Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.

14536

Research Article

Analisis Pengetahuan dengan Perilaku Merokok pada Remaja

Budi Kurniawan1, Mayang Sari Ayu2


1,2
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sumatera Utara

Abstract
Smoking behavior is a problem that is detrimental to public health. Indonesia is a country
with the third most active smokers globally. The increase in the number of smokers is
increasing in adolescents. The purpose of this study was to determine the relationship
between knowledge and smoking behavior in adolescents. This type of research is an
explanatory research survey with a cross-sectional study approach. The data analysis used
was univariate analysis and bivariate analysis with the Chi-Square test statistic at the 95%
confidence level. The population of the study was all students at the Harapan Bangsa Private
Vocational High School, Tanjung Morawa, North Sumatra Province, amounting to 674
people. Determination of the research sample using the cluster sampling technique of 87
people, of which 33 people (37.9%) were smokers and 54 people were not smokers. The
results of this study indicate that the knowledge of most students about smoking is quite good
(60%). Based on the results of the statistical test analysis, it was found that there was a
relationship between knowledge and adolescent smoking behavior with a value of p = 0.027,
OR= 4,688. Suggestion: it is suggested to the Harapan Bangsa Private Vocational High
School in Tanjung Morawa to implement a No-Smoking Area in schools. Forming a task
force to oversee the implementation of smoking-free areas in the school environment went
well.

Keywords: Knowledge, Behavior, Smoking, Adolescents

Pendahuluan (2020), prevalensi merokok pada remaja usia 10-


Menurut laporan dari badan kesehatan dunia 18 tahun meningkat dari 7,2% dari tahun 2013
atau WHO tentang konsumsi tembakau di dunia. menjadi 9,1% pada 2018, kira-kira
Jumlah perokok aktif mencapai 62,8 juta, peningkatannya sebesar 20%. Data dari Global
sebanyak 40% berasal dari kalangan ekonomi Youth Tobacco Survey (GYTS) (2019)
menengah ke bawah. Angka prevalensi untuk menunjukkan bahwa 40,6% pelajar di Indonesia
merokok di Indonesia tertinggi ketiga di dunia, (usia 13-15 tahun), 2 dari 3 anak laki-laki, 1 dari
dengan kisaran 46,8% laki-laki dan 3,1% 5 anak perempuan sudah pernah menggunakan
perempuan. Berdasarkan klasifikasi usia lebih tembakau: 19,2% pelajar merokok dan diantara
dari 10 tahun sebagai perokok (WHO, 2021). jumlah tersebut 60,6% bahkan tidak dicegah
Menurut badan kesehatan dunia (WHO) ketika membeli rokok karena usia mereka, dan
dua pertiga dari mereka dapat membeli rokok
*corresponding author: Budi Kurniawan
eceran.
Departemen Ilmu Kesehatan masyarakat dan
Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Perilaku para perokok berkaitan dengan
Universitas Islam Sumatera Utara masalah kesehatan di masyarakat. Menimbulkan
Email: budikurniawan@fk.uisu.ac.id berbagai faktor penyakit bahkanmenyebabkan
Summited: 16-01-2023 Revised: 17-04-2023 kematian, baik perokok aktif dan perokok pasif
Accepted: 28-04-2023 Published: 04-05-2023 di disekitarnya. Banyak yangmengetahui bahwa

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 101


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14536

merokok berbahaya untuk kesehatan, Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut


tetapikenyataannya perilaku merokok sangat sulit jumlah perokok pemula meningkat hingga 45%.
untuk dikendalikan. Merokok menjadi awal KPAI juga berpendapat dengan keterjangauan
seseorang mudah untuk mencoba zatadiktif lain membeli rokok dengan cukai murah menjadikan
(Kemenkes, 2016). salah satu penyebab banyak perokok pemula di
Kebiasaan merokok sudah menjadi budaya usia dini yang hampir 80%-nya mulai merokok
bangsa Indonesia. Remaja, dewasa, bahkan anak- ketika usianya belum mencapai 19 tahun.
anak sudah tidak asing dengan benda mematikan Masalah siswa merokok juga terjadi di
tersebut. Perilaku merokok yang dilakukan oleh sekolah walaupun ada penerapan tata tertib
remaja sering kita lihat di berbagai tempat, tentang larangan merokok di lingkungan sekolah.
misalnya di warung dekat sekolah, perjalanan Agar masalah merokok siswa di sekolah teratasi,
menuju sekolah, halte bus, kendaraan pribadi, sekolah melakukan tindakan pencegahan dan
angkutan umum, bahkan dilingkungan rumah. penanggulangan diantaranya: penyuluhan
Hal ini sudah menjadi pemandangan biasa dan kesehatan, pembinaan disiplin siswa, setiap
jarang mendapat perhatian masyarakat, padahal kantin di lingkungan sekolah dilarang menjual
perilaku tersebut berbahaya bagi remaja dan rokok, membuat tata tertib siswa yang melarang
orang di sekitarnya (Kemenkes, 2020). merokok di lingkungan sekolah, ancaman dan
Berdasarkan hasil Sensus Sosial Ekonomi hukuman bagi yang merokok di sekolah, razia
Nasional, Indonesia sendiri memiliki lebih dari siswa secara dadakan, memperingati siswa yang
64,5 juta pemuda atau 23,86% dari total populasi dijumpai merokok disekolah serta memanggil
270,20 juta (Susenas BPS, 2020). Kebiasan orang tua siswa untuk konsultasi masalah
merokok tidak hanya menjadi masalah pada anaknya yang merokok sebagai bentuk
orang dewasa tetapi juga marak di kalangan kedisplinan. Masalah prilaku merokok bisa dari
anak-anak dan remaja. Hal tersebut dibuktikan melihat iklan, kebiasaan keluarga, dan
dengan semakin meningkatnya prevalensi lingkungan. Namun pada penelitian ini hanya
merokok di populasi 10-18 tahun. Data Riset berfokus pada pengetahuan siswa, karena ingin
Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan bahwa mengetahui sejauh mana siswa memahami
terdapat peningkatan prevalensi merokok bahaya merokok.
penduduk berumur 10-18 tahun yakni 9,1 % di Hasil wawancara pada survei awal dengan
tahun 2018. Hal ini menempatkan Indonesia siswa yang merokok di Sekolah
sebagai negara dengan jumlah perokok aktif MenengahKejuruan Swasta Harapan Bangsa
terbanyak ketiga di dunia (Kemenkes, 2020). Tanjung Morawa diperoleh data sebagian besar
Prevalensi perokok aktif di Indonesia siswa laki-laki. Siswa yang merokok karena
meningkat sangat cepat, dibuktikan dengan data terbawa pengaruh dari temannya, terpengaruh
Susenas BPS (2020) yang memaparkan bahwa lihat iklan dan pengaruh dari orang tua yang
persentase penduduk yang merokok pada usia merokok. Ada siswa yang mengatakan karena dia
kurang 15-19 tahun pada tahun 2019 sebesar merasa bosan dengan pelajaran. Ada siswa yang
10,54% meningkat menjadi 10,61% di tahun menghabiskan 2-3 batang perhari. Hasil
2020, khususnya di Kabupaten Deli Serdang observasi, peneliti melihat ada siswa yang
Sumatera Utara, menurut data BPS Deli Serdang merokok di warung dengan teman sebayanya dan
(2018) bahwa penduduk yang merokok pada usia dari hasil pengamatan peneliti, ternyata rokok
15-24 tahun 22,9% lebih tinggi dari rata dari termasuk barang dagangan yang cukup laku
angka provinsi yaitu 22,4%. terjual setiap harinya dengan pembeli
Apabila pemerintah tidak sigap dengan kebanyakan siswa yang masih memakai seragam
kebijakan yang lebih efektif, diperkirakan pada sekolah.
tahun 2025 jumlah perokok di Indonesia akan Melihat berbagai fenomena tersebut,
bertambah sebanyak 90 juta orang. Komnas menunjukkan bahwa akan terjadi peningkatan

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 102


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14536

jumlah perokok yang diperkirakan akan semakin Chi Square padatingkat kepercayaan
tinggi di kalangan remaja. Peneliti merasa 95%(Arikunto, 2018).Populasi penelitian seluruh
tertarik untuk melakukan penelitian terhadap siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Swasta
remaja SMA sederajat karena melihat beberapa Harapan Bangsa Tanjung Morawa Provinsi
penelitian sebelumnya yang terkait mengenai Sumatera Utara sebanyak674orang. Penetapan
perilaku merokok pada remaja rata-rata sampel penelitian dengan teknik simple random
dilakukan terhadap mahasiswa. sampling sebesar87 orang dimana 33 orang
Padahal menurut statistik dan fenomena di (37,9%) perokok dan 54 orang tidak merokok.
lapangan, usia remaja yang mulai merokok Penelitian ini dilakukan pada Februari 2022.
cenderung semakin bergeser menjadi lebih muda. Variabel independen penelitian adalah
Remaja lebih meniru kepada apa yang dia lihat pengetahuan remaja. tentang bahaya rokok.
atau dia dengar dari orang lain. (Martini, 2017). Kategori penilaian pengetahuan remaja tentang
Berdasarkan latar belakang tersebut bahaya merokok ada 2 kategori yaitu baik dan
menimbulkan pertanyaan apakah pengertahuan tidak baik menggunakan teori arikuntodengan
tentang bahaya merokok adahubungannya jumlah pertanyaan sebanyak 6 item soal.
dengan perilaku merokok pada remaja. Tujuan Dikatakan pengetahuan baik apabila menjawab
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertanyan secara benar sebesar 80%. Dikatakan
hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok kurang baik apabila menjawab kurang 80%.
pada remaja di Sekolah MenengahKejuruan variabel dependen pada penelitian ini adalah
Swasta Harapan Bangsa Tanjung Morawa perilaku merokok remaja, kategori penilaian ada
2 kategori yaitu merokok dan tidak merokok
Metode menggunakan teori arikunto.Instrumen penelitian
Jenis penelitian adalah surveiexplanatory menggunakan kuesioner untuk menilai tingkat
research dengan pendekatan cross sectional pengetahuan remaja tentang bahaya merokok
study. Analisis data yang digunakan yaituanalisis dengan perilaku merokok.
univariat dan analisis bivariatdengan statistik uji

Hasil
Tabel 1 Distribusi Berdasarkan Perilaku Merokok
Perilaku merokok F Persentase (%)
Tidak merokok 54 62.1
merokok 33 37.9
Pengetahuan merokok
Baik 74 92.6
Kurang baik 13 7.4
menjawab pertanyaan pengetahuan tentang
Berdasarkan pada tabel 1 menunjukkan bahaya perokok beresiko lebih tinggi menderita
bahwa dari 87 responden sebanyak 54 (62,1%) kanker paru sebanyak 30 orang (90,9%),
tidak merokok, dan 33 (37,9%) responden menjawab bahwa rokok menyebabkan ketagihan
merokok. Berdasarkan pengetahuan bahaya dan mengandung 4000 bahan kimia yaitu 28
merokok menunjukkan bahwa dari 87 responden orang (84,8%).Menjawab bahwa merokok akan
sebanyak 74 (92,6%) menjawab dengan benar menyebabkan gangguan pada janinsebanyak 27
(baik), dan 13 (7,4%) responden menjawab orang. Menjawab rokok adalah olahan tembakau
pertanyaan salah (kurang baik). yang terbungkus mendapat tanggapan benar yaitu
sebanyak 23 orang (69,7%).
Selanjutnya hasil penelitian berdasarkan Siswa yang tidak merokok, sebanyak 54
pengetahuan tentang bahaya merokok dari 87 pelajar (62,1%) menjawab efek rokok dialami
responden. Sebanyak 33 orang siswa perokok oleh perokok pasif. Sebanyak 50 (92,6%)

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 103


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14536

menjawab benar merokok menyebabkan Rokok adalah olahan tembakau yang terbungkus
gangguan pada janin.Sebanyak 50 (92,6%) mendapat tanggapan benar yaitu sebanyak 49
menjawab bahwa rokok dapat menyebabkan orang (90,7%).
ketagihan dan mengandung 4000 bahan kimia.

Tabel 2 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Merokok


Pengetahuan Perilaku merokok X2 p-value OR (95% Cl)
Merokok Tidak merokok
f % f %
Kurang 9 27.3% 4 7.4% 6.360 0.027 4.688
Baik 24 72.7% 50 92.6% (1.311-16.765)

Berdasarkan hasil uji Chi Square pada tabel merokok. Hal ini sesuai dengan teori yang
2 didapati p value = 0,0027 (p ≤ 0,05) yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2018). Dimana
menunjukkan bahwa ada hubungan yang yang menyatakan bahwa pengetahuan
bermakna antara pengetahuan dengan perilaku merupakan domain yang sangat penting bagi
merokok pada responden. terbentuknya tindakan seseorang (over behavior)
apabila suatu tindakan didasari oleh pengetahuan
Pembahasan maka tindakan tersebut akan bersifat langgeng
Pengetahuan siswa tentang perilaku merokok (long lasting).
di Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Harapan Berdasarkan pengujian dan analisis yang
Bangsa Tanjung Morawa diketahui mayoritas dilakukan Gulo, Darieli Berkat Jaya. (2019).
pengetahuan siswa tentang prilaku perokok menunjukkan hasil bahwa hipotesis dalam
adalah tidak baik, dan mayoritas pengetahuan penelitian ini diterima, yang artinya terdapat
siswa tidak merokok tentang prilaku merokok beberapa faktor alasan remaja merokok yang
adalah baik. Berdasarkan hasil uji bivariat Chi berhubungan dengan perilaku merokok pada
Square pada tingkat pengetahuan di dapat p- remaja memiliki perilaku merokok tidak pernah
value = 0,027 (p ≤ 0,05) yang menunjukkan dilakukan di lingkungan sekolah. Hasil penelitian
bahwa adanya hubungan pengetahuan dengan ini juga jauh lebih tinggi jika dibandingkan
perilaku merokok remaja di SMKS Harapan dengan penelitian (Amira, 2019). dimana
Bangsa Tanjung Morawa. Hasil penelitian ini menunjukkan 34 siswa merokok atau 36% dari
sesuai dengan pernyataan yaitu pengetahuan sekolah. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh
sangat berpengaruh karena pengetahuan perbedaan karakteristik lingkungan dan gaya
menentukan sikap dan tindakan remaja terhadap hidup pelajar, dimana sebagian siswa
perilaku merokok orang-orang yang ada di menganggap merokok merupakan hal yang wajar
sekitarnya (Alamsyah, 2017). dilakukannya diusianya. Selain perbedaan
Menurut Lawrencen Green juga menyatakan karakteristik remaja berdasarkan perkembangan
bahwa salah satu faktor yang menentukan usianya. Remaja awal cenderung baru memulai
perilaku seseorang yaitu faktor predisposisi, mengembangkan pikiran-pikiran baru, salah
diantaranya adalah pengetahuan. Pengetahuan satunya seperti rasa ingin tahu terhadap rokok.
adalah hasil penginderaan manusia atau hasil Sekitar 25% pelajar yang merokok
tahu seseorang terhadap objek melalui indera mengatakan tidak pernah merokokdi sekolah.
yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2018). Hasil Hal ini disebabkan karena remaja lebih banyak
penelitian sebelumnya, seperti penelitian menghabiskan waktunya bersama dengan orang
Baharuddin (2017) juga menyatakan bahwa ada tua, saudara, teman sebaya, maka pengaruh
hubungan antara pengetahuan dengan perilaku teman sebaya dan sikap, pembicaraan, minat,

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 104


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14536

penampilan, dan perilaku lebih besar daripada terhadap kesehatan dan keselamatan mereka.
pengaruh keluarga (Nasution, 2017). Perilaku Maka dari itu, dukungan yang positif dari orang-
remaja yang sudah mulai aktif merokok ini orang di sekitar remaja sangat berperan dalam
dipengaruhi banyak faktor. Perilaku merokok pembentukan pribadi remaja. Disarankan kepada
diawali oleh pengetahuan rasa ingin tahu dan pihak Sekolah agar membuat penerapan
pengaruh teman sebaya. Remaja mulai merokok Kawasan Tanpa Rokok di sekolah.membentuk
terjadi akibat pengaruh lingkungan sosial. satuan tugas sebagai pengawas pelaksanaan area
Modelling (meniru perilaku orang lain) menjadi bebas rokok di lingkungan sekolah berjalan
salah satu determinan dalam memulai perilaku dengan baik.
merokok. (Mahabbah, 2019).
Pengaruh terhadap perilaku merokok pada Daftar Pustaka
remaja diantaranya adalah pengetahuan dan sikap Aditama, T. (2019). Rokok dan Kesehatan.
remaja terhadap rokok, pengaruh lingkungan Universitas Indonesia. Jakarta.
sosial, sarana dan prasarana yang tersedia dan Agustiani, H. (2018). Psikologi Perkembangan.
alasan psikologis. Faktor-faktor ini mampu Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan
mempengaruhi perilaku merokok pada remaja Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada
karena masa remaja adalah masa yang rawan Remaja. Refika Aditama. Bandung.
oleh pengaruh negatif (Aditama, 2019). Alamsyah dan Nopianto. (2017). Determinan
Pergaulan mempengaruhi seseorang dan Perilaku Merokok Pada Remaja. Jounal
berkaitan dengan kebiasaan merokok. Pengaruh Endurance. 25-30
teman dan kelompok sangat kuat bagi remaja Amira, I., Hendrawati dan Sukma, S. (2019).
memutuskan merokok atau tidak. (Fajar, 2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Remaja akan berusaha mengikuti kebiasaan dari Perilaku Merokok Pada Siswa SMAN 2
kelompok atau teman agar diterima dikelompok Garut. Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VII
tersebut. Hal ini juga dapat disebabkan rasa No. 1 April 2019. ISSN: 2338-7246, e-
percaya diri yang rendah sehingga cenderung ISSN: 2528-2239. Universitas Padjadjaran.
mengadopsi kebiasaan yang berlaku seperti Arikunto. (2018). Prosedur Penelitian. Penerbit
kebiasaan merokok (Agustiani, Hendriati, 2018). PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Seperti yang diungkapkan Hurlock (2017) bahwa Badan Pusat Statistik. (2020). Indonesia dalam
sebagian besar remaja ingin diterima oleh teman- Angka 2020. BPS. Jakarta
teman sebayanya, tetapi sering kali diperoleh Fajar, J. (2017). Perilaku Merokok Pada Remaja.
dengan perilaku yang tidak bertanggung jawab Gulo, D. Berkat Jaya. (2019). “Gambaran
salah satunya perilaku merokok. Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya
Merokok Pada Siswa Negeri 1 Lotu”.
Kesimpulan Skripsi. Politeknik Kesehatan Kemenkes
Berdasarkan hasil penelitian dapat Medan
disimpulkan bahwa terdapat hubungan Husaeni, H. and Menga, M.K. (2019).
pengetahuan dengan perilaku merokok pada Pengetahuan dengan perilaku merokok
remaja. Ada hubungan antara faktor predisposisi remaja. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 1(1),
(predisposing factors) dengan perilaku merokok pp.https-ojs.
pada responden didapat p-value = 0,027 dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
nilai OR= 4,688. Pada perkembangannya, remaja (2018), Riset Kesehatan Dasar, Profile
sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan Kesehatan Indonesia, Kemenkes RI,
sosial budaya negatif, yang merupakan faktor Jakarta.
untuk terjebak dalam perilaku yang tidak sehat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
misalnya merokok. Perilaku remaja yang (2019). Pedoman Teknis Skrinning
dianggap menyimpang ini sangat berisiko

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 105


DOI: 10.30829/jumantik.v8i2.14536

Pemeriksaan Kesehatan Berkala. Nasution. M. (2017). Perilaku Merokok pada


Direktorat P2PTM KemenkesRI. Jakarta. Remaja. Tesis. Program Studi Psikologi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
(2020). Profil Kesehatan Indonesia. Utara. Medan.
Kemenkes RI. Jakarta. Notoatmodjo, S. (2018). Promosi Kesehatan dan
Kemenkes, RI. (2016). Petunjuk Teknis Upaya Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta
Berhenti Merokok pada Fasilitas Prautami, E.S. and Rahayu, S., 2018. Hubungan
Pelayanan Kesehatan Primer (Edisi II). pengetahuan dan sikap dengan perilaku
Kemenkes, RI. (2020). Riset Kesehatan Dasar. merokok pada remaja di SMA PGRI 2
Departemen Kesehatan Republik Palembang Tahun 2017. Nursing Inside
Indonesia. Jakarta Community, 1(1), pp.27-32.
Mahabbah, C., dan Fithria. (2019). Faktor-Faktor WHO. (2020). Global Youth Tobacco Survey
Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok (GYTS) Indonesia Report 2019.
Pada Remaja Di Sekolah. JIM FKep Wijayanti, E., & Dewi, C. (2017). Faktor-faktor
Volume IV No. 2 Tahun 2019. ISSN: yang Berhubungan dengan perilaku
2716-3555. Program Studi Ilmu merokok pada remaja Kampung Bojong
Keperawatan Fakultas Keperawatan Rawalele, Jatimakmur, Bekasi. Global
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Medical and Health Communication, 5(3),
Martini. (2017). Makna merokok pada remaja 194-198.
perokok (smoking meaning in young WHO. (2021). WHO Report on the Global
smokers). Jurnal Psikologi Pendidikan dan Tobacco Epidemic, 2021: Addressing new
Perkembangan. 3(2), 119-127 and emerging products. World Health
Munir, M. (2019). Gambaran perilaku merokok Organization.
pada remaja laki-laki. Jurnal Kesehatan,
12(2), 112-115.

JUMANTIK Volume 8 No.2 Mei 2023 106

You might also like