Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

BALAI DIKLAT KEAGAMAAN JAKARTA

PJJ REVOLUSI MENTAL BAGI ASN ANGKATAN 3


TUGAS INDIVIDU KB 2
NAMA : JUNI HARDI, S.Pd
NIP : 198806262020121009

1. Jelaskan 5 nilai budaya kerja kementerian agama dan sebutkan 2 hal negative yang harus dihindari dari masing-
masing nilai!

Jawaban :
Berikut Penjabaran 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama
1) INTEGRITAS :  Keselarasan Antara Hati, Pikiran, Perkataan Dan Perbuatan Yang Baik Dan Benar
Dua nilai negatif yang harus dihindari berkaitan dengan integritas adalah:
 Kecurangan: Kecurangan melibatkan bertindak dengan tidak jujur dan tidak adil dengan maksud untuk
mendapatkan keuntungan pribadi atau menghindari konsekuensi negatif. Hal ini melibatkan pemalsuan,
penipuan, atau manipulasi informasi, yang melanggar integritas dan prinsip moral.
 Korupsi: Korupsi melibatkan penyalahgunaan kekuasaan atau posisi untuk keuntungan pribadi dengan
merampas sumber daya publik atau memanipulasi sistem untuk kepentingan sendiri. Tindakan korupsi
melanggar prinsip-prinsip integritas dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga atau
individu yang terlibat.
2) PROFESIONALITAS : Bekerja Secara Disiplin, Kompeten Dan Tepat Waktu Dengan Hasil Terbaik
Berikut adalah dua nilai negatif yang harus dihindari dalam konteks budaya profesionalitas:
 Ketidakjujuran: Ketidakjujuran merupakan nilai negatif yang harus dihindari dalam budaya
profesionalitas. Hal ini mencakup perilaku seperti menyembunyikan informasi, memberikan informasi
yang salah, atau melakukan tindakan manipulatif untuk mencapai keuntungan pribadi atau menghindari
tanggung jawab. Ketidakjujuran melanggar prinsip-prinsip etika profesional dan merusak kepercayaan
antara sesama anggota tim atau dengan pihak eksternal.
 Ketidakprofesionalan: Ketidakprofesionalan merujuk pada perilaku atau tindakan yang tidak sesuai
dengan standar dan etika profesional. Hal ini mencakup sikap yang tidak sopan, tidak hormat, atau tidak
memperhatikan etika kerja yang berlaku. Contohnya dapat meliputi ketidakhadiran yang tidak dijelaskan,
perilaku tidak etis, atau komunikasi yang tidak profesional. Ketidakprofesionalan dapat merusak reputasi
individu dan organisasi serta mengganggu iklim kerja yang sehat dan produktif.

3) INOVASI : Menyempurnakan Yang Sudah Ada Dan Mengkreasi Hal Baru Yang Lebih Baik
Berikut adalah dua hal negatif yang harus dihindari dalam budaya kerja inovasi:
 Ketakutan akan kegagalan: Dalam budaya kerja inovasi, penting untuk menghindari ketakutan akan
kegagalan. Ketakutan ini dapat menghambat kreativitas dan keberanian untuk mencoba hal-hal baru.
Ketika individu atau tim takut gagal, mereka cenderung enggan mengambil risiko atau mencoba
pendekatan baru. Oleh karena itu, penting untuk membangun lingkungan di mana kegagalan dianggap
sebagai pembelajaran, dan kesalahan dijadikan kesempatan untuk meningkatkan dan menciptakan
solusi yang lebih baik.
 Resistensi terhadap perubahan: Budaya kerja inovasi juga harus menghindari resistensi terhadap
perubahan. Ketika orang merasa nyaman dengan cara-cara lama atau menghadapi perubahan yang
mengganggu rutinitas, mereka mungkin menolak atau lambat dalam mengadopsi ide-ide baru atau
mengikuti transformasi organisasi. Resistensi terhadap perubahan dapat menghambat kemajuan dan
menghalangi kemampuan untuk menciptakan inovasi yang signifikan. Oleh karena itu, penting untuk
membangun budaya yang terbuka terhadap perubahan, memotivasi karyawan untuk mengembangkan
keterampilan adaptasi, dan mengkomunikasikan manfaat perubahan secara efektif.

4) TANGGUNG JAWAB : Bekerja Secara Tuntas Dan Konsekuen


Berikut adalah dua hal negatif yang harus dihindari dalam budaya kerja Tanggung jawab:
 Tidak memenuhi kewajiban: Dalam budaya kerja bertanggungjawab, penting untuk menghindari perilaku
atau sikap yang menunjukkan ketidakmampuan atau ketidakpedulian untuk memenuhi kewajiban
pekerjaan. Ini termasuk tidak menyelesaikan tugas dengan baik, tidak menghormati tenggat waktu, atau
tidak memberikan hasil yang diharapkan. Tidak memenuhi kewajiban merugikan produktivitas dan dapat
menimbulkan ketidakpercayaan dalam tim atau organisasi.

 Menyalahkan orang lain: Budaya kerja bertanggungjawab juga harus menghindari perilaku menyalahkan
orang lain ketika terjadi masalah atau kesalahan. Menyalahkan orang lain menghambat pembelajaran
dan pertumbuhan, serta menciptakan iklim kerja yang tidak sehat. Sebaliknya, penting untuk
mempromosikan akuntabilitas pribadi dan kolaborasi dalam menghadapi tantangan atau kesalahan,
dengan fokus pada pemecahan masalah dan meningkatkan kualitas kerja.

5) KETELADANAN : Menjadi Contoh Yang Baik Bagi Orang Lain


Berikut adalah dua hal negatif tambahan yang harus dihindari dalam budaya kerja keteladanan:
 Ketidakkonsistenan antara ucapan dan tindakan: Dalam budaya kerja keteladanan, penting untuk
menghindari ketidakkonsistenan antara apa yang dikatakan dan dilakukan. Jika seorang pemimpin atau
anggota tim mengungkapkan nilai-nilai tertentu atau memberikan komitmen tertentu, namun tidak
mengikuti atau melaksanakan mereka dalam tindakan sehari-hari, hal ini dapat merusak kepercayaan
dan mempengaruhi kredibilitas mereka. Konsistensi antara ucapan dan tindakan adalah penting untuk
membangun budaya keteladanan yang kuat.

 Kurangnya transparansi dan kejujuran: Budaya kerja keteladanan juga harus menghindari kurangnya
transparansi dan kejujuran. Ketika informasi penting disembunyikan atau diubah-ubah, atau ketika ada
ketidakjujuran dalam berkomunikasi, hal ini merusak kepercayaan dan menciptakan ketidakpastian di
antara anggota tim. Transparansi dan kejujuran adalah landasan yang penting untuk menciptakan
budaya kerja yang sehat dan memungkinkan kolaborasi, partisipasi, dan pembelajaran yang efektif.
2. Jelaskan hubungan antara 5 budaya kerja kementerian agama!
Budaya kerja yang mencakup integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan memiliki
hubungan yang saling terkait dan saling memperkuat. Berikut adalah penjelasan mengenai hubungan antara
nilai-nilai tersebut:
Integritas: Integritas merupakan landasan utama dalam budaya kerja yang baik. Integritas mencerminkan
kejujuran, etika, dan moralitas dalam perilaku dan tindakan individu. Dalam budaya kerja yang didasarkan pada
integritas, anggota tim menghormati nilai-nilai yang benar dan lurus, mengikuti prinsip-prinsip etika, dan
melakukan tindakan yang jujur, konsisten, dan adil. Integritas menciptakan kepercayaan dan memperkuat
kerjasama tim.
Profesionalitas: Profesionalitas menunjukkan komitmen untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab pekerjaan
dengan standar tinggi. Budaya kerja yang mementingkan profesionalitas menekankan pada etika kerja, sikap
yang sopan, kompetensi, dan disiplin dalam menjalankan tugas. Profesionalitas menciptakan lingkungan kerja
yang terstruktur, efisien, dan dihormati.
Inovasi: Budaya kerja inovasi mendorong kreativitas, pemikiran baru, dan eksperimen. Inovasi melibatkan
mencari solusi yang lebih baik, mengembangkan ide baru, dan beradaptasi dengan perubahan. Ketika nilai
inovasi diterapkan dalam budaya kerja, anggota tim merasa didorong untuk berpikir di luar kebiasaan, mencari
peluang baru, dan menciptakan nilai tambah bagi organisasi. Inovasi dan kreativitas yang diperoleh dari budaya
ini dapat memperkuat daya saing dan pertumbuhan organisasi.
Tanggung jawab: Tanggung jawab adalah komitmen untuk melaksanakan tugas dan kewajiban dengan baik serta
mempertanggungjawabkan hasil kerja. Dalam budaya kerja yang mementingkan tanggung jawab, individu dan
tim merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, memenuhi standar kualitas, dan
menjaga kinerja yang baik. Tanggung jawab juga mencakup menghormati kebijakan dan prosedur organisasi
serta mendorong kolaborasi yang efektif.
Keteladanan: Keteladanan melibatkan contoh yang baik dari pemimpin dan anggota tim yang menginspirasi
orang lain. Dalam budaya kerja yang mementingkan keteladanan, individu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
dan standar yang diinginkan. Pemimpin dan anggota tim yang menjadi teladan membantu menciptakan
lingkungan yang membangun dan mendorong anggota tim lainnya untuk mengadopsi nilai-nilai yang positif dan
berperilaku dengan cara yang sesuai.
Hubungan antara budaya kerja integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan adalah
bahwa masing-masing nilai tersebut saling mendukung dan memperkuat yang lainnya. Ketika integritas
diterapkan, itu mempengaruhi profesionalitas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan integritas.
Sementara itu, budaya inovasi memerlukan kejujuran dan integritas untuk menciptakan lingkungan yang aman
untuk mencoba hal-hal baru. Tanggung jawab dan keteladanan juga mendorong individu dan tim untuk
berperilaku dengan integritas, profesionalitas, dan inovasi. Secara keseluruhan, kombinasi nilai-nilai ini
menciptakan budaya kerja yang sehat, berkembang, dan berorientasi pada pencapaian tujuan organisasi.
3. Cara menerapkan 5 budaya kementerian agama!
Untuk menerapkan budaya kerja integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan dalam
melaksanakan tugas di Kementerian Agama, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
1) Menegakkan Integritas:
 Memiliki kode etik yang jelas dan komprehensif yang menggarisbawahi pentingnya integritas dalam
perilaku dan tindakan.
 Mendorong transparansi dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.
 Mendorong keterbukaan dalam melaporkan pelanggaran etika atau kecurangan.
 Memberikan pelatihan etika dan integritas kepada seluruh staf untuk memahami pentingnya integritas
dalam melaksanakan tugas.
2) Mempromosikan Profesionalitas:
 Menetapkan standar profesionalitas yang jelas dan eksplisit untuk semua anggota tim.
 Memberikan pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang
relevan dengan tugas pekerjaan.
 Menghargai dan memberikan pengakuan terhadap prestasi profesional yang baik.
 Mendorong komunikasi yang efektif, baik secara internal maupun eksternal, dengan sikap yang sopan
dan menghormati.
3) Mendorong Inovasi:
 Membangun lingkungan yang mendukung ide-ide baru dan kreativitas.
 Memberikan waktu dan sumber daya yang memadai untuk penelitian, eksperimen, dan pengembangan
ide.
 Mendorong kolaborasi dan pertukaran gagasan di antara anggota tim.
 Menghargai usaha dan upaya inovatif, bahkan jika hasilnya tidak selalu sukses.
4) Menegakkan Tanggung Jawab:
 Menetapkan tujuan dan sasaran yang jelas untuk setiap tugas dan memastikan bahwa anggota tim
memahaminya.
 Mengidentifikasi tanggung jawab individu dan memastikan bahwa mereka dilaksanakan dengan baik.
 Membangun budaya akuntabilitas di mana setiap anggota tim mempertanggungjawabkan tindakan dan
hasil kerja mereka.
 Mendorong evaluasi diri dan refleksi untuk meningkatkan kualitas pekerjaan secara terus-menerus.
5) Memperkuat Keteladanan:
 Pemimpin harus menjadi contoh yang baik dengan menunjukkan integritas, profesionalitas, inovasi,
tanggung jawab, dan keteladanan dalam setiap tindakan mereka.
 Memastikan adanya komunikasi yang terbuka dan efektif di antara pemimpin dan anggota tim.
 Memberikan kesempatan untuk pengembangan kepemimpinan dan keterampilan manajerial kepada
pemimpin.
 Mendorong anggota tim untuk menjadi teladan satu sama lain dan membangun budaya saling
mendukung.
 Melalui penerapan langkah-langkah ini, Kementerian Agama dapat membentuk budaya kerja yang kuat
dan berkualitas, yang didasarkan pada nilai-nilai integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan
keteladanan

You might also like