LP KMB Fibroadenoma Mamae

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

LAPORAN PENDAHULUAN

FIBROADENOMA MAMMAE

OLEH

RIA GITA UTAMI


NPM : 21149011121

DOSEN PEMBIMBING
Ns. MARETHA AKHIRIANSYAH, S.Kep., M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA

TAHUN AJARAN 2021/2022


FIBROADENOMA MAMMAE

A. Pengertian
Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan pertumbuhanyang meliputi
kelenjar dan stroma jaringan ikat (Brunner & Suddath,2001)
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang bersimpai jelas,
berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang dapatdigerakkan. Fibroadenoma mammae
umumnya dikenal dengan tumor mammae."etika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh
dan berkembangdengan tidak terkendali, inilah yang disebut kanker payudara. Sel#sel
tersebutdapat menyerang jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh. "umpulan besar
dari jaringan yang tidak terkontrol ini disebut tumor atau benjolan. Akan tetapi, tidak
semua tumor merupakan kanker karena sifatnya yang tidak menyebar atau mengancam
nyawa. Tumor ini disebut tumor jinak. tumor yang dapat menyebar ke seluruh tubuh atau
menyerang jaringan sekitar disebut kanker atau tumor ganas. teorinya, setiap jenis
jaringan pada payudara dapat membentuk kanker, biasanya timbul pada saluran atau
kelenjar susu (www.pitapink.com, situs resmi yayasan kanker Payudara Jakarta).

B. Penyebab
Menurut Iskandar (2010) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor mammae belum
diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi, yaitu :
a. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor mammae dibandingkan dengan pria. Prevalensi
tumor mammae pada pria hanya 1% dari seluruh tumor mammae.
b. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor mammae beresiko tiga kali
lebih besar untuk menderita tumor mammae.
c. Faktor genetic
Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat
meningkatkan resiko tumor mammae sampai 85%. Selain itu, gen p53, BARD1, BRCA3,
dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker mammae.
d. Faktor usia
Resiko tumor mammae meningkat seiring dengan pertambahan usia.
e. Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak diselingi oleh
perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan resiko terjadinya tumor
mammae.
f. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dibandingkan dengan hamil
pada usia kurang dari 20 tahun.
g. Terpapar radiasi
h. Intake alkohol
i. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor mammae. Penggunaan pada
usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan pada
usia lebih tua.

C. Fatofisiologi
Sampai saat ini penyebab dari tumor jinak payudara belum
diketahui(idiopatik). Namun, ada faktor predisposisi yang mendukung terjadinya
tumor pada payudara adalah siklus menstruasi yang tidak teratur. Hal itu disebabkan
karena pada fase luteal dalam siklus menstruasi terjadi peningkatan kadar hormon
estrogen dan penurunan kadar hormon progesteron.
Sedangkan secara fisiologisnya pada saat menstruasi hormon estrogen dan
progesteron meningkat dan dua hari sebelum menstruasi berakhir hormon estrogen
dan progesteron menurun. Secara normalnya, fungsi estrogen untuk perkembangan
jaringan stroma pada payudara, pertumbuhan sistem duktusyang luas, dan untuk
deposit lemak pada payudara. Sedangkan progesteron berfungsi untuk peningkatan
perkembangan dari lobulus dan alveoli payudara,menyebabkan sel-sel alveolar
berproliferasi, membesar dan bersifat sekretorik.
Pembesaran jaringan payudara terjadi akibat meningkatnya kadar estrogen dan
defisiensi kadar hormon progesteron dari ketidak teraturan siklus menstruasi.
Sehingga terjadi peningkatan deposit lemak dan perkembangan jaringan payudara.
Dan juga penurunan pembentukan lobulus dan alveoli.Apabila kejadian ini
berlangsung secara terus-menerus dapat mengakibatkan tumor payudara (Guyten &
Hall, 1997).
Tumor dapat terjadi karena mutasi dalam DNA sel. Penimbunan mutasi
merupakan pemicu munculnya tumor. penimbunan mutasi di jaringan fibrosa dan
jaringan epitel dapat menyebabkan proliferasi sel yang abnormalsehingga akan
tampak tumor yang membentuk lobus-lobus hal inidikarenakan terjadi gangguan pada
nukleus sel yang menyebabkan sel.
kehilangan fungsi deferensiasi yang disebut anaplasia. Dengan rangsangan estrogen
fibroadenoma mamae ukurannya akan lebih meningkat.

D. Manifestasi Klinis
a. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada
penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
b. Nyeri terkadang dirasakan
c. Ada bagian yang menonjol ke permukaan
d. Ada penekanan pada jaringan sekitar
e. Ada batas yang tegas
f. Bila diameter mencapai 10-15 cm muncul Fibroadenoma raksasa ( giant
Fibroadenoma)
g. Memiliki kapsul dan soliter
h. Benjolan dapat digerakkan
i. ertumbuhannya lambat
j. Mudah diangkat dengan lokal surgery
k. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian

5. Pemeriksaan Penunjang

a. SADARI(Pemeriksaan Payudara Sendiri


b. Pemeriksaan laboratorium : darah rutin, gula daeah, enzim (alkalifosfotose, LDH, sitologi
pada cairan putting susu.
E. Gangguan-Gangguan pada FungsiPernafasan
1. Perubahan Pola nafas
a. Takipnea
Frekuensi pernafasan yang cepat. Biasanya ini terlihat pada kondisi demam,
asidosis metabolic, nyeri dan pada kasus hiperkapnia atau hipoksemia.
b. Bradipnea
Frekuensi pernapasan yang lambat dan abnormal. Biasanya terlihat pada orang
yang baru menggunakan obat-obatan seperti morfin dan pada kasus alkalosis
metabolic, dan lain-lain.
c. Apnea
Biasanya juga disebut dengan henti napas.
d. Hiperventilasi
Peningkatan jumlah udara yang memasuki paru-paru. Kondisi ini terjad saat
kecepatan ventilasi melebihi kebutuhan metabolic untuk pembuangan
karbondioksida.
e. Hipoventilasi
Penurunan jumlah udara yang memasuki paru-paru. Kondisi ini terjadi saat
ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolic untuk
penyaluran oksigen dan pembuangan karbondioksida.
f. PernapasanKusmal
Salah satujenishiperventilasi yang menyertaiasidosis metabolic.
g. Orthopnea
Ketidakmampuan untuk bernapas, kecuali dalam posisi tegak atau berdiri.
h. Dispnea
Kesulitan atau ketidaknyamanan saat bernapas.

F. Patofisiologi/pathway
Pathway
Pernapasan

Oksigenasi
Ventilasi Transportasi

Gangnguan Batuk Adanya sumbatan


pada jalan napas Difusi

ketidakefektifan
Obstruksi jalan napas
jalan napas

Ketidakefektifan
pola napas

G. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat Keperawatan
Meliputi pengkajian tentang masalah pernapasan dulu dan sekarang , gaya
hidup, adanya batuk, sputum, nyeri, dan adanya faktor resiko untuk gangguan status
oksigenasi.
a. Masalah pada pernapasan (dahulu dan sekarang)
b. Riwayatpenyakit
1) Nyeri
2) Paparanlingungan
3) Batuk
4) Bunyinafas
5) Faktorresikopenyakitparu
6) Frekuensiinfeksipernapasan
7) Masalahpenyakitparu masa lalu
8) Penggunaanobat
c. Adanyabatuk dan penanganan
d. Kebiasaanmerokok
e. Masalah pada fungsikardiovaskuler
f. Faltor resiko yang memperberat masalah oksigenasi
g. Riwayatpenggunaanmedikasi’
h. Stressor yang dialami
i. Status ataukondisikesehatan
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Mengamati tingkat kesadaran pasien, keadaan umum, postur tubuh,
kondisi kulit, dan membran mukosa, dada (kontur rongga interkosta, diameter
anteroposterior, struktur toraks, pergerakan dinding dada), pola napas
(frekuensi dan kedalaman pernapasann, durasi inspirasi dan ekspirasi)
b. Palpasi
Dilakukan dengaan menggunakan tumit tangan pemeriksa mendatar
diatas dada pasien. Saat palpasi perawat menilai adanya fremitus taktil pada
dada dan punggung pasien dengan memintanya menyebutkan “tujuh-tujuh”
secara ulang. Normalnya, fremitus taktil akan terasa pada individu yang sehat
dan meningkat pada kondisi konsolidasi.

c. Perkusi
Perkusi dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam
sertamengkaji adanya abnormalitas , cairan /udara dalam paru. Normalnya,
dada menghasilkan bunyi resonan / gaung perkusi.
d. Auskultasi
Dapat dilakukan langsung / dengan menggunakan stetoskop. bunyi
yang terdengar digambarkan berdasarkan nada, intensitas, durasi dan
kualitasnya. Untuk mendapatkan hasil terbaik , valid dan akurat, sebaiknya
auskultasi dilakukan lebih dari satu kali.
3. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk mengkaji status, fungsi dan
oksigenasi pernapasan pasien. Beberapa jenis pemeriksaan diagnostik antara
lain :
a. Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah
arteri, oksimetri, pemeriksaan darah lengkap.
b. Tes struktur sistem pernapasan : sinar- x dadabronkoskopi, scan paru.
c. Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernapasan : kultur
kerongkongan, sputum, uji kulit toraketensis.
H. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan utama untuk klien dengan masalah oksigenasi adalah :
1. Ketidakefektifan bersiihan jalan nafas yang berhubungan dengan gangguan batuk.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
I. Rencana Keperawatan

Diagnosa Keperawatan
No. Tujuan Keperawatan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
DX (NANDA)
( NOC ) (NIC )

1 Ketidakefektifan polanafas Setelah dilakukan Asuhan keperawatan Airway management


selama …. x 24 jam - Jaga kepatenan jalan napas: buka jalan
berhubungan dengan obstruksi
Respiratory : airway patency napas, suction, fisioterapi dada sesuai
jalan napas - Klien mampu mengidentifikasi dan indikasi
mencegah faktor yang dapat - Monitor pemberian oksigen, vital sign
menghambat jalan napas tiap .... jam
- Menunjukan jalan napas yang paten: - Monitor status respirasi: adanya suara
klien tidak merasa tercekik, tidak tambahan
terjadi aspirasi, frekuensi napas dalam - Ajarkan teknik batuk napas efektif
rentang normal - Kolaborasi dengan tim medis pemberian o2
- Tidak ada suara napas abnormal - Catat tipe dan jumlah sekret pencegahan
- Mampu mnegeluarkan sputum dari aspirasi
jalan napas - Tinggikan posisi kepala tempat tidur 30-45
derajat setelah makan untuk mencegah
aspirasi dan mengurangi dispnea
2 Ketidakefektifan bersiihan Setelah dilakukan Asuhan keperawatan Airway management
jalan nafas yang berhubungan selama …. x 24 jam - Pantau addanya pucat dan sianosis
dengan gangguan batuk Respiratory : ventilation - Pantau efek obat pada status respirasi
- Pasien akan menunjukan pernapasan - Pantau bunyi respirasi, pola respirasi, dan
optimal pada saat terpasang ventilator vital sign
makanis’mempunyai kecepatan dan Informasikan kepada klien dan keluarga
irama respirasi dalam batas normal tentang teknik relaksasi
- Mempunyai dalamfunsi paru dalam - Ajarkan cara batuk efektif
batas normal - Catat tipe dan jumlah sekret pencegahan
aspirasi
J. Evaluasi
1. Klien mengatakan dapat bernapas dengan normal
2. Tidak adanya hambatan pada pola napas
DAFTAR PUSTAKA

Wilkinson, Judith.M. 2006.Diagnosa Keperawatan NIC dan NOC, Edisi 7.Jakarta: EGC

Mubarak,Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin.2007.Buku Ajar Kebutuhan Dasar


Manusia.Jakarta:EGC.

Arief mansjoer. 2011. Kapita Selekta kedokteran. Edisi 3, jakarta FKUI.

Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah. Edisi 8, Vol. 3, jakarta,
EGC.

Doengoes. E. marlynn, dkk. 2010. Rencana Asuhan keperawatan, jakarta, EGC.

Elisabeth j.corwin, 2011 buku saku patofisiologi.jakarta EGC.

You might also like