Perbandingan Pelayanan Publik Pada PTN BH Dan PTN Blu

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

PERBANDINGAN PELAYANAN PUBLIK PADA PTN BH DAN PTN

BLU
(STUDI KASUS UNAIR DAN UPN VETERAN JAKARTA)

Tugas Paper Mata Kuliah Perbandingan Administrasi Publik


Dosen Pengampu: Dr.Drs. Mochammad Rozikin, M.AP.

Disusun oleh:
Shela Febri Anggraini
NIM. 205030100111093
Mata Kuliah Perbandingan Administrasi Publik
Kelas I

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
MALANG
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan


potensi yang dimiliki oleh seseorang, baik dari aspek sikap, pengetahuan, maupun
keterampilan agar dapat bermanfaat bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk itu,
setiap orang berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak agar dapat mengembangkan
potensi yang dimilikinya dan menjadikannya pribadi yang lebih berkualitas. Salah satu sistem
Pendidikan di Indonesia adalah perguruan tinggi. Adanya reformasi birokrasi membuat
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan reformasi birokrasi di bidang pengelolaan
Pendidikan tinggi, yang diimplementasikan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2012 mengenai Pendidikan tinggi yang sekaligus mengatur pembentukan empat
pengelolaan perguruan tinggi yaitu Perguruan Tinggi Satuan Kerja (PTN Satker), Perguruan
Tinggi Badan Layanan Umum (PTN BLU), Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN
BH), dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

Sebagai organisasi publik, birokrasi berkewajiban memberikan pelayanan publik yang


berkualitas. Ketika pelayanan publik yang diberikan berkualitas dan sesuai ekspektasi
masyarakat, maka diharapkan masyarakat selaku pengguna layanan akan merasa puas. Di
antara sekian banyak jenis pelayanan publik yang disediakan oleh organisasi birokrasi,
pelayanan bidang Pendidikan tinggi adalah salah satu hal yang sangat penting.

Pada kenyataannya, akhir-akhir ini penyelenggaraan pendidikan tinggi di Indonesia


nampaknya ingin mengadopsi nilai-nilai yang terkandung dalam paradigma New Publik
Management (NPM), yaitu menjalankan administrasi negara sebagaimana menggerakkan
sektor bisnis. Hal ini dapat dilihat dari kebijakan privatisasi lembaga pendidikan tinggi yaitu
perubahan status beberapa perguruan tinggi negeri menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan
Hukum (PTNBH) dan Badan Layanan Umum (BLU). Dengan menyandang status PTN BH
atau BLU lembaga pendidikan tinggi diberi hak otonom untuk mengelola lembaga serta
keleluasaan untuk mencari sumber pendapatan lembaga salah satunya melalui dana sumbangan
dan SPP dari masyarakat atau mahasiswa. Akibatnya pendidikan tinggi menjadi mahal dan
cenderung hanya dapat diakses oleh para pemilik modal (capitalis). Untuk itu, perlu dibahas
lebih lanjut mengenai perbedaan pelayanan yang diberikan oleh PTN BH dan PTN BLU
sehingga dalam paper ini akan dijelaskan perbandingan pelayanan Pendidikan antara
Universitas Airlangga sebagai PTN BH dan UPN Veteran Jakarta sebagai PTN BLU.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana perbedaan PTN BH dan PTN BLU?
2. Bagaimana pelayanan Pendidikan yang diberikan Unair sebagai salah satu PTN BH?
3. Bagaimana pelayanan Pendidikan yang diberikan UPN Veteran Jakarta sebagai salah
satu PTN BLU?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui perbedaan PTN BH dan PTN BLU.
2. Mengatahui pelayanan Pendidikan yang diberikan Unair sebagai salah satu PTN BH.
3. Mengetahui pelayanan Pendidikan yang diberikan UPN Veteran Jakarta sebagai salah
satu PTN BLU.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perbedaan PTN BH dan PTN BLU


2.1.1. PTN BH dan PTN BLU

PTN BH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum) merupakan level tertinggi karena
memiliki otonomi penuh dalam mengelola keuangan dan sumber daya, termasuk dosen dan
tendik. PTN jenis ini beroperasi mirip dengan perusahaan perusahaan BUMN. PTNbh
merupakan pola pengelolaan perguruan tinggi yang dianggap mapan dalam pengelolaan
bidang akademik maupun non akademik yang meliputi pengelolaan bidang organisasi,
keuangan, kemahasiswaan, ketenagaan (kepegawaian) dan sarana prasarana. Tujuan
pemerintah membentuk PTNbh adalah agar PTNbh dapat lebih fleksibel dalam mengelola
sumber daya yang dimiliki, sehingga dapat menghasilkan pendidikan bermutu, dapat
meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi globalisasi, dan menghasilkan nilai
tambah yang dapat meningkatkan kesejahteraan pegawainya dengan pengelolaan berdasarkan
pada prinsip akuntabilitas, transparansi, nirlaba, penjaminan mutu, efektivitas dan efisiensi.
Perguruan tinggi yang diberikan status sebagai PTN-BH tidak lagi harus bertanggungjawab
penuh kepada negara, khususnya dalam hal tata kelola. Hal ini dikarenakan fungsi negara
mulai direduksi oleh fungsi organ Majelis Wali Amanat (MWA) di internal PTN-BH, sebagai
penerapan check and balance dalam pengelolaan akademik maupun tata kelola.

Terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi PTN untuk menjadi PTN-BH, yang diatur
dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 88 Tahun
2014 tentang Perubahan Perguruan Tinggi Negeri Menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan
Hukum, menyatakan:Persyaratan PTN menjadi PTN badan hukum mencakup tingkat dan
derajat kemampuan dari PTN untuk:

a. menyelenggarakan Tridharma Perguruan Tinggi yang bermutu;


b. mengelola organisasi PTN berdasarkan prinsip tata kelola yang baik;
c. memenuhi standar minimum kelayakan finansial;
d. menjalankan tanggung jawab sosial;dane.berperan dalam pembangunan
perekonomian.

PTN-BH harus memiliki empat pondasi kuat yakni kerangka legal yang kuat,
mekanisme block-funding, jaminan mutu, bangunan harus berstandar International
Organization for Standardization (ISO), dan administrasi professional. Selanjutnya, ada pula
persyaratan PTN yang hendak berubah status menjadi PTN-BH harus masuk sembilan
peringkat nasional dalam publikasi.

Sedangkan PTN BLU (PTN Badan Layanan Umum) merupakan institusi dengan level
kedua dalam hal otonomi. Pengelolaan institusi ini mirip dengan rumah sakit milik negara.
Seluruh penerimaan non pajak dikelola secara otonomi dan dilakukan pelaporan ke negara.

2.1.2. Perbedaan PTN BH dan PTN BLU

Perbedaan mendasar antara PTN BH dan PTN BLU adalah:

No Perbedaan PTN BH PTN BLU

Dasar penetapan status Peraturan Pemerintah Keputusan Menteri


1. Keuangan atas usul Menteri
Ristek dan Dikti

Rujukan pengelolaan UU PT, PP No 4 tahun 2014 UU PT, PP No 74 tahun


dengan juknisnya PP tentang 2012 jo PP No 23 tahun 2005
Status PTN yang bersangkutan dengan juknisnya
2.
Kepmenkeu tentang
penetapan status BLU pada
PTN ybs

Dasar Penetapan Tarif Berdasarkan pedoman teknis Ditetapkan oleh Menteri


Layanan penetapan tarif yang ditetapkan keuangan berdasar usulan
menteri. Dalam penetapan tarif, pimpinan BLU dengan
PTN Badan Hukum wajib mempertimbangkan aspek

3. berkonsultasi dengan menteri. kontinuitas dan


Tarif biaya Pendidikan pengembangan layanan,
ditetapkan dengan daya beli masyarakat, asas
mempertimbangkan keadilan dan kepatutan, serta
kemampuan ekonomi kompetisi yang sehat.
mahasiswa, orang tua
mahasiswa, atau pihak lain
yang membiayai mahasiswa.

Pola Pelaporan Pendapatan PTN Badan Hukum Pendapatan BLU dilaporkan


Keuangan bukan merupakan PNBP sebagai PNBP
4.
(Pendapatan Negara Bukan
Pajak)

Asset Asset yang diperoleh dari usaha Aset BLU merupakan asset
PTN BH menjadi asset PTN BH yang harus dikonsolidasikan
yang merupakan asset negara dalam BMN
yang dipisahkan, sementara
5.
asset berupa tanah yang berada
dalam penguasaan PTN BH
yang diperoleh dari APBN
merupakan barang milik negara

Penyelenggaraan PTN-BH dapat mandiri dalam PTN-BLU tidak bisa


Prodi membuka dan menutup
6.
program studi yang ada di
lembaganya

Pengelolaan SDM PTN-BH yaitu berwenang Untuk PTN-BLU


(pendidik dan tendik) menetapkan, mengangkat, kewenangan mengangkat
7.
membina, dan memberhentikan tenaga tetap non PNS
tenaga tetap non PNS

2.2. Pelayanan Pendidikan di UNAIR Sebagai PTN BH

UNAIR menempati posisi pertama dari penilaian Indikator Kineja Utama (IKU)
kelompok Perguruan Tinggi Negeri-Badan Hukum (PTN-BH) yang ditetapkan Kementrian
Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Hal ini berkaitan dengan
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbudristek yang berjumlah 9
aktivitas yang bisa diikuti oleh mahasiswa sebagai bagian dari implementasi dari MBKM.
Ketua LTMPT mengungkapkan bahwa sudah sangat lama UNAIR mengimplementasikan
beberapa hal yang berkaitan dengan MBKM. Mahasiswa UNAIR yang telah menjuarai
beberapa bidang tertentu dapat dimasukkan ke dalam SKS. Selain itu, mahasiswa yang
mengikuti konferensi atau student exchange sudah tidak perlu lagi mengikuti KKN, karena hal
tersebut sudah termasuk ke dalam bagian implementasi dari MBKM. UNAIR juga sangat
mendorong kegiatan magang dan praktek industri. Dalam hal ini, pihaknya sudah
memberangkatkan ratusan mahasiswa untuk melakukan magang industri. Selanjutnya,
mahasiswa yang mengikuti riset dengan dosen dan mahasiswa yang wirausaha, UNAIR juga
memasukkannya dalam SKS tertentu. Bahkan pembelajaran lintas studi dan rumpun ilmu
sudah diaplikasikan sejak mahasiswa masih berada di semester awal. Dengan kegiatan-
kegiatan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa UNAIR sudah mendukung penuh kegiatan
MBKM dengan sarana yang sangat maksimal sehingga UNAIR mendapat penilaian indikator
dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melampaui dari batas
penilaian, yaitu sebesar 74 poin, dengan poin pertumbuhan 673 dengan posisi tinggi 10% yang
membawanya menempati posisi pertama dalam penilaian indikator kinerja PTN-BH.

Dalam pelayanan Pendidikan yang diberikan, UNAIR menyediakan fasilitas


Pendidikan yang cukup, baik berupa perangkat lunak dalam bentuk pengetahuan yang dimiliki
oleh para pengajar maupun perangkat keras yaitu sarana dan prasarana yang memadai.
Universitas Airlangga sebagai lembaga pendidikan tinggi yang memiliki tugas mencetak
lulusan yang terbaik dalam bidangnya, berusaha melakukan berbagai terobosan dalam bidang
akademik dalam rangka menyediakan fasilitas dan proses pembelajaran vang memadai. Usaha
semacam itu tidak lain adalah upaya memfasilitasi masyarakat dalarn rangka membentuk
generasi mendatang yang siap membawa bangsa Indonesia menuju masa depan l/ang lebih baik
dan lebih sejahtera. Berbagai jurusan dan program studi dibuka, dengan dilengkapi berbagai
perangkat pembelajaran yang baik, dalam rangka mencetak sarjana-sarjana yang siap mengisi
berbagai posisi yang ada di masyarakat.

Universitas Airlangga secara terus-menerus berusaha melakukan berbagai inovasi


proses belajar-mengajar sejalan dengan perkembangan ihnu pengetahuan. Inovasi
pembelajaran meliputi inovasi kurikulum serta inovasi metode mengajar di berbagai level
pembelajaran. Salah satu inovasi belajar mengajar yang dikembangkan oleh universitas
Airlangga pada masa-masa awal penetapan menjadi Perguruan Tinggi BHMN adalah
pengajaran dengan sistem Problem Based Learuing (PBL). Proses belajar mengajar dengan
metode PBL mendorong mahasiswa untuk belajar secara mandiri terutama mandiri dalam
menyelesaikan berbagai persoalan menyangkut ilmu yang dipelajari. Peran dosen dalam model
pembelajaran ini adalah hanya sebagai fasilitator. Dosen hanya berperan memberikan masukan
terkait referensi-referensi yang harus dibaca oleh mahasiswa. Mahasiswa harus mencari
jawaban secara mandiri atas persoalan-persoalan yang dihadapinya. Dengan kata lain,
kemandirian mahasiswa sangat ditekankan dalam belajar dengan model PBL.

Perubahan status Universitas Airlangga dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi
suatu bentuk organisasi yang berbadan hukum (Badan Hukum Milik Negara – BHMN)
memacu perguruan tinggi ini untuk menjadi lebih mandiri. Hal ini membuat pihak manajemen
PTN harus berbenah diri dan mempersiapkan berbagai strategi agar dapat bersaing dengan
perguruan tinggi yang lain di masa mendatang. Salah satu model perencanaan kualitas yang
memenuhi prinsip-prinsip tersebut adalah dengan penerapan model Quality Function
Deployment (QFD). QFD merupakan metode yang menjamin kualitas pada setiap tahap proses
pengembangan produk, dimulai dengan desain kualitas itu sendiri. Model ini merubah apa yang
diinginkan konsumen menjadi karakteristik kualitas dan mengembangkan perencanaan kualitas
untuk mendapatkan hasil akhir yang memuaskan.

2.3. Pelayanan Pendidikan di UPN Veteran Jakarta Sebagai PTN BLU

UPN Veteran Jakarta (UPNVJ) resmi menyandang status Perguruan Tinggi Berbadan
Layanan Umum (PTN BLU), perubahan status tersebut berdasarkan pada Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia nomor: 209/KMK.05/2021 yang ditetapkan pada tanggal 31 Mei
2021. Dalam keputusan tersebut UPNVJ beserta tiga PTN lainnya telah ditetapkan sebagai
instansi pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
yang memberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan kepada instansi yang telah BLU.

Berubahnya status UPNVJ menjadi Badan Layanan Umum ini berdampak pada
berubahnya pola perencanaan keuangan, pelayanan, dan tata kelola universitas. Di antara tiga
skala prioritas tersebut yang akan dijadikan prioitas utama setelah berubahnya UPNVJ menjadi
BLU ini adalah pola perencanaan keuangan. Dr. Prasetyo Hadi selaku Wakil Rektor Bidang
Umum dan Keuangan mengatakan sejak ditetapkan menjadi BLU, UPNVJ saat sudah
melakukan beberapa hal yaitu melaksanakan surat keputusan percepatan Pengelolaan
Keuangan (PK) BLU dan SOP pengelolaan serta segala sesuatu yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan.

Setelah ditetapkan sebagai PTN BLU dari status sebelumnya yakni satuan kerja, maka
Langkah-langkah ke depan yang dikerjakan UPN Veteran Jakarta adalah pengalihan
pengelolaan keuangan berbasis pengelolaan BLU termasuk dalma menyiapkan peraturan
rektor, standar operasional prosedur, sumber daya manusia, dan sistem informasi, penyesuaian
struktur organisasi dan tata kerja. UNPVJ juga segera melakukan penetapan formulasi
remunerasi, persiapan operasional unit-unit bisnis, penetapan tarif layanan dan sistem
informasi layanan, pembenahan unit layanan terpadu untuk pencapaian standar pelayanan
minimal, penguatan nilai-nilai budaya kerja, dan penguatan program reformasi birokrasi dan
zona integritas.

Terkait dengan peningkatan layanan, UPN Veteran Jakarta menjanjikan diantaranya


pengurusan layanan ijazah mahasiswa yang sebelumnya dua hari dipercepat menjadi dua jam.
Selain itu, universitas menjamin terwujudnya sistem tata kelola yang baik dan menjalankan
peningkatan standar pelayanan.

Dengan adanya pengelolaan keuangan dan SDM yang lebih fleksibel melalui status
BLU, maka UPN Veteran Jakarta bisa meningkatkan kualitas akademik pembelajaran melalui
perekrutan dosen yang bisa segera dilakukan saat dibutuhkan, dan bisa mengelola keuangan
lebih mandiri dan fleksibel tanpa proses administrative yang rumit sehingga misalnya Ketika
ingin menggunakan dana untuk penyediaan gedung kelas belajar atau sarana dan prasarana
pendukung terkait maka bisa segera cepat diproses dan direalisasikan.

Meski baru bergabung menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum
(BLU), Tim Humas UPN Veteran Jakarta sudah berhasil mengukir prestasi.
Tim Humas UPNVJ berhasil memenangkan Anugerah Diktiristek 2022 dengan dua kategori
yakni di kategori PTN – BLU Siaran Pers dan PTN - BLU Video Profil dengan predikat Silver
Winner. Seperti pada tugas dan fungsi kehumasan, humas tidak hanya ditugaskan dan berfungsi
untuk membangun reputasi namun juga harus mampu menangani komunikasi krisis dan
memberikan informasi yang informatif kepada publik internal dan eksternal. Dilihat dari kedua
kategori yang dimenangkan, humas UPNVJ berhasil membuktikan bahwa seluruh rilis yang
telah dibuat mampu menjembatani pihak UPNVJ dengan dunia luar. Selain itu, fungsi dari
video profil dapat digunakan sebagaimana mestinya dengan memberikan informasi yang
efektif untuk menyampaikan informasi yang diperlukan oleh seluruh stakeholder.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Perbedaan mendasar antara PTN-BH dan PTN-BLU adalah pada penetapan status,
pengelolaan, penetapan tarif layanan, pola pelaporan keuangan, pengelolaan asset dan
pengelolaan SDM nya. PTN BH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum) merupakan
level tertinggi karena memiliki otonomi penuh dalam mengelola keuangan dan sumber daya,
termasuk dosen dan tendik. Sedangkan PTN BLU (PTN Badan Layanan Umum) merupakan
institusi dengan level kedua dalam hal otonomi. Pengelolaan institusi ini mirip dengan rumah
sakit milik negara. Seluruh penerimaan non pajak dikelola secara otonomi dan dilakukan
pelaporan ke negara.

Kualitas pelayanan Pendidikan yang diberikan oleh Universitas Airlangga sebagai


PTN-BH dan UPN Veteran Jakarta sebagai PTN-BLU sudah cukup baik. Keduanya bisa
mengelola asset yang dimiliki sehingga bisa memaksimalkan pelayanan yang diberikan. Hal
ini didukung dengan banyaknya mahasiswa yang menorah prestasi dari kedua universitas
tersebut, yang tentunya hal ini didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai serta tenaga
pendidik yang mumpuni.
DAFTAR PUSTAKA

Astridina, Maarif, S., & Wijayanto, H. (2017). Komparasi Sistem Remunerasi Pada Tiga
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH). Jurnal Manajemen dan
Organisasi, 190-206.

Basundoro, P. (2015). Membangun Peradaban Bangsa Mendidik Generasi Excellence with


Morality Perjalanan Universitas Airlangga menjadi PTN BH. Surabaya: Airlangga
University Press.

Diyanto, C., Putranti, I. R., Yuwono, T., & Yuningsih, T. (2021). Kebijakan Otonomi
Perguruan Tinggi Indonesia: Antara Privatisasi dan Komersialisasi. Jurnal Ijtima'iyya,
1-20.

Wurjaningrum, F. (2010). Penerapan Model Quality Function Deployment (QFD) Untuk


Merancang Perbaikan Kualitas Layanan Pendidikan Pada Universitas Airlangga.
Majalah Ekonomi, 170-180.

You might also like