Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

MAKALAH HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

“PERANAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA DALAM


MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG
BAIK”

DOSEN PENGAMPU : DR. EDI PRANOTO, S.H, M.HUM.

DISUSUN OLEH

NAMA : Ilham Eko Setiadi

NPM : 221003742019476

KELAS : V1

PRODI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SEMARANG 2023


KATA PENGANTAR

Dengan ini kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Peranan Hukum Administrasi Negara dalam
Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Hukum Administrasi Negara. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai materi yang akan penulis bahas.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 28 April 2023

Penulis

nfdnfe

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

ABSTRAK...............................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................2

A. Latar Belakang..............................................................................................2

B. Permasalahan................................................................................................4

C. Metode Penelitian.........................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. Fungsi dan Peran Hukum Administrasi Negara dalam Mewujudkan


Pemerintahan yang Baik...............................................................................5

B. Upaya Hukum Administrasi Negara dalam Meningkatkan Penyelenggaraan


Pemerintahan yang Baik...............................................................................8

PENUTUP..............................................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

njnj

iii
ABSTRAK
Seringkali pemerintah menggunakan kewenangannya dalam menyelenggaran
pelayanan publik tidak sesuai apa yang diharapkan. Fungsi administrasi negara
dalam menciptakan penyelenggaraan pemerintah yang baik memang sangat
dibutuhkan, fungsi tersebut diantaranya fungsi normative, fungsi instrumental,
dan fungsi jaminan hukum. Ketiga fungsi tesebut perlu diterapkan agar
terciptanya pemerintahan yang bersih dan sesuai dengan prinsip-prinsip negara
hukum. Tujuan dari tulisan ini yaitu untuk mengetahui peranan hukum
administrasi negara dalam menyelenggarakan pemerintahan yang baik dan upaya
hukum administrasi negara dalam meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan
yang baik. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif, yaitu suatu
penelitian hukum yang mempergunakan sumber data sekunder. Dilakukan dengan
menekankan dan berpegang pada segi-segi yuridis. Hasil yang dapat disajikan
dalam tulisan ini adalah peran hukum administrasi negara. Sedangkan upaya
hukum administrasi negara yang di tuangkan dalam bentuk pengawasan, baik
pengawasan secara internal dan pengawasan eksternal yang keduanya bersinergi
untuk mewujudkan penyelenggara pemerintahan yang baik.

Kata Kunci : Hukum Administrasi Negara, Penyelenggaraan Pemerintah,


Pemerintah yang Baik

Abstract

Often the government uses its authority in administering public services not as
expected. The function of state administration in creating good government
administration is really needed, these functions include normative functions,
instrumental functions, and legal guarantee functions. These three functions need
to be implemented in order to create a clean government and in accordance with
the principles of a rule of law state. The purpose of this paper is to find out the
role of state administrative law in administering good governance and legal
remedies for state administration in improving good governance. The research

iv
method used is normative juridical, namely a legal research using secondary data
sources. This is done by emphasizing and adhering to juridical aspects. The result
that can be presented in this paper is the role of state administrative law.
Meanwhile, legal remedies for state administration are contained in the form of
oversight, both internal oversight and external oversight, both of which work
together to create good governance.

Keywords: State Administrative Law, Order Execution, and Good Government.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara teoritis Hukum Administrasi Negara merupakan fenomena
kenegaraan dan pemerintahan yang keberadaannya setua dengan konsepsi
negara hukum atau muncul bersamaan dengan diselenggarakannya kekuasaan
negara dan pemerintahaan berdasarkan aturan hukum tertentu. Meskipun
demikian, hukum administrasi negara sebagai suatu cabang ilmu, khususnya
di wilayah hukum kontinental, baru muncul belakangan. Pada awalnya,
khususnya di negeri Belanda, hukum administrasi negara menjadi suatu
kesatuan dengan hukum tata negara dengan nama staat en administratief
recht. Agak berbeda dengan yang berkembang di Perancis sebagai bidang
tersendiri di samping hukum tata negara, dan selain itu “het bestuursrecht
vormt in vergelijking tot het privaatrecht en het strafrecht een relatif jong
rechtsgebied” (dibandingkan dengan hukum perdata dan hukum pidana,
hukum administrasi negara merupakan bidang hukum yang relatif muda).1

Hukum administrasi negara dalam menyelenggarakan pemerintahan


yang baik memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting. Salah satu
agenda pembangunan nasional adalah menciptakan tata pemerintahan yang
baik. Agenda tersebut merupakan upaya perwujudan tata pemerintahan yang
baik, antara lain : keterbukaan, akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi,
1
Kuntjoro Purboprnoto. 1975. Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan
Administrasi Negara Bandung. Alumni. hlm. 12-19.

v
menjunjung tinggi supremasi hukum, keserasian dan keterpaduan tugas dan
fungsi penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan. Oleh karena itu,
diperlukan langkah-langkah kebijakan yang terarah pada perubahan
kelembagaan dan sistem ketatalaksanaan, kualitas sumber daya manusia,
aparatur, dan sistem pengawasan dan pemeriksaan yang efektif.

Pemerintah juga sebagai alat kelengkapan negara dapat diartikan


secara luas (in the board sense) dan dalam arti sempit (in the narrow sense).
Pemerintah dalam arti luas mencakup semua alat kelengkapan negara, yang
pada pokoknya terdiri dari cabang-cabang kekuasaan eksekutif, legislatif, dan
yudikatif, atau alatalat kelengkapan negara lain yang bertindak dan untuk atas
nama negara, sedangkan dalam pengertian sempit pemerintah adalah cabang
kekuasaan eksekutif.2 Pemerintahan dalam arti sempit adalah organ/ alat
perlengkapan negara yang diserahi tugas pemerintahan atau melaksanakan
undang-undang, sedangkan dalam arti luas mencakup semua badan yang
menyelenggarakan semua kekuasaan di dalam negara baik eksekutif maupun
legislatif dan yudikatif.3

Sejarah timbulnya pemikiran atau cita negara hukum itu sendiri


sebenarnya sudah sangat tua, jauh lebih tua dari usia Ilmu Negara ataupun
Ilmu kenegaraan. Cita negara hukum itu untuk pertama kalinya dikemukakan
oleh Plato dan kemudian pemikiran tersebut dipertegas oleh Aristoteles.

Negara sebagai bagian dari institusi yang terbesar memiliki fungsi


yang besar pula dalam mewujudkan tatanan sistem yang dibangunnya agar
berjalan maksimal. Dalam hal ini kemudian, secara umum adanya tujuan
negara merupakan landasan dasar terbentuknya negara. Baik maupun buruk,
tentunya tujuan negara tersebut menjadikan dasar negara itu ada dan
terbentuk.4 Negara dibentuk oleh persekutuan masyarakat yang memiliki
2
Bagir Manan dan Kuntana Magnar. 1997. Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia.
Bandung. Alumni. hlm. 158-159
3
SF. Marbun dan Moh. Mahfud. 1987. Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta.
Liberty. hlm. 8
4
Muhammad Junaidi, (2016), Ilmu Negara; Sebuah Konstruksi Ideal Negara Hukum, Malang:
Setara Press, hlm. 11.

vi
tujuan bersama. Dengan adanya tujuan bersama tersebut, masyarakat
berkumpul dalam bentuk negara. Tujuan negara menunjukkan cita negara
yang ingin diwujudkan. Tujuan negara bersifat abstrak dan idiil mengenai
sesuatu yang ingin diwujudkan oleh negara. Oleh karena itu, tujuan negara
berfungsi sebagai pedoman dan arahan untuk menjalankan kekuasaan negara.
Pelaksanaan kekuasaan negara harus diarahkan pada terwujudnya tujuan
negara. Negara merupakan instrumen yang diberikan kekuasaan oleh rakyat
untuk mewujudkan apa yang menjadi tujuan mereka.5

Untuk mewujudkan apa yang menjadi tujuan negara maka diperlukan


suatu lembaga negara dan kewenangan. Dalam kewenangan diatur apa saja
yang menjadi kewenangan dalam suatu lembaga negara tersebut. Maka
disinilah kemudian muncul hukum administrasi negara yang mana merupakan
bagian dari hukum publik, yaitu hukum yang mengatur tindakan pemerintah
dan mengatur hubungan antara pemerintah-warga negara atau hubungan
organ pemerintah. Hukum administrasi negara memuat keseluruhan peraturan
yang berkenaan dengan cara organ pemerintahan melaksanakan tugasnya.
Jadi, hukum negara berisi aturan main yang berkenaan dengan fungsi organ-
organ pemerintahan.6

Berdasarkan pemikiran-pemikiran inilah penulis tertarik untuk


mengkaji permasalahan mengenai peran dan fungsi Hukum Administrasi
Negara dalam suatu karya ilmiah yang berbentuk makalah dengan judul
“Peranan Hukum Administrasi Negara dalam Mewujudkan
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik”

B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, pokok
permasalahan yang akan penulis bahas sebagai berikut :

5
Hufron dan Syofyan Hadi, (2015), Ilmu Negara Kontemporer, Yogyakarta: LaksBang Grafika dan
Kantor Advokat “ Hufron dan Rubaie” Surabaya, hlm. 35.
6
Sahya Anggara, (2018), Hukum Adminstrasi Negara, Bandung: Pustaka Setia, hlm. 15.

vii
1. Bagaimana peran dan fungsi Hukum Administrasi Negara dalam
mewujudkan pemerintahan yang baik?
2. Bagaimana upaya Hukum Administrasi Negara dalam mewujudkan
penyelenggaraan pemerintah yang baik?

C. Metode Penelitian
Metode pendekatan yang dipakai dalam penulisan makalah ini adalah
metode pendekatan yuridis normatif, yaitu suatu penelitian hukum yang
mempergunakan sumber data sekunder. Dilakukan dengan menekankan dan
berpegang pada segi-segi yuridis. Penelitian hukum normatif merupakan
penelitian kepustakaan, yaitu penelitian terhadap data sekunder. Data
sekunder mempunyai ruang lingkup yang meliputi surat-surat pribadi, buku-
buku, sampai pada dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Pendekatan normatif ini akan dititik beratkan pada masalah
yuridis mengenai aturan-aturan hukum mengenai penyelenggaraan
pemerintahan yang baik yang ada di Indonesia.

Pengumpulan data diperoleh dari penelitian kepustakaan yang


didukung penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu
menghimpun data dengan melakukan penelaahan bahan kepustakaan atau
data sekunder yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder.
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer, seperti: hasil-hasil penelitian dan karya
ilmiah dari kalangan hukum, yang terkait dengan pelaku pernikahan dini.

PEMBAHASAN

A. Fungsi dan Peran Hukum Administrasi Negara dalam


Mewujudkan Pemerintahan yang Baik
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (3) UUD Republik Indonesia
Tahun 1945 “Negara Indonesiaadalah negara hukum yang menganut
desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, sebagaimana
diisyaratkan dalam Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun

viii
1945 “negara kesatuan republik Indonesia di bagi atas daerah-daerah provinsi
dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap
provinsi, kabupaten, dan kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur
dengan undang- undang”. Diberbagai negara hukum, setiap penyelenggara
urusan pemerintahan haruslah berdasarkan pada hukum yang berlaku
(wetmatigheid van bestuur). Sebagai negara yang menganut desentralisasi
mengandung arti bahwa urusan pemerintahan itu terdiri atas urusan
pemerintahan pusat dan urusan pemerintahan daerah. Artinya ada
perangkat pemerintahan pusat dan ada perangkat pemerintahan daerah, yang
diberi otonomi yaitu kebebasan dan kemandirian untuk mengatur dan
mengurus urusan rumah tangga daerahnya sendiri.
Menurut Sri Soemantri, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang
idak mempunyai konstitusi atau undang-undang dasar.7 Hukum dan
Konsistusi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam
UUD 1945, kita akan menemukan unsur-unsur negara hukum di dalamnya.
Unsur yang pertama prinsip kedaulatan rakyat (pasal 1 ayat 2), kedua,
pemerintahan berdasarkan konstitusi (penjelasan UUD 1945), ketiga, jaminan
terhadap hak-hak asasi manusia (pasal 27, 28, 29, 31), keempat, pembagian
kekuasaan (pasal 2, 4, 16, 19), kelima, engawasan peradilan (pasal 24),
keenam, partisipasi warga negara (pasal 28), ketujuh, sistem
perekonomian (pasal 33).
Dalam negara hukum, setiap tindakan pemerintah harus berdasarkan
atas hukum. Hal ini sesuai dengan prinsip wetmatigheid van bestuur atau asas
legalitas. Meskipun demikian, tidak semua tindakan pemerintah ada dalam
peraturan perundang-undangan. Di dalam kondisi tertentu dapat terjadi hal
demikian, terutama ketika pemerintah harus bertindak cepat untuk
menyelesaikan persoalan yang ada di dalam masyarakat. Dalam kondisi
seperti ini, pemerintah diberikan kebebasan untuk bertindak yaitu melalui
fries ermessen, yaitu sebagai salah satu sarana bagi pejabat atau badan

7
Sri Soemantri, Bunga Rampai Hukum Tata Negara Indonesia, (Bandung, Alumni, 1992). hlm. 25.

ix
administrasi negara untuk meakukan tindakan tanpa harus terikat sepenuhnya
pada undang-undang.
Freies Ermessen merupakan konsekuensi logis dari konsepsi welfare
state, akan tetapi dalam kerangka negara hukum, freies Ermessenini
tidak dapat digunakan tanpa batas. Atas dasar itu, Sjachran Basah
mengemukakan unsur- unsur freies Ermessen dalam suatu negara hukum
yaitu sebagai berikut: a) ditujukan untuk menjalankan tugas-tugas servis
public, b) merupakan sikap tindak yang aktif dari administrasi negara, c)
sikap tindak itu dimungkinkan oleh hukum, d) sikap tindak itu diambil atas
inisiatif sendiri, e) sikap tindak itu dimaksudkan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan penting yang timbul secara tiba-tiba, f) sikap tindak itu
dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa maupun secara hukum.8
Secara spesifik, fungsi Hukum Administrasi Negara
dikemukakan oleh Philipus M. Hadjon, yakni fungsi normatif, fungsi
instrumental, dan fungsi jaminan. 9 Fungsi-fungsi tersebut saling berkaitan
satu sama lain. Fungsi normatif berkaitan dengan penormaan kekuasaan
pemerintahan, fungsi instrumental berkaitan dengan penetapan instrument
yang digunakan oleh pemerintah, dan fungsi jaminan berkaitan dengan
penjaminan terhadap perlindungan hukum bagi masyarakat.
Dengan menerapkan fungsi-fungsi Hukum Administrasi Negara ini
akan tercipta pemerintahan yang baik, bersih, dan sesuai dengan prinsip-
prinsip hukum. Pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan harus
sesuai dengan ketentuan yang berlaku (berdasarkan asas legalitas), dan ketika
menggunakan freis ermessen , pemerintah harus memperhatikan asas-asas
umum yang berlaku sehingga segala perbuatan dan tindakannya dapat
dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum. Saat pemerintah
menggunakan instrument yuridis maka harus mengikuti ketentuan formal dan

8
Sjachran Basah, Eksistensi dan Tolok Ukur Badan Peradilan Administrasi Negara, (Bandung:
Alumni, 1985). hlm. 43
9
Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia. (Yogyakarta:Gajahmada
University Press, 1993). hlm. 124

x
material agar tidak akan menyebabkan kerugian terhadap masyarakat,
sehingga jaminan perlindungan terhadap warga tentu akan terjamin dengan
baik.

B. Upaya Hukum Administrasi Negara dalam Mewujudkan


Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik
Pemerintah memiliki dua kedudukan di dalam Hukum Administrasi
Negara yaitu kedudukan pemerintah dalam hukum public dan hukum privat.
Kedudukan pemerintah dalam hukum publik dapat dianggap sebagai
organisasi jabatan. Dalam hal ini, pemerintah menerapkan sistem kerjasama
dalam menjalankan pemerintahan, tetapi dalam penerapannya segala bentuk
kegiatan pemerintah harus berdasarkan dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang ada.
Lembaga-lembaga hukum public memiliki kedudukan yang mandiri
dalam statusnya menjadi induk dari badan atau jabatan tata usaha negara yang
besar-besar diantaranya adalah negara, lembaga-lembaga tertinggi, dan tinggi
negara, departemen, badan-badan non departemen, provinsi, kabupaten,
kotamadya, dan sebagainya. Lembaga-lembaga hukum publik tersebut
merupakan badan hukum perdata dan melalui organ-organnya.
Kedudukan pemerintah dalam hukum privat dapat dikatakan bahwa
subyek hukum adalah segala sesuatu yang dapat meperoleh hak dan
kewajiban hukum. Hukum menciptakan badan hukum oleh karenanya
manusia sebagai subyek hukum sangat memerlukan hal tersebut karena hal
itu sangat bermanfaat bagi lalu lintas hukum.
Hukum pemerintah dibidang keperdataan dapat dikatakan sebagai
wakil dari badan hukum yang tunduk dan diatu dengan hukum perdata.
Dengan adanya kedudukan pemerintah yang demikian ini, maka
penyelenggaraan pemerintah tidak selalu berjalan sesuai dengan peraturan
yang ada hal ini tentu saja memiliki resiko terjadinya penyalahgunaan
wewenang maupun tindakan sewenang-wenang. ampak lain

xi
daripenyelenggaraan pemerintahan seperti ini adalah tidak terselenggaranya
pembangunan dengan baik dan tidak terlaksananya pengaturan dan pelayanan
terhadap masyarakat sebagaimana mestinya. Keadaan ini menunjukan
penyelenggaraan pemerintahan belum berjalan dengan baik. Sehingga harus
ada upaya yang di tempuh dalam mewujudkan pemerintahan yang jauh lebih
baik yaitu dengan cara: pengawasan internal penyelenggara pelayanan
publik dan pengawasan eksternal penyelenggara pelayanan publik.
Untuk menghindari hal-hal tersebut maka diperlukan pengawasan
melekat yang pada hakikatnya adalah untuk mencegah secara dini terjadinya
masalah penyalahgunaan wewenang, pemungutan biaya yang tidak
procedural, proses pelayanan yang tidak efisien idak disiplinnya petugas
pemberi pelayanan publik terhadap pihak yang menerima pelayanan, dan
praktik mal administrasi lainnya.
Sedangkan menurut Pasal 4 ayat (4) Intruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan,
Pelaksanaan Pengawasan Oleh Aparat Pengawasan fungsional dilakukan
oleh:
a. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, selanjutnya disingkat
BPKP;
b. Inspektoral jendral departemen (kementerian), aparat pengawas
lembaga pemerintah non departemen (non kementerian) atau instansi
pemerintah lain yang melakukan pengawasan terhadap kegiatan umum
pemerintahan dan pembangunan dalam lingkungan departemen
(kementerian) atau lembaga pemerintah non departemen (non
kementerian) atau instansi pemerintah yang bersangkutan.
c. Inspektorat Wilayah Provinsi yang melakukan pengawasan umum
atas jalannya pemerintahan daerah provinsi, baik yang bersifat rutin
maupun pembangunan;
d. Inspektorat Wilayah Kabupaten/Kota yang melakukan pengawasan
atas jalannya pemerintahan daerah kabupaten/kota, dan pemerintah

xii
desa/kelurahan di kabupaten/kota yang bersangkutan, baik yang bersifat
rutin maupun pembangunan.
Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas, pengawasan eksternal
penyelenggaraan pelayanan public ini dilakukan oleh masyarakat,
ombudsman, dan legislaif.
a. Pengawasan oleh mayarakat
Pengawasan pelayanan public oleh masyarakat diatur dalam ketentuan
Pasal 18 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik, dimana masyarakat berhak antara lain: a.Mengawasi pelaksanaan
standar pelayanan.
1) Mendapatkan tanggapan terhadap pengaduan yang diajukan.
2) Memberitahukan kepada pimpinan penyelenggara untuk
memperbaikipelayanan apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai
dengan standar pelayanan
3) Mengadukan pelaksana yang melakukan penyimpangan standar
pelayanan dan atau tidak memperbaiki pelayanan kepada lembaga
ombudsman.
4) Mengadukan penyelenggara yang melakukan penyimpangan
standar pelayanan dan atau tidak memperbaiki pelayanan kepada
Pembina penyelenggara dan ombudsman.
5) Mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai denga asasdan
tujuan pelayanan.
Apabila masyarakat merasa haknya untuk mendapatkan pelayanan yang
berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan tidak terpenuhi,
masyarakat berhak untuk menyampaikan pengaduan, laporan atau
gugatan. Dalam perspektif hukum, pengaduan dilakukan terhadap
penyelenggara yang tidak melaksanakan kewajiban atau melanggar
larangan dan pelaksana yang memberi pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar pelayanan. Pengaduan tersebut disampaikan kepada
penyelenggara, ombudsman, dewan perwakilan rakyat, dewan perwakilan
rakyat provinsi, dan dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten atau kota.

xiii
b. Pengawasan oleh Ombudsman
Peningkatan mutu pelayanan penyelenggaraan pemerintahan yang baik
dapat tercapai dengan peningkatan mutu aparatur penyelenggara negara
dan pemerintahan serta penegakan asas-asas pemerintahan umum yang
baik. Untuk dapat merealisasikan hal tersebut diperlukan lembaga
pengawas eksternal (ombudsman) yang dapat mengontrol tugas
penyelenggaraan negara dan pemerintahan. Salah satu tugas
ombudsman adalah memeriksa laporan atas dugaan maladministrasi
dalam penyelenggaraan pelayan publik.
c. Pengawasan oleh Legislatif
Pengawasan legislative adalah pengawasan yang dilakukan oleh badan
legislatif. Dalam Pasal 20A UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi, antara lain “fungsi
pengawasan”.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, kesimpulan dari pemaparan tersebut yaitu
sebagai berikut :

1. setiap tindakan pemerintahan baik dalam pengaturan ataupun dalam


layanan pelayanan harus didasarkan pada peraturan perundang-
undangan dan legalitas. Selain itu, fungsi hukum administrasi negara
mewujudkan pemerintahan yang baikantara lain: pertama, fungsi normatif
yaitu mengatur dan menentukan penyelenggaraan pemerintahan agar
sesuai gagasan negara hukum. Kedua, fungsi instrumental pemberian
kewenangan kepada pemerintah untuk menciptakan berbagai instrumen
yuridisyang sesuai dengan undang-undangsebagai sarana untuk
kelancaran penyelenggara pemerintahan.Ketiga, fungsi jaminan hukum
yaitu bahwa masyarakat diberikan perlindungan bilamana

xiv
tindakanpenyelenggara administrasi negara tidak sesuai dengan
undang-undang.
2. hukum administrasi negara dalam meningkatkan penyelenggaraan
pemerintah yang baik terdapat berbagai pengawasan yang diataur dalam
perundang-undangan untuk mewujudkannya yaitu: pertama, pengawasan
internal penyelenggara pelayanan publik terdiri dari pengawasan oleh
atasan langsung, pengawasan oleh pengawas fungsional. Kedua,
pengawasan eksternal penyelenggaraan pelayan publik terdiri dari
pengawasan oleh masyarakat, pengawasan oleh lembaga Ombudsman dan
pengawasan oleh lembaga legislatif.

ndn

DAFTAR PUSTAKA

xv
Bagir Manan dan Kuntana Magnar. 1997. Beberapa Masalah Hukum Tata Negara
Indonesia. Bandung. Alumni.
Hufron dan Syofyan Hadi, (2015), Ilmu Negara Kontemporer, Yogyakarta:
LaksBang Grafika dan Kantor Advokat “ Hufron dan Rubaie” Surabaya.
Kuntjoro Purboprnoto. 1975. Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan
Peradilan Administrasi Negara Bandung. Alumni.
Muhammad Junaidi, (2016), Ilmu Negara; Sebuah Konstruksi Ideal Negara
Hukum, Malang: Setara Press.
Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia.
(Yogyakarta:Gajahmada University Press, 1993).
Sahya Anggara, (2018), Hukum Adminstrasi Negara, Bandung: Pustaka Setia.
Sri Soemantri, Bunga Rampai Hukum Tata Negara Indonesia, (Bandung, Alumni,
1992).
SF. Marbun dan Moh. Mahfud. 1987. Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara.
Yogyakarta. Liberty.
Sjachran Basah, Eksistensi dan Tolok Ukur Badan Peradilan Administrasi
Negara, (Bandung: Alumni, 1985). hlm. 43

xvi

You might also like