Professional Documents
Culture Documents
LP CHF Fera A (1) Syaiful
LP CHF Fera A (1) Syaiful
LP CHF Fera A (1) Syaiful
DISUSUN OLEH :
NAMA : AHMAD SYAIFUL FIRDAUS
NIM : 2001051
5. Manifestasi klinis
a. Peningkatan volume intravaskular.
b. Kongesti jaringan akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat turunnya
curah jantung.
c. Edema pulmonal akibat peningkatan tekanan vena pulmonalis yang menyebabkan
cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli; dimanifestasikan dengan batuk dan
nafas pendek.
d. Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat peningkatan tekanan vena
sistemik.
e. Pusing, kekacauan mental (confusion), keletihan, intoleransi jantung terhadap latihan
dan suhu panas, ekstremitas dingin, dan oliguria akibat perfusi darah dari jantung ke
jaringan dan organ yang rendah.
f. Sekresi aldosteron, retensi natrium dan cairan, serta peningkatan volume
intravaskuler akibat tekanan perfusi ginjal yang menurun (pelepasan renin ginjal).
(Niken Jayanthi,2015)
6. Pemeriksaan penunjang
a. Echocardiogram: menilai senosis/ inkompetensi, pembesaran ruang jantung
hipertropi ventrikel
b. Cardiac scan: menilai underperfusion otot jantung, yang menunjang
penurunan kemampuan kontraksi.
c. Rontgen toraks: untuk menilai pembesaran jantung dan edema paru.
d. Kateterisasi jantung: Menilai fraksi ejeksi ventrikel.
e. EKG: menilai hipertropi atrium/ ventrikel, iskemia, infark, dan disritmia
(Wajan Juni Udjianti, 2016)
7. Penatalaksanaan
Gagal jantung dibagi menjadi 2 terapi yaitu sebagai berikut :
a. Terapi farmakologi :Terapi yang dapat iberikan antara lain golongan
diuretik, angiotensin converting enzym inhibitor (ACEI), beta bloker,
angiotensin receptor blocker (ARB), glikosida jantung , antagonis
aldosteron, serta pemberian laksarasia pada pasien dengan keluhan
konstipasi.
b. Terapi non farmakologi :Terapi non farmakologi yaitu antara lain tirah
baring, perubahan gaya hidup, pendidikan kesehatan mengenai penyakit,
prognosis, obat-obatan serta pencegahan kekambuhan, monitoring dan
kontrol faktor resiko. (Mansjoer dan Triyanti, 2015)
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Fokus Pengkajian
Asuhan keperawatan pada tahap pertama yaitu pengkajian. Dalam
pengkajian perlu dikaji biodata pasien dan data untuk menunjang diagnosa. Data
tersebut harus seakuratnya, agar dapat digunakan dalam tahap berikutnya,
meliputi nama pasien, umur, keluhan utama.
a. Identitas
a) Nama :
b) Umur :
c) Alamat :
d) Agama :
e) Pendidikan :
f) Pekerjaan :
g) Tanggal masuk :
h) No. Reg :
i) Dx. Masuk :
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Sesak nafas, pusing
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan mengalami sesak napas lebih dari 3 hari yang lalu
sebelum masuk rumah sakit, semakin sesak saat beraktivitas, nyeri pada
dada sebelah kiri tubuh terasa lemah.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Pasien tidak pernah di rawat di rumah sakit dan sering mengkonsumsi
obat2 an warung.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum klien
a) Tingkat kesadaran : Biasanya composmentis
b) Berat badan : Biasanya normal
c) Tinggi badan : Biasanya normal
2) Tanda – tanda vital
a) TD : Biasanya Menurun (>120/80mmHg)
b) Nadi : Biasanya menurun (>90x/mnt)
c) RR : Biasanya normal (18-24x/mnt)
d) Suhu : Biasanya meningkat (>37,5 ̊ C)
3) Pemeriksaan head to toe
a) Kepala
Inspeksi : bentuk, karakteristik rambut serta kebersihan
kepala
Palpasi : adanya massa, benjolan ataupun lesi
b) Mata
Inspeksi : sklera, conjungtiva, iris, kome serta reflek
pupil dan tanda – tanda iritasi.
c) Telinga
Inspeksi : daun telinga, liang telinga, membran tympani,
adanya serumen serta pendarahan
d) Hidung :
Inspeksi : lihat kesimentrisan, membran mukosa, tes
penciuman serta alergi terhadap sesuatu
e) Mulut : kebersihan mulut, mukosa mulut, lidah, gigi, dan
tonsil.
f) Leher
Inspeksi : kesimestrisan leher, pembesaran kelenjar tyroid
dan JVP
Palpasi : arteri carotis, vena jugularis, kelenjar tyroid,
adanya massa atau benjolan.
g) Thorax /paru
Inspeksi : bentuk thorax, pola nafas dan otot bantu napas
Palpasi : vocal remitus
Perkusi : batas paru kanan dan kiri
Auskultasi : suara nafas
h) Kardiovcaskuler
Inpeksi : ictus cordis
Palpasi : ictus cordis
Perkusi : batas jantung kanan dan kiri
Auskultasi : batas jantung I dan II
i) Abdomen
Inspeksi : asites atau tidak
Palpasi : adanya massa atau nyeri tekan
Perkusi : tympani
Auskultasi : bising usus
j) Kulit
Inspeksi : warna kulit, turgor kulit, adanya jaringan parut
atau lesi dan CRT. Gejala awal berupa
kemerahan dan nyeri tekan yang terasa din suatu
tempat yang kecil di kulit. Kulit yang terinfeksi
menjadi panas dan bengkak, dan tampak seperti
kulit jeruk yang mengkelupas. Pada kulit yang
terinfeksi bila ditemukan lepuhan kecil berisikan
cairan (vesikel) atau lepuhan besar berisikan
cairan (bula), yang bisa pecah.
k) Ekstermitas
Kaji nyeri, kekuatan, dan tonus otot
2. Pathway
Disfungsi Miokard beban tekanan beban sistolik peningkatan beban volume
(AMI) Miokarditis berlebihan berlebihan keb.metabolisme berlebihan
kontraktilitas
hambatan pengosongan
ventrikel
COP
CHF
Gagal pompa ventrikel kiri gagal pompa ventrikel kanan
Tekanan Diastole
Forward failure Backward Failure
Bendungan atrium kanan
LVED naik
Suplai darah jar. suplai O2 otak Renal flow
vena pulmonalis Bendungan vena
sistemik
metab.anserob RAA
Kapiler Paru
sinkop Linen Hepar
DAFTAR PUSTAKA
Ardini, Desta N. 2015. Perbedaaan Etiologi Gagal jantung Kongestif pada Usia Lanjut
dengan Usia Dewasa Di Rumah Sakit Dr. Kariadi Januari - Desember 2015. Semarang:
UNDIP
Bulecheck.2016. nursinginterventions Classifacation. ELSHEVIER
Mansjoer, A dkk. 2017. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Taqiyyah,Bararah.2016.Asuhan Keperawatan Panduan lengkap menjadi perawat profesional
jilid 1. Jakarta,Prestasi Pustakaraya
Udjianti, Wajan J. 2015. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba medika