Professional Documents
Culture Documents
Akidah Akhlak
Akidah Akhlak
DISUSUN OLEH:
MAGDALENA TINDAON
VII-3
MTSN 1 SIMALUNGUN
T/A 2023-2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat limpahan hidayahnyalah
sehingga saya dapat menyelesaikan kliping “riwayat Nabi Ibrahim a.s.” ini sebagaimana
untuk memenuhi tugas saya sebagai seorang siswa. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada guru yang telah membimbing penyusun agar dapat menyelesaikan kliping ini. Kami
menyadari kliping yang saya buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga kliping ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada teman-teman semua.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nabi ibrahim as merupakan seorang putera dari Aaazar (tarih) bin tahur bin saruj rau’
bin falij bin Aaabir bin syalih bin arfakhsyad bin saam bin nuh as. Ayahnya adalah pembuat
patung untuk sesembahan. Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama “Faddam Aram” dalam
kerajaan “Babylon” yang pada waktu itu diperintah oleh seorang raja bernama “Namrud bin
kan’aan”, Beliau adalah seorang rasul Allah yang diutus kepada satu kaum disebuah negeri
bernama irak yang dikuasai oleh raja Namrud.
Menurut buku kisah-kisah 25 nabi dan mukjizatnya, Kerajaan babylon pada masa itu
termasuk kerajaan yang makmur rakyat hidup senang, sejahtera dalam keadaan serba
kecukupan sandan maupun pangan serta sarana prasarana yang menjadi keperluan
pertumbuhan jasmani mereka. Akan tetapi tingkatan hidup rohani mereka berada ditingkat
jahiliyah. Mereka tidak mengenal Tuhan Pencipta mereka yang telah mengaruniakan mereka
dengan segela kenikmatan dan kebahagiaan duniawi. Persembahan mereka adalah patung-
patung yang mereka pahaht sendiri dari batu batu atau terbuat dari lumpur dan tanah.
Raja mereka namrud bin kan’an menjalankan tampuk pemerintahan dengan tangan besi
dan kekuasaan mutlah tanpa adanya undang-undang. Semua kehendaknya harus terlaksana
dan segala perintahnya merupakan undang-undangn yang tidak dapat dilanggar atau
ditawar.
Kekuasaan yang besar yang berada di tangannya itu dan kemewahan hidup berlebih-lebihan
yang ia nikmati lama kelamaan menjadikan ia tidak puas dengan kedudukannya sebagai raja.
Dia merupakan seorang raja yang kejam. Ia merasakan dirinya patut disembah oleh
rakyatnya
sebagai Tuhan. Ia berpikir jika rakyatnya mau dan rela menyembah patung-patung yang
terbuat dari batu yang tidak dapat memberikan manfaat dan mendatangkan kebahagiaan
bagi
mereka, mengapa bukan dia saja yang disembah sebagai Tuhan. Dia yang dapat berbicara,
dapat mendegarn dan dapat berpikir, dapat memimpin mereka, membawa kemakmuran
bagi
mereka dan melepaskan dari kesengsaraan dan kesusahan. Dia yang dapat mengubah orang
miskin menjadi kaya dan orang yang hinda di hina menjadi orang yang mulia. Di samping
itu, ia adalah raja yang berkuasa dan memiliki negara yang besar dan luas.
B. Tujuan
Kliping ini dibuat dengan tujuan :
1. Menyajikan riwayat-riwayat penting seputar perjalanan hidup Nabi Ibrahim as.
2. Menjelaskan arti penting penyampaian kebenaran yang ditujukan kepada sang Penguasa
yang menyimpang dari kebenaran.
3. Memberikan pemahaman kepada pembaca akan pentingnya (hidup sederhana).
4. Mengajarkan kepada kita perjuangan hidup dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.
C.Rumusan Masalah
Di dalam kliping ini, disajikan beberapa gambaran umum tentang kisah Nabi Ibrahim as,
antara lain:
Tentang kelahiran Nabi Ibrahim para sejarawan berbeda pendapat, di antaranya ada
yang mengatakan:
Dari ketiga pendapat tersebut yang mendekati kebenaran adalah pendapat yang ketiga,
yaitu:
Nabi Ibrahim dilahirkan di Kaldaniyah dari seorang ayah yang bernama Azar yang waktu itu
sudah berusia 75 tahun ketika Nabi Ibrahim lahir.
Nabi Ibrahim diutus oleh Allah Swt untuk menyampaikan risalah dan mengajak kaumnya
agar menyembah kepada Allah Swt dan meninggalkan sesembahan kepada patung dan
berhala. Namun, ayahnya sendiri termasuk orang musyrik yang menyembah berhala. Oleh
karena itu, Nabi Ibrahim memberi nasihat kepada ayahnya agar menyembah Allah Swt dan
tidak menyembah kepada benda yang tidak mampu berbuat apa-apa, tidak mampu
berbicara, tidak mampu mendengar, dan tidak mampu memberi petunjuk serta memberi
kemanfaatan kepada orang yang menyembah kepadanya.
Ajakan Nabi Ibrahim yang disampaikan kepada ayahnya dengan nasihat baik dan bertukar
pikiran dengan cara diskusi tidak mendapat sambutan yang baik dari ayahnya, malah Azar
memberi ancaman kepada Nabi Ibrahim dengan memukul dan membunuh.
Ceritakanlah (wahai Muhammad) kisah Nabi Ibrahim di dalam kitab (Alquran) ini.
Sesungguhnya ia termasuk adalah orang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. Ingat
ketika ia berkata kepada ayahnya: “Wahai Bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu
yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun, Wahai
Bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak
datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukan kepadamu jalan yang
lurus. Wahai Bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu menyembah syetan itu
durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai Bapakku, sesungguhnya aku khawatir
kamu ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi
syetan. “
Bapaknya berkata: “Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, Wahai Ibrahim? Jika kamu tidak
berhenti, maka niscaya kamu akan aku razam, dan tinggalkanlah aku dalam waktu yang
lama. “Nabi Ibrahim berkata: “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan
memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya dia sangat baik
kepadaku”. (Lihat surat Maryam ayat 41-47).
C. Percekcokan Nabi Ibrahim dengan Kaumnya
Pada suatu kesempatan yang baik, seluruh kaumnya menikmati liburan dengan pergi
ke luar kota untuk melaksanakan pesta. Ketika saat yang dinanti Nabi Ibrahim tepat, maka
Nabi Ibrahim menuju tempat yang digunakan oleh kaumnya untuk menyembah berhala. Di
tempat itu banyak patung-patung dan berhala, kemudian Nabi Ibrahim masuk ke tempat
tersebut dan menghancurkan semua patung-patung dengan kapak dan hanya meninggalkan
satu patung yang besar untuk menunjukan bukti atas mereka, lalu menggantungkan kapak
itu pada leher patung yang paling besar.
Setelah seluruh kaumnya kembali dari luar kota, mereka semua terkejut melihat
patung-patung yang mereka sembah hancur berantakan dan hanya tinggal satu patung yang
besar sambil membawa kapak.
Melihat kejadian tersebut, lalu orang-orang beramai untuk mencari Nabi Ibrahim untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Setelah mereka berhasil menangkap Nabi
Ibrahim, lalu mereka bertanya kepada Nabi Ibrahim: “Adakah Engkau yang menghancurkan
tuhan-tuhan kami?” Nabi Ibrahim sebagai orang yang arif dan bijaksana berkata kepada
kaumnya: “Mungkin patung yang paling besar yang membawa kapak itu yang
melakukannya, maka tanyalah kepada mereka apabila mereka dapat berbicara.”
Mendengar jawaban dari Nabi Ibrahim tersebut membuat kaumnya semakin marah dan
mereka ingin menyiksa Nabi Ibrahim dengan siksaan yang pedih.
D. Nabi Ibrahim Dilempar ke dalam Api
Setelah raja mereka memutuskan untuk membakar Nabi Ibrahim, maka seluruh kaumnya
berbondong-bondong untuk mengumpulkan kayu bakar dan berbondong-bondong ingin
melihat Nabi Ibrahim terpanggang di dalam api yang menjilat. Setelah upacara pembakaran
dimulai, lalu mereka beramai-ramai melemparkan Nabi Ibrahim ke dalam api, namun
dengan segera Allah Swt mengubah suhu api yang semula panas menjadi suhu udara yang
dingin seperti es. Sebagaimana firman Allah Swt:
“Mereka berkata, bakarlah dia dengan bantuan tuhan-tuhanmu, jika kamu benar-
benar hendak bertindak. Kami berfirman; “ Wahai api, (menjadilah dingin) menjadi
keselamatan bagi Nabi Ibrahim. Mereka hendak berbuat makar terhadap Nabi Ibrahim,
maka Kami jadikan mereka itu orang-orang yang merugi.” (Lihat surat Al Anbiya ayat 69-
70).
Ketika Ismail masih dalam asuhan ibunya, Nabi Ibrahim meninggalkan istri dan
anaknya di tempat yang tandus dan gersang untuk menuju ke tempat yang jauh sambil
berdoa: “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku
di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (baitullah) yang
dihormati. Wahai Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka
jadikanlah hati sebahagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rizkilah mereka
buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Lihat Surat Ibrahim ayat 37).
Setelah Ismail merasa kelaparan, maka Hajar berusaha untuk mendapatkan air agar Ismail
tidak menangis terus. Kemudian, Hajar pergi mencari air dan ia sampai di Bukit Shafa. Dari
atas bukit, Hajar melihat sebuah lembah, lalu turun untuk mendekati lembah itu. Setelah
itu, tidak didapati air, lalu Hajar naik ke Bukit Marwa. Demikianlah Hajar mondar-mandir
antarbukit Shafa dan bukit Marwa ia mendengar suara, lalu ia memohon pertolongan.
Tiba-tiba, Ismail menghentakan tumitnya ke tanah dan keluarlah air, dan air itu
sekarang dikenal dengan nama air zam-zam yang lalu digunakan oleh Hajar untuk merawat
Ismail sampai dewasa. Setelah Nabi Ibrahim lama meninggalkan Hajar dan Ismail, lalu timbul
rasa kangen dari Nabi Ibrahim untuk segera berkumpul dengan keluarganya, lalu Nabi
Ibrahim berkumpul dengan keluarganya yang sudah lama ditinggalkannya sampai Ismail
menginjak usia dewasa. Setelah berkumpul dengan keluarganya, lalu Nabi Ibrahim
mendapat perintah dari Allah untuk membangun baitullah. Dan mengajak Ismail untuk
bersama-sama membangun baitullah, di mana Ismail yang mengambil batunya dan Nabi
Ibrahim yang mendirikannya.
Setelah Nabi Ismail yang diidam-idam oleh Nabi Ibrahim sudah tumbuh dewasa, lalu Nabi
Ibrahim mendapat perintah dari Allah Swt untuk menyembelih Nabi Ismail, lalu Nabi Ibrahim
menyampaikan perintah tersebut kepada Nabi Ismail: “Wahai anakku, sesungguhnya aku
melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah pendapatmu”. (Lihat
Surat Ash Shaffat: 102).
Setelah mendengar perkataan ayahnya tersebut, lalu anak yang baik hati tersebut
segera memberi jawaban kepada ayahnya dengan jawaban yang menggembirakan: “Wahai
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaallah kamu akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (Lihat Surat Ash Shaffat ayat 102).
Setelah itu, Nabi Ibrahim meletakkan tubuh Nabi Ismail di atas batu sambil
meletakkan pisau yang tajam pada lehernya, namun pisau yang tajam itu tiba-tiba tidak
mempan. Karena Allah Swt menggantinya dengan sembelihan khusus.
Sebagaimana firman Allah: “Dan kami panggil Dia: “Wahai Ibrahim, sesungguhnya
kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik, sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang
nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”. (Lihat surat Ash
Shaffat ayat 104 - 107)
A. Kesimpulan
Lebih dan kurang begitulah rangkaian singkat kisah Nabi ibrahim as. Nabi ibrahim as
merupakan seorang putera dari Aaazar (tarih) bin tahur bin saruj rau’ bin falij bin Aaabir
bin syalih bin arfakhsyad bin saam bin nuh as. Ayahnya adalah pembuat patung untuk
sesembahan. Ia dilahirkan di sebuah tempat Bernama “Faddam Aram” dalam kerajaan
“Babylon” yang pada waktu itu diperintah oleh seorang raja bernama “Namrud bin
kan’aan”, Beliau adalah seorang rasul Allah yang diutus kepada satu kaum disebuah
negeri bernama irak yang dikuasai oleh raja Namrud.