Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

RANCANGAN

AKTUALISASI DAN HABITUASI


NILAI NILAI DASAR PNS
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN II

TERSEDIANYA MEDIA INFORMASI


PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN KAYU YANG BERASAL DARI HUTAN HAK
WILAYAH KERJA RESORT PENGOLAHAN HUTAN MINAHASA

DISUSUN OLEH :
NAMA : DESMON ARE KRISTIAN PUTRA SUSILO MANDAGI
NIP : 199412242022031006
GOLONGAN : II/a
JABATAN : PEMULA POLISI KEHUTANAN
UNIT KERJA : UPTD KPH UNIT V DINAS KEHUTANAN DAERAH PROVINSI
SULAWESI UTARA
COACH : HELEN DALIP MP.d
MENTOR : JATI SUPRIYO S.HUT

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH


PROVINSI SULAWESI UTARA
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam
hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan
lainnya tidak dapat dipisahkan.

Kehutanan adalah system yang bersangkut paut dengan hutan, Kawasan hutan dan hasil
hutan yang diselenggarakan secara terpadu (UU 41 tahun 1999). Dinas kehutanan daerah
provinsi Sulawesi utara merupakan SKPD (satuan kerja perangkat daerah ) yang mengelolah
kawasan hutan di sulawesi utara dengan luas area 764.739,27 ha yang terbagi ke 7 UPTD (Unit
Pelaksana Teknis Daerah) Kesatuan Pengolahan Hutan (KPH) adalah unit wilayah pengelolaan
hutan yang sesuai fungsi pokok dan peruntukannya. KPH dibangun untuk menghadirkan unit
pengelolaan hutan di tingkat tapak yang dikelola secara efisien dan lestari. Salah satu tugas dan
fungsi KPH adalah melakukan perlindungan hutan.Kesatuan pengolahan hutan (KPH) Unit V
merupakan UPTD dari Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara yang berorientasi pada hutan
lindung dan hutan produksi. Peraturan Gubernur No 12 tahun 2022 Pasal 359 disebutkan bahwa
Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH Unit V Minahasa, Tomohon, Minahasa Tenggara, Minahasa
selatan mempunyai tugas melaksanakan Sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis
penunjang di bidang kehutanan.

Polisi Kehutanan atau biasa disebut Polhut merupakan garda terdepan pemerintah yang
diberikan kewenangan dan memiliki tugas pokok dan fungsi dalam menjaga keamanan kawasan
kerja, khususnya dari ancaman manusia. Pada Pasal 1 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 45
Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan dan Pasal 1 ayat (2) Peraturan Menteri Kehutanan No.
P.75/Menhut-II/2014 tentang Polisi Kehutanan, Pengertian Polisi Kehutanan selanjutnya
disingkat Polhut adalah pejabat tertentu dalam lingkungan instansi Kehutanan Pusat dan daerah
yang sesuai dengan sifat pekerjaannya, menyelenggarakan dan/atau melaksanakan
perlindungan hutan yang oleh kuasa undang-undang diberikan wewenang kepolisian khusus di
bidang kehutanan dan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnyaSelain itu Polisi
Kehutanan Memiliki Tugas Pokok dan Fungsi yang dilaksanakan dalam bentuk Pre-emtif
(menutup niat), Preventif (menutup kesempatan) dan Represif (penegakan hukum) bagi
seseorang atau kelompok yang melakukan tindak pidana kehutanan.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Polisi Kehutanan yakn i perlindungan hutan di
UPTD KPH UNIT V khususnya di Resort Pengolahan Hutan (RPH) Minahasa bisa dikatakan
belum optimal di karenakan kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana. Oleh karena itu
penulis menemukan beberapa isu kontemporer di RPH Minahasa antara lain :

Masih banyak masyarakat yang melakukan pelanggaran dalam pengangkutan hasil hutan dan
berindikasi tindak pidana kehutanan. Itu terjadi di karenakan kurangnya media pemberian
informasi kepada masyarakat sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengetahui
aturan dalam pengangkutan hasil hutan.

Intensitas kegiatan patroli pengamanan hutan yang rendah di wilayah RPH Minahasa.
sehingga menyebabkan banyak terjadi perambahan hutan dan penebangan liar, yang akan
berdampak buruk bagi hutan dan masyarakat .

Kurangnya informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan hasil hutan bukan kayu .
Pemanfaatan HHBK dapat membantu ekonomi masyarakat tetapi karena kurangnya informasi
dan sosialisasi cara memanfaatkan HHBK masih banyak masyarakat yang belum tau tata cara
pemanfaatanya.
Layanan call center polhut yang belum optimal di RPH Minahasa . Banyak Masyarakat yang
belum mengetahui adanya program layanan call center polhut dikarenakan tidak tersedia media
informasi di kantor RPH Min ahasa. Sehingga pelaksanaan pekerjaan kita kurang efektif dan
efisien.

Informasi tentang hewan dan tumbuhan yang di lindungi belum optimal. akibatnya masih
banyak masyarakat yang melakukan perburuan liar yang akan berdampak pada kepunahan
hewan dan merusak ekosistem hutan.

B. TUJUAN

Rancangan aktualisasi ini betujuan untuk :

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Latihan Dasar CPNS Tahun 2022
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.

2. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN yang BerAHKLAK, yaitu, Berorientasi


Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif di tempat tugas
masing-masing sehingga lahir calon pemimpin hebat dan Aparatur Sipil Negara yang
kompeten, yang mampu menjadi pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan
pemersatu bangsa

3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang aturan perundang undangan dalam


mengangkut hasil hutan.

C. MANFAAT

1. Membuat pekerjaan kita menjadi lebih efektif dalam melakukan pendataan peredaran hasil
hutan

2. Mempermudah masyarakat dalam memperoleh informasi untuk melakukan pengangkutan


hasil hutan

3. Mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam mengimplementasikan nilai-nilai


dasar “BERAKHLAK” dalam menjalankan tugas dan fungsi, serta peningkatan kreatifitas dan
inovasi .

D. RUANG LINGKUP

1. Mengumpulkan dan mempelajari data tentang penatausahaan hasil hutan hak

2. Merancang dan membuat banner tentang SAKR

3. Membuat desain infografis tentang SAKR untuk di bagikan ke platform media sosial facebook
dan Instagram KPH Unit V

4. Memasang Banner SAKR dan di kantor RPH Minahasa


BAB II
DESKRIPSI LOKUS
A. PROFIL ORGANISASI

Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) unit V merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Utara. UPTD KPH Unit V memiliki
cakupan area yang terdiri dari kota Tomohon, kabupaten Minahasa, kabupaten Minahasa
Tenggara, dan kabupaten Minahasa Selatan. Kantor UPTD KPH V sendiri berada di
kelurahan Walian, kota Tomohon.

Kantor Resort Pengolahan Hutan Minahasa memiliki fungsi untuk membantu pelaksanaan
tugas dari KPH UNIT V di tingakatan kabupaten . Letak kantor RPH Minahasa Berada Pada
jalan raya Kawangkoan – Langowan Desa Toraget Kecamatan Langowan Utara Kabupaten
Minahasa Provinsi Sulawesi Utara.

B. STRUKTUR ORGANISASI

STRUKTUR ORGANISASI
UPTD KESATUAN PENGOLAHAN HUTAN UNIT V
MINAHASA, MINAHASA TENGGARA, MINAHASA SELATAN, TOMOHON
DINAS KEHUTANAN PROVINSI SULAWESI UTARA

KEPALA KESATUAN PENGELOLAAN


HUTAN

KEPALA SUB BAGIAN TATA


USAHA

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

KEPALA SEKSI PERLINDUNGAN


KONSERVASI SUMBER DAYA KEPALA SEKSI PERENCANAAN
ALAM HAYATI DAN EKOSISTEM DAN PEMANFAATAN HUTAN
DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

KEPALA RESORT KEPALA RESORT


KEPALA RESORT KEPALA RESORT
MINAHASA MINAHASA
MINAHASA TOMOHON
TENGGARA SELATAN

C. VISI MISI
UPTD KPH Unit V, Tomohon, Minahasa, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara
mempunyai visi dan misi dalam jangka waktu 10 tahun dan sudah dimulai sejak tahun 2018
sampai tahun 2027. Visi UPTD KPH Unit V Tomohon, Minahasa, Minahasa Selatan,
Minahasa Tenggara adalah provinsi dan kabupaten/kota yang “MENGEMBANGKAN
SENTRA INDUSTRI PENGELOLAAN HHBK DAN WISATA ALAM UNTUK
MENINGKATKAN TARAF HIDUP MASYARAKAT SEKITAR KPH UNIT V”.

Untuk mendukung pernyataan visi, maka misi pengelolaan hutan KPH Unit V periode
Tahun 2018-2027 sebagai berikut:

1. Pemantapan kelembagaan degan penguatan kapasitas organisasi KPHP seperti sumber


daya manusia, sarana dan prasarana, pendanaan serta aturan -aturan operasional
pendukung yang menjamin keleluasan organisasi dalam menjalankan misi menuju
organisasi KPHP mandiri.
2. Mengembangkan Sentra industri HHBK.
3. Mengembangkan potensi wisata alam pantai, wisata alam pegunungan, dan wi sata alam
sungai.
4. Mendorong dan membuka peluang berkembangnya investasi dalam pengelolaan hutan di
Wilayah Tertentu.
5. Melaksanakan percepatan rehabilitasi hutan dan peningkatan produktivitas HP melalui
pemantapan dan penyempurnaan program perhutanan sosial dan pola-pola kemitraan
lainnya.
6. Menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan peningkatan kapasitas SDM masyarakat
mitra KPH berkaitan dengan pengelolan hasil hutan.

D. MOTTO/SLOGAN ORGANISASI

Sebagai bagian dari Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, maka Motto/
Slogan UPTD KPH Unit V – Tomohon, Minahasa, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara
adalah BEKERJA BERSAMA, BERSAMA BEKERJA.
Motto/ Slogan tersebut dibuat oleh Kepala Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi
Utara, Bpk. Jemmy Ringkuangan, AP, Msi.

BAB III
IDENTIFIKASI ISU, ANALISIS
MASALAH DAN RANCANGAN
AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS

A. IDENTIFIKASI ISU KONTEMPORER


Identifikasi Isu Kontemporer Hal yang harus diidentifikasi untuk menyusun rancangan
aktualisasi yaitu isu yang terdapat ditempat kerja yang belum berhasil terpecahkan solusinya
atau penanganan yang sudah ada belum efektif menyelesaikan isu tersebut. Identifikasi isu
dalam rancangan aktualisasi menggunakan teknik APKL (Aktual, Problematik, Khalayak dan
Layak).

APKL merupakan teknik analisis yang digunakan dalam proses identifikasi isu yaitu
dengan menggunakan 4 indikator penilaian, Aktual adalah isu atau persoalan yang sedang
terjadi, sedang hangat diperbincangkan ataupun yang diperkirakan akan terjadi, Problematik
adalah isu yang menyimpang dari kondisi yang seharusnya, isu yang mendesak dan
menimbulkan kegelisahaan yang perlu di cari penyebab dan pemecahannya, Khalayak
adalah isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak dan Layak artinya
isu bersifat logis dan patut dibahas sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab. Isu
– isu yang ada di plot ke dalam matriks dan diberi peringkat berdasarkan skala Likert.

Teridentifikasi ada lima isu kontemporer dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas yang
perlu dianalisis. Isu kontemporer yang dimaksud yaitu:

1. Banyaknya pelanggaran pada peredaran hasil hutan dan berindikasi tindak pidana
kehutanan.

2. Pelaksanaan kegiatan patroli pengamanan hutan di RPH Minahasa yang belum


optimal.

3. Kurangnya sosialisasi edukasi kepada masayarakat tentang pemanfaatan hutan dan


hasil hutan bukan kayu HHBK

4. Layanan call center polisi kehutanan RPH Minahasa yang belum optimal

5. Kurangnya informasi tentang flora dan fauna yang di lindungi di Kantor RPH Minahasa

Penjelasan mengenai skoring isu dengan menggunakan skala Likert dapat dilihat pada
Tabel 1
Tabel I Penjelasan Tingkatan Skor Teknik APKL

NO TEKNIK SKOR KETERANGAN


1. AKTUAL 5 Sangat Aktual
4 Aktual
3 Cukup Aktual
2 Kurang Aktual
1 Tidak Aktual
2. PROBLEMATIK 5 Sangat Problematik
4 Problematik
3 Cukup Problematik
2 Kurang Problematik
1 Tidak Problematik
3. KHALAYAK 5 Sangat Khalayak
4 Khalayak
3 Cukup Khalayak
2 Kurang Khalayak
1 Tidak Khalayak
4. LAYAK 5 Sangat Layak
4 Layak
3 Cukup Layak
2 Kurang Layak
1 Tidak Layak

Berdasarkan isu kontemporer yang telah ditetapkan, maka selanjutnya dilakukan


penentuan isu yang akan diangkat dengan penilaian APKL, dengan hasil analisis yang tertuang
pada Tabel 2.

No Isu Kontemporer A P K L Jumlah Keterangan


1 Banyaknya pelanggaran pada peredaran hasil hutan 5 5 5 5 20 I
dan berindikasi tindak pidana kehutanan.

2 Pelaksanaan kegiatan patroli pengamanan hutan di 4 5 5 5 19 II


RPH Minahasa yang belum optimal.

3 Kurangnya sosialisasi edukasi kepada masayarakat 4 5 5 4 18 III


tentang pemanfaatan hutan dan hasil hutan bukan
kayu HHBK

4 Layanan call center polisi kehutanan RPH Minahasa 4 3 4 5 16 IV


yang belum optimal

5 Kurangnya informasi tentang flora dan fauna yang di 4 3 3 5 15 V


lindungi di Kantor RPH Minahasa

Berdasarkan tabel diatas didapati penjelasan dari tiap nilai APKL dari masing-masing isu,yaitu
1. Banyaknya pelanggaran pada peredaran hasil hutan dan berindikasi tindak pidana
kehutanan
➢ Aktual (5) Isu ini Sangat Aktual Karena masih banyak masyarakat yang
mengangkut hasil hutan tanpa menggunakan dokumen yang sah
➢ Problematik (5) Isu ini sangat Problematik Karena Dampak dari isu ini adalah
Tindak Pidana Kehutanan (TIPIHUT)
➢ Khalayak (5) Isu ini Sangat Khalayak Karena Mempengaruhi Masyarakat Pelaku
Usaha Industri kayu
➢ Layak (5) Isu yang di angkat Sangat Layak karena merupakan Tupoksi dan
Wewenang RPH Minahasa

2. Pelaksanaan kegiatan patroli pengamanan hutan di RPH Minahasa yang belum


optimal
➢ Aktual (4) Isu ini Menjadi Sorotan Masyarakat Karena Sering terjadi Penebangan
dan perburuan liar
➢ Problematik (5) Isu ini Sangat Problematik dikarenakan Mempengaruhi Hutan
Lindung dan Hutan Produksi Terbatas
➢ Khalayak (5) Isu ini baik untuk diangkat, menyangkut respon Polisi Kehutanan untuk
menjaga hutan melalui patroli
➢ Layak (5) Isu Yang diangkat Sangat Layak Karena memang kegiatan patroli yang
di lakukan intensitasnya masih rendah

3. Kurangnya sosialisasi edukasi kepada masayarakat tentang pemanfaatan hutan dan


hasil hutan bukan kayu HHBK
➢ Aktual (4) isu ini baik untuk di angkat karena ,hasil hutan bukan kayu harusnya bisa
menjadi salah satu pendapatan masyarakat
➢ Problematik (5) isu ini sangat problematik dikarenakan kurangnya sosialisasi dalam
pemanfaatan hasil hutan bukan kayu
➢ Khalayak (5) isu ini sangat layak karena mempengaruhi masyarakat sekitar hutan
maupun kelompok tani hutan
➢ Lyak (4) isu ini layak di angkat karena merupakan salah satu misi UPTD KPH Unit
V

4. Layanan call center polisi kehutanan RPH Minahasa yang belum optimal
➢ Aktual (4) Isu ini baik untuk di angkat dikarenakan bisa mempermudah masyarakat
dalam melakukan pelaporan
➢ Problematik (3) Isu ini cukup problematik dikarenakan masyarakat yang belum
mengetahui layanan tersebut
➢ Khalayak (4) Isu ini menarik dikarenakan menyangkut pelayanan kepada
masyarakat
➢ Layak (5) isu ini sangat layak karena belum optimalnya pelayanan kepada
masyarakat
5. Kurangnya informasi tentang flora dan fauna yang di lindungi di Kantor RPH Minahasa
➢ Aktual (4) isu ini menarik karena menjadi sorotan masyarakat karena masih adanya
perburuan liar
➢ Problematik (3) isu ini cukup problematik karena mempengaruhi ekosistem hutan.
➢ Khalayak (3) isu ini cukup berpengaruh, menyangkut respon Polisi Kehutanan untuk
menjaga hutan
➢ Layak (5) isu ini sangat layak diangkat karena masih kurangnya informasi kepada
masyarakat mengenai flora dan fauna yang di lindungi

B. Analisis dan Pemecahan Masalah

Hasil Analisa isu kontemporer dari teknik APKL, selanjutnya akan di analisis dengan
metode tree analysis (analisis pohon) untuk melakukan pemecahan masalah tekait isu
yang prioritas. Banyaknya pelanggaran dalam pengangkutan hasil hutan dan berindikasi
tindak pidana kehutanan menjadi isu kontemporer utama di karenakan masih kurangnya
informasi yang diberikan kepada masyarakat.

Gambar 1. Pohon Masalah

Banyaknya pelanggaran pada


peredaran hasil hutan dan berindikasi
tindak pidana kehutanan

Tidak tersedianya media informasi


mengenai dokumen pengangkutan
hasil hutan

Memberikan informasi Kurangnya inovasi petugas Kurangnya Sarana


dokumen bukan menjadi untuk membuat media Prasarana untuk membuat
prioritas informasi media informasi

Petugas yang belum Kurangnya kompetensi Kurangnya tanggapnya


termotivasi untuk Petugas Untuk membuat petugas untuk melakukan
memberikan informasi media informasi kegiatan preemtif
Gambar 2. Pohon Sasaran

Berkurangnya pelanggaran pada


peredaran hasil hutan Di RPH
Minahasa

Tersedianya media informasi tentang


dokumen yang sah dalam
pengangkutan hasil hutan

Tersedianya sarana
Pemberian Informasi Petugas yang inovatif dalam
prasarana untuk membuat
dokumen menjadi prioritas membuat media informasi
media informasi

Petugas penuh motivasi Petugas yang berkompeten Petugas yang cepat


untuk membuat media dalam membuat dan tanggap dalam kegiatan
informasi menyampaikan informasi preemtif
Gambar 3. Pohon Alternatif

Berkurangnya pelanggaran pada peredaran hasil


hutan di RPH Minahasa

Tersedianya media informasi tentang penggunaan


dokumen dalam mengangkut hasil hutan

Terlaksananya pembuatan media informasi tentang


dokumen pengangkutan hasil hutan

Petugas yang inovatif dan kompeten dalam


menyediakan media informasi kepada masyarakat

Membuat dan
membagikan Memasang Banner
Merancang dan
Mengumpulkan infografis tentang penatausahaan
membuat banner
data data terkait penatausahaan hasil hasil hutan hak di
penatausahaan
penatausahaan hutan hak di kantor RPH
hasil hutan hak
hasil hutan hak platform media Minahasa
sosial KPH Unit V
Instagram,Facebook
C. NILAI NILAI DASAR PNS

Dalam membentuk PNS yang professional di bidang kehutanan yang mampu


melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat diperlukan pembentukan
karakter yang didasarkan pada nilai – nilai dasar Aparatur Sipil Negara yang meliputi:
1. Berorientasi Pelayanan adalah keinginan memberikan pelayanan prima demi
kepuasan masyarakat, dengan panduan perilaku:
• Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
• Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan.
• Melakukan perbaikan tiada henti.
2. Akuntabel adalah bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan, dengan
panduan perilaku:
• Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi.
• Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien
• Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
3. Kompeten adalah terus belajar dan mengembangkan kapabilitas, dengan panduan
perilaku
• Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
• Membantu orang lain belajar
• Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. Harmonis adalah saling peduli dan mengahargai perbedaan, dengan panduan perilaku
• Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
• Suka menolong orang lain
• Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. Loyal adalah berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara,
dengan panduan perilaku
• Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, NKRI serta pemerintahan yang sah
• Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara
• Menjaga rahasia jabatan dan Negara
6. Adaptif adalah terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi
perubahan, dengan panduan perilaku
• Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
• Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas
• Bertindak proaktif
7. Kolaboratif adalah membangun kerjasama yang sinergis, dengan panduan perilaku
• Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
• Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
• Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan Bersama

You might also like