1458-Article Text-3551-1-10-20230203

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Journal on Education

Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, pp. 6758-6767


E-ISSN: 2654-5497, P-ISSN: 2655-1365
Website: http://jonedu.org/index.php/joe

Implementasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dengan Menggunakan


Metode Tasmi’ di SMP Islam Al-Ishlah Bukittinggi

Aulia Rizki Fadhila1, Arman Husni2, Wedra Aprison3, Iswantir M4


1,2,3,4
UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, Jl. Gurun Aua, Kubang Putiah, Kec. Banuhampu, Kabupaten Agam,
Sumatera Barat
auliarezki98@gmail.com

Abstract
The purpose of this study was to identify (1) Implementation of learning tahfidz Al-Qur'an using the tasmi'
method (2) Supporting and inhibiting factors for learning tahfidz Al-Qur'an using the tasmi' method. This study
uses a qualitative approach using descriptive methods. Researchers collect data through observation,
interviews, and documentation. Data were analyzed in three stages, namely data reduction, data presentation,
and data verification. The technique of guaranteeing the validity of the data is by using source triangulation.
Based on the results of the research that the researchers conducted, it can be interpreted that: 1) Implementation
consists of planning, implementation, and evaluation, namely (a) Planning for learning Alqur'an tahfidz using
the tasmi' method consists of 4 steps, namely planning objectives, materials, methods used will be carried out
and assessed. (b) The implementation of learning Al-Qur'an tahfidz using the tasmi' method is that students do
tasmi' when they have memorized 5 corners/pages. For tasmi' 1 juz, there are 4 meetings. Learning activities
are carried out 2 times a week. (c) Evaluation of Al-Qur'an tahfidz learning using the tasmi' method is carried
out by evaluating the objectives, materials, methods, and assessment of its implementation. 2) The supporting
factors and inhibiting factors in learning tahfidz Al-Qur'an using the tasmi' method come from students,
namely intelligence, intention, and willingness to memorize the Al-Qur'an.
Keywords: Learning Tahfidz Al-Qur'an, Tasmi' Method

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk mengindentifikasi (1) Implementasi pembelajaran tahfidz Al-Qur’an dengan
menggunakan metode tasmi’ (2) Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran tahfidz Al-Qur’an dengan
menggunakan metode tasmi’. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode
deskriptif. Peneliti mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis
dengan tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Teknik penjamin keabsahan data
yaitu dengan menggunakan triangulasi sumber. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, dapat
disimpulkan bahwa: 1) Implementasi terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yaitu (a) Perencanaan
pembelajaran tahfidz Al-qur’an dengan menggunakan metode tasmi’ ini terdiri dari 4 langkah yaitu
perencanaan tujuan, materi, metode yang akan dilakukan dan penilaian. (b) Pelaksanaan pembelajaran tahfidz
Al-Qur’an dengan menggunakan metode tasmi’ adalah siswa melakukan tasmi’ ketika sudah hafal 5
pojok/halaman. Untuk tasmi’ 1 juz dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran dilakukan
sebanyak 2 kali dalam seminggu. (c) Evaluasi pembelajaran tahfidz Al-Qur’an dengan menggunakan metode
tasmi’ dilakukan dengan mengevaluasi, tujuan, materi, metode, serta penilaian dari pelaksanaannya. 2) Faktor
pendukung dan faktor penghambat pembelajaran tahfidz Al-Qur’an dengan menggunakan metode tasmi’ ini
berasal dari siswa yaitu kecerdasan, niat, serta kemauan dalam menghafal Al-Qur’an.
Kata Kunci: Pembelajaran Tahfidz Al-qur’an, Metode Tasmi’

Copyright (c) 2023 Aulia Rizki Fadhila, Arman Husni, Wedra Aprison, Iswantir M
Corresponding author: Aulia Rizki Fadhila
Email Address: auliarezki98@gmail.com (Jl. Gurun Aua, Kec. Banuhampu, Kabupaten Agam, Sumatera Barat)
Received 27 January 2023, Accepted 02 February 2023, Published 03 February 2023

PENDAHULUAN
Banyak sekolah-sekolah negeri ataupun swasta saat ini yang mewajibkan siswanya untuk
menghafal ayat-ayat Al-Qur’an. Harapan utama adalah lahirnya generasi-generasi penerus bangsa
yang mumpuni dalam keilmuan dan matang dalam spiritual. Karena, Al-Qur’an adalah sumber dari
beragam hukum Islam dan pedoman utama umat Islam dalam menjalankan kehidupan, maka dengan
Implementasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dengan Menggunakan Metode Tasmi’ di SMP Islam Al-Ishlah
Bukittinggi, Aulia Rizki Fadhila, Arman Husni, Wedra Aprison, Iswantir M 6759

hafal Al-Qur’an siswa akan termotivasi untuk memahami maknanya dan menghubungkan dengan
kehidupan atau benar-benar mampu menjadikannya sebagai petunjuk dalam setiap masalah dalam
kehidupan.
Dengan fenomena menghafal Al-Qur’an, sekarang ini sudah banyak sekali ditemukan
diberbagai daerah di Indonesia rumah-rumah tahfidz, pondok-pondok tahfidz, sekolah-sekolah
tahfidz, bahkan sekolah formal pun sudah ada melaksanakan program tahfidz, baik itu sekolah negeri
ataupun swasta. Hal tersebut menunjukkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat muslim Indonesia
untuk menghafal Al-Qur’an dan menjadikan anak-anak mereka sebagai penghafal Al-Qur’an. Bukti
bahwa Allah telah memudahkan hamba-Nya dalam menghafal dan mempelajari Al-Qur’an terdapat
dalam Q.S Al-Qamar ayat 17, 22, 32 dan 40 yang berbunyi:
‫َولَقَدْ َيس َّْرنَا ْالقُ ْر ٰانَ ل ِِلذ ْك ِر فَ َهلْ مِ ْن ُّمدَّكِر‬
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang
yang mengambil pelajaran?”
Dalam Tafsir Jalalain dijelaskann bahwa (Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran
untuk pelajaran) Kami telah memudahkannya untuk dihafal dan Kami telah mempersiapkannya untuk
mudah diingat, ‫( فَ َهل مِ ن ُّمدَّكِر‬maka adakah orang yang mengambil pelajaran?) yang mau mengambilnya
sebagai pelajaran dan menghafalnya. Istifham di sini mengandung makna perintah yakni, hafalkanlah
Alquran itu oleh kalian dan ambillah sebagai nasihat buat diri kalian. Sebab tidak ada orang yang
lebih hafal tentang Alquran selain daripada orang yang mengambilnya sebagai nasihat buat dirinya
(Imam Jalaluddin As-Suyuti and Imam Jalaluddin Al-Mahalli, 2016).
Ayat diatas diulangi sebanyak empat kali dengan kalimat yang sama persis. Maksud dari ayat
tersebut adalah Allah akan memberikan kemudahan bagi umatnya untuk membaca, menghafal, dan
memahami kandungan Al-Qur’an di dalamnya. Yang berkeinginan menghafal dan yang berusaha
untuk menghafalnya. Namun, kemudahan tersebut tidak ada efeknya kalau kita sendiri enggan
mempelajarinya, maka disinilah kita harus senantiasa belajar memahami Al-Qur’an (Rifatul Ifadah,
Eka Naelia Rahmah, and Fatma Siti Nur Fatimah, 2021).
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai salah satu mukjizat dari Allah SWT, bernilai ibadah dan mendapatkan pahala bagi yang
membaca dan menghayati maknanya, serta mendapatkan manfaat bagi kehidupannya di dunia dan
akhirat. Al-Qur’an hadir sebagai mukjizat untuk menantang kesombongan dan keangkuhan orang-
orang kafir yang tidak mempercayainya. Al-Qur’an merupakan sumber inspirasi dan menjadi
pedoman bagi seluruh umat Islam di dunia (Nurul Huda and Vita Fitriatul Ulya, 2022).
Al-Qur’an telah dijamin kemurnian dan dijaga secara langsung oleh Allah Swt. Allah telah
memudahkan Al-Qur’an untuk bisa dihafal, dihayati, difahami oleh umat-Nya. Al-Qur’an merupakan
kitab suci yang mempunyai banyak keistimewaan. Tidak ada kitab-kitab lain yang bisa menandingi
kehebatan dari Al-Qur’an sendiri.
6760 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, hal. 6758-6767

Dalam menghafal Al-Qur’an tidak semudah membalikkan telapak tangan saja, tetapi harus
memiliki kemauan dan tekad yang kuat karena jika tidak diulang-ulang maka hafalan yang sudah
dihafalkan akan mudah terlupakan. Seseorang yang menghafal Al-Qur’an tidak hanya membaca dan
menghafalkannya di luar kepala, tetapi harus berusaha menghayati serta mengamalkan bacaan yang
telah dibaca dan juga dihafalkan.
Dengan banyaknya hafizh dan hafizah di Indonesia pada saat ini, banyak pula dari masyarakat
yang berpandangan bahwa menghafal Al-Qur’an itu sulit. Ada tiga sebab yang menjadikan orang
berpandangan bahwa menghafal itu sulit. Pertama, kendala yang menghalangi proses menghafal.
Kedua, belum mencoba menghafal. Ketiga, kurangnya keyakinan terhadap jaminan Allah Swt. Bukan
Al-Qur’an yang sulit untuk dihafalkan. Namun, kitalah yang mempersulit diri sehingga tidak dapat
merasakan “kemudahan” tersebut (Cece Abdulwaly, 2017).
Saat ini banyak lembaga pendidikan yang ada di Indonesia telah banyak menggalakkan
program Tahfidz Al-Qur’an. Tahfidz Al-Qur’an adalah suatu proses menjaga, memelihara dan
melestarikan kemurnian Al-Qur’an sebagai mukjizat yang diberikan kepada Rasulullah, dengan tujuan
agar terhindar dari timbulnya pemalsuan, perubahan ayat dan maknanya, serta terhindar dari
hilangnya hafalan karena lupa baik seluruh maupun sebagiannya.
Tahfidz Al-Qur’an yang diajarkan di setiap lembaga pendidikan memiliki cara atau metode
yang pastinya berbeda. Seorang guru harus memilih dan menerapkan metode secara tepat agar dapat
mencapai suatu keberhasilan dalam pembelajaran Tahfidz Al-Quran. Sebuah pembelajaran akan
tercapai tujuannya adalah karena dipengaruhi metode pembelajaran yang akan digunakan oleh
pendidik. Metode digunakan untuk memudahkan pendidik serta peserta didik untuk mencapai hasil
belajar yang memuaskan. Jika menggunakan metode pembelajaran tahfidz Al-Qur’an yang tidak tepat
maka proses pembelajaran tidak akan dilaksanakan dengan baik dan tujuan pembelajaran yang sudah
diatur tidak akan tercapai sebagaimana yang telah diterapkan.
Dalam proses pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an pendidik harus menggunakan metode yang
tepat, karena akan berpengaruh pada keberhasilan peserta didik untuk menghafal Al-Qur’an dengan
cepat. Tahfidz Al-Qur’an memiliki banyak metode dalam pelaksanaannya, diantaranya yaitu metode
tahfidz, metode wahdah, metode kitabah, metode jama’, metode gabungan, metode talaqqi, metode
tasmi’ dll.
Berdasarkan observasi awal penulis pada 28 Maret 2022. Salah satu lembaga pendidikan di
Kota Bukittinggi yang melaksanakan program Tahfidz Al-Qur’an yaitu SMP Islam Al-Ishlah
Bukittinggi. SMP Islam Al-Ishlah Bukittinggi yang sudah berdiri dari tahun 2005 ini telah banyak
menghasilkan lulusan yang hafal Al-Qura’n. Demi mewujudkan lulusan yang hafal Al-Qur’an SMP
Islam Al-Ishlah Bukittinggi mempunyai metode pembelajaran tahfidz yang baik. Metode yang
digunakan dalam pembelajaran tahfidz di SMP Islam Al-Ishlah Bukittinggi adalah Metode tasmi’.
Metode tasmi’ adalah mendengarkan hafalan kepada orang lain baik kepada perseorangan
maupun berjamaah. Tujuannya agar calon hafizh bisa diketahui dimana letak kekurangnnya dalam
Implementasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dengan Menggunakan Metode Tasmi’ di SMP Islam Al-Ishlah
Bukittinggi, Aulia Rizki Fadhila, Arman Husni, Wedra Aprison, Iswantir M 6761

menghafal ayat-ayat Al-Qur’an, baik dari segi pengucapan huruf maupun dari aspek tajwidnya.
Sehingga dengan metode tasmi’, calon hafizh bisa memperbaiki kekurangannya di masa yang akan
datang. Ia bisa lebih konsentrasi dalam membaca dan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an (Raisya
Maulana Ibn Rusyd, 2019).
Dengan melaksanakan munaqasah setiap akhir semester yang tujuannya adalah untuk melihat
seberapa mampu siswa dalam menghafal Al-Qur’an. SMP Islam Al-Ishlah Kota Bukittinggi
memberikan keleluasaan dalam pembelajaran tahfidz. Waktu yang diberikan untuk menghafal Al-
Qur’an dilakukan selama satu minggu yaitu dari jam 07.10 – 07.40, sebelum pembelajaran dimulai.
Peserta didik setiap hari dilatih terus menerus dan menyetorkan hafalannya kepada wali kelas. Untuk
waktu pembelajaran tahfidz dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dalam seminggu.
Setiap pagi peserta didik harus menyetorkan hafalannya kepada wali kelas minimal
menyetorkan sebanyak 2 makra’. SMP Islam Al-Ishlah memiliki target pembelajaran tahfidz yang
diharapkan yaitu peserta didik dapat menghafal Al-Qur’an sebanyak 3 juz yaitu juz 1, juz 2 dan juz 30
serta bacaan Al-Qur’an peserta didik bagus dansesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
Setelah penulis melakukan wawancara dengan salah satu guru Tahfidz di SMP Islam Al-
Ishlah, pada tanggal 28 Maret 2022 yaitu dengan Ustadzah Nurlaily Rahmi, S.E beliau menyampaikan
bahwa pada awalnya metode yang dicobakan pendidik untuk pembelajaran tahfidz adalah metode
talaqqi.
Ketika metode ini digunakan guru tahfidz di SMP Islam Al-Ishlah melihat bahwa metode ini
kurang cocok digunakan untuk siswa tingkat SMP, dikarenakan guru harus mengajarkan siswa dengan
membacakan ayat yang akan dihafalkan sampai siswa itu hafal. Ini tidak efektif untuk dilaksanakan
kepada siswa tingkat SMP. Karena biasanya metode talaqqi ini banyak digunakan untuk bangku
Sekolah Dasar (SD).
Tiap-tiap siswa memiliki jumlah hafalan yang berbeda-beda jika metode talaqqi yang
digunakan maka siswa yang sudah memiliki hafalan yang banyak akan jenuh dengan metode talaqqi.
Jadi metode yang tepat digunakan adalah metode tasmi’ dengan metode ini siswa lebih di tuntut
untuk memperbanyak hafalan dengan mandiri, dan barulah ketika di sekolah siswa menyetorkan
tambahan hafalan dan perbaikan bacaan ataupun tajwidnya.
Penulis juga melakukan wawancara dengan Ustadzah Sakinah S.Pd beliau berkata setiap
siswa yang akan lulus mempunyai jumlah hafalan juz yang berbeda-beda nantinya, dan itu akan
terlihat ketika pelaksanaan munaqasah di kelas IX. Perbedaan jumlah hafalan itu dikarenakan dari
kelas VII dalam pembelajaran tahfidz dengan metode tasmi’ ini, terdapat beberapa siswa yang kurang
lancar dalam membaca Al-Qur’an. Jadi kurang lancar dalam membaca Al-Qur’an merupakan faktor
yang dapat membuat hafalan siswa lambat atau tidak sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Berdasarkan permasalahan diatas menjadikan peneliti tertarik meneliti lebih dalam lagi
dengan judul “Implementasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Dengan Menggunakan Metode Tasmi’
di SMP Islam Al-Ishlah Kota Bukittinggi.
6762 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, hal. 6758-6767

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Penonjolan proses
penelitian dan pemanfaatan landasan teori dilakukan agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di
lapangan. Desain penelitian kualitatif bersifat umum dan berubah-ubah atau berkembang sesuai
dengan situasi dilapangan (Rukin, 2019). Dalam hal ini yang berperan sebagai informan kunci adalah
Guru Tahfidz Al-Qur’an SMP Islam Al-Ishlah Bukittinggi. Dalam hal ini yang berperan sebagai
informan pendukung adalah siswa-siswi SMP Islam Al-Ishlah Bukittinggi, Kepala Sekolah SMP
Islam Al-Ishlah Bukittinggi. Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, peneliti
akan menggunakan teknik pengumpulan berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam
analisis data kualitatif ini, data yang baru di dapat terdiri dari catatan lapangan yang diperoleh melalui
observasi dan wawancara akan penulis analisis agar dapat diketahui maknanya dengan cara menyusun
data, menghubungkan data, mereduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi selama
dan sesuadah pengumpulan data.

HASIL DAN DISKUSI


Perencanaan
Perencanaan dalam arti yang sederhana dapat dijelaskan sebagai suatu proses mempersiapkan
hal-hal yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu (Ana Widyaastuti, 2021). Perencanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur’an di
SMP Islam Al-Ishlah adalah pembelajaran tahfidz Al-Qur’an yang sudah dari awal berdirinya SMP
Al-Ishlah yang sudah direncanakan oleh pihak yayasan untuk menjadi program unggulan yang masuk
pelajaran wajib sekolah, dan sekaligus sebagai salah satu syarat untuk kelulusan siswa SMP Islam Al-
Ishlah. Perencanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur’an di SMP Islam Al-Ishlah ini terdiri dari 4
langkah, yaitu tujuan, materi, metode, dan penilainnya.
Terdapat beberapa unsur dalam perencanaan pembelajaran, yaitu tujuan, bahan pembelajaran,
metode, serta penilaian. Adapun perencanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur’an di SMP Islam Al-Ishlah
sebagai berikut:
Perumusan Tujuan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dengan Menggunakan Metode Tasmi’
Bahwasanya tujuan pembelajaran tahfidz Al-Qur’an di SMP Islam Al-Ishlah yaitu
menjadikan siswa cinta dan senang untuk menghafal Al-Qur’an, dan agar setiap lulusan mempunyai
hafalan yang baik dan benar serta yang melebihi target, agar siswa dapat melanjutkan pendidikannya
kelak ke tingkat yang lebih tinggi dengan jalur tahfidz Al-Qur’an. Hal ini sesuai dengan penjelasan
dari Wardatur Rochmah bahwasanya sekarang ini banyak anak-anak yang ingin menghafal Al-Qur’an
salah satunya untuk sebagai syarat beasiswa, saat ini terdapat banyak beasiswa pendidikan yang
Implementasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dengan Menggunakan Metode Tasmi’ di SMP Islam Al-Ishlah
Bukittinggi, Aulia Rizki Fadhila, Arman Husni, Wedra Aprison, Iswantir M 6763

ditawarkan bagi siswa yang hafal Al-Qur’an sesuai dengan ketentuan beasiswa (Azimatun Ni’mah,
2021).
Penentuan Bahan/Materi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dengan Menggunakan Metode
Tasmi’
Materi utama tahfidz Al-Qur’an di SMP Islam Al-Ishlah ini yaitu menghafal setiap juz secara
bertahap dengan cara tasmi’ 4 kali pertemuan untuk 1 juz, 5 pojok untuk satu pertemuan. Materi yang
di ajarkan adalah tahsin Al-Qur’an dan juga hafalan. Untuk hafalan siswa menghafal dari kelas 7 (juz
30 dan juz 1), kelas 8 (juz 1 dan juz 2) dan kelas 9 (juz 30, juz, 1 dan juz 2, dst). Kelas 9 boleh
menghafal Al-Qur’an lebih dari target yang ditentukan. Hal ini sebagaimana menurut Ahsin W. Al-
Hafidz menghafal Al-Qur’an memerlukan adanya bimbingan yang terus-menerus dari seorang guru,
baik untuk menambah setoran hafalan baru atau untuk mengulang hafalan yang sudah sietorkan
terdahulu. Menghafal dengan sistem setoran kepada guru akan lebih baik disbanding dengan
menghafal sendiri dan akan memberikan hasil yang berbeda pula (Ahsin W. Al Hafizh, 2005).
Penentuan Metode/Teknik Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dengan Menggunakan Metode
Tasmi’
Metode pembelajaran tahfidz di SMP Islam Al-Ishlah telah direncanakan oleh guru-guru
tahfidz yaitu menggunakan metode tasmi’. Dengan tasmi’ siswa akan terbimbing dalam membaca
hafalan yang baik dan juga benar, dan bisa memaksimalkan hafalannya. hal ini sebagaimana menurut
Sa’dulloh, dalam menghafal Al-Qur’an orang-orang akan mempunyai metode atau cara yang berbeda-
beda. Namun, metode apapun yang dipakai tidak akan terlepas dari pembacaan yang berulang-ulang
sampai dapat mengucapkannya tanpa melihat mushaf sedikit pun.
Penentuan Penilaian Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dengan Menggunakan Metode Tasmi’
Penilaian tahfidz Al-Qur’an di SMP Islam Al-Ishlah ini dilakukan oleh guru-guru tahfidz
dengan penilaian tes tulis dan juga tes lisan. Untuk tes lisan sekolah akan mendatangkan penguji dari
luar, yaitu dari Kemenag, dilakukan ketika semester kenaikan kelas dan juga untuk kelulusan kelas 9.
Dengan melihat apakah hafalan siswa sudah lancar, tepat dan benar bacaannya. Hal ini sebagaimana
menurut Azimatun Ni’mah, dalam memeberikan penilaian ada kriteria nilai hafalan yang menjadi
acuan setiap guru tahfidz antara lain: banyaknya hafalan, kelancaran bacaan, penerapan tajwid,
fashohah, makharijul huruf dan kedisiplinan.
Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudag disusun
secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah
siap.Pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa meurut langkah-langkah
tertentu agar pelaksanaan mencapai hasil yang diharapkan (R Gilang K, 2020). Pelaksanaan
pembelajaran tahfidz Al-Qur’an di SMP Islam Al-Ishlah adalah pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-
Qur’an yang telah direncanakan dan dipertimbangkan untuk mewujudkan tujuan yang sudah dibuat
agar tercapai dengan baik. Adapun pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur’an sebagai berikut:
6764 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, hal. 6758-6767

Pelaksanaan Tujuan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dengan Menggunakan Metode Tasmi’


Tujuan dilaksanakannya pembelajaran tahfidz Al-Qur’an di SMP Islam Al-Ishlah ini yaitu
agar siswa dapat menjaga hafalan mereka dan dapat mencapai target dengan lancar serta bacaan yang
baik dan benar. Hal ini sebagaimana menurut Ajuslan Kerubun yang paling penting bukanlah
menghafal, karena banyak orang dapat menghafal Qur’an dalam waktu yang singkat, akan tetapi yang
paling penting adalah bagaimana kita menjaga hafalan tersebut agar tetap terus ada dalam dada kita
(Ajuslan Kerubun, 2016).
Pelaksanaan Bahan/Materi Pembelajaran Rahidz Al-Qur’an dengan Menggunakan Metode
Tasmi’
Materi pembelajaran tahfidz Al-Qur’an di SMP Islam Al-Ishlah ini yaitu menghafal Al-
Qur’an sesuai dengan target yang sudah ditentukan oleh sekolah. Materi tentang tahsin Al-Qur’an
juga diajarkan kepada siswa, agar siswa dapat menghafal dengan bacaan yang baik dan benar sesuai
ilmu tajwid. Hal ini sebagaimana menurut Rahmat Morado Sugiarto sebaiknya selain menghafal Al-
Qur’an, harus belajar ilmu tajwid, ilmu nahu, sharaf, dan kaidah I’rab. Sebab, hal tersebut merupakan
kunci untuk memahami Al-Qur’an agar terhindar dari kekeliruan (Rahmat Morado Sugiarto, 2022).
Pelaksanaan Metode/Teknik Pembelajaran Tahfidz dengan Menggunakan Metode Tasmi’
Metode yang digunakan dalam pembelajaran tahfidz di SMP Islam Al-Ishlah adalah metode
tasmi’, yang dilakukan oleh guru dimana siswa disuruh satu persatu untuk mentasmi’kan hafalannya
ke depan. Hal ini sebagaimana menurut Raisya Maula Ibnu Rusyd bahwasanya metode tasmi’ adalah
memperdengarkan hafalan kepada orang lain, baik secara perseorangan maupun berjama’ah.
Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dengan Menggunakan Metode Tasmi’
Penilaian pembelajaran tahfidz Al-Qur’an dengan menggunakan metode tasmi’ di SMP Islam
Al-Ishlah yaitu melihat kelancaran, benar bacaan serta fasohahnya dengan mengurangi setiap
kesalahan sebanyak 1/2. Hal ini sebagaiman menurut Azimatun Ni’mah bahwa kriteria hafalan Al-
Qur’an dinilai dari, banyaknya hafalan, kelancaran bacaan, penerapan tajwid, ketepatan maharijul
huru dan fasahahnya.
Evaluasi
Evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses dalam merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat berbagai alternatif keputusan.
Sedangkan evaluasi pembelajaran adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan
penafsiran informasi, dalam menilai (assessment) keputusan yang dibuat untuk merancang suatu
sistem pembelajaran (Rina Febriana, 2019).
Evaluasi pembelajaran tahfidz Al-Qur’an dengan menggunakan metode tasmi’ terdiri dari 4 langkah,
yaitu sebagai berikut:
Implementasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dengan Menggunakan Metode Tasmi’ di SMP Islam Al-Ishlah
Bukittinggi, Aulia Rizki Fadhila, Arman Husni, Wedra Aprison, Iswantir M 6765

Evaluasi Tujuan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Al-Qur’an dengan Menggunakan Metode


Tasmi’

Tujuan dari mengevaluasi pembelajaran tahfidz Al-Qur’an yaitu untuk mengetahui bahwa
apakah tujuan yang sudah disepakati dari awal akan berubah nantinya atau tidak. Dengan melihat
kemampuan siswa yang cepat dalam menghafal, guru di SMP Islam Al-Ishlah memilih untuk
merobah dari yang awalnya sekolah hanya fokus untuk 3 juz saja, beberapa tahun terakhir ini sekolah
membebaskan siswa untuk menambah hafalan lebih dari 3 juz. Hal ini sebagaimana menurut Adanya
target dapat menunjang tercapainya sebuah tujuan dan menjdai acuan dalam pencapaian suatu tujuan.
Target yang dibuat tidak boleh asal-asalan, target harus dibuat dengan penuh kesungguhan dan
dilaksanakan dengan komitmen tinggi serta penuh tanggung jawab (Muhammad Anas Ma’rif, dan
Salamatu Rochmah, 2018).
Evaluasi Bahan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dengan Menggunakan Metode Tasmi’
Evaluasi bahan/materi pembelajaran tahfidz Al-Qur’an di SMP Islam Al-Ishlah awalnya
terfokus untuk hafalan saja, tetapi hal itu rasanya kurang efektif karena hafalan yang lancar tanpa
bacaan yang tepat itu rasanya sia-sia. Dalam evaluasi bahan/materi guru tahfidz di SMP Islam Al-
Ishlah sepakat untuk menambahkan tahsin Al-Qur’an dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur’an.
Pembelajaran ini difokuskan kepada kelas 7 agar bacaannya lebih benar kedepannya. Hal ini
sebagaimana menurut tahsin menurut bahasa berarti memperbaiki, membaguskan, menghiasi,
mempercantik dan membuat lebih baik dari semula. Ini berarti bahwa ada tuntutan agar dalam
membaca Al-Qur’an harus benar dan tepat sesuai dengan contohnya demi terjaganya keaslian praktik
tilawah sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW (Yusuf Hanafi, 2019).
Evaluasi Metode Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dengan Menggunakan Metode Tasmi’
Metode tasmi’ pembelajaran tahfidz Al-Qur’an yaitu dilakukan dengan 2 cara tulisan dan
lisan, dimana ada evaluasi harian, tengah semester, semester. Ujian lisan siswa di uji tasmi’nya oleh
guru, dan ketika sudah semester genap siswa akan di uji hafalan per juz nya dengan penguji yang
didatangkan dari Kemenag. Dan dengan evaluasi itu akan dilihat kendala siswa dalam menggunakan
metode tasmi’, maka evaluasi yang dilakukan dilihat per siswa. Hal ini sebagaimana menurut
Rachmat Morado, untuk memperbaiki kendala dalam metode tasmi’ ini, sebaiknya dalam metode
tasmi’ penghafal memperbanyak melakukan tasmi’ kepada guru atau orang yang sudah kukuh
hafalnnya agar dapat membantu mereka untuk mengetahui kesalahan hafalan.
Evaluasi Penilaian Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dengan Menggunakan Metode Tasmi’
Penilaian dapat dibagi menjadi dua, yaitu penilaian formatif dan sumatif. Formatif dilakukan
dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana suatu proses pembelajaran berlangsung. Penilaian
formatif dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi ajar yang sudah
disampaikan pada setiap kali pelaksanaan proses pembelajaran. Sedangkan untuk penilaian sumatif
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah menguasai materi ajar dalam periode
waktu tertentu sehingga peserta didik dapat melanjutkan atau pindah ke unit pembelajaran berikutnya.
6766 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, hal. 6758-6767

Evaluasi penilaian pembelajaran tahfidz Al-Qur’an dengan menggunakan metode tasmi’ di SMP
Islam Al-Ishlah adalah menilai apakah metode tasmi’ yang digunakan dalam pembelajaran sudah baik
atau belum. Dengan metode tasmi’ ini, dapat membuat target siswa tercapai, kemudian bacaannya
juga banyak yang benar. Dengan metode tasmi’ lulusan dari SMP Islam Al-Ishlah sudah banyak yang
menjadi hafizh/hafizhah, karena itu guru-guru tahfidz yakin dengan penggunaan metode tasmi’ ini.
Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Tahfidz dengan Menggunakan Metode Tasmi’
di SMP Islam Al-Ishlah

Faktor Pendukung
Untuk faktor pendukung dalam pembelajaran tahfidz di SMP Islam Al-Ishlah adalah
penguasaan tajwid, kecerdasan siswa serta minat atau kemauan dari siswa itu sendiri. Hal ini sesuai
dengan teori Eko Aristanto bahwa minat yang tinggi sebagai usaha menghafal Al-Qur’an adalah
modal awal seseorang mempersiapkan diri secara matang.
Faktor Penghambat
Untuk faktor penghambat pembelajaran tahfidz Al-Qur’an dengan menggunakan metode
tasmi’ di SMP Islam Al-Ishlah adalah kekurangan waktu, siswa malas dan kurang minat untuk
memuraja’ah dan hafalan. Hal ini sesuai dengan teori Eko Aristanto bahwa kurangnya minat para
siswa dalam mengikuti pendidikan tahfidz merupakan faktor yang sangat menghambat
keberhasilannya dalam menghafal Al-Qur’an dimana mereka cenderung malas untuk melakukan
tahfidz ataupun muraja’ah.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis peroleh di lapangan tentang Implementasi
Pembelajaran Tahfidz dengan Menggunakan Metode Tasmi’ di SMP Islam Al-Ishlah Bukittinggi,
maka diperoleh kesimpulan Implementasi Pembelajaran Tahfidz dengan Metode Tasmi’ di SMP
Islam Al-Ishlah Bukittinggi terdapat yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan juga evaluasi. Perencanaan
pembelajaran tahfidz Al-Qur’an dengan menggunakan metode tasmi’ di SMP Islam Al-Ishlah
Bukittinggi yaitu terdiri dari 4 langkah tujuan, materi, metode dan penilaian. Pembelajaran tahfidz Al-
Qur’an bertujuan agar siswa dapat mencapai target hafalan untuk lulus yang sudah ditetapkan sekolah.
Materi dari pembelajaran yaitu tahsin Al-Qur’an dan juga tahfidz hafalan juz 30, juz 1, dan juz 2 dst.
Metode yang digunakan adalah metode tasmi’. Penilaian dilakukan dalam 2 cara, tes lisan dan juga tes
tulisan.
Pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur’an dengan menggunakan metode tasmi’ di SMP
Islam Al-Ishlah Bukittinggi yaitu 4 langkah tujuan, bahan/materi, metode/teknik dan penilaian.
Tujuan pelaksanaan tasmi’ mencapai target hafalan dengan bacaan yang baik dan benar, kemudian
memperlancar hafalan dan juga menjaga hafalannya. Untuk materi yang dilakukan adalah
mentasmi’kan juz 30, juz 1, dan juz 2 dengan proses 5 pojok untuk sekali pertemuan. Penilaian yaitu
melihat kelancaran hafalan, ketepatan bacaan, dan fasohah. c) Evaluasi pembelajaran tahfidz Al-
Implementasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dengan Menggunakan Metode Tasmi’ di SMP Islam Al-Ishlah
Bukittinggi, Aulia Rizki Fadhila, Arman Husni, Wedra Aprison, Iswantir M 6767

Qur’an dengan menggunakan metode tasmi’ di SMP Islam Al-Ishlah Bukittinggi yaitu 4 langkah
tujuan, bahan/materi, metode/teknik dan penilaian. Mengevaluasi bertujuan untuk mengetahui
kelancaran hafalan siswa. Evaluasi materi untuk mengevaluasi hafalan yang ditasmi’kan. Kemudian
untuk mengevaluasi metode dilakukan tes lisan dan tulisan setiap ujian harian, ujian tengah semester,
dan ujian semester. Untuk mengevaluasi penilaian pembelajaran tahfidz Al-Qur’an yaitu menilai
pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan harapan atau belum.
Faktor pendukung dari pembelajaran tahfidz adalah berasal dari siswa sendiri, yaitu jika siswa
dapat menguasai tajwid dengan benar, minat dan motivasi yang tinggi aakn mempermudah mereka
untuk menghafal Al-Qur’an dengan baik. Faktor penghambat berasal dari kurang minat siswa dalam
menghafal serta memuraja’ah hafalannya.

REFERENSI
Abdulwaly Cece. 2020. Pedoman Murajaah Al-Qur’an - Google Books. Farha Pustaka
As-Suyuti, Imam Jalaluddin, and Imam Jalaluddin Al-Mahalli. 2016. Tafsir Jalalain - Jilid 1’, Sinar
Baru Algensindo
Depdikbud. 2021. Kamus Besar Bahasa Indonesia’. Balai Pustaka
Febriana, Rina. 2019. Evaluasi Pembelajaran - Google Books’.Bumi Aksara.
Gilang K, R. 2020. Pelaksanaan Pembelajaran Daring Di Era Covid-19 - Google Books. Jawa Tengah:
Penerbit Luthfi Gilang
Hanafi, Yusuf. Literasi Al-Qur’an: Model Pembelajaran Tahsin-Tilawah Berbasis Talqin-Taqlid
Huda, Nurul, and Vita Fitriatul Ulya, ‘Metode Tasmi’ Dalam Membelajarkan Tahfidz Al-Qur’an Bagi
Anak Usia Dini’, 6 (2022), 56–68
Ifadah, Rifatul, Eka Naelia Rahmah, and Fatma Siti Nur Fatimah. 2021. Penerapan Metode Tasmi’
Dalam Meningkatkan Kualitas Hafalan Siswa MI’, IQ (Ilmu Al-Qur’an): Jurnal Pendidikan
Islam, <https://doi.org/10.37542/iq.v4i01.194>
Kerubun, Ajuslan. Menghafal Al-Qur’an Dengan Menyenangkan
Morado Sugiarto, Rahmat. 2016. Menjadi Hafizh Mandiri - Google Books. Maghza Pustaka.
Ni’mah, Azimatun. 2021. ‘TAHFIDZ AL-QURAN GUIDANCE - Google Books’, Cv Global Aksara
Press
W. Al Hafizh, Ahsin, ‘Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an / Disusun Oleh Ahsin W. Alhafidz |
OPAC Perpustakaan Nasional RI.’, Bumi Aksara, 2005
Widyaastuti, Ana, ‘Perencanaan Pembelajaran - Google Books’, Yayasan Kita Menulis, 2021

You might also like