Professional Documents
Culture Documents
8080 17569 1 PB
8080 17569 1 PB
2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/02017128080-0-00
ABSTRACT
The life of Nagari Limau Gadang residents is poor. They conduct economic
activities in Kerinci Seblat National Park (TNKS), so that TNKS become damaged. To
reduce the economic activities of the people in TNKS, it is necessary to conduct economic
activities outside TNKS to improve the family economy. Catfish farming can serve as the
main effort to increase family income. Economically catfish farming is very profitable.
Catfish farming is not difficult and can be done by farmers who do not usually cultivate
freshwater fish. The right family member is empowered to improve the family economy
through the cultivation of catfish is the farmer's wife. Farmer’s wives in Limau Gadang
Nagari tend not to improve the family economy, they play the role of taking care of
children, doing housework and sometimes delivering food to the fields and to the fields.
The farmer’s wife activity is only fulfilling the wife's obligation to husband in married life.
Farmers' wives are economically unproductive in improving the family economy. The goal
to be achieved in this research is for the wife of farmers can contribute to improve the
family economy. Specific targets to be achieved in this study is the wife of skilled farmers
cultivate catfish, Nagari Limau Gadang population increases their living standards and
TNKS in Nagari Limau Gadang free from the pressure of the population. How to research,
selected 20 poor farmer's wife then trained to make ponds and pellets. The pools made
are the main pond, spawning pond, nursery pool and pond enlargement. Pellet made from
raw trash fish, quail feces, fine bran and cassava. The pellet formulation is made of 4
kinds. Each formulation produces a quality pellet. Based on laboratory test produced
pellet contains very good nutrition for enlargement catfish. The nutritional range of protein
is 21,79%-34,60%, fat is 1,95%-2,32% and carbohydrate is 26,55%-39,65%. The farmer's
wife understands and skillfully creates ponds and pellets. Pellet made from raw materials
trash fish, quail feces, fine bran and cassava can be used as raw material pellet.
70
BioScience | Volume 1 No.2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/02017128080-0-00
71
BioScience | Volume 1 No.2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/02017128080-0-00
72
BioScience | Volume 1 No.2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/02017128080-0-00
73
BioScience | Volume 1 No.2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/02017128080-0-00
74
BioScience | Volume 1 No.2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/02017128080-0-00
selama ini digunakan oleh petani serat kasar24,46% dan air 10,15%
untuk menyuburkan tanah (Mujiman, 2000).
pertanian.Setelah dianalisis Secara ekonomi budidaya
ternyata tinja burung puyuh ikan lele yang dilakukan oleh
mengandung protein 18-20%, kelompok tani cukup berhasil,
karbohidrat 11-15%.Kandungan mereka bisa menghasilkan
protein dan karbohidrat yang cukup keuntungan untuk 10.000 ekor bibit
tinggi dikandung tinja burung dalam masa 2-3 bulan sekitar
puyuh, maka tinja burung puyuh Rp.5.000.000,-, jika dirata-ratakan
dapat dijadikan sumber protein dan penghasilan anggota kelompok
karbohidrat untuk membuat pakan tani masing-masing per hari RP.
ikan. Harga tinja burung puyuh 66.000,-, Penghasilan mereka bisa
jauh lebih rendah dari pada bahan meningkat kalau harga pakan lebih
baku pakan lain. Jika petani ikan murah. Harga pakan yang dipakai
memanfaatkan sumber gizi dari oleh kelompok tani sekitar
bahan baku tinja burung puyuh, Rp.10.000,-,/kg,jika pembudidaya
maka harga pakan yang dihasilkan bisa mendapatkan pakan seharga
akan lebih rendah dengan harga sekitar Rp.5.000,-,/kg maka
pakan yang terbuat dari bahan masing-masing anggota kelompok
baku lainnya (Rinoto,2014). (3) Ubi tani akan memperoleh keuntungan
kayu merupakan bahan baku yang Rp.93.000,-, per hari. Salah satu
diprioritaskan dalam penelitian ini, upaya yang bisa dilakukan untuk
karena mudah diperoleh belum memperendah harga pakan adalah
pernah digunakan orang sebagai petani pembudidaya ikan lele
bahan baku pakan. Selain sebagai harus meramu pakan sendiri.
bahan baku, ubi kayu juga Harga pakan buatan sendiri bisa
berfungsi sebagai perekat dibuat seharga Rp.5.000,-,/kg
(Armen,2010). Ubi kayu yang dengan kualitas bagus. Menyimak
digunakan adalah berupa halusan kondisi ini para anggota kelompok
dari ubi kayu yang telah tani pembudidaya ikan lele mesti
direbus.Tujuan perebusan adalah disentuh oleh teknologi terapan
untuk menimbulkan getah dan sehingga mereka mampu
menghilangkan racun HCN yang membuat pakan sendiri untuk
dikandung oleh ubi kayu. Dalam mencapai kemandirian dalam
daftar analisa bahan makanan bidang pakan.
yang dikeluarkan oleh Direktorat Anggota keluarga yang
Gizi Dep.Kes, dicantumkan bahwa sangat tepat diberdayakan
gizi ubi kayu adalah: protein 1,2%, meningkatkan ekonomi keluarga
lemak 0,3%, karbohidrat 34,7%, air melalui usaha budidaya ikan lele
63% (Rinoto,2014). (4) Dedak adalah isteri petani. Isteri petani di
halus merupakan hasil sampingan Nagari Limau Gadang, cenderung
dari penggilingan padi, sebagian tidak berfungsi meningkatkan
besar terdiri dari lapisan perikarp ekonomi keluarga, mereka
dan kulit padi. Bahan baku ini berperan sekadar mengurus anak,
mudah diperoleh di tempat mengerjakan pekerjaan rumah
penggilingan padi dan tangga dan kadang-kadang
harganyamurah. Dedak yang mengantarkan makanan ke sawah
dipilih mempunyai tekstur (butiran) dan ke ladang. Kegiatan isteri
halus, tidak lembab, tidak berbau petani hanya bersifat memenuhi
apek, dan memiliki warna segar. kewajiban isteri kepada suami
Dedak mengandung unsur gizi: dalam kehidupan berumah tangga.
protein 11,35%, lemak 12,15%, Isteri petani secara ekonomi
karbohidrat 28,62%, abu 10,5%, mereka tidak produktif
75
BioScience | Volume 1 No.2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/02017128080-0-00
76
BioScience | Volume 1 No.2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/02017128080-0-00
20%, dedak halus 12% dan ubi Limau Gadang Kecamatan IV Jurai,
kayu 1,2%. tahap 1 sudah berhasil membina
Variasi formula kandungan gizi isteri petani dan membuat pellet.
yang dibuat sebanyak 4 macam: Penelitian akan dilanjutkan pada
(a) 30% ikan rucah: 45% tinja burung tahun II dan tahun III. Pada tahun II
puyuh: 15% dedak halus: 10% ubi dan tahun III akan dapat diketahui
kayu kualitas pellet standar dibuat oleh
(b) 35% ikan rucah: 40% tinja burung isteri petani.
puyuh: 15% dedak halus: 10% ubi
kayu Untuk melihat pelaksanaan penelitian
(c) 40% ikan rucah: 35% tinja burung dapat dilihat pada bagan alir
puyuh: 15% dedak halus: 10% ubi
kayu Kegiatan Tahun I
(d) 45% ikan rucah: 30% tinja burung 1) membimbing membuat kolam induk;
puyuh: 15% dedak halus: 10% ubi 2) membimbing membuat kolam
kayu pemijahan;
Dari 4 macam variasi, 3) membimbing membuat kolam
satu variasi yang terbaik akan pendederan;
dibandingkan dengan pakan 4) membimbing membuat kolam
buatan pabrik. Syarat utama pellet pembesaran;
buatan harus mengandung gizi 5) membimbing membuat pakan;
tinggi, mudah diolah dan tidak 6) mengevaluasi ketercapaian binaan
mengandung racun, mudah dan bimbingan.
diperoleh, harga terjangkau. Pelet 7) bimbingan memformulasikan
biasa dibuat dengan bahan dedak kandungan gizi pakan ikan.
atau bekatul, keong mas, ikan asin, 8) menganalisis kualitas pellet
daun pepaya, vitamin, konsentrat,
ragi tempe. Cara membuat pakan Kegiatan Tahun II
(pellet): 1) lanjutan bimbingan
1) diambil ikan rucah, tinja burung memformulasikan kandungan gizi
puyuh, dedak halus, ubi kayu pakan ikan;
dicampur menjadi satu dan aduk 2) membuat pakan yang telah
merata, kemudian ditambahkan diformulasikan;
dengan ragi tempe sebanyak 3 sdm 3) menguji pengaruh pakan buatan
atau 125 gram. Aduk perlahan dan sendiri terhadap pertumbuhan ikan
merata; lele;
2) adonan ditutup dengan rapat, 4) memilih formula terbaik yang akan
diamkan semalaman agar proses dibandingkan dengan pakan buatan
fermentasi dapat berlangsung pabrik;
dengan baik; 5) menguji kualitas pellet terbaik di
3) adonan fermentasi yang sudah laboratorium.
didiamkan satu malam dicampur
dengan ikan asin dan daun pepaya Kegiatan Tahun III
yang telah digiling terlebih dahulu, 1) membandingkan pengaruh antara
kemudian aduk merata; pakan buatan sendiri formula terbaik
4) menyiapkan pencetak pellet, dan dengan pakan buatan pabrik;
memasukkan adonan. Pellet yang 2) menganalisis beda pengaruh pellet
dihasilkan dipotong-potong berkisar buatan sendiri dengan pellet buatan
1,5 cm, kemudian dikeringkan; pellet pabrik.
kemudian dijemur hingga kering.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian budidaya ikan lele oleh
Penelitian pada tahun I
isteri petani untuk meningkatkan
adalah menyiapkan sarana dan
pendapatan keluarga di Nagari
77
BioScience | Volume 1 No.2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/02017128080-0-00
78
BioScience | Volume 1 No.2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/02017128080-0-00
79
BioScience | Volume 1 No.2 | Oktober 2017
DOI: https://doi.org/10.24036/02017128080-0-00
80