Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Karakteristik Makro Algae Berzat Kapur di Perairan Tanjung Sira

Lombok-Barat
Achmad Kadi

Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI


Jl. Pasir Putih I no. 1 Ancol – Timur, Jakarta – Utara

Abstract
Coastal waters of Tanjung Sira has calcareousalgae of the genus Halimeda limestone, Padina,
Amphiroa, Galaxaura, Corallina, Hydrolithon, Mesophyllum, Peysonallia, Porolithon and Sporolithon. The
substrate that used as habitat are sand, coarse sand, rocks and dead coral rubble. Calcium carbonate
contained on calcareous algae fungsioning as adhesive and encrusting dead coral, shells of mollusks that
have decayed and massive objects in the waters of the sea. The research aims was to determine the
growth characteristics of calcareousalgae in the reef flats, local distribution, calcium carbonate contain
and its contribution as a frame work coastal reef waters. The research method using transect (Buckland et
al., 1993). Identification of the type of aragonite and calcite according to Cordero (1977). Analysis of
calcium carbonate according to Hillis (1980). The results showed that the green and brown
calcareousalgae found in the reef flats, has thallus and tubers. Red calcareousalgae grew as encrusting
on dead reefs and massif substrate. There are 16 species of calcareous algae that found in reseach area,
10 species containing aragonite mineral and 6 species containing calcite mineral. The content of calcium
carbonate on each species obtained 100-450 g/m² consists of aragonite and calcite minerals.
Calcareousalgae contribute in the new formation of coral reef ecosystems. The other benefit of
calcareaousalgae in the coastal waters is an additional food for herbivorous fish. The content of calcium
carbonate on calcareousalgae species is used in pharmaceutical field as drug ingredients and
supplements for humans.

Keywords: calcareousalgae, Tanjung Sira, coastal waters, west Lombok

Abstrak
Perairan Pantai Tanjung Sira memiliki makro algae berzat kapur dari marga Halimeda, Padina,
Amphiroa, Galaxaura, Corallina, Hydrolithon, Mesophyllum Peysonallia, Porolithon dan Sporolithon.
Habitat di subtrat pasir, pasir kasar, batu karang dan pecahan karang mati. Kandungan kalsium karbonat
merupakan penyelimut atau perekat karang mati, cangkang moluska yang telah lapuk dan benda-benda
bersifat massive yang berada di perairan laut. Penelitian makro algae berzat kapur ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik pertumbuhan dibeberapa mintakat habitat paparan terumbu, sebaran lokal,
kandungan kalsium karbonat dan sumbangannya di perairan pantai. Metode penelitian menggunakan
survai dan transek garis dalam kuadrat (Buckland et al., 1993.) Identifikasi tipe aragonit dan kalsit
menurut Cordero (1977). Analisa kandungan kalsium karbonat menurut Hillis (1980). Hasil penelitian
menunjukan bahwa makro algae berzat kapur kelas hijau dan coklat berthallus dan berubi, kebanyakan
tumbuh bersifat menancap atau menempel pada substrat, berada di paparan intertidal dan subtidal
seperti marga Halimeda dan Padina. Makro algae berzat kapur dari Kelas merah tumbuh bersifat
menyelimuti atau perekat substrat yang berada di paparan subtidal, punggung terumbu dan tubir seperti
marga Corallina dan Peysonallia. Jenis seluruhnya ada 16 jenis yakni 10 jenis mengandung mineral
aragonit dan 6 jenis mengandung mineral kalsit. Kandungan kalsium karbonat terendah dan tertinggi di
peroleh 100-450 g/m² dari meneral aragonit dan kalsit. Makro algae berzat kapur ikut andil dalam
pembentukan ekosistem terumbu karang baru dan sebagai sediaan pakan tambahan bagi ikan herbivora.
Kandungan kalsium karbonat dibidang farmasi bermanfaat bagi manusia sebagai bahan obat dan
supplemen.
Kata Kunci: Makro alga berzat kapur, Perairan Tanjung Sira, Lombok-Barat

Pendahuluan bertulang (articulate) dan kerak (crustose)


dapat membentukan karbonat masa kini
Makro algae berzat kapur atau disebut (Carbonat recent). Kandungan kalsium
juga Calcariousalgae tumbuh di habitat karbonat (CaCO3) sebagai hasil
paparan terumbu karang pada substrat batu metabolisme berupa mineral aragonit dan
karang, pecahan karang mati, pasir kasar kalsit. Sebarannya dapat dijumpai di
dan pasir. Makro algae terdiri atas kelompok
52 Biosfera 32 (1) Januari 2015

perairan laut tropik dan subtropik, sampai Tanjung Sira Lombok-Barat, yang terletak
pada kedalaman 1-300 m (Cordero, 1977). pada koordinat 115° – 115° 30' 00" B.T. dan
Di Indonesia berjumlah mencapai 103 jenis 07°30' – 08° 30'0" LS (Gambar 1). Sampel
(Bosse, 1928). Marga yang mudah diperoleh makro algae berzat kapur diambil pada
di perairan pantai Indonesia adalah Bulan Mei tahun 2012 dengan metode survai
Halimeda, Padina, Amphiroa, Galaxaura, menggunakan transek garis dalam kuadrat
Corallina, Hydrolithon, Mesophyllum, 1x1m² setiap 10 m ke arah tubir dan
Peysonallia, Porolithon dan Sporolithon. ditambah koleksi bebas (Buckland et al.,
Makro algae berzat kapur dalam 1993). Identifikasi jenis makro algae
ekosistem pantai mempunyai arti yang kandungan CaCO3 tipe aragonit dan kalsit
sangat penting pada pembentukan dengan kunci list of calcarious algae
ekosistem terumbu karang baru yakni ikut (Cordero,1977) dan (Connel, 1974).
membentuk endapan kalsium karbonat baru Kandungan CaCO3 diperoleh dari
yang bersifat porius sangat dibutuhkan masing-masing marga menggunakan
dalam sistem phycocolloid reef merupakan larutan HCl pekat, dilakukan penimbangan
persedian hydrocarbon masa kini. Wray untuk mengetahui berat kering kandungan
(1977) menambahkan bahwa makro algae zat kapur tiap-tiap marga dalam (1x1 m²).
berzat kapur di daerah paparan terumbu Sampel dikeringkan dalam oven 60°C
karang sebagai persediaan pakan additive sampai kering, kemudian ditimbang dan
bagi ikan-ikan herbivora melalui grazing dan dilarutkan pada HCl pekat.
browzing dalam memenuhi kebutuhan
CaCO3 untuk pertumbuhan tulang. Materi dan Metode
Cordero (1977) menyatakan bahwa
kelompok jenis makro algae berzat kapur Penelitian Makro alagae berzat kapur
mempunyai sifat fisik yang berbeda-beda ini dilaksanakan di Paparan Tanjung Sira
dengan penggolongan jenis berdasarkan Pulau Lombok bagian barat Nusa Tenggara-
pada kandungan kalsium karbonat yang Barat. Penelitian ini terdiri atas dua tahap
ada didalam sel thallus yakni; kandungan yaitu penelitian lapangan dan laboratorium.
kalsium karbonat tipe aragonit berada di Penelitian lapangan sampel makro algae
permukaan dinding sel dan tipe kalsit berada berzat kapur diambil dengan metode survai
di dalam dinding sel. Pengelom-pokan sifat menggunakan transek garis dalam kuadrat
fisik calcarious algae antara lain calcarious 1x1m² setiap 10 m ke arah tubir (Buckland et
algae articulate CaCO3 dibentuk mirip tulang al., 1993). Penelitian laboratorium untuk
bersusun skeleton seperti marga corallina identifikasi jenis makro algae berzat kapur
sedangkan calcarious algae crustose tipe aragonit dan kalsit menurut Cordero
CaCO3 dibentuk seperti berkerak (1977) dan kandungan kalsium karbonat di
(Encrusting algae) thallus tipis menempel di analisa berdasarkan Hillis (1980) dengan
batuan (Epilitik algae), lembaran dan menggunakan HCl pekat, sehingga zat
segmen-segmen (Dawson, 1966). kapur akan terlepas dari thallus yang
Tujuan penelitian untuk mengetahui tertinggal serat-serat thallus beserta
makro algae berzat kapur mengenai segmennya, thallus dikeringkan selanjutnya
karakteristik pertumbuhannya dibeberapa ditimbang kembali. Selisih berat kering
bagian habitat paparan terumbu, sebaran thallus awal dikurangi berat serat thallus
lokal, kandungan CaCO3 dan sumbangan- kering akhir adalah berat kandungan zat
nya di pantai paparan terumbu karang kapur dari masing-masing jenis (g/m²).
Kadi, Achmad, Karakteristik Makro Algae Berzat Kapur di Perairan Tanjung Sira Lombok-Barat : 51 - 58 53

Gambar 1. Peta Perairan Pantai Tanjung Sira, Lombok-Barat.

Hasil dan Pembahasan beberapa paparan sampai ke arah tubir,


dengan kedalaman 0,5–10 m. Makro algae
Habitat dan sebaran lokal di Terumbu ini kebanyakan tumbuh pada suhu + 20–30
o

karang C, kadar garam 30–39 ‰ dan pH air 7–8,5.


Habitat makro algae berzat kapur atau Pada lingkungan ekstrim dapat tumbuh di
lingkungan tempat tumbuh di Pantai Tanjung kedalaman sampai mencapai 200 m atau
Sira berpaparan terumbu terbagi dalam lebih (Dawson,1966).

Gambar 2. Mintakat paparan terumbu di Pantai Tanjung Sira Lombok-Barat.

Area Intertidal (Beach) terendah masih ada sisa air. Area intertidal
banyak dijumpai pertumbuhan dari marga
Area intertidal merupakan bagian dari
Halimeda., Amphiro, galaxaura dan algae
di paparan terumbu pantai yang dangkal
kerak. (Matsuura et al., 2006). Karakteristik
Beach-zone (Gambar 2). Area intertidal ini
kalsifikasi terjadi pada semua bagian thallus
biasanya sebagai habitat makro algae
di dinding maupun di dalam jaringan sel.
berzat kapur tumbuh pada substrat pasir dan
Kandungan kalsium karbonat pada thallus
pecahan karang mati, pada waktu surut
yang telah tua lunak dan rapuh berada di
54 Biosfera 32 (1) Januari 2015

paparan terumbu membentuk suatu kalsit dan aragonit cukup tinggi, merupakan
endapan yang bersifat porius sebagai sistem hasil penumpukan metabolisme berupa
phycocolloid reef. Round (1980) CaCO3 berfungsi sebagai perekat kerangka
menambahkan bahwa persedian endapan karang mati, cangkang-cangkang moluska
kalsium karbonat ini merupakan bahan dan benda-benda keras yang ada didasar
pakan tambahan bagi ikan herbivora dan perairan, sehingga kerangka karang yang
biota lain.. Sebaran di perairan Tanjung Sira mati tetap tegak dan dapat menahan
ada 10 jenis terdiri dari Halimeda macroloba, gempuran ombak besar (Wilson et al.,
H. Macrophysa, H. Opuntia, H. Tuna, H. 2004). Semen perekat yang sangat kuat ini
Cylindracea, H. Cuneata, H. Discoidea, banyak dihasilkan dari metabolisme marga
Padina australis, Amphiroa crassa dan Peyssonellia dan Corallina
Galaxaura rugosa (Tabel 1). Kelas
Rhodophyceae di Tanjung sira ada 8 jenis Area Punggung Terumbu (Ridge)
keberadaannya lebih banyak dari pada yang
Punggung terumbu adalah area batas
berada Pantai Espirito Santo-Brazil ada 5
bagian dalam dengan ujung paparan
jenis (Ramos et al., 2010). Makro algae
terumbu, letaknya membujur searah garis
berzat kapur mempunyai thallus ada yang
pantai berbentuk pematang bergunduk atau
menempel atau menancap pada substrat
bongkahan bertanggul ada yang tinggi dan
pasir, dengan holfast berubi (bulbous). Jenis
rendah (Gambar 2). Substrat punggung
Halimeda macroloba dan H. Cylindraceae,
terumbu terbentuk dari bongkahan karang
ada keunikan tersendiri yakni holfas berubi
bolder atau karang massive. Area ini
dapat mengikat partikel-partikek pasir yang
merupakan habitat utama bagi semua jenis
lebih besar, sehingga dalam komunitas yang
makro algae berzat kapur, dibagian substrat
besar mampu menahan kikisan erosi pasir
dinding punggung yang mencuat keatas
dari hempasan ombak dan apabila terjadi
kebanyakan diselimuti oleh makro algae
gempuran ombak. Pada waktu kekeringan
kerak. Sebaran makro algae berzat kapur di
yang berlebihan thallus kandungan CaCO3
perairan Tanjung Sira ada 15 jenis di jumpai
berupa aragonit dan kalsit akan berwarna
pada bagian bongkahan yang selalu
putih dan akan berlanjut pada kematian.
tergenang air. Keberadaan marga Halimeda,
Porolithon, Sporolithon dan algae kerak
Area Subtidal (Reef Flats)
berguna sebagai perekat untuk karang mati
Area substidal merupakan bagian dari yang berada di punggung terumbu (Tabel 1).
paparan terumbu, dimana pada waktu air Makro algae berzat yang berada di
surut rendah sebagian besar substrat tidak punggung terumbu berfungsi sebagai
pernah mengalami kekeringan, batas area perekat bongkahan karang yang mati, dalam
ini sampai pada daerah punggung terumbu ekosistem terumbu karang sebagai penahan
(Gambar 2). Habitat bersubstrat batu ombak besar paling utama, sebelum ombak
karang, pecahan karang dan karang mati. sampai di tepi pantai akan pecah dan terurai.
Paparan turumbu kadang-kadang berku-
bangan sebagai tempat ideal bagi Area Tubir (Reef Slope)
pertumbuhan makro algae, apabila thallus
Area tubir adalah merupakan dinding
skeleton dan kerak dalam keadaan air kering
luar punggung terumbu (Gambar 2), sebagai
akan mudah mati. Sebaran algae berzat
habitat utama karang hidup dan makro algae
kapur di perairan Tanjung Sira ada 16 jenis
berzat kapur. Sebaran di pantai Tanjung Sira
kebanyakan dari kelas Chlorophyceae
dijumpai ada 11 jenis terdiri dari kelas
marga Halimeda, Phaeophyceae marga
Chlorophyceae marga Halimeda, kelas
Padina dan Rhodophyceae marga
Phaeophyeae marga Padina dan kelas
Amphiroa, Corallina, Galaxaura,
Rhodophyceae marga Corallina,
Hydrolithon, Mesophyllum, Peyssonellia,
Hydrolithon, Mesophyllum, Peysonellia,
Porolithon dan Sporolithon (Tabel 1). Makro
Porolithon dan sporolithon (Tabel 1). Area
algae berzat kapur dapat dijumpai di area
tubir bagi makro algae berzat kapur dapat
subtidal di perairan Philiphine ada 16 jenis
tumbuh menyelimuti dan mengikat bonggol
dan beberapa jenis mempunyai kesamaan
karang yang lapuk dengan semen kalsium
(Cordero, 1977). Karakteristik makro algae
karbonat seperti karang marga Acropora,
ini berthallus rapuh dan keras, kandungan
sehingga percabangan karang bertambah
kalsium karbonat yang di bentuk dari tipe
Kadi, Achmad, Karakteristik Makro Algae Berzat Kapur di Perairan Tanjung Sira Lombok-Barat : 51 - 58 55

kokoh. Penyelimutan ini terjadi pada marga epilitik) atau menancap pada pasir.
Peysonallia yang merupakan hasil Kelompok lain adalah calcarious algae
metabolisme yang berwarna merah marun, merah dengan kandungan kalsit akan
merah tua dan ungu. Penyelimutan ini dapat membentuk sedimen articulate akan
di lihat di daerah karang-karang mati yang menghasilkan thallus bertulang skeleton
telah lapuk, keberadaannya sampai pada sebagai endapan kalsium karbonat, tumbuh
kedalaman 5-40 meter (Kongwe, 2006). menempel atau menyelimuti benda lain.
Produksi alami kalsium karbonat di paparan
Kandungan Kalsium Karbonat alam di terumbu karang perairan Tanjung Sira rata-
Terumbu Karang rata mencapai 100-450 g/m² (Tabel 2).
Namun masih lebih rendah dari pada yang
Kalsium Karbonat terdapat di paparan terumbu Kepulauan One
Tree Great Barrier Reef Australia mencapai
Kandungan makro algae berzat kapur 148-500 g/m². Kandungan kalsium karbonat
sebagai penghasil kalsium karbonat ini menunjukan bahwa di perairan Tanjung
(Gambar 4-7). Kalsium karbonat diperoleh Sira biomassa CaCO3 yang ada, tidak jauh
melalui hasil metabolisme yang disimpan berbeda dengan daerah lainnya. Klumpp
atau diendapkan di dalam jaringan sel dan McKinnon (1992) menambahkan bahwa
thallus, termasuk dalam kelompok articulate kandungan kalsium karbonat ini tergantung
bertulang, sedangkan kelompok crustose pada kedalaman tempat tumbuh dan Sinar
berkerak disimpan di permukaan sel. Makro Matahari yang diterima dimasing-masing
algae berzat kapur di Pantai Tanjung Sira perairan akan berbeda. Odum dan Odum
mempunyai dua tipe aragonat kalsium (1955) menyatakan bahwa penyerapan
karbonat termasuk calcarious algae hijau, kalsium karbonat makro algae berzat kapur
coklat dan sebagian merah. Kandung-an mencapai 7-38 % adalah CaCO3 dengan
aragonit, dapat membentuk crustose kandungan mineral aragonit dan kalsit,
berkerak atau endapan hydrocarbon sedangkan senyawa lain seperti karbonat
sebagai kalsium karbonat yang bersifat magnesium dan karbonat stonium dalam
porius, tumbuh menempel dibatuan (algae jumlah yang sangat kecil sekali.

Gambar 3. Struktur kimia kalsium karbonat

Tabel 1. Makro algae berzat kapur Paparan Terumbu Karang Tanjung Sira Perairan Lombok.
Nama Makro Algae Intertidal Subtidal Punggung Tubir
Berzat Kapur (Beach) (Reef flats) Terumbu (Ridge) (Reef slope)
Chlorophyta
Halimeda cuneata + + + +
H. cylindracae ++ ++ - -
H. discoidea + ++ ++ +
H. macrophysa + + ++ +
H. macroloba ++ ++ - -
H. opuntia ++ ++ ++ ++
H. tuna + + ++ -

Phaeophyta
Padina australis + ++ + +
56 Biosfera 32 (1) Januari 2015

Nama Makro Algae Intertidal Subtidal Punggung Tubir


Berzat Kapur (Beach) (Reef flats) Terumbu (Ridge) (Reef slope)
Rhodophyta
Amphiroa canaliculata - ++ + -
Galaxaura rugosa - + + -
Corallina sp - ++ + +
Hydrolithon reinboldii - + ++ +
Mesophyllum mesomorphum - + ++ +
Peysonallia rubra - + ++ ++
Porolithon gardineri - + ++ +
Sporolithon erythraeum - + + +
Keterangan: + = sedikit ; ++ = banyak ; - = tidak ada

Kandungan CaCO3 apabila berzat kapur yang menempel pada kerang-


dipanaskan menjadi serbuk remah dan kerangan, kandungan aragonit lebih lunak
lunak yang dinamakan kalsium oksida (CaO) (Tabel 2) dan (Gambar 4 dan 5). Tipe
reaksi tersebut setiap molekul dari kalsium aragonit adalah mineral dari kalsium
akan bergabung dengan 1 atom oksigen dan karbonat yang terbentuk pada suhu rendah,
molekul lainnya akan berikatan dengan dalam bentuk polymorphous yakni rumus
oksigen menghasilkan CO2 akan melepas ke kimia yang sama tetapi struktur kristal yang
udara sebagai gas karbon dioksida, reaksi berbeda dengan kalsit (Erich dan Pierre,
berlangsung sebagai berikut CaCO3 CaO 1999). Endapan kandungan aragonit lebih
+CO2 (Gambar 3). Molekul dari CaCO3 akan lunak, akan berubah menjadi kalsit pada
segera mengikat molekul air (H2O) akan suhu 380-470ºC.
membentuk kalsium hidroksida zat yang
lunak seperti pasta, dalam keadaan kering Mineral Kalsit
mengeras menjadi batuan kapur sebagai
Kelas Rhodophyceae marga
berikut. CaCO3 + H2O Ca(OH)2 + CO2. Braga
Corallina, Hydrolithon, Mesophyllum,
dan Riding (2005) manyatakan bahwa pasta
Peysonallia, Porolithon dan Sporolithon
hasil metabolisme calcarious algae
mengandung kalsium karbonat, kebanyakan
kandungan aragonit dan kalsit, mampu
algae merah ini mengandung mineral kalsit
sebagai perekat karang mati dan benda lain
(Tabel 2) dan (Gambar 6 dan 7). Tipe kalsit
yang ada di dasar perairan, apabila dalam
adalah mineral pembentuk batuan dari
keadaan kering membentuk batuan kapur
kalsium karbonat sebagai polymorphous
yang keras.
karbonat kasium yang paling stabil dengan
struktur kristal keras (Erich dan Pierre,
Mineral Aragonit
1999). Polymorphous lain adalah mineral
Kelas Chlorophyceae marga aragonit yang lebih lunak. Batuan kalsit ini
Halimeda, Phaeophyceae marga Padina sangat umum sebagian kerak bumi mineral
dan Rhodophyceae marga Amphiroa dan dan banyak digunakan sebagai bahan
Galaxaura mengandung kalsium karbonat, kontruksi, perlakuan tanah pertanian,
biasanya dari beberapa jenis makro algae pigmen dan farmasi.

Gambar 4. Halimeda macroloba Gambar 5. Padina australis


Kadi, Achmad, Karakteristik Makro Algae Berzat Kapur di Perairan Tanjung Sira Lombok-Barat : 51 - 58 57

Gambar 6. Corallina sp. (Encrusting) Gambar 7. Peysonallia rubra

Tabel 2. Beberapa kandungan kalsium karbonat makro algae berzat kapur (g/m²) di Paparan
Terumbu Tanjung Sira Lombok Barat

Tipe
Bagian Tempat Kalsium
Kelas Marga Kalsium
penyimpanan Karbonat (g/m²)
Karbonat
Chlorophyceae Halimeda Aragonit Permukaan sel 125
Phaeophyceae Padina Aragonit Permukaan sel 100
Rhodophyceae Amphiroa Aragonit Permukaan sel 200
Galaxaura Aragonit Permukaan sel 250
Corallina Kalsit Dalam dinding sel 450
Hydrolithon Kalsit Dalam dinding sel 300
Mesophyllum Kalsit Dalam dinding sel 400
Peysonallia Kalsit Dalam dinding sel 250
Porolithon Kalsit Dalam dinding sel 400
Sporolithon Kalsit Dalam dinding sel 400

Sumbangannya Makro Algae Berzat moluska, udang-udangan dan biota lain.


Kapur (CaCO3) Kandungan kalsium karbonat secara luas
digunakan sebagai campuran makanan
Makro algae berzat kapur di daerah
sebagai zat supplemen dan dalam industri
Pantai sangat dibutuhkan turutama dalam
sebagai campuran susu bubuk..Defisiensi
pembentukan ekosistem terumbu karang
kalsium karbonat dapat menimbulkan
baru, yakni kemampuan hasil penumpukan
beberapa penyakit lordosis dan
metabolisme CaCO 3 dapat berfungsi
osteoporosis.
sebagai perekat atau menyelimuti semua
kerangka karang mati, cangkang kerang dan
benda-benda keras yang ada didasar Kesimpulan
perairan, sehingga tidak mengalami Makro algae berzat kapur di perairan
kehancuran. Kandungan aragonit dan kalsit Tanjung Sira ada 16 jenis, kandungan
berada pada bagian permukaan dan di aragonit 10 jenis dan kalsit 6 jenis.
dalam dinding sel thallus sebagai endapan Kandungan kalsium karbonat (CaCO3) dari
atau kerak CaCO3, mempunyai resistensi beberapa jenis mencapai 100-450 g/m²
untuk menahan kikisan arus air dan dalam bentuk aragonit dan kalsit yang
gempuran ombak besar. berfungsi sebagai penyelimut dan perekat
Peran algae berzat kapur dalam karang mati, cangkang muluska dan benda-
ekosistem terumbu karang sebagai tempat benda keras di dasar perairan laut,
kamuplase bagi asuhan benih-benih ikan, sehingga paparan terumbu karang resisten
moluska, krustacae dan biota lain agar terhadap arus deras dan gempuran ombak
terhindar dari kejaran predatornya. Kalsium besar. Makro algae berzat kapur ikut andil
carbonat dibutuhkan sebagai pakan additive bagi pembentukan ekosistem terumbu
dalam pembentukan tulang ikan herbivora, karang baru, Makro algae berzat kapur
58 Biosfera 32 (1) Januari 2015

dibutuhkan sebagai pakan tambahan untuk Hillis-Colinvaux, L. 1980. Ecology and


ikan herbivora. Tempat asuhan bagi bibit taxonomy of Halimeda; Primary
ikan, udang, moluska dan biota lain. producer of coral reefs. In: Blaxter,
Kandungan CaCO3 dibutuhkan sebagai Russel and Yonge (eds.) Marine
bahan additive bagi ikan herbivora dan Biology. Academic Press, London.
manusia. XVII: 2-84.
Klumpp, D.W. and A. D. Mckinnon 1992.
Daftar Pustaka Cummunity structure, biomss and
productivity of epilithic algal
Buckland, S.T., D.R. Anderson, K.P. Burham, communities on the Graet Barrier
and J.L. Laake 1993. Distance Reef: dynamics at different spatial
sampling estimating abundance of scales. Mar. Ecol. Prog. Ser.Vol.86:
biological population. First ed. 77-89.
Chapman and Hall Ltd., London. 3570 Kongwe, J. 2006. Calcarious Algae of A
pp. Troical Lagoon; Primary Productivity,
Bosse, A.W.V. 1928. Liste des algues du Calcification and Carbonat Production.
Siboga Rhodophyceae traisimi Departement of Botany, Stockholm
partieGigartinales et Rhodymeniales. University, Sweden. 48 pp.
Siboga Expeditie LIXd: 200-533. Matsuura, K., O. Sumadhiharga and K.
Braga, J. C. and Riding 2005. Calcarious Tsukamoto 2006. Field Guide to
algae. In: Selley, R., Cooks, L R. M. Lombok Island. 393- 449.
and Plimer, I. J. R. (eds) Encyclopedia Odum, H.T., and E.P.Odum 1955.Trophic
of Geology. Amsterdam; Elsevier, 428- strukture and productivity of windward
436. coral reef community on Eniwetoll
Connel, Y. H. 1974. Seaweeds in the coral Atoll. Ecol. Monogr.25 : 281-320.
reef communities. In: Richard, N. and Ramos, R. J., M. P. Travassos and G. R.
Mariscal (eds.). Field experiment in Leite 2010. Charakterization
marine ecology. Academy Press, New Macrofauna Associated with
york. 67-78. Articulated Calcarious algae
Cordero, J. R. A. 1977. Studies on Philiphine (Corallinaceae, Rhodophyta)
marine red algae, Smithsonian Occurring In A Hydrodynamic Gradient
Institution United State National on The Espirito Santo State Coast,
Museum. Series IV: 258 pp. Brasilian Journal Of Oceanography,
Dawson, E.Y. 1966. Marine botany. An 58(4)275-285.
Introduction Smithsonian Institution Round, F.E. 1980. The ecology of algae.
United States National Museum. Holt, Cambridge University Press., London.
Rinehart and winston, Inc., New York. 325pp.
284 pp. Wilson, S., C. Blake, J.A. Berges and C. A.
Erich, S. K. and G. Pierre 1999. Micro- Maggs 2004. Nothern Ireland.
enviromental control on biominerali- Elsevier, Bio. Cons. 120: 283-293.
zation: superficial processes of apatite Wray, J. I. 1977. Calcarious algae.
and calcite precipitation in Quaternary Developments in Palaentology and
soil Roussillon, France. Stratigraphy. Amsterdam: Elsevier,
Sedimentology. 46(3). 463-476. Vol. 4, 185 pp.

You might also like