Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

NAMA : Iqbal Rizqikha Affthorthu

NIM : E1B020036
KELAS : Internasional

1. -Kemungkinan Persoalan yang muncul pada saat putusan verstek yaitu:


-Tergugat Sengaja tidak datang,
Meskipun ia telah dipanggil secara sah dan patut oleh pengadilan tetap tidak datang.
kemungkinan Diajarkan oleh juru sita nya (tidak datang tidak masalah), tergugat harus datang
ke persidangan terkait hak tergugat untuk membela di persidangan.
-Tergugat tidak datang tetapi mengajukan eksepsi tentang kompetensi relative dan
kompetensi absolut atau bahkan tidak mempersoalkan gugatan yg secara hukum
kompetensinya salah.
- P (diwakilkan advokat ) Sengaja karena diminta P untuk membuat gugatan dengan alamat T
Tempat tinggal dan atau tempat diam (domisili) yang terakhir dan sekarang tidak diketahui
tetapi masih dalam wilayah Indonesia ,dipakai agar panggilan melalui media sehingga dalam
persidangan T dipanggil tidak datang berturut-turut sampai 3 kali

2. Solusi majelis hakim jika T tidak datang namun tetap mengirim jawaban tentang eksepsi
KR ataupun KA yaitu dengan hakim memberikan putusan sela harus memutus dikabulkan
atau ditolak, jika eksepsi tsb dikabulkan maka keputusan sela tsb merupakan putusan akhir
(KR). Hakim akan menyatakan dalam putusan sela dengan menyatakan bahwa hakim akan
mempertimbangkan dan memutusnya dengan pokok perkara, persidangan tetap dilanjutkan
dengan pembuktian yang dilakukan oleh penggugat. Jika eksepsi diterima maka akibatnya
mengugurkan gugatan. Jika eksepsi ditolak maka maka pemeriksaan dilanjutkan ke materi
pokok perkara meskipun tergugatnya tidak datang.

3.Tujuan nya yaitu untuk membuat bantahan dalam suatu pernyataan adalah suatu sanggahan
yang tidak berkaitan langsung dengan pokok perkara. Yang harus dipersiapkan oleh tergugat
setelah membantah atau menyangkal yaitu:
1. Mengakui, menyelesaikan perkara dan tidak ada pembuktian karena dalil dianggap terbukti
2. Membantah atau Menyangkal Gugatan (verweer)

a. Bantahan atau Sangkalan yang belum menyangkut pokok perkara (eksepsi), berisi tuntutan
batalnya gugatan. HIR dan RBG mengenal 1 macam eksepsi tentang Kompetensi dan ini
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu Kompetensi Relative (Pasal 125 ayat 2 untuk yang dapat
menulis dan Pasal 133 untuk yang lisan harus pada permulaan sidang dan Kompetensi
Absolut (yang dipertimbangkan bersama pokok perkara)

b. Bantahan atau Sangkalan yang menyangkut pokok perkara (verweer ten principale)
1. Referte, tidak mengakui dan tidak membantah
2. Rekonvensi (gugatan balik), Pasal 132 a, 132 b, Pasal 157, 159 dan RBg

4. Gugatan yang dilarang menurut 132a, 157 dan 158 Rbg yaitu:
Gugatan Rekonvensi dapat meliputi segala hal, tetapi ada pengecualianya dalam Pasal 132a
no 1, 2 dan 3, Pasal 157, 158b RBg tidak dapat diajukan dalam hal :
a.Jika kedudukan penggugat tidak dalam kualitas yang sama antara gugatan konvensi dengan
rekonvensi
b.Bila Pengadilan Negeri atau Pengadilan Agama yang memeriksa gugat konvensi tidak
wewenang memeriksa gugat rekovensi atau gugat rekonvesi tidak dalam kompetensi yang
sama
c.Dalam perkara yang berhubungan dengan pelaksanaan putusan

5. -Pengakuan/mengakui: pernyataan yang diucap oleh tergugat dalammenjawab bahwa


tergugat mengakui adanya dalil yang diajukan oleh penggugat dalam surat gugatanya.
Pengakuan tersebut merupakan alat bukti yang sempurna. Yang nilai kekuatan pembuktian
tersebut diatur dalam pasal 174 HIR.
-membantah/menyangkal terhadap pokok perkara. Tergugat dapat melumpuhkan dalil
gugatan melalui pembuktian yang didasarkan oleh alat bukti yang dibenarkan oleh Undang-
Undang atau tergugat dapat menyanggah kejadian yang didalilkan berdasarkan alasan
rasional dan objektif.
-tidak memberi pengakuan, jawaban hanya berisi pernyataan saja dan menyerahkan
sepenuhnya kebenaran gugatan kepada hakim.
Jika dalam pembuktian bantahan T terbukti benar maka yang berisi pernyataan singkat
sebagai petitum dalam eksepsi yaitu mengabulkan eksepsi tergugat dan bantahan pokok
perkara menyatakan gugatan P ditolak atau menyatakan gugatan tidak dapat diterima.

6. Advokat yang terlibat ke dalam pokok perkara ini :


1. Hotman Sitompul,
2. Hotman Paris, dan
3. Advokat senior Otto Hasibuan.
Perkara pokok yang sedang diperselisihkan adalah yang pertama adalah klaim pelanggaran
kode etik advokat karena dinilai tidak melakukan upaya mediasi dalam perceraiannya dengan
Desiree Tarigan yang dilakukan Hotman paris. Hotman Paris juga menuding Advokat Senior
Otto Hasibuan terkaitt keabsahan kepemimpinan Peradi. Mereka saling mengecam melalui
konferensi pers karena yang dikakatan oleh Otto Hasibuan kepada VOI yang bermula dari
pernyataan Hotman Paris tentang Putusan Mahkamah Agung No:997K/pdt/2022, adalah tidak
benar, menyesatkan, melukai puluhan ribu advokat serta diduga melawan hukum, dan diduga
merupakan kebohongan publik karena putusan tersebut tidak mempunyai implikasi hukum
terhadap keabsahan Peradi dan Ketua Umum Peradi Otto Hasibuan.

You might also like