Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA KENDARI

1 2 3
Sitti Rachma Ramadhani Maskur , Rostin , Asrianti Dja’wa
1
Universitas Halu Oleo, Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara
Email : sittirachmaramadhanimaskur@gmail.com
2
Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, 93231
Email: rostin@gmail.com
3
Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, 93231
Email: asriantidjawa2015@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of infrastructure development on economic growth
in Kendari City. The data used in this study are secondary data in the form of time series data from
2003-2017 period consisting of constant price GRDP data, electricity infrastructure data and water
infrastructure data in Kendari City. This study uses quantitative descriptive analysis and multiple linear
regression. The software used is SPSS 22.0. The results of this study indicate that electricity
infrastructure and water infrastructure have a significant influence on economic growth in Kendari City
with a significant value of 0,000 <0.05. While Electricity Infrastructure partially has a positive and
significant influence on economic growth significant value = 0.004 <0.05 and water infrastructure
partially has a positive and significant effect on economic growth with a significant value = 0.001
<0.05. From the results of the study concluded that infrastructure development has a very important
role in increasing and encouraging economic growth in a region, the development that occurs can
have a good impact on the process of economic activity.

Keywords: Electricity Infrastructure, Water Infrastructure, Economic Growth

Kode Klarifikasi : A19 : D1 : A2

Pendahuluan
Sibrani (2002) menemukan bahwa infrastruktur, dalam hal ini listrik dan pendidikan,
memberikan pengaruh yang positif dan signifikan pada pendapatan per kapita masyarakat Indonesia,
sedangkan variabel jalan dan telepon tidak signifikan. Kebijakan pembangunan infrastruktur yang
terpusat di Jawa dan Indonesia bagian barat menimbulkan disparitas pendapatan per kapita masing-
masing daerah di Indonesia, terutama di Kawasan Indonesia Timur. Lebih lanjut, Yanuar (2006) dengan
menggunakan data panel 26 provinsi menunjukkan bahwa modal fisik, infrastruktur jalan, telepon,
kesehatan, dan pendidikan memberikan pengaruh positif pada output perekonomian. Sementara itu,
Prasetyo (2008) menyimpulkan bahwa listrik, panjang jalan, stok modal, dan otoritas daerah
berpengaruh positif terhadap pembangunan ekonomi Kawasan Indonesia Barat, sementara variabel air
bersih tidak signifikan. Penelitian oleh Prasetyo dan Firdaus (2009) menyimpulkan bahwa pertumbuhan
ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur, di antaranya elektrifikasi, jalan
beraspal, dan air bersih.
Berdasarkan laporan BPS Kota Kendari terkait dengan perkembangan infrastruktur di Kota
Kendari yang meliputi infrastruktur jalan, listrik dan air menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2003-
2017 menunjukkan adanya perkembangan yang cukup fluktuasi setiap tahunnya,. Hal ini sebagaimana
yang terlihat pada Tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.
Perkembangan Infrastruktur dan Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kota Kendari Periode 2003-2017
TAHUN LISTRIK(Rp AIR(Rp) LAJU PERTUMBUHAN
) EKONOMI(%)
2003 43.556.414 7.677.078
2004 51.881.102 10.302.843 9.37
2005 100.708.96 8.344.983 8.76
0
2006 60.839.504 13.095.311 8.16
2007 70.232.927 13.407.767 7.48
2008 80.114.881 13.643.575 10.49
2009 94.725.523 14.674.976 11.88
2010 109.462.39 13.293.375 9.75
8
2011 130.602.10 14.025.440 10.26
9
2012 182.016.25 14.288.718 9.85
6
2013 235.339.03 26.723.766 8.68
2
2014 291.126.26 30.265.060 9.83
5
2015 523.708.50 29.250.152 8.92
5
2016 594.724.65 29.286.491 9.00
8
2017 730.692.59 28.859.581 6.39
6
Sumber: BPS Kota Kendari 2018, diolah
Sebagaimana yang terlihat pada Tabel 1.1 di atas maka dapat terlihat bahwa perkembangan
infrastruktur yakni listrik dan air setiap tahunnya cenderung mengalami fluktuasi, terlebih lagi tingkat
pertumbuhannya yang dari tahun ketahun lebih cenderung melambat. Hal ini berjalan searah dengan
kondisi pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu 2003-2017 yang menunjukkan perkembangan
pertumbuhan ekonomi yang cenderung berfluktuasi, terlebih lagi di Tahun 2016 sebesar 9,00 dan
2017 6,39 dimana pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut jika dibandingkan antara perkembangan infrastruktur dan
pertumbuhan ekonomi maka dapat terlihat bahwa perkembangan pertumbuhan ekonomi cenderung
berjalan searah dengan perkembangan pertumbuhan infrastruktur di Kota Kendari. Dimana ketika
infrastruktur baik itu listrik, dan air mengalami peningkatan maka pertumbuhan ekonomi di Kota
Kendari akan mengalami peningkatan searah dengan pertumbuhan infrastruktur dan begitu pula
sebaliknya.
Menurut Prasetyo dan Firdaus (2009) permasalahan infrastruktur masih menjadi permasalahan
penting, tidak hanya di Indonesia akan tetapi di beberapa daerah-daerah lainnya. Hal ini penting,
dikarenakan urgensinya sebagai salah satu variabel yang dapat merangsang kegiatan-kegiatan
ekonomi dalam berjalan lancar terlebih lagi dalam perannya untuk menarik investor agar
menginvestasikan dananya guna meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.
Diuraikan pula lebih lanjut bahwa salah satu yang menghambat investasi adalah dikarenakan
kurangnya ketersediaan infrastruktur yang ada dalam suatu daerah khususnya. Padahal jika ditinjau
secara lebih mendalam, infrastruktur meskipun tidak menjadi variabel utama akan tetapi memiliki
peran penting dalam mendukung dan merangsang perekonomian untuk dapat mempercepat lajut
pertumbuhannya.
Sehingga berdasarkan uraian tersebut, maka dalam hal ini peneliti tertarik untuk mengkaji secara
lebih mendalam mengenai pengaruh infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Kendari
dengan formulasi judul penelitian “Analisis Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Kota Kendari.”

Tinjauan Literatur
Fox (2004), mendefinisikan infrastruktur sebagai “those services derived from the set of public
work traditionally supported by the public sector to enhance private sector produkction and to allow for
household consumption”. Moteff (2003), mendefinisikan infrastruktur tidak hanya terbatas pada sudut
pandang ekonomi melainkan juga pertahanan dan keberlanjutan pemerintah. Demikian dengan,
Vaughn and Pollard (2003), menyatakan infrastruktur secara umum meliputi jalan, jembatan, air dan
sistem pembuangan, bandar udara, pelabuhan, bangunan umum, dan juga termasuk sekolah-sekolah,
fasilitas kesehatan, penjara, rekreasi, pembangkit listrik, keamanan, kebakaran, tempat pembuangan
sampah dan telekomunikasi.
Stone dalam Kodoatie (2003) mendefinisikan infrastruktur sebagai fasilitas-fasilitas fisik yang
dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam
penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-pelayanan lainnya
untuk memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan sosial. Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai
fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan
yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg dalam
Kodoatie, 2003).The World Bank (1994) membagi infrastruktur menjadi tiga, yaitu:
Keuntungan peningkatan infrastruktur transportasi berupa peningkatan aksesibilitas,
pengurangan waktu tempuh, dan biaya pergerakan barang, manusia serta jasa. Peningkatan
transportasi tidak hanya mempengaruhi orang atau bisnis yang berhubungan langsung dengan
fasilitas transportasi, tetapi juga pada konsumen barang dan jasa baik berupa pengurangan harga
serta peningkatan upah
bagi para pekerja.
Infrastruktur lain yang juga sangat penting bagi perekonomian wilayah adalah Kelistrikan.
Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat diperlukan sebagai salah satu pendukung
produksi dan kehidupan sehari-hari. Semakin majunya suatu wilayah, kebutuhan akan listrik menjadi
tuntunan primer yang harus dipenuhi, tidak hanya untuk rumah tangga namun juga untuk kegiatan
ekonomi terutama industri.
Air bersih merupakan kebutuhan vital yang mutlak diperlukan dalam kehidupan manusia
sehingga pengadaan sumber daya ini termaksud dalam prioritas pembangunan. Pengalokasian air
bersih yang efisien harus didasarkan pada sifat zat cair yang mudah mengalir, menguap, meresap, dan
keluar melalui suatu media tertentu (Tri Wahyuni, 2009).
Pada dasarnya, ketersediaan infrastruktur lain seperti air bersih merupakan suatu upaya untuk
memberikan akses secara adil kepada seluruh masyarakat untuk mendapatkan air bersih agar mampu
berkehidupan yang sehat, bersih dan produktif. Pengelolaan infrastruktur ini sangat diperlu
diperhatikan oleh pemerintah secara serius karena hal ini menyangkut dengan hajat hidup orang
banyak. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945, yang menjelaskan bahwa pemerintah
mempunyai tanggung jawab terhadap penyediaan fasilitas infastruktur (Sjafrizal, 2012). Di setiap
daerah, penting untuk dicatat bahwa kebutuhan air bersih yang terpenuhi dapat memperlancar
kegiatan ekonomi sehingga dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah.
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang
menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Pertumbuhan ekonomi juga merupakan tingkat kenaikan PDB atau PNB riil pada suatu tahun tertentu
apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada umumnya pertumbuhan ekonomi dapat diukur
dengan perbandingan “Gross Domestic Product” (GDP) atau “Product Domestic Regional Bruto” (PDRB)
untuk daerah, dan “Gross National Product” (GNP) untuk skala nasional (Djoyohadikusumo Dalam Irma,
2000).

Metode Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi penelitian, dalam penelitian ini adalah Kota Kendari. Lokasi ini dipilih
dikarenakan sejalan dengan permasalahan atau isu yang peneliti teliti. Ada pun waktu penelitian
dilaksanakan selama 1 (satu) bulan terhitung setelah proposal ini selesai diseminarkan. Penelitian ini
menggunakan pendekatan analisis data kuantitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif adalah suatu
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan suatu gambaran atau deskripsi
tentang suatu objek yang objektif (Ghozali, 2014). Adapun yang akan digambarkan dalam penelitian
ini adalah terkait dampak pembangunan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota
Kendari.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data rentan waktu (time series) dengan periode
waktu 2003– 2017. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, yakni berupa : Data infrastruktur
jalan, data infrastruktur listrik, data infrastruktur air dan data PDRB atas dasar harga Konstan tahun
2000. Sumber data dalam penelitian ini seluruhnya adalah dari Badan Pusat Statistik Kota Kendari dan
beberapa dari litelatur pendukung lainnya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan teknik dokumentasi, yaitu mencatat dan menelaah dokumen yang selanjutnya di
interpretasi lalu ditarik kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian ini.
Hasil
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menentukan model regresi dapat diterima secara
ekonometrik. Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari pengujian normalistas, multikolinearitas dan
pengujian heterokedastisitas.

a. Uji Normalitas
Uji normalitas menurut Hair et al (2010 : 69) adalah untuk mengetahui sejauh mana distribusi data
sampel sesuai dengan distribusi normal. Distribusi normal yang dimaksud adalah secara teoritis
distribusi probabilitas kontinu di mana sumbu horizontal mewakili semua nilai dari variable dan sumbu
vertical merupakan probabilitas grafis dari nilai observasi. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
apakah variable bebas dan terikat mempunyai distribusi data yang normal atau tidak melalui pengujian
metode grafis, dimana bila data menyebar disekitar dan mengikuti garis diagonal maka, model regresi
memenuhi sumbu normalitas (Solimun, 2010). Model regresi yang baik adalah yang mempunyai
distribusi data normal atau mendekati normal. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat dalam gambar,
berikut :

Sumber : Hasil Olahan SPSS 22,0, 2018


Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui sebaran data berada di sekitar garis diagonal dan
mengikuti garis diagonal oleh arena itu model regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi
normalitas.

b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variable bebas (independen variable). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variable bebas. Untuk mengujinya yaitu dengan melihat Variance Inflation Factor
(VIF). Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah mempunyai VIF disekitar
angka 1, sedangkan batas VIF adalah 10 dan mempunyai angka dan mempunyai tolerance mendekati
1. Hasil Pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada table 4.6 berikut ini
Tabel 2.
Hasil Pengujian Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Infrastruktur Listrik .203 4.919
Infrastruktur Air .203 4.919
a. Dependent Variable: Ylog
Sumber : Hasil Olahan SPSS 22,0, 2018
Dari table 4.7 terlihat nilai tolerance variable analisis infrastrukturjalan, listrikdan air lebih dari 0.1 yaitu
0.203 untuk infrastruktur listrik dan 0.203 untuk infrastruktur air. Sedangkan nilai VIF dari masing-
masing variable kurang dari 10 yaitu masing-masing 4.919 untuk infrastruktur listrik dan sebesar 4.919
untuk infrastruktur air. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi pada penelitian
ini tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regesi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain, tetap disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah
heterokedastisitas tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu dalam grafik.

Sumber : Hasil Olahan SPSS 22,0, 2018


Pengujian asumsi heterokedastisitas menyimpulkan bahwa model regresi diatas tidak terdapat
pola, sehingga menunjukkan bahwa tidak adanya gejala heterokedastisitas (Ghozali, 2010).
Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, dimana untuk mengetahui pengaruh
pembangunan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Kendari, maka akan digunakan
dengan analisa metode statistik. Peralatan analisis statistik yang dipakai dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linear berganda, sedangkan data yang digunakan pada analisis ini adalah Infrastruktur
Listrik, Infrastruktur Air dan Pertumbuhan Ekonomi dari periode 2003-2017 sebagaimana yang telah
dikemukakan penulis sebelumnya.
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel independent adalah Infrastruktur Listrik (X1), dan
Infrastruktur Air (X2) sedangkan variabel dependent yaitu Pertumbuhan Ekonomi (Y). Selanjutnya
pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Software statistik SPSS 22.0, kemudian dianalisis
sesuai dengan parameter yang telah ditentukan dalam penelitian ini.Untuk lebih jelasnya output
pengolahan data serta analisis statistiknya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.
Hasil Estimasi Regresi Linear Berganda Analisis Pengaruh Pembangunan Infrastruktur
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Kendari
(pada α = 0,05)
Unstandardize
d
Model Coefficients T Sig. R R2 SEE F Sig
B Std.
Eror
(constant) -15.484 2.49 - 0.00
2 6.213 0
X1 0.511 0.14 3.608 0.00 0.21
0.981 0.963 155.861 0.000
2 4 7
X2 1.257 0.27 4.572 0.00
5 1
Sumber : Hasil Olahan SPSS 22,0, 2018
Berdasarkan hasil estimasi pada tabel dengan menggunakan program SPSS 22,0 diperoleh nilai
koefisien sebagai berikut :
LnY = -15.484 + 0.511LnX1 + 1.257LnX2
Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel bebas mengandung arti sebagai berikut :
 Koefesien b0 = -6.132 artinya jika variabel independent tidak mengalami perubahan, maka nilai
pertumbuhan ekonomi secara rata-rata akan mengalami penurunan sebesar -6.132 dengan
asumsi semua variabel lain dalam penelitian ini dianggap konstan.
 Koefesien b1 = 0.511 artinya jika variabel Infrastruktur Listrik mengalami peningkatan, maka
pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami peningkatan sebesar 0.511 dengan asumsi semua
variabel dalam penelitian ini dianggap konstan.
 Koefisien b2 = 1.257 artinya jika variabel Infrastruktur Air mengalami peningkatan, maka
pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami peningkatan sebesar 1.257 dengan asumsi semua
variabel dalam penelitian ini dianggap konstan.

a. Model Sumary
 Angka R sebesar 0.981 menunjukkan bahwa korelasi/hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi
dengan variabel independentnya yakni Infrastruktur Listrik dan Infrastruktur Air adalah
korelasi/hubungan yang kuat.
 Guna mengetahui ini lain koefesien determinasi, berdasarkan hasil estimasi pada tabel, dapat
2
dilihat bahwa nilai koefesien determinasi (R ) yaitu sebesar 0.963atau sekitar 96,3 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa kontribusi variabel Independent terhadap variabel Dependent sebesar 96,3
persen adapun sisanya 4,3 persen lainnya adalah kontribusi dari variabel lain yang belum masuk
dalam penelitian.
 Standard Error of Estimate (SEE) dalam penelitian ini adalah 0.217yang berarti bahwa makin kecil
nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependent.
b. Uji Signifikan
Berdasarkan hasil estimasi diatas, maka kita akan melakukan pengujian hipotesis sebagai
berikut ini:
Uji Simultan (uji-F)
Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu kita rumuskan hipotesis statistiknya yaitu :
H0 : b1 = 0
H1 : b1 ≠ 0
Pengujian hipotesis dapat pula dilakukan dengan membandingkan nilai F-sign dengan α = 0,05.
Apabila F-sign < dari α = 0,05, maka terima H1 atau tolak H0. Sebaliknya, apabila F-sign > dari α =
0,05, maka tolak H1 atau terima H0.
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai F-hitung yaitu sebesar 108.321 atau dengan tingkat
signifikan F sebesar 0,005 < pada α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel
independent secara bersama-sama (simultaneously) yakni Infrastruktur Listrik (X1) dan Infrastruktur Air
(X2) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (Y).

Uji Parsial (uji-t)


Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu dirumuskan hipotesis statistiknya yaitu :
H0 : bi = 0 (bi = Infrastruktur Listrik dan Infrastruktur Air)
H1 : bi ≠ 0
Pengujian hipotesis dapat pula dilakukan dengan membandingkan nilai t-sign dengan α = 0,05.
Apabila t-sign < dari α = 0,05, maka terima H1 atau tolak H0. Sebaliknya, apabila t-sign > dari α = 0,05
maka tolak H1 atau terima H0.
 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh t-hitung untuk Infrastruktur Listrik yaitu sebesar 3.710 atau
dengan tingkat signifikan t sebesar 0.004 < pada α = 0,05, maka tolak H0 atau H1 diterima,
sehingga dapat dikatakan bahwa infrastruktur listrik secara terpisah berpengaruh signifikan
pertumbuhan ekonomi (Y) di Kota Kendari.
 Selanjutnya berdasarkan tabel di atas, diperoleh t-hitung untuk Infrastruktur air yaitu sebesar
4.806 atau dengan tingkat signifikan t sebesar 0.001 < pada α = 0,05, maka tolak H0 atau H1
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa infrastruktur air secara terpisah berpengaruh signifikan
pertumbuhan ekonomi (Y) di Kota Kendari.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian terkait “Analisis Pengaruh Pembangunan Infrastruktur
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Kendari”, maka dapat disimpulkan bahwa :, 1) Terdapat
pengaruh positif signifikan antara Infrastruktur Listrik terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Kendari.
Pengaruh positif siginifikan ini mengindikasi bahwa peningkatan yang terjadi pada pembangunan
Infrastruktur Listrik akanberimplikasi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kota Kendari, 2)
Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Infrastruktur Air terhadap pertumbuhan ekonomi di
Kota Kendari. Pengaruh positif siginifikan ini mengindikasi bahwa peningkatan yang terjadi pada
pembangunan Infrastruktur Air akan berimplikasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Kendari, 4)
Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pembangunan Infrastruktur terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kota Kendari. Dimana, pembangunan Infrastruktur tersebut apabila dikembangkan dengan
baik maka akan berdampak pula pada laju pertumbuhan ekonomi yang kian meningkat seiring dengan
jalannya pembangunan Infrastruktur secara baik.

Daftar Pustaka
Amalia, Lia, 2010. Ekonomi Pembangunan. Graha Ilmu. Yogyakarta
Amrullah, Taufik, 2006. Analisis pengaruh infrastruktur terhadap pembangunan ekonomi regional di
Indonesia. FE UI. Jakarta
Atmaja, H.K. and K. Mahalli. (2015). Pengaruh Peningkatan Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Kota Sibolga. {Skripsi}. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Universitas Sumatera Utara
Badan Pusat Statistik . 2003-2018. “Kota Kendari Dalam Angka”.www.bps.go.id. Diakses pada tanggal
25 Desember 2018.
Bulohlabna, C, 2008. Tipologi dan Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kawasan
Timur Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor
Bowen, 2013. “ Ekonomi Publik . Edisi Ketiga. Desember 2013 BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta
Djoyohadikusumo, 2000. Dalam Skripsi “ Analisis Pengaruh Infrastruktur Jalan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten Mamasa Periode 2003-2013 ”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Hasanuddin. Makassar
Ema Noviyanti Aminah, 2017. Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Tengah
Tahun 2012-2014. Skripsi FEB Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
Fox. W, 1997.Strategic options for urban infrastructure manage-ment. Urban Management Programme.
Policy Paper 17. World Bank. Washington D.C
Foox 2004 dalam jurnal “ Analisis Dampak Pembangunan Infrastruktur Jalan terhadap Pertumbuhan
Usaha Ekonomi Rakyat di Kota Semarang “.
Gujarati, 1997. Statistik Ekonometrika. Bumi Aksara. Jakarta.
Hapsari S, Tunjung, 2011. Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Skripsi
FEB UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta
Heri Purnomo, 2009. Dalam Skripsi “ Dampak Pembangunan Inrastruktur Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten Bekasi “. Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Bogor
I Ketut Sumadiasa, Ni Made Tisnawati, 2016. Analisis Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Jalan,
Listrik, dan PMA terhadap Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali Tahun 1993-2014. Jurnal Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Bali
Ikhsan. 2004. Hubungan Antara Infrastruktur dengan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan. LPEM.
Jakarta
Jhingan, M.L. 1994. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Diterjemahkan oleh D.Guritno. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Kodoatie, R.J. 2003. Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Mankiw, N.G. 2007. Makroekonomi. Edisi Keenam Erlangga. Jakarta
Marwan Ja’far. 2007. Infrastruktur Pro Rakyat, strategi investasi infrastruktur Indonesia Abad 21. Pustaka
Toko Bangsa
Maqin Abdul, 2011. Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat. Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Pasundan. Bandung
Moteff, John, Claudia Copeland., John Fischer. 2003. Crticital injrastructure: what Makes An
Injrastructure Critical? Congressional Research Service.
Nurul Septiyani Eka Putri, 2017. Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi DIY.
Skripsi FEB Universitas Diponegoro. Semarang
Pemerintah Republik Indoensia. 2004. Undang-undang Nomor 38 tahun 2004 tentang jalan
Pemerintah Republik Indoensia. 2005. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang komite
percepatan penyediaan infrastruktur
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
Pigoun, 2013. “ Ekonomi Publik . Edisi Ketiga. Desember 2013 BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta
Prasetyo RB. 2008. Ketimpangan dan Pengaruh Infrastruktur terhadap Pembangunan Ekonomi Kawasan
Barat Indonesia. Skripsi.Institut Pertanian Bogor. Bogor
Samuelson, 2013. “ Ekonomi Publik . Edisi Ketiga. Desember 2013 BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta
Setiadi, Elen. 2006. Pengaruh Pertumbuhan Infrastruktur Dasar terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Regional Indonesia (8 Provinsi di Sumatera). FE UI. Jakarta
Sibarani.M.H.M. 2002. Kontribusi Pembiayaan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indoensia
(tesis). Program Pascasarjana Magister Sains Universitas Indoensia. Jakarta
Sicat, G.P,. Arndt, H.W. 1991. Ilmu ekonomi untuk Konteks Indonesia. LP3ES. Jakarta
Sjafrizal. 2012. Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. Rajawali Pers. Jakarta
Solow, Robert M. 1956. A Countribution To The Theory of Economic Growth. Journal of Economics. MIT
Sukartini, Ni Made and Samsubar S. (2016). Akses Air Bersih di Indonesia. Jurnal Ekonomi Kuantitatif
Terapan.
Sullivian. 2006. Dalam Skripsi “Analisis Pengaruh Infrastruktur Jalan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Mamasa Periode 2003-2013 ”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Makassar
Susanto, Bambang, 2009. Memacu Infrastruktur Di Tengah Krisis, Cetakan Pertama, Pustaka Bisnis
Indonesia, Jakarta.
Tarigan, Robinson. 2012. Ekonomi Regional teori dan Aplikasi. PT. Bumi Aksara. Jakarta
The Word Bank. 1994. World Development Report: Infrastructure For Development. Oxford University
Press. New York
Tarigan. 2014. Dalam Skripsi ” Analisis Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota
Bandar Lampung “. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Bandar Lampung
Todaro, Michael. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Penerbit Erlangga Edisi Kedelapan,
2004.
Todaro, M.P., Smith, S.C. 2006. Pembangunan ekonomi. Edisi Kesembilan Jilid 1 Erlangga. Jakarta
Tri Wahyuni, Krismanti. 2009. Analisis Pengaruh Infrastruktur Ekonomi dan Sosial terhadap Produktivitas
Ekonomi di Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Direktorat Jendral
Perhubungan Darat, Jakarta. 16 hlm.
Undang-undang. 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. No 22
Vaughn and Polland 2003 dalam jurnal “Analisis Dampak Pembangunan Infrastruktur Jalan terhadap
Pertumbuhan Usaha Ekonomi Rakyat di Kota Semarang “.
Yanuar, R. 2006. Kaitan Pembangunan Infrastruktur dan Pertumbuhan Output serta Dampaknya
terhadap Kesenjangan di Indoensia. Tesis Magister Sains Program Pascasarjana IPB. Bogor

You might also like