Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Ratno Jati Pratama, Joko Waluyo, Muhammad Kusumawan Herliansyah -- Dampak Optimasi Pemanfaatan PLTS

Terhadap Ketahanan Energi Satuan Di Kodam XII/Tpr

JURNAL KETAHANAN NASIONAL


Vol. 29, No. 1, April 2023, Hal 1-17
DOI:http://dx.doi.org/ 10.22146/jkn.80314
ISSN:0853-9340(Print), ISSN:2527-9688(Online)
Online sejak 28 Desember 2015 di :http://jurnal.ugm.ac.id/JKN

VOLUME 29 No. 1, April 2023 Halaman 1-17

Dampak Optimasi Pemanfaatan PLTS Terhadap Ketahanan Energi Satuan


Di Kodam XII/Tpr

Ratno Jati Pratama


Zidam XII/Tpr, Pontianak Kalimantan Barat
email: ratno.jati.pratama@yahoo.com

Dikirim; 17-12-2022 Direvisi;10-4-2023 Diterima: 26-04-2023

ABSTRACT
The purpose of this paper was to discussed the impact of optimizing the utilization of Solar Power Plan in A
Rifle Company and B Rifle Company of 643rd Infantry Battalion on unit energy security based on five dimensions
of energy resiliencey.
This research was quantitative research using transportation model optimization to found distribution and the
lowest cost to got optimal benefits from Solar Power Plant. Data collection was carried out using library, internet
and experimental methods by carrying out transportation model iterations.
Based on the research results, it was found those two Companies had peak power potential of 996.72 kWp at
A Rifle Company and 936.43 kWp at B Rifle Company respectively, while the efficiency obtained by A Rifle Company
and B Rifle Company by utilizing Solar Power Plant were 133% and 93% respectively. Through the optimization of the
transportation model, it could be seen that the two Companies had energy reserves of 1,405.71 kWp and the costs incurred
to built the Solar Power Plant system were around IDR 6,992,109,000.00. These results certainly had positive impacts
on the unit energy resilience, as seen by the existence of several indicators originating from influential dimensions such
as the availability dimension, the affordability dimension, the technology development and efficiency dimension, the
environmental and social sustainability dimension as well as the regulatory and governance dimension.

Keywords: Optimization; Solar Power Plant Utilization; Unit Energy Resiliencey.

ABSTRAK
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk membahas dampak dari optimasi pemanfaatan PLTS di Kipan A dan Kipan
B Yonif 643/Wns terhadap ketahanan energi satuan di lokasi penelitian berdasarkan lima dimensi ketahanan energi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan optimasi model transportasi untuk
mencari pendistribusian serta biaya terendah untuk mendapatkan manfaat dari PLTS secara optimal. Pengumpulan
data dilakukan dengan metode kepustakaan, internet serta ekperimental dengan melakukan iterasi model transportasi.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa kedua Kipan memiliki potensi daya puncak sebesar
996,72 kWp di Kipan A dan 936,43 kWp di Kipan B, sedangkan efisiensi yang diperoleh Kipan A dan Kipan B
dengan memanfaatkan PLTS masing-masing sebesar 133% dan 93%. Melalui optimasi model transportasi, terlihat
bahwa kedua Kipan memiliki cadangan energi sebesar 1.405,71 kWp dan biaya yang dikeluarkan untuk membangun
sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini sekitar Rp 6.992.109.000,00. Hasil ini tentunya berdampak positif
terhadap ketahanan energi satuan itu sendiri, terlihat dengan adanya beberapa indikator yang berasal dari dimensi
yang berpengaruh seperti dimensi ketersediaan, dimensi keterjangkauan, dimensi pengembangan teknologi dan
efisiensi, dimensi kelestarian lingkungan dan sosial serta dimensi regulasi dan pemerintahan.

Kata Kunci: Optimasi; Pemanfaatan PLTS; Ketahanan Energi Satuan.

1
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 29, No. 1, April 2023: 1-17

PENGANTAR kendala non teknis yang harus dihadapi oleh


Komando Daerah Militer XII/Tpr Kodam XII/Tpr. Selanjutnya, belum adanya
merupakan merupakan salah satu Kotama peraturan yang mengatur tentang pemanfaatan
(Komando Utama) TNI AD yang memiliki EBT juga merupakan salah satu kendala non
kewilayahan terluas di jajarannya. Daerah teknis lainnya di kalangan TNI AD khususnya
yang dinaungi terdiri dari Provinsi Kodam XII/Tpr. Diharapkan dengan adanya
Kalimantan Barat dan Provinsi Kalimantan peraturan ini maka komando kewilayahan
Tengah, dimana kedua provinsi tersebut tersebut dapat memanfaatkan potensi yang ada
dilintasi oleh garis khatulistiwa sehingga di wilayahnya untuk mengatasi permasalahan
memiliki banyak potensi EBT (Energi Baru suplai energi tersebut. Kendala-kendala yang
Terbarukan) yang berupa tingginya intensitas terjadi di wilayah Kodam XII/Tpr ini haruslah
penyinaran matahari langsung yang dapat mendapat atensi khusus untuk mendapatkan
dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif solusi yang optimal. Untuk memperkecil
dalam mendapatkan suplai listrik dengan lokasi penelitian maka dipilihlah lokasi
memanfaatkan PLTS (Pembangkit Listrik Kipan A dan Kipan B Yonif 643/Wns yang
Tenaga Surya) untuk satuan-satuan yang merupakan kompi satuan tempur terbesar di
membutuhkannya. Meskipun memiliki sekitar Kota Pontianak.
banyak potensi tersebut, Kodam XII/Tpr Permasalahan yang dihadapi ini
ternyata masih memiliki kendala terkait dalam tentu saja perlu adanya sebuah intervensi
perihal suplai listrik. Adanya permasalahan kebijakan untuk mendapatkan alternatif
penyediaan listrik ini dapat mengganggu dalam penyuplaian listrik. Beberapa penelitian
satuan-satuan di bawah komando Kodam XII/ terdahulu telah membuktikan bahwa
Tpr dalam melaksanakan tugas pokok maupun pemanfaatan EBT (Energi Baru Terbarukan)
hariannya, mengingat listrik merupakan salah dapat mengatasi permasalahan yang terdapat
satu kebutuhan dasar masyarakat (Buasan di lokasi penelitian, baik itu dari segi sosial
dkk, 2016), serta juga menjadi salah satu maupun ekonomi, seperti penelitian yang telah
komponen dalam menjaga pertahanan dan dilakukan oleh Amirrudin (2013) yang meneliti
keamanan (Pratama dkk, 2022). Salah satu tentang penggunaan energi listrik hybrid yang
permasalahan teknis yang menyebabkan diharapkan dapat mengembangkan industri
permasalahan ini adalah seringnya overheat wisata di Pantai Baru, Bantul, Yogyakarta.
PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Suhartanto (2014) yang meneliti tentang
Kabupaten Kubu Raya akibat beban berlebih pengembangan pembangkit listrik tenaga
yang harus ditanggung sehingga ketika hal hybrid (angin dan surya) secara terintegrasi
ini terjadi sering terjadi pemadam listrik di melalui Sistem Inovasi Daerah di Pantai
lokasi yang dilayaninya. PLTD Kabupaten Baru Pandansimo Bantul Yogyakarta, dimana
Kubu Raya merupakan salah satu penyedia hasil analisis membuktikan bahwa sistem off-
suplai listrik di wilayah Kota Pontianak, grid yang dimiliki oleh PLTH (Pembangkit
Kabupaten Kubu Raya dan sekitarnya. Selain Listrik Tenaga Hybrid) tersebut memiliki
itu adanya defisit pagu anggaran pembayaran nilai kelayakan dalam memenuhi kebutuhan
tagihan listrik PLN di Kodam XII/Tpr akibat listrik masyarakat setempat. Analisis untuk
adanya kelebihan pemakaian listrik menjadi mengembangkan desain yang cocok untuk

2
Ratno Jati Pratama, Joko Waluyo, Muhammad Kusumawan Herliansyah -- Dampak Optimasi Pemanfaatan PLTS
Terhadap Ketahanan Energi Satuan Di Kodam XII/Tpr

memanfaatkan potensi yang ada di setiap ini menunjukkan pemasangan fixed-tilt


lokasi yang berbeda dapat dilakukan melalui merupakan skenario pemasangan yang
beberapa metode, salah satu metode yang paling optimal dilihat dari segi arsitektural
telah dilakukan oleh Nusantara (2020) maupun dari segi desainnya. Sebagai salah
untuk menghitung potensi ini adalah dengan satu pelengkap data penelitian, penelitian ini
memanfaatkan Open Street Map (OSM) dan menggunakan hasil analisis potensi dan desain
Data Elevation Model (DEM) yang dapat PLTS yang telah diteliti oleh Pratama dkk
diakses melalui laman Badan Informasi (2022) sebagai acuan dalam analisis optimasi
Geospasial (BIG) melalui software ArcGIS pemanfaatan PLTS di lokasi penelitian (Lihat
Pro dimana aplikasi tersebut memiliki fitur Tabel 1 sampai dengan Tabel 4).
untuk memunculkan calculate Solar Radiation Berbekal dengan adanya permasalahan
yang mampu menghitung potensi paparan dan penelitian terdahulu, salah satu intervensi
sinar matahari di suatu lokasi berdasarkan kebijakan yang diperlukan untuk mengatasi
data Gedung 3D, DEM dan potensi penyinaran permasalahan di Kodam XII/Tpr adalah dengan
matahari. Sudarmono dkk (2020) juga meneliti memanfaatkan potensi EBT yang tersedia
pemanfaatan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga di lokasi. Pemanfaatan PLTS menjadi solusi
Surya) sebagai solusi dalam pembasmian yang paling sesuai dengan daerah tersebut
hama tanaman bawang merah di Kabupaten mengingat adanya potensi penyinaran matahari
Brebes, penelitiannya menunjukkan bahwa yang tinggi. Pemanfaatan EBT lainnya seperti
penggunaan PLTS sebagai alternatif sumber PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) dan
energi dianggap sangat layak dalam membantu PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
pembasmian hama serangga di lokasi Hidro) dinilai kurang sesuai dikarenakan tidak
penelitian tersebut. Kuncoro dkk (2021) adanya kecepatan angin yang diperlukan untuk
meneliti potensi PLTS dalam mendapatkan PLTB serta tidak adanya perbedaan tinggi muka
hidrogen sebagai sistem penyimpanan energi air yang signifikan untuk PLTMH sehingga
di Pantati Baru Pandansimo Bantul, penelitian menjadikan PLTS satu-satunya solusi konkrit
yang memanfaatkan software HOMER untuk mengatasi permasalahan ini. Pemanfaatan

Tabel 1
Potensi Output Daya Puncak PLTS Kipan A Yonif 643/Wns
Luasan Atap Daya Puncak Kapasitas Kemampuan Akomodasi
No. Nama Cluster
Efektif (m2) (kWp) Optimal (kWp) Beban (kWh)
1. Perkantoran Kipan A 867,72 138,83 111,07 411,84
2. Perumahan Kipan A 5.361,80 857,89 686,31 2.544,84
Total 996,72 797,38 2.956,68
Sumber: Pratama dkk, 2022

Tabel 2
Potensi Output Daya Puncak PLTS Kipan B Yonif 643/Wns
Luasan Atap Daya Puncak Kapasitas Kemampuan Akomodasi
No. Nama Cluster
Efektif (m2) (kWp) Optimal (kWp) Beban (kWh)
1. Perkantoran Kipan B 867,72 138,83 111,07 418,4
2. Perumahan Kipan B 5.003,74 800,6 640,48 2.412,75
Total 936,43 751,55 2.831,15
Sumber: Pratama dkk, 2022

3
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 29, No. 1, April 2023: 1-17

Tabel 3
Daya Puncak Desain PLTS dan Kebutuhan Daya Teoritis Kipan A Yonif 643/Wns
No. Nama Cluster Daya Puncak Teoritis (kWp) Kebutuhan Daya Teoritis (kWh)
1 Perkantoran Kipan A 6,42 19,08
2 Perumahan Kipan A 245,82 729,98
Total 252,24 749,06
Sumber: Pratama dkk, 2022

Tabel 4
Daya Puncak Desain PLTS dan Kebutuhan Daya Teoritis Kipan B Yonif 643/Wns
No. Nama Cluster Daya Puncak Teoritis (kWp) Kebutuhan Daya Teoritis (kWh)
1 Perkantoran Kipan B 6,33 19,08
2 Perumahan Kipan B 271,88 819,35
Total 278,21 838,43
Sumber: Pratama dkk, 2022

PLTS diharapkan mampu memberikan dampak O p t i m a s i p e m a n f a a t a n P LT S


positif terhadap ketahanan energi satuan, menggunakan model transportasi dengan
selain itu optimasi juga diperlukan untuk dua asumsi balanced dan unbalanced. Asumsi
mendapatkan pemanfaatan yang efektif dan balanced diartikan sebagai asumsi bahwa
efisien. jumlah supply sama dengan jumlah demand,
Penelitian ini merupakan penelitian sedangkan asumsi unbalanced didefinisikan
kuantitatif yang bertujuan (1). Untuk sebagai jumlah supply tidak sama dengan
menjabarkan optimasi pemanfaatan PLTS jumlah demand. Besaran supply diambil dari
di Kipan A dan Kipan B Yonif 643/Wns besaran potensi daya puncak PLTS yang
dengan menggunakan 2 model transportasi dimiliki oleh kedua Kipan, sedangkan besaran
yaitu balanced dan unbalanced,; (2). Untuk demand menggunakan besaran desain daya
mengetahui dampak optimasi ini terhadap puncak PLTS yang dibutuhkan untuk setiap
ketahanan energi satuan tersebut dengan kelompok bangunan. Kelompok bangunan
mengacu kepada dimensi ketahanan energi dibagi menjadi dua kelompok (cluster) yaitu
yang dijabarkan oleh Sovacool dan Mukherjee cluster perkantoran dan cluster perumahan
(2011). Untuk memulai penelitian ini untuk setiap Kipannya. Sedangkan indikator
diperlukan adanya metode pengumpulan data. ketahanan energi menggunakan lima dimensi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yang telah dijabarkan oleh Sovacool dan
adalah metode kepustakaan, sumber internet Mukherjee (2011).
serta eksperimental yang berupa penyelesaian
optimasi menggunakan model transportasi. PEMBAHASAN
Metode kepustakaan digunakan sebagai acuan Optimasi Pemanfaatan PLTS di Kipan A
dalam mendapatkan data yang dibutuhkan dan Kipan B Yonif 643/Wns
terkait dengan pemanfaatan PLTS di lokasi Optimasi matematis berawal pada riset
penelitian. Sedangkan sumber internet operasi yang dikembangkan pada periode
digunakan untuk mencari data-data pendukung perang dunia II, pemecahan masalah ini
untuk melengkapi kajian pemanfaatan PLTS masih digunakan hingga saat ini karena
yang dikaitkan dengan optimasi pemanfaatan sebagian besar masalah optimasi melibatkan
dan dampaknya terhadap ketahanan energi. beberapa goals yang saling bertentangan

4
Ratno Jati Pratama, Joko Waluyo, Muhammad Kusumawan Herliansyah -- Dampak Optimasi Pemanfaatan PLTS
Terhadap Ketahanan Energi Satuan Di Kodam XII/Tpr

yang memerlukan pertimbangan secara Ketiga, komoditas yang akan disalurkan


bersamaan, permasalahan dengan ciri dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya
demikian disebut sebagai masalah optimasi sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas
vektor (Ariyanti dkk, 2021). Dalam proses sumber. Jumlah permintaan dan kapasitas daya
pemecahan masalahnya, optimasi vektor listrik yang akan disalurkan dari sumber sudah
dapat diselesaikan dengan tiga metode, yaitu ditentukan di dalam model balanced maupun
berdasarkan metode pengambilan keputusan, unbalanced.
metode untuk mengatasi kendala nonlinier Keempat, memiliki biaya distribusi
dan algoritma optimasi untuk meminimalkan tertentu dari suatu sumber ke suatu tujuan.
fungsi tujuan. Secara umum optimasi diartikan Biaya distribusi didapat dari hasil perhitungan
sebagai langkah atau cara untuk mendapatkan RAB (Rencana Anggaran Biaya) dengan dasar
nilai terbaik (minimum atau maksimum) dari daftar komponen PLTS dari USAID (2020)
beberapa fungsi yang diberikan pada suatu yang dibagi dengan besaran desain daya
konteks (Sari, 2014). puncak PLTS yang dibutuhkan dari setiap
Model transportasi adalah bagian khusus cluster bangunan di setiap Kipan. Asumsi
dari linear programming yang membahas biaya distribusi ini dibagi menjadi dua bagian
pengangkutan komoditi dari sumber ke tempat untuk setiap cluster-nya. Pertama asumsi
tujuan dengan tujuan untuk menemukan pola distribusi/penggunaan untuk internal Kipan
pengangkutan yang dapat meminimumkan dan yang kedua asumsi distribusi/penggunaan
biaya pengangkutan total dalam pemenuhan untuk lintas Kipan, yang berarti bahwa adanya
batas penawaran dan permintaan (Taha, 2007), kemungkinan untuk pendistribusian hasil
sebuah permasalahan dapat dikategorikan produksi PLTS Kipan A didistribusikan ke
sebagai model transportasi apabila model Kipan B begitu pula sebaliknya. Hasil analisis
tersebut memiliki beberapa ciri sebagai berikut biaya distribusi daya listrik di kedua Kipan
(Tastrawati, 2015). tersebut ditunjukkan pada Tabel 5 sampai
Pertama, terdapat sejumlah sumber dengan Tabel 8.
dan tujuan tertentu. Dalam kasus ini, sumber Setelah didapat keempat ciri model
(supply) diartikan sebagai besaran potensi transportasi tersebut, langkah selanjutnya adalah
daya puncak PLTS yang dimiliki oleh kedua membuat model transportasi dari permasalahan
Kipan, sedangkan tujuan (supply) diartikan ini. Asumsi pertama yang digunakan dalam
sebagai besaran desain daya puncak PLTS pemodelan ini adalah asumsi balanced atau
yang dibutuhkan untuk setiap kelompok seimbang, yang berarti jumlah supply sama
bangunan. dengan jumlah demand (Lihat Gambar 1).
Kedua, kuantitas yang didistribusikan Model pada Gambar 1 tersebut dapat
dari setiap sumber dan permintaan setiap disederhanakan ke dalam bentuk tabel dengan
tujuan, besarnya tertentu. Jumlah kuantitas rincian decision variables (Lihat Tabel 9).
yang didistribusikan berupa besaran daya Besaran biaya distribusi yang telah
listrik dalam kWp yang berasal dari sumber ditampilkan sebelumnya dapat disederhanakan
(potensi daya puncak) ke tujuan (besaran untuk mempermudah pemahaman biaya
desain daya puncak PLTS yang dibutuhkan pendistribusian dari sumber ke tujuan ke
untuk setiap kelompok bangunan). dalam bentuk Tabel 10.

5
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 29, No. 1, April 2023: 1-17

Tabel 5
Total Dan Rerata Biaya Pembangunan PLTS Kipan A Cluster Perkantoran
Total Biaya
No Peruntukan Total Daya Puncak (Wp) Rata-rata (Rp/Wp)
Pembangunan (Rp)
1 Internal Kipan 6.424,10 Rp116.756.000,00 Rp 18.174,69
2 Lintas Kipan 6.424,10 Rp671.756.000,00 Rp 104.568,15
Sumber: Olahan Peneliti, 2022

Tabel 6
Total Dan Rerata Biaya Pembangunan PLTS Kipan A Cluster Perumahan
No Peruntukan Total Daya Puncak (Wp) Total Biaya Pembangunan (Rp) Rata-rata (Rp/Wp)
1 Internal Kipan 245.817,62 Rp3.257.975.000,00 Rp 13.253,63
2 Lintas Kipan 245.817,62 Rp12.692.975.000,00 Rp 51.635,74
Sumber: Olahan Peneliti, 2022

Tabel 7
Total Dan Rerata Biaya Pembangunan PLTS Kipan B Cluster Perkantoran
No Peruntukan Total Daya Puncak (Wp) Total Biaya Pembangunan (Rp) Rata-rata (Rp/Wp)
1 Internal Kipan 6.330,13 Rp116.756.000,00 Rp 18.444,47
2 Lintas Kipan 6.330,13 Rp671.756.000,00 Rp 106.120,33
Sumber: Olahan Peneliti, 2022

Tabel 8
Total Dan Rerata Biaya Pembangunan PLTS Kipan B Cluster Perumahan
No Peruntukan Total Daya Puncak (Wp) Total Biaya Pembangunan (Rp) Rata-rata (Rp/Wp)
1 Internal Kipan 271.876,91 Rp3.500.622.000,00 Rp 12.875,76
2 Lintas Kipan 271.876,91 Rp12.255.870.000,00 Rp 45.320,45
Sumber: Olahan Peneliti, 2022

Gambar 1
Balanced Transportation Model Optimasi PLTS Kipan A Dan Kipan B Yonif 643/Wns.

Sumber: Olahan Peneliti, 2022


Dimana : c11,..24 = Rerata biaya pembangunan PLTS per kWp dari sumber (supply) ke Cluster (demand) tujuan
(Rp/kWp). x11,..24 = Jumlah daya yang didistribusikan dari sumber ke Cluster tujuan (kWp).

6
Ratno Jati Pratama, Joko Waluyo, Muhammad Kusumawan Herliansyah -- Dampak Optimasi Pemanfaatan PLTS
Terhadap Ketahanan Energi Satuan Di Kodam XII/Tpr

Tabel 9
Decision Variables Balanced Transportation Model (kWp) Optimasi Penggunaan/Penyaluran Daya PLTS Kipan
A Dan Kipan B Yonif 643/Wns
Demand
Rumdis A Kantor A Rumdis B Kantor B
Total Daya Puncak
Supply

x11 x12 x13 x14 ≤ 996,72 kWp


Kipan A
Total Daya Puncak
x21 x22 x23 x24 ≤ 939,43 kWp
Kipan B
≥ ≥ ≥ ≥
245,82 6,42 271,88 6,33
Sumber: Olahan Peneliti, 2022

Tabel 10
Rerata Biaya Pembangunan PLTS Kipan A Dan Kipan B Balanced Transportation Model (dalam ribu/kWp)
Demand
Rumdis A Kantor A Rumdis B Kantor B
Total Daya Puncak
Supply

Rp13.253,63 Rp18.174,69 Rp51.635,74 Rp104.568,15


Kipan A
Total Daya Puncak
Rp45.320,45 Rp106.120,33 Rp12.875,76 Rp18.444,47
Kipan B
Sumber: Olahan Peneliti, 2022

Tabel 11
Hasil Decision Variables Balanced Transportation Model Optimasi Pendistribusian/Penyaluran Daya PLTS
Kipan A Dan Kipan B (kWp)
Demand
Rumdis A Kantor A Rumdis B Kantor B
Total Daya Puncak
Supply

245,82 6,42 0 0 ≤ 996,72 kWp


Kipan A
Total Daya Puncak
0 0 271,88 6,33 ≤ 939,43 kWp
Kipan B
≥ ≥ ≥ ≥
245,82 kWp 6,42kWp 271,88kWp 6,33 kWp
Sumber: Olahan Peneliti, 2022

Selanjutnya dengan didasari decision Least-cost serta metode Vogel Approximation.


variables tersebut maka didapat batasan Hasil iterasi dari ketiga metode ini didapatkan
(constraints) model sebagai berikut: x11 + x21 pendistribusian paling optimal yang disajikan
≥ 245,82 kWp; x12 + x22 ≥ 6,42 kWp; x13 + ke dalam bentuk Tabel 11.
x23 ≥ 271,88 kWp; x14 + x24 ≥ 6,33 kWp; Hasil dari perhitungan fungsi
x11 + x12 + x13 + x14 ≤ 996,72 kWp; x21 + tujuan (objective function) sebesar Rp
x22 + x23 + x24 ≤ 939,43 kWp; x11,..,x14... 6.992.109.000,00 yang merupakan biaya
x21,..,x24 ≥ 0 kWp, dan dengan fungsi tujuan minimal yang harus dikeluarkan dalam
(objective function): Min Z = c11*x11 + optimasi pembangunan serta pendistribusian
c12*x12 + c13*x13 + c14*x14 + c21*x21 + sistem PLTS di kedua Kipan tersebut.
c22*x22 + c23*x23 + c24*x24 Hasil iterasi tersebut menunjukkan
Penyelesaian optimasi dilakukan bahwa besaran total supply lebih besar dari
menggunakan tiga metode yang tersedia yaity besaran total demand yang ada, sehingga hal
metode metode Northwest-corner, metode ini menunjukkan bahwa masih ada sisa potensi

7
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 29, No. 1, April 2023: 1-17

Gambar 2
Unbalanced Transportation Model Optimasi PLTS Kipan A Dan Kipan B Yonif 643/Wns

Sumber: Olahan Peneliti, 2022


Dimana : c11,..24 = Rerata biaya pembangunan PLTS per kWp dari sumber (supply) ke Cluster (demand) tujuan
(Rp/kWp). x11,..24 = Jumlah daya yang didistribusikan dari sumber ke Cluster tujuan (kWp).

daya puncak yang dimiliki kedua Kipan yang terdapat penambahan demand dummy, dummy
belum terhitung ke dalam analisis optimasi di sini mewakili jumlah cadangan energi yang
ini, dengan demikian maka dibutuhkanlah tersedia sehingga tidak ada besaran di dalam
model transportasi kedua dengan asumsi perhitungan biaya rata-rata (Lihat Tabel 12
unbalanced atau tidak seimbang dimana dan Tabel 13).
diasumsikan bahwa besaran supply tidak Dari decision variables tersebut
sama dengan besaran demand. Hasil iterasi dapat didefinisikan batasan (constraint)
dari model kedua ini diharapkan mampu model sebagai berikut : x11 + x21 ≥ 245,82
menjabarkan besaran cadangan energi yang kWp; x12 + x22 ≥ 6,42kWp; x13 + x23 ≥
dimiliki kedua Kipan tersebut serta sebagai 271,88kWp; x14 + x24 ≥ 6,33 kWp; x15 + x25
bahan pertimbangan dalam pengembangan ≥ ((996,72+939,43)-(x11+...+x14+x21+....
PLTS ke depannya (Lihat Gambar 2). +x24)) kWp; x11 + x12 + x13 + x14 + x15 ≤
Variabel biaya yang digunakan sama 996,72 kWp; x21 + x22 + x23 + x24 + x25 ≤
dengan yang model sebelumnya akan tetapi 939,43 kWp; x11,..,x15...x21,..,x25 ≥ 0 kWp,

8
Ratno Jati Pratama, Joko Waluyo, Muhammad Kusumawan Herliansyah -- Dampak Optimasi Pemanfaatan PLTS
Terhadap Ketahanan Energi Satuan Di Kodam XII/Tpr

Tabel 12
Rerata Biaya Pembangunan PLTS Kipan A Dan Kipan B Unbalanced Transportation Model (dalam ribu/kWp)
Demand
Rumdis A Kantor A Rumdis B Kantor B Dummy
Total Daya Puncak
Supply

Rp13.253,63 Rp18.174,69 Rp51.635,74 Rp104.568,15 Rp0,00


Kipan A
Total Daya Puncak
Rp45.320,45 Rp106.120,33 Rp12.875,76 Rp18.444,47 Rp0,00
Kipan B
Sumber: Olahan Peneliti, 2022

Tabel 13.
Decision Variables Optimasi Penggunaan/Penyaluran Daya PLTS Kipan A Dan Kipan B Unbalanced
Transportation Model
Demand
Rumdis A Kantor A Rumdis B Kantor B Dummy
Total Daya Puncak
Supply

x11 x12 x13 x14 x15 ≤ 996,72 kWp


Kipan A
Total Daya Puncak
x21 x22 x23 x24 x25 ≤ 939,43 kWp
Kipan B
≥ ≥ ≥ ≥ ≥
245,82 6,42 271,88 6,33 ((996,72+939,43)-(x1
1+...+x14+x21+....
+x24)) kWp
Sumber: Olahan Peneliti, 2022

Tabel 14
Hasil Decision Variables Unbalanced Transportation Model Optimasi Penggunaan/Penyaluran Daya PLTS Kipan
A Dan Kipan B (kWp)
Demand
Rumdis A Kantor A Rumdis B Kantor B Dummy
Daya Puncak
Supply

245,82 6,42 0 0 744,48 ≤


Kipan A 996,72 kWp
Daya Puncak
0 0 271,88 6,33 661,23 ≤
Kipan B 939,43 kWp
≥ ≥ ≥ ≥ ≥
245,82 kWp 6,42kWp 271,88kWp 6,33 kWp ((996,72+939,43)-(x11+...
+x14+x21+....+x24)) kWp
Sumber: Olahan Peneliti, 2022

dan dengan fungsi tujuan (objective function): 661,23 kWp untuk Kipan A dan Kipan B serta
Min Z = c11*x11 + c12*x12 + c13*x13 + dengan optimasi biaya pembangunan serta
c14*x14+ c15*x15 + c21*x21 + c22*x22 + pendistribusian sistem PLTS di kedua Kipan
c23*x23 + c24*x24+ c15*x15. tersebut sebesar Rp 6.992.109.000,00.
Hasil dari iterasi model didapat hasil
optimal sebagaimana ditunjukkan pada Tabel Indikator Ketahanan Energi Satuan
14. Sebelum membahas dampak optimasi
Hasil decision variables tersebut pemanfaatan PLTS terhadap ketahanan
menunjukkan bahwa kedua Kipan memiliki energi satuan yang diteliti perlu adanya
cadangan energi sekitar 1.405,71 kWp atau penjabaran dari ketahanan energi itu sendiri.
masing-masing sebesar 744,48 kWp dan Ketahanan energi dapat diartikan sebagai

9
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 29, No. 1, April 2023: 1-17

kemampuan dalam meminimalisir gangguan Dimensi beserta indikator yang


pada layanan energi dengan mengantisipasi, digunakan dalam penelitian ini sebagai
menolak, menyerap, merespon, beradaptasi berikut.
dan pulih dari gangguan (Carlson dkk, 2012), Pertama, dimensi ketersediaan
sedangkan satuan dalam bidang militer (Availability). Dimensi ini terkait dengan
diartikan sebagai ukuran dari kelompok yang komponen keamanan suplai dan produksi yang
telah ditentukan dan memiliki peran tempur menggunakan indikator total cadangan energi,
atau dukungan khusus dalam organisasi militer total suplai energi, kebutuhan listrik total.
yang lebih besar (Britannia.com, 2020). Kedua, dimensi keterjangkauan
Dengan merujuk dari dua definisi di atas (Affordability). Dimensi ini terdiri dari (1).
maka ketahanan energi satuan dapat diartikan Komponen desentralisasi, yang menggunakan
sebagai ketersediaan sumber energi yang tidak indikator jumlah sistem fotovoltaik surya
terputus dan terjangkau serta kemampuan (PLTS) yang terpasang di perumahan.
yang dimiliki oleh satuan/kesatuan militer (2). Komponen keterjangkauan, yang
dalam meminimalisir gangguan pada layanan menggunakan indikator biaya transmisi dan
energi dengan mengantisipasi, menolak, distribusi listrik.
menyerap, merespon, beradaptasi dan pulih Ketiga, dimensi perkembangan teknologi
dari gangguan. dan efisiensi (Technology Development
Dalam lingkup nasional untuk and Efficiency). Dimensi ini terdiri dari
m e n g e t a h u i k e t a h a n a n e n e rg i y a n g (1). Komponen ketahanan dan kapasitas
dimiliki, diperlukan pendekatan yang dapat adaptif, yang menggunakan indikator
merefleksikan keadaan yang dimiliki oleh margin kapasitas listrik (suplai maksimum
negara tersebut. Sama seperti pendekatan dihadapkan dengan kebutuhan maksimum).
engineering dan sosial yang dapat digunakan (2). Komponen efisiensi dan intensitas energi,
untuk mengukur ketahanan nasional (Muladi, yang menggunakan indikator penghematan
2007), dalam perihal ketahanan energi, efisiensi energi tahunan (pendapatan) dan
diperlukan juga adanya beberapa dimensi penghematan efisiensi energi tahunan (juta
untuk menjabarkan ketahanan energi yang ada, kWh).
dalam penelitian ini pendekatan engineering Keempat, dimensi keberlangsungan
digunakan untuk mengetahui indikator lingkungan dan sosial (Environmental and
ketahanan energi yang dimiliki oleh satuan Social Sustainability). Dimensi ini terkait
militer yang diteliti. Terdapat banyak indikator dengan komponen perubahan iklim yang
ketahanan energi yang telah diteliti oleh para menggunakan indikator emisi gas CO2 dari
ahli, salah satunya dimensi ketahanan energi sektor kelistrikan.
yang dijabarkan oleh Sovacool dan Mukherjee Kelima, dimensi regulasi dan
(2011) yang menjabarkan dimensi ketahanan pemerintahan (Regulation and Governance).
energi ke dalam lima dimensi, di dalam lima Dimensi ini terrkait dengan komponen
dimensi ini terdapat beberapa komponen pemerintahan yang menggunakan indikator
serta indikator untuk menganalisis dampak jumlah regulator sistem kelistrikan.
apa yang ditimbulkan dari sebuah kebijakan Indikator - indikator tersebut dipilih dan
terhadap ketahanan energinya. disesuaikan dengan fokus penelitian. Hasil

10
Ratno Jati Pratama, Joko Waluyo, Muhammad Kusumawan Herliansyah -- Dampak Optimasi Pemanfaatan PLTS
Terhadap Ketahanan Energi Satuan Di Kodam XII/Tpr

iterasi optimasi terhadap variabel-variabel dapat diketahui dari hasil analisis model
yang digunakan dianalisis sesuai dengan transportasi, dengan besaran kebutuhan listrik
indikator – indikator tersebut, sehingga puncak PLTS secara teoritis Kipan A sebesar
diharapkan dapat memberikan gambaran 252,24 kWp/hari dan sebesar 278,21 kWp/
tentang dampak penggunaan PLTS terhadap hari untuk kebutuhan listrik puncak PLTS
ketahanan energi yang dimiliki oleh satuan Kipan B atau dengan total 530,45 kWp,
yang ditinjau. masih di bawah total suplai energi listrik
Dampak optimasi pemanfaatan PLTS yang dimiliki oleh kedua lokasi tersebut.
terhadap indikator-indikator ketahanan energi Kebutuhan listrik total dari kedua Kompi ini
diuraikan sebagai berikut: dipengaruhi oleh jumlah peralatan elektrikal
Pertama, dampak terhadap Indikator yang digunakan oleh kedua Kipan tersebut.
Total Cadangan Energi. Berdasarkan analisis Semakin banyak peralatan yang digunakan
model transportasi yang telah dilakukan secara bersamaan dan dalam jangka waktu
diketahui bahwa Kipan A dan Kipan B Yonif yang lama maka kebutuhan akan daya listrik
643/Wns memiliki cadangan potensi PLTS juga akan mengalami peningkatan.
sebesar 1.405,71 kWp atau masing – masing Keempat, dampak \terhadap Indikator
Kompi ini memiliki cadangan potensi energi Jumlah Sistem Fotovoltaik Surya (PLTS)
listrik yang dihasilkan oleh PLTS sebesar yang terpasang di perumahan. Dalam
744,48 kWp untuk Kipan A dan sebesar 661,23 optimasi pemanfaatan PLTS ini, direncanakan
kWp untuk Kipan B. Adanya cadangan energi pemanfaatan PLTS untuk diaplikasikan pada
ini menunjukkan bahwa cadangan ini masih setiap tipe bangunan yang terdapat di lokasi
bisa dimanfaatkan untuk didistribusikan baik itu Cluster perumahan maupun Cluster
ke lokasi lainnya atau disimpan kedalam perkantoran. Skenario pemasangan PLTS pada
media penyimpanan energi (baterai) dengan bangunan Kipan A pada Cluster perkantoran
pengembangan sistem yang semula on-grid adalah sebanyak 1 kantor Kompi, 1 rumah
menjadi hybrid dan dengan memanfaatkan jaga Kompi, 1 aula Kompi, dan 1 dapur
keseluruhan atap efektif bangunan yang Kompi. Untuk Cluster perumahan skenario
berpotensi dipasangi panel surya di atasnya. pemasangan diterapkan di 5 rumah dinas tipe
Kedua, dampak terhadap Indikator H60, 60 rumah dinas tipe K45 serta 3 buah
Total Suplai Energi. Total suplai energi yang barak chambree. Sedangkan pada Kipan B
dimiliki oleh masing – masing Kompi, telah jumlah bangunan yang direncanakan untuk
diketahui berdasarkan hasil perhitungan dipasangi PLTS pada Cluster perkantoran
potensi total output. Diketahui bahwa total adalah 1 kantor Kompi, 1 rumah jaga Kompi,
potensi energi listrik yang dimiliki oleh Kipan 1 aula Kompi, dan 1 dapur Kompi, serta 5
A sebesar potensi daya puncak 996,72 kWp rumah dinas tipe H60, 58 rumah dinas tipe K45
dan potensi daya puncak Kipan B sebesar serta 3 buah barak chambree untuk Cluster
936,43 kWp dengan total suplai energi/daya perumahannya. Pemasangan ini disesuaikan
puncak yang dimiliki sebesar 1.936,15 kWp. dengan bangunan yang memiliki aliran listrik
Ketiga, dampak terhadap Indikator sesuai dengan pencacatan SIMAK-BMN
Kebutuhan Listrik Total. Jumlah kebutuhan (Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi
listrik yang dimiliki oleh kedua Kipan/Kompi Barang Milik Negara).

11
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 29, No. 1, April 2023: 1-17

Kelima, dampak \terhadap Indikator listrik yang dimiliki oleh lokasi yang ditinjau,
Biaya Transmisi dan Distribusi Listrik. nilai selisih antara kapasitas dan permintaan
Pembiayaan transmisi dan distribusi listrik yang dimiliki oleh kedua Kompi ini adalah
PLN dihitungkan kedalam biaya pemakaian sebesar cadangan energi listrik PLTS secara
per kWh sesuai dengan daya terpasang di teoritis yaitu sebesar 1.405,71 kWp, dengan
setiap bangunan. Sedangkan untuk biaya total permintaan sebesar 530,45 kWp sehingga
transmisi serta distribusi listrik PLTS dapat menghasilkan nilai margin kapasitas listrik
diketahui dengan merencanakan anggaran PLTS sebesar 265 %. Angka margin tersebut
biaya pembangunannya, rencana anggaran masuk ke dalam kategori kelebihan suplai
biaya (RAB) pembangunan PLTS ini dapat (over supplied) berdasarkan Enerdynamics
disesuaikan dengan kebutuhan ataupun (2022) yang menetapkan persentase margin
anggaran yang tersedia dengan menyesuaikan kapasitas listrik ke dalam tiga kategori, dimana
kualitas dan kapasitas dari berbagai komponen kategori tersebut adalah ketat (tight) jika
yang dibutuhkan dalam membangun sistem persentase margin memiliki nilai di bawah
PLTS tersebut. 15% , kategori seimbang (balanced) apabila
Rata – rata biaya transmisi dan distribusi nilai margin berada diantara 15% - 20% dan
listrik PLTS yang didapat dari hasil perhitungan kategori kelebihan (over supplied) jika nilai
RAB setiap Cluster bangunan yang digunakan margin berada di atas 20%, dengan demikian
untuk pemodelan optimasi menunjukkan potensi PLTS yang dimiliki oleh kedua
biaya rata – rata pembangunan PLTS pada Kompi ini masih mampu untuk dimanfaatkan
Kompi A Cluster perumahan sebesar Rp lagi dalam menyalurkan energi listriknya ke
13.253.626,89 per kWp, Cluster perkantoran lokasi lainnya dengan berpedoman pada nilai
sebesar Rp 18.174.692,96 per kWp, serta margin ini sehingga upaya dalam mewujudkan
rata – rata biaya pembangunan PLTS Kipan B ketahanan energi masih dapat terjaga.
Cluster perumahan sebesar Rp 12.875.760,67 Ketujuh, dampak terhadap Indikator
per kWp, Cluster perkantoran sebesar Rp Penghematan Efisiensi Energi Tahunan
18.444.473,56 per kWp. Tanpa adanya optimasi (Pendapatan). Optimasi pemanfaatan PLTS
ini perhitungan dalam memperkirakan biaya tentu saja diharapkan dapat memberikan
per kWp dalam penggunaan PLTS tidak dapat efisiensi penggunaan listrik konvensional
diketahui. yang ada. Berdasarkan data tagihan listrik
Keenam, dampak terhadap Indikator Kipan A pada tahun 2021 yaitu senilai Rp
Margin Kapasitas Listrik (Suplai Maksimum 107.390.641,00 optimasi pemanfaatan PLTS
Dihadapkan dengan Kebutuhan Maksimum). mampu mereduksi penggunaan listrik PLN
Margin kapasitas listrik dapat diartikan sebagai sebesar 133%, dengan kata lain produktivitas
(kapasitas dikurangi permintaan) dibagi dengan PLTS masih mampu mengekspor kelebihan
permintaan, dimana kapasitas ini dimaksudkan kapasitas listrik yang diproduksinya ke grid
sebagai perkiraan kapasitas suplai maksimum PLN sebesar 33% dari penggunaan pada
dan permintaan dimaksudkan sebagai tahun tersebut atau senilai Rp 35.141.704,69,
permintaan puncak yang diharapkan (eia.gov, sedangkan berdasarkan tagihan pada tahun yang
2012). Kapasitas dikurangi permintaan di sini sama dengan nilai tagihan Rp 183.657.736,00,
dapat diartikan juga sebagai cadangan energi optimasi pemanfaatan PLTS dapat mereduksi

12
Ratno Jati Pratama, Joko Waluyo, Muhammad Kusumawan Herliansyah -- Dampak Optimasi Pemanfaatan PLTS
Terhadap Ketahanan Energi Satuan Di Kodam XII/Tpr

pemakaian listrik konvensional PLN Kipan Pada 2020 sektor kelistrikan Indonesia
B sebesar 93% apabila dinilai rupiahkan menyumbang 35% sumber emisi GRK
efisiensi yang dimiliki oleh Kipan B senilai di Indonesia, emisi ini telah mengalami
Rp 170.723.502,81 (Pratama dkk, 2022). peningkatan yang sangat signifikan sejak
Persentase efisiensi yang dimiliki Kipan B tahun 1990 dan mencapai level tertinggi 620
ini tidaklah sebesar Kipan A karena tingkat MtCO2 di tahun 2018 (climate-tranparency.
pemakaian listrik di Kipan B sering melebihi org, 2021). Penggunaan listrik PLN tentu
pagu anggaran yang ditetapkan. Meskipun saja juga ikut serta dalam menyumbang emisi
demikian efisiensi ini tentu saja menunjukkan GRK ini, seperti yang telah disebutkan di atas
adanya pengurangan emisi gas CO2. Nilai bahwa sumber utama pembangkit listrik di
efisiensi ini dapat ditingkatkan dengan Indonesia merupakan PLTU yang memiliki
melakukan perubahan perilaku penggunaan porsi sebesar 64,27% dibandingkan dengan
listrik sesuai dengan kebutuhan. pembangkit listrik lainnya (transisienergi.id,
Kedelapan, dampak terhadap Indikator 2022). Salah satu alasan PLTU masih menjadi
Penghematan Efisiensi Energi Tahunan favorit dalam penyediaan energi listrik karena
(Juta kWh). Selain menghitung persentase biaya produksi yang relatif lebih murah
efisiensi dalam satuan rupiah, perhitungan dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis
efisiensi tentu saja dapat dilakukan dengan lainnya. Hal ini disebabkan oleh belum adanya
menggunakan satuan kWh. Tercatat dalam perhitungan faktor biaya eksternalitas dan
pemakaian listrik PLN Kipan A pada tahun biaya sosial. Hasil penelitian Tampubolon dkk
2021, total pemakaian listrik PLN pada tahun (2015) menyebutkan bahwa PLTD dan PLTU
tersebut sebesar 133.898 kWh dengan skenario memiliki biaya sosial tertinggi dibandingkan
pemanfaatan PLTS diharapkan penggunaan dengan jenis pembangkit listrik lainnya.
listrik PLN ini dapat diefisiensikan sebesar Biaya produksi listrik yang dihasilkan oleh
133% yang berarti surplus produksi listrik PLTS memang relatif lebih tinggi dari kedua
PLTS dapat diekspor ke grid PLN sebesar pembangkit listrik tersebut, akan tetapi
33% atau sebesar 43.815,77 kWh, sedangkan besaran biaya eksternalitas dan biaya sosial
pada tahun yang sama dengan total pemakaian yang ditanggung oleh proses produksi listrik
listrik Kipan B sebesar 213.987,00 kWh, PLTS lebih rendah dibandingkan dengan
persentase efisiensi yang dimiliki oleh Kipan PLTD dan PLTU, salah satu contoh dari biaya
B didapat sebesar 93% (198.916,81 kWh) eksternalitas adalah dampak lingkungan yang
atau masih menggunakan 7% (15.070,19 tercermin dengan jumlah emisi gas CO2 yang
kWh) listrik yang berasal dari grid PLN dihasilkan.
dalam memenuhi kebutuhan energi listriknya Emisi gas CO2 yang dihasilkan dari
(Pratama, dkk, 2022). pemakaian listrik di Kipan A pada tahun 2021
Kesembilan, dampak terhadap Indikator dengan total 133.898 kWh menghasilkan emisi
Emisi Gas CO2 dari Sektor Kelistrikan. sebanyak 96.098.594,6 gCO2 atau sekitar
Pemanfaatan PLTS sebagai salah satu upaya 96,099 tCO2, sedangkan emisi yang dihasilkan
untuk mendapatkan energi listrik tentu oleh pemakaian listrik Kipan B pada tahun
saja memberikan efek positif terhadap yang sama dengan total pemakaian listrik
pengurangan emisi GRK (gas rumah kaca). sebesar 213.987 kWh menghasilkan emisi

13
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 29, No. 1, April 2023: 1-17

sebanyak 153.578.469,9 gCO2 atau sekitar kebijakan yang mengatur pemanfaatan EBT,
153,578 tCO2. Hasil yang didapat merupakan sama halnya dengan peraturan yang dibuat
hasil perkalian jumlah energi listrik yang untuk lingkungan TNI AD yang terangkum
digunakan dengan intensitas emisi di sektor di dalam Keputusan Kepala Staf Angkatan
kelistrikan sebesar 717,7 gCO2/kWh (climate- Darat Nomor: KEP/396/V/2019 Tanggal 2
tranparency, 2021). Dengan memanfaatkan Mei 2019 tentang Petunjuk Teknis tentang
PLTS, emisi GRK di Kipan A ini dapat Penggunaan Listrik, Gas dan Air, dimana
direduksi sebesar 133% (127,546 tCO2) yang belum dicantumkannya perihal pemanfaatan
juga berarti bahwa pemanfaatan PLTS di EBT dalam mendapatkan sumber energi untuk
Kipan A dapat menyumbang pengurangan mengakomodasi kepentingan pertahanan dan
gas emisi sebesar 33% (31,447 tCO 2) ke keamanan dalam negeri.
grid PLN dengan sistem ekpor impornya, Oleh karena itu dengan adanya
sedangkan pemanfaatan PLTS di Kipan B penelitian ini diharapkan mampu menjadi
dapat mereduksi emisi GRK sebesar 93% rujukan awal dan bahan pertimbangan dalam
atau sekitar 142,762 tCO2. Hasil perhitungan membuat peraturan/kebijakan terkait dengan
ini menegaskan bahwa pemanfaatan PLTS pemanfaatan EBT di lingkungan Kementerian
dapat bermanfaat bagi kelestarian lingkungan Pertahanan secara umum dan lingkungan
dengan adanya pereduksian emisi GRK. TNI AD secara khusus. Dengan adanya
Kesepuluh, dampak terhadap Indikator studi terkait indikator energi terbarukan
Jumlah Regulator Sistem Kelistrikan. serta efisiensi energi yang lebih terperinci,
Peraturan dapat difungsikan sebagai salah maka dapat membantu stakeholders dalam
satu langkah untuk mempercepat sebuah mengevaluasi kinerja masing-masing sektor
program yang direncanakan oleh Pemerintah. dalam mencapai target energi nasional yang
Pemanfaatan EBT secara Nasional telah telah ditetapkan (Yandri dkk, 2018). Hal ini
diakomodasi dalam Peraturan Menteri juga menjadi pemicu keterlibatan militer
ESDM No. 4 Tahun 2020 tentang Energi dalam memanfaatkan sumber energi hijau
terbarukan dan Peraturan Presiden no. 22 yang dapat dihasilkan dari satuan-satuan
Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi mereka sendiri, mengingat partisipasi dalam
Nasional, sedangkan terkait dengan peraturan mewujudkan green energy dapat dilakukan
pengembangan atau pemanfaatan EBT di oleh siapapun, serta membantu mewujudkan
lingkungan Kementerian Pertahanan terkhusus ketahanan energi di satuan-satuan militer
di lingkungan TNI AD belum terakomodasi yang tentu saja juga merupakan partisipasi
sama sekali, hal inilah yang menjadi salah satu pewujudan ketahanan nasional.
kendala dalam pengaplikasian EBT di kedua
instansi tersebut. Peraturan di lingkungan SIMPULAN
Kementerian Pertahanan yang ada saat ini Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik
hanya mengatur tentang prosedur pelayanan simpulan sebagai berikut.
daya dan jasa listrik, gas dan air minum Pertama, optimasi pemanfaatan PLTS
yang diatur di dalam Keputusan Menteri menunjukkan potensi daya puncak sebesar
Pertahanan Nomor: KEP/782NI11/2015. 996,72 kWp dan 936,43 kWp untuk masing-
Di dalam peraturan tersebut belum tertuang masing Kipan A dan Kipan B, selain itu

14
Ratno Jati Pratama, Joko Waluyo, Muhammad Kusumawan Herliansyah -- Dampak Optimasi Pemanfaatan PLTS
Terhadap Ketahanan Energi Satuan Di Kodam XII/Tpr

juga menunjukkan jumlah cadangan energi ketahanan nasional dalam menjaga keutuhan
sebesar 1.405,71 kWp. Hasil dari optimasi kedaulatan Indonesia. Penelitian ini
dua model transportasi menunjukkan besaran diasumsikan ketika kondisi desain PLTS
biaya yang dibutuhkan untuk membangun dalam keadaan optimal, faktor-faktor lain yang
sistem PLTS yang optimal yaitu sebesar Rp memerlukan maintenance tersendiri belum
6.992.109.000,00. dimasukkan ke dalam model optimasi maupun
Kedua, terdapat dampak positif yang desain PLTS tersebut, sehingga penelitian
dapat dirasakan langsung dari optimasi ini lebih lanjut diperlukan untuk mencapai hasil
yaitu pereduksian tagihan listrik yang cukup yang lebih maksimal.
signifikan yang tergantung pada pemakaian Kedua, pengaplikasian optimasi
listrik para pengguna di masing – masing Kipan. pemanfaatan PLTS di lingkungan militer
Potensi fotovoltaik yang dimiliki oleh kedua tentu akan berbeda jika diaplikasikan di
Kompi juga dinilai sangat tinggi ditunjukkan lingkungan heterogen masyarakat pada
dengan tingginya cadangan energi dan margin umumnya, sehingga perlu adanya transformasi
kapasitas listrik yang dimiliki untuk menjamin sosial agar didapat manfaat secara maksimal.
ketahanan energi satuan yang didapat dari
hasil optimasi. Optimasi pemanfaatan PLTS DAFTAR PUSTAKA
ini tentu saja juga berdampak positif terhadap Amirrudin, M., 2013, “Rekayasa Sosial
indikator ketahanan energi lainnya seperti Energi Terbarukan: Studi Kasus Energi
adanya penurunan emisi gas CO2 akibat dari Listrik Hibrid di Pantai Baru, Bantul,
efisiensi energi, selain itu dengan adanya Yogyakarta”, Tesis, Yogyakarta:
penelitian terkait dengan pemanfaatan PLTS FISIPOL UGM.
ini, diharapkan dapat menjadi pemicu upaya Ariyanti, N., dan L.A. Nuril, 2021. “Buku Ajar
pembuatan peraturan/kebijakan terkait Mata Kuliah Teknik Optimasi”. Umsida
pemanfaatan EBT di lingkungan Kementerian Press, Agustus, 1-145. https://doi.
Pertahanan dan juga di lingkungan TNI AD org/10.21070/2019/978-602-5914-82-9.
agar pemerataan dan keberlanjutan EBT dapat Britannica, T., Editors of Encyclopaedia, 2020,
ditingkatkan di skala nasional. Mengingat Military Unit. Encyclopedia Britannica,
daya tahan energi Indonesia mulai berkurang <https://www.britannica.com/topic/
serta adanya ancaman krisis energi yang military-unit>, diakses pada 20 Maret
semakin nyata sehingga memerlukan solusi 2022.
untuk menghadapinya, salah satu pemecahan Buasan, B., A. Armawi, dan E. Martono,
krisis energi yakni dengan pengembangan 2016, “Peran Pembangkit Listrik Tenaga
energi terbarukan (Palupi, 2015). Biogas dalam Mewujudkan Ketahanan
Selanjutnya, direkomendasikan hal-hal Energi Wilayah (Studi di Kecamatan
sebagai berikut. Dendang, Kabupaten Belitung Timur,
Pertama, pengembangan dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)”.
pemanfaatan EBT yang teroptimasi merupakan Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22,
salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan No. 3, hh. 241-254.
energi yang efektif dan efisien serta merupakan Carlson, J., R. Haffenden, Gilbert Bassett,
wujud dari partisipasi dalam mewujudkan W. Buehring, M. Collins, Steve Folga

15
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 29, No. 1, April 2023: 1-17

dan Petit, Frederic dan J.Phillips, Nusantara, G. C., 2020, “Analisis Potensi
D. Verner dan R.Whitfield, 2012, Tenaga Surya Pada Permodelan
Resilience: Theory and Application, Bangunan Tiga Dimensi Berdasarkan
10.2172/1044521. Data Open Street Map (Studi Kasus:
Climate-Transparency, 2021, Laporan Climate Universitas Gadjah Mada Yogyakarta),”
Transparency: Membandingkan Aksi Elipsoida : Jurnal Geodesi dan
Iklim G20 Menuju Net Zero, <https:// Geomatika, Vol. 3, No. 01, hh. 38-45.
www.climate-transparency.org/wp- Palupi, D. S., 2015, “Efektivitas Pemanfaatan
content/uploads/2021/11/Indonesia- Biogas untuk Menunjang Ketahanan
Country-Profile-2021_Bahasa.pdf>, Energi (Studi Di Desa Pendoworejo
diakses pada 18 Agustus 2022. Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon
Eia.gov., 2012, Reserve Electric Generating Progo Daerah Istimewa Yogyakarta)”.
Capacity Helps Keep The Lights on, Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 21,
<https://www.eia.gov/todayinenergy/ No. 2, hh. 78-88.
detail.php?id=6510>, diakses pada 18 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Agustus 2022. Mineral No. 4 Tahun 2020 tentang
Enerdynamics, 2022, Reserve Margin. Energi terbarukan.
<https://energyknowledgebase.com/ Pratama, R. J., J. Waluyo, dan M.K.
topics/reserve-margin.asp>, diakses Herliyansyah, 2022, “Studi Pemanfaatan
pada tanggal 18 Agustus 2022 Pembangkit Listrik Tenaga Surya untuk
Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Ketahanan Energi Satuan di Kodam
Nomor: KEP/396/V/2019 Tanggal XII Tanjungpura”, Tesis, Yogyakarta:
2 Mei 2019 tentang Petunjuk Teknis Sekolah Pascasarjana UGM.
Tentang Penggunaan Listrik, Gas dan Sari, D. P., 2014, “Optimasi Distribusi Gula
Air. Merah Pada UD Sari Bumi Raya
Keputusan Menteri Pertahanan Nomor: Menggunakan Model Transportasi dan
KEP/782NI11/2015 Tentang Prosedur Metode Least Cost”. J. Progr. Stud.
Pelayanan Daya dan Jasa Listrik, Gas Sist. Inf.
dan Air Minum. Sovacool, B. K., dan I. Mukherjee, 2011,
Kuncoro, E. A., A.Budiman, dan J. Waluyo, J., “Conceptualizing and measuring energy
“Potential Study of Photovoltaic Power security: A synthesized approach”.
Stations to Meet the Energy Needs of ELSEVIER, Energy Vol. 36, hh. 5343-
Fuel Cell Units in Baru Pandansimo 5355.
Beach of Bantul, Yogyakarta”. ASEAN Sudarmono, Waluyo, J., dan W. Wilopo,
Journal of System Engineering, Vol. 5, 2020, “Perancangan Pembangkit
No. 2, hh. 56-62. Listrik Tenaga Surya (PLTS) Pembasmi
Muladi, 2007, Konsep Comprehensive Serangga pada Tanaman Bawang Merah
Security dan Ketahanan Nasional. di Kabupaten Brebes”. JATTEC, Vol. 1,
Kuliah Perdana Program Pascasarjana No. 1, hh. 35-39.
kerja sama Lemhannas RI - Universitas Suhartanto, T., 2014, “Tenaga Hibrid (Angin
Gajah Mada. Yogyakarta. dan Surya) di Pantai Baru Pandansimo

16
Ratno Jati Pratama, Joko Waluyo, Muhammad Kusumawan Herliansyah -- Dampak Optimasi Pemanfaatan PLTS
Terhadap Ketahanan Energi Satuan Di Kodam XII/Tpr

Bantul Yogyakarta”. JNTETI, Vol. 3, Transisienergi, 2022, Bauran Pembangkit


No. 1, hh. 76-82. Listrik di Indonesia, <https://
Taha, Hamdy, 2007, Operations Research: transisienergi.id/data_input/bauran-
An Introduction. New Jersey: Pearson pembangkitan-listrik-di-indonesia/>,
Education. Inc diakses pada 18 Agustus 2022.
Tampubolon, B. I., A. Fauzi, dan M. Ekayani, USAID, 2020, Panduan Perencanaan dan
2015, “Internalisasi Biaya Eksternal Pemanfaatan PLTS atap di Indonesia.
serta Analisis Kebijakan Pengembangan Yandri, E., R. Ariati, dan R. F. Ibrahim,
Energi Panas Bumi sebagai Energi 2018, “Meningkatkan Keamanan
Alternatif”. Risalah Kebijakan Energi Melalui Perincian Indikator
Pertanian dan Lingkungan, Vol.2, No. Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna
2, hh. 98-104. Membangun Ketahanan Nasional dari
Tastrawati, N., 2015, Pemograman Linier: Daerah”. Jurnal Ketahanan Nasional,
Model Transportasi. Bukit Jimbaran: Vol. 24, No. 2, hh. 239-260.
Universitas Udayana.

17

You might also like