Professional Documents
Culture Documents
Woc Asma Bronkial
Woc Asma Bronkial
NIM : PO7220420049
Stimulasi parasimpatis
Stimulasi hiperplasia sel goblet Meningkatkan permeabilitas kapiler Kontraksi otot polos
Hyperplasia kelenjar mukus Edema lokal dinding bronkus Spasme otot polos
bronkus
Alveoli semakin
banyak yg
Lumen tertekan dan tersumbat
semakin sempit
Ansietas Hipoksia
Hiperventilasi
PaCO2 menurun
PH meningkat
SDKI : Bersihan jalan napas tidak efektif b/d spasme SDKI : Gangguan Pertukaran Gas b/d ketidak SDKI : Gangguan Ventilasi spontan b/d kelelahan
jalan napas (D.0001) seimbangan perfusi ventilasi (D.0003) otot pernapasan (D.0004)
Kategori : fisiologis Kategori : fisiologis Kategori : fisiologis
Sub kategori: Respirasi Sub kategori: Respirasi Sub kategori: Respirasi
SLKI: setelah dilakukan intervensi keperawatan SLKI: setelah dilakukan intervensi keperawatan SLKI: setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama 1 x 2 jam Bersihan Jalan Napas meningkat ( selama 1 x 2 jam Pertukaran Gas meningkat ( L. selama 1 x 2 jam Ventilasi Spontan meningkat ( L.
L. 01001) 01003) 01007)
Kriteria hasil: Kriteria hasil: Kriteria hasil:
• Batuk efektif meningkat Alkalosis
• Dyspnea menurun • Dyspnea menurun
• Produksi sputum menurun Respiratorik
• PCO2 membaik • PCO2 membaik
• Frekuensi dan pola napas membaik • PH arteri membaik • Penggunaan otot bantu napas menurun
• Mengi menurun • Wheezing menurun • Gelisah menurun
SIKI: Latihan batuk efektif ( I.01006) SIKI: Pemantauan Respirasi (I.01014) SIKI: Dukungan Ventilasi (I.01002)
Observasi Observasi Observasi
1. Identifikasi kemampuan batuk 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan 1. Identifikasi adanya kelelahan otot bantu
2. Monitor adanya retensi sputum upaya napas nafas
3. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran 2. Monitor pola napas (seperti bradipnea, 2. Identifikasi efek perubahan posisi terhadap
napas takipnea, hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne- ststus pernafasan
4. Monitor input dan output cairan ( mis. Stokes, Biot, Ataksik) 3. Monitor status respirasi dan oksigenasi
jumlah dan karakteristik) 3. Monitor kemampuan batuk efektif Terapeutik
Terapeutik 4. Monitor adanya produksi sputum 4. Pertahankan kepatenan jalan nafas
5. Atur posisi semi-Fowler atau Fowler 5. Monitor adanya sumbatan jalan napas 5. Berikan posisi semi fowler atau fowler
6. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan 6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru 6. Fasilitasi mengubah posisi senyaman
pasien 7. Auskultasi bunyi napas mungkin
7. Buang sekret pada tempat sputum 8. Monitor saturasi oksigen 7. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
Edukasi 9. Monitor nilai AGD 8. Gunakan bag- valve mask, jika perlu
8. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif 10. Monitor hasil x-ray toraks Edukasi
9. Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung Terapeutik 9. Ajarkan melakukan tehnik relaksasi nafas
selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, 11. Atur interval waktu pemantauan respirasi dalam
kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir sesuai kondisi pasien 10. Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
mencucu (dibulatkan) selama 8 detik 12. Dokumentasikan hasil pemantauan 11. Ajarkan tehnik batuk efektif
10. Anjurkan mengulangi tarik napas dalam Edukasi Kolaborasi
hingga 3 kali 13. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan 12. Kolaborasi pemberian bronchodilator, jika
11. Anjurkan batuk dengan kuat langsung 14. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu perlu
setelah tarik napas dalam yang ke-3
12. Kolaborasi
Kolaborasi
13. pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika
perlu
SDKI : Ansietas ( D 0080)
Kategori : Fsikologis
Sub kategori : Integritas Ego
Intervensi :
Tujuan:
SLKI :
setelah dilakukan intervensi keperawatan 1x24 jam Tingkat Ansietas Menurun
(L 09093)
Kriteria hasil :
• Perilaku gelisah menurun
• Verbalisasi khwatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
• Frekuensi nadi membaik
SIKI : Reduksi Anxietas (I.09314)
Observasi
1. Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
3. Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
Terapeutik
4. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
5. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika memungkinkan
6. Pahami situasi yang membuat anxietas
7. Dengarkan dengan penuh perhatian
8. Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
9. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
10. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
11. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
12. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
13. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
14. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
15. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
16. Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
17. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
18. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
19. Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu