Professional Documents
Culture Documents
22313-Article Text-71851-1-10-20220826
22313-Article Text-71851-1-10-20220826
Abstrak
KMP. Takabonerate is a Ro-Ro ferry operated by PT. ASDP Indonesia Ferry Selayar. This ship is classified as a non-
conventional class ship with the SM Class mark, which means that technically this ship is built with mechanical and electrical
installations in full compliance with BKI requirements. One disadvantage of the group of non-convention vessels is not obliged
to install sewage water treatment onboard. These conditions can lead to potential pollution and environmental damage.
International Maritime Organization (IMO) has agreed on rules for handling sewage waste through MARPOL which has been
adopted by the government through presidential regulations and ministerial regulations to be enforced, namely Annex IV 11
regulation which states that sewage waste can be disposed of within 12 miles of the nearest coastline to untreated waste and 3
miles from the nearest shoreline for waste that has been treated and meets the technical specifications of MARPOL. Therefore,
this research was conducted to design a sewage treatment plant at KMP. Takabonerate, the old sewage tank is replaced by
waste treatment plant sewage can serve a total passenger of 283 people with a minimum capacity of 2,83m3 with counted the
dimensions and weight of sewage waste processing equipment. From the results of the selection, it was decided that the
Omnipure 6440 waste treatment equipment with the electroflotation treatment method had a capacity of 1684,62 litres per hour.
After selecting the equipment, the piping system is designed for the operation of the waste treatment equipment based on the
applicable class regulations.
Kata Kunci: Sewage Treament, Annex IV, Ferry Ro-Ro, KMP. Takabonerate
10
Jurnal Riset & Teknologi Terapan Kemaritiman, Vol. 1, No. 1, Juni 2022, pp. 10-16
presiden dan pertaturan menteri untuk diberlakukan 2. Data sekunder adalah data yang tidak langsung
adalah Annex IV regulasi ke-11 poin 1.1 dimana dan data yang diperoleh melalui dokumen-
menyebutkan bahwa limbah sewage dapat dibuang dokumen tertulis dari sumber data atau informasi
pada jarak 12 mil dari garis pantai terdekat untuk lainnya yang erat kaitannya dengan penelitian ini.
limbah yang tidak diolah dan 3 mil dari garis pantai
terdekat untuk limbah yang telah diolah dan 2.3. Metode Pengolahan Data
memenuhi standar spesifikasi teknis dari MARPOL
Pengolahan data dilakukan pada saat data yang
dengan kandungan termotolerant coliform 100 / 100
diperlukan dalam pengolahan telah terkumpul.
ml, total suspended solids 35 mg/l, BOD5 25 mg/l,
Pengolahan data bertujuan untuk melakukan
COD 125 mg/l dan pH air limbah 6 – 8,5 [4].
penyelesaian dan pembahasan dari masalah yang
Penegakan aturan penanganan limbah dikapal ,
sedang dikaji. Langkah-langkah yang dilakukan
sering kali menjadi momok yang mengancam
dalam pengolahan data meliputi:
kelestarian lingkungan perairan. Perilaku pengelola
kapal sering kali didapati mengabaikan ketentuan 1. Identifikasi Masalah
yang ada termasuk dalam penanganan limbah sewage Identifikasi rumusan masalah, mencakup
kapal. Limbah sewage yang terdiri dari kotoran dan penentuan permasalahan yang akan dibahas dan
urine dapat dibuang langsung ke laut, padahal kotoran akan diselesaikan. Pada tahap ini ditentukan
ini mengandung zat berbahaya yang menjadi bahan permasalahan mengenai fasilitas pengelolaan
pencemar bagi lingkungan. Tindakan seperti ini jelas- limbah sewage yang untuk KMP Takabonerate.
jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip dan 2. Studi Literatur
ketentuan MARPOL (Marine pollution) yang Studi literatur , mengumpulkan literatur tentang
merupakan salah satu konvensi utama IMO yang aturan dan pengelolaan sistem sewage dikapal .
mengatur tentang upaya pencegahan dan 3. Pengumpulan Data
meminimalkan polusi yang berasal dari operasional Pengumpulan data mengenai jumlah penumpang,
kapal, baik yang tidak disengaja. desain sistem sewage, dan layout kamar mesin
KMP. Takabonerate adalah salah satu kapal yang KMP. Takabonerate.
dapat menjadi sumber potensi pencemar bagi 4. Pengolahan Data
lingkungan di perairan Bira menuju Pamatata. Pengolahan data meliputi perhitungan kebutuhan
Dimana kapal ini tidak dilengkapi instalasi alat kapasitas tangki pengolahan dan penentuan alat
pengolah limbah sewage. Limbah sewage dikapal pengolahan limbah berdasarkan kapasitas dan
diolah dengan sistem sewage treatment plan yang dimensi.
membantu memproses limbah sehingga memenuhi 5. Kesimpulan dan saran
standar aman sebelum dibuang ke laut. Berdasarkan
uraian diatas, maka penulis akan meneliti mengenai 2.4. Data Kapal
Perancangan Fasilitas Pengelolahan Limbah Sewage
Kapal yang akan digunakan sebagai objek
pada KMP. Takabonerate.
penelitian adalah KMP Takabonerate.
Length Over All = 46,80 m
2. Metodologi
Breadth Moulded = 12,00 m
2.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Depth Moulded = 3,70 m
Draft Loaded = 2,60 m
Kegiatan utama yang dilakukan dalam penelitian
Speed = 12,00 knot
ini adalah analisa sistem instalasi sewage,
Jumlah Penumpang = 265 orang
pengambilan data dan pengolahan data. Pengambilan
Jumlah ABK = 18 orang
data akan dilakukan di PT. Industri Kapal Indonesia
(Persero), Makassar. Sementara analisi akan
3. Hasil dan Diskusi
dilakukan di Labo Permesinan Kapal Departemen
Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknik 3.1. Penentuan Kapasitas Alat Pengolah Limbah
Universitas Hasanuddin. Sewage
Perhitungan kebutuhan kapasitas tangki
2.2. Metode Pengumpulan Data
pengolahan limbah dihitung berdasarkan peraturan
Jenis data yang diambil terbagi atas dua yaitu: menteri perhubungan republik Indonesia nomor PM
1. Data primer adalah data yang di dapat dari 29 tahun 2014 tentang pencegahan pencemaran
penelitian secara langsung dengan cara lingkungan maritim pada paragraf 4 tentang
menanyakan/wawancara dengan orang-orang pencegahan pencemaran oleh kotoran (sewage) dari
yang berperan dalam pengolahan objek yakni kapal pasal 24 poin 1 pada huruf C yang berbunyi
owner surveyor dari KMP.Takabonerate. memiliki peralatan berupa tangki penampung kotoran
11
Jurnal Riset & Teknologi Terapan Kemaritiman, Vol. 1, No. 1, Juni 2022, pp. 10-16
(sewage holding tank) dengan kapasitas tangki ACO Clarimar MF adalah alat pengolahan limbah
penampungan (Ct) minimum adalah: biologi, ACO Clarimar MF menerapkan teknologi
filtrasi ACO-MF dan menghilangkan proses
𝐶𝑡 ≥ 𝐶𝑟 (1) pengendapan dan klorinasi.
Dimana Ct adalah kapasitas tangki penampungan Omnipure series 64 dari De Nora menggunakan
yang ada dikapal (m3). metode fisika – kimia dengan menerapkan teknologi
Cr adalah kapasitas tangki penampungan yang elektroflotasi untuk pengolahan limbah.
disyaratkan (m3).
𝐶𝑟 = 𝐴 𝑁𝑝 𝐷𝑎 (2)
Dimana Cr adalah kapasitas tangki penampungan
yang disyaratkan (m3). A adalah 0.06 (m3/orang/hari)
untuk sistem pembuangan standar (selain kapal
penumpang). Np adalah jumlah orang yang berada di
kapal. Da adalah lama maksimum kapal berlayar di
wilayah pembuangan kotoran yang tidak terdisinfeksi
di laut yang diizinkan (minimum 1 (satu) hari) lama
maksimum kapal berlayar dimana pembuangan
kotoran yang tidak dihancurkan atau didisinfeksi ke
laut tidak diizinkan (minimum 1 hari).
Cr = 0,01 m3 x 283 x 1
Cr = 2,830 m3
Gambar 2. Mesin pengolah limbah Omnipure 6440
Kapasitas tangki penampungan yang disyaratkan
minimal 2,83 m3. Wartsila-Super Trident sewage treatment plant.
Large STC-14 Series menggunakan metode biologi –
3.2. Pemilihan Alat Pengolah Limbah Sewage kimia dengan menerapkan teknologi activated sludge
Alat pengolah limbah sewage yang akan digunakan systems untuk pengolahan limbah.
dalam perencanaan dipilih dari pasaran dengan
memperhatikan beberapa hal terkait spesifikasi alat.
Kapasitas pengolahan menjadi pertimbangan utama
untuk pemilihan alat mengingat dalam mendesain
suatu sistem intalasi perpipaan setiap komponen harus
didesain seefisien mungkin namun tidak jauh melebihi
nilai minimal yang dibutuhkan dalam hal kapasitas.
Disamping itu faktor dimensi dan berat peralatan juga
patut diperhatikan untuk efisiensi ruang dan efisiensi
bobot kapal akibat peralatan. Untuk mendapatkan
pilihan terbaik maka telah dipilih tiga merk alat
pengolah limbah.
Gambar 3. Mesin pengolah limbah Wartsila STC14 13
12
Jurnal Riset & Teknologi Terapan Kemaritiman, Vol. 1, No. 1, Juni 2022, pp. 10-16
13
Jurnal Riset & Teknologi Terapan Kemaritiman, Vol. 1, No. 1, Juni 2022, pp. 10-16
Alat pengolah limbah omnipure tipe 6440 memiliki kurang dari 800 mm dengan pegangan pada
2 mesin pemompa limbah padat dan 2 elektrolitik sel kedua sisi dengan sudut kemiringan lebih
yang akan menunjang pengoperasian alat sedangkan besar dari 45⁰.
kapasitas pembuangan air limbah 246 liter per menit
dan alat pengolah limbah membutuhkan suplay air
laut dengan kapasitas 246 liter per menit untuk
memproses limbah.
Keuntungan dalam penggunaan alat pengolah
limbah ialah tidak membutuhkan lagi alat pengolah
limbah pada pelabuhan atau daratan. Pembuangan
limbah olahan dapat dilakukan pada saat kapal
berlayar sehingga menghemat waktu pengoperasiaan
kapal, mengurangi potensi pencemaran laut, alat
pengolah limbah sudah mencakup pompa
pengembuangan sehingga tidak memerlukan pompa
pembuangan seperti desain sistem sebelumnya.
𝑄
𝑑=√ (3)
5,75 𝑥 10−3
14,76
𝑑=√ Gambar 6. Diagram sistem perpipaan air kotor KMP.
5,75 𝑥 10−3
Takabonerate
15
Jurnal Riset & Teknologi Terapan Kemaritiman, Vol. 1, No. 1, Juni 2022, pp. 10-16
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1)
Perencanaan desain sistem sewage KMP.
Takabonerate telah dibuat dengan mengikuti kriteria
dan ketentuan MARPOL yang mencakup batasan atau
standar kandungan air limbah olahan yang aman untuk
dibuang kelaut pada batasan wilayah tertentu. 2)
Kriteria alat pengolah limbah yang dipilih sudah
Gambar 9. Tampak atas perencanaan sistem pengolahan limbah sesuai dengan kapasitas kebutuhan minimum
KMP. Takabonerate pengolahan limbah untuk KMP. Takabonerate dilihat
dari aspek jumlah penumpang diatas kapal.
Referensi
[1] PT. Industri Kapal Indonesia (PERSERO). (2019). Spesifikasi
Teknis Kapal Ferry Ro‐Ro 500 Gt . Makassar: Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan
Republik Indonesia.
[2] Biro Klasifikasi Indonesia. (2019). Rules For Classification
And Survey (Vol.I ). Jakarta: BKI.
[3] Tilley, E., & dkk. (2009). Compendium of Sanitation Systems
and Technologies (2nd ed.). Swiss: the Sustainable Sanitation
Alliance (SuSanA) and the International Water Association
(IWA) specialist groups.
[4] IMO. (2012). 2012 Guidelines On Implementation Of Effluent
Standards And Performance Tests For Sewage Treatment
Plants. London: International Maritime Organization.
16