Professional Documents
Culture Documents
20530-Article Text-24559-1-10-20170721
20530-Article Text-24559-1-10-20170721
20530-Article Text-24559-1-10-20170721
Oleh:
SHEFRIELIA EMMA NANDA PUTRI
NIM: 13010044011
2017
Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Kemampuan Berhitung Anak Autis
ABSTRACT: One of the problems in the cognitive field of autistic children is a mathematical ability that includes
numeracy materials. Realistic Mathematics Education (RME) approach is a math learning alternatives that will
facilitate children in learning mathematics by using concrete objects or will make a real and meaningful
learning. The developed aspect is the ability to count and addition of 1 to 20 deductions. The research method is by
using quantitative research approach to the type of pre-experimental study, and the study design of one-group
pretest-posttest. Subjects in this study were 6 children with autism in SDN Klampis Ngasem 1 Surabaya. This study
aims to determine the effect of Realistics Mathematics Education (RME) approach to the numeracy skills of
children with autism in SDN Klampis Ngasem 1 Surabaya. Data collection techniques are in the form of
observation, test and documentation. Whereas statistical data analysis techniques used non-
parametric Wilcoxon test. The results showed the initial test / pre-test average obtained 46.65 and the final test
/ post-test average is 80. This indicates that there is a significant increase. Zh value = 2.20 is greater than 5% value
crisis Zt = +1.96 which means that Ho is refused and Ha is received so that, it can be said as the influence of
the Realistic Mathematics Education (RME)approach to the numeracy skills of children with autism in SDN
KlampisNgasem 1 Surabaya.
PENDAHULUAN
Kemajuan sebuah bangsa di masa depan (Runtukahu, 2014:28). Berhitung dasar sendiri
sebagian besar ditentukan oleh faktor pendidikan. meliputi penjumlahan dan pengurangan.
Pendidikan mempunyai peranan besar untuk Anak dengan hambatan atau berkebutuhan
mewujudkan manusia yang utuh, mandiri dan khusus sering kali mengalami kesulitan dalam
bermanfaat bagi kehidupan sekitar atau berbagai aspek kemampuan. Salah satunya pada
lingkungannya. Menurut Undang-undang No. 20 kemampuan matematis, kemampuan matematis
Tahun 2003 tentang sisdiknas dalam pasal 1 sejatinya harus dikuasai semua manusia tidak
disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terkecuali anak dengan hambatan atau berkebutuhan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan khusus. Kemampuan matematis yang harus dikuasai
pembelajaran agar peserta didik mampu secara aktif antara lain mengenal angka dan berhitung
mengembangkan potensi dirinya dalam aspek penjumlahan dan pengurangan.
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, Anak berkebutuhan khusus tersebut salah
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di satunya anak dengan autisme. Anak autis merupakan
perlukan dirinya, masyarakat dan Negara. anak dengan hambatan yang komplek gangguan yang
Pendidikan sering dikaitkan dengan sekolah. dialami sejak tiga tahun pertama akan menyebabkan
Dalam pendidikan di sekolah anak-anak akan diasah gangguan bahasa, kognitif, sosial dan fungsi adaptif,
semua kemampuan yang dimilikinya. Salah satunya sehingga anak-anak tersebut mengalami kemunduran
kemampuan berhitung. Setiap anak pasti memiliki perkembangan atau tertinggal perkembangannya
kemampuan berhitung yang dapat berkembang. dibanding teman-teman seusia mereka (Sujarwanto,
Berhitung merupakan salah satu cabang ilmu 2005:168).
matematika. Menurut Susanto (2016:183) Pendapat lain juga dikemukakan oleh
matematika merupakan gagasan yang bersifat abstrak Handojo, (2004:16) anak dengan autisme mempunyai
berisi simbol-simbol dan dalam matematika gejala yang dapat diwaspadai, anak dengan usia 30
diperlukan sebuah proses perhitungan atau berhitung. bulan sulit dalam berkomunikasi, tidak adanya
Berhitung sebagai materi dasar dalam pembelajaran interaksi dengan orang lain, tidak ada hasrat untuk
matematika dengan tujuan untuk mengasah bermain dengan sebayanya dan mengalami perilaku
kemampuan yang berhubungan dengan angka aneh yang diulang-ulang.
Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Kemampuan Berhitung Anak Autis
Karakteristik anak autis pada hambatan menggunakan benda konkret. Salah satunya pada
perilaku berulang berdampak pada konsentrasi anak pembelajaran berhitung.
autis. Hal tersebut menyebabkan anak autis tidak Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dapat menerima dan memahami pembelajaran dikelas dengan pendekatan Realistic Mathematics Education
yang disampaikan oleh guru. Sehingga menimbulkan (RME) berbasis kenyataan juga dapat diterapkan
masalah pada kognitif anak autis. Permasalahan untuk anak autis. Karena hal tersebut sesuai dengan
kognitif anak autis yang muncul adalah kemampuan karakteristik belajar anak autis. Anak autis akan lebih
dalam berhitung. Terutama pada masalah pengenalan mudah menerima dan memproses informasi
angka, penjumlahan dan pengurangan. pembelajaran secara visual dengan benda dua atau
Menurut Trysananda, (2014:3) tentang tiga dimensi (Quill, 1995 dalam Dettmer, dkk 2000
kemampuan berhitung anak autis, berhitung dalam Nirahma dan Yuniar, 2012). Oleh karena itu,
penjumlahan dan pengurangan merupakan dasar dan peneliti bermaksud meneliti pengaruh pendekatan
syarat utama dalam pembelajaran matematika yang Realistik Mathematics Education (RME) terhadap
harus dikuasai oleh anak autis. kemampuan berhitung pada anak autis dengan materi
Berdasarkan hasil observasi pada bulan pembelajaran berhitung penjumlahan dan
Januari dan hasil wawancara dengan pihak guru di pengurangan.
SDN Klampis Ngasem 1 Surabaya, terdapat 6 anak Inilah yang melatarbelakangi pentingnya
autis dengan hambatan perilaku yang berdampak dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh
pada kognitifnya yaitu anak autis yang mengalami pendekatan Realistic Mathematics Education
gangguan perilaku dengan mengulang-ulang kata (RME) terhadap kemampuan berhitung anak
atau disebut mengalami gangguan ekolalia, autis di SDN Klampis Ngasem 1 Surabaya.”.
menggerakan anggota tubuh dan juga tidak dapat
berdiam diri atau juga menarik diri dari lingkungan. TUJUAN
Hambatan perilaku yang menyertai 6 anak autis Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji
tersebut berdampak pada proses pembelajaran dikelas ada atau tidaknya pengaruh pendekatan Realistic
terutama pada pembelajaran berhitung. Anak autis Mathematics Education (RME) terhadap kemampuan
tersebut sudah mengenal angka 1 sampai 20 dengan berhitung anak autis di SDN Klampis Ngasem 1
cukup baik. Namun pada pembelajaran berhitung Surabaya.
penjumlahan dan pengurangan masih mengalami
kesulitan karena konsentrasi yang kurang dan METODE
kesulitan pada cara berhitung yang benar. Serta anak A. Jenis dan Rancangan Penelitian
autis tersebut tidak dapat melakukan berhitung secara Dalam penelitian menggunakan
abstrak. pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
Dalam proses pembelajaran agar anak autis pre-eksperimental , dan bentuk penelitian yang
mampu materi hal berhitung penjumlahan dan digunakan yaitu “One-Group Pretest-Posttest
pengurangan, maka anak autis dihadapkan pada Design”. Bentuk penelitian ini menggunakan
situasi belajar yang kondusif dan efektif serta satu kelompok subjek tanpa ada kelompok
pembelajaran yang berbasis dengan kenyataan. pembanding atau kelompok kontrol,
Dengan kata lain untuk mendapatkan dan memberikan tes awal (pretest) dan tes akhir
menciptakan situasi tersebut, terdapat salah satu (posttest) dan memberi sebuah perlakuan
alternatife pembelajaran menggunakan pendekatan (Sugiyono, 2016:74). Berdasarkan penjelasan
pembelajaran Realistic Mathematics Education diatas desain yang dapat digambarkan seperti
(RME). berikut:
Menurut Hadi, (2017:7) pembelajaran dengan
pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Pretest Perlakuan (Treatment) Posttest
merupakan pembelajaran yang mengubah konsep
O1 X O2
belajar abstrak menjadi realistik dan kontekstual bagi
anak. Pembelajaran dengan pendekatan Realistic Keterangan:
Mathematics Education (RME) menggunakan media O1 : Pretest untuk mengetahui kemampuan awal
konkret atau nyata pada proses belajarnya. Tujuan pada berhitung penjumlahan dan
pembelajaran dengan pendekatan Realistic pengurangan anak autis sebelum dilakukan
Mathematics Education (RME) untuk mengarahkan perlakuan. Pretest dilakukan pada awal
agar anak dapat memusatkan perhatian, tertarik pada pertemuan.
X : Treatment / perlakuan melalui pendekatan
pembelajaran dan paham akan materi belajar yang
Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Kemampuan Berhitung Anak Autis
b. Kemampuan Berhitung
Kemampuan berhitung dalam
penelitian ini memyangkut kemampuan
anak autis untuk mengolah angka Rumus Wilcoxon Match Pair Test
melalui materi penjumlahan dan Sumber: Sugiyono, 2016 Statistika: 136
pengurangan. Pada penelitian Keterangan:
kemampuan berhitung terbatas pada Z : Hasil pengujian statistik
operasi penjumlahan dan pengurangan 1 Wilcoxon Match Pair Test
sampai 20. T : Jumlah rangking yang kecil
c. Anak autis µT : Jumlah sampel ( )
Anak autis dalam penelitian ini n : Jumlah sampel
adalah anak autis yang berjumlah 6 anak T : Standar Deviasi
di SDN Klampis Ngasem 1 Surabaya.
Anak autis dapat berkomunikasi
sederhana, paham akan perintah dan
dapat mengenal angka 1 sampai 20.
P : Probabilitas untuk
Namun kesulitan dalam operasi hitung memperoleh tanda (+) dan (-) =
penjumlahan dan pengurangan. 0,5 karena nilai krisis 5%
2. Pelaksanaan Perlakuan
Pelaksanaan perlakuan penelitian ini
dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan. Pada
setiap pertemuan diberikan wkatu
4. Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal/Pre Test Data-data dalam tabel kerja perubahan diatas
dan Tes Akhir/Post-Test diolah melalui teknik analisis data dengan
Rekapitulasi data dimaksudkan untuk menggunakan wilcoxon match pairs test:
mengetahui perbandingan tingkat kemampuan
anak autis dalam berhitung penjumlahan dan
pengurangan 1 sampai 20 sebelum diberikan
perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan.
Keterangan:
Z : Hasil pengujian statistik Wilcoxon
Match Pair Test
Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Kemampuan Berhitung Anak Autis
T : Jumlah ranking yang kecil kemampuan berhitung anak autis di SDN Klamis
µT : Jumlah Sampel ( Ngasem 1 Surabaya”.
B. Pembahasan
T : Standar Deviasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan berhitung anak autis mengalami
peningkatan dengan menggunakan pendekatan
N : Jumlah Sampel Realistic Mathemathics Education (RME).
Pendekatan Realistic Mathematics Education
P : Probabilitas untuk memperoleh tanda
(RME) berpengaruh pada peningkatan
(+) dan (-) = 0,5 karena nilai kritis 5%
kemampuan berhitung anak autis khususnya pada
berhitung penjumlahan dan pengurangan 1
Diketahui: n = 6 sampai 20, karena penerepan pembelajaran
µT : Mean (nilai T : Standar Deviasi menggunakan pendekatan Realistic Mathematics
rata-rata) Education (RME) dengan bantuan benda nyata.
= Anak autis sendiri lebih cepat memahami sebuah
= materi pembelajaran dengan visual dan anak autis
menjadi lebih fokus serta suasana kelas menjadi
= = efektif dan kondusif. Hasil penelitian terhadap 6
anak autis di SDN Klampis Ngasem 1 Surabaya
= pada materi berhitung penjumlahan dan
= pengurangan 1 sampai 20 adalah sebagai berikut:
= = 10,5 Pada anak HW selama kegiatan
pembelajaran mood nak sering berubah-rubah dan
=
anak sering merajuk, sehingga HW membutuhkan
motivasi dan sebuah benda yang menarik
= perhatian serta suasana kelas yang efektif dan
kondusif. Data yang di peroleh pada HW saat tes
= = 4,77 awal/pre-test yitu 46,67 dan tes akhir/post-test
yaitu 86,67.
Pada TR selama pembelajaran anak
Mean (µT) dan simpangan baku ( T) dimasukkan ke cenderung diam dan penakut sehingga butuh
dalam rumus uji Wilcoxon pairs match: pendekatan terlebih dahulu guru melakukan
pendektan. Pada selama pembelajaran TR
mengalami peningkatan pada kemampuan
= berhitung. data yang di peroleh pada tes awal/pre-
test yaitu 53,3 dan tes akhir/post-test yaitu 93,3.
Anak dengan nama CP selama pembelajaran
cenderung lebih aktif dan tidak mau duduk diam,
sehingga guru memberikan sebuah cara untuk
menarik perhatian dan dapat duduk diam. Pada
pembelajaran kemampuan berhitung penjumlahan
2,2012579 dan pengurangan angka 1 sampai 20 anak
menunjukkan peningkatan. Data yang di dapat
dari tes awal/pre-test yaitu 33,3 dan tes
Hasil analisis data di atas menunjukkan
akhir/post-test yaitu 53,3.
Zh = 2,20 (nilai (-) tidak diperhitungkan karena
Anak dengan nama DC selama kegiatan
harga mutlak) lebih besar dari nilai Z tabel
pembelajaran sudah menampakkan kepatuhan
dengan nilai krisis 5% (untuk pengujian dua sisi)
sikap, namun masih sering menampakkan
= 1,96 suatu kenyataan bahwa nilai Z pada nilai
perilaku berulang berupa ekolalia atau bicara
krisis Z tabel 5% yaitu 1,96 (Zh>Zt) sehingga Ho
berulang-ulang. Sehingga guru memberikan
ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
motivasi dan benda-benda dalam pembelajaran.
“pendekatan Realistic Mathematics Education
Pada pembelajaran, kemampuan berhitung terjadi
(RME) berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan yang sangat besar. Data hasil tes
Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Kemampuan Berhitung Anak Autis
awal/pre-test yaitu 60 dan tes akhir/post-test yaitu Pada kegiatan treatment 1 dan 2, lima dari
100. enam anak masih sering membutuhkan bantuan
Pada IC selama kegiatan pembelajaran anak guru ketika mengerjakan latihan soal dengan
sering melakukan perilaku aneh yaitu menjahili pendekatan Realistic Mathematics Education
teman sebelahnya contohnya mengambil pensil (RME) menggunakan benda konkret. Sama
milik teman. Sehingga fokus pembelajaran sedikit halnya pada kegiatan treatment 5 dan 6 anak juga
terpecah. Sehingga guru memberikan benda- masih mengandalakan bimbingan guru. Hal ini
benda menarik dalam pembelajaran. Namun disebabkan karena berubahnya materi
kemampuan berhitung selama pembelajaran pembelajaran dari penjumlahan menjadi
mengalami peningkatan dengan perolehan tes pengurangan yang menimbulkan kebingungan
awal/pre test yaitu 46,67 dan tes akhir/post-test pada anak. Namun pada treatment 3,4,7 dan 8
yaitu 86,67. karena kegiatan ini dilakukan secara berulang-
Anak dengan nama NA selama kegiatan ulang dan terprogram, pada treatment tersebut
pembelajaran berlangsung anak cenderung aktif sudah mampu mengikuti pembelajaran dengan
dan melakukan kegiatan sesuka sendiri. Anak baik dan hasil kemampuan berhitung meningkat.
juga sering mengucapkan berulang-ulang sebuah Hal ini dibuktikan dari peningkatan nilai rata-rata
kata. Sehingga guru memberikan motivasi belajar tes awal/pre-test dan tes akhir/post-test yaitu
dan benda-benda menarik dalam 46,65 dan 80 serta peningkatan nilai latihan soal
pembelajarannya, tetapi anak menunjukkan setiap pertemuan (terlampir).
peningkatan pada kemampuan berhitung hal ini Berdasarkan hasil penelitian tentang
terlihat pada perubahan data yang diperoleh NA kemampuan berhitung nak autis mengalami
pada tes awal/pre-test yaitu 40 dan tes akhir/post- peningkatan setelah diterapkan pendekatan
test yaitu 60. Realistic mathematics Education (RME). Hasil
Anak autis memiliki karakteristik dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu
mempersepsi sekitarnya yaitu lebih mudah yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Rahman
memahami hal konkrit daripada abstrak dan Hidayatsyah Trysananda menerapkan Pendidikan
berbagai konsep dalam bentuk gambar akan Matematika Realistik Indonesia terhadap
tersimpan diingatan mereka (Siegel, 1996 dalam kemampuan berhitung pembagian bagi anak autis
Mangunsong, 2000:175). Pendapatan lain juga kelas IV SD di SLB Tegar Harapan Yogyakarta.
dikemukan Ahmadi dan Supriyono, 2004 (dalam Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah
Nirahma dan Yuniar, 2012) anak autis hanya adanya intervensi ternyata Pendidikan
dapat menguasai kegiatan melalui ruang indra Matematika Realistik Indonesia memberikan
mata (visual partial skill). Maka dari itu peran pengaruh positif terhadap kemampuan berhitung
media visual anak autis mudah untuk menerima anak autis dan dapat dikatakan anak lebih aktif
pembelajaran dan anak autis memiliki cara serta antusias dalam pembeljaran. Lebih lanjut
berpikir konkret yang berpijak pada pengalaman hasil penelitian peningkatan keterampilan
yang mereka lihat. berhitung bilangan bulat melalui pendekatan
Berdasarkan karakteristik anak autis, maka Realistic Mathematics Education (RME) pada
penerapan pembelajaran yang diberikan siswa kelas IV SD Negeri Dawung Tengah No.
menggunakan pendekatan Realistic Mathemathics 191 tahun ajaran 2013/2014. Hasil peneitian
Education (RME) mengenai konsep berhitung menunjukkan bahwa penerapan pendekatan
penjumlahan dan pengurangan 1 sampai 20. Realistic Mathematics Education (RME) dapat
Dalam pembelajaran menggunakan pendekatan meningkatkan nilai keterampilan berhitung
Realistic Mathematics Education (RME) anak bilangan bulat siswa kelas IV SD.
diberikan pembelajaran visual dengan Berdasarkan hasil penelitian ini dan
meggunakan benda-benda konkret atau nyata dan penelitian terdahulu dapat ditunjukkan bahwa
cara untuk menarik minat belajar anak autis. pendekatan Realistic Mathematics Education
Sehingga anak autis dapat lebih cepat memahami (RME) terhadap kemampuan berhitung
materi pembelajaran dan lebih fokus pada penjumlahan dan pengurangan 1 sampai 20 anak
pembelajaran. Hal tersebut juga didukung autis di SDN Klampis Ngasem 1 Surabaya, dapat
pendapat Fathurrohman, (2015:188) bahwa dierapkan oleh guru sebagai varisai pembelajaran
pembelajaran matematika dengan menggunakan salah satunya dengan pendekatan Realistic
konteks nyata dalam kehidupan sehari-hari, anak Mathematics Eduvation (RME). Pendekatan
dapat memahami pembelajaran matematika. Realistic Mathematics Education (RME) akan
Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Kemampuan Berhitung Anak Autis
Mudjito, dkk. 2014. Pendidikan Anak Autis. Jakarta: 3244029.pdf, diakses pada tanggal 12 Februari
Departemen Pendidikan Nasional. 2017).
Nirahma, Choirunnisa dan Yuniar Ika. 2012. “Metode Undang-undang Republik Indonesia. 2003. Undang-
Dukungan Visual Pada Pembelajaran Anak Undang Repunlik Indonesia Nomor 20 Tahun
Dengan Autisme”. Jurnal Psikologi Klinis dan 2003, (online),
Kesehatan Mental, Vol.1(2). (http://sindikker.dikti.go.id/dok/UU/UU20-
2003-Sisdiknas.pdf, diakses 18 Januari 2017).
Prasanti, Andriani Ika. 2012. Implementasi
Pendekatan Realistic Mathematic Education Wahyudi, Ari dan Sujarwanto. 2014. Metodologi
(RME) dengan Menggunakan Kado Pecah Penelitian Pendidikan. Surabaya:Unesa
(Kartu Domino Pecahan) untuk Mneingkatkan University Press
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Sekolah
Dasar pada Pokok Bahasan Pecahan Senilai Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika
Kelas IV SDN 1 Ampel Kab. Boyolali TA Realistik suatu Alternatif Pendekatan
2011/2012, (online), Pembelajaran Matematika. Yogyakarta:Graha
(http://repository.uksw.edu/handle/123456789/1 Ilmu.
022, diakses 10 Januari 2017).