Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

MAKALAH

HAJI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata kitab kuning
Dosen Pengampu: Agus Salim, S.Pd.I

Disusun oleh :

Putri Nur Azizah (2283130043)


Atikah Nur Amaliyah Muchvi (2283130067)
Ardiansyah Fariz Perdana (2283130045)
Indah Arasyanti Adamwiyah ( 2283130048)
Faisal Ridho (2283130076)
Mohammad Hisyam Abkari ( 2283130052)

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA 2B


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
1445 H / 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah,
rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Kitab Kuning Kelas Tinggi
ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta para sahabatnya, juga seluruh pengikutnya diseluruh dunia, sejak awal
kebangkitan Islam hingga hari kiamat.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kitab Kuning serta meningkatkan
pengetahuan tentang penilaian dalam pembelajaran Kitab Kuning serta memahami dan mengerti
materi tentang Haji.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempumaan. Maka dari itu kami sangat mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak yang
sifatnya membangun. Semoga Allah SWT meridhoi usaha dan niat baik kita bersama dalam upaya
mewujudkan mahasiswa yang cerdas dan beriman. Aamiin.

Cirebon , 06 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………iii

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ………………………………………………………………………………………………1

B.Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………1

C.Tujuan Masalah…………………………………………………………………………………………….1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Hukum Haji……………………………………………………………………………………….3

B. Latar Belakang Sejarah Haji……………………………………………………………………………………4

C.Rukun san Wajib Haji……………………………………………………………………………………………..5

D.Larangan dan Sunnah Haji……………………………………………………………………………………10

E. Cara Pelaksanaan Ibadah Haji………………………………………………………………………….12

F. Hikmah Ibadah Haji.............................................................................................13

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………….16

B.Saran……………………………………………………………………………………………………………………..16

C. Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………………………17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Haji adalah rukun Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa. Menunaikan
ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslimin sedunia yang mampu
(material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan dibeberapa tempat
di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji pada bulan Dzulhijjah. Hal ini berbeda
dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu. Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada
tanggal 8 Dzulhijjah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada
tanggal 9 Dzulhijjah dan berakhir setelah melempar jumrah pada tanggal 10 Dzulhijjah.
Secara lughawi, haji berani menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Menurut etimologi bahasa Arab,
kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara", haji ialah
menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu.

B. Rumusan Masalah

1.Apakah definisi dan hukum haji?


2. Bagaimana latar belakang sejarah haji?
3. Apa saja nukun dan wajib haji?
4. Apa saja larangan dan sunnah haji?
5. Bagaimana cara pelaksanaan ibadah haji?
6. Apa saja hikmah ibadah haji?

C.Tujuan Masalah
1. Mengetahui definisi dan hukum haji
2. Mengetahui latar belakang dan sejarah haji
3.Mengetahui rukun dan wajib haji
4. Mengetahui larangan dan sunnah haji
5. Mengetahui cara pelaksanaan ibadah haji
6. Mengetahui hikmah dari ibadah haji
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Hukum Haji

Al-haji secara etimologi berarti tujuan, maksud dan menyengaja. Dalam arti terminology, haji
berarti bermaksud dengan sengaja mengunjungi Baitullah (Ka'bah) menurut syarat-syarat dan
rukun-rukun yang tertentu. karena memenuhi panggilan Allah semata.
Hukum melaksanakan ibadah haji hanyalah diwajibkan sekali dalam seumur hidup manusia.
Sebagaimana dalam hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan dari Abu Hurairah: "Rasulullah
Saw berkhotbah kepada kami. Katanya Wahai manusia! Allah telah memfardhukan haji hagi
kamu maka laksanakanlah! Kemudian seseorang bertanya: Apakah haji itu dikerjakan setiap
tahun ya Rasulullah? Rasulullah Saw kemudian diam, sampai laki-laki itu mengulang pertanyaan
itu tiga kali. Kemudian Rasulullah Saw bersabda: Kalau saya katakan benar, pasti akan wajib
setiap tahun, tetapi kalian tidak akan mampu. (HR. Ahmad bin Hanbal Muslim dan al-Nasai).
Dalam hadits lain Rasulullah Saw bersabda: "Ikutilah amalan haji dengan umrah karena kedua
amalan itu meniadakan sifat kikir dan dosa sebagaimana ahli logam membuang karat dari besi,
perak dan emas. Tiada lain pahala yang diterima haji yang mabrur, kecuali surga" (HR. al-
Tirmidzy, al-Nasai dan Ibnu Majah dan Ibnu Mas'ud).
Terdapat perbedaan yang mendasar antara haji dan umrah. Ibadah haji dilakukan pada waktu-
waktu yang tertentu, yaitu di bulan-bulan haji. Sedangkan ummah boleh dilakukan di bulan-
bulan haji (dapat dilakukan bebarengan dengan ibadah haji), atau dilakukan diluar bulan haji
(kapan saja). Ibadah haji melakukan wuquf di Arafah, sedangkan ibadah umrah tidak perlu
melakukannya.

B. Latar belakang haji


Ibadah Haji merupakan ibadah yang wajib dilakukan oleh semua umat Islam bagi yang
memiliki kemampuan baik dari sisi lahiriah, batiniah, dan juga finansial. Kewajiban pelaksanaan
ibadah haji pun hanya dilakukan sekali dalam seumur hidup. Rasulullah saw melaksanakan
ibadah Haji selama masa hidupnya hanya sekali yaitu Haji Wada.

Proses perjalanan haji dari tanah air menuju Hijaz juga mengundang diskursus yang cukup
hangat. Proses perjalanan haji penduduk nusantarapunya caranya tersendiri, dimulai dari cara
mempersiapkan diri dari tanah air, pelayaran yang akan digunakan, juga proses pelaksanaan
ibadah haji di tanah Hijaz.

Menurut Muhammad Nuri (2014) pelaksanaan haji dari masa ke masa punya aturannya
sendiri-sendiri sesuai dengan masanya. Namun aturan-aturan yang diberlakukan tersebut dalam
proses perjalanan ibadah Historiografi Manajemen Haji di Indonesia haji tidak lah cukup untuk
memberikan sebuah pelayanan yang komprehensif juga profesional. Melainkan harus ada
kesadaran yang tinggi dalam menjalankan aturan tersebut oleh para calon jamaah haj. Awal abad
ke-17 merupakan angkatan perintis haji Indonesia yang pertama kali. Hal tersebut dilakukan oleh
para diplomat dan juga para pedagang. Mereka kesemuanya pergi ke negeri Hijaz tidak lain
untuk misinya masing-masing.

Ada beberapa ulama nusantara yang tercatat melakukan pengembaraan ilmu agama di Makah,
salah satunya yaitu Syekh Yusuf al-Makassar. Menurut Abu Hamid (2005), Selain menuntut
ilmu, Syekh Yusuf al-Makassar juga melaksanakan ibadah haji Azyumardi Azra (2018)
menjelaskan bahwa hubungan awal umat Muslim nusantara dengan Timur Tengah melibatkan
sejarah yang cukup panjang. Mulanya hubungan keduanya dimulai dengan interaksi melalui
perdagangan lalu kemudian ditambah dengan perluasan dakwah. Sehingga dikemudian hari
membentuk satu jaringan keulamaan Internasional melalui pusat pendidikannya yang berada di
Makah danMadinah.

Salah satu ulama yang merantau ke Makah akibat dari penjajahan di nusantara adalah Syaikh
Nawawi al-Bantani. Menurut Amirul Ulum (2016), ketika Syekh Nawawi sampai di Jeddah,
beliau berjalan menuju Masjidil Haram, lalu tinggal di sebuah kampung yang bernama kampung
alJawi. Di kampung tersebut Syekh Nawawi banyak bertemu dengan ulamaulama asal nusantara
yang sudah bermukim lama lalu belajar banyak dengan para ulama yang ada di sana.

Banyaknya ulama-ulama nusantara yang ada di Makah, membuat masyarakat muslim nusantara
berpikir keras untuk bisa belajar di Makah dan juga bisa menunaikan ibadah haji.

Motivasi tersebut juga yang membuat banyaknya ulama Indonesia yang mengambil sanad
keilmuan dari Syekh Nawawi al-Bantani. Seperti murid-muridnya yang kemudian
menjadipenggerak pergerakan kebangkitan nasional, yaitu KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad
Dahlan.

C Rukun dan Wajib Haji


Rukun haji adalah perbuatan yang harus dikerjakan yang tidak boleh digantikan dengan
satupun. Sehingga jika tertinggal salah satunya mengakibatkan tidak sah hajinya. Sedangkan
wajib haji ialah sesuatu yang harus dikerjakan namun bila tertinggal salah satunya karena sesuatu
hal, bolch diganti dengan membayar dam (denda yang harus dibayarkan ditunaikan sesuai
dengan ketentuan yang telah tercapai).
Rukun haji ada enam, yaitu:

1. Ihram
Ihram adalah bemiat mulai mengerjakan haji atau umrah, dengan memakai pakaian ihran
(warna putih). Pakaian ihram laki-laki tidak berjahit, namun bagi wanita boleh berjahit. Akan
tetapi, melakukan ihram dari miqat merupakan salah satu wajib haji. Miqat itu ada dua macam,
yaitu miqat zamani dan miqat makani.
Miqat zamani bagi ibadah haji adalah bulan-bulan Syawal, Zu al-qa'dah dan sepuluh hari dari
bulan Zu al-hijjah. Ihram untuk haji tidak sah dilakukan kecuali pada bulan - bulan ini.
Miqat Makani ialah tempat-tempat yang ditentukan untuk melakukan ihram, menurut daerah asal
atau arah datangnya dalam perjalanan ke Makkah.

Orang yang dalam perjalanannya tidak melewati salah satu miqat ini, maka miqatnya adalah
tempat yang setentang miqat terdekat dengan jalan yang dilaluinya.

Bagi orang yang bertempat tinggal atau muqim di Makkah muqatnya adalah kota Makkah itu
sendiri, sedangkan orang yang tinggal di luar kota Makkah, tetapi tidak melampaui salah satu
dari miqat tersebut diatas, maka miqatnya adalah desanya sendiri, dan mereka ihram dari tempat
tinggalnya.10 Sunnah dalam persiapan melakukan ihram :
1. Mandi, sekalipun ia perempuan yang sedang haid atau nifas. Dalam hadits Zayd ibn Sabit
disebutkan: "Nabi SAW mandi untuk melakukan ihramnya. (HR.Tirmidzi).
2. Menanggalkan pakaian berjahit yang sedang dipakainya
3. Memakai izar (sarung), rida' (selendang) dan sandal. Dan sebaiknya kain selendang itu
berwarna putih. (HR.Abu Dawud dan Tirmidzi).
4. Memakai wangi-wangian pda tubuhnya.

5. Melakukan shalat dua rakaat


Selanjutnya, setelah melakukan hal-hal ini barulah ihram dilakukan dengan
berniat melakukan haji, sambil mengucapkan talbiyah.

2. Wuquf

Wuquf adalah berhenti (hadir) di padang Arafah pada waktu yang ditentukan, yang mulai dari
tergelincir matahari (waktu zhuhur) tanggal 9 Dzulhijjah sampai terbit fajar tanggal 10
Dzulhijjah. Artinya orang yang sedang mengerjakan haji itu wajib berada di padang arafah pada
waktu tersebut. Dalam sebuah sabda Rasulullah Saw, diterangkan "Dari Abd al-Rahman bin Ya
'mur, bahwasannya orang-orang Nejd telah datang kepada Raulullah Saw, sewaktu beliau sedang
wuquf di Arafah. Mereka bertanya kepada beliau, maka beliau kemudian menyuruh orang
supaya mengumumkan "Haji itu Arafah." Artinya, yang terpenting urusan haji taslah hadir di
Arafah. Barangsiapa yang datang pada malam sepuluh sebelum terbit fajar, sesungguhnya ia
telah mendapat waktu yang sah" (HR. Lima Ahli Hadits).
Dari hadits tersebut, bahwasannya kehadiran di padang Arafah pada waktu-waktu yang telah
ditentukan itu penting, karena inti haji adalah Arafah Dan Wuquf inilah yang menjadi pokok
perbedaan haji dengan umrah, bahwa dalam pelaksanaan ibadah umrah tidak diharuskan
melakukan wuquf di Arafah.

3. Thawaf

Thawaf ialah mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali. Thawaf rukun/thawaf yang merupakan
rukun haji ini dinamakan Thawaf Ifadhah. Cara melakukan thawaf ialah: Pertama, harus suci dari
hadats dan najis. Kedua, menutup aurat. Ketiga, Ka'bah berada di sebelah kiri orang yang thawaf
Keempat, memulai thawaf dari Hajar al-Aswad (batu hitam) yang ada di salah satu sudut Ka'bah
yang dinamakan Rukun Yamani. dengan cara menyapunya (kalau dapat, bahkan
bolehmenciumnya, namun kalau tidak dapat cukup dengan melambaikan tangan sewaktu berada
di arah Hajar al-Aswad tersebut). Kelima, thawaf itu dilakukan tujuh kali (dari Hajar al-Aswad
ke Hajar al-Aswad terhitung satu kali). Keenam, melakukan thawaf hendaknya berada berada di
dalam Masjid al-Haram. Sewaktu Thawaf membaca: "Mahasuci Allah, segala puji bagi-Nya.
tiada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar, tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah.

4. Sa'i

Sa'i ialah berlari-lari kecil di antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali, dimulai dari
Shafa dan diakhiri di Marwah. Dimana pada saat ini, jarak di antara dua bukit ini telah dibuatkan
penghubung berupa atap dan berlantai marmer, sehingga orang-orang yang melakukan sa'i tidak
lagi merasa kepanasan oleh teriknya matahari.
5. Tahallul

Tahallul ialah penghalalan atas beberapa larangan dalam ibadah haji dengan cara menggunting
rambut minimal tiga helai. Tahallul ada dua macam, yaitu Taballul pertama adalah penghalalan
atas beberapa larangan
haji seperti bolehnya melepas pakaian ihram, menggunting kuku. memakai wangi-wangian,
menutup kepala. Setelah tahallal pertama. pelaksanaan rukun haji telah selesai, namun wajib
hajinya belum selesai. Tahallul kedua adalah penghalalan atas keseluruhan larangan dalam
ibadah haji, seperti melakukan akad nikah.
6. Tertib

Yaitu menertibkan urutan pelaksanaan rukun, yang dahulu didahulukan, yang kemudian
dikemudiankan, seperti melakukan thawaf lebih didahulukan daripada melakukan sa'i dan
seterusnya. Adapun wajib haji ada tujuh, yaitu:

1. Ihram dari miqat

Miqat ada dua macam, yaitu miqat zamani dan miqat makani. Miqat zamani, adalah waktu
berniat haji, yakni sejak awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Miqat
makani adalah tempat-tempat yang telah ditentukan untuk melakukan ihram, seperti Yamlam.
Dzulhulaifah, Juhfah, Qarn al-Manazil, Dzatu Irqin, Birr Ali, Jeddah dan lain-lain.

Secara lebih terperinci. Sulaiman Rasyid menerangkan mengenal miqat makani ini sebagai
berikut:

a) Mekkah aialah miqat bagi orang-orang yang tinggal di Mekkah. Maka penduduk Mekkah
yang hendak berhaji, hendaklah mereka ihram dari rumah masing-masing.
b) Zulhulaifah adalah miqat bagi orang-orang yang datang dari arah Madinah dan negeri-negeri
yang sejajar dengan Madinah
c) Juhfah adalah miqat bagi orang-orang yang datang dari Mesir, Maghribi dan negeri-negeri
yang sejajar dengannya. Juhfah itu sendiri merupakan kampong di antara Mekkah dan
Madinah yang kini telah lenyap. Oleh karena itu miqat ditentukan di kampong yang dekat
dengannya yaitu kampong Rabig.
d) Yalamlam adalah suatu bukit miqat bagi orang yang datang dan arah Yaman, Indian,
Indonesia dan negeri-negeri yang sejajar dengannya.
negeri-negeri yang sejajar dengannya
e) Qamul Manazil adalah miqat bagi orang yang datang dari arah Najd
serta negeri-negeri yang sejajar dengannya.
f) Dzatu Ingin adalah miqat bagi orang yang datang dari arah Iraq dan
negeri-negeri yang sejajar dengannya.

2. Bermalam di Muzdalifah

Maksudnya adalah setelah melakukan wuquf di Arafah, para jama'ah melakukan perjalanan
menuju Muzdalifah dan malam itu (malam 10 Dzulhijjah) hendaknya bermalam di Muzdalifah,
jangan melanjutkan perjalanan (karena yang melanjutkan dikenakan denda/dam). Yang
dilakukan di Muzdalifah di waktu malam itu adalah mencari/mengambil batu-batu kerikil dengan
menggunakan lentera atau lampu senter untuk melontar jumrah di Mina keesokan harinya.

3. Melontar Jumrah al-Aqabah

Melontar jumrah adalah melempar suatu jumroh yang dinamai Jumrah al-Aqabah. Penentuan
miqat ini ditetapkan oleh Rasulullah. Namun,karena situasi dan kondisi dan demi kenyamanan
jama'ah haji, maka ketentuan berikutnya diterapkan oleh Pemerintah Arab Saudi dan sewaktu-
waktu dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi.,
Jumrah ada tiga, berbentuk tiga buah tugu sebagai pelambang syaitan (yang dulu menggoda
Nabi Ibrahim, Ismail dan Siti Hajar. Yaitu sewaktu Ibrahim hendak menyembelih Ismail atas
perintah Allah Ketiganya digoda oleh syaitan agar tidak melakukannya, namun ketiga orang
tersebut tidak tergoda dan masing-masing melempari syaitan dengan batu sebanyak tujuh
lontaran batu kerikil. Pelontaran terhadap Jumrah al-Aqabah ini dilakukan pada tanggal 10
Dzulhijjah yakni di hari Raya Idul Adha.

4. Melontar Tiga Jumrah

Ketiga jumrah dilontar masing-masing dengan tujuh buah batu kerikil, yang dilakukan pada
hari Tasyrik, yakni tanggal 11,12, dan 13 Dzulhijjah.Pelontaran terhadap ketiga jumrah itu
hendaknya berurutan, mulai Jumrah al-Ula, kemudian Jumrah al-Wushta dan terakhir Jumrah al-
Aqabah
5. Bermalam di Mina
Yaitu bermalam di Mina selama tiga hari, yaitu dihari-hari tasyriq. tempat dimana terletak
ketiga jumrah. Jarak Mina dengan Mekkah sekitar 5km. dalam sebuah hadits yang yang
diriwayatkan oleh Aisyah Ummul Mukminin, la berkata: "Rasulullah Saw, telah tinggal di Mina
selama hari tasyriq, beliau melontar jumrah apabila matahari telah cenderung ke sebelah Barat,
tiap-tiap jumrah dilontar dengan tujuh batu kerikil" (HR. Ahmad dan Abu Daud).

6. Thawaf Wada
Yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kah, sebagaimana cam melakukan Thawaf
Ifadhah. Thawaf Wada' ini adalah thawaf perpisahan sebagai symbol perpisahan melakukan
ibadah haji. Setelah itu para jama'ah haji melakukan tahallul kedua, yang merupakan pembebasan
atas seluruh larangan haji

7 Meninggalkan larangan haji Yaitu menjauhkan diri dari segala larangan (muharramat )dalam
pelaksanaan ibadah haji

D. L arangan dan Sunnah Haji


Beberapa larangan dan konsekuensi denda karena melanggar larangan adalah sebagai
berikut:
1. Memakai pakaian yang berjahit (bagi kaum pria).
2. Menutup kepala (bagi kaum pria).
3. Menutup muka dan telapak tangan (bagi perempuan)
4 Memakai wangi-wangian setelah ihram (baik laki-laki maupun perempuan).
5. Menghilangkan rambut atau bulu badan yang lain.
6. Memotong kuku
7. Mengadakan akad nikah (nikah, menikahkan atau menjadi wakil dalam
akad nikah). Bagi orang yang melanggar, maka hajinya tidak sah dan harus mengulang tahun
depan.
8. Bersetubuh
Hal tersebut berarti melanggar haji, maka tidak sah hajinya dan harus menyembelih
seekor kambing (menurut dalil yang kuat). 9. Berburu dan membunuh binatang darat yang liar
dan halal dimakan. Bagi pelanggar larangan haji ini wajib menggantikan hewan yang senilai
dengan binatang yang diburu dibunuhnya, atau membayar dengan harga yang senilai dengan
binatang yang diburu dibunuhnya tersebut kemudian
dibelikannya makanan untuk orang-orang miskin atau berpuasa sebanyak
harga binatang tadi, tiap-tiap seperempat gantang makanan berpuasa satu hari.
Adapun beberapa kesunatan dalam haji adalah sebagai beriku:
1. Melakukan Haji Ifrad, yaitu melakukan haji saja tanpa disertai dibarengi dengan umrah.
2. Membaca doa talbiyah (bagi laki-laki dengan suara keras, bagi perempuan sekedar
didengar oleh dirinya sendiri) selama dalam ihram sampai melontar jumrah al-aqabah
pada hari raya haji. Bacaannya sebagai berikut: "Ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu.
Tiada sekutu bagi-Mu ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji
bagl-Mu dan nikmat adalah dari-Mu. Engkaulahyang menguasai segala sesuatu, tiada
sekutu bagi-Mu".
3. Berdoa setelah membaca talbiyah, yakni dengan meminta keridhaan Allah,supaya diberi
surga dan meminta perlindungan kepada-Nya dari siksa api neraka.
4. Membaca dzikir sewaktu thafaf (sewaktu di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad),
sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, yaitu membaca doa sapujagat: "Ya
Allah berilah kebaikan kepada kami di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah
kami dari siksa api neraka".
5. Shalat dua rakaat sesudah thawaf 6. Memasuki Ka'bah sebagaimana sabda Rasulullah
Saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwasannya Nabi Saw telah bersabda: "Barang
siapa yang masuk ke Bainillah (Ka'bah), ia telah masuk ke dalam kebaikan. serta ia
keluar mendapat ampunan" (HR. al-Baihaqy).

E. Cara Pelaksanaan Ibadah Haji

Ada tiga macam cara melaksanakan ibadah haji, yaitu:

1. Haji Ifrad, yaitu mendahulukan pelaksanaan ibadah haji kemudian mengerjakan ibadah
umrah. Cara pelaksanaan ibadah haji ini lebih baik daripada cara ibadah haji yang lain.
Pelaksanaan cara ini dihukumkansunnah, dan tidak terkena dam/denda. Hanya saja
pelaksanaannya membutuhkan waktu dan tenaga ekstra, karena harus menyelesaikan haji
terlebih dahulu, baru kemudian melakukan ibadah umrah.
2. Haji Qiran, yaitu mengerjakan ibadah haji dan umrah secara berbarengan (serentak). Cara
ini dikenakan dam/denda dengan menyembelih seekor kambing yang sah untuk qurban,
atau berpuasa sepuluh hari (tiga hari sewaktu masih melakukan ihram sampai hari raya
haji, tujuh hari dilakukan bila telah sampai di negeri masing-masing).
3. Haji Tamattu, yaitu mendahulukan melakukan ibadah umrah daripada ibadah haji (di
waktu musim haji). Cara pelaksanaan ibadah haji inipun dikenakan denda. Sebagaimana
firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 196. 3. Haji Tamattu, yaitu mendahulukan
melakukan ibadah umrah daripada ibadah haji (di waktu musim haji). Cara pelaksanaan
ibadah haji inipun dikenakan denda. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah:
196.

F.Hikmah Ibadah Haji

 Setiap perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia, contoh seperti
ihram sebagai upacara pertama maksudnya adalah bahwa manusia harus melepaskan diri
dari hawa nafsu dan hanya mengahadap diri kepada Allah Yang Maha Agung
 Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena dalam ibadah tersebut diliputi
dengan penuh kekhusyukan
 Ibadah haji menambahkan jiwa tauhid yang tinggi
 Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental dan akhlak
yang mulia.
 Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh dunia menjadi umat yang
satu karena mempunyai persamaan atau satu akidah.
 Ibadah haji merupakan muktamar akbar umat islam sedunia, yang peserta-pesertanya
berdatangan dari seluruh penjuru dunia dan Ka'bahlah yang menjadi symbol kesatuan dan
persatuan.
 Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah merupakan ibadah yang
berat memerlukan persiapan fisik yang kuat, biaya besar dan memerlukan kesabaran serta
ketabahan dalam menghadapi segala godaan dan rintangan.

BAB III
PENUTUP
.

You might also like