Pengaruh Kondisi Hiperglikemia Saat Masu 19f1bfe8

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

HASIL PENELITIAN

Pengaruh Kondisi Hiperglikemia Saat Masuk RS


terhadap Luaran Fungsional Pasien Stroke Iskemik
di RS Bethesda
Niyata Hananta Karunawan, Rizaldy Taslim Pinzon, Sugianto Adi Saputro
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana/ Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, Indonesia

ABSTRAK
Pendahuluan: Di Indonesia hingga tahun 2013, stroke merupakan penyebab kematian pertama di rumah sakit. Kecacatan pada pasien
stroke menimbulkan biaya yang tinggi. Hiperglikemia merupakan kondisi yang sering terjadi pada stroke akut akibat respons stres
tubuh. Penelitian hubungan antara kondisi hiperglikemia dengan luaran fungsional pasien stroke iskemik sebelumnya memiliki
hasil yang bervariasi. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara kondisi hiperglikemia saat masuk terhadap luaran fungsional pasien
stroke iskemik di RS Bethesda. Metode: Penelitian observasional cross-sectional menggunakan data rekam medis 102 pasien stroke iskemik
akut serangan pertama onset kurang dari 24 jam yang masuk RS Bethesda Yogyakarta. Data dianalisis univariat, dilanjutkan dengan
analisis bivariat uji chi-square serta uji t-independen. Hasil: Dari 102 subjek penelitian, kondisi hiperglikemia ditemukan pada 37 pasien
(36,3%). Pasien hiperglikemia dengan luaran fungsional baik sebanyak 26 pasien (35,1%) dan luaran fungsional buruk 11 pasien (39,2%).
Nilai rerata gula darah pasien lebih tinggi (151,51 ± 84,67 mg/dL) pada skor mRS 0-2 (luaran fungsional baik) daripada nilai rerata gula
darah (129,39 ± 40,54 mg/dL) pada pasien dengan skor mRS 3-5 (luaran fungsional buruk). Hasil analisis bivariat dengan uji chi-
square menunjukkan kondisi hiperglikemia tidak berhubungan signifikan terhadap luaran fungsional pasien stroke iskemik (OR: 1,195;
95% CI: 0,488 s/d 2,927; p: 0,697). Hasil analisis bivariat menggunakan uji t-independen hasilnya nilai 0,079 (p >0,05). Simpulan: Kondisi
hiperglikemia saat masuk tidak berhubungan signifikan dengan luaran fungsional pasien stroke iskemik di RS Bethesda.

Kata kunci: Stroke iskemik, hiperglikemia, luaran fungsional, modified Rankin Scale (mRS)

ABSTRACT
Background: Stroke is one of the highest contributors of mortality and morbidity in health facilities; it is recorded as the main cause of
death in Indonesia during 2013. Disabilities in stroke patients result higher cost. Hyperglycemia is often found in acute stroke as a normal
response of the body. Previous researches showed various correlation results between hyperglycemia and functional outcomes in ischemic
stroke patients. Objective: To determine correlation between hyperglycemia at admission with functional outcomes of patients with ischemic
stroke in Bethesda Hospital. Methode: This is an observational cross-sectional study on 102 medical records of first onset of acute (less than
24 hours) ischemic stroke patients admitted to Bethesda Hospital Yogyakarta. The data was analyzed using univariate analysis continued by
bivariate analysis (chi-square test and independent t-test). Results: From 102 patients, 37 patients (36.3%) were hyperglycemic; 26 patients
(35.1%) with hyperglycemia have good functional outcomes while 11 patients (39.2%) have bad functional outcomes. Mean blood sugar
level of the patients with mRS score (0-2) is higher compared to the patients with mRS score of 3-5 (151.51 ± 84.67 mg/dL to 129.39
± 40.54 mg/dL). Bivariate analysis shows hyperglycemia does not have a significant correlation with the functional outcomes of ischemic stroke
patients (OR: 1.195; 95% CI: 0.488-2.927; p: 0.697) and no significant correlation between blood sugar level with functional outcomes (p >0.05).
Conclusion: Hyperglycemia during hospital admission does not have a significant correlation with the functional outcomes in patients with
ischemic stroke in Bethesda Hospital. Niyata Hananta Karunawan, Rizaldy Taslim Pinzon, Sugianto Adi Saputro. Correation between
Hyperglycemia At-admission with Functional Outcomes in Ischemic Stroke Patients in Bethesda Hospital.

Keywords: Functional outcomes, hyperglycemia, ischemic stroke, modified Rankin Scale (mRS)

LATAR BELAKANG berusaha untuk mengurangi kecacatan pasca- Hiperglikemia sering terjadi pada stroke
Stroke merupakan penyebab kematian stroke dengan intervensi yang cepat dan akut, mempengaruhi luaran fungsional
tersering dan penyebab utama kecacatan tepat terhadap faktor prediktor stroke.2 Salah penderita stroke,3 padahal dapat di-
fisik.1 Tingginya biaya tidak langsung stroke satu prediktor luaran adalah hiperglikemia kendalikan.4 Hiperglikemia memperburuk
membuat penyedia layanan kesehatan saat masuk RS.3 prognosis dengan cara asidosis intraseluler,

Alamat korespondensi email: medidoc2002@yahoo.com

CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016 87


HASIL PENELITIAN

peningkatan lipolisis, gangguan blood-brain Tabel 1. Data karakteristik dasar seluruh pasien penelitian
barrier, memacu konversi infark hemoragik, N (%)
akumulasi glutamat, dan edema otak.3 Usia
Penelitian sebelumnya mengenai hubungan 41-50 tahun 11 (10,8)
hiperglikemia dan luaran fungsional mem- 51-60 tahun 34 (33,3)
61-70 tahun 36 (35,3)
perlihatkan hasil yang bervariasi. >70 tahun 21 (20,6)
Jenis Kelamin
TUJUAN PENELITIAN Laki-laki 65 (63,7)
Untuk mengetahui hubungan antara kondisi Perempuan 37 (36,3)

hiperglikemia saat masuk RS terhadap Onset


<3 jam 14 (13,7)
luaran fungsional pasien stroke iskemik 3-6 jam 33 (32,4)
di RS Bethesda. Tujuan sekunder adalah 6-12 jam 43 (42,2)
untuk mengetahui faktor prediktor yang 12-24 jam 12 (11,8)

mempengaruhi luaran fungsional pasien Tingkat Kesadaran


Compos mentis 89 (87,3)
stroke iskemik. Somnolen 8 (7,8)
Stupor 5 (4,9)
METODOLOGI Afasia
Penelitian ini adalah penelitian observasional Ya 17 (16,7)
Tidak 85 (83,3)
dengan desain cross-sectional. Penelitian di-
Kekuatan Otot
lakukan pada pasien stroke iskemik serangan 0-Tidak terdapat kontraksi yang terlihat 5 (4,9)
pertama yang masuk ke Rumah Sakit 1-Tampak ada sedikit kontraksi 19 (18,6)
Bethesda Yogyakarta dengan onset kurang 2-Gerakan aktif dengan penghilangan gravitasi 6 (5,9)
3-Gerakan aktif terhadap gravitasi 13 (12,7)
dari 24 jam. Data subjek penelitian diambil 4-Gerakan aktif terhadap gravitasi dan beberapa tahanan 37 (36,3)
dari data rekam medik pasien stroke iskemik 5-Gerakan aktif terhadap tahanan penuh 22 (21,6)
RS Bethesda pada rentang waktu 2013 - 2014. Kelemahan Sisi
Kiri 52 (51)

Hiperglikemia didefinisikan sebagai pe- Kadar Asam Urat Saat Masuk Rumah Sakit
Tinggi (Laki-laki >7; Perempuan >5,7) 38 (37,3)
ningkatan kadar gula darah sewaktu di atas
Kadar gula darah saat masuk rumah sakit
140 mg/dL saat masuk RS. Luaran fungsional Hiperglikemia (>140) 37 (36,3)
stroke dinilai menggunakan modified Rankin Kadar LDL Saat Masuk Rumah Sakit
Scale (mRS). Luaran fungsional baik jika skor Tinggi (≥160) 36 (35,5)
mRS ≤2, dan skor mRS >2 diartikan sebagai Kadar HDL Saat Masuk Rumah Sakit
luaran fungsional buruk. Rendah (Laki-laki <40; Perempuan >50) 49 (48,0)
Kadar Trigliserid Saat Masuk Rumah Sakit
Tinggi (≥200) 43 (42,2)
Hipotesis penelitian ini adalah kondisi
Kadar Kolesterol Total Saat Masuk Rumah Sakit
hiperglikemia saat masuk RS memperburuk Tinggi (≥200) 52 (51,0)
luaran fungsional pasien stroke iskemik di RS Kadar Leukosit Saat Masuk Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta. Tinggi (>11) 19 (18,6)
Tekanan Darah Sistolik Saat Masuk Rumah Sakit
Analisis dalam penelitian ini meliputi analisis Tinggi (>120) 93 (91,2)

deskriptif dan analisis stastistik. Analisis Tekanan Darah Diastolik Saat Masuk Rumah Sakit
Tinggi (>80) 77 (75,5)
deskriptif digunakan untuk menampilkan
Atrial Fibrilasi
karakteristik data pasien subjek penelitian, Ya 2 (2,0)
kemudian analisis statistik digunakan untuk Riwayat DM
menganalisis data. Ya 0 (0)
Riwayat Hipertensi
HASIL Ya 50 (49)

Sejumlah 102 pasien stroke iskemik memiliki Riwayat Dislipidemia


Ya 53 (52)
data yang memadai untuk diambil sebagai
Komplikasi
subjek, terdiri dari 65 pasien (63,7%) laki- Ya 44 (43,1)
laki dan 37 pasien (36,3%) perempuan. Klasifikasi MRS
Usia terbanyak pada rentang 61-70 tahun Buruk (>2) 28 (27,5)
sebanyak 36 subjek (35,3%). Distribusi pasien
berdasarkan interval onset-admisi pasien ke Sebanyak 89 pasien datang ke rumah sakit kelemahan lebih banyak pada sisi kiri yaitu
rumah sakit terbanyak pada interval 6-12 jam dengan kesadaran compos mentis (87,3%). pada 52 subjek (51%), dan 37 subjek (36,3%)
sebanyak 43 subjek (42,2%). Gejala afasia ada pada 17 subjek (16,7%), dengan kekuatan otot kategori gerakan

88 CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016


HASIL PENELITIAN

Tabel 2. Analisis bivariat uji chi square ada hubungan signifikan dengan luaran
fungsional pasien stroke iskemik.
mRS ≤2 mRS >2
Variabel RR 95% CI P
(n=74) (n=28)
Di antara 37 pasien stroke iskemik akut
Kadar Gula Darah
yang datang dengan kondisi hiperglikemia
Normal (≤140) 48 (64,9%) 17 (60,8%)
Tinggi (>140) 26 (35,1%) 11 (39,2%) 1,195 0,488-2,927 0,697 terdapat 26 pasien (35,1%) memiliki luaran
fungsional baik (mRS ≤2) dan 11 pasien
LDL
Normal (<160) 46 (62,2%) 20 (71,4%) (39,2%) memiliki luaran fungsional buruk
Tinggi (≥160) 28 (37,8%) 8 (28,6%) 0,657 0,255-1,691 0,382 (mRS >2); lebih banyak yang disertai luaran
fungsional baik dibandingkan dengan luaran
Tekanan Darah Sistol
Normal (≤120) 7 (9,5%) 2 (7,1%) fungsional buruk.
Tinggi (>120) 67 (90,5%) 26 (92,9%) 1,358 0,265-6,970 0,713

Tekanan Darah Diastol Rata-rata kadar gula darah sewaktu lebih


Normal (≤80) 17 (23%) 8 (28,6%) tinggi pada pasien stroke iskemik dengan
Tinggi (>80) 57 (77%) 20 (71,4%) 0,746 0,297-1,992 0,557 luaran fungsional baik (151,51 ± 84,67 mg/
Kolesterol Total dL) dibanding dengan pasien stroke iskemik
Normal (<200) 30 (40,5%) 20 (71,4%) dengan luaran fungsional buruk (129,39 ±
Tinggi (≥200) 44 (59,5%) 8 (28,6%) 0,273 0,106-0,700 0,005*
40,54 mg/dL). Hasil penelitian menunjuk-
kan bahwa kadar GDS >140 mg/dL tidak
Tabel 3. Analisis bivariat uji t-independen terbukti memperburuk luaran fungsional
pada pasien stroke iskemik. Studi kohort6
mRS ≤2 mRS >2 Independent T-test
Variabel
(Mean) (Mean) (p) pada 476 pasien menyatakan bahwa kadar
GDS 155 mg/dL dapat dijadikan sebagai
Kadar gula darah 151,51 ± 84,67 129,39 ± 40,54 0,079
prediktor outcome pasien stroke iskemik (OR:
2,985; 95% CI: 1,969 s/d 4,524). Gula darah
aktif terhadap gravitasi dan beberapa ini menunjukkan bahwa kondisi hipergli- tinggi yang kronik dapat menimbulkan
tahanan. kemia saat masuk RS tidak berhubungan perubahan fungsi sel endotel dan kegagalan
signifikan terhadap luaran fungsional pasien relaksasi vaskuler (penyakit pembuluh darah)
Pasien yang datang dengan kondisi stroke iskemik. Analisis dilanjutkan dengan dibandingkan pasien dengan kadar glukosa
hiperglikemia, hiperurisemia, leukosit tinggi, uji independent t-test. Pada tabel 3 hasil darah normal. Stead, et al,7 mengatakan pasien
LDL tinggi, trigliserida tinggi, HDL rendah, analisis bivariat antara kadar gula darah stroke dengan hiperglikemia (GDS 130 mg/dL)
dan kolesterol total tinggi berturut-turut dengan luaran fungsional menggunakan lebih parah (p= 0,002) dan luaran fungsional
berjumlah 37 subjek (36,3%), 38 subjek independent t-test mendapatkan hasil nilai buruk (p= 0,004) jika dibandingkan dengan
(37,3%), 19 subjek (18,6%), 36 subjek (35,5%), p: 0,079 (>0,05) menunjukkan tidak terdapat pasien normoglikemia. Pasien hiperglikemia
43 subjek (42,2%), 49 subjek (48%), dan 52 hubungan signifikan antara kadar gula darah 2,3 kali lebih berisiko meninggal pada 90 hari
subjek (51%). Komorbiditas terbanyak adalah dengan luaran fungsional. dibandingkan dengan pasien normoglikemia
riwayat dislipidemia pada 53 subjek (52%), (p <0,001). Penilaian derajat keparahan
riwayat diabetes melitus tidak didapatkan PEMBAHASAN menggunakan NIHSS, sedangkan luaran
pada 102 subjek penelitian. Pasien datang Pada penelitian ini hiperglikemia dijumpai fungsional menggunakan mRS. Derajat
dengan tekanan darah sistolik tinggi dan pada 37 pasien (36,3%), sesuai penelitian keparahan stroke (p <0,001) dan gangguan
tekanan darah diastolik tinggi sebanyak 93 Luitse, et al,5 yang menyatakan bahwa fungsional (p <0,001) secara bermakna
subjek (91,2%) dan 77 subjek (75,5%). Terdapat kondisi hiperglikemia terjadi pada 30-40% lebih buruk pada pasien hiperglikemia
28 subjek (27,5%) memiliki luaran buruk (skor pasien stroke iskemik akut tanpa riwayat tanpa riwayat DM, dibandingkan pasien
mRS >2), yang tanpa komplikasi sebanyak diabetes. Kajian Viana4 menyatakan bahwa hiperglikemia dengan riwayat DM. Pasien
58 subjek (56,9%). hiperglikemia pada stroke akut merupakan hiperglikemia tanpa riwayat DM 3,4 kali lebih
dampak respons stres. Respons stres ini berisiko meninggal dalam 90 hari (p <0,001)
Terdapat variabel lain yang memiliki akan memediasi pelepasan kortisol dan dibandingkan pasien normoglikemia.
hubungan secara statistik terhadap luaran norepinefrin disertai defisiensi relatif insulin,
fungsional pasien stroke iskemik, yakni koles- glukoneogenesis, dan lipolisis. Badiger3 menyatakan kadar gula darah yang
terol total. Hasil analisis bivariat mengguna- tinggi dapat memperburuk luaran fungsional
kan uji chi-square tercantum di tabel 2. Hipotesis penelitian ini adalah kondisi melalui beberapa cara, hiperglikemia dapat
hiperglikemia saat masuk RS memperburuk menyebabkan akumulasi asam laktat
Kondisi hiperglikemia saat masuk RS sebagai luaran fungsional pasien stroke iskemik. yang memperparah terjadinya asidosis
variabel independen dalam penelitian ini Namun, hasil analisis bivariat uji chi-square intraseluler dalam otak iskemik yang
menunjukkan nilai p: 0,697 dengan RR 1,195 dan independent t-test menunjukkan bahwa kemudian mempercepat cedera iskemik
(95% CI: 0,488 s/d 2,927). Hasil uji chi-square kondisi hiperglikemia saat masuk RS tidak dengan meningkatkan peroksidasi lipid,

CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016 89


HASIL PENELITIAN

pembentukan radikal bebas, dan merusak berhubungan dengan luaran buruk pada lain yang memiliki hubungan signifikan
fungsi mitokondria. Hiperglikemia juga stroke lakunar, karena penumbra biasanya terhadap luaran fungsional pasien stroke
merangsang dikeluarkannya glutamat, tidak muncul pada stroke subtipe ini. iskemik, yakni kolesterol total (RR: 0,273; 95%
yang berperan penting dalam mengaktivasi CI: 0,106 s/d 0,106; p: 0,005). Hasil penelitian
reseptor glutamat pasca-sinaptik, terutama Hasil penelitian ini secara statistik tidak sebelumnya9 menunjukkan hubungan
reseptor NMDA (N-methyl-D-aspartate). Proses membuktikan hipotesis penelitian. Hal ini signifikan (r= 0,211, nilai p= 0,029) antara
ini akan menyebabkan influks ion Ca2+ serta disebabkan karena perbedaan metodologi kolesterol total tinggi dengan luaran
Na+ berlebih yang menyebabkan kerusakan penelitian. Penelitian sebelumnya meng- aktivitas fisik harian yang baik pada pasien
neuron. Penelitian eksperimental Godoy8 gunakan desain penelitian kohort prospektif stroke iskemik. Kolesterol dapat menetral -
telah menunjukkan bahwa hiperglikemia dengan follow up pasien selama jangka kan radikal bebas untuk mencegah
berkontribusi pada terjadinya kerusakan waktu tertentu. Sedangkan penelitian kerusakan jaringan saraf dari efek radikal
otak melalui mekanisme yang berbeda: ini menggunakan desain cross-sectional bebas, sehingga neuron bertahan lebih
meningkatkan permeabilitas sawar darah dengan menggunakan rekam medis lama dan hasil fungsional lebih baik.
otak (Blood Brain Barrier/BBB), memprovokasi sebagai data sekunder. Data sekunder
edema otak, dan mempromosikan pelepasan (rekam medik) dapat menyebabkan bias SIMPULAN
mediator inflamasi. dalam proses pengambilan data sehingga Kondisi hiperglikemia saat masuk tidak
tidak dapat menjamin kesahihan data berhubungan signifikan dengan luaran
Luitse5 berpendapat bahwa hiperglikemia tersebut. Pengukuran skala mRS tidak fungsional pasien stroke iskemik di RS
meningkatkan ukuran infark pasien stroke dapat dipantau langsung oleh peneliti Bethesda.
iskemik non-lakunar (large vessel infarction), mengingat pengukuran mRS dilakukan
tapi tidak pada stroke lakunar. Penyelamatan secara subjektif. Selain itu, data proses SARAN
daerah penumbra merupakan kunci untuk pengobatan hiperglikemia, kondisi medik, Penelitian lanjutan menggunakan data
mengurangi ukuran infark. Hiperglikemia dan klasifikasi subtipe stroke iskemik yang primer dan desain penelitian lebih kuat
berhubungan dengan luaran fungsional mungkin mempengaruhi luaran fungsional dibanding cross-sectional dengan jumlah
pasien stroke non-lakunar karena bagian tidak tersedia. Jumlah sampel penelitian sampel lebih banyak. Penelitian berikutnya
penumbra mengganggu rekanalisasi dan sebelumnya berjumlah lebih besar yang akan perlu mempertimbangkan penanganan
meningkatkan cedera reperfusi, sehingga mempengaruhi kekuatan penelitian. hiperglikemia/kondisi medik lain, subtipe
kerusakan iskemik makin parah dan stroke iskemik dan faktor lain yang mungkin
memperburuk outcome, terutama pada Berdasarkan perhitungan statistik meng- dapat mempengaruhi luaran fungsional
stroke non-lakunar. Hiperglikemia tidak gunakan analisis bivariat didapatkan variabel pasien stroke iskemik.

DAFTAR PUSTAKA
1. Go AS, Mozaffarian OO, Roger VL, Benjamin EJ, Berry JD, Borden WB, et al. Heart disease and stroke statistics 2013-Update: A report from the American Heart Association. Circulation 2012;
127: 6-245.
2. Kwon S, Hartzema AG, Duncan PW, Min-Lais. Disability measures in stroke: Relationship among the Barthel Index, the Functional Independence Measure, and the Modified Rankin Scale.
Stroke 2004; 35: 918-23.
3. Badiger S, Akkasaligar PT, Narone U. Hyperglycemia and stroke. Internat J Stroke Res. 2013; 1(1): 1-6.
4. Viana MV, Moraes RB, Fabbrin AR, Santos MF, Gerchman F. Assessment and treatment of hyperglycemia in critically ill patients. Rev Bras Ter Intensiva 2014; 26(1): 71-6.
5. Luitse MJ, Biessels GJ, Rutten GE, Kappelle LJ. Diabetes, hyperglycaemia, and acute ischaemic stroke. Lancet Neurol. 2012; 11(3): 261-71.
6. Fuentes B, Castillo J, San Jose B, Leira R, Serena J, Vivancos J, et al. The prognostic value of capillary glucose levels in acute stroke: The GLycemia in Acute Stroke (GLIAS) study. Stroke 2009;
40(2): 562-8.
7. Stead LG, Gilmore RM, Bellolio MF, Mishra S, Bhagra A, Vaidyanathan L, et al. Hyperglycemia as an independent predictor of worse outcome in non-diabetic patients presenting with
acute ischemic stroke. Neurocrit Care 2009; 10(2): 181-6.
8. Godoy DA, Soler C, Videtta W, Castillo FL, Paranhos J, Costilla M, et al. Hyperglycemia in nondiabetic patients during the acute phase of stroke. Arq Neuropsiquiatr. 2011; 70(2):
134-9.
9. Muhammad D, Javed M, Sheikh GA. Acute ischemic stroke; correlation between higher total cholesterol level and high Barthel index score in patients. Professional Med J. 2015; 22(3):
276-80.

90 CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016

You might also like