Professional Documents
Culture Documents
Siskandar,+2 +Keanekaragaman+Jenis+Burung
Siskandar,+2 +Keanekaragaman+Jenis+Burung
Marwansyah Nasrudin, Tb. Unu Nitibaskara dan Abdul Rahman Rusli: 2015
Biodiversity of Birds Species in Pancar Mountain Natural Tourism Park West Java
Province
Jurnal Nusa Sylva Volume 15 No.2, Desember 2015:8-17
ABSTRACT
Tourism activities and switching function of the area resulted in the chain of bird life is disrupted and disconnected environment
as well as experience problems their rapidly developing this study to determine the diversity of species and number of birds in
the Natural Park of Mount Pancar Java.The aim of study to determine the diversity of species and number of birds in the
Natural Park of Mount Pancar Java. This research method is observation of animal behavior and literature studies Data analysis
using Shannon index for the identification of species diversity Weaner. The results showed there were 22 species of birds. Of
the 22, there is one type of water bird species that Kreo Rice (amaurornis phoenicurus) and one type of a raptor that Black
Eagle (Ictinaetus malayensis). Overall avifauna is divided into 16 parts. Three of these 22 species are endemic to Java, the
Java Bar-Winged Prinia (Prinia Familiaris), Bondol Java (Lonchura leucogastroides) and Javan Kingfisher (Hacyon
cyanoventris). From the results of the identification of the total density of the bird population is dominated by birds Cucak
Kutilang (Pycnonotus aurigaster). For values dominate domination bird species in Mount Pancar TWA namely birds Cucak
Kutilang (Pycnonotus aurigaster) with dominance index value by 22.0%, while the diversity of the category of being,
productivity sufficiently, fairly balanced ecosystem health and ecological pressures moderate. To show that the overall equity
value Bird habitat has a low equity value and low value species richness.
ABSTRAK
Kegiatan wisata maupun beralih fungsi kawasan mengakibatkan mata rantai kehidupan burung terganggu dan lingkungan
hidup terputus serta mengalami ganguan perkembangan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan
jumlah burung di Taman Wisata Alam Gunung Pancar Jawa. Metode penelitian ini adalah observasi perilaku satwa dan studi
pustaka Analisis data mengunakan Indeks Shannon Weaner untuk identifikasi keanekaragaman jenis . Hasil penelitian
menunjukan tercatat ada 22 jenis burung. Dari 22 Jenis terdapat satu jenis burung air yaitu Kreo Padi (Amaurornis
phoenicurus) dan satu jenis merupakan raptor yaitu Elang Hitam (Ictinaetus malayensis). Keseluruhan avifauna tersebut
terbagi kedalam 16 suku. Tiga dari 22 jenis tersebut merupakan jenis endemik Jawa, yaitu Perenjak Jawa (Prinia Familiaris),
Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides) dan Cekakak Jawa (Hacyon cyanoventris). Dari hasil identifikasi kepadatan total
populasi burung di dominasi oleh burung Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster). Untuk nilai dominasi jenis burung yang
mendominasi di TWA Gunung Pancar yaitu burung Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster) dengan nilai indeks dominasi
sebesar 22,0%, Sedangkan keanekaragaman pada katagori sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang
serta tekanan ekologis sedang. Untuk nilai kemerataan menunjukan bahwa keseluruhan habitat pengamatan burung memiliki
nilai kemerataan yang rendah dan nilai kekayaan jenis rendah.
Volume 16 No. 2 Desember 2015 Jurnal Nusa Sylva,Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
Keragaman Jenis Burung Di Taman Wisata Alam Gunung Pancarprovinsi Jawa Barat
| 10
05.00 – 10.00 WIB) dan sore hari (pukul 3. Kelimpahan dan dominasi
16.00 – 19.00 WIB). Penghitungan jumlah dari jenis-
jenis burung yang ada dengan melihat
Analisa Data nilai kelimpahan tiap-tiap spesies (Pi)
1. Pendugaan kepadatan populasi (Van Balen, 1984) yaitu :
burung per jalur pegamatan
Dugaan tingkat kepadatan populasi
burung pada area TWA Gunung Pancar ∑
Pi
menunjukan rataan individu suatu jenis ∑
Volume 16 No. 2 Desember 2015 Jurnal Nusa Sylva,Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
Keragaman Jenis Burung Di Taman Wisata Alam Gunung Pancarprovinsi Jawa Barat
| 11
E = H’/In S
Keterangan :
E = Indeks Kemerataan Jenis
N = Jumlah individu semua jenis
S = Jumlah jenis yang ditemukan
Nilai indeks kemerataan (E) berkisar
antara 0-1. Semakin kecil nilai E atau
mendekati nol, maka semakin tidak
merata penyebaran organisme dalam
komunitas tersebut yang di dominasi oleh
jenis tertentu dan sebaliknya semakin
besar niali E atau mendekati satu, maka
organisme dalam komunitas akan
menyebar secara merata (Krebs, 1989).
Sebaran fauna seimbang atau merata
Volume 16 No. 2 Desember 2015 Jurnal Nusa Sylva,Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
Keragaman Jenis Burung Di Taman Wisata Alam Gunung Pancarprovinsi Jawa Barat
| 12
Tabel 1. Jenis burung yang teridentifikasi
No Suku Nama Indonesia Nama Latin Nama Inggris
Volume 16 No. 2 Desember 2015 Jurnal Nusa Sylva,Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
Keragaman Jenis Burung Di Taman Wisata Alam Gunung Pancarprovinsi Jawa Barat
| 13
burung Cucak Kutilang (Pycnonotus jumlah 1 individu dan tipe habitat aliran
aurigaster)sebanyak 38 individu. Untuk sungai sebesar 0,210 dengan sebaran
jalur pengamatan dengan penyebaran burung tertinggi yaitu Cucak Kutilang
burung terendah yaitu jalur pengamatan dengan jumlah 133 individu dan terendah
yang melintasi aliran sungai dengan total burung Caladi Tilik dan Madu Sriganti
jenis individu yang ditemukan sebanyak dengan jumlah 1 individu dan untuk
16 jenis burung dan total individu yang secara total hasil gabungan dari masing-
ditemukan sebanyak 116 individu, masing tipe habitat sebesar 0,154. Ini
dengan individu terbanyak burung Cucak berarti menurut indeks persamaan
Kutilang (Pycnonotus morisita Iδ < 1 pemencaran individu
aurigaster)sebanyak 27 individu. cenderung acak dan untuk jenis burung
Sedangkan untuk kepadatan yang persebaran tertinggi yaitu Cucak
populasi burung secara total didominasi Kutilang dengan 901 individu dan yang
oleh burung Cucak Kutilang (Pycnonotus terendah yaitu burung Kreo Padi dengan
aurigaster) dengan jumlah jenis individu 2 individu.
keseluruhan sebanyak 1590 individu,
Bondol Jawa 920 individu, Tekukur D. Kelimpahan dan Dominasi
Biasa 800 individu, Walet Sapi 780 Dari hasil peneletian di Taman Wisata
individu, Bondol Peking 760 individu, Alam Gunung Pancar kelimpahan
Perenjak Jawa 320, Srigunting Hitam 260 jenisnya ditemukan sebanyak 22 jenis
individu, Cinenen Pisang 210, Caladi burung dengan kelimpahan yang berbeda
Tilik 200 individu, Bubut Alang-alang pada setiap plot pengamatan maupun tipe
200 individu, Madu Sriganti 170 habitat. Burung Cucak Kutilang
individu, Wiwik Uncuing 150 individu, (Pycnonotus aurigaster), Bondol Jawa
Cekakak Jawa 140 individu, Bentet (Lonchura leucogastroides), Tekukur
Kelabu 120 individu, Cekakak Sungai Biasa (Streptopelia chinensis), Bondol
100 individu, Cabai Bunga Api 90 Peking (Lonchura punctulata), Walet
individu, Cabai Polos 90 individu, Puyuh Sapi (Collocalia esculenta) merupakan
Batu 70 individu, Munguk Beledu 50 jenis burung yang kelimpahannya paling
Individu, Perenjak Gunung 40 Individu, tinggi dan ditemukan hampir disemua
Elang Hitam 40 Individu dan jumlah plot pengamatan maupun tipe habitat.
individu yang paling sedikit yaitu Kreo Sedangkan yang memiliki nilai
padi 20 individu . kelimpahan sedang diantaranya burung
Perenjak Jawa (Prinia familiaris),
C. Pendugaan Pola Penyebaran Srigunting Hitam (Dicrurus
Burung macrocercus), Cinenen Pisang
Berdasarkan tipe habitat didapatkan (Orthotomus sutorius), Caladi Tilik
pola pemencaran di tipe habitat hutan (Dendrocopos moluccencis), Bubut
alam sebesar 0,165 dengan sebaran Alang-alang (Centropus bengalensis),
burung tertinggi yaitu Cucak Kutilang Madu Sriganti (Nectarinia jugularis),
dengan jumlah 284 individu dan terendah Wiwik Uncuing (Cacomantris
burung Cabai Polos dengan jumlah 1 sepulclaris), Cekakak Jawa (Halcyon
individu, tipe habitat hutan pinus sebesar cyanoventris), Bentet Kelabu (Lanius
0,079 dengan sebaran burung tertinggi shach) dan Cekakak Sungai
yaitu Cucak Kutilang dengan jumlah 162 (Todirhampus chloris) dan untuk
individu dan terendah burung Cekakak kelimpahan terendah diantaranya burung
Jawa dan Cekakak Sungai dengan Cabai Bunga Api (Diceaum
masing-masing berjumlah 1 individu, trigonostigma), Cabai Polos (Dicaeum
tipe habitat pertanian/enclavesebesar concolor), Puyuh Batu (Coturnix
0,125dengan sebaran burung tertinggi chinensis), Munguk Beledu (Sitta
yaitu Bondol Peking dengan jumlah 353 frontalis), Elang Hitam (Ictinaetus
individu dan terendah burung Elang malayensis), Perenjak Gunung
Hitam dan Cabai Bunga Api dengan
Volume 16 No. 2 Desember 2015 Jurnal Nusa Sylva,Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
Keragaman Jenis Burung Di Taman Wisata Alam Gunung Pancarprovinsi Jawa Barat
| 14
Volume 16 No. 2 Desember 2015 Jurnal Nusa Sylva,Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
Keragaman Jenis Burung Di Taman Wisata Alam Gunung Pancarprovinsi Jawa Barat
| 15
empat tipe habitat Taman Wisata Alam baik pada zona hutan alam, zona hutan
Gunung pancar yang berbeda, masing- pinus, zona pertanian/enclave, maupun
masing memiliki nilai indeks zona aliran sungai mempunyai indeks
keanekaragaman yaitu pada zona hutan kemerataan seimbang dan merata yaitu
alam sebesar H’=2,575 dan terdapat 21 sebesar 0,845 pada zona hutan alam,
jenis individu, pada zona hutan pinus 0,849 pada zona hutan pinus, 0,752 pada
memiliki nilai indeks keanekaragaman zona pertanian/enclave dan 0,828 pada
sebesar H’=2,354 dan terdapat 16 jenis zona aliran sungai. Sedangkan secara
individu, pada zona pertanian/enclave total nilai kemerataan jenis sebesar
memiliki indeks keanekaragaman 0,828. Data tersebut menunjukan bahwa
sebesar H’=2,253 dan terdapat 20 jenis keseluruhan habitat pengamatan burung
individu dan pada zona liran sungai memiliki nilai kemerataan yang
memilki indeks keanekaragaman sebesar seimbang dan penyebarannya merata.
H’=2,295 dan terdapat 16 jenis individu. Dalam satu komunitas apabila nilai
Sedangkan secara total indeks kemerataannya rendah atau kurang dari
keanekaragaman sebesar H’=2,528 satu maka terdapat jenis burung yang
dengan 22 jumlah individu. dominan pada habitat tersebut, hal
Keanekaragaman jenis berhubungan tersebut diperkuat pendapat Hadinoto
dengan jumlah kelimpahan relatif dalam dkk. (2012) bahwa indeks kemerataan
komunitas. Jika nilai keanekaragaman jenis burung yang memiliki nilai kurang
tinggi, maka dalam komunitas tersebut dari satu menunjukan bawa terdapat
terdapat banyak jumlah jenis individu. dominasi satu atau beberapa spesies,
Menurut Gray (1981) dalam Vikar artinya satu atau beberapa spesies
(2012) bahwa tinggi rendahnya indeks memiliki jumlah individu yang lebih
keanekaragaman komunitas, tergantung banyak dibandingkan dengan spesies
pada banyaknya jumlah jenis dan jumlah yang lain.
individu masing-masing jenis. Dari hasil Taman Wisata Alam Gunung Pancar
perhitungan tersebut dengan nilai indeks memiliki nilai kemerataan seimbang dan
keanekaragaman Shannon- Weaner merata dipengaruhi oleh ketersediaan
secara total indeks keanekaragaman pakan masing-masing jenis burung.
sebesar H’=2,528 yang berarti 1,0 menurut Darmawan (2006) bahwa pakan
<H’<3,322 keanekaragaman sedang, merupakan kebutuhan utama bagi
produktivitas cukup, kondisi ekosistem burung, burung memiliki tingkat
cukup seimbang, tekanan ekologis kesukaan terhadap jenis pakan tertentu,
sedang. sehingga dalam memenuhi kebutuhan
pakan, burung akan mencari habitat yang
F. Kemerataan dan Kekayaan Jenis mampu menyediakan jenis pakan yang
1. Kemerataan Jenis sesuai.
Nilai indeks kemerataan (E) berkisar
antara 0-1. Semakin kecil nilai E atau 2. Kekayaan Jenis
mendekati nol, maka semakin tidak Data yang diperoleh dari hasil
merata penyebaran organisme dalam penelitian dan perhitungan menggunakan
komunitas tersebut yang di dominasi oleh indeks kekayaan jenis Margelef pada
jenis tertentu dan sebaliknya semakin setiap zona pengamatan diketahui untuk
besar nilai E atau mendekati satu, maka zona hutan alam nilai yang didapat
organisme dalam komunitas akan sebesar 3,872 ini berarti 3,5 < Dmg < 5
menyebar secara merata (Krebs, 1989). maka kekayaan jenis sedang, untuk nilai
Sebaran fauna seimbang atau merata yang didapat pada zona hutan pinus yaitu
apabila mempunyai nilai indeks 2,978 ini berarti Dmg < 3,5 maka
kemerataan jenis berkisar antara 0,6 - 0,8 kekayaan jenis rendah, pada zona
(Odum, 1963). pertanian/enclave nilai yang didapat
Data hasil penelitian menunjukan yaitu 3,381 ini berarti Dmg <3,5 maka
bahwa indeks kemerataan jenis burung kekayaan jenis rendah, dan untuk zona
Volume 16 No. 2 Desember 2015 Jurnal Nusa Sylva,Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
Keragaman Jenis Burung Di Taman Wisata Alam Gunung Pancarprovinsi Jawa Barat
| 16
aliran sungai nilai yang didapat sebesar berarti nilai kemerataanya rendah,
3,155 ini berarti Dmg < 3,5 maka selain itu untuk nilai kekayaannya
kekayaan jenis rendah. Sedangkan untuk didapat sebesar 3,191 yang berarti
keseluruhan total nilai kekayaan nilai kekayaan jenis rendah.
margalef yang didapat sebesar 3,191 ini
berarti Dmg <3,5 maka kekayaan jenis Saran
rendah.
1. Untuk mendapatkan penelitian yang
KESIMPULAN DAN SARAN optimal dan hasil yang lebih baik
perlu memperhatikan faktor
Kesimpulan lingkungan dan faktor pndukung yang
memadai misalnya petak contoh yang
1. Tercatat ada 22 jenis burung yang diambil harus bisa dijangkau, serta
ditemukan. Dari 22 Jenis terdapat satu memperhatikan waktu yang tepat agar
jenis burung air yaitu Kreo Padi bisa mengetahui jenis burung yang
(Amaurornis phoenicurus) dan satu belum teridentifikasi.
jenis merupakan raptor yaitu Elang 2. Perlu diadakan penelitian yang lebih
Hitam (Ictinaetus malayensis). lanjut untuk mendukung penelitian ini
Kesulurah avifauna tesebur terbagi seperti keanekaragaman satwa liar
kedalam 16 suku. Tiga dari 22 jenis yang lain seperti kelas aves, amfibi
tersebut merupakan jenis endemik dan mamalia. Sehingga hubungan
Jawa, yaitu Perenjak Jawa (Prinia rantai makanan akan lebih jelas hal ini
Familiaris), Bondol jawa (Lonchura untuk menjelaskan manfaat ekologis
leucogastroides) dan Cekakak Jawa yang lebih baik.
(Hacyon cyanoventris). Hasil dari 3. Perlu dilakukan kegiatan inventarisasi
inventarisasi juga menunjukan burung secara berkelanjutan agar
sebanyak satu jenis dari 22 jenis dapat diketahui populasi maupun
tersebut masuk dalam daftar keanekaragaman jenisnya, dan
Appendix II CITES dan menurut diperlukan juga pengamanan terhadap
IUCN, burung ini berstatus LC (least burung agar tetap terjaga
concern, beresiko rendah) jenis kelestariannya.
tersebut yaitu Ictinaetus malayensis 4. Pengadaan papan peringatan untuk
(Elang Hitam). tidak melakukan perburuan, selain itu
2. Jenis yang total kepadatan tertinggi diperlukan papan informasi burung,
jumlahnya dari seluruh areal sebagai bentuk penyadartahuan
pengamatan adalah burung Cucak kepada pengunjung dan masyarakat
Kutilang (Pycnonotus akan status burung yang tidak
aurigaster).dengan nilai indeks dilindungi maupun yang dilindungi
dominasi sebesar 22,0% tertinggi dari atau terancam punah.
jenis individu lainnya. Selain itu pola 5. Kegiatan penelitian burung bisa
penyebaran burung berdasarkan dijadikan sebagai salah satu potensi
perhitungan persamaan Indeks wisata Taman Wisata Alam Gunung
Morisita (Iδ) = 0,154 atau cenderung Pancar untuk kegiatan penelitian,
acak. pendidikan atau kegiatan pengamatan
3. Nilai keanekaragaman dengan burung.
menggunakan Indeks Shannon
Wiener H’ sebesar 2,528 yang berarti
keanekaragaman sedang, prodiktifitas DAFTAR PUSTAKA
cukup, kondisi ekosistem cukup
seimbang, tekanan ekologi sedang.
Alikodra, H.S.1990. Pengelolaan Satwa
Selain itu untuk nilai kemerataan dan
Liar. Volume II. PAU Ilmu Hayat
kekayaan didapat untuk nilain
IPB. Tidak Diterbitkan. Bogor.
kemerataan jenis sebesar 0,808 yang
Volume 16 No. 2 Desember 2015 Jurnal Nusa Sylva,Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
Keragaman Jenis Burung Di Taman Wisata Alam Gunung Pancarprovinsi Jawa Barat
| 17
Volume 16 No. 2 Desember 2015 Jurnal Nusa Sylva,Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa