1441-Article Text-10118-1-10-20230104

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)

Volume 6, Nomor 1, Januari 2023 (412-420)

Branding Barapan Kebo Berbasis CBT (Community-


Based Tourism) di Kabupaten Sumbawa

Abdurrozaq1, Gustu Rahma Deni2


1,2Seni Tari, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Teknologi Sumbawa
E-mail: rozaq.rozaq85@gmail.com, dorahmaemon@gmail.com
Article Info Abstract
Article History Barapan Kebo is one of the cultural tourism destinations in Sumbawa Regency, West
Received: 2022-11-22 Nusa Tenggara. However, the branding of Barapan Kebo as a cultural tourism
Revised: 2022-12-20
Published: 2023-01-04 destination has not been optimally implemented. Tourists who come to witness the
barapan kebo are still very few. The CBT (community-based tourism) strategy is very
possible to implement because Barapan Kebo has a strong supporting community and
Keywords: the trend of world tourism is towards cultural uniqueness. Through the branding of
Barapan Kebo;
Barapan Kebo as a cultural tourism destination based on CBT, it is hoped that brand
Branding;
Community Based awareness of Barapan Kebo will increase and that it will be able to attract domestic
Tourism. and foreign tourists to visit. This study is qualitative and employs a case study
approach. Methods of data collection include observation, literature review, and
interviews. This research aims to produce creative branding strategies that are right on
target through the design of visual communication media, such as websites, billboards,
posters, banners, and merchandise.
Artikel Info Abstrak
Sejarah Artikel Barapan kebo merupakan salah satu destinasi wisata budaya di Kabupaten
Diterima: 2022-11-22
Direvisi: 2022-12-20
Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Namun, branding barapan kebo sebagai sebuah
Dipublikasi: 2023-01-04 destinasi wisata budaya belum maksimal dilakukan. Wisatawan yang datang
menyaksikan barapan kebo masih sangat minim. Strategi CBT (community-
Kata kunci: based tourism) sangat memungkinkan diterapkan karena barapan kebo memiliki
Barapan Kebo; masyarakat penyangga yang kuat, serta tren pariwisata dunia mengarah pada
Branding; keunikan budaya. Melalui branding barapan kebo sebagai destinasi wisata
Community Based
Tourism. budaya berbasis CBT diharapkan brand awarness barapan kebo semakin
meningkat dan mampu menarik minat wisatawan domestik maupun asing
datang berkunjung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data melalui observasi, kajian
pustaka, dan wawancara. Penelitian ini bertujuan menghasilkan strategi
branding yang kreatif dan tepat sasaran melalui perancangan media
komunikasi visual, seperti website, billboard, poster, banner, dan merchandise.
I. PENDAHULUAN dilaksanakan pada bulan ke dua musim
Budaya Indonesia kaya dan beragam. Setiap penghujan yaitu saat ketika sawah masih dalam
daerah memiliki kekhasan budaya tersendiri tahap pengolahan tanah sebelum penanaman
yang kemudian menjadi satu sebagai identitas padi. Misalnya musim penghujan dimulai pada
budaya bangsa Indonesia. Kabupaten Sumbawa bulan Januari dan berakhir pada bulan Juli, maka
di Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan Barapan kebo dilaksanakan pada bulan ke dua,
salah satu daerah yang memiliki warisan budaya yaitu bulan Februari. Hal ini terkait dengan
yang begitu beragam. Salah satu budaya tersebut kondisi lahan pertanian di Kabupaten Sumbawa
adalah permainan rakyat barapan kebo (karapan yang bersifat tadah hujan, sehingga ketersediaan
kerbau). Barapan kebo lahir dari tradisi petani air irigasi pertanian terbatas. Namun kini seiring
dan peternak Sumbawa zaman dahulu dalam dengan baiknya system irigasi pertanian, maka
mengolah lahan pertanian yang disebut maruma. barapan kebo pun dilaksanakan hampir sepanjang
Maruma adalah mengolah lahan pertanian tahun. Barapan kebo hanya dilaksanakan dalam
(sawah) dengan cara melepas dan menggiring satu hari, biasanya dari pagi hingga sore hari.
beberapa kerbau secara terus menerus pada Bagian-bagian yang diperlukan dalam sebuah
sebuah petak sawah hingga tanah yang terinjak permainan barapan kebo antara lain: (1) Se-
oleh kaki-kaki kerbau menjadi siap ditanami pasang kerbau jantan; (2) Noga atau kayu
padi. Barapan kebo zaman dahulu hanya penghubung antar kerbau; (3) Kareng atau kayu

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 412
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2023 (412-420)
tempat berdirinya joki; (4) Mangkar atau pecut Tourism Organization) merupakan pariwisata
dari kayu; (5) Saka atau tanda finish berbentuk yang memperhitungkan sepenuhnya dampak
sebatang kayu yang ditancapkan di tanah; (6) ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa
Tiang pancang atau dua batang kayu penanda depan, menangani kebutuhan pengunjung, indus-
saka; (7) Bendera sebagai penanda juri pada area tri, lingkungan dan masyarakat sebagai tuan
palepas (start) dan saka (finish); (8) Sanro atau rumah (host) (Nurwanto, 2020).
dukun yang biasanya mendoakan kerbau atau Melihat latar belakang masalah dan potensi
saka; dan (9) Stopwatch sebagai penghitung barapan kebo di atas, strategi pengemasan
waktu atau kecepatan waktu kerbau dari garis barapan kebo sebagai destinasi wisata berbasis
start hingga finish. Pemenang dalam barapan CBT di Kabupaten Sumbawa perlu dirancang.
kebo ditentukan berdasarkan waktu yang ter- Salah satu bentuk komunikasi atau promosi yang
cepat kerbau ketika mampu melanggar saka dapat dilakukan oleh masyarakat adalah melalui
(Abdurrozaq, 2011). Barapan kebo memiliki kegiatan perancangan branding barapan kebo
potensi yang besar jika dikelola dengan maksimal, sebagai destinasi wisata budaya berbasis CBT.
khususnya dari sisi ekonomi dan pariwisata yang Branding merupakan kegiatan mengidentifikasi
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. dan membangun nilai-nilai pada sebuah merek
Barapan kebo dapat dikemas menjadi destinasi produk atau jasa sehingga menimbulkan keter-
wisata budaya unggulan Kabupaten Sumbawa, tarikan dan loyalitas pelanggan akan merek
melalui strategi pariwisata yang tepat dan sesuai produk atau jasa tersebut (Swasty, 2016).
dengan tren pariwisata global. Terlebih saat ini, Branding merupakan cara perusahaan untuk
pasca pandemi Covid-19, Kementerian Pariwisata mengungkapkan mengapa seseorang harus
dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia melalui memilih suatu brand atau merek dibandingkan
OUT LOOK Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2021/ dengan merek yang lain (Wheeler, 2013). Jadi
2022 menampilkan data dari UNWATO (United dalam kasus ini, barapan kebo diposisikan se-
Nation World Tourism Organization) Tourism bagai sebuah brand atau merek. Proses branding
Barometer, bahwa tren kebiasaan berwisata juga setidaknya terdiri dari 5 tahapan, yakni (1) me-
bergeser ke destinasi yang dekat dengan rumah, lakukan riset untuk mengkaji insight perusahaan
beraktivitas di ruang terbuka berbasis alam, dan atau merek, pasar atau target market, kelebihan
memilih perjalanan darat (road trip). Tren ini maupun kekurangan produk, pemasaran yang
diprediksi akan terus meningkat di tahun 2022 telah dilakukan, maupun kompetitor produk atau
(Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif merek; (2) menyusun strategi merek untuk
Republik Indonesia, 2021). mempersempit fokus strategi merek, menentu-
Salah satu bentuk pengemasan destinasi kan positioning merek, menentukan brand brief,
wisata barapan kebo yang dapat dicoba oleh dan menentukan nama atau merubah nama
Pemerintah Kabupaten Sumbawa adalah CBT merek; (3) merancang identitas merek yakni
(Community Based Tourism). CBT merupakan merancang logo merek, look and feel (visual dan
bentuk pariwisata yang dikelola dan dimiliki oleh nuansa) merek, warna merek, tipografi merek,
masyarakat, untuk masyarakat, dan bertujuan suara dan animasi merek, menguji efektivitas
memungkinkan pengunjung (wisatawan) untuk tampilan merek, mempresentasikan merek; (4)
meningkatkan kesadaran mereka dan belajar merancang touch points (media komunikasi)
tentang suatu masyarakat serta cara hidup merek, seperti media website, korespondensi,
masyarakat tersebut (Suansri, 2003). CBT men- kartu nama bisnis, selebaran, papan nama,
ciptakan industri pariwisata yang berkelanjutan produk dan kemasan produk, media perikalanan,
(disamping ecotourism) karena berfokus pada media environment (eksterior dan interior
masyarakat setempat dalam hal perencanaan dan ruangan), tampilan kendaraan, seragam, dan
mempertahankan pengembangan pariwisata. merchandise; (5) mengelola aset merek seperti
CBT membuka peluang masyarakat menjadi perubahan identitas merek, peluncuran identitas
pelaku- pelaku ekonomi kegiatan pariwisata baik merek, meluncurkan buku merek, buku standar
secara aktif maupun pasif. CBT dapat secara dan acuan merek dan merancang online branding
langsung berdampak pada peningkatan keteram- (wheeler, 2013).
pilan pariwisata dan kesejahteraan masyarakat Dalam merancang identitas merek serta media
setempat melalui usaha pariwisata karena komunikasi merek yang bersifat visual, maka
kebocoran pendapatan (leakage) menjadi rendah diperlukan konsep dan keilmuan desain komuni-
(Sulistyadi, 2017). Pariwisata berkelanjutan kasi visual. Desain komunikasi visual mem-
menurut UNWATO (United National World pelajari konsep komunikasi dengan ungkapan

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 413
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2023 (412-420)
daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai 1. Melaksanakan riset merek
media komunikasi visual dengan mengolah a) Insight atau wawasan terhadap merek
elemen desain grafis. Elemen desain grafis 1) Barapan kebo unik dan khas. Unik
tersebut antara lain gambar (ilustrasi), huruf, dan khas karena mekanisme pelak-
warna, komposisi, dan layout atau tata letak. sanaannya masih tetap memper-
Semuanya dilakukan guna menyampaikan pesan tahankan cara-cara tradisional dan
secara visual, audio, dan audio visual kepada tradisi budaya masyarakat Sumbawa.
target sasaran yang dituju (Tinarbuko, 2015). Misal dari peralatan dan perlengka-
Desain komunikasi visual juga merupakan seni pan yang digunakan peserta, metode
dalam menyampaikan informasi atau pesan penentuan juara, penggunaan dukun,
dengan menggunakan bahasa rupa/visual yang dan sebagainya.
disampaikan melalui media berupa desain. 2) Barapan kebo ini diselenggarakan
Desain komunikasi visual bertujuan menginfor- hampir sepanjang tahun dan setiap
masikan, mempengaruhi, hingga merubah pelaksanaannya berlokasi di tempat
perilaku target (audience) sesuai dengan tujuan yang berbeda sehingga selain me-
yang ingin diwujudkan. Proses desain pada nyuguhkan atraksi barapan kebo,
umumnya memperhitungkan aspek fungsi, pengunjung dapat menikmati suasana
estetik, dan berbagai aspek lainnya, yang biasa- alam pedesaan dan persawahan.
nya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, 3) Barapan kebo tetap bertahan karena
brainstorming, maupun dari desain yang sudah sangat terkait dengan siklus kehidu-
ada sebelumnya (Anggraini, 2020). pan masyarakat Kabupaten Sumbawa
yang berprofesi sebagai petani dan
II. METODE PENELITIAN peternak, serta memiliki komunitas
Adapun metode penelitian yang digunakan penggemar yang selalu aktif meng-
dalam penelitian ini adalah metode penelitian gelar kegiatan barapan kebo.
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode 4) Branding barapan kebo belum di-
penelitian kualitatif bersifat eksploratif, mem- garap dengan maksimal sehingga
butuhkan pemahaman mendetail dan lengkap potensi untuk berkembang menjadi
terhadap suatu isu atau permasalahan, serta gaya destinasi wisata unggulan berbasis
penulisan yang cenderung fleksibel. Adapun CBT di Kabupaten Sumbawa terbuka
pendekatan studi kasus menekankan pada lebar.
eksplorasi suatu kasus (suatu sistem terbatas) 5) Kehidupan masyarakat Sumbawa di
melalui pengumpulan data yang detail dan dearah pedesaan yang masih kental
mendalam yang melibatkan beragam sumber dengan budaya dan tradisi dapat
informasi (misalnya, pengamatan, wawancara, menjadi faktor pendukung keberhasi-
bahan audiovisual, dokumen, dan berbagai lapo- lan CBT.
ran), dan melaporkan deskripsi kasus tersebut
b) Target market
(Creswell, 2013). Teknik pengumpulan data yang
1) Geografis: berasal dari Indonesia dan
akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
mancanegara.
observasi, studi pustaka, dan wawancara.
2) Demografis: pria dan wanita; umur
Observasi dilakukan melalui pengamatan dan
30-60 tahun; berstatus pekerja; pen-
pendokumentasian barapan kebo dan masyarakat
dapatan Rp3.000.000 - Rp6.000.000;
penyangga tradisi barapan kebo, khususnya di
pendidikan S1, S2 dan S3.
Dusun Batu Alang, Moyo Hulu, Sumbawa. Studi
3) Psikografis: tertarik dengan budaya
pustaka dilaksanakan dengan mengkaji buku dan
Indonesia; gemar traveling; berjiwa
jurnal penelitian terkait. Wawancara dilaksana-
petualang; bosan dengan rutinitas
kan pada tokoh masyarakat, budayawan, serta
perkotaan; ingin mencoba sesuatu
aparatur Dinas Pemerintah Kabupaten Sumbawa
yang baru.
terkait.
c) Kelebihan dan Kekurangan Merek
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1) Kelebihan merek:
Tahap perancangan branding barapan kebo a. Barapan kebo juga menyuguhkan
sebagai sebuah desitnasi wisata berbasis CBT di atraksi budaya yang unik dan khas,
Kabupaten Sumbawa adalah sebagai berikut: yang berasal dari budaya Sumbawa
yang tidak dapat ditemui di daerah

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 414
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2023 (412-420)
lain. melibatkan masyarakat setempat se-
b. Barapan kebo terdiri dari beberapa bagai pelaku wisata, menjadikan
rangkaian kegiatan dimana tiap barapan kebo menjadi lebih orisinil.
rangkaian kegiatan tersebut me- Wisatawan tidak hanya diajak untuk
miliki daya tarik tersendiri. Misal menyaksikan atraksi barapan kebo saja.
kegiatan latihan, memijat kerbau, Namun wisatawan juga diajak merasa-
dukun kerbau, dan sebagainya. kan pengalaman hidup menjadi pelaku
c. Barapan kebo dihelat di area karapan kerbau, hidup menyatu dengan
persawahan atau pedesaan yang masyarakat lokal Sumbawa dari awal
menampilkan landscape menarik hingga akhir rangkaian kegiatan barapan
bagi wisatawan. kebo. Pengalaman partisipatif ini ke-
d. Barapan kebo masih dilaksanakan mudian dijadikan sebagai daya tarik
secara tradisional, baik dari aturan utama strategi branding barapan kebo
permainan peralatan dan perleng- sebagai destinasi wisata berbasis CBT ini.
kapan yang digunakan, dan se- b) Nilai merek: experience, orisinil, dan unik.
bagainya. Hal ini merupakan daya c) Positioning merek: Barapan kebo sebagai
tarik bagi wisatawan. destinasi wisata budaya berbasis CBT di
e. Masyarakat Sumbawa bersifat ter- Nusa Tenggara Barat.
buka dan toleran sehingga wisata-
wan dapat merasa aman dan 3. Merancang identitas merek
nyaman dalam mengikuti kegiatan a) Nama merek
barapan kebo. Nama merek yang digunakan adalah
2) Kekurangan merek:
“Barapan Kebo Sumbawa”. Nama merek
a. Barapan kebo tidak hanya di- ini termasuk dalam kategori penamaan
selenggarakan di Kab. Sumbawa, merek deskriptif karena langsung meng-
tapi juga di Kabupaten Sumbawa komunikasikan maksud dan tujuan merek
pada masyarkat atau target market yang
Barat yang merupakan kabupaten
pemekaran. Hal ini dapat menim- dituju (Wheeler, 2013). Nama merek
“Barapan Kebo Sumbawa” yang bersifat
bulkan kebingungan bagi wisata-
deskriptif akan memudahkan calon kon-
wan yang berkunjung.
sumen untuk mengidentifikasi produk
b. Masyarakat penyangga atau peng-
apa yang ditawarkan, dalam hal ini adalah
gemar barapan kebo belum
familiar dengan destinasi wisata rangkaian kegiatan barapan kebo yang
berlokasi di Sumbawa.
berbasis masyarakat (CBT). Biasa-
nya wisatawan hanya datang b) Tagline/slogan merek
Tagline/Slogan yang digunakan adalah
menyaksikan atraksi barapan kebo
saat hari pelaksanaan, tidak meng- “My Best Experience”. Dalam Bahasa
Indonesia yang berarti “Pengalaman
ikuti seluruh rangkaian kegiatan
ataupun hidup bersama masyara- Terbaikku”. Hal ini merujuk pada pega-
laman baru, unik, dan menantang yang
kat seperti konsep CBT.
akan dirasakan oleh target market ketika
c. Masyarakat penyangga dan ke-
mengikuti rangkaian kegiatan barapan
lompok sadar wisata tingkat desa
kebo Sumbawa. Penggunaan bahasa asing
belum memiliki sumber daya
pada slogan bertujuan menarik minat
manusia yang kompeten dalam
target market yang berasal dari manca-
mendukung CBT. Misal rendahnya
negara. Tagline atau slogan biasanya
penguasaan bahasa asing anggota
dibentuk atas satuan bahasa yang singkat,
masyarakat atau anggota kelom-
jelas, dan padat. Slogan mesti disusun
pok sadar wisata.
semenarik mungkin agar dapat menjadi
d. Kompetitor
daya tarik tersendiri bagi audien atau
2. Menyusun strategi merek target market yang dituju (Sadzili, 2021).
a) Fokus strategi merek
Fokus strategi pada merek branding
barapan kebo adalah membangun
barapan kebo sebagai destinasi wisata
berbasis CBT. Karakteristik CBT yang

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 415
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2023 (412-420)
c) Logo merek tan, kekokohan, keandalan, ketangguhan
dan kebijaksanaan (Klimchuk, 2012).
Warna jingga mewakili barapan kebo
Sumbawa yang unik, khas, dan mening-
katkan adrenalin bagi mereka yang ber-
jiwa petualang. Hitam mewakili kekuatan
tenaga manusia dan hewan dalam
barapan kebo. Hitam juga mewakili
warna kulit kerbau dan tanah berlumpur
sebagai arena barapan kebo.

Gambar 1. Logo “Barapan Kebo


Sumbawa” (Sumber: Olahan Peneliti, Gambar 2. Warna Logo “Barapan Kebo
2022) Sumbawa” (Sumber: Olahan Peneliti,
Logo adalah elemen grafis yang 2022)
berbentuk ideogram, simbol, emblem, e) Tipografi merek
ikon, tanda yang digunakan sebagai Di bawah logo merek, juga ditampilkan
lambang sebuah brand. Logo adalah nama merek dan tagline atau slogan.
atribut utama brand yang terlihat secara Nama merek “Barapan Kebo Sumbawa”
fisik. Namun logo yang baik juga harus secara visual menggunakan jenis huruf
dapat menampilkan semua atribut atau tipografi sans- serif atau tidak
nonfisik yang merupakan jiwa dari brand berkait, yakni Insecure yang memiliki
(visi misi, nilai, budaya) (Oscario, 2013). tampilan dinamis serta berkarakter tegas.
Logo merek yang dirancang termasuk Penggunaan huruf jenis ini guna me-
dalam kategori symbol, yakni logo yang nguatkan pesan bahwa barapan kebo
merepresentasikan sesuatu yang paling Sumbawa adalah pertandingan atau
ikonik dari suatu merek (Adams, 2004). kegiatan yang meningkatkan adrenalin,
Hal ikonik dari merek barapan kebo mengadu kecepatan, dan keterampilan.
Sumbawa adalah hewan kerbau itu Adapun teks slogan “My Best Experience”
sendiri yang dipacu oleh joki ketika menggunakan huruf sans-serif yakni
pertandingan atau kegiatan dilaksanakan. Megan June. Karakter huruf ini adalah
Hewan kerbau yang digunakan berjumlah elegan dan sederhana. Pemilihan huruf
2 ekor atau sepasang dimana leher jenis ini bertujuan agar slogan lebih
kerbau yang satu dengan leher kerbau mudah dibaca dan memiliki unsur pem-
yang lain dihubungkan oleh sebatang beda dibandingkan dengan jenis huruf
kayu yang disebut noga. Dua kepala pada nama merek. Jenis huruf tanpa-kait
kerbau ini kemudian dijadikan sebagai (Sans-serif) tidak menimbulkan kesan
ikon dari logo merek barapan kebo monoton, dan memudahkan mata pem-
Sumbawa. Penggunaan ikon hewan baca ketika menyambungkan huruf demi
kerbau dalam logo merek ini bersifat huruf. Huruf tanpa-kait banyak digunakan
diagramatik, artinya merepresentasikan terutama pada penjudulan (Sudiana,
atau mewakili ide pokok dari produk atau 2001).
jasa yang ditawarkan kepada target
market (Adams, 2004).
d) Warna merek
Warna yang digunakan pada logo
merek adalah jingga dan hitam. Warna
jingga atau orange merepresentasikan
merepresentasikan kehangatan, energi,
kegembiraan, antusiasme, petualangan,
Gambar 3. Jenis Huruf pada Nama Merek
keceriaan, dan kepuasan. Sedangkan
dan Slogan (Insecure dan Megan June)
warna hitam merepresentasikan kekua-

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 416
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2023 (412-420)
f) Look and feel merek dituju. Alamat website pun dirancang
Look and feel atau nuansa merek di- untuk memudahkan target market men-
rancang memiliki tampilan visual dengan cari dan mengunjungi situs website,
penggunaan layout prinsip kesatuan yakni “barapankebo.sumbawa.com”.
(unity). Prinsip kesatuan ini digunakan
dengan memanfaatkan ilustrasi berupa
foto/fotografi, tipografi, bentuk-bentuk
abstrak, dan warna yang menyatu atau
selaras dengan warna logo.

Gambar 5. Website Barapan Kebo


Sumbawa (Sumber: Olahan peneliti,
2022)
b) Poster
Media poster termasuk dalam media
cetak yang keberadaannya masih eksis
hingga saat ini. Pemanfaatan media
poster dapat dilakukan dengan menem-
Gambar 4. Contoh Ilustrasi Fotografi patkan media pada fasilitas publik,
yang digunakan untuk memperkuat look seperti bandara udara dan stasiun kereta
and feel merek (Sumber: Olahan peneliti, api. Media poster yang baik harus mampu
2022) menyampaikan pesan atau informasi dan
menangkap perhatian target audiens
4. Merancang touch points (media komunikasi) yang sedang sibuk atau bergerak hanya
merek dalam hitungan detik. Oleh karena itu,
a) Website perlu elemen kunci yang mampu me-
Media website merupakan salah satu nangkap perhatian audiens tersebut
media utama dalam mendukung bran- (Imbriani, 2016). Salah satu elemen kunci
ding barapan kebo Sumbawa. Website dapat berupa adalah ilustrasi barapan
termasuk dalam kategori media digital kebo yang menarik.
branding yang sangat berpengaruh di-
samping media sosial. Website memiliki
karakteristik: bersifat interaktif, pemasar
lebih fleksibel mengatur menu dan
informasi merek sesuai kebutuhan atau
keinginan pemasar, lebih efektif dalam
berkomunikasi dengan para konsumen
(Yunus, 2019). Menu website dirancang
agar target market dapat memperoleh
informasi yang lengkap terkait barapan
kebo. Menu tersebut antara lain sejarah,
jadwal pelaksanaan, paket wisata yang
ditawarkan, kontak pengelola website,
dan galeri-galeri foto maupun video yang Gambar 6. Poster Barapan Kebo
memperlihatkan dan menguatkan pesan Sumbawa Sumber: Olahan peneliti, 2022
komunikasi pada target market yang

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 417
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2023 (412-420)
c) Billboard hadiah setelah pelaksanaan kegiatan
Pemanfaatan billboard juga dapat barapan kebo. Merchandise wujudnya
digunakan sebagai media branding dapat berupa t-shirt, topi, totebag, pin,
barapan kebo Sumbawa. Billboard dapat sticker, dan sebagainya.
ditempatkan pada fasilitas umum, seperti
bandara udara, stasiun kereta api, agen
perjalanan, dan sebagainya.

Gambar 7. Media Billboard Barapan Gambar 9. Merchandise Barapan Kebo


Kebo Sumbawa (Sumber: Olahan peneliti, Sumbawa, (Sumber: Olahan peneliti,
2022) 2022)
d) Banner IV. SIMPULAN DAN SARAN
Banner dapat dimanfaatkan sebagai A. Simpulan
media branding barapan kebo Sumbawa Barapan kebo Sumbawa perlu dikelola
yang dapat ditempatkan di area ruangan melalui strategi branding yang baru yakni
indoor kantor agen perjalanan, kantor sebagai destinasi wisata budaya berbasis CBT
pemerintah, dan sebagainya. (Community Based Tourism). Melalui konsep
destinasi wisata CBT, masyarakat dapat
mengeksplorasi lebih luas tentang barapan
kebo. Barapan kebo tidak hanya sebatas
sebuah atraksi budaya, dimana wisatawan
hanya datang dan pulang saat barapan kebo
dihelat, namun wisatawan dapat diberikan
pengalaman menjadi pelaku dan masyarakat
penyangga barapan kebo. Wisatawan diajak
untuk merasakan pengalaman menjadi
masyarakat Sumbawa yang kehidupannya
tidak pernah lepas dari kerbau, peternakan,
dan barapan kebo. Melalui ragam media
branding yang dirancang, pesan-pesan
barapan kebo dapat dikomunikasikan dengan
tepat pada target market yang dituju, sehingga
Gambar 8. Media Banner Barapan Kebo
brand awarness barapan kebo Sumbawa
Sumbawa (Sumber: Olahan peneliti,
sebagai sebuah destinasi wisata budaya
2022)
berbasis CBT tertanam dalam benak khalayak
e) Merchandise luas.
Merchandise dapat juga digunakan
B. Saran
sebagai media branding barapan kebo
Pembahasan terkait penelitian ini masih
Sumbawa. Hadiah ini biasanya diberikan
sangat terbatas dan membutuhkan banyak
secara gratis bagi target market sebagai

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 418
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2023 (412-420)
masukan, saran untuk penulis selanjutnya Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten
adalah mengkaji lebih dalam dan secara Jembarana: Bali.
komprehensif tentang Branding Barapan Kebo
Berbasis CBT (Community-Based Tourism) di Imbriani, H. D. 2017. DESAIN POSTER SEBAGAI
Kabupaten Sumbawa. MEDIA PROMOSI KAFE MAMA’S CAFE.
Jurnal Poli-Teknologi, 15(3).
DAFTAR RUJUKAN https://dOI.ORG/10.32722/PT.v15i3.856
Abdurrozaq. 2011. Perancangan Promosi
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Barapan Kebo (Karapan Kerbau) sebagai
Republik Indonesia, et.al. 2021. OUT LOOK
Wisata Budaya Kabupaten Sumbawa
PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
melalui Desain Komunikasi Visual. Skripsi
Jurusan Desain Komunikasi Visual, INDONESIA 2021/2022. Kementrian Pariwisata
Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas dan Ekonomi Kreatif: Jakarta.
Sebelas Maret Surakarta.
Klimchuk, Marianne Rosner. Sandra A Krasovec.
Adam, Seans & Noreen Marioka. 2004. Logo 2012. Packaging Design: Succesfull
Design Workbook A Hands-On Guide to Product Branding from Concept to Shelf-
Creating Logos. Rockport Publisher: Second Edition. John Wiley & Sons, Inc.:
Massachusetts. New Jersey.
Anggraini, S. Lia. Kirana Nathalia. 2020. Desain Mohammad Kosim, Mohammad Kosim. 2012.
Komunikasi Visual; Dasar- dasar Panduan “KERAPAN SAPI; ‘PESTA’ RAKYAT MADURA
untuk Pemula. Penerbit Nuansa Cendekia: (Perspektif Historis-Normatif)”. Karsa:
Bandung. Journal of Social and Islamic Culture. 11 (1),
68- 76.
Ardiansa, Jeri. 2021. Pendekatan Antropologis,
https://dOI.ORG/10.19105/karsa.V11I1.14
Historis, dan Sosiologis terhadap Budaya
9.
Barapan Kerbau Suku Samawa. Ideas:
Ma’ruf, Amir. 2020. Analisis Medan Kekuatan
Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya,
Terhadap Barapan Kebo Sebagai Atraksi
[S.l.], v. 7, n. 2, p. 57-66.
Community Based Tourism (CBT) di
https://dOI.ORG/10.32884/ideas.v7i2.
Kabupaten Sumbawa Barat. Jurnal
340.
Kepariwisataan Indonesia: Jurnal
Bagasta, A. R., Iswara , C. ., & Lasally , A. . (2021).
Penelitian dan Pengembangan
Analisis Potensi Wisata Menggunakan
Kepariwisataan Indonesia, 14(1) 53–65.
Informasi Geografis dan Strategi
https://doi.org/10.47608/JKI.V14i1202
Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
0.53-65
Berbasis Masyarakat di Desa
Sumberagung, Grobogan, Jawa Tengah. Nurwanto, N. 2021. Evaluasi Dampak
Jurnal Kepariwisataan Indonesia: Jurnal Pembangunan Pariwisata Menggunakan
Penelitian dan Pengembangan Konsep Community Based Tourism (CBT)
Kepariwisataan Indonesia, 15(2), 148–157. di Kawasan Wisata Tebing Breksi. Jurnal
https://dOI.ORG/10.47608/JKI.V15i22021. Kepariwisataan Indonesia: Jurnal
148-157 Penelitian dan Pengembangan
Kepariwisataan Indonesia, 14(2), 109 124.
Creswell, Jhon W. 2013. Qualitative Inquiry &
https://dOI.ORG/10.47608/JKI.V14i22020.10
Research Design: ChoosingAmong Five
9-124
Approaches, Third Edition atau Penelitian
Kualitatif & Desain Riset-Memilih di antara Oscario, Angela. 2011. Pentingnya Peran Logo
Lima Pendekatan, terjemahan Ahmad dalam Membangun Brand. HUMANIORA
Lintang Lazuardi. (2015). Pustaka Pelajar: Vol.4 No.1 April 2013: 191-
Yogyakarta. 202.
https://dOI.ORG/10.21512/humaniora.v4i1
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten
.3429
Jembrana. 2019. Atraksi Makepung: Ritus
Pratama, Adilla. Abdullah Akhyar Nasution. 2020.
Sosiokultural Masyarakat Agraris di
Mempertahankan Tradisi Pacu Jawi: Etnografi
Kabupaten Jembarana Bali. Dinas
Tentang Pengetahuan dan Praktek

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 419
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2023 (412-420)
Memelihara Sapi Pacuan Di Nagari III Koto, Sulistyadi, Yohanes. Fauziah Eddyono dan
Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Bernard Hasibuan. 2017. PARIWISATA
Aceh Anthropological Journal. Volume 4, BERKELANJUTAN: PENGELOLAAN
Nomor 1, Halaman 90-109. DESTINASI WISATA BERBASIS
https://dOI.ORG/10.29103/aaj.v4i1.3154 MASYARAKAT. Anugerah Utama Raharja:
Bandar Lampung.
Rachmawati, E., & Pasaribu, A. (2022).
PENGEMBANGAN WISATA BERBASIS Swasty, Wirania. 2016. Branding: Memahami dan
MASYARAKAT DI KAWASAN WISATA Merancang Strategi Merek. PT REMAJA
LAWE GURAH, TAMAN NASIONAL ROSDAKARYA: Bandung.
GUNUNG LEUSER. Jurnal Kepariwisataan
Indonesia: Jurnal Penelitian Dan Tinarbuko, Sumbo. DEKAVE Desain Komunikasi
Pengembangan Kepariwisataan Indonesia, Visual – Penanda Zaman Masyarakat
16(1), 15–32. Global. CAPS (Center for Academic
https://dOI.ORG/10.47608/JKI.V16i12 Publishing Service): Yogyakarta.
022.15-32
Wheeler, Alina. 2013. Designing Brand Identity-
Sadzili, M. H., Adham, M. J. I. ., & Triyadi, S. 2021. Fourth Edition. John Wiley & Sons: New
Analisis Gaya Bahasa dan Pola Sintaksis Jersey.
Pada Slogan Iklan Makanan di Televisi.
Yuliana, F. Salamah (2021). Nilai Tradisi Karapan
Jurnal Educatio FKIP UNMA, 7(3), 1289–
Kerbau MasyarakatSumbawa Barat, Nusa
1297.
Tenggara Barat sebagai Penguatan Nilai
https://dOI.ORG/10.31949/educatio.v
Karakter Masyarakat. Gulawentah: Jurnal
7i3.1456
Studi Sosial, 6(2), 99–106.
Suansri, Potjana. 2003. Community- based http://doi.org/10.25273/gulawentah.v6
Tourism Handbook. REST Project: i2.10433
Thailand.
Yunus, Ulani. 2019. Digital Branding Teori dan
Sudiana, Dendi. 2001. Tipografi: Sebuah Praktik. Simbiosa Rekatama Media:
Pengantar. MediaTor (Jurnal Komunikasi). Bandung.
Vol.2 NO.2 Page 325- 335.

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 420

You might also like