagi Guru

Sebagai masukan untuk memperbaiki kemampuan guru dalam

menggunakan metode, strategi, teknik dan gaya mengajar sehingga dapat

meminimalkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

b. Bagi Siswa

Siswa dapat terlatih menjalin kerjasama dengan orang lain, menghargai

pendapat orang lain, meningkatkan minat/motivasi belajar, belajar lebih

bermanfaat dan ada perubahan norma yang positif yang berhubungan

dengan aktifitas belajar.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1) Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar diartikan sebagai hasil usaha belajar yang dicapai

seorang siswa berupa sustu kecakapan dari kegiatan belajar bidang

akademis di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap

akhir semester dalam bukti laporan yang disebut rapor (Hasan Basri,

2015: 154). Sedangkan Nana Sudjana (2005: 22) mendefinisikan “hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya”. Siswa mengalami perubahan perilaku

belajar setelah melewati proses pembelajaran.

Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh

murid dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan

yang ditetapkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Hasil belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

dikembangkan melalui mata pelajaran yang diwujudkan dengan nilai atau

angka. Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau

pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada

6
puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi.

b. Jenis-jenis Penilaian Belajar

Hasil belajar dapat ditunjukkan dengan nilai atau skor yang

diperoleh melalui sebuah tes prestasi. Tes tersebut dibuat untuk menilai

kemampuan siswa dalam menerima materi yang dipelajarinya. Jenis tes

hasil belajar yang dapat digunakan antara lain; ditinjau dari fungsinya,

Nana Sudjana (2005: 5) membagi penilaian ke dalam lima jenis, yaitu:

a. Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan di akhir

program belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses

belajar mengajar itu sendiri.

b. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan di akhir unit

program, yaitu akhir caturwulan, akhir semester, dan akhir tahun.

Penilaian ini berorientasi pada produk bukan pada proses.

c. Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat

kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya.

d. Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan

seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga pendidikan

tertentu.

e. Penilaian penempatan adalah penilaian yang dilakukan untuk

mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu

program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan

sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu.

Dari segi alatnya (Nana Sudjana, 2005: 5), penilaian hasil belajar

7
dapat dibedakan antara tes dan bukan tes (nontes).Tes yang diberikan

secara lisan (menuntut jawaban secara lisan), ada tes tulisan (menuntut

jawaban secara tulisan), dan ada tes tindakan (menuntut jawaban dalam

bentuk perbuatan). Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk objektif

dan ada juga dalam bentuk esai dan uraian. Sedangkan bukan tes sebagai

alat penilaian mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala,

sosiometri, studi kasus dan lain-lain.

c. Bentuk Hasil Belajar

Bentuk hasil belajar dapat dilhat pada hasil belajar yang dicapai.

Hasil belajar siswa yang dimaksud mengacu pada tujuan belajar menurut

taksonomi Bloom dalam Nana Sudjana (2005: 22) yang meliputi tiga

ranah atau aspek yaitu ranah kognitif, ranah efektif, dan ranah

psikomotorik. Selanjutnya dapat diuraikan bentuk hasil belajar tersebut

sebagai tujuan belajar yang meliputi :

a. Kognitif

Hasil belajar ranah kognitif berhubungan dengan ingatan atau pengenalan

terhadap pengetahuan dan informasi serta pengembangan kemampuan

intelektual.Kemampuan kognitif meliputi kemampuan intelektual siswa

yang dapat diukur menggunakan tes prestasi dan hasilnya dapat

dinyatakan secara kuantitatif.

Ranah kognitif dalam taksonomi Bloom terdiri dari enam tingkatan

perilaku yaitu :

1) Pengetahuaan

8
Merupakan kemampuan pengenalan atau pengingatan kembali

terhadap pengetahuan tentang fakta, teori,prinsip,peristiwa, istilah.

Kemampuan ini menurut siswa untuk memilih salah satu dari

beberapa alternatif, dan menuntut siswa mampu mengingat kembali

sebuah fakta yang bersifat sederhana.

2) Pemahaman

Merupakan kemampuan memahami,mengerti atau menangkap makna

tentang isi pelajaran yang telah dipelajari. Siswa dituntut bahwa ia

memahami hubungan yang sederhana diantara konsep- konsep.

3) Penerapan

Merupakan kemampuan menggunakan generalisasi atau abstraksi

dalam situasi baru. Siswa dituntut memiliki kemampuan memilih

konsep, hukum, teori, fakta,tertentu secara tepat untuk digunakan

dalam situasi yang kongrit secara benar.

4)Analisis

Merupakan kemampuan menjabarkan atau menguraikan isi pelajaran

kebagia-bagian yang menjadi unsur utama.Siswa dituntut mampu

menganalis hubungan atau situasi yang komplek.

5) Sintesis

Merupakan kemampuan menggabungkan unsur-unsur pokok kedalam

setruktur yang baru atau kemampuan melakukan generalisasi.

6) Evaluasi

Merupakan kemampuan menilai isi pelajaran, mampu menerapkan

9
pengetahua dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai suatu

kejadian.

Keenam jenis perilaku tersebut menggambarkan tingkatan

kemampuan yang dimiliki siswa yang tersusun secara herarkis.Artinya

bahwa untuk belajar menuju perubahan perilaku harus diawali dari

kemampuan-kemampuan yang lebih rendah terlebih dahulu baru

kemudian meningkat kearah kemampuan yang lebih tinggi.Untuk

mempelajari atau memiliki kemampuan yang kompleks sebaiknya

dimiliki terlebih dahulu kemampuan yang rendah.

b. Afektif

Hasil belajar ranah afektif berhubungan dengan perhatian; sikap,

penghargaan, nilai, perasaan dan emosi. Hal lain yang patut mendapat

perhatian dari ranah efektif adalah respon terhadap pelajaran, sikap

disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman, perasaan

keingintahuan, dan hasrat untuk bertanya.

Ranah afektif berdasarkan taksonomi Bloom dalam Nana Sudjana (2005:

30) terdiri dari lima jenis perilaku yang meliputi:

1) Menerima

Merupakan kemampuan yang berupa perhatian terhadap stimulus

secara pasif yang meningkat secara lebih aktif.Siswa dituntut memiliki

kesadaran dan kesediaan untuk menerima.

2) Merespon

Merupakan kemampuan menanggapi stimulus yang datang dari

10
luar.Kemampuan ini mencakup ketepan reaksi, penasaran dan

kepuasan dalam menjawab stimulus.

3) Menilai

Merupakan kemampuan menilai suatu kejadian sehingga dapat

merespon lebih lanjut.Siswa dituntut untuk memiliki penerimaan

terhadap suatu nilai dan menentukan sikapnya.

4) Mengorganisasi

Merupakan kemampuan membentuk suatu sistem nilai bagi dirinya

sebagai suatu pedoman.

5) Mengkarakterisasi

Merupakan kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi

pola nilai kehidupan pribadi dengan jalan mengindentifikasi

karakteristik dari nilai tersebut.

Sebagaimana pada aspek kognitif jenis perilaku pada aspek afektif

juga menggambarkan perubahan perilaku sebagai akibat hasil proses

belajar yang bermula dari kemampuan yang lebih sederhana menuju

kejenis kemampuan yang lebih tinggi.

c. Psikomotorik

Hasil belajar ranah psikomotorik berhubungan dengan ketrampilan

motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan peranan

system koordinasi. Hasil belajar ranah psikomotorik menurut Winkel

dalam Purwanto (2011: 53) terdiri dari tujuh tingkatan perilaku yaitu:

1) Persepsi

11
Merupakan kemampuan memilih sesuatu secara khusus dan

menyadari adanya perbedaan dari hal-hal tersebut.

2) Kesiapan

Merupakan kemampuan menempatkan diri dalam suatu keadaan

dimana akan terjadi suatu aktivitas.

3) Gerakan terbimbing

Kemampuan melakukan suatu gerakan yang telah dicontohkan.

4) Gerakan terbiasa

Ialah kemampuan melakukan gerakan-gerakkan yang tidak

dicontohkan.

5) Gerakan kompleks

Merupakan ketrampilan melakukan gerakan yang bertahap dari yang

sederhana sampai yang kompleks secara tepat.

6) Penyesuaian pola gerakan

Yaitu kemampuan melakukan perubahan dan penyesuaian pola

gerakan.

7) Kreativitas

Merupakan kemampuan menghadirkan suatu bentuk gerakan baru

yang merupakan kreasi diri sendiri.

Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan satu rangkaian

tingkatan dalam proses belajar motorik. Hasil pada ranah

psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan dan kemampuan

bertindak individu. Ketiga aspek atau ranah tujuan belajar di atas

12
merupakan satu kesatuan yang terkait. Siswa yang sedang belajar

harus diawali dari kemampuan yang lebih rendah atau sederhana, dan

meningkat pada kemampuan yang lebih tinggi atau kompleks. Perlu

diperhatikan adalah bahwa proses tersebut merupakan rangkaian yang

harus dilalui siswa secara aktif dan terus-menerus.

Seseorang yang berubah tingkat kognitifnya, pada dasarnya dalam

kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya. Maksudnya

apabila ranah kognitif mengalami suatu perubahan sedikit saja, maka

dapat mempengaruhi ranah afektif dan psikomotoriknya. Hal ini

menunjukan bahwa ketiga bentuk hasil belajar tersebut tidak berdiri

sendiri tetapi saling berhubungan erat.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Setiap proses belajar mengajar pasti akan memperoleh hasil belajar

dalam bentuk yang dapat digunakan untuk menggambarkan sejauh mana

siswa mampu menerima pelajaran yang telah disampaikankan oleh

pendidik. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor,

menurut Muhibbin Syah (2013: 130) faktor belajar dibagi menjadi dua,

yaitu faktor internal berasal dari aspek fisiologis dan aspek psikologis

serta faktor eksternal terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat. Pendapat tersebut dikuatkan dengan

pendapat Hasan Basri (2015: 155-156) yang menjelaskan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua

yaitu:

13
1) Faktor yang ada pada diri siswa atau faktor internal, yang meliputi:

a) Faktor biologis, yang meliputi kesehatan, gizi, pendengaran dan

penglihatan. Jika salah satu faktor biologis terganggu, hal itu akan

mempengaruhi hasil belajar.

b) Faktor psikologis, dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas

perolehan hasil belajar siswa. Faktor ini meliputi intelegensi, sikap,

minat dan motivasi, serta perhatian, ingatatan berfikir.

c) Faktor fisiologis, yaitu faktor yang berkaitan dengan kesehatan,

panca indera, dan kelelahan yang meliputi kelelahan jasmani dan

rohani. Kelelahan jasmani ditandai dengan lemah tubuh, lapar,

haus, dan ngantuk. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat

dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan

dorongan untuk menghasilkan sesuatu akan hilang.

2) Faktor diluar individu disebut faktor eksternal, yang meliputi:

a) Faktor keluarga, yaitu lembaga pendidikan yang pertama dan

terutama. Lembaga pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat

menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar.

b) Faktor sekolah, yang meliputi, kurikulum, perangkat pembelajaran

termasuk metode dan strategi mengajar hubungan guru dengan

siswa, siswa dengan siswa, dan berdisiplin disekolah.

c) Faktor masyarakat yang meliputi bentuk kehidupan masyarakat

sekitar yang dapat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa.

Jika lingkungan belajar siswa adalah terpelajar, maka siswa akan

14
terpengaruh dan terdorong untuk lebih belajar.

Dari uraian beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar

siswa di atas, sebagai pendidik sudah seharusnya memperhatikan dengan

baik faktor-faktor tersebut supaya dalam proses pemebelajaran siswa bisa

mengoptimalkan diri mereka dalam menerima materi pelajaran dengan

baik. Faktor yang ditekankan oleh guru supaya pembelajaran bisa

optimal yaitu faktor sekolah yang meliputi metode atau strategi

pembelajaran. Strategi pembelajaran sangatlah penting untuk

dipertimbaangkan dengan maksimal agar sesuai dengan materi

pembelajaran dan sesuai dengan kondisi, karakteristik belajar siswa.

Saat ini sudah banyak strategi pembelajaran yang telah

dikembangkan seperti dalam Khuriyah (2014: 70-74) strategi numbered

heads together, index card match, make a match, cooperative script,

reading guide, jigsaw, problem based instructions, card short, scramble

dan masih banyak lagi strategi-stretegi yang lain yang bisa diterapkan

oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan strategi pembelajaran

yang tepat materi pembelajaran akan tersampaikan kepada siswa dengan

baik sehingga tingkat pemahaman siswa akan lebih besar dari pada

menggunakan metode ceramah, atau metode penugasan.

2) Metode Problem based introduction

1. Pengertian PBI (Problem Based Instruction)

Problem Based Instruction merupakan model pembelajaran yang

15
melibatkan peran aktif dari peserta didik untuk menemukan penyelesaian

dari suatu permasalahan. Dengan model seperti ini diharapkan setiap

peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan

masalah yang disajikan. Selain itu kreatifitas peserta didik akan semakin

terasah dengan adanya pembelajaran Problem Based Instruction.

Pemecahan masalah yang ditemukan oleh peserta didik adalah materi

untuk memperoleh pengetahuan. Peserta didik mengerjakan masalah agar

dapat menyusun pengetahuan mereka sendiri, menyusun penemuan,

keterampilan berpikir kritis, meningkatkan kemandirian, serta memupuk

rasa percaya diri.

Tugas utama pendidik dalam model Problem Based Instruction adalah

mengajukan masalah, memfasilitasi penyediaan dialog serta mendukung

belajar peserta didik. PBI diorganisasikan di sekitar situasi kehidupan

nyata yang menghindari jawaban sederhana dan mengundang berbagai

pemecahan yang bersaing.

2. Ciri-Ciri Model Problem Based Instruction (PBI)

Terdapat 3 ciri utama dari PBI yaitu :

a. PBI merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam

implementasi PBI ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan peserta

didik. PBI tidak mengharapkan peserta didik hanya sekedar

mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan

tetapi melalui PBI peserta didik aktif berpikir, berkomunikasi, mencari

dan mengolahdata, dan akhirnya menyimpulkan.

16
b. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. PBI

menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran.

Artinya, tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran.

c. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan

berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah

adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini

dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir

ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu; sedangkan empiris

artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta

yang jelas.

Untuk mengimplementasikan PBI, pendidik perlu memilih bahan

pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan.

Permasalahan tersebut bisa diambil dari buku teks atau dari sumber-

sumber lain, misalnya dari peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar,

dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa kemasyarakatan. Model

PBI merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik

dengan masalah nyata, sehingga motivasi dan rasa ingin tahu menjadi

meningkat. Dengan demikian peserta didik diharapkan dapat

mengembangkan cara berfikir dan keterampilan yang lebih tinggi.

3. Tujuan Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

PBI tidak dirancang untuk membantu pendidik memberikan informasi

sebanyak-banyaknya kepada peserta didik, tetapi PBI dimaksudkan untuk

membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir,

17
pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran

orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau

simulasi; dan menjadi pembelajar otonom dan mandiri. Banyak masalah

yang ada di lingkungan peserta didik. Dengan PBI dapat meningkatkan

kepekaan peserta didik dengan situasi lingkungan. Kepekaan tersebut

bukan hanya diwujudkan dalam perasaan tetapi ada langkah-langkah

praktis yang dapat dilakukan mereka untuk memberikan solusi bagi

masalah tersebut. Indikator-indikator yang memberikan peluang

munculnya masalah-masalah dan memerlukan penyelesaian, serta

membutuhkan kemampuan berpikir ilmiah adalah indikator indikator

yang lebih tepat digunakan PBI. Jadi, Tujuan PBI adalah sebagai

berikut :

a. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah.

Kerjasama yang dilakukan dalam PBI mendorong munculnya berbagi

keterampilan inkuiri dan dialog dengan demikian akan berkembang

keterampilan sosial dan berpikir.

b. Permodelan Peranan Orang Dewasa yang autentik.

c. Pembelajar Otonom dan Mandiri.

4. Langkah-Langkah PBI (Problem Based Instruction)

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menerapkan model

pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:

a) Pendidik senantiasa menjelaskan tujuan pembelajaran yakni

memotivasi peserta didik dalam aktivitas pemecahan masalah yang

18
dihadapi.

b) Pendidik membantu peserta didik dalam mendefinisikan dan

mengorganisasikan masalah dengan cara menetapkan topik, tugas,

jadwal dan kegiatan lainnya.

c) Pendidik mendorong peserta didik dalam kegiatan pengumpulan

informasi yang sesuai, uji eksperimen yang dilakukan agar

memperoleh data yang selanjutnya dijelaskan serta dipecahkan

masalahnya, berhipotesis dan mengambil kesimpulan.

d) Pendidik membantu peserta didik dalam persiapan karya, perencanaan

yang sesuai seperti laporan, serta berbagi tugas kelompok.

e) Pendidik membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau

evaluasi terhadap hasil riset yang telah dilakukan serta proses yang

digunakan.

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PBI

Berikut akan dijelaskan beberapa kelebihan model pembelajaran PBI;

a. Peserta didik dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga

pengetahuannya benar-benar diserap dengan baik.

b. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan peserta didik lain.

c. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.

d. Peserta didik berperan aktif dalam KBM

e. Peserta didik lebih memahami konsep fisika yang diajarkan sebab

mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.

f. Melibatkan peserta didik secara aktif memecahkan masalah dan

19
menuntut keterampilan berfikir peserta didik yang lebih tinggi.

Pembelajaran lebih bermaknah. Peserta didik dapat merasakan

manfaat pembelajaran fisika sebab masalah yang diselesaikan

merupakan masalah sehari-hari.

g. Menjadikan peserta didik lebih mandiri.

h. Menanamkan sikap sosial yang positif, memberi aspirasi dan

menerima pendapat orang lain

i. Dapat mengembangkan cara berfikir logis serta berlatih

mengemukakan pendapat.

Setelah mengetahui beberapa kelebihan dari model pembelajaran PBI,

ternyata juga terdapat beberapa kekuarangan atau kelemahan dari model

PBI itu sendiri. Berikut penjelasannya;

a. Untuk peserta didik yang malas, tujuan dari model tersebut tidak dapat

tercapai.

b. Membutuhkan banyak waktu dan dana.

c. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan model ini.

d. Membutuhkan waktu yang banyak

e. Tidak setiap materi fisika dapat diajarkan dengan PBI

f. Membutuhkan fasilitas yang memadai seperti laboratorium, tempat

duduk peserta didik yang terkondisi untuk belajar kelompok,

perangkat pembelajaran, dan lain-lain.

g. Menuntut pendidik membuat perencanaan pembelajaran yang lebih

matang.

20
h. Kurang efektif jika jumlah peserta didik terlalu banyak, idealnya

maksimal 30 peserta didik perkelas.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Guru: Belum Siswa: hasil belajar


Kondisi menerapkan metode laundry masih
Awal problem based rendah
introduction

Siklus I: hasil
Guru: Sudah belajar laundry
Tindakan siswa mulai
menerapkan metode
problem based meningkat
introduction
Siklus II: hasil
belajar laundry
Hipotesis: hasil siswa meningkat
belajar sejarah pesat
Kondisi Ahir
G dapat di tingkatkan
melalui metode
problem based
introduction

Gambar 1 Kerangka Berpikir

C. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah

penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis

merupakan rangkaian dari kesimpulan teoritis yang diperoleh dari penelaahan

kepustakaan.

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Hasil belajar pelajaran laundry

21
materi laundry section pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Matahari tahun

pelajaran 2019/2020 dapat ditingkatkan melalui penerapan metode problem

based introduction.

22
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research). Pengertian penelitian tindakan kelas dapat

dipahami sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri

melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses

pembelajaran dikelas sehingga aktifitas belajar siswa dapat ditingkatkan

(Daryanto, 2011: 4). Menurut Mulyasa (2010: 3) Penelitian Tindakan Kelas

adalah sebuah bentuk refleksi diri yang melibatkan para guru sebagai

partisipasi atas proses pendidikan yang mereka lakukan dengan maksud untuk

meningkatkan kualitas pendidikan bagi diri sendiri maupun peserta didik.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 3) bahwa penelitian

tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan

tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Penelitian

tindakan kelas merupakan suatu tindakan yang secara khusus diamati terus

menerus dilihat plus minusnya kemudian diadakan pengubahan terkontrol

sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat.

Dengan demikian penelitian tindakan kelas adalah proses pengkajian

masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk

memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang

terencana serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaborasi antara Kepala

23
Sekolah, guru dan peneliti. Dalam prosesnya terbentuk siklus yang terdiri dari

empat tahapan yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (action),

pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Pelaksanaan siklus ini

terdiri dari beberapa tahapan sehingga akan dapat tercapai tujuan yang

diinginkan.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Matahari

Kelas XI. Pemilihan kelas ini dengan pertimbangan bahwa hasil belajar

pelajaran laundry masih rendah. Harapannya guru dapat meningkatkan

kualitas proses belajar mengajar. Dalam penelitian tindakan kelas ini

peneliti juga berperan sebagai guru pelaksana tindakan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan bulan Januari 2020 sampai Maret 2020 secara

garis besar pelaksanaan penilitian dapat dibagi menjadi 3 tahapan:

a. Tahap persiapan

Tahap ini dimulai dari pengajuan judul dan pembuatan proposal.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahapan ini meliputi semua kegiatan yang berlangsung dilapangan.

c. Menyusun Laporan

Tahapan ini meliputi analisis data yang telah terkumpul dan penyusunan

laporan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

24
Untuk lebih jelasnya pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 3. 1 Waktu penelitian

Januari Februari Maret


N Rencana 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
0 Kegiatan
1 Persiapan X X
Menyusun X
Proposal
Penelitian
Menyusun X
Instrumen
Sosialisasi
2 Pelaksanaan
Melakukan X X
Tindakan
Siklus I
Melakukan X X
Tindakan
Siklus II
3 Menyusun
Laporan
Menyusun X
Konsep
Laporan
Perbaikan X
Laporan
Penggandaan X X
Hasil Penelitian

C. Subyek Penelitian

1. Subyek penelitian yang melaksanakan tindakan

Dalam penelitian ini guru SMK Negeri 2 Matahari sebagai peneliti.

2. Subyek penelitian yang menerima tindakan

Subjek penelitian adalah siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Matahari tahun

pelajaran 2019/2020. Jumlah Kelas XI ada 30 siswa, dalam penelitian ini

semua siswa diambil sebagai subyek penelitian.

25
D. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk

memperoleh data yang diperlukan dalam sebuah penelitian. Terkait cara untuk

mendapatkan data dari lapangan. Baik buruknya hasil penelitian tergantung

pada metode atau tehnik pengumpulan data yang dilakukan dan prosedur-

prosedur ataupun alat yang digunakan dalam penelitian. Adapun metodenya

adalah:

1. Metode Observasi

Metode Observasi, yaitu dengan mengamati perilaku, peristiwa, atau

mencatat karakteristik fisik dalam peraturan alamiah (Muhammad Yaumi,

Muljono Damopolii, 2014:112).

Metode ini digunakan untuk mengamati/melihat secara langsung

bagaimana proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama tindakan

dilakukan. Peneliti juga menggunakan lembar observasi siswa yang

bertujuan untuk mengetahui keterlibatan siswa terhadap proses

pembelajaran yang meliputi kehadiran, keaktifan, kerjasama / kekompakan

dan kemampuan.

2. Metode InterXew (Wawancara)

Menurut Lexy J. Moleong (2010: 186) wawancara adalah percakapan

yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (intervewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (intervewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu. Sedangkan menurut Nasution (2003: 113)

wawancara atau interXew adalah suatu bentuk komunikasi verbal semacam

26
percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Wawancara membantu

peneliti untuk mengetahui informasi yang tidak dapat diperoleh pada saat

observasi Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi

tentang pelaksanaan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan guru dan

untuk mencari informasi terhadap siswa ketika peneliti melaksanakan proses

tindakan.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi dari asal kata dokumen, yang berbentuk tulisan, gambar,

atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan

pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila

didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada

(Sugiyono, 2014 : 82-83).

Data tersebut digunakan untuk memberi gambaran secara lebih

mendalam atau lebih detail sesuatu yang diteliti, yakni yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran kelas XI di SMK Negeri 2 Matahari,

yang berhubungan dengan silabus, RPP, kondisi sekolah, foto kegiatan dan

dokumentasi administrasi lainnya yang terkait dalam pelaksanaan proses

belajaja mengajar khususnya pada kelas XI di SMK Negeri 2 Matahari.

4. Metode Tes

Menurut Arikunto dalam Purwanto (2009: 64) Tes adalah serangkaian

pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang

27
dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes aktifitas belajar bertujuan untuk

mengukur hasil yang telah dicapai siswa dalam belajar. Metode yang

digunakan untuk pengumpulan data aktifitas belajar adalah dengan tes yang

disusun berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi, tes berbentuk pilihan

ganda terdiri dari 10 butir soal dan 5 soal essay yang akan dikerjakan siswa

setiap selesai proses pembelajaran.

E. Teknik Analisis Data

Kegiatan menganalisa data merupakan hal yang yang sangat penting

dalam penelitian. Dengan menganalisa data akan mampu menyelesaikan

masalah dalam penelitian. Analisis data adalah proses pengorganisasian dan

pengurutan data ke dalam pola, kategori data satuan dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan

oleh data (Moleong, 2010: 280).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan statistik

diskriptif komparatif dan analisis interaktif. Statistik diskriptif komparatif

digunakan untuk data kuantitatif dan analisis interaktif digunakan untuk data

kualitatif. Jadi analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan

kualitatif.

1) Analisis Data Interaktif

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah model analisis interaktif Milles dan Huberman yaitu dengan prosedur

1. Reduksi data 2. Pengumpulan data 3. Penyajian data 4. Penarikan

28
kesimpulan atau verifikasi, karena komponen tersebut saling berkaitan

dengan aktifitasnya berbentuk interaksi antar komponen dengan proses

pengumpulan data sebagai proses siklus (Sugiyono, 2014 : 91-99).

a) Pengumpulan Data

Bahwasanya dalam pengumpulan data selain mengumpulkan data

dengan wawancara, dokumentasi, observasi, penulis juga membuat catatan

lapangan dalam pengumpulan data itu. Catatan lapangan tidak lain daripada

catatan yang dibuat oleh peneliti sewaktu mengadakan pengamatan,

wawancara atau menyaksikan kejadian tertentu. Menurut Bogdan dan

Biklen, catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar,

dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data data refleksi

terhadap data dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2010: 153)

b) Reduksi Data

Reduksi data artinya bentuk analisis yang mempertajam atau

memperdalam, menyortir, memusatkan, menyingkirkan, dan

mengorganisasi data untuk disimpulkan dan diverifikasi (Muhammad

Yaumi, Muljono Dalmopolii, 2014: 138).

Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil

pengamatan, juga mempermudah penelitian untuk mencari kembali data

yang diperoleh bila diperlukan.

c) Penyajian data

Setelah dilakukan reduksi data langkah selanjutnya adalah menyajikan

data secara jelas dan singkat. Dalam hal ini, data hasil kegiatan reduksi

29
kemudian disajikan berdasarkan pada aspek-aspek yang diteliti pada sekolah

yang menjadi lokasi penelitian. Dengan demikian penyajian data secara

singkat dan jelas dimungkinkan dapat mempermudah memahami gambaran

keseluruhan atau bagian tertentu dari aspek yang diteliti.

Penyajian data yaitu untuk membuat informasi terorganisasi dalam

bentuk yang tersedia, dapat diakses, dan terpadu, sehingga para pembaca

dapat melihat dengan mudah apa yang terjadi tentang sesuatu berdasarkan

pemaparan datanya (Muhammad Yaumi, Muljono Damopolii, 2014: 143).

d) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Verifikasi data adalah pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil

laporan penelitian. Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan

dilapangan atau kesimpulan dapat ditinjau sebagaimana yang muncul dari

data yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yaitu

yang merupakan validitasnya.

Langkah terakhir yang ditempuh setelah menganalisis data adalah

melakukan pengambilan kesimpulan dan verifikasi kesimpulan yang

dimaksud dalam tahap ini adalah memaknai terhadap data yang telah

terkumpul kesimpulan perlu dibuat dalam bentuk pernyataan singkat dan

mudah dipahami dengan mengacu pada pokok permasalahan yang akan

diteliti, karena merupakan intisari dari hasil penelitian.

2) Statistik Diskriptif Komparatif

Statistik deskriptif adalah prosedur matematis biasa yang menyajikan

data dengan jalan meringkas dan mengorganisasi secara relative jumlah

30
besar data numerik (Muhammad Yaumi, Muljono Damopolii, 2014: 147).

Analisa data dilakukan dengan membandingkan persentase aktifitas belajar

dengan indikator keberhasilan tindakan maka analisa data dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memberikan tes sebelum pemberian tindakan dan menghitung persentase

aktifitas belajar.

a) Data nilai aktifitas belajar siswa diperoleh menggunakan rumus: Nilai

Siswa= Jumlah jawaban benar X 10

Aktifitas belajar siswa dikatakan tuntas apabila nilai yang diperoleh

≥75

b) Data nilai ketuntasan belajar siswa diperoleh menggunakan rumus:

Ketuntasan Belajar
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑙𝑒𝑏𝑖 ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 75
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 X 100%

2. Memberikan tes setelah pemberian tindakan dan menghitung persentase

aktifitas belajar.

3. Menghitung selisih antara kedua persentase untuk mengetahui

peningkatan aktifitas belajar.

4. Membandingkan persentase aktifitas belajar dengan indikator

keberhasilan tindakan.

5. Membuat keputusan perbaikan:

F. Indikator Kinerja

Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari akan dijumpai berbagai

31
macam masalah yang terjadi pada siswa. Permasalahan yang dihadapi biasanya

terletak pada kegiatan belajar siswa. Siswa sulit meraih aktifitas belajar yang

baik meskipun mereka telah mengikuti kegiatan pembelajaran laundry disetiap

jadwalnya.

Indikator pada tindakan penelitian ini dikatakan berhasil apabila setelah

pelaksanaan tindakan dengan menggunakan metode problem based

introduction dalam menyampaikan pelajaran laundry diharapkan minimal 75%

dari 30 siswa mencapai aktifitas belajar minimal mendapatkan nilai 75 sesuai

dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran laundry

Kelas XI.

32
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Matahari tahun pelajaran

2019/2020. Penelitian ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kualitas

praktik pembelajaran pendidik, perilaku siswa dengan indikator keaktifan

siswa, motivasi belajar, serta aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran

laundry melalui metode problem based introduction. Adapun diskripsi data

hasil penelitian adalah sebagai berikut.

1. Deskripsi Data Hasil Pra penelitian (Prasiklus)

Dalam pra-penelitian, guru menggadakan observasi di kelas XI

semester 1 tahun pelajaran 2019/2020.

Observasi pada kondisi awal tersebut peneliti mencatat daftar nilai

ulangan harian siswa kelas XI tahun 2019/2020. Berikut adalah Nilai

Belajar pelajaran laundry siswa kelas XI tahun 2019/2020 pada pra siklus

Tabel 4.1

Nilai Belajar pelajaran laundry Kelas XI SMK Negeri 2 Matahari

pada Kondisi Awal

NO NAMA KKM Nilai Keterangan

Tuntas Tidak
tuntas
1 Agusniawan 75 85 √
2 Ana Listiana 75 84 √
3 Danil 75 65 √

33
4 Dina Amelia 75 60 √
5 Hasniar 75 65 √
6 Intan Nor Oktaviani 75 64 √
7 Jalu Rizki. P 75 85 √
8 Jumiati Nur. A 75 80 √
9 Laili Damayanti 75 80 √
10 M. Yatul Nursalim 75 65 √
11 Maulana. F 75 65 √
12 Muhammad Indra. F 75 65 √
13 Meimeilan Casnani 75 65 √
14 Nelani 75 66 √
15 Nur Halijah 75 65 √
16 Rapi Saputra 75 66 √
17 Rafika 75 60 √
18 Rangga Bayu. P 75 65 √
19 Rizkya Sinta 75 65 √
20 Rohmat Ali Pullah 75 66 √
21 Rusdi Bahalwan 75 75 √
22 Rudi Risnawan 75 76 √
23 Salsabila Kusuma 75 75 √
24 Sindi Norlela 75 60 √
25 Sri Rahayu 75 65 √
26 Syaifullah 75 65 √
27 Titi Rusmiasih. P 75 66 √
28 Tri Yuda Bambang. K 75 70 √
29 Trya Maulana Sari 75 70 √
30 Yolanda 75 70 √
Jumlah 8 22

Berdasarkan data tabel di atas, maka presentasi hasil belajar pelajaran

34
laundry pada siswa Kelas XI adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Persentase Nilai Belajar pelajaran laundry Kelas XI Pra Siklus

NO Nilai Jumlah Persentase


Pelajaran laundry Kelas XI
Prasiklus
1 Dapat memenuhi 8 26,66%
Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM)
2 Tidak dapat memenuhi 22 73,33%
Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM)
Jumlah 30 100%

Berdasarkan data pada tabel tersebut diatas, maka hasil belajar pelajaran

laundry dapat guru paparkan kedalam bentuk gambar diagram sebagai berikut:

Berdasarkan data dari hasil observasi tersebut, aktifitas belajar siswa

pada ujian akhir semester dengan perolehan jumlah siswa yang dapat

memenuhi KKM lebih sedikit dari siswa yang tidak memenuhi KKM, yaitu

26,66% dapat memenuhi KKM dan 73,33% tidak dapat memenuhi KKM.

Hasil nilai tersebut dieroleh siswa dengan mengerjakan soal UAS semester 1,

artinya lebih banyak siswa yang belum memahami materi pelajaran dengan

baik. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilaksanakan,

proses pembelajaran kurang maksimal karena banyak siswa yang masih ramai,

adapun penyebab utamanya yaitu siswa banyak yang kurang mencapai KKM

karena proses pembelajaran laundry yang kurang diminati oleh siswa karena

35
mereka rata-rata merasa bosan dengan cara penyampaian guru yang tidak

menggunakan metode pembelajaran bervariasi dan siswa juga cenderung pasif.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka penulis akan melakukan tindakan

pembelajaran dengan menggunakan metode problem based introduction guna

meningkatkan hasil belajar pelajaran laundry Kelas XI semester 1 SMK Negeri

2 Matahari tahun pelajaran 2019/2020.

2. Deskripsi Hasil Siklus I

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada putaran siklus I ini guru

mulai laksanakan pada pertama sampai jam ketiga. Dalam pelaksanaan

penelitian ini guru dibantu oleh seorang rekan guru lain yang bertugas

untuk mengamati dan mencatat serta mengisi lembar observasi yang telah

guru siapkan sebelumnya tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan

proses pembelajaran di kelas.

Pada putaran siklus I ini guru lakukan 4 tahap yaitu perencanaan

tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi (pengamatan) dan refleksi.

Adapun keempat tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan diruang Kelas XI SMK

Negeri 2 Matahari. Guru merancangan tindakan yang akan dilakukan

dalam proses penelitian ini, dengan tahapan sebagai berikut:

1) Menyusun RPP.

2) Menyiapkan silabus

36
3) Menyusun materi

4) Menyiapkan media pembelajaran

5) Menyiapkan perangkat soal evaluasi pembelajaran pada siklus I

6) Menyiapkan lembar observasi siswa yang akan dilaksanakan oleh

observer.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pada pelaksanaan tindakan ini guru melakukan proses pembelajaran di

kelas dengan menggunakan metode problem based introduction meliputi

kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup yaitu sebagai berikut:

1) Pendahuluan

• Salah satu peserta didik menyiapkan dan memimpin berdoa.

• Peserta didik memberikan salam kepada guru.

• Guru menanyakan kesiapan peserta didik sebelum memulai pelajaran.

• Guru menanyakan kehadiran peserta didik.

• Guru menyampaikan apersepsi atau pendahuluan mengenai materi yang

akan dipelajari.

2) Kegiatan Inti

• Guru dan peserta didik mencermati tayangan gambar dan video mengenai

Laundry section

• Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.

• Guru memberikan beberapa pertanyaan/masalah bagi peserta didik untuk

ditemukan pemecahannya

• Peserta didik melakukan diskusi dan mengumpulkan informasi tentang

37
definisi laundry section serta struktur organisasi laundry melalui buku

sumber , artikel atau browsing di internet

• Peserta didik bekerja dalam kelompok dan menghargai usaha setiap

anggota kelompok.

• Guru dibantu orang tua dirumah, mengamati dan mengawasi aktivitas

peserta didik dalam melakukan kegiatannya

• Menuliskan jawaban atas pertanyaan/ pemecahan masalah berdasarkan

hasil kerja kelompok.

• Menyimpulkan hasil pengamatan diskusi, pengumpulkan informasi dari

berbagai sumber

3) Penutup

• Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi.

• Guru mengintruksikan peserta didik untuk berkemas dan bersiap pulang.

• Salah satu peserta didik memimpin doa.

• Peserta didik mengucapkan salam dan bersalaman dengan guru

sembari meninggalkan kelas.

c. Observasi Siklus I

Peneliti melakukan observasi terhadap kualitas pembelajaran dengan

menggunakan metode problem based introduction guna meningkatkan hasil

belajar pelajaran laundry kelas XI semester 1 SMK Negeri 2 Matahari tahun

pelajaran 2019/2020. Hasil observasi siswa adalah sebagai berikut:

Hal-hal yang guru peroleh mengenai kondisi siswa selama proses

38
pembelajaran antara lain:

a) Kehadiran siswa dalam kegiatan belajar mengajar 30 siswa (100%).

b) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 20 siswa (66,66%)

c) Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 23 siswa (50%)

d) Keberanian bertanya 23 siswa (50%)

e) Keaktifan siswa menjawab pertanyaan 23 siswa (50%)

f) Kesungguhan siswa dalam mengerjakan soal-soal 20 siswa (66,66%)

Dari beberapa temuan di atas bisa disimpulkan bahwa ketika

pembelajaran tidak semua siswa memperhatikan karena sebagian siswa masih

kurang aktif dalam kegiatan diskusi kelas. Keaktifan siswa untuk

mendiskripsikan hasil diskusi kelompokknya, bertanya dan menjawab

pertanyaan masih sangat kurang, sehingga guru masih harus memancing

suasana diskusi kelas supaya lebih hidup dan agar siswa tidak pasif dalam

pembelajaran. Sedangkan kesungguhan siswa dalam mengerjakan soal sudah

lumayan karena masing-masing siswa punya tanggungjawab pada lembar

pertanyaan yang akan menentukan nilai yang didapatkannya.

Setelah diadakan pelaksanaan tindakan sesuai dengan perencanaan

pembelajaran siklus I, maka didapatkan nilai hasil belajar pelajaran laundry

pada kelas XI semester 1 SMK Negeri 2 Matahari, sebagai berikut:

Tabel 4.3

Nilai Belajar pelajaran laundry Kelas XI SMK Negeri 2 Matahari Pada

Siklus I

No Nama KKM Nilai Keterangan

39
Tuntas Tidak
Tuntas
1 Agusniawan 75 79 √
2 Ana Listiana 75 85 √
3 Danil 75 60 √
4 Dina Amelia 75 87 √
5 Hasniar 75 65 √
6 Intan Nor Oktaviani 75 81 √
7 Jalu Rizki. P 75 80 √
8 Jumiati Nur. A 75 84 √
9 Laili Damayanti 75 82 √
10 M. Yatul Nursalim 75 84 √
11 Maulana. F 75 82 √
12 Muhammad Indra. F 75 81 √
13 Meimeilan Casnani 75 80 √
14 Nelani 75 88 √
15 Nur Halijah 75 87 √
16 Rapi Saputra 75 80 √
17 Rafika 75 76 √
18 Rangga Bayu. P 75 81 √
19 Rizkya Sinta 75 80 √
20 Rohmat Ali Pullah 75 88 √
21 Rusdi Bahalwan 75 87 √
22 Rudi Risnawan 75 80 √
23 Salsabila Kusuma 75 76 √
24 Sindi Norlela 75 70 √
25 Sri Rahayu 75 70 √
26 Syaifullah 75 70 √
27 Titi Rusmiasih. P 75 70 √
28 Tri Yuda Bambang. K 75 70 √

40
29 Trya Maulana Sari 75 80 √
30 Yolanda 75 76 √
Jumlah 23 7

Berdasarkan data tabel diatas, maka Persentase hasil belajar pelajaran

laundry siswa Kelas XI pada siklus I adalah sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 4.4

Persentase Nilai Belajar Pelajaran Laundry Kelas XI pada Siklus I

No Nilai laundry Kelas XI Jumlah Persentase


Siklus I

1 Dapat memenuhi 23 76,66%


Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM)
2 Tidak dapat memenuhi 7 23,33%
Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM)
Jumlah 30 100%

Dengan penerapan metode problem based introduction Persentase hasil

belajar pelajaran laundry siswa Kelas XI pada siklus I telah menunjukkan

adanya peningkatan dari kondisi awal sebelum adanya tindakan. Hal tersebut

terjadi karena masing-masing siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran

dengan strategi yang baru tersebut dan siswa saling berkompetisi dengan

temannya dalam kelompok, sehingga timbul semangat untuk ingin

meningkatkan hasil belajar pelajaran laundry. Adapun peningkatan persentase

tersebut adalah sebagai berikut:

41
Tabel 4.5

Persentase Nilai laundry pada Kondisi Awal dan Siklus I

No Nilai laundry Kelas XI Persentase


Kondisi Awal dan Siklus
I Kondisi Awal Siklus I

1 Dapat memenuhi Kriteria 8 (26,66%) 23 (76,66%)


Ketuntasan Minimal
(KKM)

2 Tidak Dapat memenuhi 22 (73,33%) 7 (23,33%)


Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM)
Jumlah 30 (100%) 30 (100%)

Berdasarkan data tersebut diatas, siswa yang sudah mencapai ketuntasan

belajar pada kondisi awal 26,66% dan pada siklus I 76,66%, jadi terjadi

kenaikan 23%. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar

terjadi penurunan sebanyak 24% yaitu pada kondisi awal 73,33% dan pada

siklus I menjadi 23,33%. Peningkatan hasil belajar pelajaran laundry yang

terjadi setelah adanya tindakan pada putaran siklus I tersebut, maka indikator

kinerja yang telah ditentukan adalah 60%. Sedangkan hasil tindakan siklus I

mencapai 76,66%, jadi indikator kinerja pada penelitian ini belum tercapai

maka untuk mencapai hasil sesuai indicator kinerja yaitu sebesar 75% perlu

dilanjutkan pada siklus II.

d. Refleksi Siklus I

Berdasarkan observasi yang guru lakukan pada saat pelaksanaan tindakan

siklus I, guru dapat lakukan anlisis data refleksi sebagai berikut:

1) Guru hendak melakukan perbaikan proses pembelajaran, terutama dalam

42
kegiatan awal tentang apersepsi, dengan memberikan motivasi kepada

siswa dan mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa.

2) Mengubah pembelajaran dengan menekankan pada pembelajaran aktif

melalui kelompok belajar, dan membimbing siswa untuk lebih aktif dalam

berdiskusi kelompok.

3) Guru sebagai fasilitator pembelajaran dengan lebih memaksimalkan cara

penyampaian strategi agar lebih berhasil dalam melaksanakan

pembelajaran.

Berdasarkan evaluasi akhir pada siklus I secara keseluruhan, baik tingkat

keaktifan siswa maupun hasil dari evaluasi pembelajaran mata pelajaran

laundry masih diperlukan tindakan perbaikan guna meningkatkan nilai,

baik dari segi tingkat keaktifan dan hasil belajar pelajaran laundry Kelas XI

semester 1, maka perlu dilakukan tindakan siklus II sebagai perbaikan.

3. Deskripsi Siklus II

Sebagaimana pada pelaksanaan siklus I, pada siklus II ini juga terdiri

dari 4 tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi

(pengamatan) dan refleksi. Adapun keempat tahapan tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

1) Memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I yaitu:

a) Memberikan motivasi terhadap siswa pada kegiatan awal

pembelajaran.

43
b) Menghidupkan suasana diskusi kelas supaya lebih aktif.

c) Menjadi fasilitator yang lebih maksimal dan mengelola kelas

dengan baik.

2) Menyusun RPP

3) Menyiapkan silabus

4) Menyusun materi

5) Menyiapkan media pembelajaran.

6) Menyiapkan perangkat soal evaluasi pembelajaran pada siklus I dalam

bentuk pertanyaan pilihan ganda sebanyak 10 butir soal dan 5 soal

essay.

7) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa yang akan dilaksanakan

oleh observer.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pada pelaksanaan tindakan ini guru melakukan proses pembelajaran di

kelas dengan menggunakan metode problem based introduction meliputi

kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup yaitu sebagai berikut:

1) Pendahuluan

• Salah satu peserta didik menyiapkan dan memimpin berdoa.

• Peserta didik memberikan salam kepada guru.

• Guru menanyakan kesiapan peserta didik sebelum memulai pelajaran.

• Guru menanyakan kehadiran peserta didik.

• Guru menyampaikan apersepsi atau pendahuluan mengenai materi yang

44
akan dipelajari.

2) Kegiatan Inti

• Guru dan peserta didik mencermati tayangan gambar dan video mengenai

Laundry section

• Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.

• Guru memberikan beberapa pertanyaan/masalah bagi peserta didik untuk

ditemukan pemecahannya

• Peserta didik melakukan diskusi dan mengumpulkan informasi tentang

definisi laundry section serta struktur organisasi laundry melalui buku

sumber , artikel atau browsing di internet

• Peserta didik bekerja dalam kelompok dan menghargai usaha setiap

anggota kelompok.

• Guru dibantu orang tua dirumah, mengamati dan mengawasi aktivitas

peserta didik dalam melakukan kegiatannya

• Menuliskan jawaban atas pertanyaan/ pemecahan masalah berdasarkan

hasil kerja kelompok.

• Menyimpulkan hasil pengamatan diskusi, pengumpulkan informasi dari

berbagai sumber

3) Penutup

• Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi.

• Guru mengintruksikan peserta didik untuk berkemas dan bersiap pulang.

• Salah satu peserta didik memimpin doa.

• Peserta didik mengucapkan salam dan bersalaman dengan guru

45
sembari meninggalkan kelas.

c. Observasi Siklus II

Observasi pada siklus II bertujuan untuk mengetahui hasil perbaikan-

perbaikan yang sudah dilakukan oleh guru. Guru bertindak sebagai

pemimpin jalannya pembelajaran sedangkan guru bertindak sebagai

observer atau partisipan pasif yang mengamati proses pembelajaran.

Hal-hal yang guru peroleh mengenai kondisi siswa selama proses

pembelajaran siklus II antara lain:

a) Kehadiran siswa dalam kegiatan belajar mengajar 30 siswa (100%).

b) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 30 siswa (100%).

c) Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 25 siswa (83,33%)

d) Keberanian bertanya 25 siswa (83,33%)

e) Keaktifan siswa menjawab pertanyaan 25 siswa (83,33%)

f) Kesungguhan siswa dalam mengerjakan soal-soal 30 siswa (100%).

Dari beberapa temuan di atas bisa disimpulkan bahwa sudah ada

peningkatan pada kondisi siswa ketika pembelajaran yaitu sebagian besar

siswa memperhatikan sehingga sebagian keaktifan siswa dalam kegiatan

diskusi kelas sudah mulai terlihat meskipun ada beberapa siswa yang

masih tidak begitu aktif. Keaktifan siswa untuk mendiskripsikan hasil

diskusi kelompokknya, bertanya dan menjawab pertanyaan sudah

menunjukkan antusias yang tinggi, sehingga guru sudah bertindak

46
sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Kesungguhan siswa dalam

mengerjakan soal sudah meningkat juga karena mereka berpacu dari

aktifitas belajar siklus I sehingga masing-masing berusaha untuk

mendapatkan nilai yang lebih baik dan bersaing dengan teman-temannya.

Setelah diadakan pelaksanaan tindakan sesuai dengan perencanaan

pembelajaran siklus II, maka didapatkan nilai hasil belajar pelajaran

laundry pada Kelas XI semester 1 SMK Negeri 2 Matahari, sebagai

berikut:

Tabel 4.6

Nilai laundry Kelas XI SMK Negeri 2 Matahari Pada Siklus II

No Nama KKM Nilai Keterangan


Hasil
Tuntas Tidak
Ulangan
Tuntas
1 Agusniawan 75 83 √
2 Ana Listiana 75 82 √
3 Danil 75 80 √
4 Dina Amelia 75 84 √
5 Hasniar 75 65 √
6 Intan Nor Oktaviani 75 85 √
7 Jalu Rizki. P 75 88 √
8 Jumiati Nur. A 75 84 √
9 Laili Damayanti 75 83 √
10 M. Yatul Nursalim 75 91 √
11 Maulana. F 75 79 √
12 Muhammad Indra. F 75 82 √
13 Meimeilan Casnani 75 92 √
14 Nelani 75 90 √

47
15 Nur Halijah 75 88 √
16 Rapi Saputra 75 82 √
17 Rafika 75 86 √
18 Rangga Bayu. P 75 82 √
19 Rizkya Sinta 75 92 √
20 Rohmat Ali Pullah 75 90 √
21 Rusdi Bahalwan 75 88 √
22 Rudi Risnawan 75 82 √
23 Salsabila Kusuma 75 86 √
24 Sindi Norlela 75 86 √
25 Sri Rahayu 75 82 √
26 Syaifullah 75 92 √
27 Titi Rusmiasih. P 75 90 √
Tri Yuda Bambang. 75 88 √
28
K
29 Trya Maulana Sari 75 82 √
30 Yolanda 75 86 √
Jumlah 30

Berdasarkan data tabel diatas, maka persentase hasil belajar pelajaran

laundry siswa Kelas XI pada siklus II adalah sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 4.7

Persentase Nilai laundry Kelas XI pada Siklus II

No Nilai Hasil belajar Jumlah Persentase


pelajaran laundry Kelas
XI Siklus II
1 Dapat memenuhi 30 100%
Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM)

48
2 Tidak dapat memenuhi 0 0%
Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM)
Jumlah 30 100%

Adapun peningkatan Persentase tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8

Persentase Nilai laundry pada Siklus I dan Siklus II

No Nilai Hasil belajar Persentase


pelajaran laundry Kelas
Siklus I Siklus II
XI
Siklus I dan Siklus II
1 Dapat memenuhi Kriteria 23 (76,66%) 30 (100%)
Ketuntasan Minimal
(KKM)
2 Tidak dapat memenuhi 7 (23,33%) 0 (0%)
Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM)
Jumlah 30 (100%) 30 (100%)

Berdasarkan data tersebut diatas, siswa yang sudah mencapai ketuntasan

belajar pada siklus I 76,66% dan pada siklus II 100%, jadi terjadi kenaikan

40%. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar terjadi

penurunan sebanyak 39% yaitu pada siklus I 23,33% dan pada siklus II

menjadi 0%. Peningkatan hasil belajar pelajaran laundry yang terjadi setelah

adanya tindakan pada putaran siklus II tersebut, maka indikator kinerja yang

telah ditentukan adalah 75%. Sedangkan hasil tindakan siklus II mencapai

49
100% jadi indikator kinerja untuk penelitian ini telah tercapai.

d. Refleksi Siklus II

Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru dalam usaha

meningkatkan hasil belajar pelajaran laundry kelas XI semester 1 SMK

Negeri 2 Matahari dengan menggunakan metode problem based

introduction sangat berpengaruh terhadap kenaikan Persentase ketuntasan

belajar siswa. Persentase siswa meningkat 100% dari keseluruhan siswa

30 siswa. Tindakan yang dilakukan guru adalah perbaikan kualitas

pembelajaran serta dorongan untuk memperbaiki aktifitas belajar siswa

yang pada akhirnya bisa menumbuhkembangkan moral siswa.

Dengan demikian tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru

dalam usahanya meningkatkan aktifitas belajar pada mata pelajaran

laundry kelas XI semester 1 SMK Negeri 2 Matahari dengan

menggunakan metode problem based introduction dapat dikatakan baik

karena mencapai hasil ketuntasan belajar sebesar 75% maka tindakan

perbaikan dikatakan berhasil pada siklus II ini dimana guru telah benar-

benar memaksimalkan kinerja untuk meningkatkan aktifitas belajar pada

mata pelajaran laundry kelas XI semester 1 dengan menggunakan

metode problem based introduction di SMK Negeri 2 Matahari tahun

pelajaran 2019/2020. Hal ini berarti nilai rata-rata kelas telah mencapai

standar ketuntasan yaitu diatas 75.

50
B. Pembahasan

Rendahnya aktifitas siswa berdampak terhadap hasil belajar siswa.

Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran laundry terlihat dari 30 siswa

hanya 8 siswa (26,66%) orang siswa yang memiliki nilai di atas Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM), dan 23 siswa (73,33%) orang siswa yang

memiliki nilai di bawah KKM. Sementara itu KKM yang ditetapkan sekolah

dalam pembelajaran laundry yakni 75 Berdasarkan uraian yang dilakukan

maka peneliti merasa senang untuk mengambil masalah ini sebagai

permasalahan dari penelitian PTK.

Oleh karenanya guru yang disini berperan sebagai peneliti hendak

menggunakan metode problem based introduction untuk meningkatkan hasil

belajar siswa.

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di

SMK Negeri 2 Matahari kelas XI. Penelitian dilaksanakan bulan Januari 2020

sampai Maret 2020 .Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan

statistik diskriptif komparatif dan analisis interaktif.

Pada kondisi prasiklus, berdasarkan nilai mata pelajaran laundry siswa

Kelas XI dari hasil ulangan, nilai mata pelajaran laundry masih rendah. Hal ini

dapat dilihat dari jumlah siswa yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan

Minimal hanya 8 siswa dari jumlah keseluruhan 30 siswa. Persentase

pencapaian nilai yaitu 26,66% dapat memenuhi KKM sedangkan 73,33% tidak

dapat memenuhi KKM. Hasil UAS kurang maksimal karena siswa banyak

51
yang kurang mencapai KKM, hal ini karenaproses pembelajaran laundry yang

kurang diminati oleh siswa karena mereka rata-rata merasa bosan dengan cara

penyampaian guru yang tidak menggunakan metode pembelajaran bervariasi.

Kemudian pada siklus I, siswa yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan

Minimal meningkat menjasi 23 siswa atau 76,66% dari jumlah keseluruhan 30

siswa, dan jumlah siswa yang tidak memenuhi KKM sebanyak 7 siswa atau

23,33%. Pada siklus I guru masih merasa kurang maksimal, hal ini dibuktikan

beberapa siswa masih kurang memperhatikan pelajaran serta masih bersendau

gurau terutama yang tidak terkontrol atau keluar dari pembahasan materi, ada

siswa yang masih pasif dalam diskusi kelompok, dan masih terlihat ada yang

tidak bekerja sama dikelompok. Hal tersebut juga dipengaruhi guru karena

kurang maksimal dalam memberikan fasilitator terhadap siswa, kurang

member motivasi kepada siswa dan kurang maksimal dalam melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan metode problem based introduction.

Berdasarkan hasil temuan tersebut, maka perlu dilakukan tindakan siklus II

sebagai perbaikan.

Pada siklus II persentase siswa yang berhasil meningkatkan aktifitas

belajar pada mata pelajaran laundry mencapai sejumlah 100% dari

keseluruhan siswa 30 siswa. Tindakan yang dilakukan guru adalah perbaikan

kualitas pembelajaran serta dorongan untuk memperbaiki aktifitas belajar siswa

yang pada akhirnya bisa menumbuhkembangkan akhlak dan moral siswa.

Dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil bila setidaknya

terdapat 75% siswa kelas XI yang mengalami peningkatan hasil belajar

52
pelajaran laundry, untuk lebih jelasnya hasil belajar pelajaran laundry melalui

metode problem based introduction pada Kelas XI di SMK Negeri 2 Matahari

tahun pelajaran 2019/2020 dapat dilihat pada diagram berikut:

Tabel 4.9

Persentase Peningkatan Nilai laundry pada Kondisi Awal, Siklus I

dan Siklus II

No Nilai laundry Persentase


Kelas XI Kondisi
Awal dan Siklus I Kondisi Siklus I Siklus II
Awal

1 Dapat memenuhi 8 (26,66%) 23 (76,66%) 30 (100%)


Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM)
2 Tidak Dapat 22 (73,33%) 7 (23,33%) 0 (0%)
memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal
(KKM)
Jumlah 30 (100%) 30 (100%) 23 (100%)

Diagram 1
Peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran laundry Kelas XI melalui
metode problem based introduction

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

53
A. Kesimpulan

Rendahnya aktifitas siswa berdampak terhadap hasil belajar siswa.

Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran laundry terlihat dari 30 siswa

hanya 8 siswa (26,66%) orang siswa yang memiliki nilai di atas Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM), dan 23 siswa (73,33%) orang siswa yang

memiliki nilai di bawah KKM. Sementara itu KKM yang ditetapkan sekolah

dalam pembelajaran laundry yakni 75 Berdasarkan uraian yang dilakukan

maka peneliti merasa senang untuk mengambil masalah ini sebagai

permasalahan dari penelitian PTK.

Oleh karenanya guru yang disini berperan sebagai peneliti hendak

menggunakan metode problem based introduction untuk meningkatkan hasil

belajar siswa.

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di

SMK Negeri 2 Matahari kelas XI. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus 2020

sampai Maret 2020 .Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan

statistik diskriptif komparatif dan analisis interaktif.

Pada kondisi prasiklus, berdasarkan nilai mata pelajaran laundry siswa

Kelas XI dari hasil ulangan, nilai mata pelajaran laundry masih rendah. Hal ini

dapat dilihat dari jumlah siswa yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan

Minimal hanya 8 siswa dari jumlah keseluruhan 30 siswa. Persentase

pencapaian nilai yaitu 26,66% dapat memenuhi KKM sedangkan 73,33% tidak

dapat memenuhi KKM. Hasil UAS kurang maksimal karena siswa banyak

54
yang kurang mencapai KKM, hal ini karenaproses pembelajaran laundry yang

kurang diminati oleh siswa karena mereka rata-rata merasa bosan dengan cara

penyampaian guru yang tidak menggunakan metode pembelajaran bervariasi.

Kemudian pada siklus I, siswa yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan

Minimal meningkat menjasi 23 siswa atau 76,66% dari jumlah keseluruhan 30

siswa, dan jumlah siswa yang tidak memenuhi KKM sebanyak 7 siswa atau

23,33%. Pada siklus I guru masih merasa kurang maksimal, hal ini dibuktikan

beberapa siswa masih kurang memperhatikan pelajaran serta masih bersendau

gurau terutama yang tidak terkontrol atau keluar dari pembahasan materi, ada

siswa yang masih pasif dalam diskusi kelompok, dan masih terlihat ada yang

tidak bekerja sama dikelompok. Hal tersebut juga dipengaruhi guru karena

kurang maksimal dalam memberikan fasilitator terhadap siswa, kurang

member motivasi kepada siswa dan kurang maksimal dalam melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan metode problem based introduction.

Berdasarkan hasil temuan tersebut, maka perlu dilakukan tindakan siklus II

sebagai perbaikan.

Pada siklus II persentase siswa yang berhasil meningkatkan aktifitas

belajar pada mata pelajaran laundry mencapai sejumlah 100% dari

keseluruhan siswa 30 siswa. Tindakan yang dilakukan guru adalah perbaikan

kualitas pembelajaran serta dorongan untuk memperbaiki aktifitas belajar siswa

yang pada akhirnya bisa menumbuhkembangkan akhlak dan moral siswa.

Jadi semua indikator kinerja telah tercapai, maka hipotesis tindakan

berbunyi bahwa” dengan menggunakan metode problem based introduction

55
dapat meningkatkan hasil belajar pelajaran laundry kelas XI semester 1 SMK

Negeri 2 Matahari tahun pelajaran 2019/2020” telah terbukti.

B. Saran

Bertitik tolak dari simpulan hasil penelitian tersebut di atas, maka dapat

diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada Guru

a. Hendaknya guru selalu meningkatkan kualitas pembelajarannya, untuk itu

perlu terus berlatih, memilih dan mengembangkan strategi

pembelajarannya serta mencari sebanyak mungkin strategi-strategi

pembelajaran.

b. Para guru supaya terdorong untuk menerapkan metode problem based

introduction dalam pembelajaran untuk memperpaiki kualitas

pembelajaran terutama untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa

c. Memberikan motivasi kepada siswa untuk berminat Belajar pelajaran

laundry.

d. Hendaknya memberikan penghargaan setiap kerja peserta didik walaupun

hanya berupa sanjungan, berguna untuk memotivasi siswa supaya

bersemangat mengikuti setiap pelajaran.

e. Guru hendaknya selalu tanggap dan cepat mengatasi masalah-masalah

yang ada di lingkungan sekolahnya.

2. Kepada Siswa

a. Siswa hendaknya lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran supaya

56
pemikiran siswa lebih berkembang.

b. Siswa sebaiknya lebih berani mengajukan pertanyaan ketika belum jelas

terhadap perjelasan guru.

c. Siswa seharusnya bisa mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Kepada Sekolah

Sekolah hendaknya menciptakan kondisi yang nyaman dan

mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah serta menyediakan sarana dan

prasarana yang memadai. Kepala Sekolah dapat mensosialisasikan kepada

guru-guru untuk menerapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk

meningkatkan motivasi dan aktifitas belajar siswa, karena berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan salah satu guru hasilnya sangat baik.

57
DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta : PT


Raja Grafindo Persada.

Arends 1997. Model-Metode Inovatif berorientasi KonstuktiXtis, Jakarta:Prestasi


Pustaka Publisher

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi ReXsi X.


Jakarta : Rineka Cipta

Daryanto. 2011. Manajemen Pemasaran: Sari Kuliah. Merauke: Satu Nusa.

E. Mulyasa, (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Merauke :


PT. REMAJA ROSDAKARYA.

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. PT Bumi Aksara.

Hamalik, oemar., (2009), Proses Belajar Mengajar, penerbit PT bumi Aksara,


Jakarta

Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Edisi ReXsi.Merauke:


Remaja Rosda Karya.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Merauke : Remaja


Rosdakarya

Nasution (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Merauke: Tarsito

Sugiyono.(2014) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.Merauke:


Alfabeta.

Suharyadi dan Purwanto. 2009. Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan


Modern Edisi 2 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Wasito, Hendri. (2011). Obat Tradisional Kekayaan Indonesia. Jakarta:


Penerbit Graham Ilmu.

Yamin, Martinis. 2007. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Jakarta:


Gaung Persada Press.

Yaumi, Muhammad dan Muljono Damopolii. 2014.Action Research.


(Jakarta:Kencana).

58
Lampiran 1

RPP Pra Siklus


Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Matahari
Mata Pelajaran : Laundry
Kelas/ Semester : XI / Genap
Materi Pokok : laundry section
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

KOMPETENSI INTI:
KI 3 :Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

4.1 Menganalisis laundry section Menjelaskan definisi laundry section


Mengidentifikasi struktur organisasi
laundry
Menganalisis Job Description laundry

4.2 Melakukan pengelompokkan laundry Merinci layanan usaha laundry


section Melakukan pengelompokkan
laundry section

59
A. Tujuan Pembelajaran
• Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat
menjelaskan definisi laundry section dengan baik
• Melalui diskusi dan menggali informasi peserta didik akan dapat
mengidentifikasi struktur organisasi laundry section dengan baik.
• Melalui diskusi dan menggali informasi peserta didik akan dapat
menganalisis Job Description laundry dengan baik.
• Melalui diskusi dan menggali informasi peserta didik akan dapat merinci
layanan usaha laundry dengan baik.
• Disajikan permasalahan, peserta didik dapat melakukan pengelompokan
laundry section dengan baik

B. Materi Pembelajaran
1. Definisi laundry section
2. Struktur organisasi laundry
3. Job Description laundry
4. Layanan usaha laundry

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : pendekatan spiral
Metode : Metode Problem Based Introduction

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media:
• N focus/LCD, Laptop, google classroom, Whatsapp grup, smartphone
2. Alat, bahan:
• Film/Video
• Power Point
3. Sumber belajar:
• Modul “Housekeeping Hotel” (Rumekso, SE)
• Dasar-Dasar Housekeeping dan laundry Hotel (Bagyono, 2003)

60
• Tata graha (Windia)
• Akomodasi Perhotelan Jilid 2 (Ni Wayan S, dkk. 2008)

E. Kegiatan Pembelajaran
1) Pendahuluan
• Salah satu peserta didik menyiapkan dan memimpin berdoa.
• Peserta didik memberikan salam kepada guru.
• Guru menanyakan kesiapan peserta didik sebelum memulai pelajaran.
• Guru menanyakan kehadiran peserta didik.
• Guru menyampaikan apersepsi atau pendahuluan mengenai materi yang
akan dipelajari.
2) Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan materi
• Guru meminta siswa untuk menujlis mater.
• Guru memberikan soal latihan
• Siswa mengumpulkan tugas
3) Penutup
• Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi.
• Guru mengintruksikan peserta didik untuk berkemas dan bersiap pulang.
• Salah satu peserta didik memimpin doa.
• Peserta didik mengucapkan salam dan bersalaman dengan guru
sembari meninggalkan kelas.

F.Teknik Penilaian
Teknik dan Bentuk Instrumen
Tekn Bentuk Instrumen
ik
 Pengamatan Sikap  Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
 Tes Unjuk Kerja  Tes Uji Petik Kerja dan Rubrik
 Tes Tertulis  Tes Uraian dan Pilihan
 Portofolio  Panduan Penyusunan Portofolio

61
Bulan, Maret 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Peneliti,

BUDI, S.Pd,.MM ANI WATI, S.Pd


NIP. 67890 NIP. 12345

62
Lampiran 2
RPP Siklus I
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Matahari
Mata Pelajaran : Laundry
Kelas/ Semester : XI / Genap
Materi Pokok : laundry section
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

KOMPETENSI INTI:
KI 3 :Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

4.1 Menganalisis laundry section Menjelaskan definisi laundry section


Mengidentifikasi struktur organisasi
laundry
Menganalisis Job Description laundry

4.2 Melakukan pengelompokkan laundry Merinci layanan usaha laundry


section Melakukan pengelompokkan
laundry section

A. Tujuan Pembelajaran
• Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat

63
menjelaskan definisi laundry section dengan baik
• Melalui diskusi dan menggali informasi peserta didik akan dapat
mengidentifikasi struktur organisasi laundry section dengan baik.
• Melalui diskusi dan menggali informasi peserta didik akan dapat
menganalisis Job Description laundry dengan baik.
• Melalui diskusi dan menggali informasi peserta didik akan dapat merinci
layanan usaha laundry dengan baik.
• Disajikan permasalahan, peserta didik dapat melakukan pengelompokan
laundry section dengan baik

B. Materi Pembelajaran
1. Definisi laundry section
2. Struktur organisasi laundry
3. Job Description laundry
4. Layanan usaha laundry

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : pendekatan spiral
Metode : Metode Problem Based Introduction

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media:
• N focus/LCD, Laptop, google classroom, Whatsapp grup, smartphone
2. Alat, bahan:
• Film/Video
• Power Point
3. Sumber belajar:
• Modul “Housekeeping Hotel” (Rumekso, SE)
• Dasar-Dasar Housekeeping dan laundry Hotel (Bagyono, 2003)
• Tata graha (Windia)
• Akomodasi Perhotelan Jilid 2 (Ni Wayan S, dkk. 2008)

64
E. Kegiatan Pembelajaran
1) Pendahuluan
• Salah satu peserta didik menyiapkan dan memimpin berdoa.
• Peserta didik memberikan salam kepada guru.
• Guru menanyakan kesiapan peserta didik sebelum memulai pelajaran.
• Guru menanyakan kehadiran peserta didik.
• Guru menyampaikan apersepsi atau pendahuluan mengenai materi yang
akan dipelajari.
2) Kegiatan Inti
• Guru dan peserta didik mencermati tayangan gambar dan video mengenai
Laundry section
• Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.
• Guru memberikan beberapa pertanyaan/masalah bagi peserta didik untuk
ditemukan pemecahannya
• Peserta didik melakukan diskusi dan mengumpulkan informasi tentang
definisi laundry section serta struktur organisasi laundry melalui buku
sumber , artikel atau browsing di internet
• Peserta didik bekerja dalam kelompok dan menghargai usaha setiap
anggota kelompok.
• Guru dibantu orang tua dirumah, mengamati dan mengawasi aktivitas
peserta didik dalam melakukan kegiatannya
• Menuliskan jawaban atas pertanyaan/ pemecahan masalah berdasarkan
hasil kerja kelompok.
• Menyimpulkan hasil pengamatan diskusi, pengumpulkan informasi dari
berbagai sumber
3) Penutup
• Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi.
• Guru mengintruksikan peserta didik untuk berkemas dan bersiap pulang.
• Salah satu peserta didik memimpin doa.
• Peserta didik mengucapkan salam dan bersalaman dengan guru
sembari meninggalkan kelas.

65
F.Teknik Penilaian
Teknik dan Bentuk Instrumen
Tekn Bentuk Instrumen
ik
 Pengamatan Sikap  Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
 Tes Unjuk Kerja  Tes Uji Petik Kerja dan Rubrik
 Tes Tertulis  Tes Uraian dan Pilihan
 Portofolio  Panduan Penyusunan Portofolio

Bulan, Maret 2020


Mengetahui
Kepala Sekolah Peneliti,

BUDI, S.Pd,.MM ANI WATI, S.Pd


NIP. 67890 NIP. 12345

66
Lampiran 3
RPP Siklus II
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Matahari
Mata Pelajaran : Laundry
Kelas/ Semester : XI / Genap
Materi Pokok : laundry section
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

KOMPETENSI INTI:
KI 3 :Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

4.1 Menganalisis laundry section Menjelaskan definisi laundry section


Mengidentifikasi struktur organisasi
laundry
Menganalisis Job Description laundry

4.2 Melakukan pengelompokkan laundry Merinci layanan usaha laundry


section Melakukan pengelompokkan
laundry section

A. Tujuan Pembelajaran

67
• Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat
menjelaskan definisi laundry section dengan baik
• Melalui diskusi dan menggali informasi peserta didik akan dapat
mengidentifikasi struktur organisasi laundry section dengan baik.
• Melalui diskusi dan menggali informasi peserta didik akan dapat
menganalisis Job Description laundry dengan baik.
• Melalui diskusi dan menggali informasi peserta didik akan dapat merinci
layanan usaha laundry dengan baik.
• Disajikan permasalahan, peserta didik dapat melakukan pengelompokan
laundry section dengan baik

B. Materi Pembelajaran
1. Definisi laundry section
2. Struktur organisasi laundry
3. Job Description laundry
4. Layanan usaha laundry

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : pendekatan spiral
Metode : Metode Problem Based Introduction

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media:
• N focus/LCD, Laptop, google classroom, Whatsapp grup, smartphone
2. Alat, bahan:
• Film/Video
• Power Point
3. Sumber belajar:
• Modul “Housekeeping Hotel” (Rumekso, SE)
• Dasar-Dasar Housekeeping dan laundry Hotel (Bagyono, 2003)
• Tata graha (Windia)

68
• Akomodasi Perhotelan Jilid 2 (Ni Wayan S, dkk. 2008)
E. Kegiatan Pembelajaran
1) Pendahuluan
• Salah satu peserta didik menyiapkan dan memimpin berdoa.
• Peserta didik memberikan salam kepada guru.
• Guru menanyakan kesiapan peserta didik sebelum memulai pelajaran.
• Guru menanyakan kehadiran peserta didik.
• Guru menyampaikan apersepsi atau pendahuluan mengenai materi yang
akan dipelajari.
2) Kegiatan Inti
• Guru dan peserta didik mencermati tayangan gambar dan video mengenai
Laundry section
• Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.
• Guru memberikan beberapa pertanyaan/masalah bagi peserta didik untuk
ditemukan pemecahannya
• Peserta didik melakukan diskusi dan mengumpulkan informasi tentang
definisi laundry section serta struktur organisasi laundry melalui buku
sumber , artikel atau browsing di internet
• Peserta didik bekerja dalam kelompok dan menghargai usaha setiap
anggota kelompok.
• Guru dibantu orang tua dirumah, mengamati dan mengawasi aktivitas
peserta didik dalam melakukan kegiatannya
• Menuliskan jawaban atas pertanyaan/ pemecahan masalah berdasarkan
hasil kerja kelompok.
• Menyimpulkan hasil pengamatan diskusi, pengumpulkan informasi dari
berbagai sumber
3) Penutup
• Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi.
• Guru mengintruksikan peserta didik untuk berkemas dan bersiap pulang.
• Salah satu peserta didik memimpin doa.
• Peserta didik mengucapkan salam dan bersalaman dengan guru

69
sembari meninggalkan kelas.

F.Teknik Penilaian
Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
 Pengamatan Sikap  Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
 Tes Unjuk Kerja  Tes Uji Petik Kerja dan Rubrik
 Tes Tertulis  Tes Uraian dan Pilihan
 Portofolio  Panduan Penyusunan Portofolio
Bulan, Maret 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Peneliti,

BUDI, S.Pd,.MM ANI WATI, S.Pd


NIP. 67890 NIP. 12345

Lampiran 8

70
Contoh Instrument
Pilihlah jawaban yang benar!
1. Berapa jenis layanan yang terdapat pada departemen loundry....
a. tiga
b. lima
c. dua
d. Empat

2.Cucian loundry dari tamu yang menginap di hotel disebut.....


a. In house guest loundry
b. Outeside guest loundry
c. In house guest valet
d. Outeside guest vale

3.Yang termasuk tujuan dari adanya loundry di hotel, kecuali....


a. Menambah pemasukan hotel
b. Meningkatkan kepuasan tamu
c. Efisiensi kerja dalam penyediaan linen bersih
d. Membuat tamu lebih lama menginap di hotel

4.Pengertian detergen yang benar adalah.....


a. Bahan kimia yang berfungsi menurunkan kotoran atau noda yang memiliki
ikatan pada pakaian
b. Bahan pencuci untuk melembutkan pakaian
c. Bahan pencuci yang dapat memutihkan pakaian dan memusnahkan kuman
d. Media utama untuk melepaskan kotoran

5.Bahan yang bermanfaat memberikan perlindungan selaput film pada permukaan


pakaian, disebut….
a. Starch
b. Bleach

71
c. sour
d. Softener

6.Proses yang bertujuan untuk melunakkan kotoran / noda yang melekat disebut....
a. Washing
b. Rinsing
c. Extracting
d. Pre washin

7.Detergen merupakan campuran bahan kimia diantaranya, kecuali….


a. Alkalibuilder
b. Sequestrans
c. Surfacktan
d. Alkalinitas

8.Bahan yang digunakan untuk mencuci pakaian karena mengandung obat


pembersih kotoran atau noda, yaitu….
a. Detergen
b. Liquid soap
c. Softener d.Sour

9.Pelayanan pencucian dalam waktu singkat kurang lebih 2jam dengan


penambahan ongkos 100% dari harga setandar, disebut dengan….
a. Special service
b. Expres service
c. One day service
d. Two day service

10.Pelayanan pencucian khusus dalam satu hari dengan penambahan ongkos 50%
dari harga setandar disebut….
a. One day service

72
b. Special service
c. Expres service
d. Two day service

B. Jawablah soal-soal berikut dengan singkat dan jelas!


1. Media utama yang digunakan untuk pelepasan kotoran adalah….
2. Proses pencucian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu….
3. Sebutkan tugas dari washer…
4. Organisasi loundry yang bertugas melaksanakan proses pengeringan setelah
pencucian adalah….
5. Apa yang dimagsud dengan exstracting?

Lampiran 10

73
Daftar Hadir Siswa Per Siklus
SIKLUS I
No Nama Paraf

1 Agusniawan
2 Ana Listiana
3 Danil
4 Dina Amelia
5 Hasniar
6 Intan Nor Oktaviani
7 Jalu Rizki. P
8 Jumiati Nur. A
9 Laili Damayanti
10 M. Yatul Nursalim
11 Maulana. F
12 Muhammad Indra. F
13 Meimeilan Casnani
14 Nelani
15 Nur Halijah
16 Rapi Saputra
17 Rafika
18 Rangga Bayu. P
19 Rizkya Sinta
20 Rohmat Ali Pullah
21 Rusdi Bahalwan
22 Rudi Risnawan
23 Salsabila Kusuma
24 Sindi Norlela
25 Sri Rahayu
26 Syaifullah

74
27 Titi Rusmiasih. P
28 Tri Yuda Bambang. K
29 Trya Maulana Sari
30 Yolanda

SIKLUS II
No Nama Paraf

1 Agusniawan
2 Ana Listiana
3 Danil
4 Dina Amelia
5 Hasniar
6 Intan Nor Oktaviani
7 Jalu Rizki. P
8 Jumiati Nur. A
9 Laili Damayanti
10 M. Yatul Nursalim
11 Maulana. F
12 Muhammad Indra. F
13 Meimeilan Casnani
14 Nelani
15 Nur Halijah
16 Rapi Saputra
17 Rafika
18 Rangga Bayu. P
19 Rizkya Sinta
20 Rohmat Ali Pullah
21 Rusdi Bahalwan
22 Rudi Risnawan

75
23 Salsabila Kusuma
24 Sindi Norlela
25 Sri Rahayu
26 Syaifullah
27 Titi Rusmiasih. P
28 Tri Yuda Bambang. K
29 Trya Maulana Sari
30 Yolanda

76
Lampiran 11
Lembar Observasi
Lembar Observasi Siswa
No Indikator Ya Tdk
1 Siswa dapat bekerja sama dengan
teman sekelompok
2 Siswa Menjelaskan teori-teori proses masuknya
Agama Islam ke Nusantara
3 Siswa mengetahui informasi mengenai proses
masuk dan perkembangan kerajaan Islam
4 Siswa mengetahui awal penyebaran Islam
sehingga sampai ke Nusantara
5 Siswa mengetahui berbagai teori masuknya
agama Islam di Nusantara

Bulan, Maret 2020


Observer,

......

77
Lampiran 12

SURAT IZIN PENELITIAN

PEMERINTAH PROVINSI ……….


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 2 MATAHARI

Surat Permohonan Izin


Nomor : …………….

Yang bertandatangan di bawah ini adalah saya :


Nama : ANI WATI, S.Pd
Tempat. Tgl. Lahir : ………..
NIP : 12345
Pangkat/Golongan : ……
Jabatan : Guru
Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah SMK Negeri 2
Matahari dalam rangka penyusunan PTK yang berjudul " UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN
LAUNDRY MELALUI METODE PROBLEM BASED INTRODUCTION
MATERI LAUNDRY SECTION DI KELAS XI SMK NEGERI 2 MATAHARI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020”
Demikian Surat Permohonan ini kami buat dengan sebenarnya dan untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bulan, Maret 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Peneliti,

BUDI, S.Pd,.MM ANI WATI, S.Pd


NIP. 67890 NIP. 12345

78
Lampiran 13
Berita Acara Seminar
BERITA ACARA
PELAKSANAAN SEMINAR LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pada hari ini    :  ……….


Tanggal  :   25 Maret 2020
Pukul   :     08.00 WIB s.d Selesai
Bertempat di ruang  :    SMK Negeri 2 Matahari
Pada Sekolah :    SMK Negeri 2 Matahari
Telah diselenggarakan acara Seminar Hasil Penelitian:
Dengan Judul " UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
PELAJARAN LAUNDRY MELALUI METODE PROBLEM BASED
INTRODUCTION MATERI LAUNDRY SECTION DI KELAS XI SMK
NEGERI 2 MATAHARI TAHUN PELAJARAN 2019/2020”
Hasil Karya  :   ANI WATI, S.Pd
NIP  :    12345
Jabatan :    Guru
Pangkat/Golongan :    …………….
Tempat Tugas  :  SMK Negeri 2 Matahari
Alamat Rumah :    …………………….
Nomor Telphon/ HP :    ...

Pada Acara Seminar tersebut :


Sebagai Penyaji :   ANI WATI, S.Pd
Sebagai Moderator :   ……………….
Sebagai Pembahas :  
Susunan Acara Seminar         :    
(a) Pembukaan, (b) Sambutan Kepala Sekolah dan / atau Pengawas Sekolah, (c)
Pemaparan Singkat Laporan Hasil Penelitian Oleh Penyaji/ Penulis Laporan, (d)
Tanggapan, pertanyaan, kritik/ saran, masukan dari Peserta Seminar dan

79
Tanggapan dari Penyaji, (e) Penutup.
Jumlah Peserta yang Hadir     :    …….. Orang (Daftar Hadir Terlampir)

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Bulan, Maret 2020

Mengetahui, Ketua Panitia Seminar


Kepala Sekolah

………………
BUDI, S.Pd,.MM
NIP…………..
NIP. 67890

80
Lampiran 14
Surat Keterangan Perpustakaan
SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, Petugas Perpustakaan SMK Negeri 2


Matahari, menerangkan dengan sebenarnya bahwa:
Karya tulis ilmiah yang berjudul:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN


LAUNDRY MELALUI METODE PROBLEM BASED INTRODUCTION
MATERI LAUNDRY SECTION DI KELAS XI SMK NEGERI 2 MATAHARI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Benar telah didokumentasikan di Perpustakaan Sekolah sebanyak 1 (satu)


ekspemplar.

Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bulan, Maret 2020

Mengetahui,
Kepala Sekolah Kepala Perpustakaan

....................
BUDI, S.Pd,.MM
NIP.
NIP. 67890

81
Lampiran 15
Foto-foto Kegiatan

82

You might also like