Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

 

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN WISATA ALAM


GUNUNG PANCAR PROVINSI JAWA BARAT
Oleh
Marwansyah Nasrudin Tb. Unu Nitibaskara2 dan Abdul Rahman Rusli3
1

Marwansyah Nasrudin, Tb. Unu Nitibaskara dan Abdul Rahman Rusli: 2015
Biodiversity of Birds Species in Pancar Mountain Natural Tourism Park West Java
Province
Jurnal Nusa Sylva Volume 15 No.2, Desember 2015:8-17

ABSTRACT
Tourism activities and switching function of the area resulted in the chain of bird life is disrupted and disconnected environment
as well as experience problems their rapidly developing this study to determine the diversity of species and number of birds in
the Natural Park of Mount Pancar Java.The aim of study to determine the diversity of species and number of birds in the
Natural Park of Mount Pancar Java. This research method is observation of animal behavior and literature studies Data analysis
using Shannon index for the identification of species diversity Weaner. The results showed there were 22 species of birds. Of
the 22, there is one type of water bird species that Kreo Rice (amaurornis phoenicurus) and one type of a raptor that Black
Eagle (Ictinaetus malayensis). Overall avifauna is divided into 16 parts. Three of these 22 species are endemic to Java, the
Java Bar-Winged Prinia (Prinia Familiaris), Bondol Java (Lonchura leucogastroides) and Javan Kingfisher (Hacyon
cyanoventris). From the results of the identification of the total density of the bird population is dominated by birds Cucak
Kutilang (Pycnonotus aurigaster). For values dominate domination bird species in Mount Pancar TWA namely birds Cucak
Kutilang (Pycnonotus aurigaster) with dominance index value by 22.0%, while the diversity of the category of being,
productivity sufficiently, fairly balanced ecosystem health and ecological pressures moderate. To show that the overall equity
value Bird habitat has a low equity value and low value species richness.

Keywords : Biodiversity, Bird, The Natural Tourism Park of Mount Pancar

ABSTRAK

Kegiatan wisata maupun beralih fungsi kawasan mengakibatkan mata rantai kehidupan burung terganggu dan lingkungan
hidup terputus serta mengalami ganguan perkembangan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan
jumlah burung di Taman Wisata Alam Gunung Pancar Jawa. Metode penelitian ini adalah observasi perilaku satwa dan studi
pustaka Analisis data mengunakan Indeks Shannon Weaner untuk identifikasi keanekaragaman jenis . Hasil penelitian
menunjukan tercatat ada 22 jenis burung. Dari 22 Jenis terdapat satu jenis burung air yaitu Kreo Padi (Amaurornis
phoenicurus) dan satu jenis merupakan raptor yaitu Elang Hitam (Ictinaetus malayensis). Keseluruhan avifauna tersebut
terbagi kedalam 16 suku. Tiga dari 22 jenis tersebut merupakan jenis endemik Jawa, yaitu Perenjak Jawa (Prinia Familiaris),
Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides) dan Cekakak Jawa (Hacyon cyanoventris). Dari hasil identifikasi kepadatan total
populasi burung di dominasi oleh burung Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster). Untuk nilai dominasi jenis burung yang
mendominasi di TWA Gunung Pancar yaitu burung Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster) dengan nilai indeks dominasi
sebesar 22,0%, Sedangkan keanekaragaman pada katagori sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang
serta tekanan ekologis sedang. Untuk nilai kemerataan menunjukan bahwa keseluruhan habitat pengamatan burung memiliki
nilai kemerataan yang rendah dan nilai kekayaan jenis rendah.

Kata Kunci: Keanekaragaman, Burung, Taman Wisata Alam Gunung Pancar

1): Alumni Universitas Nusa Bangsa


2, 3):Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
Keragaman Jenis Burung Di Taman Wisata Alam Gunung Pancarprovinsi Jawa Barat
  | 9 
 

PENDAHULUAN Alat dan Bahan


Alat tulis, peta kawasan skala
Taman Wisata Alam Gunung Pancar 1:10.000, kamera, headlamp, laptop,
merupakan ekosistem alami dan salah tally sheet, buku panduan lapangan
satu bagian dari ekosistem Pulau Jawa pengenalan burung-burung, stopwatch
yang masih tersisa. Gunung Pancar dan binokuler.
mempunyai peranan penting dalam
penyedian jasa-jasa lingkungan bagi Metode Pengumpulan Data
masyarakat di sekitarnya terutama di
1. Data Primer
wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang,
Data primer dikumpulkan melalui
Depok, Bekasi (Jabodetabek) dan
pengamatan dan pengukuran langsung di
Sukabumi.
lapangan yang meliputi data yang
Akibat adanya kegiatan wisata
dikumpulkan meliputi nama jenis aves
maupun pembangunan yang seharusnya
yang ditemukan, jumlah individu tiap
menjadi kawasan hutan beralih fungsi
jenis, waktu perjumpaan, posisi
mengakibatkan mata rantai kehidupan
ditemukan pada jalur pengamatan,
burung terganggu dan lingkungan hidup
aktivitas saat ditemukan.
terputus dan megalami
ketidakseimbangan. 2. Data Sekunder
Aktivitas pembangunan dan Data sekunder merupakan data yang
kegiatan manusia yang cenderung digunakan untuk mendukung data primer
mendesak rusaknya ekosistem yang ada, yang digunakan dalam penelitian ini.
akibatnya meretasnya permasalahan baru Data sekunder dikumpulkan melalui
yang ada dan butuh penanganan serius, studi literatur dari jurnal, laporan ilmiah,
sehingga Taman Wisata Alam Gunung dan laporan-laporan lain yang relevan.
Pancar bisa menjadi habitat burung baik
yang dilindungi maupun yang tidak Teknik Pengambilan Contoh
dilindungi. (Sampling)
Pengambilan contoh dan
Tujuan Penelitian pengumpulan data diambil dari empat
Penelitian ini memiliki tujuan untuk tipe habitat yang ada di lokasi penelitian
mengetahui keanekaragaman jenis dan yaitu Pertanian/enclave, Pinggiran
jumlah burung di wilayah Taman Wisata Sungai, Hutan alam dan Hutan Pinus.
Alam Gunung Pancar. Pada masing-masing tipe habitat dibuat
titik pengamatan yang diambil masing-
Manfaat Penelitian masing 11 plot pengamatan dengan
1. Memberi data dan informasi jumlah seluruh stasiun pengamatan
mengenai jenis-jenis burung kepada berjumlah 44 plot, namun penentuan titik
pihak pengelola. pengamatan tersebut disesuaikan dengan
2. Memberikan gambaran terhadap keadaan lapangan yang mudah
kondisi lingkungan di areal hutan dijangkau.
dengan keberadaan dan
keanekaragaman jenis burung Prosedur Pengamatan
sebagai indikatornya kepada pihak 1. Penentuan unit contoh pengamatan
pengelola. 2. Pengamatan karakteristik dan
METODE PENELITIAN jumlah burung
Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu pengamatan satwa liar
Penelitian dilakukan di Taman Adapun waktu pengamatan burung
Wisata Alam Gunung Pancar. Waktu berdasarkan Moen (1973), H.S Alikodra
pelaksanaan kegiatan penelitian ini (1990) dan Insan Kurnia (2003), waktu
berlangsung sekitar 1,5 bulan, terhitung pengamatan satwa liar khususnya aves
mulai dari bulan Februari- Maret 2015. (burung) adalah pada pagi hari (pukul

Volume 16 No. 2 Desember 2015 Jurnal Nusa Sylva,Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
  
Keragaman Jenis Burung Di Taman Wisata Alam Gunung Pancarprovinsi Jawa Barat
  | 10 
 

05.00 – 10.00 WIB) dan sore hari (pukul 3. Kelimpahan dan dominasi
16.00 – 19.00 WIB). Penghitungan jumlah dari jenis-
jenis burung yang ada dengan melihat
Analisa Data nilai kelimpahan tiap-tiap spesies (Pi)
1. Pendugaan kepadatan populasi (Van Balen, 1984) yaitu :
burung per jalur pegamatan
Dugaan tingkat kepadatan populasi
burung pada area TWA Gunung Pancar ∑
Pi
menunjukan rataan individu suatu jenis ∑

tertentu per petak pengamatan dari


seluruh contoh yang diamati (Alikodra, Sedangkan untuk mengetahui
1990) yaitu menggunakan rumus : dominasi terhadap jenis burung yang
terdapat di Taman Wisata Alam Gunung
D=∑ Pancar dapat dihitung dengan
Dengan : menggunakan rumus indeks Dominasi
D = Pendugaaan kepadatan populasi (Cox, 1976).
Xi = Jumlah total individu jenis
= Luas seluruh stasiun contoh Pi = Pi x 100 % 
(jumlah keseluruhan stasiun contoh).

2. Pendugaan pola penyebaran


burung Keterangan :
Pola penyebaran burung dalam
penelitian ini ditentukan dengan Di = Indeks dominasi jenis ke-i
menggunakan indeks Morisita (Iδ). Pi = Proporsi nilai penting jenis ke-i
Indeks ini tidak dipengaruhi luas area Kemudian mengikuti cara Jorgensen
pengambilan sampel dan sangat baik (lihat Van Helvoort, 1981) guna
untuk membandingkan pola pemencaran mengetahui jenis-jenis burung yang
populasi (Brower et al., 1990). terdapat di Taman Wisata Alam Gunung
Rumus yang dipergunakan adalah pancar dengan pembagian kelas
(Alikodra,1990) : dominasi , yaitu : dominan (Di > 5%),
subdominan (Di 2-5%) dan nondominan
(Di < 2%).
ᵢ²
4. Keanekaragaman jenis burung
Untuk mengetahui kemelimpahan
Dimana : jenis digunakan Indeks Shannon Weaner.
Iδ = Indeks distribusi Morisita Nilai ini kemudian akan digunakan untuk
N =Jumlah seluruh individu dalam membandingkan keanekaragaman jenis
seluruh n berdasarkan (Shannon dan Weaner, 1949
n =Jumlah seluruh stasiun dalam Ludwig dan Reynolds 1988) :
pengambilan sampel
∑Xi² =Kuadrat jumlah individu jenis i H’= ‐∑ Pi In Pi 
per satuan total n stasiun Keterangan :
Nilai indeks morisita yang diperoleh H’ =Indeks keanekaragaman Shannon-
diinterpretasikan sebagai berikut : Wiener
Iδ < 1 = pemencaran individu cenderung Pi = Proporsi nilai penting jenis ke-i
acak Ln = Logaritma natural
Iδ = 1 = pemencaran individu bersifat Nilai tolak ukur indeks
merata kenaekaragaman yaitu :
Iδ > 1 = pemencaran individu cenderung H’<1,0 = Keanekaragaman
berkelompok. rendah, miskin, produktivitas sangat

Volume 16 No. 2 Desember 2015 Jurnal Nusa Sylva,Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
  
Keragaman Jenis Burung Di Taman Wisata Alam Gunung Pancarprovinsi Jawa Barat
  | 11 
 

rendah sebagai indikasi adanya tekanan apabila mempunyai nilai indeks


yang berat dan ekosistem tidak stabil. kemerataan jenis berkisar antara 0,6 - 0,8
1,0<H’<3,322 = Keanekaragam (Odum, 1963).
sedang, produktivitas cukup, kondisi
ekosistem cukup seimbang, tekanan HASIL DAN PEMBAHASAN
ekologis sedang. A. Komposisi Jenis Burung
H’>3,322 = Keanekaragaman Berdasarkan hasil pengamatan
tinggi, stabilitas ekosistem mantap, lapangan yang dilakukan pada areal
produktivitas tinggi, tahan terhadap Taman Wisata Alam Gunung Pancar,
tekanan ekologis. Jawa Barat antara kurun waktu
Februari - Maret 2015, tercatat ada 22
5. Kekayaan dan kemerataan jenis jenis burung. Dari 22 Jenis terdapat satu
Untuk mengetahui kekayaan jenis jenis burung air yaitu Kreo Padi
pada suatu habitat digunakan kekayaan (Amaurornis phoenicurus) dan satu jenis
jenis Margalef yaitu : merupakan raptor yaitu Elang Hitam
(Ictinaetus malayensis).
Dmg = S‐1/In N  Keseluruhan avifauna tesebur
terbagi kedalam 16 suku. Tiga dari 22
Keterangan : jenis tersebut merupakan jenis endemik
Dmg = Indeks kekayaan jenis Jawa, yaitu Perenjak Jawa (Prinia
Margalef Familiaris), Bondol jawa (Lonchura
N = Jumlah individu semua jenis leucogastroides) dan Cekakak Jawa
S = Jumlah jenis yang ditemukan (Hacyon cyanoventris).
Nilai tolak ukur indeks kekayaan Hasil dari inventarisasi juga
jenis Margalef yaitu: menunjuk sebanyak satu jenis dari 22
Dmg < 3,5 = Maka kekayaan jenis jenis tersebut masuk dalam daftar
rendah Appendix II CITES jenis tersebut yaitu
3,5 < Dmg <5 = Maka kekayaan jenis Elang Hitam (Ictinaetus malayensis)
sedang sedangkan menurut IUCN, burung ini
Dmg > 5 = Maka kekayaan jenis berstatus LC (least concern, beresiko
tinggi rendah). ). Jenis burung yang
Sedangkan untuk mengetahui teridentifikasi disajikan pada Tabel 1.
derajat kemerataan jenis pada suatu
lokasi digunakan untuk menghitung
Indeks Kemerataan Jenis (Odum) yaitu :

E = H’/In S 

Keterangan :
E = Indeks Kemerataan Jenis
N = Jumlah individu semua jenis
S = Jumlah jenis yang ditemukan
Nilai indeks kemerataan (E) berkisar
antara 0-1. Semakin kecil nilai E atau
mendekati nol, maka semakin tidak
merata penyebaran organisme dalam
komunitas tersebut yang di dominasi oleh
jenis tertentu dan sebaliknya semakin
besar niali E atau mendekati satu, maka
organisme dalam komunitas akan
menyebar secara merata (Krebs, 1989).
Sebaran fauna seimbang atau merata

Volume 16 No. 2 Desember 2015 Jurnal Nusa Sylva,Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
  
Keragaman Jenis Burung Di Taman Wisata Alam Gunung Pancarprovinsi Jawa Barat
  | 12 
 
Tabel 1. Jenis burung yang teridentifikasi
No Suku Nama Indonesia Nama Latin Nama Inggris

1 Dicaidae Cabai Bunga Api Diceaum trigonostigma Orange-bellied


Fllowerpecker
2 Cabai Polos Dicaeum concolor Plain Flowerpecker
3 Silvidae Cinenen Pisang Orthotomus sutorius Common Tailorbird
4 Perenjak Jawa Prinia familiaris Bar-winged Prinia
5 Perenjak Gunung Orthotomus cuclatus Mountain Tailorbird
6 Picidae Caladi Tilik Dendrocopos moluccencis Sunda Woodpecker
7 Nectariniidae Madu Sriganti Nectarinia jugularis Olive-backed Sunbird
8 Pycnonotidae Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster Scooty-headed Bulbul
9 Dicruridae Srigunting Hitam Dicrurus macrocercus Black Drongo
10 Apodidae Walet Sapi Collocalia esculenta Glossy Swiftlet
11 Ploceidae Bondol Jawa Lonchura leucogastroides Javan Munia
12 Bondol Peking Lonchura punctulata Scali-breasted
13 Alcedinidae Cekakak Jawa Halcyon cyanoventris Javan Kingfisher
14 Cekakak Sungai Todirhampus chloris Collared Kingfisher
15 Accipitridae Elang Hitam Ictinaetus malayensis Black Eagle
16 Sittidae Munguk Beledu Sitta frontalis Velvet-fronted Nuthatch
17 Columbidae Tekukur Biasa Streptopelia chinensis Stopped-Dove
18 Laniidae Bentet Kelabu Lanius shach Long-tailed shrike
19 Cuculidae Bubut Alang-alang Centropus bengalensis Lesser Coucal
20 Wiwik Uncuing Cacomantris sepulclaris Rusty-breasted Cucko
21 Phasianidae Puyuh Batu Coturnix chinensis Blue-breasted Quail
22 Rallidae Kreo Padi Amaurornis phoenicurus White-breasted Waterhen

B. Pendugaan Kepadatan Populasi hutan alam menempati urutan ke dua


Burung Per Jalur Pengamatan dengan jumlah kepadatan populasi
terbanyak dengan total jenis individu
Dari hasil identifikasi yang ditemukan sebanyak 21 jenis
keanekaragaman burung pada setiap jalur burung dan total individu yang
plot pengamatan, kepadatan populasi ditemukan sebanyak 175 individu
burung per jalur pengamatan tertinggi dengan individu terbanyak burung Cucak
terdapat di jalur pengamatan yang Kutilang (Pycnonotus aurigaster)
melintasi lahan pertanian/enclave dengan sebanyak 50 individu. Untuk jalur
total jenis individu yang ditemukan pengamatan yang melintasi hutan pinus
berjumlah 20 jenis burung dan total menempati urutan ke tiga dengan jumlah
individu yang ditemukan sebanyak 276 kepadatan populasi terbanyak dengan
individu dengan individu terbanyak yaitu total jenis individu yang ditemukan
burung Bondol Jawa (Lonchura sebanyak 16 jenis burung dan total jenis
leucogastroides)sebanyak 59 individu. individu yang ditemukan sebanyak 154
Untuk jalur pengamatan yang melintasi individu dengan individu terbanyak

Volume 16 No. 2 Desember 2015 Jurnal Nusa Sylva,Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
  
Keragaman Jenis Burung Di Taman Wisata Alam Gunung Pancarprovinsi Jawa Barat
  | 13 
 

burung Cucak Kutilang (Pycnonotus jumlah 1 individu dan tipe habitat aliran
aurigaster)sebanyak 38 individu. Untuk sungai sebesar 0,210 dengan sebaran
jalur pengamatan dengan penyebaran burung tertinggi yaitu Cucak Kutilang
burung terendah yaitu jalur pengamatan dengan jumlah 133 individu dan terendah
yang melintasi aliran sungai dengan total burung Caladi Tilik dan Madu Sriganti
jenis individu yang ditemukan sebanyak dengan jumlah 1 individu dan untuk
16 jenis burung dan total individu yang secara total hasil gabungan dari masing-
ditemukan sebanyak 116 individu, masing tipe habitat sebesar 0,154. Ini
dengan individu terbanyak burung Cucak berarti menurut indeks persamaan
Kutilang (Pycnonotus morisita Iδ < 1 pemencaran individu
aurigaster)sebanyak 27 individu. cenderung acak dan untuk jenis burung
Sedangkan untuk kepadatan yang persebaran tertinggi yaitu Cucak
populasi burung secara total didominasi Kutilang dengan 901 individu dan yang
oleh burung Cucak Kutilang (Pycnonotus terendah yaitu burung Kreo Padi dengan
aurigaster) dengan jumlah jenis individu 2 individu.
keseluruhan sebanyak 1590 individu,
Bondol Jawa 920 individu, Tekukur D. Kelimpahan dan Dominasi
Biasa 800 individu, Walet Sapi 780 Dari hasil peneletian di Taman Wisata
individu, Bondol Peking 760 individu, Alam Gunung Pancar kelimpahan
Perenjak Jawa 320, Srigunting Hitam 260 jenisnya ditemukan sebanyak 22 jenis
individu, Cinenen Pisang 210, Caladi burung dengan kelimpahan yang berbeda
Tilik 200 individu, Bubut Alang-alang pada setiap plot pengamatan maupun tipe
200 individu, Madu Sriganti 170 habitat. Burung Cucak Kutilang
individu, Wiwik Uncuing 150 individu, (Pycnonotus aurigaster), Bondol Jawa
Cekakak Jawa 140 individu, Bentet (Lonchura leucogastroides), Tekukur
Kelabu 120 individu, Cekakak Sungai Biasa (Streptopelia chinensis), Bondol
100 individu, Cabai Bunga Api 90 Peking (Lonchura punctulata), Walet
individu, Cabai Polos 90 individu, Puyuh Sapi (Collocalia esculenta) merupakan
Batu 70 individu, Munguk Beledu 50 jenis burung yang kelimpahannya paling
Individu, Perenjak Gunung 40 Individu, tinggi dan ditemukan hampir disemua
Elang Hitam 40 Individu dan jumlah plot pengamatan maupun tipe habitat.
individu yang paling sedikit yaitu Kreo Sedangkan yang memiliki nilai
padi 20 individu . kelimpahan sedang diantaranya burung
Perenjak Jawa (Prinia familiaris),
C. Pendugaan Pola Penyebaran Srigunting Hitam (Dicrurus
Burung macrocercus), Cinenen Pisang
Berdasarkan tipe habitat didapatkan (Orthotomus sutorius), Caladi Tilik
pola pemencaran di tipe habitat hutan (Dendrocopos moluccencis), Bubut
alam sebesar 0,165 dengan sebaran Alang-alang (Centropus bengalensis),
burung tertinggi yaitu Cucak Kutilang Madu Sriganti (Nectarinia jugularis),
dengan jumlah 284 individu dan terendah Wiwik Uncuing (Cacomantris
burung Cabai Polos dengan jumlah 1 sepulclaris), Cekakak Jawa (Halcyon
individu, tipe habitat hutan pinus sebesar cyanoventris), Bentet Kelabu (Lanius
0,079 dengan sebaran burung tertinggi shach) dan Cekakak Sungai
yaitu Cucak Kutilang dengan jumlah 162 (Todirhampus chloris) dan untuk
individu dan terendah burung Cekakak kelimpahan terendah diantaranya burung
Jawa dan Cekakak Sungai dengan Cabai Bunga Api (Diceaum
masing-masing berjumlah 1 individu, trigonostigma), Cabai Polos (Dicaeum
tipe habitat pertanian/enclavesebesar concolor), Puyuh Batu (Coturnix
0,125dengan sebaran burung tertinggi chinensis), Munguk Beledu (Sitta
yaitu Bondol Peking dengan jumlah 353 frontalis), Elang Hitam (Ictinaetus
individu dan terendah burung Elang malayensis), Perenjak Gunung
Hitam dan Cabai Bunga Api dengan

Volume 16 No. 2 Desember 2015 Jurnal Nusa Sylva,Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
  
Keragaman Jenis Burung Di Taman Wisata Alam Gunung Pancarprovinsi Jawa Barat
  | 14 
 

(Orthotomus cuclatus) dan Kreo Padi memiliki indeks dominasi terendah


(Amaurornis phoenicurus). dibawah 2% yaitu burung Cekakak Jawa
Dengan banyaknya jumlah burung (Halcyon cyanoventris) dan Cekakak
yang memiliki nilai kelimpahan tinggi Sungai (Todirhampus chloris) sebesar
seperti burung Cucak Kutilang 0,6%. Pada plot pengamatan yang
(Pycnonotus aurigaster) yang ditemukan melintasi lahan pertanian atau enclave
menandakan bahwa Taman Wisata Alam yang tergolong dominasi tinggi pada
Gunung Pancar mampu menyediakan burung yang memiliki nilai presentasi
suplai makanan dan memiliki habitat dominasi diatas 5% yaitu terjadi pada
yang sesuai atau dengan kata lain dalam burung Bondol Jawa (Lonchura
kawasan terdapat tumbuhan penghasil leucogastroides)sebesar 21,3% dan yang
buah-buahan dan terdapat serangga. Hal memiliki indeks dominasi terendah
ini sesuai dengan pendapat Dewi (2005) dibawah 2% yaitu burung Cabai Bunga
yang menyatakan bahwa satwa yang api (Diceaum trigonostigma), Elang
dijumpai dalam habitat, termasuk jenis Hitam (Ictinaetus malayensis) dan Bentet
burung yang ada, ditentukan oleh Kelabu (Lanius shach) sebesar 0,3%.
kemampuan habitat tersebut untuk Pada plot pengamatan yang
mendukung kehidupannya. melintasi aliran sungai yang tergolong
Selain itu menurut Orian (1969) dominasi tinggi pada burung yang
keanekaragaman burung juga memiliki nilai presentasi dominasi diatas
dipengaruhi banyaknya faktor 5% yaitu terjadi pada burung Cucak
kelimpahan lainnya seperti kelimpahan Kutilang (Pycnonotus aurigaster) yaitu
efipit, kelimpahan buah-buahan, sebesar 22,0% dan yang memiliki indeks
keterbukaan lantai dan juga komposisi dominasi terendah dibawah 2% yaitu
pohon, sehingga baik secara nyata burung Kreo Padi (Amaurornis
maupun tidak nyata indikasi tersebut phoenicurus) sebesar 0,2%.
dapat mempengaruhi keberadaan burung Sedangkan untuk jenis burung yang
terkecuali burung yang telah beradaptasi mendominasi pada seluruh total plot
dengan lingkungan manusia. pengamatan dan tipe habitat yang
Dari hasil perhitungan indeks memiliki indeks dominasi tertinggi diatas
dominasi disimpulkan bahwa, pada plot 5% yaitu burung Cucak Kutilang
pengamatan yang melewati hutan alam (Pycnonotus aurigaster) sebesar 22,0%,
yang tergolong dominasi tinggi pada Bondol Jawa (Lonchura
burung yang memiliki nilai presentasi leucogastroides)12,7%, Bondol Peking
dominasi diatas 5% yaitu terjadi pada (Lonchura punctulata) 11,7%, Tekukur
burung Cucak Kutilang (Pycnonotus Biasa (Streptopelia chinensis) 11,0% dan
aurigaster) yang memiliki indeks Walet Sapi (Collocalia esculenta)
dominasi sebesar 28,5%, Tekukur Biasa sebesar 10,8% dan yang memiliki indeks
(Streptopelia chinensis) yang memiliki dominasi terendah dibawah 2% yaitu
indeks dominasi sebesar 12,5%, Walet burung Kreo Padi (Amaurornis
Sapi (Collocalia esculenta) yang meiliki phoenicurus) sebesar 0,2%. Masih
indeks dominasi sebesar 8,5%. terdapatnya dominasi beberapa jenis
Selain itu jenis burung yang burung di Taman Wisata Alam Gunung
memiliki indeks terendah dibawah 2% Pancar tersebut mungkin saja masih ada
yaitu terjadi pada burung diantaranya faktor pendukung yang masih ada
burung Cabai Polos (Dicaeum concolor) misalnya, pakan yang tersedia, aliran
indeks dominasi sebesar 0,5%. Pada plot sungai, rumput dan alang-alang.
pengamatan yang melintasi hutan pinus
yang tergolong dominasi tinggi pada E. Keanekaragaman Jenis Burung
burung yang memiliki nilai presentasi Indeks keanekaragaman merupakan
dominasi diatas 5% yaitu terjadi pada nilai yang menunjukan tinggi rendahnya
burung Cucak Kutilang (Pycnonotus keanekaragaman komunitas. Dari tabel
aurigaster) sebesar 24,6% dan yang diatas dapat disimpulkan bahwa dari

Volume 16 No. 2 Desember 2015 Jurnal Nusa Sylva,Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
  
Keragaman Jenis Burung Di Taman Wisata Alam Gunung Pancarprovinsi Jawa Barat
  | 15 
 

empat tipe habitat Taman Wisata Alam baik pada zona hutan alam, zona hutan
Gunung pancar yang berbeda, masing- pinus, zona pertanian/enclave, maupun
masing memiliki nilai indeks zona aliran sungai mempunyai indeks
keanekaragaman yaitu pada zona hutan kemerataan seimbang dan merata yaitu
alam sebesar H’=2,575 dan terdapat 21 sebesar 0,845 pada zona hutan alam,
jenis individu, pada zona hutan pinus 0,849 pada zona hutan pinus, 0,752 pada
memiliki nilai indeks keanekaragaman zona pertanian/enclave dan 0,828 pada
sebesar H’=2,354 dan terdapat 16 jenis zona aliran sungai. Sedangkan secara
individu, pada zona pertanian/enclave total nilai kemerataan jenis sebesar
memiliki indeks keanekaragaman 0,828. Data tersebut menunjukan bahwa
sebesar H’=2,253 dan terdapat 20 jenis keseluruhan habitat pengamatan burung
individu dan pada zona liran sungai memiliki nilai kemerataan yang
memilki indeks keanekaragaman sebesar seimbang dan penyebarannya merata.
H’=2,295 dan terdapat 16 jenis individu. Dalam satu komunitas apabila nilai
Sedangkan secara total indeks kemerataannya rendah atau kurang dari
keanekaragaman sebesar H’=2,528 satu maka terdapat jenis burung yang
dengan 22 jumlah individu. dominan pada habitat tersebut, hal
Keanekaragaman jenis berhubungan tersebut diperkuat pendapat Hadinoto
dengan jumlah kelimpahan relatif dalam dkk. (2012) bahwa indeks kemerataan
komunitas. Jika nilai keanekaragaman jenis burung yang memiliki nilai kurang
tinggi, maka dalam komunitas tersebut dari satu menunjukan bawa terdapat
terdapat banyak jumlah jenis individu. dominasi satu atau beberapa spesies,
Menurut Gray (1981) dalam Vikar artinya satu atau beberapa spesies
(2012) bahwa tinggi rendahnya indeks memiliki jumlah individu yang lebih
keanekaragaman komunitas, tergantung banyak dibandingkan dengan spesies
pada banyaknya jumlah jenis dan jumlah yang lain.
individu masing-masing jenis. Dari hasil Taman Wisata Alam Gunung Pancar
perhitungan tersebut dengan nilai indeks memiliki nilai kemerataan seimbang dan
keanekaragaman Shannon- Weaner merata dipengaruhi oleh ketersediaan
secara total indeks keanekaragaman pakan masing-masing jenis burung.
sebesar H’=2,528 yang berarti 1,0 menurut Darmawan (2006) bahwa pakan
<H’<3,322 keanekaragaman sedang, merupakan kebutuhan utama bagi
produktivitas cukup, kondisi ekosistem burung, burung memiliki tingkat
cukup seimbang, tekanan ekologis kesukaan terhadap jenis pakan tertentu,
sedang. sehingga dalam memenuhi kebutuhan
pakan, burung akan mencari habitat yang
F. Kemerataan dan Kekayaan Jenis mampu menyediakan jenis pakan yang
1. Kemerataan Jenis sesuai.
Nilai indeks kemerataan (E) berkisar
antara 0-1. Semakin kecil nilai E atau 2. Kekayaan Jenis
mendekati nol, maka semakin tidak Data yang diperoleh dari hasil
merata penyebaran organisme dalam penelitian dan perhitungan menggunakan
komunitas tersebut yang di dominasi oleh indeks kekayaan jenis Margelef pada
jenis tertentu dan sebaliknya semakin setiap zona pengamatan diketahui untuk
besar nilai E atau mendekati satu, maka zona hutan alam nilai yang didapat
organisme dalam komunitas akan sebesar 3,872 ini berarti 3,5 < Dmg < 5
menyebar secara merata (Krebs, 1989). maka kekayaan jenis sedang, untuk nilai
Sebaran fauna seimbang atau merata yang didapat pada zona hutan pinus yaitu
apabila mempunyai nilai indeks 2,978 ini berarti Dmg < 3,5 maka
kemerataan jenis berkisar antara 0,6 - 0,8 kekayaan jenis rendah, pada zona
(Odum, 1963). pertanian/enclave nilai yang didapat
Data hasil penelitian menunjukan yaitu 3,381 ini berarti Dmg <3,5 maka
bahwa indeks kemerataan jenis burung kekayaan jenis rendah, dan untuk zona

Volume 16 No. 2 Desember 2015 Jurnal Nusa Sylva,Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
  
Keragaman Jenis Burung Di Taman Wisata Alam Gunung Pancarprovinsi Jawa Barat
  | 16 
 

aliran sungai nilai yang didapat sebesar berarti nilai kemerataanya rendah,
3,155 ini berarti Dmg < 3,5 maka selain itu untuk nilai kekayaannya
kekayaan jenis rendah. Sedangkan untuk didapat sebesar 3,191 yang berarti
keseluruhan total nilai kekayaan nilai kekayaan jenis rendah.
margalef yang didapat sebesar 3,191 ini
berarti Dmg <3,5 maka kekayaan jenis Saran
rendah.
1. Untuk mendapatkan penelitian yang
KESIMPULAN DAN SARAN optimal dan hasil yang lebih baik
perlu memperhatikan faktor
Kesimpulan lingkungan dan faktor pndukung yang
memadai misalnya petak contoh yang
1. Tercatat ada 22 jenis burung yang diambil harus bisa dijangkau, serta
ditemukan. Dari 22 Jenis terdapat satu memperhatikan waktu yang tepat agar
jenis burung air yaitu Kreo Padi bisa mengetahui jenis burung yang
(Amaurornis phoenicurus) dan satu belum teridentifikasi.
jenis merupakan raptor yaitu Elang 2. Perlu diadakan penelitian yang lebih
Hitam (Ictinaetus malayensis). lanjut untuk mendukung penelitian ini
Kesulurah avifauna tesebur terbagi seperti keanekaragaman satwa liar
kedalam 16 suku. Tiga dari 22 jenis yang lain seperti kelas aves, amfibi
tersebut merupakan jenis endemik dan mamalia. Sehingga hubungan
Jawa, yaitu Perenjak Jawa (Prinia rantai makanan akan lebih jelas hal ini
Familiaris), Bondol jawa (Lonchura untuk menjelaskan manfaat ekologis
leucogastroides) dan Cekakak Jawa yang lebih baik.
(Hacyon cyanoventris). Hasil dari 3. Perlu dilakukan kegiatan inventarisasi
inventarisasi juga menunjukan burung secara berkelanjutan agar
sebanyak satu jenis dari 22 jenis dapat diketahui populasi maupun
tersebut masuk dalam daftar keanekaragaman jenisnya, dan
Appendix II CITES dan menurut diperlukan juga pengamanan terhadap
IUCN, burung ini berstatus LC (least burung agar tetap terjaga
concern, beresiko rendah) jenis kelestariannya.
tersebut yaitu Ictinaetus malayensis 4. Pengadaan papan peringatan untuk
(Elang Hitam). tidak melakukan perburuan, selain itu
2. Jenis yang total kepadatan tertinggi diperlukan papan informasi burung,
jumlahnya dari seluruh areal sebagai bentuk penyadartahuan
pengamatan adalah burung Cucak kepada pengunjung dan masyarakat
Kutilang (Pycnonotus akan status burung yang tidak
aurigaster).dengan nilai indeks dilindungi maupun yang dilindungi
dominasi sebesar 22,0% tertinggi dari atau terancam punah.
jenis individu lainnya. Selain itu pola 5. Kegiatan penelitian burung bisa
penyebaran burung berdasarkan dijadikan sebagai salah satu potensi
perhitungan persamaan Indeks wisata Taman Wisata Alam Gunung
Morisita (Iδ) = 0,154 atau cenderung Pancar untuk kegiatan penelitian,
acak. pendidikan atau kegiatan pengamatan
3. Nilai keanekaragaman dengan burung.
menggunakan Indeks Shannon
Wiener H’ sebesar 2,528 yang berarti
keanekaragaman sedang, prodiktifitas DAFTAR PUSTAKA
cukup, kondisi ekosistem cukup
seimbang, tekanan ekologi sedang.
Alikodra, H.S.1990. Pengelolaan Satwa
Selain itu untuk nilai kemerataan dan
Liar. Volume II. PAU Ilmu Hayat
kekayaan didapat untuk nilain
IPB. Tidak Diterbitkan. Bogor.
kemerataan jenis sebesar 0,808 yang

Volume 16 No. 2 Desember 2015 Jurnal Nusa Sylva,Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
  
Keragaman Jenis Burung Di Taman Wisata Alam Gunung Pancarprovinsi Jawa Barat
  | 17 
 

Moen, A.N. 1973. Wildlife Ecology.


WH Freemen dan Company. San
Fransisco
Odum, E.P. 1971. Fundamental of
Ecology (Thrid Edition). WB
Soundress Co. Philadelphia-
London-Toronto.
Dewi. 2005. Kajian Keanekaragaman
Jenis Burung diberbagai Tipe
Lanskap Hutan Tanaman Pinus.
Skripsi Fakultas Kehutanan IPB.
Bogor.
Vikar, A. 2012. Keanekaragaman Jenis
Burung di Dalam dan di Luar Areal
Tambang Pada Kawasan TAHURA
Palu Provinsi Sulawesi
Tengah.Skripsi. Fakultas Kehutanan
UNTAD. Palu.Tidak
dipublikasikan.
Hadinoto, Mulyadi, A., Siregar, Y.I.
2012.Keanekaragaman Jenis
Burung di Hutan Kota
Pekanbaru.Jurnal Ilmu
Lingkungan6(1):25-42.
Darmawan, M.P. 2006. Keanekaragaman
Jenis Burung Pada Beberapa Tipe
Habitat di Hutan Lindung Gunung
Lumut Kalimantan Timur.Skripsi.
Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Volume 16 No. 2 Desember 2015 Jurnal Nusa Sylva,Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
  

You might also like