Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

PERTEMUAN 5

PEMILIHAN DATA (SAMPEL) & DESAIN


PENELITIAN (RISET) BISNIS
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi  kelompok keseluruhan orang, peristiwa atau sesuatu yang ingin
diselidiki oleh peneliti.
Populasi sasaran
Tujuan utama penarikan sampel adalah untuk memperoleh informasi
tentang populasi. Oleh karena itu sejak awal perlu mengidentifikasi populasi
secara tepat dan akurat.
Contoh :
populasi sasaran untuk penelitian persepsi akuntan adalah para akuntan.
Populasi sasaran untuk calon mahasiswa potensial adalah siswa SMU dll
Elemen  suatu anggota tunggal dari populasi.
Jika terdapat 200 penumpang pesawat dalam suatu penerbangan, maka
setiap penumpang pesawat tersebut merupakan elemen dari populasi.
Sampel  beberapa anggota atau suatu bagian (subset) dari populasi. Hal
ini mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Sehingga
sebagaian elemen dari populasi merupakan sampel.
Sampel (contoh)  penting dalam penelitian berkaitan dengan kredibilitas
dan mutu penelitian serta biaya penelitian yang harus di bayar.
2
Mengapa dalam penelitian digunakan sampel
(contoh) dan apakah sampel dapat dikatakan
mewakili seluruh populasi?

Alasan diperlukannya sampel dalam penelitian :


• Seluruh Populasi  Teknik sensus membutuhkan
biaya yang sangat besar/mahal (tenaga pencacah dan
waktu yang lama).

• Teknik sensus tidak luwes dan tidak praktis untuk


pengambilan keputusan terbatas.

3
Sampel dapat mewakili seluruh populasi, apabila:
1. Sampel harus mengandung dua criteria yaitu cermat (accuracy)
dan tepat (precission).

• Kriteria cermat dimaksudkan agar sampel yang diambil tidak


akan bias sehingga sampel dapat memberikan reaksi yang tidak
berlebih atau kurang tetapi memberikan reaksi wajar.
• Kriteria tepat mengandung arti sampel yang diambil dapat
mewakili dengan wajar keseluruhan populasi tersebut. Oleh
karena itu aspek ketepatan ini mengandung pengukuran standard
yang dapat ditoleransi terhadap kemungkinan kesalahan
pengambil sampel.

2. Menggunakan teknik pengambilan sampel (teknik sampling) yang


sesuai dengan strategi penelitian yang dilakukan.

4
Sampling  adalah proses memilih suatu jumlah unsur populasi
yang mencukupi dari populasi, sehingga dengan mempelajari
sampel dan memahami karakteristiknya memungkinkan untuk
untuk menggeneralisasikan karakteristik tersebut pada seluruh
anggota populasi.
Kategori Sampling  Probability Sampling dan Non probability
sampling
Probability sampling yaitu proses pengambilan sampel yang
menjamin adanya peluang bahwa setiap unsure populasi dipilih
sebagai anggota sampel.
Sampling Probability meliputi sample random sampling, systematic
sampling, stratified random sampling, cluster sampling, area
sampling dan duble sampling
Non Probability Sampling yaitu proses pengambilan sampel yang
tidak menjamin adanya peluang bahwa setiap unsure poppulasi
dipilih sebagai anggota sampel
Sampling Non Probability meliputi canvebience sampling, judgement
sampling, quota sampling dan snowball sampling.
5
Ukuran sampel 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam


pengambilan sampel selain metode pengambilan sampel
di atas adalah tingkat ketepatan (precision) dan tingkat
kepercayaan (confidence) sampel.
Ketepatan (precision) mengacu pada seberapa dekat
estimasi peneliti berdasarkan sampel yang terpilih
terhadap karakteristik yang sebenarmya dari populasi.
Confidence level : derajat kepercayaan atau ketelitian
pengambilan sebuah sampel. Confidence level 95%-
99%. Semakin tinggi Condidence level semakin dapat
dipercaya data tersebut. (100 - CL = 1%-5%) adalah
persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir.
6
Ukuran sampel dapat pula ditentukan dengan menggunakan rumus
slovin (1960) yang dikutip sevilla (1994) sbb:
N
n = ------------------
1 + N e2
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan,
misalnya 2%
misalnya:
Jumlah elemen dalam populasi adalah 8000. apabila Confidence
level 98% berapa sampel yang harus diambil = 1905. Apabila CL
diturunkan menjadi 95% berapa jumlah sampelnya = 380.9 dst.
Semakin tinggi CL semakin besar sampelnya, semakin rendah CL
semakin sedikit sampelnya.
7
Dalam menentukan ukuran/jumlah sampel juga perlu
memperhatikan pedoman kasar yang dikemukakan oleh Roscoe
dalam Sekaran (2000), yaitu:
1. Jumlah sampel yang paling sesuai untuk hampir semua penelitian
adalah 30 < n < 500

2. Apabila sampel dibagi ke dalam beberapa subsampel (laki-


laki/perempuan, senior/yunior) jumlah sampel minimum untuk tiap
kategori adalah 30

3. Dalam penelitian multivariate(multiple regression analysis) jumlah


sampel harus beberapa kali (sekitar 10 kali atau lebih) lipat dari
jumlah variabel dalam penelitian.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan


pengendalian ekperimental yang ketat, penelitian yang baik dapat
dilakukan dengan menggunakan sampel sekitar 10 sampai 20.
8
PENGERTIAN DESAIN RISET
Desain riset adalah kerangka kerja atau
rencana untuk melakukan studi yang
akan digunakan sebagai pedoman dalam
mengumpulkan dan menganalisis data

9
JENIS-JENIS DESAIN RISET
• Riset Eksploratori
Desain riset yang lebih menekankan pada pengumpulan
ide-ide dan masukan-masukan; hal ini khusus berguna
untuk memecahkan masalah yang luas dan samar
menjadi sub masalah yang lebih sempit dan lebih tepat.
• Riset Deskriptif
Desain riset yang lebih menekankan pada penentuan
frekuensi terjadinya sesuatu atau sejauh mana dua
variable berhubungan.
• Riset Sebab Akibat Atau Causal
Desain riset yang lebih menekankan pada penentuan
hubungan sebab dan akibat.
10
KLASIFIKASI RANCANGAN RISET

RANCANGAN RISET

Penjajagan Inferensi
(Exploratory) (Conclusive)

Deskriptif Sebab-Akibat

Seksi Silang (Cross-sectional design) Longitudinal

Tunggal Jamak
(Single cross- (Multiple cross-
sectional design) sectional design)

11
EKSPLORASI, DESKRIPTIF,
DAN SEBAB-AKIBAT

EKSPLORASI DESKRIPTIF SEBAB-AKIBAT


Tujuan: Mencari Menjelaskan Menentukan
wawasan dan gagasan karakteristik atau hubungan sebab-
fungsi akibat

Karakteristik: Luwes, Didahului oleh Manipulasi satu atau


rumit, menghasilkan perumusan hipotesis lebih peubah
rancangan riset akhir dan rancangan riset
terstruktur

Metode: Penjajagan Data sekunder, survey, Eksperimen


ahli, percobaan, riset observasi
kualitatif, data
sekunder

12
RISET EKSPLORATORI

• Tujuan riset eksploratori adalah untuk menjajagi atau membedah suatu


masalah secara menyeluruh dengan teliti untuk memperoleh wawasan
(insights) dan pemahaman (understanding)
• Beberapa manfaat eksplorasi
• Merumuskan atau membuat batasan masalah secara lebih tepat dan rinci
• Mengidenifikasi alternatif arah tindakan
• Merumuskan hipotesis
• Mengisolasi peubah kunci dan saling hubungannya untuk penyelidikan
lebih lanjut
• Memperoleh gagasan untuk mengembangkan pendekatan terhadap
masalah
• Membuat prioritas untuk penelitian selanjutnya

13
RISET DESKRIPTIF

• Tujuan riset deskriptif adalah menjelaskan suatu topik yang biasanya


berupa fungsi atau karakteristik pasar
• Menjelaskan karakteristik kelompok tertentu misalnya konsumen,
wiraniaga (salespeople), organisasi, dan area pasar. Misalnya riset untuk
menentukan profil konsumen berat (heavy buyer) dari adipasar tertentu
• Estimasi persentase populasi tertentu dengan perilaku belanja tertentu
• Menentukan persepsi terhadap karakteristik produk
• Menentukan hubungan peubah perilaku belanja misalnya belanja sambil
makan di luar rumah
• Membuat prediksi yang spesifik misalnya prediksi belanja pada adipasar
tertentu pada daerah tertentu

14
CONTOH RISET DESKRIPTIF
• Kajian pasar yang meneliti luas pasar, daya beli konsumen,
keberadaan distributor, dan profil konsumen
• Kajian saham pasar yang menjelaskan proporsi pen-julalan total
suatu perusahaan dari seluruh penjualan di pasar (si=s/S)
• Kajian analisis penjualan yang menjelaskan penjualan menurut
daerah geografis, lini produk, tipe dan besaran rekening
• Kajian citra yang menentukan persepsi konsumen terhadap
perusahaan dan produknya
• Kajian penggunaan produk yang menjelaskan pola konsumsi
• Kajian distribusi yang menentukan pola arus barang dan jumlah
lokasi distributor
• Kajian penentuan harga yang menjelaskan rentang dan perubahan
frekuensi harga dan prediksi reaksi konsumen terhadap perubahan
harga
• Kajian iklan (advertising study) yang menjelaskan kebiasaan
konsumen menonton iklan dan profil pemirsa terhadap program
televisi dan majalah tertentu
15
RANCANGAN SEKSI SILANG
DAN JAMAK SEKSI
• Tipe rancangan riset yang meliputi pengumpulan
informasi dari sembarang unsur populasi yang dilakukan
hanya sekali saja
• Rancangan seksi silang tunggal adalah tipe rancangan
di mana hanya satu responden yang ditarik dari populasi
target dan informasi dikumpulkan hanya dari responden
itu dan dilakukan sekali saja
• Rancangan seksi silang jamak adalah tipe rancangan di
mana hanya dua atau lebih responden yang ditarik dari
populasi target dan informasi dikumpulkan hanya sekali
saja dari tiap responden itu
• Analisis kohort adalah tipe rancangan seksi silang jamak
yang terdiri atas satu seri survey yang dilakukan pada
interval waktu tertentu. Kohort merupakan kelompok
responden yang mempunyai pengalaman yang sama
pada interval waktu yang sama
16
RANCANGAN RISET JANGKA PANJANG
(LONGITUDINAL RESEARCH DESIGN)

• Tipe rancangan riset yang menyangkut responden


tertentu dari elemen populasi yang dihitung berulang-
ulang. responden tetap sama sepanjang penelitian
sehingga dapat memberikan gambaran yang
mencerminkan ilustrasi suatu situasi dan perubahannya
secara jelas sepanjang jangka waktu penelelitian.

17
PANEL
• Panel, yang acap disamakan dengan longitudinal,
adalah responden biasanya rumah tangga yang mau
memberikan informasi untuk rentang waktu tertentu
dalam periode waktu berkelanjutan. Perusahaan
sindikasi mempertahankan panel dan anggota panel
diberikan imbalan atas partisipasi mereka berupa
hadiah, kupon, informasi, atau uang tunai. Contoh panel
adalah rancangan yang dibuat untuk mengetahui
perubahan sikap wanita terhadap kegiatan atau acara
tertentu. 18
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN RANCANGAN
LONGITUDINAL DAN RANCANGAN SEKSI SILANG
KRITERIA EVALUASI RANCANGAN RANCANGAN
SEKSI-SILANG LONGITUDINAL

Deteksi perubahan - +

Jumlah data yang - +


dikumpulkan
Akurasi - +

Keterwakilan + -
responden
penyimpangan respon + -

+ keunggulan - kelemahan
19
RISET SEBAB AKIBAT

• Tipe riset inferensi dengan tujuan untuk memperoleh


kenyataan yang hubungannya bersifat sebab-akibat.
• Untuk mengetahui peubah yang menjadi penyebab
(independent variable) dan peubah akibat (dependent
variable) dari suatu fenomena.
• Untuk menentukan sifat atau hakikat hubungan antara
peubah penyebab dan peubah yang akibatnya akan
dibuat prediksinya.

20
HUBUNGAN ANTARA RISET
EKSPLORATORI, DESKRIPTIF
DAN SEBAB AKIBAT
 Jika hanya sedikit informasi yang diketahui tentang
masalah yang akan diteliti, riset eksploratori dilakukan
sebagai perintis untuk dapat merinci situasi masalah,
membuat arah dan langkah-langkah selanjutnya.
 Riset eksploratori umumnya diikuti oleh riset deskriptif
atau riset sebab akibat.
 Tidak selamanya riset dimulai dengan riset eksploratori
karena hakikat riset tergantung dari situasi yang
dihadapi. Riset kepuasan konsumen yang dilakukan tiap
tahun misalnya tidak perlu dimulai dengan riset
eksploratori.
 Riset eksploratori dapat membantu pemahaman riset
deskriptif atau riset sebab-akibat. Riset tentang
penentuan harga yang dihasilkan oleh riset sebab-akibat
atau disekriptif sukar dipahami oleh para manajer
sehingga pemahamnya perlu dibantu dengan riset
eksplorasi. 21

You might also like