Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

MAKALAH

“PENDIDIKAN SEBUAH SISTEM,KOMPONEN YANG BERKELINDAN


GURU,KURIKULUM,SARANA,DAN PROSES PEMBELAJARAN MENUJU BANGSA YANG
BERKUALITAS”

Makalah Ini Di Buat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengantar Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr H. Masduki Duryat, M.pd.I

Disusun Oleh:

1) Muhaemin NIM:2223.01.02.0028

3) Sri Mulyani NIM:2223.01.02.0002

4) Susina NIM:2223.01.02.0039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) AL-AMIN
INDRAMAYU
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan Rahmat dan Hidayahnya
sehingga, dapat menyelesaikan makalah ini meskipun jauh dari kesempurnaan.

Pembuatan makalah ini di harapkan dapat menjadi salah satu wadah pembelajaran dalam
menimbah ilmu utamanya dalam mata kuliah Anak berkebutuhan khusus pada judul”
PENDIDIKAN SEBUAH SISTEM ,KOMPONEN YANG BERKELINDAN GURU,
KURIKULUM,SARANA DAN PROSES PEMBELAJARAN MENUJU BANGSA YANG
BERKUALITAS”

Pada kesempatan ini kami membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang berguna untuk
perbaikan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dalam proses
pembelajaran utamanya dalam Pengantar Ilmu Pendidikan.

Patrol,17 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………....Ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ………………………………………………………………………………..1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….2

1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pendidikan sebagai suatu sistem………………………………………………3

2.2 Pendidik……………………………………………………………………………….…...3

2.3 Peserta didik……………………………………………………………………………….3

2.4 Tujuan……………………………………………………………………………………..3

2.5 Alat pendidikan……………………………………………………………………………3

2.6 Metode…………………………………………………………………………………….3

2.7 Materi………………………………………………………………………………………3

2.8 Lingkungan…………………………………………………………………………………3

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….4

3.2 Saran……………………………………………………………………………………….4

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………5
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan seorang manusia. Hal ini dikarenakan
dengan adanya pendidikan, seorang manusia dapat menjadi pribadi yang terarah. Melalui pendidikan juga
manusia dapat mempunyai kemampuan-kemampuan mengatur dan mengontrol serta menentukan dirinya
sendiri. Pendidikan adalah kebutuhan pokok seorang manusia. Tanpa adanya pendidikan, seorang
manusia akan menjadi pribadi yang hilang arah tanpa tujuan hidup.

Pendidikan merupakan sebuah sistem. Sistem merupakan satu kesatuan komponen-komponen atau
unsur-unsur sebagai sumber yang memiliki hubungan fungsional yang teratur, tidak secara acak yang
saling bekerja sama untuk mencapai suatu hasil ataupun tujuan. Pendidikan sebagai suatu sistem
merupakan kesatuan dari berbagai komponen yang saling berkaitan antara komponen satu dengan yang
lainya yang tentunya mempengaruhi perkembangan pesrta didik untuk menuju ke hal yang lebih baik.
Setiap komponen memiliki fungsi masing-masing yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan.

Di dalam sehari hari, pendidikan dipandang sebagai suatu kebutuhan dasar yang melekat pada setiap
masing-masing individu. Pendidikan juga dipandang sebagai suatu fungsi yang melekat pada kehidupan
sehari hari kita. Fungsi pendidikan sebenarnya adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan
suatu proses pendidikan dapat berjalan dengan baik dan lancer tentunya. Mendapatkan suatu pendidikan
merupakan keharusan dan kebutuhan dalam berbangsa dan bernegara. Pendidikan telah dipandang
sebagai suatu investasi dalam pembangunan sumber daya manusia yang amat diperlukan dalam
pembangunan sosisal dan ekonomi.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu pendidikan sebagai suatu sistem?

2. Mengetahui apa saja komponen-komponen pendidikan?

C. TUJUAN

1. Mengetahui serta memahami pengertian pendidikan sebagai suatu sistem

2. Mengetahui apa saja komponen-komponen pendidikan


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM

Istilah sistem berasal dari bahasa yunani’system’, yang berarti sehimpunan bagian atau komponen
yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Sistem merupakan istilah
yang memiliki makna sangat luas dan dapat digunakan sebagai sebutan yang melekat pada sesuatu. Suatu
perkumpulan atau organisasi adalah sebagai sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah
sistem pendidikan. Begitu seterusnya, bahwa setiap, jenis organisasi, apapun bentuknya, akan disebut
sistem.

Sistem menurut para tokoh diantaranya Bela H. Banathy dalam bukunya Instructional System
mengemukakan bahwa sistem berarti satuan objek yang disatukan oleh suatu interaksi atau saling
ketergantungan. Menurut Suhardjo sistem adalah kesatuan fungsional daripada unsur-unsur yang ada
untuk mencapai tujuan. Jadi, sistem terdiri dari unsur-unsur, fungsi dari masing-masing unsur, ada
kesatuan fungsi dari setiap unsur, dan ada tujuan yang ingin dicapai. Setiap organisasi yang ada dalam
kehidupan ini dapat disebut sebagai sistem, walaupun disetiap organisasi memiliki batasan-batasan yang
berbeda.

Zahara Idris(1987) mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-
komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan
fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil (product).
Sebagai contoh, tubuh manusia merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen antara lain
jaringan daging, otak, urat-urat, darah, syaraf dan tulang-tulang. Setiap komponen-komponen itu
mempunyai fungsi sendiri-sendiri (fungsi yang berbeda-beda), dan satu sama lain saling berkaitan sehinga
merupakan sutau kebulatan atau suatu kesatuan yang hidu. Dengan kata lain, semua komponen itu
berinteraksi sedemikian rupa sehinga mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984/1985) setiap sistem mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :

a. Tujuan

Setiap sistem mempunyai tujuan. Sebagai contoh tujuan lembaga pendidikan adalah memberi
pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkan. Tujuan pengajaran adalah agar siswa belajar perilaku
tertentu yang ditetapkan terlebih dahulu.

b. Fungsi-fungsi

Adanya tujuan yang harus dicapai oleh suatu sistem menuntut terlaksananya berbagai fungsi yang
diperlukan untuk menunjang usaha mencapai tujuan tersebut. Misalnya suatu lembaga pendidikan dapat
memberikan pelayanan pendidikan dengan baik, perlu adanya fungsi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan penilaian.

c. Komponen-komponen

Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan sistem
disebut komponen. Jadi, komponen mempumyai fungsi khusus, misalnya komponen intruksional meliputi
manusia (guru, konselor, administrator, petugas-petugas lainya), material (buku, papan tulis, fotografi,
slide, film), masing-masing komponen diatas menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan belajar yang
sudah ditetapkan. Komponen diatas disebut juga komponen integral, yaitu komponen yang harus ada pada
setiap kegiatan instruksional.

d. Interaksi atau saling berhubungan

Semua komponen dalam suatu sistem, seperti komponen-komponen instruksional tadi saling
berhubungan satu sama lain, saling mempengaruhi dan saling membutuhkan.

e. Penggabungan yang menimbulkan perpaduan

Misalnya, dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha menimbulkan jalinan keterpaduan antara
berbagai komposer instruksional dengan melaksanakan pengembangan sistem instruksional untuk
mencapai hasil belajar yang optimal.

f. Proses transformasi

Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu tujuan, untuk itu diperlukan suatu proses yang
memproses masukan (input) menjadi hasil-hasil (output).

g. Umpan balik untuk koreksi

Untuk mengetahui apakah masing-masing fungsi terlaksana dengan baik diperlukan fungsi kontrol
yang mencakup monitoring dan koreksi. Hasil monitoring dijadikan dasar pertimbangan untuk
melaksanakan perubahan-perubahan, penentuan, perbaikan, atau penyesuaian-penyesuaian agar masing-
masing berprestasi tinggi.

h. Daerah batasan dan lingkungan

Antara suatu sistem dan bagian-bagian lain atau lingkungan di sekitarnya akan terjadi interaksi.
Namun, antara suatu sistem yang lain mempunyai daerah batasan tertentu. Suatu sistem dapat pula
merupakan subsistem dari sistem yang lebih besar (suprasitem).

Kata pendidikan itu berasal dari kata’pedagogi’, kata tersebut berasal dari bahasa yunani kuno, yang
jika dieja menjadi 2 kata yaitu paid yang artinya anak dan agagos yang artinya membimbing. Dengan
demikian pendidikan bisa di artikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk memwujudkan proses
pembelajaran dan suasana belajar agar para pelajar di didik secara aktif dalam mengembangkan potensi
dirinya yang diperlukan utntuk dirinya dan masyarakat.
Jadi bisa di simpulkan bahwa pendidikan sebagai suatu sistem adalah suatu komponen yang saling
berhubungan secara teratur dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar para pelajar
tersebut dapat secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya yang diperlukan untuk dirinya
sendiri dan masyarakat.

B. KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM PENDIDIKAN

1. Pendidik

Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat beberapa jenis pendidik
dalam konsep pendidikkan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak terbatas pada pendidik di sekolah saja.
Ditinjau dari lembaga pendidikan muncullah beberapa individu yang tergolong pada pendidik. Guru
sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan
pimpinan masyarakat baik formal maupun nonformal sebagai pendidik di lingkungan masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut yang termasuk kategori pendidik adalah sebagai berikut :

a. Orang Dewasa

Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian orang dewasa, sebagaimana
dikemukakan oleh syaifullah yaitu, manusia yang memiliki pandangan hidup yang pasti dan tetap,
manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau cita-cita hidup tertentu termasuk mendidik.

b. Orangtua

Kedudukan orangtua sebagai pendidik, merupakan pendidik yng kodratidalam lingkungan keluarga.
Artinya orangtua sebagai pendidik utama dan yang pertama yang berlandaskan pada hubungan cinta kasih
bagi keluarga atau anak yang lahir di lingkungan keluarga mereka. Kedudukan orangtua sebgai pendidik
sudah berlangsung lama, bahakna sebelum ada orang yang memikirkan tentang pendidikan.

c. Guru/ Pendidik di Sekolah

Guru sebagai pendidik di sekolah yang secara langsung maupun tidak langsung mendapat tugas dari
orangtua atau masyarakat untuk melaksanakan pemdidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik
harus memenuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan.
Persyaratan pribadi didasarkan pada ketentuan yang terkait dengan nilai tingkah laku yang dianut,
kemampuan intelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan (profesi) terkait dengan pengetahuan
yang dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan yang ingin disampaikan maupun cara
penyampaiannya dan memiliki filsafat pendidikan yang dapat di pertanggungjawabkan.

d. Pemimpin masyarakat dan pemimpin keagamaan

Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada aktivitas pemimpin dalam mengadakan
pembinaan atau bimbingan kepada anggota yang di pimpin. Pemimpin keagamaan sebagai pendidik
tampak pada aktivitas pembinaan atau pengembangan sifat kerohanian manusia, yang didasarkan pada
nilai-nilai keagamaan.

2. Peserta Didik

Peserta didik sangat menunjang dalam proses pendidikan, dengan perkembangan konsep pendidikan
yang tidak hanya terbatas pada usia sekolah saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik.
Kalau dulu orang mengansumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah, maka sekarang
peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang dewasa.

3. Tujuan

Tingkah laku manusia, seacara sadar maupun tidak sadar tentu berarah pada tujuan. Demikian juga
halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan bernilai pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada
tindakan pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan yang normative dan praktis

a. Ilmu pengetahuan normative

sebagai ilmu pengetahuan normative ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma atau
ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia.

b. Ilmu pengetahuan praktis

Tugas pendidikan atau pendidik maupun guru iyalah menanamkan sistem-sistem norma tingkah laku
perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan
pendidik dalam suatu masyarakat.

Tujuan pendidikan tergantung pada nilai-nilai atau pandangan hidup tertentu. Pandangan hidup yang
menjiwai tingkah laku manusia akan menjiwai tingkah laku pendidikan dan sekaligus akan menentukan
tujuan pendidikan manusia

4. Alat Pendidikan

Alat dan fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan, dengan adanya fasilitas-
fasilitas pendidikan maka proses pendidikan akan berjalan dengan lancar sehingga tujuan pendidikan
mudah di capai. Misalnya laboratorium lengkap denhan alat-alat percobaan internet dll.

Alat pendidikan juga merupakan komponen yan ada didalam pendidikan. Alat pendidikan diartikan
sebagai segala sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, baikitu dalam situasi,
kondisi, ataupun barang.

5. Metode

Dalam interaksi pendidikan tidak lepas dari metode atau bagaimana pendidikan dilaksanakan.
Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam mendidik, yaitu:
a. Metode Diktatoral

Metode ini bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa perkembangan manusia semata-mata
ditentukan oleh faktor luar manusia. Metode ini menimbulkan sikap dictator dan otoriter, pendidik yang
menetukan segalanya.

b. Metode liberal

bersumber dai pendirian naturalisme yang berpendapat bahwa perkembangan manusia itu sebagian
besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam yang secara wajar ada pada diri manusia. Pandangan ini
menimbulkan sikap bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut campur terhadap perkembangan anak.
Membiarkan anak berkembang sesuai kodratnya secara bebas.

c. Metode Demokratis

Bersumber dari teori konvergen yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu tergantung pada
faktor diri dalam dan dari luar. Di dalam perkembangan anak kita tidak boleh bersifat menguasai anak,
tetapi harus bersifat membimbing perkembangan anak. Disini tampak bahwa pendidik dan anak sam-
sama penting dalam proses pendidikan untuk tujuan mencapai tujuan.

6. Media

Media pendidikan atau pembelajaran adalah suatu benda yang dapat dihindari, khususnya penglihatan
dan pendengaran, baik yang terdapat di dalam maupun di luar kelas, yang digunakan sebagai alat bantu
penghubung (media komunikasi) dalam proses interaksi belajar mengajar untuk meningkatkan efektifitas
hasil belajar siswa.

Menurut Asnawir dan Basyiruddin Usman dalam bukunya yang berjudul “media pembelajaran”
menjelaskan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan, dan kemauan auidien (siswa) sehinga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada
dirinya. Selain itu apabila media dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal. Jadi, yang dimaksud dengan media pendidikan adalah alat, metode, dan
tehknik yang digunakan dalam rangka lebih mengekfektifkan komunikasi dan interaksi anatara pendidik
dan anak didik dalam proses pendidikan dan pengajaran disekolah.

Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi
ikllim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh pendidik. Pemakaian media
pemblajaran dalam proses beajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa.
7. Materi

Secara garis besar dapat dikemukakakan bahwa materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan
kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran
tersebut harus sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta
didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar
menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indicator.

Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenan dengan pemilihan materi
pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran
tersebut.

Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami
berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan
hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektifitas persiapan
tersebut.

8. Lingkungan

Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini didasarkan pada
pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak membatasi pendidikan pada sekolah
saja. Dalam artian yang sederhana lingkungan pendidikan adalah segala sesusatu yang ada disekeliling
anak didik dan komponen-komponen pendidikan yang lain.
BAB III

PENUTUP

Berdasarkan pembahsan yang telah disampaikan di atas dapat disimpulkan bahwa, sistemm
merupakan kumpulan dari komponen-komponen atau unsur-unsur yang saling bekerja sama satu sama
lain menurut fungsinya masing-masing untuk mencapai suatu tujuan. Pendidikan juga merupakan sebuah
sistem yang dinamis kontekstual atau sistem yang terus menerus bergerak tanpa henti. Tentunya
pendidikan sebagai sistem harus terbuka untuk menerima tuntutan-tuntutan akan kualitas.

Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan gabungan dari komponen atau unsur-unsur yang ada
dalam pendidikan yang saling berinteraksi satu sama lain agar tercapainya suatu tujuan pendidikan. Oleh
karena itu, pembahasan mengenai pendidikan sebagai sistem sangat penting.

Pendidikan sebagai sistem juga terdiri dari berbagai komponen penyusunya. Komponen-komponen ini
saling berhubungan dan berkaitan tetntunya juga berkerja sama untuk tercapainya suatu tujuan
pendidikan. Dengan adanya komponen-komponen yang mendasarinya, pendidikan sebagai sistem akan
bekerja dengan semestinya.

Sistem juga bermacam-macam jenisnya. Sistem dikelompokan menurut proses kerjanya ataupun sifat
dari sistem itu sendiri. Pengklasifikasian sistem ini sangat penting dilakukan, karena jika kita tidak
mengetahui jenis dari sistem maka kita akan sulit juga memahami pendidikan sebagai sistem.
DAFTAR PUSTAKA

http://erinutami.blogspot.com/2014/11/pendidikan-sebagai-suatu-sistem. html#:txt=jadi%2c%20bisa
%20di%20bahwa.untuk%20%dirinya%20sendiri%20dan%20masyarakat

https://www.ilmiahku.com/2019/12/makala-pendidikan-sebagai-sistem.html

https://www.researchgate.net/publication/328119715_MEDIA_PENDIDIKAN

https://studylibid.com/doc/4297029/pengertian-materi-pendidikan#:text=Artinya%2C%20materi
%20ditentukan%20untuk.kompetensi%20dasar%2Cserta%20tercapainya%20indikator

You might also like