Professional Documents
Culture Documents
Tingkat Kemandirian Pada Mahasiswa Rantau
Tingkat Kemandirian Pada Mahasiswa Rantau
MAHASISWA RANTAU
Oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATHOLIK SOEGIJAPRANATA
Tahun Ajaran 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami persembahkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya semata sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan laporan proposal
penelitian dengan judul "Studi Perbandingan antara Kemandirian Mahasiswa Rantau dan
Mahasiswa Tidak Rantau Fakultas Psikologi Universitas Katholik Soegijapranata di Kota
Semarang". Penyusunan laporan proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu
persyaratan nilai mata kuliah Metode Pengumpulan Kuantitatif Fakultas Psikologi.
Penyusunannya dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari banyak pihak. Untuk itu,
pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
5. Teman - teman satu angkatan yang selalu memberikan motivasi, dukungan, semangat,
canda dan tawa
Walaupun demikian, dalam laporan penelitian ini, peneliti menyadari masih belum sempurna.
Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan penelitian ini.
Namun demikian adanya, semoga proposal skripsi ini dapat dijadikan acuan tindak lanjut
penelitian selanjutnya dan bermanfaat bagi kita semua
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
1. DEFINISI KEMANDIRIAN 1
1.1 Chaplin (2011:343) 1
1.2 Ali & Asrori (2008:110) 1
1.3 Shaffer (2002:109) 1
1.4. Parker (2005:226) 1
1.5. Erickson (dalam Monks 2002:227) 1
2. TEORI KEMANDIRIAN 2
2.1 Teori Sosial (Barnadib, 1998:77) 2
2.2 Teori Humanistik (Suprayogi, 2005) 2
2.3 Teori Behavioristik (Slavin, 2000:143)2
3. ASPEK KEMANDIRIAN 2
3.1 Steinberg (dalam Warsito 2013) 2
3.2 Havighurst (dalam Muzdalifah, 2007) 3
3.3 Masrun (dalam Widayatie, 2009:19) 3
4. DEFINISI OPERASIONAL 4
5. SUBJEK PENELITIAN 4
6. FORMAT BLUEPRINT 5
7. PENULISAN ITEM 6
8. DAFTAR PUSTAKA 7
TINGKAT KEMANDIRIAN PADA
MAHASISWA RANTAU
1. DEFINISI KEMANDIRIAN
Dalam kamus psikologi kemandirian berasal dari kata “independence” yang diartikan sebagai
suatu kondisi dimana seseorang tidak tergantung pada orang lain dalam menentukan keputusan
dan adanya sikap percaya diri.
Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting bagi individu.
Individu yang memiliki kemandirian tinggi relatif mampu menghadapi segala permasalahan
karena individu yang mandiri tidak tergantung orang lain, selalu berusaha menghadapi dan
memecahkan masalah yang ada.
Kemandirian sebagai kemampuan untuk membuat keputusan dan menjadikan dirinya sumber
kekuatan emosi diri sehingga tidak bergantung kepada orang lain.
Kemandirian (self reliance) adalah kemampuan untuk mengelola semua yang dimiliki, tahu
bagaimana mengelola waktu, berjalan dan berpikir secara mandiri disertai dengan kemampuan
mengambil resiko dan memecahkan masalah. Kemandirian berkenaan dengan tugas dan
keterampilan bagaimana mengerjakan sesuatu mencapai sesuatu dan bagaimana mengelola
sesuatu.
Kemandirian merupakan suatu sikap usaha untuk melepaskan diri dari orangtua dengan
maksud untuk menemukan dirinya dengan proses mencari identitas ego yaitu merupakan
perkembangan kearah yang mantap untuk berdiri sendiri.
2. TEORI-TEORI KEMANDIRIAN
2.1. Teori Sosial (Barnadib, 1998:77)
Kemandirian merupakan proses sosial yang bertujuan agar anak didik mengalami perkembangan
kepribadian yang utuh, integral dan seimbang sesuai dengan pandangannya, bahwa manusia adalah
bersifat psiko-somatik.
2.2. Teori Humanistik (Suprayogi, 2005)
Teori Humanistik dalam kemandirian yaitu proses memanusiakan manusia, dimana seorang
individu diharapkan dapat mengaktualisasikan diri artinya manusia dapat menggali kemampuannya
sendiri untuk diterapkan dalam lingkungan.
2.3. Teori Behavioristik (Slavin, 2000:143)
Menurut teori behavioristik, Kemandirian adalah proses pembelajaran perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman.
3. ASPEK-ASPEK KEMANDIRIAN
3.1. Steinberg (dalam Warsito 2013)
3.1.1. Kemandirian Emosi (Emotional Autonomy)
Kemandirian emosi didefinisikan sebagai sebuah aspek dari kemandirian yang berhubungan
dengan perubahan hubungan individual dengan orang-orang terdekat, terutama orang tua. Pada akhir
tahapan remaja, seseorang menjadi lebih tidak bergantung secara emosinal terhadap orang tunya,
daripada saat mereka masih kanak-kanak. Perubahan hubungan dengan orang tua inilah yang dapat
disebut sebagai perkembangan dalam hal kemandirian emosional, walaupun demikian kemandirian
remaja tidak membuat remaja tersebut terpisah dari hubungan keluarganya. Jadi seorang remaja tetap
dapat menjadi mandiri tanpa harus terpisah hubungan dengan keluarganya.
Perubahan kognitif atau yang juga disebut sebagai kemandirian nilai pada remaja mendapat
peran penting dalam perkembangan kemandirian, karena dalam kemandirian dibutuhkan kemampuan
untuk membuat keputusan sendiri. Pada perkembangan dari kemandirian nilai , terjadi perubahan
dalam konsep remaja tentang moral, politik, ideologi, dan isu tentang agama.
3.2. Havighurst (dalam Muzdalifah, 2007)
3.2.1. Emosi
Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak tergantungnya
kebutuhan emosi dari orang tua.
3.2.2. Ekonomi
Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak tergantungnya
kebutuhan ekonomi pada orang tua.
3.2.3. Intelektual
Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
3.2.4. Sosial
Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain
dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain.
3.3.2. Otonomi
Kondisi yang ditunjukkan dengan tindakan yang dilakukan atas kehendak sendiri dan bukan
orang lain serta tidak bergantung pada orang lain dan memiliki rasa percaya diri dan kemampuan
mengurus diri sendiri.
3.3.3. Inisiatif
Pengendalian tindakan dan emosi mampu mengatasi masalah dan kemampuan melihat sudut
pandang orang lain.
4. DEFINISI OPERASIONAL
Kemandirian memiliki perubahan pendekatan antar individu, terutama kepada orang tua atau
teman yang banyak melakukan interaksi dengan dirinya. Dalam kemandirian kemampuan untuk
membuat keputusan juga dapat dilakukan secara bebas dan bertanggung jawab. Kemandirian juga
dimaknai dengan prinsip tentang benar salah, baik buruk, dan apa yg berguna atau tidak berguna bagi
dirinya.
5. SUBJEK PENELITIAN
Subyek penelitian pada judul kemandirian mahasiswa fakultas psikologi universitas katolik
soegijapranata di Kota Semarang ini pada perkembangan selanjutnya disebut juga sebagai
narasumber. Disini kami memiliki 2 narasumber sebagai berikut :
Kelas 04
Fakultas psikologi
Semester 2
Kelas 04
Fakultas psikologi
Semester 2
Apabila saat wawancara pengambilan data sudah mencapai saturasi, maka pengumpulan data
dihentikan. Saturasi menunjukkan bahwa data yang dideskripsikan partisipan memiliki kesamaan atau
mencapai titik jenuh meskipun dilihat dari berbagai perpekstif.
6. Format Blue Print Terhadap Kemandirian Mahasiswa Rantau
NO PERNYATAAN STS TS S SS
1 Saya aktif dalam kegiatan
organisasi
2 Saya tidak memiliki passion dalam
kegiatan organisasi di kampus
3 Saya melakukan aktivitas
berolahraga setiap pagi hari untuk
kesehatan saya, tanpa harus di
ingatkan orang lain atau di temani
orang lain
4 Saya mengikuti gotong royong yang
rutin di adakan setiap sebulan
sekali
5 Saya lebih suka mengerjakan
sesuatu di kost-an saya sendirian
1. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif), PT. Bumi Aksara,
Jakarta, 2003.
http://eprints.stainkudus.ac.id/658/5/5.%20BAB%20II.pdf