Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

JURNAL PRAKTIKUM

TBT. KARET

SEJARAH TANAMAN KARET (Hevea brasilliensis Murel Arg.)

Oleh

NAMA : ADITYA RIZKY ANANDA

NPM : 71200713047

PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI

GRLOMBANG / KELOMPOK : PERTAMA / SATU

PRAKTIKUM TBT. KARET


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
JURNAL PRAKTIKUM

TBT. KARET

SEJARAH TANAMAN KARET (Hevea brasilliensis Murel Arg.)

Oleh

NAMA : ADITYA RIZKY ANANDA


NPM : 71200713047
PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI
GRLOMBANG / KELOMPOK : PERTAMA / SATU
Jurnal Ini Merupakan Salah Satu Syarat Masuk Untuk Mengikuti
Praktikum TBT. Karet Fakultas Pertanian
Universitas Islam Sumatera Utara
Medan

ASISTEN NILAI

1. Desman Kurniawan Gulo, S.Agt.


2. Tri Yuslisa Sirait
3. Fiqi Al Fisar Lubis S.Agt
4. Ryski Agung Nurfatahillah N

KOORDINATOR

(Dr. Yayuk Purwaningrum, S.P., M.P.)

PRAKTIKUM TBT. KARET


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
ABSTRACK

ADITYA RIZKY ANANDA, 71200713047 / 2022. History Of The Rubber


Plant (Hevea brasilliensis Murel Arg.)

Rubber (Hevea brasiliensis Muell. Arg) is an important agricultural


commodity for Indonesia and the international scope. Indonesia is the second
largest natural rubber producer in the world after Thailand, rubber is one of the
most supportive agricultural products the country's economy. In addition to
producing latex, rubber plantations also produce rubber seeds which are has not
been utilized optimally by looking at the high oil content in the seed flesh rubber,
which is 30%, then the oil is very potential to be used. Along the development of
the need for fuel, the use of rubber seed oil is increasingly being studied. The
process of extracting rubber seed oil can be done in two ways, including pressing
(pressing), and solvent (solvent). Two methods are commonly used, namely the
pressing method mechanics include hydraulic pressing and screw pressing. The
hydraulic pressing method requires a pre-treatment consisting of a heating process
or heating process tempering. In this study studied the effect of preheating
temperature and pressure pressing on rubber seed oil recovery by hydraulic
pressing method (Hydraulic pressing).

Key words : Rubber Seed, Hydraulic Press, Rubber Seed Oil


ABSTRAK

MHD. FADHIL RAIHAN TOLO, 71200713063 / 2022. Sejarah Tanaman


Karet (Hevea brasilliensis Murel Arg.)

Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) merupakan salah satu komoditas


pertanian yang penting untuk Indonesia dan lingkup Internasional. Indonesia
adalah negara produsen karet alam terbesar ke dua di dunia setelah Thailand, karet
merupakan salah satu hasil pertanian yang banyak menunjang perekonomian
Negara. Selain menghasilkan lateks, perkebunan karet juga menghasilkan biji
karet yang belum termanfaatkan secara optimum dengan melihat tingginya
kandungan minyak di dalam daging biji karet yakni sebesar 30% maka minyak
tersebut sangat potensial untuk dimanfaatkan. Seiring perkembangan kebutuhan
terhadap bahan bakar, pemanfaatan minyak biji karet semakin banyak diteliti.
Proses pengambilan minyak biji karet dapat dilakukan dengan dua cara antara lain
pengepresan (pressing),dan pelarut (solvent). Dua cara yang umum digunakan
yaitu dengan metode pengepresan mekanis antara lain pengepresan hidrolik
(hydraulic pressing) dan pengepresan berulir (screw pressing). Cara hydraulic
pressing memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari proses pemanas an
atau tempering. Pada penelitian ini mempelajari tentang pengaruh temperatur
pemanasan awal dan tekanan pengepresan terhadap perolehan minyak biji karet
dengan metode pengepresan hidrolik (Hydraulic pressing).

Kata Kunci : Biji Karet, Press Hidrolik, Minyak Biji Karet.


PENDAHULUAN

Latar belakang

Tanaman karet adalah tanaman tropis yang berkembang dengan baik pada

zona antara 15°LS dan 15°LU dengan curah hujan tidak kurang dari 2000 mm per

tahun. Tanaman ini tumbuh secara optimal pada ketinggian 200 m di atas

permukaan laut, suhu pertumbuhan antara 25-35° C dengan suhu optimal 28° C

(Setyamidjaja, 2010).

Tanaman karet berasal dari Brazil dan masuk indonesia pada tahun 1876.

Karet alam diperoleh dengan menyadap batang tanaman karet. Karet alam yang

baru disadap mengandung 36% Hidro Carbon karet sebagai fraksi padatan dan

sisanya bahan bukan karet yang jumlahnya relatif kecil. Sebagian besar larut

dalam air, dan sebagian lagi terdispersi pada permukaan partikel karet (Barney,

2013).

Karet dapat diolah menjadi berbagai bentuk olahan permesinan, salah satu adalah

pengolahan karet menjadi rubber bushing. Rubber bushing merupakan komponen yang

berupa karet yang berada pada titik tumpu antara roda dengan lengan pencengkeramnya.

Rubber bushing berguna untuk meredam getaran pada sambungan antar komponen

suspensi dari logam tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui kualitas rubber bushing

adalah dengan melihat tingkat kekerasannya. Sulfur adalah salah satu bahan aditif

pencampur karet kompon dalam pembuatan rubber bushing yang berfungsi untuk

meningkatkan kekerasan. Semakin banyak kandungan sulfur dalam karet kompon maka

rubber bushing akan semakin keras pula. (Alfa, A. A. 2010)

Tujuan Praktikum

Dalam kegiatan praktikum ini memiliki tujuan, yakni sebagai berikut:


1. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui sejarah tanaman karet di Indonesia.

2. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tentang tanaman karet.

3. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui penemu tanaman karet.


TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan tanaman perkebunan

yang bernilai ekonomis tinggi. Tanaman tahunan ini dapat disadap getah

karetnya pertama kali pada umur tahun ke-5. Dari getah tanaman karet

(lateks) tersebut bisa diolah menjadi lembaran karet (sheet), bongkahan

(kotak), atau karet remah (crumb rubber) yang merupakan bahan baku

industri karet. Kayu tanaman karet, bila kebun karetnya hendak diremajakan,

juga dapat digunakan untuk bahan bangunan, misalnya untuk membuat

rumah, furniture dan lain-lain (Purwanta et al., 2014).

Tanaman karet merupakan tanaman asli Brazil yang mempunyai nama

latin Hevea brasiliensis. Tanaman karet adalah tanaman berumah satu

(monoecus). Pada satu tangkai bunga yang berbentuk bunga majemuk

terdapat bunga betina dan bunga jantan. Penyerbukannya dapat terjadi dengan

penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Penyerbukan silang terjadi

dengan bantuan serangga seperti jenis-jenis Nitudulidae, Phloeridae,

Curculionidae, dan jenis-jenis lalat (Dinda, 2020).

Tanaman karet ( Hevea brasilliensis Muell Arg ) adalah tanaman getah

getahan. Dinamakan demikian karena golongan ini mempunyai jaringan

tanaman yang banyak mengandung getah ( lateks ) dan getah tersebut

mengalir keluar apabila jaringan tanaman terlukai. Sebelum dipopulerkan

sebagai tanaman budidaya yang dikebunkan secara besar-besaran, penduduk

asli Amerika Selatan, Afrika, dan Asia sebenarnya telah memanfaatkan

beberapa jenis tanaman penghasil getah. Karet masuk ke Indonesia pada


tahun 1864, mula-mula karet ditanam di kebun Raya Bogor sebagai tanaman

koleksi. Dari tanaman koleksi karet selanjutnya dikembangkan ke beberapa

daerah sebagai tanaman perkebunan komersial (Setiawan dan Andoko, 2015).

Bunga yang sempurna terdiri dari atas tiga bagian pokok yaitu dasar

bunga, perhiasan bunga dan persarian. Benang sari dan putik ini terdapat

dalam satu bunga atau bunga karet terdiri dari bunga jantan dan bunga betina

yang terdapat dalam malai payung tambahan yang jarang. Pangkal tenda

bunga berbentuk lonceng. Pada ujung terdapat lima tajuk yang sempit.

Panjang tenda bunga 4-8 mm. Bunga betina berambut vilt. Ukurannya lebih

besar sedikit dari yang jantan dan mengandung bakal buah yang beruang tiga.

Kepala putik yang akan dibuahi dalam posisi duduk juga berjumlah tiga buah.

Bunga jantan mempunyai seluruh benang sari yang tersusun menjadi satu

tiang. Kepala sari terbagi dalam dua karangan, tersusun satu lebih tinggi dari

yang lain. Paling ujung adalah suatu bakal bakal buah yang tidak tumbuh

sempurna (Putri, 2017).

Produksi karet alam dunia pada tahun 2020 akan mencapai 13 juta ton

dan Indonesia diperkirakan akan menjadi negara penghasil karet alam

terbesar di dunia. Hal ini dimungkinkan karena Indonesia mempunyai area

perkebunan yang luas. Peningkatan produksi dapat dilakukan melalui

pengembangan areal baru maupun peningkatan produktivitas dengan

meremajakan areal tanaman karet tua, rehabilitasi tanaman, dan intensifikasi

dengan menggunakan klon-klon unggul terbaru (Boerhendhy dan

Amypalupy, 2020).
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Lahan Praktikum TBT. Karet

Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Jalan Karya Wisata,

Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Kota Madya Medan,

Provinsi Sumatera Utara Pada Ketinggian Tempat ± 25 mdpl dengan

topografi datar. Praktikum ini dilaksanakan Pada hari Selasa Tanggal 12

Oktober 2022 Pukul 14.00 Wib sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan adalah lahan

Alat

Alat yang digunakan adalah alat tulis, cangkul, sepatu bot

Cara Kerja

1. Bawa alat dan bahan yang diperlukan

2. Memakai sepatu boat

3. Membawa cangkul

4. Ratakan lahan yang ingin dijadikan sebagai tempat penananaman karet

5. Bersihkan gulma yang berada di lahan


HASIL PRAKTIKUM

Untuk hasil jurnal sesuai dengan hasil praktikum yang dilakukan

dilapangan.

Gambar Keterangan

Gambar atau foto disamping adalah


gambar dari tanaman karet.
PEMBAHASAN

Tanaman karet merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur

30 tahun. Habitus tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat

mencapai 15 – 20 meter. Tanaman karet memiliki sifat gugur daun sebagai respon

tanaman terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (kekurangan

air/kemarau).

Tanaman karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg.) merupakan komoditi yang sangat

penting di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditi ini juga

memberikan kontribusi yang signinifikan sebagai salah satu sumber pendapatan, devisa,

pendorong pertumbuhan ekonomi, serta pelestarian lingkungan dan sumberdaya hayati.

Indonesia memiliki areal perkebunan karet terluas di dunia, yaitu sekitar 3.639.695 ha

pada tahun 2016, dengan produksi total sebesar 3.157.785 ton pertahun.

Tanaman karet memiliki banyak manfaat, selain dapat diambil lateksnya untuk

bahan baku pembuatan aneka barang keperluan manusia, juga memberikan hasil

sampingan berupa kayu atau batang pohon karet untuk bahan bangunan dan

industri. Keberhasilan budidaya karet selain dipengaruhi faktor tanaman dan

lingkungan juga tidak terlepas faktor pemeliharaan. Untuk mendapatkan

keuntungan yang tinggi diperlukan pemeliharaan yang baik salah satunya

pengendalian gulma. Masalah gulma akan berbeda pada saat tanaman belum

menghasilkan (TBM) dengan setelah menghasilkan (TM).


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Tanaman karet merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai

umur 30 tahun

2. Habitus tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat

mencapai 15 – 20 meter.

3. Tanaman karet memiliki sifat gugur daun sebagai respon tanaman

terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (kekurangan

air/kemarau).

4. Tanaman karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg.) merupakan komoditi yang

sangat penting di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja,

komoditi ini juga memberikan kontribusi yang signinifikan sebagai salah

satu sumber pendapatan, devisa, pendorong pertumbuhan ekonomi, serta

pelestarian lingkungan dan sumberdaya hayati.

5. Tanaman karet memiliki banyak manfaat, selain dapat diambil lateksnya

untuk bahan baku pembuatan aneka barang keperluan manusia, juga

memberikan hasil sampingan berupa kayu atau batang pohon karet untuk

bahan bangunan dan industri.

Saran

1. Praktikan dapat datang dengan waktu yang sudah ditentukan.

2. Diharapkan praktikan mengikuti praktikum dengan tertib.


3. Semoga praktikan dapat menjaga dengan baik alat dan bahan selama

praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Alfa, A. A. 2010. Pengholahan tanaman karet. https://pengolahantanamankaret.com.


Diakses pada tanggal, 17 Okteber 2022. Pada pukul 19.00 WIB.
Barney, 2013. Sejarah pada tanaman karet. https://sejarahkaret.co.id. Diakses pada
tanggal, 17 Oktober 2022. Pada pukul 19.25 WIB.
Boerhendhy dan Amypalupy, 2020. Produksi karet di Indonesia.
http://repositori.unsil.ac.id/1492/3/11%20BAB%201.pdf. Diakses pada
tanggal, 17 Okteber 2022. Pada pukul 19.35 WIB
Dinda, 2020. Tanaman karet berasal dari Brazil. https://tanamankaret.co.id.
Diakses pada tanggal, 17 Oktober 2022. Pada pukul 19.45 WIB.
Purwanta et al., 2014. Tanaman karet (Hevea brasiliensis).
Https://sejarahtanamankaret.co.id. Diakses pada tanggal, 17 Oktober 2022.
Pada pukul 20.00 WIB.
Putri, 2017. Bunga pada tanaman karet.
https://penjelasantentangbungatanamankaret.co.id. Diakses pada tanggal, 17
Oktober 2022. Pada pukul 20.15 WIB.
Setiawan dan Andoko, 2015. Tanaman karet adalah tanaman getah getahan.
https://tanamankaret.co.id. Diakses pada tanggal, 17 Oktober 2022. Pada
pukul 21.15 WIB.
Setyamidjaja, 2010. Tanaman karet adalah tanaman tropis.
https://tanamankarettanamantropis.co.id. Diakses pada tanggal, 17 Oktober
2022. Pada pukul 20.35 WIB.

You might also like