Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.

php/journal- Journal FAME


fame/index Vol.2 (No.1) : no. 01 – no. 38 . Th. 2019
Hasil Penelitian p-ISSN : 2622-1292
e-ISSN : 2623-0488

Peningkatan Kompetensi SDM Bidang F&B Service pada Usaha Makanan


dan Minuman Di Kawasan Puncak Kab. Bogor
Increased Competence of HR in the Field of F & B Service in Food and
Beverage Enterprises in the Peak District. Bogor
Vincent Sylvester Leewellyn1), Nami Fitricia Pasaribu2), Asep Syaiful Bahri3)
1)
Program Studi Bisnis Perhotelan Universitas Agung Podomoro, Jakarta, Indonesia
2)
Program Studi Bisnis Perhotelan Universitas Agung Podomoro, Jakarta, Indonesia
3)
Program Studi Bisnis Perhotelan Universitas Agung Podomoro, Jakarta, Indonesia

19 April 2019

ABSTRACT
According to BPS West Java Province data, the number of visits in 2016 for foreign tourists to Bogor Regency
in 2016 reached 228,913 and 4,955,079 for domestic tourists. This data shows that the level of tourist visits to
Bogor Regency continues to increase. The increase in tourist arrivals should be supported by facilities and
infrastructure and business tourism services including tourism services in the field of food and beverages.
Based on 2016 BPS data, the number of Restaurants / Restaurants by Regency / City in West Java Province,
2013-2016 was 162 businesses. This might be said to be still lacking in terms of numbers, in terms of service
quality it can be said to be still lacking because if it is seen that the employees working in the sector are mostly
graduates of junior high and high school. To improve the ability of HR (employees) who work in the food and
beverage business services sector, activities are needed that aim to increase the capacity of human resources
(employees) of food and beverage businesses in Bogor Regency. Community service regarding the Improvement
of Excellent Services Capability in Food and Beverage Enterprises in the Bogor Regency Peak Area was
attended by 30 participants who were employees in the business of food and beverage tourism services who
were directly selected by the Bogor Regency Culture and Tourism Service. Based on the results of this
community service activity, the following conclusions can be drawn: the provision of knowledge and technology
on improving management capabilities Capability of Excellent Services in Food and Beverage Enterprises in
the Peak District. Bogor was well received by the participants and achieved the goals planned previously. This
is indicated by the ability of participants to be able to understand and direct practice regarding service
excellent. In addition, there were participants who after this training were appointed as supervisors at the
restaurant where the participants worked.
Keyword: Competence of HR in F & B Service, Food and Beverage Business

ABSTRAK
Menurut data BPS Provinsi Jawa Barat, jumlah kunjungan pada tahun 2016 untuk wisatawan mancanegara ke
Kabupaten Bogor pada tahun 2016 mencapai 228.913, dan 4.955.079 untuk wisatawan nusantara. Data ini
menunjukkan bahwa tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bogor terus meningkat. Peningkatan
kunjungan wisatawan ini mestinya didukung oleh sarana dan prasarana dan usaha jasa wisata termasuk
didalamnya adalah usaha jasa wisata dibidang makanan dan minuman. Berdasarkan data BPS 2016 jumlah
Restoran/Rumah Makan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat, 2013-2016 adalah sebesar 162 usaha.
Hal ini mungkin bisa dikatakan masih kurang dari segi jumlahnya, dari segi kualitas layanan dapat dikatakan
masih kurang karena jika dilihat bahwa karyawan yang bekerja di sektor tersebut sebagian besar merupakan
lulusan SMP dan SMA. Untuk meningkatkan kemampuan para SDM (karyawan) yang bekerja di sektor jasa
usaha makanan dan minuman tersebut, maka dibutuhkan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
SDM (karyawan) usaha makanan dan minuman di Kabupaten Bogor. Pengabdian kepada masyarakat mengenai
Peningkatan Kemampuan Services Excellent pada Usaha Makanan dan Minuman Di Kawasan Puncak
Kabupaten Bogor diikuti oleh 30 peserta yang merupakan karyawan di bidang usaha jasa wisata makanan dan
minuman yang dipilih langsung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil
kegiatan Pengabdian masyarakat ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pemberian ilmu
pengetahuan dan teknologi mengenai peningkatan kemampuan pengelolaan Peningkatan Kemampuan Services
Excellent pada Usaha Makanan dan Minuman Di Kawasan Puncak Kab. Bogor diterima dengan baik oleh para
peserta dan mencapai tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya. Hal ini ditandai dengan kemampuan para

1
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/journal- Journal FAME
fame/index Vol.2 (No.1) : no. 01 – no. 38 . Th. 2019
Hasil Penelitian p-ISSN : 2622-1292
e-ISSN : 2623-0488

peserta untuk dapat memahami serta praktek langsung mengenai service excellent. Selain itu, terdapat peserta
yang setelah pelatihan ini diangkat menjadi supervisor di restoran tempat peserta itu bekerja.
Kata Kunci: Kompetensi SDM Bidang F&B Service, Usaha Makanan dan Minuman.

PENDAHULUAN tersebut mencakup proses mengidentifikasi dan


Industri pariwisata saat ini di Indonesia, menjadi pengembangan kompetensi.
perhatian Presiden dimana kedepannya diharapkan Pemerintah telah menetapkan standar kompetensi
pariwisata akan menjadi penggerak utama untuk SDM di bidang pariwisata khususnya untuk
perekonomian Indonesia. Target Presiden untuk hotel dan restoran dengan adanya Keputusan
mendatangkan wisatawan mancanegara untuk Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
tahun 2019, sebesar 20 juta. Menurut Travelport, Indonesia Nomor: KEP.239/MEN/X/2004, tentang
Pariwisata Indonesia pada tahun 2017 meningkat Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
pertumbuhannya, dimana mencapai 25,68%. Indonesia (SKKNI), hal tersebut menjadi acuan
Angka tersebut merupakan angka pertumbuhan dalam proses standar kompetensi SDM khususnya
tertinggi di dunia dalam bidang pariwisata. untuk hotel dan restoran.
Menurut Menteri Pariwisata, Arief Yahya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
(detikFinance, 2017), sejak tahun 2016, Bogor merupakan unit teknis kepariwisataan di
pendapatan devisa negara dari sektor pariwisata Kabupaten Bogor yang berfungsi untuk menjaga
sudah melebihi dari pendapatan dari sektor migas. dan meningkatkan kualitas SDM di bidang
Diharapkan sektor pariwisata akan menjadi pariwisata di Kabupaten Bogor. Menurut data
pendapatan utama devisa negara pada tahun 2019. BPS Provinsi Jawa Barat, jumlah kunjungan pada
Melihat target pada tahun 2019, tentunya perlu tahun 2016 untuk wisatawan mancanegara ke
dipersiapkan dari berbagai aspek, salah satunya Kabupaten Bogor pada tahun 2016 mencapai
adalah Sumber Daya Manusia (SDM). 228.913, dan 4.955.079 untuk wisatawan
Pengembangan SDM sangat dibutuhkan dalam nusantara. Data ini menunjukkan bahwa tingkat
pelayanan setiap kegiatan di bidang pariwisata kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bogor terus
kepada wisatawan (tourist). Akan tetapi hal ini meningkat. Peningkatan kunjungan wisatawan ini
seringkali mendapatkan perhatian yang rendah. mestinya didukung oleh sarana dan prasarana dan
Menurut Evans, Campbell, & Stone House (2003), usaha jasa wisata termasuk didalamnya adalah
salah satu faktor yang berperan penting dalam usaha jasa wisata dibidang makanan dan minuman.
industri pariwisata adalah SDM. Dimana SDM di Berdasarkan data BPS 2016 jumlah
sektor pariwisata merupakan manusia yang berada Restoran/Rumah Makan Menurut Kabupaten/Kota
dalam organisasi khususnya berbasis jasa (service- di Provinsi Jawa
based organization), dan kembali lagi SDM Barat, 2013-2016 adalah sebesar 162 usaha. Hal
sebagai faktor penentu dalam keberhasilan kinerja ini mungkin bisa dikatakan masih kurang dari
organisasi. segi jumlahnya, dari segi kualitas layanan
Dalam persiapan pengembangan SDM di dapat dikatakan masih kurang karena jika
Indonesia, sudah dipersiapkan dalam menghadapi dilihat bahwa karyawan yang bekerja di sektor
ASEAN Mutual Recognition Arrangement (MRA) tersebut sebagian besar merupakan lulusan
pada tahun 2015 kemarin. Dimana Menteri SMP dan SMA. Untuk meningkatkan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik kemampuan para SDM (karyawan) yang
Indonesia membuat Peraturan Menteri Pariwisata bekerja di sektor jasa usaha makanan dan
dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Nomor minuman tersebut, maka dibutuhkan kegiatan
PM.53/HM.001/MPEK/2013 tentang standar yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
usaha hotel, dimana pada Bab 1 Pasal 2 Ayat (a), SDM (karyawan) usaha makanan dan
disebutkan bahwa menjamin kualitas produk minuman di Kabupaten Bogor.
pelayanan dan pengelolaan dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan kepuasan tamu. LANDASAN TEORI
Menurut Pasal 3, dimana Ruang Lingkup dari Pada industri jasa, pelayanan merupakan
Peraturan tersebut mencakup (a) usaha hotel; (b) faktor yang sangat penting. Dimana pelayanan
aspek produk, pelayanan dan pengelolaan; (c) adalah sebuah aktivitas atau proses interaksi
penilaian standar usaha hotel; (d) pembinaan dan antara karyawan dengan pelanggan atau tamu.
pengawasan; serta (e) sanksi administratif. Proses Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan
pengelolaan yang dimaksud dalam peraturan pelayanan dan akan melayani satu sama lain
dalam memenuhi kebutuhannya, dan hal ini
2
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/journal- Journal FAME
fame/index Vol.2 (No.1) : no. 01 – no. 38 . Th. 2019
Hasil Penelitian p-ISSN : 2622-1292
e-ISSN : 2623-0488

dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat tersebut tidak dapat dibebankan dengan
dipisahkan dalam kehidupan manusia maksimal untuk tugas dan tanggung jawab
(Sinambela, 2010). sesuai dengan posisinya. Perilaku (c), selain
dari pengetahuan dan keterampilan yang
Menurut Swasto (2003), terdapat dua Jenis dimiliki, karyawan juga harus memiliki
pelatihan dimana dapat berupa pelatihan perilaku yang baik. Dimana perilaku dapat
berbasis pengetahuan dan pelatihan berbasis menentukan untuk mendukung pencapaian
keterampilan. Pelatihan berbasis pengetahuan tujuan perusahaan. Apabila memiliki
merupakan pelatihan dari para peserta dengan pengetahuan dan keterampilan yang baik akan
tujuan memiliki wawasan yang luas serta tetapi tidak memiliki perilaku yang kurang
memberikan pengetahuan baru yang sesuai baik, maka hasil yang dikerjakan oleh
dengan kebuthan dari karyawan tersebut pada karyawan tersebut tidak maksimal. Contoh
bidang pekerjaannya. Sedangkan pelatihan faktor yang termasuk dalam perilaku, seperti
berbasis ketrampilan merupakan pelatihan tingkat kedisiplinan, tanggung jawab terhadap
secara langsung berupa kegiatan praktek di pekerjaan dan sebagainya.
lapangan. Pelatih dalam pelatihan tersebut
mengajarkan peserta untuk dapat Menurut Tjiptono (2007), kualitas pelayanan
mempraktekkan secara langsung sesuai merupakan upaya pemenuhan kebutuhan dan
dengan bidangnya. Pelatihan berbasis keinginan konsumen dimana perbandingan
keterampilan sangat sering digunakan antara harapan dari kosumen dengan
dikarenakan penyerapan materi lebih cepat dan penyampaian pelayanannya. Apabila
mudah dipahami. penyampaian pelayanan lebih rendah dari apa
yang diharapkan konsumen, maka konsumen
Menurut Dubois (2004), kompetensi akan kecewa dan tidak puas. Apabila
merupakan karakteristik dimana setiap penyampaian pelayanan lebih tinggi dari
individu mempunyai kemampuan yang harapan konsumen, maka konsumen akan
digunakan secara konsisten dengan tujuan puas. Faktor – faktor yang mempengaruhi
untuk mencapai kinerja yang diinginkan. kualitas pelayanan antara lain, (a) Tangibles,
Kompetensi ini termasuk pada pengetahuan, (b) Reliability, (c) Responsiveness, (d)
keterampilan, aspek citra diri, motif social, Assurance, (e) Empathy.
sifat, pola piker, dan cara berpikir, perasaan
dan pelaksanaan. Kompetensi adalah suatu Tangibles (a), berupa bukti nyata atau yang
proses yang mengacu kepada keahlian dan dapat terlihat oleh mata, seperti fasilitas fisik,
keterampilan yang harus dilakukan dan kebersihan dan kerapihan dari karyawan,
perilaku yang harus diterapkan dalam peralatan yang digunakan dalam operasional.
mencapai kinerja yang diinginkan (Sanghi, Reliability (b), dimana konsistensi kerja dan
2007). kemampuan untuk dapat dipercaya dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Menurut Spencer (2007), menyatakan ada Pelayanan yang diberikan, dilakukan dengan
beberapa karakteristik kompetensi, tepat sesuai dengan apa yang dijanjikan atau
diantaranya seperti (a) Pengetahuan, (b) ditawarkan, seperti ketepatan waktu
Keterampilan, dan (c) Perilaku. Pengetahuan pelayanan, dan pelayanan yang adil bagi
(a) dari setiap karyawan dapat membantu seluruh pelanggan. Responsiveness (c), berupa
perusahaan dalam meningkatkan efisiensi, kemauan dan kesiapan dalam memberikan
dimana ketika karyawan memiliki pelayanan kepada pelanggan sesuai dengan
pengetahuan yang cukup, maka dapat kebutuhan pelanggan. Assurance (d),
mengurangi waktu dan tenaga dalam memastikan bahwa pelayanan tersebut dapat
menghadapi kesulitan karena tidak memiliki dengan mudah didapatkan oleh pelanggan dan
pengetahuan yang cukup dalam bekerja. dapat berkomunikasi dengan baik kepada
Keterampilan (b), dengan memiliki karyawan pelanggan. Emphaty (e), pelayanan yang
yang terampil, maka dapat membantu diberikan kepada pelanggan dengan sikap dan
perusahaan dalam menjalankan pekerjaan perilaku yang sopan, menghargai serta
dengan baik dan efisien juga. Sebagai perhatian terhadap kebutuhan dan kepentingan
gambaran, untuk karyawan yang baru masuk pelanggan.
tanpa memiliki keterampilan, maka karyawan
3
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/journal- Journal FAME
fame/index Vol.2 (No.1) : no. 01 – no. 38 . Th. 2019
Hasil Penelitian p-ISSN : 2622-1292
e-ISSN : 2623-0488

METODE PENELITIAN melakukan aktivitas pelayanan perima maka


perlu disampaikan materi-materi yang
Pengabdian kepada masyarakat mengenai berkaitan dengan service excellent. Dari
Peningkatan Kemampuan Services Excellent materi yang disampaikan paara pelatih pun
pada Usaha Makanan dan Minuman Di meminta para peserta untuk memberikan
Kawasan Puncak Kabupaten Bogor diikuti tanggapan mengenai materi palatihan yang
oleh 30 peserta yang merupakan karyawan di diberikan. Adapun tanggapan peserta
bidang usaha jasa wisata makanan dan mengenai materi yang diberikan disajikan
minuman yang dipilih langsung oleh Dinas pada gambar berikut;
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor.
Terdapat beberapa metode pengabdian yang Gambar 1. Tanggapan Peserta Mengenai
dilakukan yakni dengan melakukan ceramah Pelatihan Yang Diberikan
(penyuluhan) yang menekankan kepada
prinsip dasar pelayanan dan bagaimana
meningkatkan pelayanan yang prima dengan
tujuan memberikan kepuasan kepada tamu.
Setelah melakukan caramah (penyuluhan),
para peserta pelatihan akan berdiskusi secara
kelompok untuk menyusun aktivitas jika
terjadi ketidakpuasan pada tamu atau yang
sering dikenal juga dengan cara customer Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan
handling. Setelah berdiskusi para peserta akan bahawa rata-rata tanggapan responden
mempresentasikan hasil diskusinya dan akan mengenai materi yang diberikan berada pada
dikomentari oleh peserta yang lainnya, kategori 4 yang artinya baik. Dan para peserta
sehingga nantinya akan mendapatkan solusi juga menganggap bahwa materi yang
yang konstruksif yang telah disepakati oleh diberikan sangat memberikan manfaat bagi
para peserta. peserta dan dapat diaplikasikan ditempat para
peserta bekerja.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa
Sebelum kegiatan pelatihan service excellent proses kegiatan pelatihan dilakukan dengan cara
dilakukan para penyuluh melakukan pre test santai namun tidak mengurangi kedisplinan para
yang bertujuan untuk mengetahui rata-rata peserta, terlihat para pelatih memberikan
tingkat pemahaman peserta mengenai konsep pengetahuan mengenai berbagai macam bentuk
dasar service excellent yang nantinya akan perlengkapan yang ada di restoran serta teknik
menjadi dasar bagi pelatih kegiatan untuk dalam melipat napkin. Gambar tersebut juga
dapat meningkatkan kapasitas karyawan baik mencaritakan tentang praktek proses pelayanan
dari segi pengetahuan maupun keterampilan. dimana ada sebagaian peserta sebagai tamu dan
Berdasarkan hasil pres test yang dilakukan sebagian pesertanya lagi sebagai pelayanan.
rata-rata tingkat pengetahuan para peserta Hal yang perlu diperhatikan adalah
berada pada kategori point 6,5. Hal ini penampilan serta kinerja dari para
menandakan bahwa para karyawan sudah pelatih/penyuluh/narasumber. Kondisi ini perlu
memiliki pengetahuan mendasar mengenai dilakukan agar terdapat umpan balik yang nantinya
service excellent, namun demikan masih juga dapat dijadikan sebagai pijakan bagi para pelatih
terdapat ketidaktahuan peserta mengenai untuk bisa meningkatkan penampilan atau kinerja.
teknis atau praktek langsung mengenai cara Dari kuesioner yang telah disebarkan mengenai
baik dalam melayani tamu serta melakukan tanggapan peserta kepada para pelatih, menyatakan
tindakan responsive apabila ada tamu yang bahwa sebagian besar atau bahkan seluruh pelatih
merasa tidak nyaman atau complain kepada yang terlibat dalam kegiatan ini memiliki
restoran tersebut. Hal ini mesti disesuaikan kompetensi yang baik dalam menyampaikan
dengan pendapat atau teori yang menyatakan materi pelatihan, isi materi yang diiberikan,
bahwa para karyawan harus responsive dalam kemampuan menjawab pertanyaan dan
memenuhi kebutuhan pada tamu (pelanggan). memberikan contoh kasus yang relevan dan
Untuk memberikan pengetahuan yang dapat industry pariwisata, sampai kepada kemampuan
meningkatkan kemampuan karyawan dalam pelatih untuk bisa mengajak peserta untuk bisa
4
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/journal- Journal FAME
fame/index Vol.2 (No.1) : no. 01 – no. 38 . Th. 2019
Hasil Penelitian p-ISSN : 2622-1292
e-ISSN : 2623-0488

berdiskui dan bertannya mengenai materi yang yang setelah pelatihan ini diangkat menjadi
telah diberikan. Kemampuan menggunaka supervisor di restoran tempat peserta itu
peralatan-peralatan yang terdapat direstoran pun bekerja..
menjadi perhatian bagi peserta, para peserta
mempunyai tanggapan bahwa para pelatih sangat SARAN
professional dalam memperkenalkan perlengkapan Adapun saran dalam kegiatan ini adalah perlu
restoran dan juga cara menggunakannya. adanya kegiatan lebih lanjut yang berkaitan dengan
Dalam konteks teknis mengatasi masalah jika manajemen usaha makanan dan minuman serta
ada tamu yang complain, para pelatih pun perlu adanya kegiatan studi banding yang
mengajar para peserta menjadi tamu dan mengajak para peserta pelatihan untuk melihat
mengkomlain atas pelayanan yang diberikan usaha makanan dan minuman di daerah tujuan
oleh kawannya, hal ini menjadi sesuatu yang wisata yang berkembang sehingga para peserta
manarik dimana para pelayan tersebut pelatihan dapat memahami kondisi diluar
mencoba untuk dapat mengatasi complain Kabupaten Bogor serta dapat menambah wawasan
yang diberikan dan bagaimana cara tentang pelayanan.
mengatasinya. Hal ini mesti dilakukan
mengingat para tamu yang datang ke restoran DAFTAR PUSTAKA
yang berada di Kabupaten Bogor adalah para Dubois, D., Rothwell, J. W. (2004). Competency
wisatawan, baik wisatawan mancanegara Based Human Resource Management.
maupun wisatawan nusantara yang harus Davies-Black Publishing
dilayani secara maksimal dan memuaskan Evans, Nigel, David Campbell & George
sehingga akan memberikan dampak psitif jika Stonehouse. (2003). Strategic
wisatwaan yang datang merasa puas. Untuk Management for Travel and Tourism.
mengetahui tanggapan responden mengenai Oxford: Butterworth-Heinemann
penampilan dan kinerja pelatih disajikan pada https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-
gambar berikut. 3844660/pariwisata-jadi-andalan-
Setelah dilakukan pelatihan, diakhir sesi para penyumbang-devisa-us-20-miliar.
peserta diberikan post test untuk melihat Pariwisata Jadi Andalan Penyumbang
tingkat pengetahuan para peserta serta Devisa US$ 20 Miliar. Di unduh pada
diberikan pelatihan. Berdasarkan hasil post tanggal 10 November 2018
test terdapat kenaikan yang significant atas Fandy Tjiptono, (2007), Strategi Pemasaran. Edisi
tingkat pengetahuan dan pemahaman peserta ke dua, penerbit Andi, Yogyakarta
mengenai service excellent. Adapaun nilai Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
rata-rata post test peserta pelatihan adalah 9,8. Transmigrasi Republik Indonesia Nomor:
Hal ini mendakan bahwa dengan kegiatan ini KEP.239/MEN/X/2004, tentang
dapat meningkatkan pengetahuan dan Penetapan Standar Kompetensi Kerja
pemahaman peserta mengenai service Nasional Indonesia (SKKNI),
excellent bahkan dapat dibuktikan ketika para Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif
peserta tersebut melakukan praktek. Republik Indonesia, Nomor
PM.53/HM.001/MPEK/2013 Tentang
SIMPULAN Standar Usaha Hotel
Berdasarkan hasil kegiatan Pengabdian Sanghi, (2007). S. SanghiThe Handbook of
masyarakat ini, maka dapat ditarik kesimpulan Competency Mapping: Understanding.
sebagai berikut: pemberian ilmu pengetahuan Designing and Implementing
dan teknologi mengenai peningkatan Competency Models in Organizations
kemampuan pengelolaan Peningkatan (2nd ed.) Edition, 2, illustrated. Publisher,
Kemampuan Services Excellent pada Usaha SAGE Publications, Incorporated, (2007).
Makanan dan Minuman Di Kawasan Puncak Original from, Pennsylvania State
Kab. Bogor diterima dengan baik oleh para University.
peserta dan mencapai tujuan yang sudah Sinambela, L.P. (2010). Reformasi Pelayanan
direncanakan sebelumnya. Hal ini ditandai Publik;Teori,Kebijakan dan.
dengan kemampuan para peserta untuk dapat Implementasi, cetakan kelima Jakarta: PT.
memahami serta praktek langsung mengenai Bumi Aksara.
service excellent. Selain itu, terdapat peserta
5
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/journal- Journal FAME
fame/index Vol.2 (No.1) : no. 01 – no. 38 . Th. 2019
Hasil Penelitian p-ISSN : 2622-1292
e-ISSN : 2623-0488

Spencer, N.Lyle and Spencer, M. Signe. (2007).


Competence at Work: Models for
Superrior Performance. John Wily &
Son,Inc. Mew York
Swasto. (2003). Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Yogyakarta : STIE YKPN.

You might also like