Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

25 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

ANALISIS PERANAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA


PT. TIRTA MAHAKAM RESOURCES TBK. DI SAMARINDA

Umar Hi Salim

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nasional (STIENAS) Samarinda


Jl. W. R. Supratman No. 10, Bugis, 75121, Indonesia
umarhisalim@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this paper is to find out the magnitude of the results of the
imposition of Factory Overhead Costs on each product by implementing the Activity
Based Costing System. The calculation results show that the difference in the burden of
factory overhead using the traditional management accounting system with Activity
Based Costing System shows that there are differences in each product, Plywood,
Sawmill and Fancywood absorb factory overhead costs with traditional management
accounting systems lower than Activity Based methods. Costing System (ABC) with
costs of Rp. 5,056,946,700, -, Rp. 955,958,600 and Rp. 1,311,464,900 respectively,
while Blockboard and Coating products absorb factory overhead costs using the
Activity Based Costing System (ABC) method more. lower than the traditional
management accounting system method with costs of Rp. 4,994,382,200 and Rp.
2,315,936,800
The results of the per M3 cost calculation using the traditional management
accounting system with Activity Based Costing System for each type of product
produced by PT. Tirta Mahakam Resources Tbk. For Plywood, Sawmill and Fancywood
products the difference in cost of goods with traditional accounting systems is lower
than the activitybased costing system, while Blockboard products and coatings have a
difference in the cost of products with an Activity Based Costing System lower than
traditional accounting systems. The results of the calculation of product cost of the five
products with the imposition of factory overhead costs using Activity Based Costing
System illustrate the pattern of consumption of factory overhead costs which better
reflects the amount of costs absorbed by each product. This is due to the fact that the
Activity Based Costing System has a more cost center, so that the use of resources can
be followed carefully to the cost center that consumes it. Thus, it can be seen that the
Activity Based Costing System results in the loading of factory overhead costs which
better reflect the amount of costs absorbed by each product than the traditional
management accounting system.
Keywords: Activity Based Costing System, Accounting management

PENDAHULUAN melayani kebutuhan manajerial.


Pada tahun 1980an dan 1990an, Beberapa pihak menyatakan bahwa
banyak ditemukan bahwa praktek- sistem akuntansi manajemen yang ada
praktek akuntansi manajemen sudah usang dan tidak berguna. Hal ini
tradisional sudah tidak mampu lagi salah satunya disebabkan karena
2 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

kalkulasi biaya produk yang lebih pabrik terdiri dari sebagian besar biaya
akurat, lebih berguna, dan yang yang berkaitan dengan volume (volume-
menjelaskan secara rinci penggunaan related overhead cost), sehingga dasar
masukan, dibutuhkan untuk yang dipakai untuk membebankan biaya
memungkinkan manajer untuk overhead pabrik adalah aktivitas yang
meningkatkan mutu, produktivitas dan berkaitan dengan volume yang
mengurangi biaya. Sebagai tanggapan diproduksi (volume related activities),
terhadap kelemahan sistem akuntansi seperti unit produksi, jam tenaga kerja
manajemen tradisional, berbagai usaha langsung, dan jam mesin.
dilakukan untuk mengembangkan Dalam lingkungan manufaktur
sistem akuntansi manajemen yang baru, maju, presentase non-volume related
sehingga dapat memenuhi kebutuhan overhead cost seperti biaya persiapan
linkungan ekonomi dewasa ini. Dalam produksi (setup cost), biaya inspeksi,
perusahaan manufaktur yang maju, biaya perubahan desain, biaya
biaya overhead pabrik menjadi bagian penyusunan skedul produksi adalah
yang paling besar dari total biaya tinggi, oleh karena itu pembebanannya
produksi, karena proses produksi memerlukan dasar pembebanan yang
semakin kompleks dan produk yang mencerminkan konsumsi jenis biaya
dihasilkan semakin beragam, hal ini tersebut oleh produk. Jika presentase
menimbulkan berbagai aktivitas yang biaya yang tidak berkaitan dengan
mendukung proses produksi semakin volume tinggi, sedangkan akuntansi
kompleks dengan diversifikasi produk. biaya konvensional hanya
Lingkungan manufaktur maju menggunakan aktivitas yang berkaitan
mengakibatkan diversitas produk yang dengan volume produksi sebagai dasar
dihasilkan oleh perusahaan dan pembebanan biaya overhead pabrik
meningkatkan biaya overhead pabrik kepada produk, maka laporan biaya
yang tidak berkaitan dengan volume produksi akan menyajikan informasi
produk yang dihasilkan atau non- harga pokok yang tidak cermat, karena
volume-related overhead cost. dalam laporan tersebut akan menyajikan
Akuntansi biaya konvensional data hasil pembebanan overhead pabrik
dirancang pada saat biaya overhead kepada produk yang tidak
3 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

mencerminkan jumlah biaya overhead mengalami kendala, karena semakin


yang benar-benar diserap oleh produk beranekaragam produk maupun sulitnya
tersebut. Sehingga akuntansi biaya mengidentifikasi biaya-biaya yang yang
konvensional belum dapat diserap oleh suatu produk. Untuk
mengefisiensi biaya overhead pabrik mengetahui biaya yang diserap suatu
yang dibebankan. produk dan dapat menekan biaya guna
Untuk mengefisienkan biaya menetapkan harga jual yang lebih
overhead pabrik, maka digunakan kopetitif, maka PT. Tirta Mahakam
metode baru yaitu metode Activity Resources Tbk melakukan analisis
Based Costing System, yang pembebanan biaya overhead pabrik
mempunyai keunggulan lebih dengan dengan menggunakan Activity Based
menghasilkan kalkulasi biaya produk Costing System.
yang lebih akurat dan menyediakan Mengacu pada uraian tersebut di
informasi tentang biaya dan kinerja atas, maka penulis melakukan penelitian
dari aktivitas sumber daya serta dapat dengan judul “Analisis Penerapan
menelusuri biaya-biaya secara akurat ke Activity Based Costing System dalam
obyek biaya selain produk, namun dapat pembebanan Biaya Overhead Pabrik
membentuk cost pool atau cost centers pada PT. Tirta Mahakam Resources
yang lebih banyak. Tbk di Samarinda.
PT. Tirta Mahakam Resources
TINJAUAN PUSTAKA
Tbk adalah badan usaha yang bergerak
Akuntansi Manajemen
dalam bidang usaha pengolahan kayu
Akuntansi Manajemen
bulat menjadi kayu hasil olahan seperti;
merupakan salah satu dari dua tipe
Plywood, Blockboard, Sawmill,
akuntansi yang ada, yakni akuntansi
Fancywood dan Coating yang dalam
keuangan dan akuntansi manajemen.
pembebanan biaya overhead pabrik
Namun sebelum menguraikan
untuk produknya masih menggunakan
pengertian akuntansi manajemen, ada
salah satu dasar pembebanan yang
baiknya perlu diingat kembali
terdapat pada sistem akuntansi
pengertian akuntansi secara umum.
konvensional dengaan dasar
Menurut Zaki Baridwan dalam
pembebanan jam mesin. Sistem ini
bukunya Intermediate Accounting
4 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

definisi akuntansi adalah sebagai sebagai berikut : “Akuntansi


berikut : Akuntansi adalah suatu manajemen adalah suatu kegiatan
kegiatan jasa yang fungsinya adalah (proses) yang menghasilkan informasi
menyediakan jasa kuantitatif, terutama keuangan bagi manajemen untuk
yang mempunyai sifat keuangan, dari pengambilan keputusan ekonomi dalam
kesatuan usaha ekonomi yang dapat melaksanakan fungsi
digunakan dalam pengambilan manajemen.”(Halim dan Supomo, 2004
keputusan-keputusan ekonomi dalam : 3)
memilih alternatif-alternatif dari suatu Menurut Amin Widjaja Tunggal,
keadaan. (Baridwan, 2009: 1) Akuntansi manajemen adalah ilmu yang
Pengertian akuntansi dari segi berisi informasi keuangan manajemen
prosedurnya diberikan oleh A.L. (keuangan, produksi, pemasaran,
Haryono Jusuf sebagai berikut : personalia dan sebagainya) disediakan
“Akuntansi dapat didefinisikan sebagai untuk membantu para pimpinan dalam
suatu proses, pencatatan, penggolongan, pengambilan keputusan tentang masa
peringkasan, pelaporan dan depat perusahaan dan dalam
penganalisaan data keuangan dari suatu pengendalian terhadap implementasi
organisasi.” (Jusuf, 2007: 2). keputusan yang telah dibuat. (Tunggal,
Dengan demikian tujuan utama 2003 : 2)
akuntansi adalah menyajikan informasi Akuntansi Biaya
ekonomi dari suatu kesatuan ekonomi Pengertian dan ruang lingkup
kepada pihak-pihak yang dari pada akuntansi biaya adalah
berkepentingan,yang meliputi pemilik sebagai dasar teori yang merupakan
atau calon pemilik, kreditur, dan badan- pedoman dalam memecahkan masalah
badan pemerintah serta pihak lain yang yamg dihadapi dalam pelulisan. Dari
sangat tergantung dan paling banyak pengertian tersebut diharapkan dapat
berhubungan dengan hasil akhir membantu memberikan penjelasan yang
akuntansi. mencakup seluruh aspek dari pada ilmu
Menurut Abdul Halim dan pengetahuan yang akan diuraukan.
Bambang Supomo, memberikan Berikut definisi mengenai akuntansi
pengertian akuntansi manajemen biaya menurut Adolph Matz and Milton
5 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

F. Usry, sebagai berikut: Cost Akuntansi biaya memberi perhatian


Accounting, sometimes called pada penentuan biaya (determining
management or managerial accounting, cost). (Tunggal, 2007: 2)
should be considered the key Sumber-sumber ekonomi yang
managerial partner, furnishing dapat digunakan perusahaan tersebut
management with the necessary harus dinilai dalam satuan uang, agar
accounting tools to plan and control dapat diukur dan dibandingkan dengan
activities (Matz and Usry , 2002:9). tujuan dikeluarkannya sumber-sumber
ekonomi tadi.
Selanjutnya Mas'ud Machfoedz
Selanjutnya R. A. Supriyono
dalam pengertian Akuntansi Biaya,
memberikan suatu definisi pengertian
maka biaya mempunyai artian sebagai
Akuntansi Biaya, yaitu salah satu
pengeluaran sumber-sumber ekonomi
cabang akuntansi merupakan alat
yang bisa ditentukan dalam bentuk
manajemen dalam memonitor dan
keuangan, dimana pengeluaran tersebut
merekam transaksi biaya secara
mempunyai tujuan untuk memperoleh
sistematis, serta menyajikan informasi
pengembalian (return) yang lebih
biaya dalam bentuk laporan biaya.
banyak (menguntungkan). (Machfoedz,
(Supriyono, 2013:12)
2005:5)
Menurut National Assocation of Fungsi dan Tujuan Akuntansi Biaya
Accountants (NAA) dalam Statements Fungsi Akuntansi biaya dapat
on Management Accounting No. 2 yang menggambarkan suatu kegiatan yang
dikutip Amin Widjaja Tunggal berkaitan dengan terjadinya suatu biaya,
memberikan pengertian tentang sehingga dalam pengelompokan
akuntansi biaya sebagai berikut: maupun penganalisaan serta penafsiran
Akuntansi biaya adalah sebagai tentang biaya tersebut dapat dikontrol.
suatu teknik atau metode untuk
Menurut R.A. Supriyono, fungsi
menentukan biaya suatu proyek, proses,
akuntansi biaya terdiri dari:
atau hal-hal yang digunakan mayoritas
1. Menetapkan dan menganalisa
kesatuan legal dalam suatu masyarakat,
biaya dan pendapatan-pendapatan
atau secara khusus ditentukan oleh
dari suatu perusahaan sedemikian
suatu kelompok akuntansi otoritatif.
rupa.
6 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

2. Mengumpulkan dan mempunyai 3 tujuan pokok yaitu


menggunakan data biaya untuk sebagai beriut:
tujuan kontrol biaya. 1. Penentuan harga pokok;
3. Membebankan biaya-biaya 2. Pengendalian biaya;
kepada pendapatan-pendapatan 3. Pengambilan keputusan khusus.
dengan cara yang setepat- Sedangkan menurut Sutrisno,
tepatnya. memberikan uaraian tujuan akuntansi
4. Mengadakan penyedikan biaya biaya sebagai berikut: Tujuan akuntansi
yang dapat digunakan untuk biaya adalah untuk mengediakan
menetapkan kebijaksanaan- informasi tentang biaya untuk
kebijaksanaan dan perumusan manajemen guna membantu merekan di
rencana-rencana operasi yang dalam mengelola perusahaan atau
menguntungkan. (Supriyanto, departemennya (Sutrisno, 2005: 2).
2013: 3). Dari beberapa pendapat tersebut
Adapun tujuan dari akuntansi di atas dapat disimpulkan bahwa semua
biaya yang dikemukakan oleh Radiks akuntansi biaya mempunyai tujuan yang
Purba adalah sebagai berikut: sama yaitu sebagai alat informasi bagi
1. Untuk mendeteksi dan merekam manajer perusahaan dalam pengambilan
penggunaan berbagai macam keputusan terhadap taransaksi biaya
biaya dalam proses pembelian. ayang terjadi pada suatu periode
2. Untuk proses manufaktur tertentu.
(pembuatan produksi) dalam Biaya
proses penjualan. Biaya yang dikeluarkan oleh
3. Untuk melaksanakan berbagai perusahaan mempunyai peranan yang
aktivitas (departemen). sangat penting, karena dalam banyak
4. Untuk pengawasan dan analisis hal keputusan yang diambil oleh
penggunaan biaya. pimpinan perusahaan tidak lepas dari
5. Membuat informasi biaya untuk informasi biaya yang dihasilkan. Oleh
manajemen. (Purba, 2004:21). karena itu disini perlu dijelaskan
Menurut Mulyadi (2004), beberapa pengertian biaya.
mengemukakan bahwa akuntansi biaya
7 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

Menurut Mulyadi dalam arti luas menentukan policy perusahaan lebih


Biaya adalah pengorbanan sumber lanjut. Oleh karena itu untuk penyajian
ekonomis, yang diukur dalam satuan data dan biaya yang cermat dan lengkap
uang, yang telah terjadi atau diperlukan adanya penggolongan biaya.
kemungkinan terjadi untuk tujuan Dengan penggolongan biaya,
tertentu”. (Mulyadi, 2004:8) dimaksud agar pengaturan sistem
Yang menjadi obyek dari akuntansi biaya dapat dilakukan serasi
akuntansi biaya adalah terbatas pada antara bagian-bagian biaya yang terjadi
transaksi keuangan yang bersangkutan di dalam kegiatan perusahaan, serta
biaya. Sedangkan tujuan dari akuntansi mereka mengelola perusahaan atau
biaya yaitu untuk menghasilkan laporan
baginya secara efektif, untuk itu di
biaya guna memenuhi kebutuhan dalam mencatat dan menggolongkan
manajemen. biaya harus selalu diperhatikan untuk
Akuntansi yang kegiatannya tujuan apa manajemen memerlukan
bertujuan untuk menyediakan informasi informasi biaya.
biaya bagi manajemen disebut
Penggolongan biaya atas dasar
akuntansi biaya. Akuntansi biaya
obyek pengeluaran penggolongan biaya
merupakan proses pencatatan,
yang paling sederhana, karena berupa
penggolongan, peringkasan dan
penjelasan singkat obyek suatu
penyajian biaya-biaya pembuatan dan
pengeluaran. Penggolongan biaya atas
penjualan produk atau penyerahan jasa,
dasar obyek pengeluaran merupakan
dengan cara-cara tertentu, serta
cara yang dapat menyeragamkan
penafsiran terhadap hasilnya.
penggolongan biaya dari berbagai
Klasifikasi Biaya
bagian yang dimilikinya. Biasanya
Di dalam akuntansi biaya
penggolongan atas dasar obyek
terdapat penggolongan biaya yang
pengeluaran bermanfaat untuk
terjadi pada kegiatan perusahaan,
perencanaan perusahaan secara
penggolongan biaya diperlukan untuk
menyeluruh dan pada umumnya untuk
pengembangan data biaya yang berguna
kepentingan penyajian laporan kepada
bagi manajer. Informasi biaya bagi
pihak luar.
manajemen sangat penting untuk
8 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

Dalam akuntansi biaya, biaya biaya dikelompokkan menjadi tiga


digolongkan dengan berbagai cara. kelompok, yaitu :
Umumnya penggolongan biaya ini 1. Biaya produksi
ditentukan atas dasar tujuan yang 2. Biaya pemasaran
hendak dicapai dengan penggolongan 3. Biaya administrasi dan umum.
tersebut, karena dalam akuntansi biaya 4. Harga Pokok Produksi.
dikenal konsep “Different Costs For
Biaya Produksi
Different Purposes”. Sebelumnya harga pokok
Adapun biaya dapat digolongkan produksi terdiri dari biaya-biaya
menurut Mulyadi (2004 :14): produksi. Dengan demikian akan
1. Obyek pengeluaran
dijabarkan apa pengertian dari biaya
2. Fungsi pokok dalam perusahaan produksi.
3. Hubungan biaya dengan sesuatu Matz, Usrry dan Frank dalam
yang dibiayai bukunya "Cost Accounting" menulis:
4. Prilaku biaya dalam hubungannya "Manufacturing cost is often
dengan perubahan volume named production cost or factory cost.
kegiatan factory cost is the sum of the cost
5. Jangka waktu manfaatnya. direct material, direct labour, and
Menurut Mas'ud Machfoedz factory overhead." (Mats & Usri 2002
penggolongan biaya dalam beberapa :28).
kelompok, sebagai berikut :
Yang berarti harga pokok
1. Berdasarkan fungsinya. produksi sering disebut dengan biaya
2. Hubungan dengan produksi. produksi atau biaya pabrik yang
3. Hubungan dengan departemen. merupakan jumlah biaya bahan baku
4. Hubungan dengan penanggung langsung, biaya tenaga kerja langsung
jawab biaya. dan biaya overhead pabrik.
5. Berdasarkan tingkah laku. Menurut Mulyadi Biaya
(Machfoedz, 2005:3) Produksi merupakan biaya-biaya
Menurut Mulyadi (2004 : 14), yang terjadi untuk mengolah bahan
penggolongan biaya menurut fungsi baku menjadi produk jadi yang siap
pokok dalam perusahaan manufaktur dijual. Contohnya biaya depresiasi
9 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, yaitu Metode Harga Pokok Pesanan dan
biaya bahan penolong, biaya gaji karya- Metode Harga Pokok Proses. (Mulyadi,
wan yang bekerja dalam bagian- 2004: 18).
bagian, baik yang langsung maupun
Biaya Overhead Pabrik
yang tidak langsung berhubungan Menurut Adolph Matz dan
dengan proses produksi. Menurut obyek Milton F. Usry, memberikan definisi
pengeluarannya, secara garis besar biaya overhead pabrik sebagai berikut:
biaya produksi ini dibagi menjadi: Biaya Overhead pada umumnya
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja didefinisikan sebagai bahan tak
langsung dan biaya overhead pabrik langsung, buruh tak langsung, dan biaya
(factory overhead cost) (Mulyadi,
pabrik lainnya yang tidak secara mudah
2004:14). didefinisikan atau dibebankan langsung
Pendapat di atas dapat pada suatu pekerjaan, hasil produksi,
disimpulkan bahwa biaya produksi atau tujuan biaya akhir tertentu seperti
merupakan biaya yang dikeluarkan oleh kontrak-kontrak pemerintah. (Matz-
perusahaan untuk mengolah bahan baku Usry, 2002: 176)
sehingga menjadi bahan jadi. Adapun Sedangkan menurut Don R.
biaya produksi meliputi biaya bahan Hansen dan Maryanne M. Mowen,
baku langsung, biaya tenaga kerja pengertian senagai berikut: Biaya
langsung dan biaya overhead langsung. Overhead Pabrik adalah “semua biaya
Metode pengumpulan biaya produksi selain bahan langsung dan
produksi tergantung dari sifat tenaga kerja langsung.” (Hansen dan
pengolahan produk. Pada prinsipnya Mowen, 2002: 46)
sifat pengolahan produk dapat Sistem Akuntansi Manajemen
dibedakan kedalam dua golongan yaitu: Tradisional
penggolongan atau pengolahan produk Sistem biaya tradisional hanya
yang didasarkan atas pesanan, dan memusatkan pada ukuran-ukuran output
pengolahan produk yang merupakan aktivitas yang didasarkan pada volume
produksi massa. Oleh karena itu metode produksi. Pendekatan tradisional
pengumpulan biaya produksi pada mengasumsikan bahwa semua biaya
dasarnya dapat digunakan dua metode dapat diklasifikasikan sebagai biaya
10 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

tetap atau variabel sesuai dengan kepada produk. Penggerak aktivitas


perubahan unit atau volume produk tingkat unit (unit-level activity drivers)
yang diproduksi. Karena itu, unit adalah faktor-faktor yang menyebabkan
produk atau penggerak lainnya yang perubahan biaya sebagai akibat
berkorelasi kuat dengan unit yang perubahan unit yang diproduksi.
diproduksi seperti jam tenaga kerja Penggunaan hanya penggerak
langsung dan jam mesin adalah hanya berdasarkan unit untuk membebankan
penggerak aktivitas yang dianggap biaya overhead ke produk,
penting. Penggerak tingkat unit atau mengasumsikan bahwa overhead yang
berdasarkan volume tersebut digunakan dikonsumsi produk berkorelasi tinggi
untuk membebankan biaya produksi dengan jumlah unit yang diproduksi.
kepada produk. Penggerak aktivitas berdasarkan unit
Penyediaan informasi untuk membebankan overhead kepada produk
perencanaan dan pengendalian adalah melalui penggunaan tarif pabrik.
tujuan lain dari akuntansi manajemen. Contoh-contoh penggerak tingkat unit
Pendekatan akuntansi manajemen yang secara umum digunakan untuk
tradisional untuk pengendalian membebankan overhead meliputi: (1).
membebankan biaya ke unit Unit yang diproduksi. (2). Jam tenaga
organisasional dan kemudian kerja langsung (3) Jam mesin (4) Bahan
menganggap manajer unit Langsung (5) Upah tenaga kerja
organisasional bertanggungjawab atas langsung.
pengendalian pembebanan biaya. Menurut Mulyadi, pengertian
Kinerja diukur dengan membandingkan Sistem Akuntansi Tradisional adalah
hasil aktual dengan hasil standar atau sebagai berikut:
yang dianggarkan. Penekanannya Sistem Akuntansi Tradisional
adalah pada ukuran kinerja keuangan adalah Sistem Akuntansi yang
(ukuran nonkeuangan biasanya membebankan biaya overhead pabrik
diabaikan). kepada produk atas kuantitas produk
Dalam sistem biaya tradisional, yang diproduksi. Sistem tersebut
hanya penggerak aktivitas tingkat unit membebankan kepada produk melalui
digunakan untuk membebankan biaya dua tahap: Tahap pertama, biaya
11 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

overhead pabrik dikumpulkan dalam aktivitas dan penggerak yang melimpah,


pusat biaya baik departemen pembantu dapat bertindak sebagai sistem
maupun departemen produksi.Tahap peringatan dini atas masalah-masalah
kedua, biaya overhead pabrik yang telah etika.
melalui agregasi tahap pertama, Pengertian Activity Based
dibebankan kepada produk atas dasar Costing System menurut Mulyadi, yaitu:
jam tenaga kerja langsung, jam mesin Merupakan metode penentuan harga
atau biaya tenaga kerja langsung. pokok (product costing) yang ditujukan
(Mulyadi, 2008: 90) untuk menyajikan informasi harga
Sistem Akuntansi Manajemen pokok produk secara cermat (accurate)
Kontemporer bagi kepentingan manajemen dengan
Menurut Don R. Hansen dan mengukur secara cermat konsumsi
Maryanne M. Mowen bahwa Tujuan sumber daya dalam setiap aktivitas yang
keseluruhan sistem manajemen biaya digunakan untuk menghasilkan produk.
kontemporer adalah untuk (Mulyadi,2008 . 53)
meningkatkan kualitas, kepuasan, Sedangkan definisi Activity
relevansi, dan penetapan waktu Based Costing System menurut R.A.
informasi biaya “. (Hansen dan Mowen, Supriyono, yaitu Activity Based Costing
2002: 57) (ABC) System adalah sistem
Kalkulasi biaya produk pada pembebanan biaya pada objek biaya
Akuntansi Manajemen Kontemporer melalui dua tahap yaitu: (1) melacak
cenderung fleksibel. Informasi biaya biaya pada aktivitas-aktivitas, dan
disediakan untuk mendukung tujuan selanjutnya (2) melacak biaya aktivitas-
material yang berbeda, termasuk tujuan aktivitas pada objek-objek biaya.
pelaporan keuangan. Definisi kalkulasi (Supriyono, 2009: 262
biaya produk yang lebih komprehensif Dari kedua pendapat diatas,
ditekankan untuk perencanaan, dapat ditarik kesimpulan bahwa Activity
pengendalian, dan pengambilan Based Costing System merupakan
keputusan yang lebih baik. Sebagai sistem informasi yang dapat menyajikan
contoh, sistem akuntansi yang telah informasi yang akurat dengan cermat
fleksibel, dengan informasi biaya mengenai aktivitas yang mengkonsumsi
12 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

sumber daya untuk menghasilkan a. Biaya penyusutan


produk dengan menggunakan dua tahap. b. Biaya pemeliharaan dan perbaikan
c. Biaya bahan tak langsung
METODE PENELITIAN
d. Gaji, upah dan kesejateraan
Penjelasan tentang jenis
karyawan pabrik
penelitian akan berhubungan dengan
e. Biaya asuransi (gedung dan peralatan
pemilihan metode penelitian yang
pabrik
dilakukan. Penelitian ini bermaksud
f. Biaya tenaga listrik pabrik
untuk menjelaskan kedudukan variable-
g. Biaya ispeksi pabrik
variabel yang diteliti serta hubungannya
h. Biaya perlengkapan pabrik
antara satu variable dengan variable
2. Activity Based Costing System adalah
lainnya. Penelitian ini bersifat studi
sistem pembebanan biaya pada
kasus.
obyek biaya dengan melacak pada
Dalam definisi operasional biaya kegiatan dan pada obyek biaya.
adalah gambaran konkrit tentang 3. Sistem Akuntansi Manajemen
variabel-variabel penelitian yang Tradisional adalah sistrm
diaplikasikan pada situasi nyata di pembebanan biaya overhead pabrik
lapangan. Dalam hal ini definisi dengan tarif tunggal melalui biaya
operasional tentang PT. Tirta Mahakam tetap dan variabel dalam menentukan
Resources Tbk. unit volume yang diproduksi.

1. Biaya overhead pabrik merupakan Teknis Analisis Data


peranan yang sangat penting dan Usaha untuk memecahkan masalah
sebagai pelengkap dalam yang disajikan dalam penulisan ini,
pembentukan suatu produk. Jadi maka penulis ingin mengetahui biaya
biaya overhead pabrik adalah biaya overhead pabrik dengan
yang dikeluarka oleh PT. Tirta menggunakan sistem akuntansi
Mahakam Resources Tbk selain tradisional dengan sistem ABC.
biaya bahan baku dan biaya tenaga Untuk menganalisis data yang ada
kerja langsung. Adapun jenis biaya maka model analisis yang digunakan
overhead pabrik sebagai berikut : adalah model tabel sebagai berikut:
2 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

Tabel 1. Perbandingan Hasil dari Metode Tradisional dengan ABC


Produk A B C
Biaya unit : Konvensional Rp XX Rp XX Rp XX
Biaya unit : ABC Rp XX Rp XX Rp XX
Persentase perubahan XX % XX % XX %
menggunakan ABC
Sumber: Tunggal, 2003

Keterangan :
Biaya unit konvensional adalah total biaya yang dibebankan keseluruh produk dibagi
jumlah unit yang diproduksi berdasarkan sistem tradisional. Biaya konvensional dalam
suatu perusahaan meliputi biaya variable perunit maupun nonunit yang tidak dipilah-
pilah dan biaya tetap.
Biaya unit ABC adalah total biaya yang dibebankan keseluruhan produk dibagi jumlah
unit yang diproduksi berdasarkan aktivitas. Activity Based Costing System dalam suatu
perusahaan meliputi biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel dalam unit maupun
nonunit dan dapat memilah-milah baik dalam aktivitas biaya, perusahaan, dan produk.
Perubahan persentase sistem ABC adalah melihat tingkat persentase biaya perunit pada
masing-masing produk.

HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk itu pada tahun 2017


Berdasarkan data yang diperoleh jumlah biaya overhead pabrik yang
maka berikut ini akan di analisis Sistem dikeluarkan oleh PT Tirta Mahakam
Pembebanan biaya overhead pabrik Resources Tbk sebesar Rp
yang diterapkan di PT Tirta Mahakam 54.971.942.700,00 dengan jam mesin
Resources Tbk dipengaruhi oleh elemen yang digunakan sebanyak 23.672 jam.
biaya overhead pabrik yang paling Maka jenis produk yang menyerap
banyak menyerap biaya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik atas dasar
biaya penyusutan dan biaya pembebanan jam mesin masing-masing
pemeliharaan dan perbaikan dari tahun Plywood Rp 20.064.108.840,00;
ke tahun merupakan dua elemen biaya Blockboard Rp 12.772.291.510,00;
overhead pabrik yang paling banyak Sawmill Rp 5.749.853.414,00;
menyerap biaya, dan karena kedua Fancywood Rp 7.524.040.817,00; dan
elemen biaya ini dipengaryuhi oleh jam Coating Rp 8.861.648.073,00.
mesin, PT Tirta Mahakam Resources Dari hasil analisis tersebut dapat
Tbk menerapkan pembebanan biaya pula diuraikan biaya produk per M3
overhead pabrik dengan dasar dengan menggunakan sisten akuntansi
pembebanan jam mesin.
2 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

manajemen tradisional seperti terlihat Rp 2.818.123,92; Sawmill sebesar


pada tabel 7 berikut: Rp 539.996,65; Fancywood sebesar Rp
Berdasarkan perhitungan pada 3.576.749,37 dan Coanting sebesar
tabel 7 tersebut di atas diketahui bahwa Rp 4.590.661,70. Sedangkan data
masing-masing produk dengan biaya penentuan tarif biaya overhead pabrik
produksi per M3 yaitu Plywood sebesar dapat dilihat pada tabel 2.
Rp 2.123.529,12; Blockboard sebesar
Tabel 2. Tarif Biaya Overhead Pabrik
Biaya Aktivitas Biaya Total Cost Tarif BOP
(Rp) Drivers (Rp)
Berlevel unit :
Biaya bahan tak langsung 30.857.622.200,- 162.832 M3 189.505,88
By.Gaji, upah & Adm 8.393.333.300,- 23.672 354.567,98
By perlengkapan pabrik 9.627.650,- 1.890 5.093,99
Berlevel Bactk :
By pengangkutan 484.665.050,- 597 811.834,25
Berlevel Produk :
By penelitian & pengemb. 26.949.600,- 100 269.496,00
Berlevel Fasilitas :
By penyusutan 6.896.261.650,- 23.672 29.132,57
By pemelih. & perbaikan 7.771.486.900,- 23.672 328.298,70
Biaya asuransi 551.996.350,- 3.950 139.745,91
Sumber : PT. Tirta Mahakam Resources Tbk

Berdasarkan perhitungan tarif Berdasarkan perhitungan pada


pembebanan biaya overhead pabrik tabel 2 tersebut di atas dengan
dengan activity based costing system, menggunakan Activity Based Costing
maka selanjutnya yaitu dengan jalan System diketahui bahwa masing-masing
mengalihkan antara tarif untuk masing- jenis produk dengan biaya produksi per
masing aktivitas dengan unit-unit cost M3 yang meliputi Plywood sebesar
drivernya, seperi terlihat pada tabel- Rp 2.183.177,86; Blockboard sebesar
tabel berikut ini : Rp 2.403.411,46; Sawmill sebesar
Rp 583.352,75; Fancywood sebesar Rp
2 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

3.621.846,34 dan Coanting sebesar mengunakan sisten akuntansi


Rp 4.425.732,43. manajemen tradisional dengan metode
Selanjutnya untuk melihat Activity Based Costing System akan
perbanduingan hasil pembebanan biaya seperti yang terlihat pada tabel 3
overhead pabrik yang dihitung dengan berikut ini:
Tabel 3. Perbandingan Hasil Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Yang
Dihitung Dengan Akuntansi Manajemen Tradisional dan Activity Based
Costing System Tahun 2017
Sistem Akuntansi Manajemen
Jenis Produk Tradisional (Rp) ABC (Rp) Selisih (Rp)
Plywood 20.064.108.900,- 25.121.055.600,- 5.056.946.700,-
Blockboard 12.772.291.500,- 7.777.909.300,- 4.994.382.200,-
Sawmill 5.749.853.400,- 6.705.812.000,- 955.958.600,-
Fancywood 7.524.040.800,- 8.835.505.700,- 1.311.464.900,-
Coating 8.861.648.100,- 6.545.711.300,- 2.315.936.800,-
Sumber : (data telah diolah)
Setelah menghitung selanjutnya akan dihitung selisih
pembebanan biaya overhead pabrik perbandingan harga pokok produk per
dengan metode sistem akuntansi M3 untuk kelima jenis produk tersebut,
manajemen tradisional dengan metode seperti terlihat pada tabel berikut:
Activity Based Costing System, maka
Tabel 4. Perbandingan Biaya Per M3 yang dihitung dengan Akuntansi
Manajemen Tradisional dan Activity Based Costing System Tahun 2017
Sistem Akuntansi Manajemen
Jenis Produk Tradisional (Rp) ABC (Rp) Selisih (Rp)
Plywood 2.123.529,12 2.183.177,86 59.648,74
Blockboard 2.818.123,92 2.403.411,46 414712,46
Sawmill 539.996,65 583.352,75 43.356,10
Fancywood 3.576.749,37 3.621.846,34 45.096,97
Coating 4.590.661,70 4.425.732,43 164.929,27
Sumber: (data telah diolah)
Tabel 5. Perbandingan Hasil dari Metode Tradisional dengan Metode ABC
Produk Plywood Blockwood Sawmill Fancywood Coasting
Biaya unit : 2.123.529,12 2.818.123,92 539.996,65 3.576.749,37 4.590.661,70
Konvensional
Biaya unit : 2.183.177,86 2.403.411,46 583.352,75 3.621.846,34 4.425.732,43
ABC
Persentase +2,81 % - 14,72 % +8,03% + 1,26 % -3,59 %
perubahan
menggunakan
2 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

ABC
Sumber : (data telah diolah)
Dari tingkat perubahan metode sietem akuntansi manajemen
persentase menunjukkan bahwa metode tradisional lebih rendah dari metode
ABC membebankan lebih rendah Activity Based Costing System (ABC)
overhead cost terhadap produksi dengan dengan biaya masing-masing sebesar
volume yang lebih rendah dan Rp 5.056.946.700,00, Rp
cenderung membebankan secara relatif 955.958.600,00 dan Rp
lebih banyak terhadap produksi dengan 1.311.464.900,00 sedangkan produk
volume yang lebih tinggi. Setelah Bolckoard dan Coanting menyerap
menganalisis sistem akuntansi biaya overhead pabrik dengan metode
manajemen tradisional yang Activity Based Costing System (ABC)
menerapkan pembebanan biaya lebih rendah dari metode sietem
overhead pabrik dengan dasar akuntansi manajemen tradisional
pembebanan jam mesin yang selama ini dengan biaya masing-masing sebesar
diterapkan oleh perusahaan, serta Rp 4.994.382.200,00 dan Rp
menganalisis pembebanan biaya 2.315.936.800,00.
overhead pabrik dengan menerapkan Perbedaan ini disebabkan karena
Activity Based Costing System, maka pembebanan biaya dengan metode
dapat diketahui besarnya selisih tradisional (konvensional) tidak
pembebanan biaya overhead pabrik ke memperhitungakan konsumsi overhead
masing-masing produk dengan cost maupun non-volume pada setiap
menggunakan kedua sistem di atas. jenis produk atau dengan kata lain
sistem konvensional hanya
Hasil perhitungan menunjukkan
memperhitungkan biaya overhead baik
selisih pembebanan biaya overhead
biaya variabel maupun biaya tetap,
pabrik dengan menggunakan sistem
biaya variabel dengan menggunakan
akuntansi manajemen tradisional
dasar alokasi berdasarkan jam mesin
dengan Activity Based Costing System
dan tidak merinci biaya overhead itu
menunjukkan adanya perbedaan dari
sendiri, sehingga biaya yang di serap
masing-masing produk adalah
setiap produk tidak merata karena ada
Plywood, Sawmill dan Fancywood
yang lebih rendah dan ada yang lebih
menyerap biaya overhead pabrik dengan
2 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

tinggi tergantung dari jumlah jam mesin Hasil perhitungan harga pokok
yang digunakan oleh setiap produk. produk dari kelima produk tersebut
Sedangkan biaya dengan metode dengan pembebanan biaya overhead
Activity Based Conting System telah pabrik yang menggunakan Activity
memperhitungkan komponen non- Based Costing System menggambarkan
volume related maupun overhead pola konsumsi biaya overhead pabrik
costnya dari setiap jenis produk, dalam yang lebih mencerminkan jumlah biaya
artian bahwa metode ini telah yang diserap oleh masing-masing
memperhitungkan biaya overhead produk. Hal tersebut disebabkan karena
dengan memilah-milah elemen-elemen dalam Activity Based Costing System
biaya tersebut, jadi metode ini dapat dibentuk lebih banyak pusat biaya atau
mencerminkan semua elemen biaya cost pool, sehingga penggunaan sumber
overhead yang di serap dalam setiap daya dapat diikuti dengan teliti ke pusat
produk. biaya yang mengkonsumsinya.
Hasil juga menggambarkan Dari tingkat perubahan
bahwa selisih hasil perhitungan biaya persentase menunjukkan bahwa metode
per M3 yang menggunakan sistem ABC membebankan lebih rendah
akuntansi manajemen tradisional overhead cost terhadap produksi dengan
dengan Activity Based Costing System volume yang lebih rendah dan
pada setiap jenis produk yang cenderung membebankan secara relatif
dihasilkan PT. Tirta Mahakam lebih banyak terhadap produksi dengan
Resources Tbk. Untuk produk volume yang lebih tinggi. Dengan
Plywood, Sawmill dan Fancywood demikian dapat dilihat bahwa Activity
mempunyai selisih harga pokok produk Based Costing System menghasilkan
dengan sistem akuntansi tradisional pembebanan biaya overhead pabrik
lebih rendah dari activity based costing yang lebih mencerminkan jumlah biaya
system, sedangkan produk Blockboard yang diserap oleh masing-masing
dan coasting mempunyai selisih harga produk dari pada sistem akuntansi
pokok produk dengan Activity Based manajemen tradisional, sehingga
Costing System lebih rendah dari sistem hipotesis yang diajukan oleh penulis
akuntansi tradisional. adalah terbukti benar.
3 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

KESIMPULAN disebabkan karena pembebanan


Berdasarkan pembahasan pada biaya dengan metode tradisional
bab-bab sebelumnya, dapat ditarik (konvensional) tidak
kesimpulan atas pokok masalah yang memperhitungakan konsumsi
dibahas, yaitu sebagai berikut : overhead cost maupun non-volume
1. Hasil perhitungan menunjukkan pada setiap jenis produk, sementara
bahwa selisih pembebanan biaya pembebanan biaya dengan metode
overhead pabrik dengan Activity Based Conting System
menggunakan sistem akuntansi telah memperhitungkan komponen
manajemen tradisional dengan non-volume related maupun
Activity Based Costing System overhead costnya dari setiap jenis
menunjukkan adanya perbedaan dari produk.
masing-masing produk adalah 2. Berdasarkan perhitungan tentang
Plywood, Sawmill dan Fancywood harga pokok produksi per M3 dari
menyerap biaya overhead pabrik masing-masing produk dengan
dengan metode sietem akuntansi sistem akuntansi manajemen
manajemen taradisional lebih tradisional yaitu Plywood sebesar
rendah dari metode Activity Based Rp 2.123.529,12; Blockboard
Costing System (ABC) dengan biaya sebesar Rp 2.818.123,92;
masing-masing sebesar Rp Sawmill sebesar Rp 539.996,65;
5.056.946.700,00, Rp Fancywood sebesar Rp
955.958.600,00 dan Rp 3.576.749,37 dan Coating sebesar
1.311.464.900,00 sedangkan produk Rp 4.590.661,70. Sedangkan
Blockboard dan Coating menyerap menggunakan Activity Based
biaya overhead pabrik dengan Costing System diketahui bahwa
metode Activity Based Costing masing-masing jenis produk dengan
System (ABC) lebih rendah dari biaya produksi per M3 yang meliputi
metode sistem akuntansi manajemen Plywood sebesar Rp 2.183.177,86;
tradisional dengan biaya masing- Blockboard sebesar Rp
masing sebesar Rp 2.403.411,46; Sawmill sebesar Rp
4.994.382.200,00 dan Rp 583.352,75; Fancywood sebesar Rp
2.315.936.800,00 Perbedaan ini
4 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

3.621.846,34 dan Coating sebesar diikuti dengan teliti ke pusat biaya


Rp 4.425.732,43. yang mengkonsumsinya.
3
3. Hasil perhitungan biaya per M 5. Dari tingkat perubahan persentase
yang menggunakan sistem akuntansi menunjukkan bahwa metode ABC
manajemen tradisional dengan membebankan lebih rendah
Activity Based Costing System pada overhead cost terhadap produksi
setiap jenis produk yang dihasilkan dengan volume yang lebih rendah
PT. Tirta Mahakam Resources Tbk. dan cenderung membebankan secara
Untuk produk Plywood, Sawmill relatif lebih banyak terhadap
dan Fancywood mempunyai selisih produksi dengan volume yang lebih
harga pokok produk dengan sistem tinggi.
akuntansi tradisional lebih rendah 6. Dengan demikian dapat dilihat
dari activity based costing system, bahwa Activity Based Costing
sedangkan produk Blockboard dan System menghasilkan pembebanan
coasting mempunyai selisih harga biaya overhead pabrik yang lebih
pokok produk dengan Activity Based mencerminkan jumlah biaya yang
Costing System lebih rendah dari diserap oleh masing-masing produk
sistem akuntansi tradisional. dari pada sistem akuntansi
4. Hasil perhitungan harga pokok manajemen tradisional, sehingga
produk dari kelima produk tersebut hipotesis yang diajukan oleh penulis
dengan pembebanan biaya overhead adalah terbukti benar.
pabrik yang menggunakan Activity
SARAN
Based Costing System
menggambarkan pola konsumsi Berdasarkan hasil penelitian,
biaya overhead pabrik yang lebih maka saran yang dapat diajukan
mencerminkan jumlah biaya yang terhadap perusahaan sebagai berikut :
diserap oleh masing-masing produk. 1. Meskipun pembebanan biaya
Hal tersebut disebabkan karena overhead pabrik dengan dasar
dalam Activity Based Costing pembebanan jam mesin yang telah
System dibentuk lebih banyak pusat digunakan oleh perusahaan selama
biaya atau cost pool, sehingga ini telah dirasa dapat membantu
penggunaan sumber daya dapat perusahaan dalam perhitungan
5 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

pembebanan biaya overhead pabrik


DAFTAR PUSTAKA
dalam menentukan harga pokok
Abdul Halim dan Bambang Supomo,
produk, namun dengan adanya
2004. Akuntansi Manajemen,
diversifikasi produk yang semakin
Edisi Pertama, Cetakan
beraneka ragam, maka ketelitian dan
Ketujuh, BPFE-Yogyakarta,
kecermatan dalam penelusuran
Yogyakarta.
biaya-biaya yang diserap oleh suatu
produk, akan semakin sulit
AL. Haryono Jusuf, 2013. Dasar-dasar
teridentifikasi. Sedangkan dengan
Akuntansi, Jilid I, Edisi 5,
Activity Based Costing System,
Liberty, Yogyakarta.
dalam pembebanan biaya overhead
pabrik lebih banyak membentuk cost Amin Tunggal , 2003. Activity Based
pool atau cost centers, sehingga akan Costing (untuk Manufakturing
lebih mudah dalam mengidentifikasi dan Pemasaran), Edisi Revisi,
penimbul biaya dari setiap aktivitas. Harvarindo, Jakarta.
2. Untuk mendapatkan hasil
Amin Widjaja Tunggal, 2003.
pembebanan Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya, Cetakan
yang lebih cermat dan memperoleh
Pertama, PT. Rineka Cipta,
harga pokok produk yang lebih tepat
Jakarta.
dan akurat, adalah lebih baik jika
perusahaan PT. Tirta Mahakam
Mas'ud Machfoedz, 2005.
Resources Tbk menerapkan Activity
Akuntansi Biaya, Edisi
Based Costing System daripada
Revisi, Badan Penerbitan
pembebanan dengan sistem
Fakultas Ekonomi,
Tradisional yang diterapkan selama
Yogjakarta.
ini di perusahaan. Dalam
pelaksanaannya, perhitungan dengan
Hansen Don. R dan Mowen, Maryanne
Activity Based Costing System
M, 2002. Akuntansi
memang lebih rumit, namun jika
Manajemen, Jilid I
dilihat dari hasil yang akan dicapai
diterjemahkan oleh Ancella A.
oleh perusahaan, maka masalah
Hermawan, Erlangga, Jakarta.
tersebut bukanlah menjadi halangan.
6 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

Kaplan, Robert S, 2001. Advanced


R.A. Supriyanto, 2009. Manajemen
Management Accounting,
Biaya dan Akuntansi
Prentice – Hall Inc. Englewood
Manajemen untuk Tekhnologi
Cliffs, New Jersey.
Maju dan Globalisasi, Edisi I,
Milton F. Usry dkk, 2002. Akuntansi BPFE, Yogyakarta.
Biaya (Perencanaan dan
R.A. Supriyanto, 2007. Akuntansi
Pengendalian) Jilid 2,
Biaya, Buku Satu, Edisi Kedua,
Terjemahan Herman Wibowo,
Cetakan Ketiga, BPFE-UGM,
Edisi Kedelapan, Cetakan
Yogyakarta.
Kedelapan, Erlangga, Jakarta,
Sutrisno, 2004. Akuntansi Biaya untuk
Mulyadi, 2004. Akuntansi Biaya Manajemen, Edisi Pertama,
Untuk Manajemen, Edisi 4, Cetakan Pertama, Ekonisia,
BPFE-UGM, Yogyakarta. Fakultas Ekonomi UII,
Yogyakarta.
Mulyadi, 2007, Akuntansi Manajemen :
Zaki Baridwan, 2009. Intermediate
Konsep, Manfaat dan Rekayasa,
Accounting, Edisi Ketuju,
Edisi kedua, BP STIE YKPN,
Cetakan Ketuju, BPFE-UGM,
Yogyakarta.
Yogyakarta.

You might also like