Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang mutlak
dibutuhkan oleh segenap lapisan masyarakat secara keseluruhan. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, rumah sakit dituntut untuk memberikan
pelayanan ynng memadai dan memuaskan. Oleh karena itu, rumah sakit harus
mampu meningkatkan kualitas pelayanannya, termasuk diantaranya peningkatan
kualitas pendokumentasian rekam medis (Pamungkas, dkk, 2010).
Menurut SK Men PAN No. 135/2002 dalam Kepmenkes No.
377/Menkes/ SK/ III/ 2007, rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain kepada pasien disarana pelayanan kesehatan. Rekam medis
bersifat rahasia karena menyangkut data pribadi seseorang dengan penyakit yang
diderita, riwayat penyakit dan diagnosis lainnya. Mengingat begitu pentingnya
isi serta peranan rekam medis, seharusnya setiap rumah sakit dan institusi
pelayanan kesehatan menyimpan, menyusun dan merawat rekam medis dengan
baik serta menjaga keamanannya dari kerusakan dan penyalahgunaan oleh
pihak-pihak tertentu yang tidak berhak, dan juga menyediakan berkas rekam
medis tersebut setiap kali dibutuhkan.
Pengelolaan rekam medis di rumah sakit adalah untuk menunjang
tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya mencapai tujuan rumah sakit,
yaitu peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dalam pengelolaan
rekam medis untuk menunjang mutu pelayanan bagi rumah sakit, pengelolaan
rekam medis harus efektif dan efisien (Giyana, 2012).
Sejalan dengan uraian tersebut, salah satu elemen penting untuk
menunjang keefektifan dan keefisienan dalam pengelolaan rekam medis adalah
aspek sumber daya manusia. Salah satu hambatan bagi terwujudnya
profesionalisme sumber daya manusia dalam organisasi adalah ketidaksesuaian

1
antara kapasitas staf dengan pekerjaannya. Ketidaksesuaian ini disebabkan oleh
komposisi keahlian atau keterampilan staf yang belum proporsional, ataupun
karena pendistribusian staf masih belum mengacu pada kebutuhan nyata atau
beban kerja di lapangan. Beban kerja yang tinggi tentunya dapat menimbulkan
hal negatif yang tidak diinginkan.
Pelayanan medis oleh dokter umum adalah essensial bagi kehidupan dan
kesejahteraan pasien oleh karena itu pelayanan medis harus akuntabel terhadap
kualitas pelayanan yang diberikan. Pengembangan ilmu dan teknologi
memungkinkan dokter umum untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
dalam rangka menerapkan pelayanan medis bagi pasien dengan kebutuhan yang
kompleks.
Selama ini penghitungan kebutuhan tenaga dokter umum di rumah sakit
berdasarkan rasio jumlah tempat tidur dengan tenaga dokter umum yang
diperlukan. Salah satu teknik penghitungan jumlah kebutuhan SDM dokter
umum dapat didasarkan kepada beban kerja dengan menggunakan work
sampling dimana teknik ini untuk melihat beban kerja yang dipangku oleh
personel pada suatu unit, bidang, ataupun jenis tenaga tertentu.
Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan gawat darurat secara terus
menerus selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu. Fasilitas yang disediakan di
Instalasi/ Unit Gawat Darurat harus menjamin efektifitas dan efesiensi bagi
pelayanan gawat darurat dalam waktu 24 jam dan dalam seminggu secara terus
menerus. (Depkes, 2007).
Rumah Sakit Puri Asih yang berdiri pada tanggal 15 November 2010,
bersamaan dengan terbitnya Ijin menyelengarakan RSU Puri Asih Jatisari-
Karawang, terletak di Desa Mekarsari, Kecamatan Jatisari, Kabupaten
Karawang.
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Puri Asih, selanjutnya disebut IGD
Rumah Sakit Puri Asih, merupakan unit terdepan dalam pelayanan kesehatan
bagi masyarakat Tangerang. Jumlah kunjungan pasien ke IGD Rumah Sakit Puri
Asih tahun 2019-2022 sebagai berikut :

2
Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Pasien IGD Tahun 2019-2022

Tahun Jumlah Kunjungan


2019 22.254
2020 23.533
2021 23.308
2022 23.406

Jumlah kunjungan pada IGD pada tahun 2022 adalah 23.406 kunjungan
dengan rata-rata kunjungan pasien per hari adalah 64 kunjungan. Kunjungan
pasien pada IGD terdiri dari kelompok umum, kelompok Asuransi Kesehatan
Negeri, kelompok Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin. Jumlah dokter umum
pada IGD saat ini adalah berjumlah 3 orang ditambah 1 orang dokter spesialis
bedah sebagai Kepala IGD. Selain itu untuk memenuhi kebutuhan pelayanan,
terutama untuk pelayanan di luar jam kerja (shift sore dan shift malam, termasuk
hari libur) diperbantukan dokter-dokter umum dari instalasi rawat inap.
Permasalahan yang lain dikarenakan banyaknya berkas yang harus
dikelola, terkadang ada beberapa berkas yang hilang karena tercecer atau dapat
dikatakan bahwa pengarsipan data belum teratur. Selain itu, data rekam medis
yang tersimpan di rak-rak penyimpanan semakin hari semakin bertambah dan
semakin menumpuk sehingga memakan tempat yang banyak dan menghalangi
mobilitas petugas. Banyaknya berkas yang tersimpan terkadang juga membuat
petugas salah dalam penempatan yang menyebabkan data hilang atau rusak. Hal
tersebut juga menyebabkan proses pencarian berkas sulit dan memakan banyak
waktu. Untuk menghindari hal tersebut terkadang para petugas harus lembur
untuk merapikan berkas-berkas yang menumpuk sehingga menambah beban
kerja mereka.
Menyadari hal tersebut, maka jumlah petugas harus disesuaikan dengan
jumlah beban kerja sehingga produktivitas petugas dapat meningkat dan lebih
optimal. Jika jumlah tenaga kerja sedikit sedangkan beban kerja semakin
meningkat, maka akan menyebabkan terjadinya kelelahan kerja. Kelelahan kerja

3
pada petugas nantinya akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja dan
berdampak pada mutu pelayanan rumah sakit. Begitu juga sebaliknya jika
jumlah petugas lebih banyak dari beban kerja, maka banyak pula waktu yang
tersisa sehingga pekerjaan menjadi kurang efektif.
Untuk itu, kebutuhan tenaga yang profesional disuatu rumah sakit
memerlukan suatu perencanaan. Dengan menghitung kebutuhan tenaga kerja
berdasarkan beban kerja petugas akan didapatkan tenaga kerja yang berkualitas
dan sesuai dengan kebutuhan. Karena dengan adanya tenaga kerja yang
berkualitas, maka akan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit tersebut.
Dari uraian latar belakang permasalahan tersebut, peneliti akan
melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji secara mendalam mengenai
“Analisis Kebutuhan Tenaga Dokter Umum Berdasarkan Beban Kerja
Dengan Menggunakan Metode Work Sampling Pada Instalasi Gawat
Darurat Di Rumah Sakit Umum Puri Asih“.

1.2 Rumusan Masalah


Adanya jumlah kunjungan pada IGD yang selalu tinggi memberikan
konsekuensi peningkatan beban kerja yang dilihat dari sumber data jumlah
kunjungan IGD. Jumlah kunjungan tahun 2022 adalah 23.406 kunjungan dengan
kunjungan per hari adalah 64 kunjungan.
Di sisi lain jumlah tenaga dokter umum IGD saat ini adalah sebanyak 3
orang sehingga untuk memenuhi pelayanan IGD selama 24 jam maka dokter
umum di instalasi lain diperbantukan untuk jaga (pelayanan shift siang dan shift
malam). Disini terlihat adanya ketidakseimbangan antara jumlah tenaga dokter
umum IGD dengan jumlah kunjungan pada IGD Rumah Sakit Umum Puri Asih.
Sedangkan menurut Depkes, kualifikasi tenaga dokter umum di IGD pada rumah
sakit tipe C adalah On site 24 jam terbagi dalam 2 atau 3 shift.
Apalagi selama ini bentuk perhitungan kebutuhan tenaga dokter umum
berdasarkan rasio tempat tidur (Kepmenkes 262/1979). Sehingga sampai saat ini
belum ada bentuk perhitungan kebutuhan tenaga dokter umum berdasarkan

4
beban kerja dengan menggunakan work sampling (terutama pada IGD Rumah
Sakit Umum Puri Asih).
Untuk itu peneliti ingin melakukan analisis kebutuhan tenaga dokter
umum pada IGD Rumah Sakit Umum Puri Asih yang sesuai dengan beban
kerjanya.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum Penelitian
Untuk mengetahui kebutuhan jumlah dokter umum pada IGD
Rumah Sakit Umum Puri Asih berdasarkan beban kerja dengan
menggunakan metode work sampling.

1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian


1.3.2.1 Mengetahui aktivitas yang sedang dilakukan dokter umum pada
waktu jam kerja.
1.3.2.2 Mengetahui proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan
produktif atau tidak produktif.
1.3.2.3 Mengetahui jumlah kebutuhan dokter umum sesuai dengan beban
kerja.

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara umum dapat membantu bahan pembelajaran bagi para
Mahasiswa Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas
Adhirajasa Reswara Sanjaya Bandung, dalam hal analisis kebutuhan
tenaga dokter umum di rumah sakit.

1.4.2 Manfaat Praktis


Dapat menyesuaikan kebutuhan tenaga dokter umum pada IGD
di Rumah Sakit sesuai dengan beban kerja sehingga dapat meningkatkan
kualitas pelayanan.

You might also like