Professional Documents
Culture Documents
4221 9655 1 PB
4221 9655 1 PB
Umar Hi Salim
ABSTRACT
The purpose of this paper is to find out the magnitude of the results of the
imposition of Factory Overhead Costs on each product by implementing the Activity
Based Costing System. The calculation results show that the difference in the burden of
factory overhead using the traditional management accounting system with Activity
Based Costing System shows that there are differences in each product, Plywood,
Sawmill and Fancywood absorb factory overhead costs with traditional management
accounting systems lower than Activity Based methods. Costing System (ABC) with
costs of Rp. 5,056,946,700, -, Rp. 955,958,600 and Rp. 1,311,464,900 respectively,
while Blockboard and Coating products absorb factory overhead costs using the
Activity Based Costing System (ABC) method more. lower than the traditional
management accounting system method with costs of Rp. 4,994,382,200 and Rp.
2,315,936,800
The results of the per M3 cost calculation using the traditional management
accounting system with Activity Based Costing System for each type of product
produced by PT. Tirta Mahakam Resources Tbk. For Plywood, Sawmill and Fancywood
products the difference in cost of goods with traditional accounting systems is lower
than the activitybased costing system, while Blockboard products and coatings have a
difference in the cost of products with an Activity Based Costing System lower than
traditional accounting systems. The results of the calculation of product cost of the five
products with the imposition of factory overhead costs using Activity Based Costing
System illustrate the pattern of consumption of factory overhead costs which better
reflects the amount of costs absorbed by each product. This is due to the fact that the
Activity Based Costing System has a more cost center, so that the use of resources can
be followed carefully to the cost center that consumes it. Thus, it can be seen that the
Activity Based Costing System results in the loading of factory overhead costs which
better reflect the amount of costs absorbed by each product than the traditional
management accounting system.
Keywords: Activity Based Costing System, Accounting management
kalkulasi biaya produk yang lebih pabrik terdiri dari sebagian besar biaya
akurat, lebih berguna, dan yang yang berkaitan dengan volume (volume-
menjelaskan secara rinci penggunaan related overhead cost), sehingga dasar
masukan, dibutuhkan untuk yang dipakai untuk membebankan biaya
memungkinkan manajer untuk overhead pabrik adalah aktivitas yang
meningkatkan mutu, produktivitas dan berkaitan dengan volume yang
mengurangi biaya. Sebagai tanggapan diproduksi (volume related activities),
terhadap kelemahan sistem akuntansi seperti unit produksi, jam tenaga kerja
manajemen tradisional, berbagai usaha langsung, dan jam mesin.
dilakukan untuk mengembangkan Dalam lingkungan manufaktur
sistem akuntansi manajemen yang baru, maju, presentase non-volume related
sehingga dapat memenuhi kebutuhan overhead cost seperti biaya persiapan
linkungan ekonomi dewasa ini. Dalam produksi (setup cost), biaya inspeksi,
perusahaan manufaktur yang maju, biaya perubahan desain, biaya
biaya overhead pabrik menjadi bagian penyusunan skedul produksi adalah
yang paling besar dari total biaya tinggi, oleh karena itu pembebanannya
produksi, karena proses produksi memerlukan dasar pembebanan yang
semakin kompleks dan produk yang mencerminkan konsumsi jenis biaya
dihasilkan semakin beragam, hal ini tersebut oleh produk. Jika presentase
menimbulkan berbagai aktivitas yang biaya yang tidak berkaitan dengan
mendukung proses produksi semakin volume tinggi, sedangkan akuntansi
kompleks dengan diversifikasi produk. biaya konvensional hanya
Lingkungan manufaktur maju menggunakan aktivitas yang berkaitan
mengakibatkan diversitas produk yang dengan volume produksi sebagai dasar
dihasilkan oleh perusahaan dan pembebanan biaya overhead pabrik
meningkatkan biaya overhead pabrik kepada produk, maka laporan biaya
yang tidak berkaitan dengan volume produksi akan menyajikan informasi
produk yang dihasilkan atau non- harga pokok yang tidak cermat, karena
volume-related overhead cost. dalam laporan tersebut akan menyajikan
Akuntansi biaya konvensional data hasil pembebanan overhead pabrik
dirancang pada saat biaya overhead kepada produk yang tidak
3 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131
mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, yaitu Metode Harga Pokok Pesanan dan
biaya bahan penolong, biaya gaji karya- Metode Harga Pokok Proses. (Mulyadi,
wan yang bekerja dalam bagian- 2004: 18).
bagian, baik yang langsung maupun
Biaya Overhead Pabrik
yang tidak langsung berhubungan Menurut Adolph Matz dan
dengan proses produksi. Menurut obyek Milton F. Usry, memberikan definisi
pengeluarannya, secara garis besar biaya overhead pabrik sebagai berikut:
biaya produksi ini dibagi menjadi: Biaya Overhead pada umumnya
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja didefinisikan sebagai bahan tak
langsung dan biaya overhead pabrik langsung, buruh tak langsung, dan biaya
(factory overhead cost) (Mulyadi,
pabrik lainnya yang tidak secara mudah
2004:14). didefinisikan atau dibebankan langsung
Pendapat di atas dapat pada suatu pekerjaan, hasil produksi,
disimpulkan bahwa biaya produksi atau tujuan biaya akhir tertentu seperti
merupakan biaya yang dikeluarkan oleh kontrak-kontrak pemerintah. (Matz-
perusahaan untuk mengolah bahan baku Usry, 2002: 176)
sehingga menjadi bahan jadi. Adapun Sedangkan menurut Don R.
biaya produksi meliputi biaya bahan Hansen dan Maryanne M. Mowen,
baku langsung, biaya tenaga kerja pengertian senagai berikut: Biaya
langsung dan biaya overhead langsung. Overhead Pabrik adalah “semua biaya
Metode pengumpulan biaya produksi selain bahan langsung dan
produksi tergantung dari sifat tenaga kerja langsung.” (Hansen dan
pengolahan produk. Pada prinsipnya Mowen, 2002: 46)
sifat pengolahan produk dapat Sistem Akuntansi Manajemen
dibedakan kedalam dua golongan yaitu: Tradisional
penggolongan atau pengolahan produk Sistem biaya tradisional hanya
yang didasarkan atas pesanan, dan memusatkan pada ukuran-ukuran output
pengolahan produk yang merupakan aktivitas yang didasarkan pada volume
produksi massa. Oleh karena itu metode produksi. Pendekatan tradisional
pengumpulan biaya produksi pada mengasumsikan bahwa semua biaya
dasarnya dapat digunakan dua metode dapat diklasifikasikan sebagai biaya
10 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131
Keterangan :
Biaya unit konvensional adalah total biaya yang dibebankan keseluruh produk dibagi
jumlah unit yang diproduksi berdasarkan sistem tradisional. Biaya konvensional dalam
suatu perusahaan meliputi biaya variable perunit maupun nonunit yang tidak dipilah-
pilah dan biaya tetap.
Biaya unit ABC adalah total biaya yang dibebankan keseluruhan produk dibagi jumlah
unit yang diproduksi berdasarkan aktivitas. Activity Based Costing System dalam suatu
perusahaan meliputi biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel dalam unit maupun
nonunit dan dapat memilah-milah baik dalam aktivitas biaya, perusahaan, dan produk.
Perubahan persentase sistem ABC adalah melihat tingkat persentase biaya perunit pada
masing-masing produk.
ABC
Sumber : (data telah diolah)
Dari tingkat perubahan metode sietem akuntansi manajemen
persentase menunjukkan bahwa metode tradisional lebih rendah dari metode
ABC membebankan lebih rendah Activity Based Costing System (ABC)
overhead cost terhadap produksi dengan dengan biaya masing-masing sebesar
volume yang lebih rendah dan Rp 5.056.946.700,00, Rp
cenderung membebankan secara relatif 955.958.600,00 dan Rp
lebih banyak terhadap produksi dengan 1.311.464.900,00 sedangkan produk
volume yang lebih tinggi. Setelah Bolckoard dan Coanting menyerap
menganalisis sistem akuntansi biaya overhead pabrik dengan metode
manajemen tradisional yang Activity Based Costing System (ABC)
menerapkan pembebanan biaya lebih rendah dari metode sietem
overhead pabrik dengan dasar akuntansi manajemen tradisional
pembebanan jam mesin yang selama ini dengan biaya masing-masing sebesar
diterapkan oleh perusahaan, serta Rp 4.994.382.200,00 dan Rp
menganalisis pembebanan biaya 2.315.936.800,00.
overhead pabrik dengan menerapkan Perbedaan ini disebabkan karena
Activity Based Costing System, maka pembebanan biaya dengan metode
dapat diketahui besarnya selisih tradisional (konvensional) tidak
pembebanan biaya overhead pabrik ke memperhitungakan konsumsi overhead
masing-masing produk dengan cost maupun non-volume pada setiap
menggunakan kedua sistem di atas. jenis produk atau dengan kata lain
sistem konvensional hanya
Hasil perhitungan menunjukkan
memperhitungkan biaya overhead baik
selisih pembebanan biaya overhead
biaya variabel maupun biaya tetap,
pabrik dengan menggunakan sistem
biaya variabel dengan menggunakan
akuntansi manajemen tradisional
dasar alokasi berdasarkan jam mesin
dengan Activity Based Costing System
dan tidak merinci biaya overhead itu
menunjukkan adanya perbedaan dari
sendiri, sehingga biaya yang di serap
masing-masing produk adalah
setiap produk tidak merata karena ada
Plywood, Sawmill dan Fancywood
yang lebih rendah dan ada yang lebih
menyerap biaya overhead pabrik dengan
2 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131
tinggi tergantung dari jumlah jam mesin Hasil perhitungan harga pokok
yang digunakan oleh setiap produk. produk dari kelima produk tersebut
Sedangkan biaya dengan metode dengan pembebanan biaya overhead
Activity Based Conting System telah pabrik yang menggunakan Activity
memperhitungkan komponen non- Based Costing System menggambarkan
volume related maupun overhead pola konsumsi biaya overhead pabrik
costnya dari setiap jenis produk, dalam yang lebih mencerminkan jumlah biaya
artian bahwa metode ini telah yang diserap oleh masing-masing
memperhitungkan biaya overhead produk. Hal tersebut disebabkan karena
dengan memilah-milah elemen-elemen dalam Activity Based Costing System
biaya tersebut, jadi metode ini dapat dibentuk lebih banyak pusat biaya atau
mencerminkan semua elemen biaya cost pool, sehingga penggunaan sumber
overhead yang di serap dalam setiap daya dapat diikuti dengan teliti ke pusat
produk. biaya yang mengkonsumsinya.
Hasil juga menggambarkan Dari tingkat perubahan
bahwa selisih hasil perhitungan biaya persentase menunjukkan bahwa metode
per M3 yang menggunakan sistem ABC membebankan lebih rendah
akuntansi manajemen tradisional overhead cost terhadap produksi dengan
dengan Activity Based Costing System volume yang lebih rendah dan
pada setiap jenis produk yang cenderung membebankan secara relatif
dihasilkan PT. Tirta Mahakam lebih banyak terhadap produksi dengan
Resources Tbk. Untuk produk volume yang lebih tinggi. Dengan
Plywood, Sawmill dan Fancywood demikian dapat dilihat bahwa Activity
mempunyai selisih harga pokok produk Based Costing System menghasilkan
dengan sistem akuntansi tradisional pembebanan biaya overhead pabrik
lebih rendah dari activity based costing yang lebih mencerminkan jumlah biaya
system, sedangkan produk Blockboard yang diserap oleh masing-masing
dan coasting mempunyai selisih harga produk dari pada sistem akuntansi
pokok produk dengan Activity Based manajemen tradisional, sehingga
Costing System lebih rendah dari sistem hipotesis yang diajukan oleh penulis
akuntansi tradisional. adalah terbukti benar.
3 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131