Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 3

Tuesday Chapel Catechism Exposition

12 October 2021
The Wise and Beautiful Providence of the Triune God
Westminster Larger Catechism (WLC) Q.18-20

Summary of Today’s Sermon


Rev. Ric Cannada has preached the theme The Wise and Beautiful Providence of the Triune God of the 18th-20th questions of WLC.
The main points that he emphasized is:
 The WLC Q.18-20 is about the doctrine of Divine Providence, and this doctrine essentially is a solemn confession, based on
Scriptures, that the Triune God is the Creator and the Controller of all thing through His sovereign providence which includes
angels, people, and all creation. This means, everything that happens does so because God wills it to happen, wills it to happen
before it happens, and wills it to happen in the way that it happens. The Scriptures teaches in many places that the extent of the
Triune God’s Providence is so wide. It covers big things such as what happen in nature like Cyclone, natural disasters, climate
changes, etc (Psalm 135:6-7; Is. 45:7), affairs of the nations (Is. 10:5-16), even the kings’s or presidents’ hearts are in God’s
hand (Proverb 21:1). It covers little and seems to be insignificant things in our eyes such as the fall of a sparrow (Mat. 10:29-31)
and the roll of dice (Proverb 16:33). In all these things, God is sovereign in His providence.
 God’s providence also covers the details of the lives of people. The days of our lives are numbered by God (Job 14:5), how we
spend our days, even illness and death are controlled by the LORD, for example the 10 plagues of Egypt, even the spread of
Covid-19 is not without God’s control. The illness and death of individuals are included in this (Acts. 12:20-23). All these are
revealed to us in order to humble us before God who is the real Creator and Controller of everything, but not only this, God’s
purpose by making us known His providence is to get us Christians to trust Him and His providence in our lives, and drawing
comfort from this trust. We are, as His children, is the most valuable object of His providence (Mat. 10:29-31). The life of God’s
people in the Bible testifies to this truth: God’s providence guides Ruth to find the right husband; it guides the suffering of Job until
finally he can experience God himself and was being blessed twice; and it uses Stephen’s death as one of the factors to convert
Paul. Among the clearest pictures of His providence is how He works providentially in the life of Joseph. This work does not only
have Joseph individually as its object, but also the preservation of His people for fulfilling His ultimate redemptive purpose
wherein through this people, He promised the coming of the Savior who will become blessing for all nations. God guided and
shaped Joseph’s life from taming his pride (robe and dreams) through his brothers’ actions until he can humble and trust God
which will lead to his success as slave of Potiphar, as prisoner, and, finally, as ruler. In the end, he can forgive his brother
because he believes God’s sovereign providence in his life, how He has planned all his life’s circumstances for His people’s
benefit and preservation. He knows that His brothers truly repented and were fully responsible to God, but actually their sins were
within God’s plan. This is the double truth of God’s sovereignty and human responsibility (Gen. 45:6-8, 14-15; 50:15-21). So, God
often allows us to suffer so that others might be blessed, we need to learn that whatever happens to us has a higher
purpose (Rom. 8:28). Even Christ’s crucifixion is not outside God’s purpose (Acts. 2:22-24; 4:27-28).
 If we face many difficult circumstances in this life, we need (1) to reflect whether we do sin (doubts, fears, grumbling, complaining,
anger, frustation), so recognize our sin; (2) to repent and turn to Christ; (3) to learn to believe that God has a plan for our life, that
God will be with us as He was with Abraham, Isaac, Jacob, and Joseph; and, finally, (4) trust that our Lord Jesus Christ to be with
us always, and that even life’s dissappointments are ultimately part of God’s good plan for us.

Questions for Discussion


1. Could you share what you get from today’s sermon?
2. Could you give one example of the most tragic event that you ever known from history or news, and explain that from what you
have learn from today’s sermon?
3. Have you ever experienced God’s providence in your life? Please give one example and please share your lesson learned.
4. How could we as UPH community apply the doctrine of God’s providence in our work place? Please share.

Prayer
Father, enable and discipline our heart to be humble and to trust in your providence for whatever things happen in our life, Amen.
Tuesday Chapel Eksposisi Katekismus
12 Oktober 2021

Providensia Yang Indah Dan Bijak Dari Allah Tritunggal


Katekismus Besar Westminster (KBW) Pertanyaan ke-18-20

Ringkasan Khotbah hari ini


Pdt. Ric Cannada telah mengkhotbahkan hari ini tentang Providensia Yang Indah dan Bijak Dari Allah Tritunggal, sebuah eksposisi
pertanyaan ke-18-20 KBW. Pokok-pokok pemikiran yang ditekankan beliau dalam khotbah ini adalah:
 KBW pertanyaan 18-20 adalah mengenai doktrin Providensia Ilahi, dan doktrin ini secara esensial adalah suatu pengakuan yang
mulia, berdasarkan Alkitab, bahwa Allah Tritunggal adalah Sang Pencipta dan Sang Pengendali segala sesuatu melalui
Providensia-Nya yang berdaulat, dimana Providensia ini juga mencakup para malaikat, manusia, dan seluruh ciptaan. Ini berarti,
segala sesuatu yang terjadi, terjadi karena Allah Tritunggal menghendakinya untuk terjadi, menghendakinya untuk terjadi
sebelum ia terjadi, dan menghendakinya terjadi sebagaimana ia terjadi. Alkitab mengajarkan di banyak tempat bahwa cakupan
karya Providensia Allah Tritunggal sangatlah luas. Karya itu mencakup hal-hal besar seperti hal-hal yang terjadi di alam,
contohnya angin Siklon, bencana-bencana alam, perubahan-perubahan iklim, dan lain-lain (Maz. 135:6-7; Yes. 45:7), peristiwa-
peristiwa yang terjadi di antara bangsa-bangsa (Yes. 10:5-16), bahkan hati raja-raja atau presiden-presiden berada di tangan
Allah (Amsal 21:1). Karya itu mencakup juga hal-hal kecil yang nampaknya tidak berarti di dalam pandangan mata kita seperti
jatuhnya burung pipit ke bumi (Mat. 10:29-31) dan hasil pelemparan dadu (Amsal 16:33). Dalam kesemuanya ini, Allah mutlak
berdaulat dalam karya-karya Providensia-Nya.
 Karya Providensia Allah juga mencakup rincian-rincian kehidupan manusia. Hari-hari kehidupan kita telah dihitung oleh Allah
(Ayub 14:5), bagaimana kita menghabiskan hari-hari kita, bahkan penyakit dan kematian berada dalam kendali TUHAN,
contohnya ke-10 tulah di Mesir, bahkan penyebaran virus Covid-19 ini tidak tanpa kendali Allah Tritunggal. Penyakit dan
kematian individu-individu juga termasuk di sini (Kisah. 12:20-23). Semuanya ini disingkapkan kepada kita supaya kita
merendahkan diri di hadapan Allah yang adalah Pencipta dan Pengendali sesungguhnya atas segala sesuatu, tetapi bukan
hanya ini, tujuan Allah menyingkapkan misteri Providensia-Nya kepada kita dalam Firman-Nya adalah untuk membuat kita
meyakini-Nya dan karya Providensia-Nya dalam hidup kita, dan memperoleh penghiburan dari keyakinan ini. Kita, sebagai anak-
anak-Nya, adalah objek Providensia-Nya yang paling berharga (Mat. 10:29-31). Kehidupan umat Allah dalam Alkitab
menyaksikan kebenaran ini: Providensia Allah menuntun Rut untuk menemukan suami yang tepat; karya ini juga menuntun
penderitaan Ayub sampai akhirnya ia dapat mengalami Allah sendiri dan diberkati berganda; dan ia menggunakan kematian
Stefanus sebagai salah satu faktor untuk mempertobatkan Paulus. Di antara gambaran yang paling jelas dari karya Providensia
Allah adalah bagaimana Ia secara providensial bekerja dalam kehidupan Yusuf. Karya ini tidak hanya memiliki Yusuf secara
individu sebagai objeknya, tetapi juga pemeliharaan umat-Nya untuk menggenapi tujuan penebusan-Nya yang ultimat dimana
melalui umat ini, Ia menjanjikan kedatangan dari Juruselamat yang akan menjadi berkat bagi segala bangsa. Allah menuntun dan
membentuk kehidupan Yusuf, mulai dari menjinakkan kesombongannya (jubah yang indah dan mimpi-mimpi) melalui tindakan-
tindakan saudara-saudaranya sampai ia dapat merendahkan hati, meyakini, dan bergantung sepenuhnya kepada Allah yang
akan memimpin hidupnya menuju kepada kesuksesan baik sebagai budak Potifar, sebagai tahanan, dan, akhirnya, sebagai
pemimpin. Pada akhirnya, ia dapat mengampuni saudara-saudaranya karena ia percaya akan kedaulatan Providensia Allah
dalam hidupnya, bagaimana Allah telah merencanakan segala hal-ihwal dan peristiwa yang terjadi dalam hidupnya untuk
manfaat dan pemeliharaan umat-Nya. Ia mengetahui bahwa saudara-saudaranya sungguh-sungguh telah bertobat dan mereka
bertanggung jawab secara penuh kepada Allah, tetapi sebenarnya dosa-dosa mereka berada dalam lingkup Providensia dan
rencana Allah. Inilah kebenaran ganda akan kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia (Kej. 45:6-8, 14-15; 50:15-21).
Dengan demikian, Allah seringkali membiarkan kita untuk mengalami penderitaan demi supaya orang-orang lain dapat
diberkati, kita perlu belajar, bahwa apapun yang terjadi atas kehidupan kita memiliki maksud yang lebih tinggi (Rom.
8:28). Bahkan penyaliban Kristus tidak berada di luar maksud dan rencana Allah (Kisah. 2:22-24; 4:27-28).
 Jika kita menghadapi banyak keadaan sulit dalam hidup ini, kita perlu (1) merefleksikan apakah kita sedang melakukan dosa
(meragukan Allah, ketakutan secara berlebihan, bersungut-sungut, mengeluh, marah, dan frustasi), jadi sadarilah akan dosa-
dosa kita; (2) bertobat dan berbalik kepada Kristus; (3) belajar untuk percaya bahwa Allah Tritunggal memiliki rencana untuk
kehidupan kita, bahwa Allah akan bersama kita sebagaimana Ia bersama Abraham, Ishak, Yakub, dan Yusuf; dan, akhirnya, (4)
yakin bahwa Tuhan kita Yesus Kristus selalu bersama kita, dan bahwa bahkan kekecewaan-kekecewaan yang mungkin kita
alami dalam hidup ini, secara ultimat, adalah bagian dari rencana Allah yang baik bagi kita.

Pertanyaan untuk didiskusikan


1. Dapatkah Anda membagikan apa yang Anda peroleh melalui khotbah hari ini?
2. Dapatkah Anda memberikan satu contoh peristiwa tragis yang Anda ketahui dari sejarah atau berita, dan jelaskan peristiwa itu
berdasarkan apa yang telah Anda pelajari dari khotbah hari ini?
3. Apakah Anda pernah mengalami providensia Allah dalam hidup Anda? Silahkan berikan satu contoh dan silahkan bagikan
pelajaran yang Anda peroleh dari pengalaman itu.
4. Bagaimanakah kita sebagai satu komunitas UPH mengaplikasikan doktrin Providensia Allah di tempat kerja kita? Silahkan bagikan.

Doa
Bapa, mampukan dan disiplinkan hati kami untuk merendah dan percaya sepenuhnya kepada providensia-Mu atas apapun yang
terjadi dalam hidup kami, Amin.

You might also like