Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 46

IBN HAZM DAN MADZHAB AZH-ZHAHIRI

Pemikiran Filosofis-Pemelihara Normatifitas

JAENAL ARIPIN
Fakultas Syariah clan Hukum
Univcrsitas Islam Ncgcri Syarif Hidayatullah Jakarta
jacnalaripin@yahoo.com

Abstract

po.rilio11 in the .rl11r!J !IJII I la :::111 o(/lbenha:;pJJ1 f Islami c law


phi/osoplde Cordoba)'!, -!J, eJpe,ial!J dealing with his three thought has
an ifllportanl
llldlll !ho1gh!s: d![/erwlialion he/Jvee11 God and His crela11re
difllensions, 1/1oro1(l!fit!11f.rs (!/(yati'a so !hat it is 1111co1red to ml/IC
in the name o/rel(io11 0· li1-i11 pm11i,·1·.r 011/ (!/ !ht' k.,l.1, and !he
impo1l1111ce (!/ !t11zg11age as a tool to

11111/4•1:-10.rilio11 i11 !h,: di.l,111d !h,· r.od1m111:'..- 11 rw.r.e


/

o age.r. l3a.1ed 011 his tho11gh1J. Jim f la:::111 plq)'s a 1111iq11e f


r

I.rlallli,.· !hoi(gh!s. 011 the one hand, his thoNgh!. r are jJ/11/o.,·ophir"a/.
011 !he other hand, he is a tex/11alistic and 11om1alive Zhahiria11isl. /-
fmce, he i.rfreqHent!J called a philosopher who remains thinking
normative!J.
Ahstrak
/)t1/i1111 kajia11 Fil.rt(/al If 11k11m I.rlalll, pemikiran Jim l--
la::;111 ( lhl'llha::;_1w1 de Cordoba}' memiliki posisi yang sangat
pe11/i11g, /entlama l/!1'//),',l/k11! tza pemikiran pokok,rya; pefllhedaan
an/ara dimemi ilahi da11 d1111,·11.ri 11lf1kh/11k,
semp11rnmrya :'Jariah sehingga tidak dibenarkan herh1!ifah ,1/,1.r
lh11J1a 1wm1a de11ga11 111e11gg1111aka11 pre111is-premis di /11ar
teks, dan
j)l'llli1zg1!yr1 ht1hasa .rehagai ala! 1111111k fJJemahami pesa11-
pesa11 illahi. Alas dasar pc1111l.im111!ya leneh11!, !Im f-fa::;111
memiliki posiJi yang tmik dc,lam ranah pm1ik.ira11 l. r/am; pemikiran'!ya
helJ!,erak pada arah _filosrjis letapi pengamtl
pt1ht1111 %ha/,iria11_yc111g tek.rl11alis da11 11om1at!f Sehingga, za
sering disebut.filo.r(!/ . )"ti! ldap herpik.ir (melllelihara) 11017Jla!!J:

Kata Kunci: Utemli.rme, v1ad::;j.Jah, ihn11 1--fa :;:_m, a-Zhahiri.

.\UJ,\L.\,\l 464 Vol. 27, No. 3 (Scptcmbcr-Dcscmbcr 2010)


Pcndahuluan
1\da b:1.ny:1.k hal yang mcmbuat kajian scputar madzhab 7.hahiri
<lalam fa1h hlam mcnarik clan pcrlu <libahas. Satu di antaranya adalah
cksistcnsi madzhab ini antara gcrakan konscrvasi (fundamcntalismc) dan
gcrakan pcmbaharuan dalam agama. Schab, kcnyataannya, madzhab ini
mcmiliki dua wajah yang tidak sama, namun hingga saat ini masih saja
dianggap idcntik walau dcngan scbutan yang bcrancka ragam.
Ulasan ini didasarkan pa<la tipologi pcmikiran Islam pcrspcktif al
Jabiri, dalam pcngantar kitab al Ka-:1/it an manahfj al adillah karya Ibnu
Rusyd, antara pcmikiran Mayriq dan Maghrih dalam Islam, yaitu budaya f
· pcmikiran Islam dari benua 1\sia (imur Tcngah) dan pcmikiran Islam
2
Eropa (1\ndalusia) . Lcbih-lcbih dalam mengkaji tokoh yang menjadi sorotan
utama dalam tulisan ini, Ibnu Hazm azh-Zhahiri, al Jabiri, scmakin
mcncmukan akar pcmikiran rasional Andalusia yang sedang digclutinya scrta
pcmbenaran akan supcrioritas cpistcm burhani yang ia agungkan.
Namun sepcrti kutipan di atas, sangat disayangkan, pcrhatian umat
islam akan pcmikiran rasional Andalusia, khususnya Ibnu Hazm, dapat dinilai
nol, discbabkan oleh bcrbagai faktor kala itu, yang bcrakhir dcngan
pcnutupan pcluang kemungkinan pembaharuan pemikiran Qrnkum) islam.
Lcbih disayangkan, lahir klaim superioritas satu madzhab dalam islam yang
mcngatasnamakan as saJJJr1d al a'dom (akal publik) umat
islam.'
U ntuk itu tulisan ini ingin mcmbcrikan hantaran scputar
epistcmologi yang dibangun Ibnu Hazm dalam scjumlah karyanya, yang
dinilai olch al Jabiri, berintikan kritik yang bertubi-tubi atas budaya
pcmikiran islam pada umumnya, kcndati pcngajuan mt tidak dimaksudkan
scbagai sebuah pengkultusan atas pemikiran Ibnu Hazm. Scbagai
bandingannya, kami urai juga "scparagraf" komparasi antara pcmikiran Ibnu
Hazm dan ulama' islam yang hidup scmasa dcngannya, semisal al Juwayni, al
Ghazali, dan juga as Syafi'i.

Ali bin Ahmad; Borjuis di antara Ulama'-ulama' Wanita


1L- impir scmua pcnulis biografi Jbnu Hazm, bahkan scmua pcnulis
scjarah, mcngcluhkan sumbcr rujukan yang otcntik, tcntang kcpastian
kclahiran Ibnu Hazm. Scorang imam yang bcrnama lengkap, Ali bin ,-\hma<l
bin Sa'id bin Hazm bin Ghalib bin Shalih bin Khalaf bin Ma'dan bin Sufyan
bin Yazid bin ,\bi Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abd Syams al Umawi 4•
bcrdasarkan mayoritas literatur, dilaporkan lahir pada tanggal 30 Ramadhan
384 H atau bcrtepatan dcngan 7 November 994 I\f. Hanya, yang masil1
sangat dipcrtctangkan adalah nasahiyahnya, yang
1111\!li 11,\1/\1 D.\N ;\[,\1)1/11.\B 465 _1,\1·:;,._;_\I, ,\IUl'IN
.\1/11-1/.11.\I IIIU
scbagian mcnilai, Tbnu Hazm adalah scorang berkcturunan Persia dan scbagian
mcnguatkan nasahiahnya scbagai warga asli Spanyol (Andalusia). 5
Tcrlcpas dari pcrdcbatan itu, tak dipungkiri bahwa ayahnya (Ahmad bin Sa'i<l)
adalah salah scorang mcntcri pada pcmcrintahan Daulah bani l 'ma)·yah di ,\
ndalusia, yang mcrupakan salah satu bahan kritik dari ulama sczam:rnnya, Abu \
Valid Sulaiman bin Khalaf al Baji,r, bahwa Ibnu 1-lazm adalah scorang borjuis, yang
dcngan scgala sarana pcmcrintahan mcmpcrolch ilmu dcngan sangat mudah, dan
itulah titik nadir scorang lhnu Hazm. Dari kcnyataan inilah banyak hal yang perlu
diulas untuk
mcngcnal lcbih jauh karaktcr Ibnu Hazm.
l\knjadi satu keniscayaan, kchidupan Ibnu Hazm scbagai putcra scorang
mcntcri, dipcnuhi dcngan scgala kcmcwahan dan pclayanan yang istimcwa dari
rczim. Hal itu sclalu diakui oleh Tbnu Hazm, di mana kcschari:innya dipcnuhi dcng:in
pclayan:in wanita-wanita cantik dan
kchidupan yang nyaman. Dalam Tho11q /--(a 111aJJ1a!./, ia mengaku:

Pada JJ1t1sa it11 kami li11ggal di an/am rttmah para kepala pemeri11tahat1,
ka111i /enJJa.mk sa11dara sc!ya, ./lint Bakar, dike/i/ingi para pel qyan garh:r
. ymtc_g /Jer/e/J/pa! di daerah S(!jttk dan '!)'(IJJl(lll• • mereka herk11mp1tf di
/aman hamh11 dr111 k.dnm h111zga mmah kami di mat1a
pema11dmzga11 seperli ini ada haJJJj>ir di .rftiap kola cordova ...

Dari kcnyataan itu, tcrlihat bahwa kescharian Tbnu Hazm banyak dihyani
olch para dayang dan pclayan; bahkan dalam pcrsoalan pcndidik:in, masa kccil lbnu
Hazm adalah kchidupan scorang borjuis di tcngah-tcngah ali111at-a!i1JJal (ulama
wanita) yang dari mereka ia bclajar al Quran, syair arab, tulis-mcnulis, bahkan
riwayat hadits. Kchidupan scpcrti ini, menurut pcngakuan Ibnu Hazm, berlangsung
cukup lama, hingga beranjak usia dcwasa. Tapi, bukan berarti tak ada peran ayahnya
dalam urusan pcndidikan Tbnu Hazm, di samping ayahnya juga tcrkcnal scbagai
scorang cendikia dan tcrpandang\ Ibnu Hazm kccil kcrap di:1jaknya kc majclis-
majclis ulama kala itu, Abu Husein bin Ali al f-arisi, :\hm:i<l bin .Jasur, yang dari
kcduanya ia banyak mcnimba ilmu hadits; lchih-lchih yang kedua, dia bclajar MmJJa!
lho' karya Imam Malik. Dan hanyak lagi ulama kala itu yang menjadi alamat
kunjungan studinya. l\fcnginjak usia dewasa, Ibnu Hazm mcmilih untuk
mengcmbara dahm mcmpcrdalam kcilmuannya, bahkan ada satu kisah konyol yang
konon mcnjadi alasan mcngapa ia belajar dan mendalami fiqh. Yaitu suatu kctika, ia
dan gurunya bcrkunjung ke sebuah masjid yang akan ditcmpati shalat jcnazah.
Sesampainya di masjid, ia langsung duduk;

466
gurunya mcmberi isyarat untuk herdiri (shalat) namun tak dimcngertinya.

.\l.<J.\1 .. \\1 \'ol. 27. No. 3 (Scptcmbcr-Dcscmbn 2010)

467
. \k hirn:·a sa !ah scorang hadirin mcncgur, .d1{!/11/lr1h!. "heh1111 111i1.,Hk
11mk.!11
.rhi1l1!. timpalnya." I ,alu dikarnkan "!id(/k. hah kr111 la11 shr1/r1! !t1!1i•11!
IJICIJjld i/11
'11·,yi/1 '('' scraya Ibnu t Iazm bcrdiri dan mcngcrri isyarnt dari .::urunya tadi"
scj:1k itulah ia tntarik unruk bcnar-hcnar mcndalami fil1h.
I,isah itu juga mcnandakan halnva kcilmuan yang p,·rt:1111a kali ia
gcluti bukanlah fiqh, mdainkan hadits dan sastra. Scbutlah .\hu Husein bin ,\Ii al
1:arisi, i\hrnad bin .Jasur dan ,\Ii i\hi Qasim Abdmrahman al
.\zdi adalah guru-gurunya dalam hadits. Dan dari yang tcr:1khir, lbnu Hazm juga
banyak mcng,__ali ilmu nahwu, bahasa dan banyak bgi ulama'ulama sclama ia
mcngarungi masjid-masjid di pcnjuru kota Qairawan, Crnnada, Cordoba, l\firyah.
dan Bcnisia. la haru bclajar ftljh sctclah pcriqi,,·a konyol di aras khususnya fic1h
maliki dcngan rt! i\!111J1t1!/r1hrt' dan (I/,\ lm/,.,11•111,11111/J tulisan
Sahnun.
Namun yang pcrlu dipcrhatikan adalah, akibat d:1ri intcnsitas ayahnya
yang tcrgolong minim dan lcbih intcns dalam urn·<1n politik, mak:-1 kchcradaan
ali111a!-t1lilllrtl itulah yang pcrtama kali <.hn sangat bcrpcngaruh pada
pcmbcntukan kcpribadian lbnu Hazm. :tlim Yafur, dcngan analisa Psikologisnya,
mcnimbang rcalitas hakiki I hnu Hazm adalah btana dan pcrnbcntuk karnktcrnya
adalah alima!-alimiil 1 :111g bukan mcmbuatnya bcrsifat mclankolis, justru
mcnumbuhkan kcpribadian kcrns dan mc"raja". Hal itu disebabkan olch tidak
adanya sifat "kcbapakan" :·ang mcngungkungn:·a, ayahnya lchih sibuk dcngan
politik ncgaranrn. I .chih-kbih didukung olch situasi istana di bawah kckuasaan
·11 :il111ya.'J
Sifat ini ditambah dcngan pcnyakit-pcnyakir yan;•. didcritanya scjak
kccil, yaitu scrnngan jantung dan pcrnsaan marnh 1 :1ng kcrnp nrnncul sccarn
temporal, atau yang discbut Yafut dcng:111 l1mmll (/I .·1shr1hiyah al I
layu11)'ah. Scmua itu bcrpcngaruh pada kctcga:-;:11111ya dalam sctiap
pcmikirnn dan indcpcndcnsi1wa.
Dari kcnyataan itu, kritik al Baji, tidak scpcnuhn1 :1 salah a tau hcnar,
karcna mcmang kchidupan Ibnu Hazm yang tcrma--;uk 'nyaman' sangat
bcrpcngaruh pada pcmbcntukan karnktcrnya. r\ka11 rl'tapi tidak scpcrti
dimaksudkan olch al Baji. pcngalaman itu mcmbua1 l!inu 1-Iazm hcrikap horjuis
dan clitis. Scbah hagi Jbnu Hazm, 1:rt:1, justru mcmhunuh darn kritis scscorang.
1

Dcngan nada mcnohok, 1:: mcnjawah kritik al Baji. "ka11 m1i ih1111 d1'11gr111
l:011disi lllc/{lm/11111. 1111/.' ( 1111•111p1·mld1 ld1irl11p1111 _ J'1mg
11ym111111 sepe11ik11. sedm'.g ht, cr1n· i!JJJ11 de1'.ga11 }1. 11.li!,11 i11i
hr111)'rt
1111/11/: l'il,1-,i/11 illlliahymg rig111'. di d1111i11 d{III akhim!". 111
Scbagai kcsimpulan, kcndati Jbnu 1-lazm tcrgolo11'. kaya dan ditlidik
dalam dunia borjuasi, scmangat kritis dan idcalis :t1_::a tcrbctik dahm
ji,\'anya :·ang tak lain juga dipcngaruhi olch domin: ·.; pcla:·anan
rt!i11111!-11/i111,1! di at as. 11

l 11'\l' 11 \1/.\1 l) \\: \l\1)1/.11.\H


.\I.I I 1/.11.\11/l{I
..+ (,7 J\I ,.\I .. \Ill!'/\:
I nvans i I dcologi M asyriq; Poli tis-Teologis
1\f ild::_/1, (1/; Malik.i /111d(l/11.1i(I aria/ah (a)hi.rto,i.r. I:! Setidaknya
itu yang :11':-111 tnlukis (bhm ulas:111 al Jahiri dalam pcngantar al Ka!y_fit
karya lbnu Rusyd. Mcnurutnya, rcalitas scjati Andalusia adalah masa-masa
sebelum tcrjadinya im·ansi idcologi kc sana; kondisi kcagamaan rclatif sama
dcngan kondisi pcrtama kali islam di bawa oleh Thoriq bin Ziyad; bahkan bisa
dinilai primitif sccara filosofis dan berbagai kcgiatan pcmikiran dengan hanya
bcrpcgang pada nash al Qur'an clan hadits. Hal itu juga tidak lcpas dari fiqh
al 1\uza'i yang mcmang menjadi anutan bangsa ,\ndalusia sccara alami.
I dcologisasi ini sangat politis-tcologis, artinya sangat bcrmuatan
politik yang dibungkus dcngan idcologi-ideologi teologis. Scbab kala itu,
tahun 300 H (2 abad setelah masuknya islam ke Spanyol) Bani Umayyah yang
tclah clitumbangkan olch Bani Abbasiyah, ingin mcmbangun kckuatan politis
di 1\ndalusia dcngan merangkul ideologi 0mkum dan tcologi) i\falikiyah
scbagai kckuatan bandingan dari Fiqh Hanafiyah-nya Bani i\bbasiyah dan
Syi'ah-l\fu'tazilah-nya Bani Fathimiyah. Dcngan dcmikian sangat ironis
perkcmbangan pcngctahuan di Andalusia. Namun tcrlcpas dari itu, dcngan
'pcnjajahan' idcologis ini, bangsa 1\ ndalusia tcrsaclarkan akan pcntingnya
pcngcmbangan ilmu pcngctahuan.
Scjak saat itulah madzhab maliki bcrkembang pesat di Andalusia,
mcng__st :intikan posisi doktrin 1\uza'i. Salif Yafut menilai1', sctidaknya ada
3 scbab mcngapa madzhab maliki bcgitu cepat menjalar di Andalusia,
ditandai dcngan masuk dan mcmbuminya ajaran A111wa!!ha' scrta i\!
11d1m1111a11ah yang menjadi kitab suci madzhab Maliki. Perla111a,
kckaguman pada Imam i\falik yang tctap tcguh dalam mcmbela idcalismcnya
di bawah pcnindasan rczim di Madinah. Sehingga Khalifah I lisyam tcrtarik
untuk mcmbangun scbuah rczim dcngan basis pcmikiran Imam i\lalik;
ki:d11a, banyaknya pdajar 1\ndalusia yang mclancong kc i\fadinah untuk
mendalami kcilmuan Imam Malik. Termasuk Sahnun,
pclajar dari Qairawan yang bcrhasil mcngumpulkan masa'il.fi qh!Jyah Imam i\
falik dalam al A1llda1vwr111ah al K11hra. Faktor kedua ini juga yang
mcnycbabkan Ibnu 1-Iazm mcmpclajari fiqh Malikiy sebagai matcri fiqh
pcrtamanya; kdza, faktor politis yang disebutkan di muka, mcngingat kcdua
daulah musuh Bani Umayyah mcnganut idcologi yang matang, maka mcrcka
mcmilih Malikiyah scbagai idcologi. 14
1 ronisnya, pcrkcmbangan pcmikiran bangsa Andalusia yang mulai
tcrgugah itu dikebiri oleh doktrin Malikiyah yang semakin mapan scbagai ,\

470
la11thir; ad /)a11/ah (idcologi/logika politik negara). Kondisi itu dischabkan
olch karaktcr tcologi Malikiyah yang mcyakini pcrdcbatan

\1(2\1 .. \\1 Vol. 27, No. 3 (SL'ptl'mbl'r-Dl'l'mhcr 2010)

471
scputar ag:una scbagai scbuah kcscsatan dan mcnganggap kcyakinan yang
sudah ada scbagai doktrin yang \vajib dipatuhi.
T ndikasi lain dari krisis cpistcmologis ini adalah, tcrjadi im·ansi idcologis
yang clilakuk:'ln okh pcn<lak\vah mu'tazilah dan alirnn politiktcologi lainnya kc
1\ndalusia, namun scmua itu mati dan jarang yang bcrtahan lama, karcna harus
bcrhadapan dcngan 'angkuh'nya doktrin salafi Malikiyah. Hanya Mu'tazilah yang
tcrgolong bcrhasil sckalipun
15 dalam
kuant.itas yang sangat rcndah.
Kcjumudan di bidang tcologi ini, tcrus bcrkcmbang pada bidang yang
lain, tcrmasuk di bidang fiqh, di mana scbuah pcmbaharuan <lalam bidang fiqh
baru diakui jika mcrujuk pada 11m1va!!ha' clan nmd111v111a11ah. Schab
kcdua rujukan itu sudah tcrlanjur, sctclah tcrjadi "naturalisasi idcologis", diakui
scbagai rujukan kcdua sctclah al Quran.
r-.:ondisi yang tidak lcbih baik tcrjadi di bclahan timur islam,
kckhalifahan al Baghdadi pada dinast.i 1\bbasiyah justru mcnckan scmua doktrin
(fiqh, kalam dan fibafat) yang bcrtcntangan dcngan doktrin rcsmi D:rnlah 1\
bbasiyah, yang sangat diuntungkan olch doktrin fatalismc 1\sy'ariyah. Ujung
ckstrim dari rcprcsi al Qadiri mcwujud <lalam scbuah dcklarasi al Qadiri 11'
(ditambah dengan dcklarnsi al Baghdacli) yang bcrisikan lm!h daim kalam J\sy'ari
clan pcngkafiran mu'tazilah, syi'ah clan gcrak:111 bathini yah. 1\kumulasi kondisi
scmacam inilah yang mcrcsahkan
banyak pcmikir 1\ndalusia tcrmasuk lbrrn Hazm 17•
l\fundzir bin Said al Baluthi, salah scorang ulama' ah/ harh'ts, yang
mengaku sebagai Zhahiriyah, mulai melakukan pcmbaharuan bidang kcagamaan
ini dcngan mcncgaskan kcmbali pada data otcntik agama, yaitu al Qur'an clan IT-
adits, tidak scpcrti bangsa Andalusia yang tcrpaku
8
1 pada "111111/li/llha' clan
0cbih pada) /\forlmv11){111ah • Begitu juga dcngan Tbnu
Hazm yang mcnggugah, bahwa Imam Malik adalah scorang yang bcrpcgang
tcguh pada al Quran clan hadits clan tidak jarang mcnuai pcrbcdaan dcngan
gcncrasi scbclumnya. Dcngan <lcmikian lbnu 1-lazm ingin mcnggugah pcnganut
madzhab l\faliki untuk mcngiku6 langkah (mcmhq;) Imam Malik bukan pada
pcndapat Imam Malik clan muridmuridnya.
· Bcgitulah mcnurut al J abiri, lbnu Hazm melakukan pcmbaharuan di :\
ndalusia mclalui jalur pcmikiran hqh, scbab hcmat dia mcnilai, krisis pcrnikiran ,\
ndalusia ini dimulai dcngan mcnjalarnya pola pikir fiqh
malikiyah yang dibawa olch invansi idcologi Ma!yri q itu l'J. /1/ Jhk.11111 ji l
ls/ml /lhkc111?' adalah satu senjata dalam bidang ini, yang bcrisikan 'ribuan'
kritik Jbnu Hazm pada budaya pcmikiran ,\ndalusia khususnya clan islam pada
umumnya. bahkan, tambah al Jabiri, tanpa mcngctahui

111:-.:l l I f.\1/.\I D.\N M,\1)/.1 f.\B j,\l·:"'.\I ..\ IUl'l'-.J


.\1.11-1/.11.\I IIIU
cscnsi kritik-kritik itu kita tidak akan mampu mcnangkap pcsan pcrnhaluruan
yang dilakukan olch Ibnu Hazm.

Zhahirismc; Semangat Kritik di Tcngah Konflik l\Icngapa dzahir(iyah/ismc) yang


dipilih oleh Ibnu Hazm scbagai ,vajah kritiknya? Akankah itu bcrujung pada
konscrvatismc scpcrti tclah dihkukan olch Abu Daud atas gcjala pcnalaran yang
terjadi scjak masa .\bu Hanifah?
Pada dasarnya, Ibnu Hazm mcngaku tidak bcrmadzhab 7.hahiri, ia hanp.
scpakat dcngan 111r1i11.r/1r:m11 ,-\bu Daud21 , bahkan mcnurut faruq .\bd l\
Iu'thi mcngutip ulasan ad Dzahabi, Ibnu Hazm pcrnah mcngaku f22
111111 r1/lr1hi' al haq UJ{I q;lahid la alaqqyyad bi madz.hal/ (aku hanya
J/J{/
11

mengikuti yang benar, berijtihad dan tidak terbatas pada satu madzhab pun).
Hal itu dapat dijclaskan dari alur pcndidikannya yang dimulai dcngan
pcrsoalan hadits dan kcbahasaan. Menurutnya, alur itu mcnycbabkan tidak
adanya kctcrikatan Ibnu Hazm dcngan satu madzhab tcrtcntu, ,valaupun acla
satu adagium, "helr_,jar hadil.r /;('rarli belr!J;trjir;h hadi!s
/'f,1", tapi tidak bcrarti Ibnu Hazm adalah scorang pcnganut madzhab
0-faliki. Scbab, bcgin1 ia mcmbaca tulisan as Syafi'i, "betapt1 ak11 sangal
111c1(hom111/i fm111JJ Malik, tapi ak11 lehih me11ghonnali kehenaran", ia
langsung rncmpcrdalam madzhab Syafi'i. Dan bcgitu ia membaca tulisan Abu
Daud "arg111111•11 yang dzgunakan as Syc(fi'i sehagai penolak 1'.rtihst111,
jtzga hi.ra l//('//jt1di arg11men hagik11 unl!rk menolak q[yas", seraya ia pun
mcmpclajari 7.hahiriyah.23 Dan banyak klaim bahwa Ibnu Hazm adalah scorang l
·lama pcngikut Abu Daud azh-7.hahiri.
1\f ah mud Ali Himayah mcnycbutkan 5 scbab mcngapa Ibnu f hzm
mcmilih madzhab ini scbagai idcologinya.24 Per/ama, karcna tidak adanya dalil
tcntang wajibnya mcngikuti madzhab yang ada. Ked11a, banyaknya fatwa ulama
kala itu yang dilatarbclakangi oleh kepcntingan scs:iat, Scperti tampak dalam
kccamuk politik Andalusia clan dunia islam pad:i umumnya. Sehingga banyak
ditemukan kcrumitan dalam mcmahaminya (karcna tidak adanya dasar
pemikiran yang solid). Dan Ihnu I-Iazm mcmilih berpikir sccara gamblang
(dzohir). J.:l'l{ga, laqlid mcn>Thahkan pcrmusuhan dan pcrpccahan. Hal ini ia
raakan, saat hcrdch:it dcngan pcnuh sikap tcrbuka, namun dihadapi dcngan sinis
h:inya karcna dikctahui, Ibnu Hazm mcnggunakan logika hukum Imam :\hlik.
Schingga Ibnu Hazm mcmutuskan untuk tidak mcngikuti scmua rnadzhab yang
ada dan mcmilih untuk memahami teks secar dzahir. K1'1'111f1t1I, pcngctahuan
hadits-nya yang matang, mejadi bckal baginya

474
.\ I.<J.\ 1 .. \,\1 \'ol. '27. No. 3 (September-I )c-,emher '2010)

475
untuk bcrswa-ijtihad dalam mcmahami agama. Dan kelima, sikap tcgas Tbnu
Hazm akan pcnolakan budaya Taqlid.
Lalu apakah mcmang Ibnu Haztn seorang Z.hahiri, scpcrti 1\bu Daud?
Hal ini lah yang akan dijawab dalam bagian ini. Akan diulas juga bcrbagai bcntuk
kritik yang mcnurut al Jabiri harus dipaharni tcrlcbih dahulu scbagai prasyarat
mcmahami pcmikiran Tbnu Hazm.
1\da tiga karaktcristik pcmikiran Tbnu Hazm2' :1ng dapat dianggap
sebagai pokok pcmikirannya pada scmua bidang kcilmuannya. J>c1/c111111,
pcmbcdaan antara dimcnsi ilahi clan dimcnsi makhluk. Kritik ini dilucbpkan pada
tradisi qjyas yang mcnggcjala hampir dal:im scmua pcmikiran islam, fiqh,
bahasa, kalam bahkan filsafat. Scbab scrnua bcntuk qiyas itu bcrmula pada
pcnyamaan satu hal yang sebcnarnya tidaklah
mcrniliki kcsamaan. Atau dcngan kata lain islid/a/ hi as ryahid d!a al ghaih yang
dirnulai oleh para mutakallirn dalam rncnakar sifat-sifat tuhan, akankah sama
scpcrti sifat manusia atau tidak, atau apakah tuhan mcmiliki sifat atau tidak.
Kcsimpulan Ibnu Hazm adalah, kclompok yang scpakat atau tidak, terjebak
dalam qiyas.
K{'{flfa, scmpurnanya syari'at2r', schingga tidaklah dibcnarkan bcrhlf;jah
atas nama agama mcnggunaan prcmis-prcmis di luar tcks. Scpcrti
didakwakannya untuk mcnolak. !a'lil ahka111 yang banyak dilakukan okh ulama
dalam upaya pcngcmbangan pemikiran dengan mncnungkan cscnsi scbuah
pensyari'atan. Tcrkait dcngan faktor pcrtama, balnva syari'at Tuhan tidaklah
diukur dcngan maksud dari scmua cl,:inya, tuhan bukan manusia.
Keliga, bahasa, yaitu satu pendekatan yang sangat nwnarik dari
lbnu H nm dcngan komcntarnya "inti j>1•t-dl'hr1!r111 s1•11ma
11/a11hi .rehl'llrlrl!J'" hl'mlllara par/a haha.ra, lmka11 par/a pe111ikim11
luar tcks
mereka27, tidak ada realitas di y
(ii II a pas de hor:r-/ex!e)!. Pcndapat
ini sangat kcrn :ua saat ia
mcnolak pemahaman-pcmahaman tcks dengan struktur bl:daya arab ataupun
pcndckatan lainnya, scbab baginya syari'at diturunk:rn dcngan bahasa ilahi,
bahasa Qur'ani. Ihgaimana konscp bahasa Ihnu Hazm
scbcnarnya akan dibahas pada bagian sclanjutnya. Di sini ak:111 dibahas
tcrlcbih dahulu kritik-kritiknya tcrhadap pemikiran islam pada umumnya.
Dalam persoalan teologi, dalam bukunya al Fash/, lhnu Hazm dcngan
sangat tcgas mcnolak kcccndcrungan yang bcrkl'tnbang di scputar diskursus
mu'tazilah-asya'irah, yang mcnurutnya, dalam pcrsoalan sifat tuhan, tcrjcrat
dalam pcnyamaan hal-hal yang tidak sa1·,1a. Scpcrti diulas di awal, pcmbahasan
tuhan clan manusia, adalah satu pcnyamaan yang tak sepatutnya, sehingga
kcrangka bcrpikir scperti inilah rnng tidak bisa ditcrima olch lbnu Hazm. Sccara
filosofis, wacana ini tclah mcncampuradukkan antara logika ,\ristotclian dcngan
p,.:nyarnaanlllNll I l.\/,;-,..,t D.\N ,\L\[)1/,I L\H 471 J.\l'\.\I. ,\IUl'IN
.\1.11-1/.11.\1111{1
pcnyamaan liar yang hanya mclahirkan kcbingungan28• Bcgitu juga dalam bi<lang
Filsafat, lbnu Hazm mcngoreksi sejumlah pendapat al l,indi yang mcnururnya
tidak lcpas dari pcngaruh l\futakallimin di atas. Walaupun kcsimpulan akhirnya
adalah pcnyucian dzat tuhan dari kcsamaan dcngan manusia, namun mctode
yang ditcmpuh olch al Kindi adalah mctodc qiyas. Dari sini jclas disimpulkan
balnva Tbnu Haztn lcbih mcmfokuskan
kritiknya pada mcto<lologi yang digunakan clan bukan pcndapat itu scndiri2'J.
J .cbih-lcbih pada kcccndcrungan pcmikiran hukum ilam yang pcrtama
kali dirumuskan olch as Syafi'i dalam ar Risalahnya. Mcnurut lbnu Hazm,
scbcnarnya kalangan ushuliyun A1ayriq tclah mcnyadari bahwa dcrajat validitas
hasil qiyas adalah dzonni, namun masih saja dijadikan scbagai mctodologi
pcnggalian hukum bahkan tiJak jarang didahulukan dari Hae.fas Ahad, yang
sccara gcncalogis bcrkairan dcngan syari', Rasululllah Saw.
l\finimal, dcngan scjumlah uraian ini, scdikit lebih jclas, bahwa kritik-
kritik Ibnu Hazm bukanlah pcmulangan scmua permaalahan kc rumah tcks
scmata, mclainkan lcbih sccara cpistcmik ditujukan pada pola · penalaran yang
rumit clan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sepcrti tampak pada kritiknya
tcrhadap ulama malikiyah dengan anjuran mcniru
langkah imam malik, kcpada al Ghazali dcngan inkonsistensi al ghazali akan
kutipan 111a11lhiq dalam a/ M11.rla.rl!frmya. Dan yang tcrpcnting, kritik
tcrhadap Qiyas ini, yang juga bcrlaku scbagai kritik tcrha<lap iJ!ihsa11 clan
iJli.,li,b, tidak bcrarti bahwa Ibnu Hazm mcnafikan kcmaslahatan scbagai
unsur tcrpcnting dalam hukum. Bcgitu juga dcngan aspck rasionalitas (m_';) 111
yang dinisbatkan pada mctoclc qiyas.
Dari uraian ini dapat dikctahui, bahwa litcralismc llinu Hazm bukanlah
romantisme tcrhadap litcralismc Abu Daud di Mayriq, nll'laink:111. dalam
bahasa al Jabiri, Litcralisme bcrbasis kritik. I .itcralismc I ·'.pistcmologis!

Ke Arah Literalisme Rasional; Konsep Epistemologi-Linguistik 31


Ibnu Hazm
Scbagai pcnguat asumsi di atas, pcrlu dilakukan clabor:1si scputar
knnscp kcbahasaan yang mcmbcdakan dua tcktualitas Abu Daud clan lbnu 1-
Iazrn. Scbab sudah lama mcngakar keyakinan bahwa lbnu Hazm ac.blah pcncrus
Abu Dau<l di Spanyol. Dan scpcrti ulasan Yafut, bahwa hanya lgnaz Goldzihcr
clan Abdul Madjid at Turki yang mcrasakan pcrbcdaan antara dua paradigma
pcmikiran keduanya. Semcnrara scmua anal is arab mcnilai kcduanya bagai
kcdua ujung awal clan akhir 12.
\1.< _\1 .. \\1 -l72 \'ol. 27. No. 3 (SL'ptemhL·rl l, ,m1bl'r 2010)
Menulis sebuah konscp kebahasaan bukanlah hal yang mudah dan pcnuh
pcrsoalan, dalam konteks ini konscp bahasa Ibnu Hazrn, scpcrti tclah dikutip di awal.
Di antara pcrsoalan itu adalah, Ibnu Hazm tidak mcnulis konsep kcbahasaan ini
dalam scbuah karya utuh, mclainkan bcrscrakan di bcrbagai karyanya. Scbutlah al
Ihkam, al Taqrih Ii I /add al
1\ f anlhiq, dc111 Mlllakkhi.r /lhthal rdQiyas 111a ar Ray 1va al Istih.ra11 1.va al
Taqlid Jlltt al Ta'lil. Tctapi paling tic.bk, karya Salim Yafut dapat dijadikan scbagai
bahan pcrtimbangan untuk mcngurnpulkan konscp yang bcrscrakan itu. i\Icnurut
Ibnu Hazrn, pada mulanya bahasa adalah satu kompetensi yang diberikan Allah
kcpada nabi Adam seperti dijclaskan dalam QS. 2 : :, 1 '', yang pada akhirnya
bcrkcmbang selaju jamannya. i\kan tctapi Jbnu Hazm tidak scpakat jika
pcrkcmbangan bahasa mclulu ditcntukan olch pcrbcdaan gcografis antara bangsa
yang satu dan yang
lainnya, scbab jika bahasa adalah karaktcr suatu bangsa, tcntunya bahasa satu
komunitas adalah satu, scmcntara fakta mcmbuktikan, sangat dimungkinkan bahasa
satu komunitas itu bcragam juga. Schingga diyakini acla bcbcrapa faktor yang
rncmpcngaruhi pcrubahan dan pcrkcmhangan
Itu.· · 14

Rcrkcnaan dcngan bahasa al Qur'an, yang lazim dikcnal mcnggunakan


bahasa Arab, Ibnu Hazm mcnckankan bahwa al Quran, ticlaklah bcnar-bcnar
mcnggunakan bahasa Arab, melainkan bahasa ilahi, bahasa Qur'ani 15• Pendapatnya
ini didasarkan pada fungsi kcdatangan islam yang, mcnurutnya, tidak hanya menjadi
na.rikh (ralat) bagi agama clan kcyakinan sebclumnya, mclainkan atas struktur
bahasa yang digunakan olch bahasa arah juga. Dcngan dcmikian, mcnurutnya,
pcmah:1man al Quran tidak hisa diclas:1rkan pada pcndckatan bahasa arah pra al
Quran.16
Pcnekanan Ibnu Hazm ini, mcngingatkan pada sebuah akscntuasi bahasa
ala Ferdinand de Sausure, scorang pakar bahasa asal Prancis, yang dikcnal dcngan
diachronic li,lli.rlic.r clan rynchro11ic li11gtti slic:r.17 Pcndckatan yang pcrtama,
Diachronic, yang bcrasal dari gabungan dia 0atin, mclalui) dan chro11os 0atin,
waktu), adalah satu model pcndckatan yang mcnganggap bahasa adalah satu
rangkaian historis yang tcrus hcrkclanjutan dan bcrkcmbang 18• Dcngan bcgitu,
pcnclitian bahasa dilakukan tidak terbatas olch waktu pcnggunaan bahasa itu.
Bcrbcda dengan Jym.hronic, yn 0atin, dengan/bersama) dan chronic 0atin, waktu)
adalah satu analisa bahasa tanpa mcmpcrhatikan perkcmbangan yang tcrjadi pada
masa lampau, mclainkan mcnckankan pada era tcrtcntu, di
mana bahasa itu dituturkan.19
Turunnya al Quran yang tertanggal pacla abad 7 M itu adalah batasan, bagi
Jbnu Hzm, untuk mclakukan analisa bahasa al Qur'an.

11\'sU I I.\Z:\I D,\N :\L\DZI L\B 473 _1,\1·:N,\J, ,\Rll'IN


.\1/,11-ZI L\I IIIU
Tidak scpcrn pcndckatan diakronik yang mclibatkan scluruh pcrkcmhangan bahasa
arah, cm jahiliyah hingga turunnya al Quran. Dcngan dcmikian pcndckatan bahasa
ala lbnu Hazm adalah pcn<lckatan
:inkronik, dcngan batasan yang jclas, turunnya al Quran, scbagai hahasa arah haru,
hahasa Qurani.4"
I,onscp ini sangat bcrpcngaruh pada konscp kcbahasaannya sccara
umum, bahkan konscp sumbcr pcngctahuan 01Ukum)
madzhabnrn. Dalam fll fhJ:.r1111 ia mcrumuskan:

u -4 . -. i.?....:.:i A.---li, 3- _)-"-\ .,,, t:.i i l s -·{.;..t: \J'' .J ,j{1


'-,? ;;t 1J

·r1t -...... t Y! l.J:l .--i ,,r.J 41 .. . ?4J0'-' I j\ J'-''\'f' .J, .J ).


,!,

J<):::a U.91-:'.-"-''Jj\

J3 rs .JJ ,.:/.)J1 .J: J , ti:,, tj YJ tl).J1 lJ Y). a.,


'J
u l Jj J{ YI ,JJ
t t l!J ... I
.J ,j.;J::;..:,J1 s.;..l t ;,.1:, wJ::;.1 t:.i ti :,, 42 1?-1:,
43
,.J l l ,)_)Jl:i c.:..Oj tti J .J U:J:,_ ;j.,Ji

J l 0) • /JI .J 45 :,c e::t.:..Oi.:...i Jii A..:,c? 13;..1J{ 13


44

A.feJ ,.:/.)JI J.;.11 A.Sjji l 0>u


Sccara cpistcmologis, Ibnu Hazm hanya mcnsyaratkan adanya
,·aliditas data dalam scbuah pcngctahuan, yang disumbcrkan <lari nalar
(h(/di/,11/ al 11r;!) arau indra (1m1r1'il hi.r.1), a tau data yang tcrkonscp dari kcdua
data itu. \'aliditas data itu, mcnurut Ibnu Hazm, <lapat dimisalkan dcngan data
otcntik Nash syar'i, scbab ideal nash tidak mungkin bcrtcntangan dcngan ickal nalar
dan indrn.41' l 'ntuk itu ia tawarkan empat dalil yang mcnjadi pon<lasi madzhabnya,
na.rh (Qur'an-sunnah), ijma' atas 1111.rh, atau
konstruksi <lari kcduanya (nash dan ijma').
Cukup jclas, prcmis-prcmis yang dibangun dalam konstruk pcngctahuan
Ibnu Haztn hanya bcrkutat pada tataran tcks, inilah yang mcnjadikannya scbagai
scorang litcralis, <lcngan mcyakini bahwa 1idr1/.:. 11da m1lilr11 di l11i1r !d. .r,
dikarcnakan sumhcr pcrdcbatan hanya bcrcdar di pnrosalan nash, hukan dalam
nalar manusia. Indikasinya, sctiap pcngakuan atas nama agama, haruslah didasarkan
pada nash, jika tidak mak:1 ritlak ada kons11kcnsi pcngctahuan 0rnkum).
I "antas bagaimana dcngan pcrdcbatan yang tidak diatur <lal am nash, jika
prinsip analogi dinilai ilcgal? Dcngan tcgas ia katakan:

:_;;._j 3{ A.3J ,.:/)JI .J:l 0) ;,J l:0 2;). ;/ii .J u c.:..Oi


A,j,c .b. .:bt:...i ji
\I.CJ\1.\\1 -t7-t \'ol. T. \;o. 3 (Scptcmhn-lk,cmlwr 010)
Inilah yang dimaksml scbagai "D'11chm11ic li11g11iJ!ic" dcngan
membatasi bahasan al Quran pada al Quran semata, tidak melibatkan kajian
linguistik bahasa arab sccara umum. Di samping juga dim:1ksudkan untuk
mcnghindari kcmungkin:111 pcnggun:1:1n prinsip an:1logi y:1ng t:1k mendasar
scpcrti dilakukan olch mayoritas ulama sunni. I\lcmbah:1s :11 Qur'an scb:1g:1i al
Qur'an, mclcpaskan al Quran bcrbicara scb:1gai tcks, yang tidak di"tunggangi"
olch pcm:1lrnman-pcmahaman tcologis y:1ng melahirkan konscp qi yas (is!idlal bi
as :,yahid ala al ghaih).
ii II ya pas de hon--le.,-/e! L11asan ini mcmang nyaris sejalan dengan
prinsip post-strukturalisme Jacques Derrida47, seorang filsuf Prancis. Namun
sekali lagi, begitu dalam jurang pembcda antara kedua pendekatan, antara
litcralismc Ibnu Hazm dan post-strukturalismc
J:1cqucs Dcrrid:1. Schab Derrida j:1uh mengandaikan muncul-lcnyapnya
4
8 subjck dalam sebuah tcks , scdang Ibnu
Hazm, dcngan tcg:1s,
mcngaklamasikan teks clan att!homya (tuhan) scbagai yang utama dalam al
Quran4'J. Demikian, disimpulkan bahwa pendckatan Ibnu Hazm m:1sih tidak lcpas
dari satu cm!hor yang bersimaharajalcla membawa pemahaman tcks yang
dibuatnya. Pcndckatan yang lebih dekat dcngan struktur:1lisme Ferdinand de
Sausure.5"
Kondisi sosial-politik-yurisprndensial clan alam ilmiah yang dihadapi
oleh Ibnu Haztn mcnjadi indikasi 'pembcrontakan' cpistcmologis yang
dilakukannya. Di mana hampir tidak ada batas y:111g jdas :1ntara kebcnaran
clan kesal:ihan yang dilahirkan olch kcpcntingankcpcntingan politis sesaat.
Bahkan ada "pcmilik kcbenaran yang scjati"
51
dalam dcklarasi al-Qadiri clan al Baghdadi pada masa J\bbasiyah. Diperparah
olch muatan tcologis yang sangat mcmpengaruhi konstruk pcmikiran 0rnkum)
waktu itu. Sehingga litcralisme ini dimaksudkan sebagai upaya keluar dari jeratan
kejenuhan pemikiran yang scmakin aus
ltll.
Terlepas dari identifikasi terhadap dua pendekatan pemikir
Prancis di atas, Ibnu Hazm tclah memulai satu kcgiatan bcrpikir kritis ilmiah yang
didasarkan pada pcmahaman literal rasional yang dari semua itu ada beberapa
ha! yang perlu ditambahkan, scbagai pengaruh dari primip kcbahasaan clan
pcmikiran lbnu Hazm ini, yaitu:
a. Pcndckatan sinkronik yang dilakukan Ibnu Hazm, dcngan mcmulangkan
semua pcrdcbatan kcagamaan pada teks yang mcnuturkannya, juga
mcmbuat batasan pada prinsip ,yliqaq (dcrivasi kata) yang diyakini sebagai
kunci perumusan ii/a! dari scbuah pcmyari'atan. Dengan demikian, mctode
Tbnu Hazm ini membantah
!a'lil aM:.a111 clan qiyas yang berdasar pada i//111-i/la! scmu itu.52

11\\:l' 11.\1/.\11) \!'\ ;\L\D/.11.\B --1-75 j,\l ::S-: \I. \IUl'I:\


.\1/.11-/.11.\I IIIU
b. P:iradigma \·:mg digunakan olch lbnu Hazm lcbih bcrdirncnsi kritik
cpiqcmologis, schah y:ing pcrr:ima d:111 utama dikritik olch lhnu Hazm adabh
pcnggunaan mctodc yang tidak dapar dibuktikan. l .chih-lchih han:·:1
<lidasarkan pada m_'r, yang mcnurut lhnu I hzm
lcbih hcrsifat spckubtif dan prcjudikatif scrnata. L'ntuk iru dabm o/
!/JJ:,1111. Ihnu l·Iazm mcmbuar hibliogrnfi istilah-isrilah yang kcrap kali
disalahartikan chn disalahgunakan olch ulama. Di antarnnya adalah konscp r,I
/J//rha11. t1! i/111. ad da/il. al ii/ah dll.0'
c. Pcnolakan rcrhadap konscp 1;1_'y ti<laklah idcntik dcngan litcralismc kc
>11sctY:11if scpcrri digalakkan olch t\bu Daud di awal
kcbhiran \ !:icL1ll:lli /.hahiri. Di tang:111 lhnu l Iazm, J ,itcralismc 1rn:ng:1l:1111i
pcrgcscran arnh pcrbincangan, dari sckcdar pcmahaman tckstual mcnuiu
madzhab kriris ilmiah rnclalui pcndckatan linguisrik.
cl. l,onscp cpistcmnlogi lhnu 11:izm yang han:·a mcngandaikan ,·alidiras dan
dcmomtrnsi data juga mcnjadi kritik atas pola pikir kuantiratif ubma' chlam
bidang ijma' dan pcrdcbat:tn !mJJ11/11r rii/J (/pth 0chih-lcbih h:1dirs ah:id).
Scbab bagi Jbnu Hazm, satu pcndapat dapat dipcrhitungkan, dibcnarkan, jika
mampu mcnunjukkan data \·ang ,·:1lid, dan ridak dircntukan olch jumlah ornng
yang mcngatakann:·a. I,airann:·a dcngan hadits ,\ha<l 5\ lbnu Hazm mcngatakan,
1-ladits :1h:1d jik:1 tidak clitcmukan nash \·ang mc11r1sak.hnya, maka tctap
hcrlaku, schagaim:111a hadirs lainnya.
l'. Scd:1ngkan lhbm pcrsoalan ijma', Jbnu Hazm mcngkririsi prinsip "kchcr:itan satu
orang tidak mcmpcngaruhi otoritas ijma' ". Baginya. pnnstp 1111 sang:1t tidak
hurhani, scbab sangat dimungkinkan pcnd:1p:1t indi,·iclual itu aclalah pcndapat
yang burhani, clan tidak ada j:iminan halnrn sckclompnk ma:·oritas manusia,
mclakukan kcjahatan arau cacat :·:111g clikbim ma'shum okh ulama. 55

Tiurh:tnismc; Akar Scjarah Budaya Intclcktual Andalusia


J .anras apa bcdany:1 dcngan m:idzhab :·ang didcklarasikan olch as
\:1fi'i \·ang dih·nal scbagai aliran yang sctia pada tcks (tckstualis)) dan hag:1imana
bcntuk rnsionalitas yang diinginkan olch Jbnu Hazm dalam (I/
I lil,1111jl l · . .-/I/II (/I. -1 hkr,111?
Scbclum mclangkah pada ulasan tcrnkhir ini, pcrlu diungkapkan
pandang:111 lbnu Hazm tcntang rclari,·ismc konscpsional, yang tcrjadi di kalangan
ulama dcngan madzhabnya. i\knurutnya, pcnggunaan scbuah d:1lil okh satu
madzhab tidaklah bcrnrti dalil itu absah, bcgitu juga h·licrap:1 h:isil pcnggalian
pcngctahuan dcngan bcrbagai mctodc yang bcrhccl:1 ridak dapat dinibi scbagai
kcbcnaran yang rclatif karcna 1Tl:iri, it:1s kcbcnar:1nnya;r,_ Schab ridak scmua dalil
mcnggunakai1 :ilur
\ I ., \ I . \\I
pikir yang dapat ditcrima olch aka], schingga tak jarang mclahirkan produk pcmikirnn
yang justru mcmbingungkan, walaupun hasil dari ijtihad-ijtilucl mcngandung
kcmaslahatan. lnilah rcalitas yang tcrjadi dalam clunia pcrnikiran islam p:ida
umumnya. Dan ticlak lcpas dari konteks, bahwa kenyataan kcilmuan scperti itulah
yang mclahirkan nalar
kritis Ibnu Hazm azh-Zhahiri.
Hal ini sangat erat bcrhubung clengan tiga cpistcmologi y:ing ditawarkan
oleh al Jabiri dalam I,ritik Nalar Arab-nya (I,NA) 57. Satu kcrangka cpistcmologis yang
mcnurut Ainurrofiq scbagai ta,varan atau tipologi alami, scbab scjarah pcmikirnn
manusia sclalu mclibatkan dan bcrupa kctig:i tawarannya. Jadi, ,\bed al Jabiri tidak
mcnu]jskan tipologi baru'8, mclainkan han·a mcnsistcmatisasikan kctiganya dabm
scbuah kcrangka yang so]jcl.
Pe,lama, cpistcmologi bayani (cksplanatif), yaitu suatu sistcm pcngctahuan
yang diclasarkan pada sistem bahasa, grarnatika dan scmantiknya, yang mc]jbatkan
nal/Jv,jiqh, kalcm1 dan hala...hah (111a'a11i, hadi' clan h qyrm)59• 1\kan tctapi dalam
pcrkcmbangannya, cpistcmologi ini banyak dipcngaruhi olch sistcm kalam yang
banyak mcnganut pola i.rtidlal /Ji as :'ya/Jid ala al ./Jaih, schingga 1\inurrofiq
mcnckankan pcmikirnn kabmw scbagai corak cpistcmologi pcrtama ini. Scbcnarnya
pola pikir scpcrti ini tclah dimulai dcngan lahirnya ar Ri.ralah Syafi'i. Dalam '/
i1h11i11 /lql /lraf?J, al Jabiri menilai bahwa as Syafi'i-lah pencipta aka! arab,
mcngingat cpistcmologi ini hampir dianut olch rata-rata pcmikir arab, kalam, figh,
bahasa clan nc,/nv_r,i
Ker/1,a, epistcmologi irfani, yang lebih mcngcdcpankan unsur csotcris clan
gnostik clalam agamar'2. Epistcmologi ini nyata dalam pcmikiran syi'ah clan kalangan
sufi yang mcnclasarkan pcngct:ihuannya pada pcngalaman spiritual yang sangat
bcrsifat privat dan sulit dipcrtanggungjawabkan sccara ilmiah. 1\kan tctapi bagi para
sufi, cpistcmologi ini a<lalah satu-satunya cpistcm yang bisa mcmuask:ln dahaga jiwa
mereka. Sebab bagi mereka, pengalaman aclalah totalitas scorang rnanusia clalam
clua climcnsinya, dimcnsi ilahiyah dan insaniyah, yang tidak hanya bcrupa kcsadaran
tapi juga ketidaksaclaran saat lanit c.limcnsi ilahiyah itu.
Dan terakhir, epistemologi burhani, yaitu epistcmologi yang c.lasar
pikirannya aclalah filsafat clan logika formai<·1. Bcrbecla clcngan kcdua
cpistcmologi sebclumnya, epistcmologi burhani mcnckankan pac.la aspck
dcmonstratif suatu pengctahuan, clalarn arti, pcngctahuan m1 disumberkan clari
premis-prcmis nalar clan inclerawi yang sccara lahir dikctahui kcabsahannya. Dan
pacla cpistcm inilah Ibnu Hazm dikat egorikan.
111\:l' I 1\/. . \I 1)\1' \!.\D/.11\H 477 _J.\l·::--:,\1, ,\IUl'li\:
,\1/.11-1/.11.\I IIIU
Skcptisismc lbnu I l:lzm atas lm!h d11im pa<la masanya, menu rut
I lasan Hnrrnfi, a<lalah suaru pcrmulaan pcmikiran kritis rasional yang
dircngarai olch al Jahiri scbagai sumbcr yang kaya clalam cpistcmologi
hurhani.1'4 Tampak dalam konscp ad dalil, yang mcnjacli mai11slream
pcmikiran kcagamaannya (fiqh, kalam ataupun yang lainnya), aclalah scbuah
sikap yang hanya mcnckankan aspck lahir scbagai lawan clari epistcm irfani
(gnostisismc).1'5 Begitu juga, berupa kritik tcrhaclap, cpistcm bayani, yang
mcnurutnya juga mcngalami krisis yang cukup scrius, yaitu pcnyamaan dua
dimcnsi yang ticlak sama, scperti telah
dijclaskan di awal.
I ·'.rat kaitannya dcngan pcnggunaan konscp al h qyan dalam agama,
al .Ju\\·a>·ni mcndcfinisikannya scbagai dalil-dalil hukum itu scnclir{'\ yang
mcnurutnya tcrdiri dari al Quran-Sunnah, ijma' clan qiyas, yang schcnarnya
tidak jauh hcrbeda dcngan konscp ht!ya11 as Syafi'i. Namun as
Syafi'i lcbih menekankan pacla aspek penalarannya clengan konscp al 11s!
111I
17
/I'd al .Jimt', kata clan makna ' . Dari konscp inilah lahir scbuah prinsip

pcngctahuan yang bersifat hayani/8 yaitu mcnckankan pada rclasi kata clan
maknanya, schingga al .Jabiri mcnandaskan, salah bcsar jika orang
mcnganggap kajian bayani han:·alah mclibatkan aspck gramarikal scmata,
mclainkan juga mclibarkan aspck scmantiknya.
1,onsckucnsinya, pcndckaran yang dilakukan olch as Syafi'i tidak
mcngindahkan rclasi kata itu dcngan aka! manusia, mclainkan dcngan
maknan>·a saja. Dcngan prinsip "hahasa adalah cermin aka!' artinya
bahasalah yang memantulkan pikiran, yang menyebabkan banyaknya
kcmungkinan makna Q)iasan) dari kata itu yang tidak atau sulit dimcngcrti
rclasinya dcngan kara itu. Schab, yang climaksucl hahasa aria/ah t"1'J'llli11
akf/l adalah proses !11J)'hi!, scmata, bukan clidasarkan pacla analisa lngis
tcntang korclasi tcrscbut. lnilah aw·al tcrbcntuknya pcnyamaan hcrb:1gai
kata dcngan satu makna, atau satu kata dcngan bcrbagai makna, yang
nantinya akan mclahirkan konscp pcnyamaan-pcnyamaan (qiyas) dalarn
bcrhagai clisplin ilmu kc-arab-an kala itu. Illa! clalam /1(1/JJv, q1j1as
dalam.Jiqh, /asyhih dalam halaghah clan tcori sifat clalam kalam.m
Pach dasarnya, hampir ticb. k ada bccla dcngan konscp hayan Tbnu
Hazm, namun <lalam pcmahamannya, Ibnu Hazm mcmbcrikan akscntuasi
yang lcbih matang cl. cngan mcngctcngahkan aspck lmrha11i, :·aitu
mcnonjolkan aspck pcmbuktiannya. Ti<lak scpcrti h qym1 <lalam tr:1dii
mut:ikallirn yang bcrsifat spckulatif dcngan m_'y di atas. Dcmikian :11 _Jahiri
mcnamai f// /)//rh11111" scbagai rcYitalisasi bayan dalam tradisi ha>·ani
yang khih dipcngaruhi okh pcndckatan t]iyas.
lkgitu juga dcngan Salim Yafut yang mcrumuskan, Tbnu Hazm
mcmbawa satu model baru qiyas, yaitu q!Jas an:rthi Oogika aristotclian)
.\I .<J.\1 .. \\1 4 78 \"ol. 27, No. 3 (Scptcmher-l k,cmhn 2010)
yang mcnclasarkan pada prcmis-prcmis dari nalar dan inclcra. 71 I1ukan faktor
kcsamaan scmu scpcrti rumusan as Syafi'i, mclainkan data yang nlid dari nash,
tanpa mcngandaikan ii/at ataupun kcsamaan dcngan nash yang lain. Dcngan
valiclitas prcmis-prcmis tcrscbut akan tcrlahir satu pcngctahuan yang clapat
dipcrtanggungjawabkan. Bcgitulah uraian pcmahaman dari ad dalil, yang kcrap
clisalah mcngcrti olch scbagian ulama, clcngan mcngatakan bahwa ad d1r /i/
sama scpcrti qiyas pada umumnya. Sampai di sini, dapat dibuat satu simpulan,
bangunan cpistcm Ibnu Hazm ini adalah bandingan dari konstruksi as Syafi'i atau
dcngan lain rcdaksi, al Jhkam adalah bandingan ar Ri.ralah karya as Syafi'i.72

Penutup
Sungguh ironis, akhirnya Ibnu. Hazm dcngan kecerdasan kritiknya ini,
malah mendapatkan pcrlawanan yang serius dari rezim dan doktrin yang
dianutnya. Sebab sudah barang tcntu, scmangat kritik Tbnu Hazm yang tidak
menampik siapapun, akan mcnjadi ancaman bagi doktrincloktrin lainnya.
Seperti jelas di atas, konsep teologis mutakallimin (1\sya'irah, Mu'tazilah)
dibantah tuntas clcngan konscp burhanismc. Tkgitu juga dcngan otoritas doktrin
maliki clibantah dcngan irasionalitas konscp qiyas bcscrta konscp turnnannya
(l.rtih.ra11 clan isti.r/ah). Sckali lagi kritik Ibnu Hazm clitujukan sccara cpistcmik-
mctodologis. Sayang, Kritik itu harus dibayar mahal dengan nasib tragis yang
harus clialaminya, karyakaryanya dibakarn, diasingkan dari masyarakat, clan
clipcnjara olch
rcztm· 74
Namun semua itu tidak bcrarti nalar kritis yang clibangun Ibnu
Hazm mati, walaupun kutipan awal tulisan ini mengisahkan tcntang ironi sosok
Ibnu Hazm, yang wafat pada 28 Sya'ban 456 l--1;5• Justru ha! itu aclalah awal
kesaclaran bangsa 1\ndalusia untuk bangkit mcncntang rcprcsi idcologis yang
sclama bcrabad-abad mcrubah wajah 111aghrih
Andalusia7r'_ Lahirnya Ibnu Tumart77 yang mcmbawa doktrin burhanismc
Jbnu Hazm sccara struktural mcnjacli cikal bakal dari pcrtumbuhan rasionalitas
yang scmakin pcsat. Lebih-lcbih clengan munculnya Ibnu Rusyd, clan lbnu
Khaldun pengctahuan rasionalitas scmakin gcncar cl1. a1ar · k an. 78
Dcngan bcgitu, kcsimpulan clari scmua tulisan ini adalah kctcguhan
skcptisismc Jbnu Hazm akan kcbcnaran mcrupakan pclajaran yang tcrrnahal clari
scorang ulama yang hidupnya bcrakhir dcngan kcscngsaraan, sckalipun awal
hayatnya ta lalui dcngan pcnuh kcbahagiaan, hidup dalam kcluarga kaya. Namun
semua itu ticlaklah mcmatahkan scmangat kritis seorang Ibnu Hazm, hingga
akhirnya pola

IBNU 11.\ZM D.\N M,\D/.1I .\B 479 _1,\1·:N,\1, .\IUl'l:-S:

,\ZI I-I.I L\I IIRI


pikir kritis yang ia bangun mcwujucl dabm bcntuk madrnsah filsafat cli 1\ndalusia. 79
Scbuah warisan yang kaya dan mapan. cpistemologi burhani!
.\khir tulisan ini bukanbh titik puncak keilmuan Ibnu Hazm, masih banyak
lagi pclbagai tcori yang mungkin dan dapat dikcmbangkan, mctodc kcbahasaan, dan
prinsip rnsionalitasnya. Perkcmbangan sains dan tckhnologi tcrus mcnggiring
manusia kc kehiclupan yang kian modern, schingga bangunan mctodologi dan
pcmikirnn pun harus dibcntuk scdcmiki:in rupa, untuk mcnjcmbatani pcrkcmbangan
kchidupan manusia dan kcbutuhannya. Dan mungkin rclcvan dcngan jargon yang
tcrkcnal dari 1\li bin Abi Thalib, kdmwran lak dajJal dini/ai de1{gr111 k11a11tila.r,
fmali/{I/J kfhfmmm kmt ak{l11 !rm .rirtf)(l_yrmg henar.

Catatan Akhir:

1 Potong:m judul dari k:nya . \ sin Palacim, AhcJ1h11::;_,1111 de Cordob a ;- .r11


1,/,rorill Crilica de la.r i11dea. f religiosa, yang menjadi satu rnjukan Salim Ya fut dalam
mcnyimpulkan hah\\"a Thnu [ Iazm adalah scorang crnpa. Salim Ya fut, lh1111 /-laJ1111a al
Pikr al Fal.,ajl hi al ,\l,d1rih 1/l tl al/ lJ1da/11s, (Dar Baidlo: :\l:1rkaz Tsaqafi . \raby, 1986), h. 38
c Pcngantar itu hcrjudul al f.:a,1/i1 a11 Mt1J1ahij al Adil/ah Ji Aqa'id al i\lillah: a11
,\·,,qr/11 I/mi al /If.a/am Dliddal/ al Tar.,im al ldeolngi Ii al A qidah 111a Di(a'al/ an al I/mi
11111 I l,m·rah al lkhti)'ar ji al Fikri 111a al h'li/ ma'a adkhal 111a l\111 qaddimala11
Tahlili]'ratc111 wa
.frmrh Ii t1! :\l,u;-ra(ala al 1\/a,ym', dalam huku ini al Jahiri dcngan tcgas mcmbcdakan dua
impcrium pcmikiran islam barat-timur. baca: ,\fuhammad , \bed al Jahiri, l\'alar h/.-a(a!
d,111 Tmlr!i /.,/a111, tcrj. . \bin \',;"ijaya, (Yogyakarta: TRCiSOD, 2003), h. 19 clan 57 1//,itf.h.
46-51
\fahmud .\Ii I Iimayah, J/;1111 I la11; Diu._rllji, K.arya rl,111 K.ajia1111ye1
1

/ml,111g /1ga111aaama, (fakarta: Pcnerbit lentera, 2001), h. 55. Bandingkan dcngan


Muhammad .-\bu
l.:1hr:1h, "f1rik!, .\lad::;_ahih I.rfomj·,1/1, (trp: Dar hkr al .\raby, tt) Juz II, h. %2 i Da1i ulasan
na.,ahiyah dalam karya ;\fahmud I [imayah dan ,·\bu 7.ahrah di :11:1s, Salim Y:tfut, mcnilai
asumsi b:1hwa lhnu I Tazm adalah kcturunan pcrsia bcrsifat prcjudikatif bcl:tka, scbab, scpcrti
ad Dzahabi, lbnu I Tazm adalah scorang non-arah yang ha! iru tclah diakui olch Ibnu Hayyan,
ulama dan sahabat Ibnu Hazm. Di samping itu, ,\- lhornoz, mcnilai bahwa darah .\ ndalusia
Ibnu Hazm, harusnya mcnjadi alasan unruk ridak mcngkajinya scbagai pcmikir arnb .
. \kan tctapi Farnq .\· bdul \Iu'thi mcncgaskan bahwa pcnycbab lbnu f lazm
l1crs1mpati pada Daul:th Bani L:manah adalah gcncalogi kcluarganya yang masih bcrsampung
pacla marga umayyah, yaitu pada i\fu'awiyah (kakek kc-9 lbnu I -Iazm), -t·k:t!ipun daLun
tulis:mm·a ini, ia mcnychutkan di :111tara kcutamaan Tbnu I lazm adalah
111dcpcndcmi pcmikirnnnya dari isu poli1ik dan tcologi yang berkcmbang kala itu. hmttJ
. \ I ,dul \ [ u'thi, lh1111 I la::.:111 ad D:;_nhiri, (Beirut: Dar Kut ub Ilmiyah, 1992), h. 9 dan 29.
Bcrhcda dcngan Sahir . \bu \Vafiyah yang menafikan dua kcmungkin:tn itu
dcng:111 mengutip sya'ir Ibnu I lazm yang mcnyatakan dirinya sebagai kcturun:111 . \rab

\i.(/\1 .. \\1 480 \'ol. '27, No. 3 (Scptcmbcr-l)c,cmbcr '2010)


,-\sli. Sahir .Abu \'\'afiyah, Sairat Tb11i 1 la::;JII 111a Musha1111afatuhu, peng:111tar
dalam Ibnu
Hazm, al Us/ml 111a al F11ru', (Beirnt: Dar Nahdlah :\rabiyah, tt), h. 12 - 15
r, Abu Walid Sulaiman bin Khalaf al Raji (al Baji) adalah seor:1ng ulama' l\faliki yang
mcmiliki tingkat kcilmuan kcagamaan yang tinggi, bahkan Ilmu Hazm pun mcngakuinya, yang
mcmang mcmusuhi Ihnu Hazm dan akhirnya berh:1sil mcngalahkan dan mengusir Ibnu Hazm
dari Mallorca karcna didukung oleh masyarakat clan tokoh sctempat, tcmpat Ibnu Hazm
waktu itu . .\lahmud ,\Ii f fimayah, Op. Ci't. h. 71

7 Thouq al Hamamah Ji al Ulfah 111a al Alaf wa al Mahabbah, Sebuah karya


Otobiografi II.mu I Iazm yang mengulas banyak kchidupan di masa bclianya, discrtai dengan
kcterangan budaya clan tokoh-tokoh di masanya. Tulisan ini sangat sastrawi clan memuat 30
bah pcrsoalan cinta, sehingga mcnurnt ;\fahmud :\Ii Himayah ditulis dcngan langgam sastrawi.
;\fahmud ,-\Ii I Iimayah, Op. Cit. 90 daan 151 clan .\I uhammad A bu
Zahrah, Op. Cit. h. 388
8 Bahkan Sahir Abu Wafiyah mcncatat, ,-\hmad bin Sa'id (ayah Ihnu Hazm)
scbagai seorang mutakallim yang juga scorang Filosof. Sahir ,-\bu \X'afiyah, Op. Cit. h.
23
9 Salim Yafut, Op. Cit. h. 41-42
111 Faruq .Abd Mu'thi, Op. Cit. h. 10
11
l\femang mcnjadi satu problem di kalangan ulama, tcntang kchidupan
ataupu n pcnghidupan layak pada seoang ulama, baik dari hartanyascndiri atau hadiah .
dari rezim, namun tulisan ini tidak akan mcmfokuskan pada persoalan itu. Ibid. 29 - 37.
untuk sikap kritis Ibnu I fazm akan sangat tampak dalam ulasan berikut, di usianya yang
menginjak masa fokus pada pemikiran islam sccara umum.
12
Dalam bahasa Ibnu Hazm, ada dua madzhab yang tumbuh dengan
dukungan rezim penguasa, lmkan dari proses adaptasi, Hanafiy di Timur clan ;\faliki di
Barat. !hid 22. bandingkan dengan Rahman Alwi, MadJah al Zahiri; Altemati/
J\fe11yo1(So1,g Afa.ra Depa11, Qakarta: Gaung Pcrsada Press, 2005), h.
33 u Salim Yafut, Op. Cit. h. 93 - 99
1 Dialektika doktrin fiqh, teologi clan politik dalam dunia pemikiran islam
adalah satu ha! yang nyata, lcbih-lcbih antara tcologi clan politik. Dal.un ha! ini madzhah
maliki yang ridak hanya mcmiliki doktrin scputar hukum islam, melainkan juga memiliki
doktrin teologi (salaf,y) mcnjadi alternatif handingan bagi daulah umayyah untuk
mengimbangi kekuatan musuhnya yang telah memakai teologi Mu'tazilah (syii'ah fathimiyah)
clan Maturidiyah-Asya'irah (.-\bbasiyah). Baca dialektika doktrinal ini dalam
,-\nas Shafwan Khalid, Historisitas Pemikiran Hukum Islam; Telaah Aspck Historis,
Teologis clan Politis, Makalah dalam seminar . Bandingkan dengan Wardani, Epistemologi
KalamAbad Pertengaha11, (Yogyakarta: LkiS, 2003), h. 20-21
15 ?\fuhammad ,-\bed al Jabiri, Nalar Filsafat clan Teologi Islam, Op. Cit, h. 59
16 .Anthony Black mencatat, lahirnya truth claim itu adalah titik kulminasi
dari mcnggcjalanya pembaharuan model I lanabilah yang mampu mcruntuhkan p:unor
Dinasti Buwaiyah (syi'ah yang bcrafiliasi dcngan doktrin kalam mu'razilah), schingga
mcmbuka pcluang bagi dinasti .-\bbasiyah untuk melakukan deklarasi scmacam itu.
Dalam konteks inilah Ibnu Hazm mclakukan pcncairan dogma kalam :\sy'ariyah itu .
• \.nthony Black, Pemikira11 Po/itik Islam dari Masa Nabi hi11gga Masa Kini, terj. ,\-
bdullah ,-\Ii
& ;\fariana ,\riesryawati, Qakarta: Serambi, 2006), h. 163-164.
Dcklarasi al Qadiri (dinisbarkan pada nama khalifah) ditambah dengan
deklarasi al Bahgdadi, yng dinisbatkan pda seorangulama asy'ariyah waktu itu, berisikan

mu I L\Z:\f D,\N M,\DZI L\B 481 _l.\l·'.N,\I. ,\IUl'IN


.\ZI 1-ZI I.\I IIRI
(,_-; p:1,d 1·:1ng bnintikan truth clain dan pcngkafiran akan idcologi lainnya .. \h ed al
_J:diiri. '-.:alar hlsafar dan Tcnlogi. Op. Gt. h. 61 dan 81 - 110
1' Bcrkcnaan dcngan Im//, d1i111 yang ridak fair iru, mcnurnr I lasan I lanafi,
Skcptisismc lhnu I lazm aclalah s:1ru cik:d bak:d gcrakan rasional .\ndalusia yang cukup
k:11·:1. 's::1mun, mcnurut al _l:diiri. pcrlu ad:1nya pcnjclasan yang memadai renrang
kri1ikkri1ik )·:mg digencarkan olch Ihnu 11:izm iru, schingga para pcmbaca yang tidak scmpat
mcncl:1:1h pcmikiran .\nd:d11sia sad:ir akan rasionalitas di bagian barat islam iru. Thea dialog
I lasan I lanafi Jan \I. .\bed al Jabiri dalam Faishal Jalul (ld.), Mc111/m1111h Sd,111 01111ia: .\
leleh11rka11 "/i"m11r da11 Hara/ dalam Cakrm11a/a F-;_ritik da11 Oial n_. (Yog\'akarta:
11,CiS()D, 21lO.,), h. 15 d:111 ."ii ix Salim
Ya fur, Op. Ci/. h. I 07
l'J \luhammad . \bed al Jabiri, '.\:alar Filsafat dan Teologi, Op. Ci!. h. 61
:11
1/ //,kamji [ i_./111/ ,•l/1ka111, adalah karya Ilmu I lazm yang lcbih
.,-

mcmfokuskan
kaji:111m·a pada rumusan baru dalam ushul fiqh clcngan mcmbangun logika yang radikal dari
pcndekatan bahasa Jan filsafat. Dalam buku ini, Ibnu I [azm mcmbantah kcccndcrungan yang
mclanda pcmikiran islam, barat dan timur, yang sarat dcngan pc11dck:1tan sinkrctik yang
tidak \·:did antara logika aristotclian dan kalam (tcologi). Baca
lllllu I lazm, ,··1/ Ih/::.am/i [ 1. ./11,/ .--1hka111. (Beirut: Dar Kutub Ilmi yah, tt), h. 15 -51.
1 Salim Yafut, Op.Gt, h. 107
:: Faruq .\lidul \[u'thi. Op. Cit. h. 21
71 !/,id. h. 22-26
='1 \f:ihmud .\li I lim:n·ah. Op. Cit. h. 176 - 181
ci Yang kcscmu:111ra, mcmm1t Salim Yafut mcrujuk pada saru pokok, yairu
pcmlwd:1:111 :1111ara dimcnsi ilahi dan dimcnsi makhluk. 1"amun Salim Yafut mcngurai
pokok-pokok pcmikiran lbnu I [azm ini kc dalam 4 pokok, Allah (dimcnsi ilahi),

karaktcr pencipraan, syari'ar Jan hahasa. Salim Yafut, Op.Cit,, h. 9 dan 1 n - 121
:r, Jlmu I lazm, .\1 lhkam. Op. Cit. juz I, h. 11
7 Salim Yafur, Op. Cit. h.118
8
lnilah yang mcnjadi back__gonnd Ibnu Rusyd menulis al Kaysfu, karcna
diskur,u, tcnlogi rcl:th mcncapai fasc yang bcgim rumit, schingga tidak bisa dipahami olch
b:111\"ak kaum muslim, scmntara tujuan dati syari'at, tcrmasuk pcngctahuan
Lctuh:111:111. \\·:1jih hagi scmua m:111usi:1, t:1k tcrtcntu pada k:dangan ulama scmata.
Untuk itu 1 bnu Rusyd in gin mcmbangun satu konsrruk tcologi yang 'populis' . .\f. . \h cd al
.Jahiri, '-.::dar hlsafat Jan Tcologi Islam, Op. Cit. h. 133 Jan 147 c'J
Salim Yafut, Op. Cit. h. 295 - 315
111 Ba):,ri ]!mu I lazm, Ra'y hukanlah satu dasar rastonalitas yang mcmadai, scbab
ha111·a hcrupa pcnganclaian dan hclum mcncapai level bukti. Sehingga ra_'y, bagi Ibnu I
l:1zm, yang sclama ini dipahami schagai rasionalitas, .-\bu I lanifah scbagai ahli ra'y, hukanlah
tingkar rasionaliras yang bis:1 ditcrima. Ibnu I lazm, al lhkam, Op. Cit. h. 45
11 Pcrlu dijclaskan, konsep kcbahasaan yang dimaksud, bukanlah jcnis-jenis
l.1,i:·,g:1111 pcnulis:111 karya !!mu I lazm scpcrti dalam rulisan \lahmud I limayah, Op. Cit.
h. 1-+'l - I_=,=,_ \lcl:1i11k:111 bchcr:1p:1 pandangan llmu 11:izm rcnrang B:1has:1,
khususny:1 h:1h:1sa al Quran. Dcng:111 hcgitu kaji:tn ini sckaligus mampu mcngamhil jarak
dcngan L"11S('i1 kch:1h:1s;1:111 )·:111g dikcnal di l·:ropa \lodcrn dcngan Strukturalismc
ataupun l'ost -St rukturalismc. . ·\kan tctapi, tidak ada jaminan kajian ini akan mcninggalkan 2
pcrnkk:11:111 tcrschur scb:1gai bahan pcrhandingan.
le Salim Yafur, Op. Cit. h. 8."\ - 88
'' Ihnu I lazm, al lhkam, Op. GI. h. 11

.\I .(_\I .. \\I -t82 \'ol. '27, No. 3 (Scptcmbcr-Dcscmbn '.WlO)


34 Salim Yafut, Op. Cit. h. 117
.i; Ihnu Hazm, al Ihkam, Op. Cit. h. 34
36 Salim Yafut, Op. Cit. h. 117
17 Ferdin:md de Sausure, Co11rse i11 General IJ11g11i.rtia, (America: kGraw-1-Iill
Paperbacks, 1966), h. 101-106 clan 140-143
.iR j.\v'.L \'erha:u, Pmga11lar I Jng11i..-1ik, (Yogyakarta: Gajah Jada University Press,
1992), h. 6
39 Ib id. h. 7 - 11
40 Bila dibandingkan dengan lahirnya ilmu gramatika bahasa arab, dapat
ditemukan babakan yang jelas antara masa pra 11ahw clan pasca 11ahw. Artinya, Nah1v yang
dibuat sebagai teori pemahaman al Qur'an tidaklah didasarkan pada logika bahasa al Quran.
Dengan begitu ulama menjadikan 11ahw dan disiplin ilmu bahasa arab lainnya sehagai
perangkat pemahaman al Quran. ;sfahmud Sa'rani, I/mu al Lughah; M11qaddimah Ii al Qari'
al Arabiy, (Kairo: Dar Fikr ,\raby, 1999), h. 257 - 263. hal inilah yang menurnt Baso menjadi
alamat kritik al Jabiri--mungkin juga Ibnu Hazm--terhadap wacana tata bahasa Arab atau lebih
tepatnya, aka! arab. :\hmad Baso, dalam :\bed al Jabiri, PostTradisionalisme Islam, terj.
Ahmad Baso, (Yogyakarta: LKtS , 1993),h. xlvii. 41 Ibnu Hazm, ,-\] Ihkam, Op. Cit. Jilid I. h. 65
42 Ibid, h. 70
11 I bid, jilid II 2 h. 58
44 Ibid, h. 65
s Ibid. h. 76 - 77
-1r, Bahkan walaupun diandaikan nash adalah kehendak Allah yang mungkin
melakukan hal-hal yang -menurut kita irasional-seperti perintah kufur, sebab tugas aka!,
bukanlah menilai aj'al Tuhan, melainkan membedakan benda-benda sesuai pemahaman
inderawi. Dan aka! tidak dituntut untuk mencari alasan mengapa ,\llah
mengharamkan babi clan binatang harnm yang lainnya. Ibid. h. 28-29
·17 :-[uhammad al fayadh, De1,idd, (Yogpkarta: LKtS, 2004), h. xxii
R Dimaksudkan bahwa Derrida mengimpikan bahasa (teks) terlepas dari
kungkungan metafisika yang sejak .\ristotelcs clianclaikan menclasari suatu kata. Sehin gga
menurntnya perkembangan bahasa adalah sejarah pertarnngan ideologiicleologi metafisis
yang menungganginya. Pada dasamya upaya melepas bahasa dari jerat metafisika telah diawali
oleh Ferdinand de Sausure, namun de Sausure hanya memindah a1Jthori!JJ itu dari metafisika
kepada si pemilik teks. Dengan menekankan tiga komponen terpenting bahasa, intertekstual
yang tak terbatas, daya magnetis metafor, d:m difef rensi, Derrida mengandaikan si penulis
(pemilik teks) tidak sepenuhnya lenyap clan lcpas dari teks, melainkan muncul dan lcnyap atau
berada di antara ada clan tak ada.
Ibid. h. 29 - 52 clan 61, 229
49 Dengan penekanan bahwa hahasa adalah bersifat ta11qifi dari than dan bahwa
al quran ditunmkan dengan bahasa ilahi, ditamhah clcngan konsep sempurnanya syari'at,
sehingga manusia hanya dibebankan memahai teks-tcks itu seperti yang dimaksudkan oleh
Tuhan. Cukup jelas, Ibnu Hazm justru mengundang apa yang diusir oleh Derrida.
Ibnu I Iazm, Op. Cit.
50 Sama clalam arti sebagai upaya melepaskan diri dari jerat pemahaman
metafisis (<le Sausure) clan teologis-politis (Ibnu Hazm). Akan tetapi, tidak dimaksudkan <lari
penyemaan ini sebagai kesamaan hakiki, schab objek kajian clan masa pcnelitiannya berbeda.
51 M. Abed alJabiri, Nalar f,ilsafat clan Teologi Islam, Op. Cit. h. 81 - 110

IBNU I L\ZM D,\N M,\DZI L\B 483 j.\l·:N,\1. ,\IUl'I


,\ZI 1-ZI L\I IIIU
0" lbnu I lazm, al Ihkam, Op. Cit. h. jilid II, h. 579 - 628
53 Ibnu Hazm, al Ihkam, Op. Cit. h. jilid I, h. 37 - 51
51 Ibid. h. 124
5; l/,id. h. 545, 549, 592
51• Thid. h. 15 - 22
57 Kritik Nalar :\rab al Jabiri aclalah suatu proyck cpistemologisasi pcmikiran
y:1ng akhirnya clilanjutkan dcngan pcngunggulan satu cpistem Qmrhani) yang mcnurutnya
adalah jawaban untuk masa dcpan islam. Kritik ini meliputi berbagai aspek rcmikiran (nalar)
arab-islam yang ia rumuskan dalam triloginya. Tak111i11 al Aql al Aral!),, Il111!yat al Aql al
Aral!)', dan al Aql as .l!J'a.ri al Aral?)'· Ahmad Baso, Pengantar dalam \f11hammad .\bed al
Jabiri, Po.rt-Tradi.rio11ali.r111e Ts/am, terj. Ahmad Basa, (Yogyakarta: L},jJ , 2000), h. xxviii
58 .\- inurrofiq (Ed.), Mad1ah joy, a; Menggagas Paradigma Ushul Fiqh
Ko11temporer,
(Yogpkarta: .\- r Ruzz Press, 2002), h. 41
5'J luhammad ,\bed al Jabiri, B1111yat al Aql al Aral!Y, (Dar Baidlo: l\larkaz
Tsaqafi .\raby, 1993), h. 13. Buku ini memang secara khusus membicarakan ketiga
cpistcmologi itu bcrikut paradigma bcrpikirnya.
1•11 .·\inurrofiq, Op. Cit, h. 40
1'1 :\Iuhammad .\bed al J abiri, TakJ11i11 al Aql al Aray, (Dar Baidlo: :\farkaz Tsaqafi
.\raby, 1993), h. 102
'" ;.[uhamad Abed a!Jabiri, Bunyat al .-\qi al .-\raby, Op. Cit. h. 252 1•1 I
1

hid. h. 384
1•1 Faishal Jalul, Op. Cit. Bandingkan dengan M .•- \bed al Jabiri,
PostTradisionalisme Islam, Op. Cit. h. 119 - 130 i,; i\f. Abed al Jabiri, Kn"tik Pemikira11 Islam;
fl;/aca11a Bam Filsafat Islam, terj.
Burhan (Yogyakarta: Fajar Pustaka, 2001), h. 120
1'1'
.\bu :\l;i'ali .\bdul :\lalik al .Juwayni, al B11rha11_fi Lhlm/ al Fiqh, Beirut: Dar
1--:utub Ilmiyah, tt), h. 39 - 40
1•7 .\bu ,\- bdillah :\luhammad bin Idris as Syafi'i, ar Rira/ah, (Beirut: Dar al
I 'ikr, tt), h. 21
1•8
Salim Yafut, Op. Cit. 169 - 170
m :\Iuhammad . \bed al Jahiri, Bunyat al [\qi al Araby, Op. Cit, h. 104 - 105
70 Sebenarnya, al Ghazali telah memasukkan pondasi ilmu manthiq dalam al
Mwta.rh(a nya, yang juga membuat demarkasi yang jelas antara al Bayan dan al Burhan.
Bahkan bcrbagai analisa itu ia jadikan scbagai bantahan tcrhadap nalar mu'tazilah yang
mcmang berkonfrontasi dcngan madzhab sunni saat it1.1, namun Yafut mcnyayangkan cntri
logika itu tidak mcmbawa al Ghazali unt1.1k melangkah secara konsistcn dalam
konstruk pcmikirannya dan (malah) mencguhkan qiyas scbagai satu pola pikir ln1kumnya,
Salim Yafut, Op. Cit. h. 182 -183, handingkan dengan al Ghazali, al
,\l//.l'la.ch/1111i11 [/mi U.rh11/,
71 Salim Yafut, Op. Cit. h. 187 - 228
72 Salim Yafut sangat menyayangkan, lbnu Khaldun tidak tcrlalu
mcmpcrhatikan keunggulan dan muatan kitab al Ihkam dcngan detail sehingga, ia hanya
membatasi penyebutan kitab-kitab ushul fiqh yang terutama hanya meliputi al B11rha11 k:trya
al Juwayni, al M11.,tmlfa karya al Ghazali (asy'ariyah), al Umad karya Qadli .\- bdul J:tbhar
d:tn al Afu'tamad karya al Rashri (.\lu'tazilah). Sementara bagi Yafut, kitah al T/,k.am
tcrgolong kitab yang agung dalam bidang Ushul Piqh. Bahkan menurut hemat k:1mi sct:tra
dcngan ar Risa/ah karya as Syafi'i yang menjadi scbuah manifesto

.\l.(.\1 .. \\1 -l8-l \'ol. '27, No. 3 (S<'ptcmlil'r-Dc,l'mbcr '2010)


cpistemologis, yang akhirnya mcruntuhkan bangunan-bangunan teoritis kitab-kitah yang
disebut olch Ibnu Khaldun. Ibid. h. 167-168 hanidngkan dcngan Abdurrahman bin
Khaklun, lifoqarlrlii11ah, (Bcirnt: Dar Kutuh Ilmiyah, 1992), h. 487
B l\fuhammad :\bu Zahrah, Op. Cit. h. 372 - 374
74 ;\fahmud ,-\li f Iimayah, Op. Cit. h. 71 clan 76 clan al Ihkam, Op. Cit. h. 4
75 Ibid. h. 75
76 Tak terkecuali al i\fanshur al ;\fuwahidi, khalifah ketiga dinasti Muwahhid,
yang khusyu' berziarah kc maqbarah Ibnu I Iazm, dengan bcrujar "semua ulama adalah
'[ya/bagi Ihnu lfozm". Sahir :\bu \X'afiyah, Op. Cit. h. 77
77 i\Iuhammad ,\- bed al Jabiri, Kritik Pcmikiran Islam, Op. Cit, h. 128 - 132
78 Ibid. h. 132 - 165. di samping ada bebcrapa orang yang memang aktif
mengajarkan pendapat-pendapat ibnu Khaldun dan mcnerbitkan kitab-kitabnya, di antaranya
adalah ,-\bu Rafi yang tak lain adalah anak kandung Ibnu Hazm sendiri. Baca Pengantar dalam
al Ihkam fi Ushul al Ahkam, Op. Cit. h. 4
79 Lebih jauh tentang pengaruh pemikiran Ibnu Hazm terhadap rasionalitas .\
nclalmia, haca Salim Yafut, Op. Ct/. h. 13, 437 - 495, ,-\bed al Jabiri, Posttradisionalisme Islam,
Op. Cit. 119 - 130 dan .\bed al Jabiri, Kritik Pemikiran Islam, Op.
Cit.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman bin Khaldun, Alttqaddi111ah, (I3eirut: Dar Kutub


Ilmiyah, 1992)
Abu Ma'ali Abdul Malik al Juwayni, al Burhan Ji Ush11/ al Fi qh,
Ticirnt: Dar Kutub Ilmiyah, tt),
Abu J\bdillah Muhammad bin Idris as Syafi'i, ar Risa/ah, (I3eirut: Dar
al Fikr, tt)
Anthony Black, Pe1J1ikiran Politik Is!a1J1 dan· Masa Nabi hingga
Masa
Kini, terj. Abdullah Ali & Mariana Ariestyawati, CTakarta: Serambi, 2006),
Ahmad Baso, Pcngantar dalam Muhammad Abed al Jabiri, Pos/
Tradisionalisme ls/am, tcrj. Ahmad Baso, (Yogyakarta: LKiS, 2000), 1\hmad
Basa, dalam Abed al Jabiri, Pos/-TradiJionakrme ls/am, tcrj.
Ahmad Raso, (Yo gyakarta: LKi.S , 199 J)
Ainurrofiq (Ed.), A1adah Jog/a; Menggagas Paradigma Us/ml Fi qb
Kon/emporer, (Yo gyakarta: Ar Ruzz Press, 2002),
Faruq Abdul Mu'thi, lbn11 Ffa::::_m ad D:-;_ohiti, (Beirut: Dar Kutub
Ilmiyah, 1992)
Ferdinand de Sausurc, Collrse in General J.Jng, 11i.rlics, (America:
McGraw-Hill Paperbacks, 1966)

m::--.;u 11.\Z!\I D.\N !\L\DZII.\B 485 J,\1-:7':.\I. ,\IUl'll\


,\ZI 1-ZI L\I IIIU
Hasan Hanafi dan M. Abed al Jabiri dalam Faishal Jalul (Ed.),
kfrmh111mh Selan D1111ia; A1eleh11rka11 Tim11r dan Baral dalam Cakrmvala
Krilik r/1111 Di(l/o_, (Yogyakarta: TRCiSOD, 2003), lbnu Hazm, /1/ Ihhrw1 fi
Us/111/ ./lhk.a111, (Beirut: Dar Kutub
llmi·ah, tt)
J. W.M. Verhaar, Penganlar Linguistik, (Yo gyakarta: Gajah Mada
r
L ni,Trsity Press, 1992)
Mahmud £\Ii Himayah, !/mu Ha:::111; Biogrcifi, Karya dan Kajiamrya
lenlm( /lgama-agama, Qakarta: Penerbit lentera, 2001),
Muhammad Abed al Jabiri, B111ryat al Aql al Aralry, (Dar Baidlo: ;\farkaz
Tsaqafi Araby, 1993)
;\luhammad ;\bed al Jabiri, Tak1vi11 al ./lql al ./lralry, (Dar Baidlo:
;\farkaz Tsaqafi 1\raby, 1993) l\fohammad .£\bed al Jabiri, K1ilik Pemikiran
Islam; IVim111a Bar11 Filsr-ijal Islam, terj. Burhan (Yo gyakarta: F ajar Pustaka,
2003), Muhammad Abed al Jabiri, Nalar Fi/sq/at dan Teologi Islam, terj.
Y
.i\ksin \'\'ijaya, ( ogyakarta: IRCiSOD, 2003)
I\Juhammad Abu Zahrah, Tarikh Mad:::_ahih Is/am/yah, (ttp: Dar Fikr al
Amby, tt) Juz II
Y
I\fuhammad al Fayadh, Dmida, ( ogyakarta: LKiS , 2004),
Mahmud Sa'rani, Ilm11 al l..,1rghali; M11qadrlilllah Ii al,Qari' al ./lmhry,
(Kairo: Dar Fikr Araby, 1999) f

Rahman Alwi, Mad1:1ab al Zahiri; Allernati Mef!yo11g.ro11g Masa


Dcpa11, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2005)
Sahir Abu Wafiyah, Saiml Ibni Ha:::1n wa M11sha1111qfa1t1h11,
pengantar dalam lbnu Hazm, al U.rh11/ JIJ(l al F11nt', (Beirut: Dar Nahdlah
;\rabiyah, tt)
Salim Yafut, J/m11 /-la:::111 11,a al 1_-<zkr al Falsqji hi al Maghrib 1JJC1
al .·1nr/11h1J, (Dar Baidlo: Markaz Tsaqafi Amby, 1986)
Wardani, Epi.1lemologi Ka/am ./lhad Pe,1engaha11, (Yo gyakarta: LkiS,
2003).
.\I .<2 \I. \.\I -t86 \'ol. 27, No. 3 (Scptt:mbcr-Dccnibcr 2010)

You might also like