Professional Documents
Culture Documents
Laporan Anemia Julmia
Laporan Anemia Julmia
Laporan Anemia Julmia
KONSEP PENYAKIT
A. Definisi
Anemia adalah keadaan yang menunjukan rendahnya hitung sel darah merah, kadar
hemoglobin, dan hematokrit dibawa normal. Anemia bukan merupakan suatu penyakit tunggal,
melainkan merupakan pencerminan terhadap keadaan suatu penyakit atau gangguan pada
fungsi tubuh. Secara fisiologis, anemia terjadi apa bila terhadap kekurangan jumlah
hemoglobin untuk mengangkat oksigen ke jaringan. Prevelensi anemia di Indonesia menurut
kelompok populasi paling sering terjdi pada populasi wanita dewasa hamil dengan prevelensi
50-70%, di ikuti wanita dewasa tidak hamil 30-40%, laki-laki dewasa 20-30%, dan anak-anak
usia sekolah 25-35% (Handayani & Haribowo, 2018).
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin (Hb)
atau hematokrit (Ht) dibawah normal. Anemia menunjukan suatu status penyakit atau
perubahan fungsi tubuh. Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa
hemoglobin yang berada tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
tubuh. Secara laborotoris, anemia dijabarkan sebagai penurunan kadar hemoglobin serta hitung
eritrosit dan hematokrit dibawah normal (Handayani & dapat menggunakan Haribowo, 2018).
Batasan umum seseorang dikatakan anemia kriteria WHO pada tahun 1968, dengan kriteria
sebagai berikut (Handayani & andi, 2018) :
Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit, atau praktek klinik pada umumnya
dinyatakan anemia bila terdapat nilai sebagai berikut (Handayani & Haribowo. 2018).
1. Hb < 10 gr/dl
2. Hematokrit < 30%
3. Eritrosit < 2,8 juta/m
Derajat anemia ditentukan oleh kadar Hb. Klasifikasi derajat anemia yang umum dipakai
adalah (Handayan & Haribowo. 2018).
B. Etiologi
Anemia mikrostik (penurunan ukuran sel darah merah)
1. Kekurangan zat baru
2. Talasemia (tidak efektifnya eritropoiesis dan meningkatnya hemolisis yang
mengakibatkan tidak ada kuatnya kandungan hemoglobin)
3. Gangguan hemoglobin E (jenis hemoglobin genetik yang banyak di temukan di Asia
Tenggara)
4. 4 Keracunan timah
5. Penyakit kronis (infeksi, tumor)
Ketidakpuasan tidur
Anemia
Perfusi Perifer tidak
efektif
Gangguan Pola
tidur
Suplai O2 dan nutrisi ke jaringan
Gastrointestinal SPP
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratarium
1. Tes penyaringan, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus anemia. Dengan
pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan bentuk marfologi anemia tersebut.
Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada kompunen-kompunen berikut ini: Kadar
hemoglobin, indeks eritrosit, (MCV, dan MCHV), apusan darah tepi.
2. Pemeriksaan darah seri anemia, hitung leukosit, trombosit, laju endap darah (LED), dan
dihitung retikulosit.
3. Pemeriksaan sumsum tulang: Pemeriksaan ini memberikan informasi mengenai
keadaan sistem hematopoesis.
4. Pemeriksaan atas indikasi khusus: Pemeriksaan ini untuk mengkonfirmasi dengan
diagnosis awal yang memiliki kompunen berikut ini:
a. Anemia defisiensi besi: Serum ion, TIBC, saturasi, transferin, dan ferritin
serum.
b. Anemia megaloblastik: Asam folat darah/eritrosit, vitamin B12 (3) Anemia
hemolitik: Hitung retikulosit, tes coombs, dan elektroforesis Hb.
5. Anemia pada leukimia akut biasanya dilakukan pemeriksaan sitokimia.
Radiologi: Thorax, bonne survey, USG, atau linfangiografi(Hidayat, 2016).
2.1 KONSEP ASUHAN KEPETAWATAN
A. Pengkajian
Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dan dalam aspek-
aspek pemeliharaan, rehabilatif, dan preventif perawatan kesehatan. Untuk sampai dalam hal
ini, profesi keperawatan telah mengidentifikasi proses pemecahan masalah yang
mengabungkan elemen yang paling diinginkan dari seni keperawatan dengan elemen yang
paling relevan dari sistem teori, dengan menggunakan metodee ilmiah (Doenges, Moorhouse
dan Gaissler, 2014).
Proses keperawatan ini diperkenalkan pada tahun 1950-an sebagai proses yang terdiri atas
tiga tahap: pengkajian, perencanaan dan evaluasi yang didasarkan metode ilmiah pengamatan,
pengukuran, pengumpulan data, dan penganalisaan temuan. Kajian selama bertahun-tahun,
penggunaan dan perbaikan telah mengarahkan perawat dengan pengembangan proses
keperawatan menjadi 5 langkah yang kongkrit (pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi) yang memberikan metode efisien tentang pengorganisasian proses
berpikir untuk pembuatan keputusan klinis. Kelima langkah ini adalah pusat untuk tindakan
keperawatan dan memberikan asuhan pasien secara individual dan kualitas yang lebih tinggi
dalam berbagai situasi (Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2014). Dalam proses keperawatan
mencakup pengkajian, diagnosa keperawatan, perencaan, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
Data dasar pengkajian klien dengan anemia menurut Doenges, Moorhouse dan Geissler
(2014) adalah :
a. Aktivitas/Istirahat
a. Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum, kehilangan produktifitas, penurunan
semangat untuk bekerja, toleransi terhadap letihan rendah, kebutuhan untuk tidur dan
istirahat lebih banyak.
b. Tanda : Takikardia/takipnea ; dispnea pada bekerja atau istirahat, latergi, menarik diri,
apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya, kelemahan otot dan penurunan
kekuatan, antaksia, tubuh tidak tegak, bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat,
dan tanda-tanda lainnya yang menunjukan keletihan.
b. Sirkulasi
1. Gejala : Riwayat kehilangan darah kronis, mis. Perdarahan GI kronis, menstruasi berat
(defisiensi berat), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan), riwayat endocarditis infektif
kronis, palpitasi (takikardia kompensasi)
2. Tanda : TD: peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi
postular, disritmia : abnormal EKG, misal depresi segmen ST dan pendataran atau depresi
gelombang takikardia, bunyi jantung mur-mur sistolik (defisiensi besi), ekstremitas (warna)
pucat pada kulit dan membran mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku.
Catatan : pada pasien kulit hitam, pucat dan tampak sebagai keabu-abuan. Kulit seperti berlilin,
pucat (aplastik) atau kuning lemon terang, sclera biru atau putih seperti mutiara, pengisian
kapiler lambat (penurunan aliran darah ke perifer dan vasokonstriksi kompensasi), kuku mudah
patah, berbentuk seperti sendok (koilonika) rambut kering, mudah putus,, menipis, tumbuh
uban secara premature.
c. Integritas ego
1. Gejala : Keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan ini, penolakan
transfusi darah.
2. Tanda : Depresi
d. Eliminasi
1. Gejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal, flatulen, sindrom malabsorbsi (defisiensi
besi), hematemesis, fases dengan darah segar, melena, diare, konstipasi, penurunan
haluaran urine.
2. Tanda : Distensi abdomen
e. Makanan/cairan
1. Gejala : Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/ masukan
produk sereal tinggi (defisiensi besi), nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus
pada faring), mual/ muntah, dispepsia, anoreksia, adanya penurunan berat badan.
2. Tanda : Lidah tampak merah daging / halus (AP : defisiensi asam folat dan B 12),
membran mukosa kering atau pucat, turgorkulit buruk, kering tampak kisut/ hilang
elastisitas (defisiensi besi), stomatitis dan glositis (status defisiensi), bibir selitis misal
inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah.
f. Hygiene
1. Tanda : kurang bertenaga, penampilan tak rapih
g. Neurosensori
1. Gejala : Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan
berkonsentrasi, insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata, kelemahan,
keseimbangan buruk, kaki goyah, parastesia tangan/ kaki, klaudikasi, sensasi menjadi
dingin.
2. Tanda : Peka rangsang, gelisah, depresi, cenderung tidur, apatis, mental: tak mampu
berespon lambat dan dangkal, oftalmik: hemoragis retina (aplasti, AP), epitaksis,
pendarahan dari lubang-lubang (aplastik), gangguan koordinasi, ataksia, penurunan
rasa getar dan posisi, tanda rombeng positif, paralisis (AP).
h. Nyeri/ kenyamanan
1. Gejala : Nyeri abdomen sama, sakit kepala (defesiensi besi)
i. Pernapasan
1. Gejala : Riwayat Turbokulosis paru, abses baru, napas pendek pada istirahat dan
aktivitas.
2. Tanda : Takipnea, ortopnea, dan dispnea.
j. Keamanan
1. Gejala : Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, misak benzene, insektisida,
fenilbutazon, naftalen. Riwayat terpajan pada radiasi baik sebagai pengobatan atau
kecelakaan, riwayat kanker, terapi kanker, tidak toleran terhadap dingin dan/atau panas,
transfusi darah sebelumnya, gangguan pengelihatan, penyembuhan luka buruk, sering
infeksi.
2. Tanda : Demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum, petekie
dan ekimosis (aplastik)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. Ganguan pola tidur berhubungan Pola tidur (L.05045) Dukungan tidur (I.05174)
dengan kurang control tidur Setelah dilakukan Observasi
(D.0055) tindakan keperawatan 1. Identifikasi factor yang
selama 1x25 menit di mempengaruhi pola tidur
harapakan gangguan Terapeutik
pola tidur teratasi, 1. Gunakan pendekatan yang
dengan kriteria hasil: tenang dan meyakinkan
1. Status 2. Anjurkan keluarga untuk teta
kenyamanan Bersama pasien
klien membaik Edukasi
2. Tingkat 1. Edukasi pemberian posisi
nyaman saat tidur
keletihan
Kolaborasi
membaik
1. Kolaborasi pemberian obat
Kolaborasi
1.Kolaborasi pemberian obat