Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KOMPETENSI

(Penelitian tentang Pelatihan pada Calon Tenaga Kerja Indonesia di PT Tritama Bina
Karya Malang)

Nabilah Rizkia Mokhtar


Heru Susilo
Fakultas Ilmu Administrasi
Univеrsitas Brawijaya
Malang
nrizkia97@gmail.com

ABSTRACT
The aim of this research is to know the influence of the variables of Training Method (X1), Training Material
(X2), Training Instructor (X3) on Labor Competence (Y) simultaneously and partially. This type of training is
explanatory research (explanation) with quantitative approach and conducted by questionnaire method. This
research is done by giving a written question to all employees of PT Tritama Bina Karya Malang distribution
of labor services which amounted to 106 people and located Ki Ageng Gribig street Kedungkandang, Malang
City. Data analysis technique used is descriptive analysis and multiple linear regression analysis with F
(simultaneous) and t test (partial). Based on F test, it can be seen that F arithmetic> F table is 46,439> 2,694
or sig value. F (0,000) <α = 0.05 then the regression analysis model is significant because H0 is rejected and
H1 is accepted. So it can be concluded that the dependent variable (Labor Competence) can be significantly
affected by the independent variables of Training Methods, Training Materials, and Training Instructors
simultaneously. Based on t test results it can be seen that each independent variable (Training Method,
Training Material, and Training Instructor) has a partially significant influence on the dependent variable
(Labor Competency).

Kеywords: Training Methods, Training Materials, Training Instructors and Labor Competencies

АBSTRАK
Jenis pelatihan ini adalah explanatory research (penjelasan) dengan pendekatan kuantitatif dan dilakukan
dengan metode kuesioner. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan seperangkat pertanyaan tertulis
kepada seluruh tenaga kerja PT Tritama Bina Karya Malang penyaluran jasa tenaga kerja yang berjumlah 106
orang dan berlokasi jalan Ki Ageng Gribig Kedungkandang, Kota Malang. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda dengan uji F (simultan) dan uji t
(parsial). Berdasarkan uji F yang dilakukan dapat diketahui bahwa F hitung>F tabel yaitu 46,439 > 2,694 atau
nilai sig. F (0,000) < α = 0.05 maka model analisis regresi adalah signifikan karena H0 ditolak dan H1 diterima.
Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel terikat (Kompetensi Tenaga Kerja) dapat dipengaruhi secara signifikan
oleh variabel bebas Metode Pelatihan, Materi Pelatihan, dan Instruktur Pelatihan secara simultan. Berdasarkan
hasil uji t dapat diketahui bahwa masing-masing variabel bebas (Metode Pelatihan, Materi Pelatihan, dan
Instruktur Pelatihan) mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel terikat
(Kompetensi Tenaga Kerja).

Kаtа Kunci: Metode Pelatihan, Materi Pelatihan, Instruktur Pelatihan dan Kompetensi Tenaga Kerja

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 6 September 2017| 19


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PЕNDAHULUAN seperti tidak mendapatkan gaji, mendapatkan
Pada masa sebelum Indonesia merdeka kekerasan fisik, adanya tindakan asusila dan
pengiriman TKI ke luar negeri sudah berlangsung adanya pembunuhan. Menurut Muhaimin Iskandar
sejak tahun 1890 dilakukan oleh pemerintah Hindia upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
Belanda melalui penempatan buruh kontrak ke kompetensi dengan cara moratorium penempatan
Negara Suriname dan Amerika Selatan, yang juga TKI. Moratorium adalah bentuk perjanjian dan
merupakan wilayah koloni Belanda. Penempatan penyempurnaan peraturan untuk melindungi TKI.
TKI yang didasarkan pada kebijakan pemerintah (pikiran-rakyat.com:2013)
Indonesia baru terjadi pada 1970 yang
dilaksanakan oleh Departemen Tenaga Kerja, TINGKAT PENDIDIKAN
Tranmigrasi dan Koperasi dengan dikeluarnya
1…1%
peraturan pemerintah No 4 Tahun 1970 melalui
program Antar Kerja Antar Daerah/AKAD dan 30%
27%
Antar Kerja Antar Negara/AKAN, dan sejak itu
pula penempatan TKI ke luar negeri meibatkan
pihak swasta seperti perusahaan Pengerah Jasa
41%
Tenaga Kerja Indonesia/PJTKI
(bnp2tki.go.id/2017).
Pada masa 1890 sampai saat ini, SD SMP SMA D1 S1 S2
pengiriman TKI ke luar negeri mengalami berbagai
Gambar 2: Tingkat Pendidikan TKI tahun 2014
perkembangan. Pada tahun 2016, Malaysia Sumber: Website BNP2TKI 2017
merupakan negara tujuan TKI yang paling diminati
(dapat lihat gambar 1). Di tahun 2014, TKI lulusan
SD dan SMP yang dikirim tergolong tinggi (dapat
lihat gambar 2). Jumlah TKI yang dikirimkan pada
tahun 2011 sampai 2016 saat ini diketahui
mengalami penurunan (dapat dilihat pada Gambar
3). Penurunan ini disebabkan adanya penundaan 320611
236198 226871
266191 182262
penempatan TKI di beberapa negara tujuan karena 586802
258411 285297
247610
494609 512168 124081 109275
negara tersebut tidak memberikan jaminan 429872 151655
275736 125176
234451
perlindungan (BNP2TKI, 2017,
bnp2tki.go.id/2017). 2011 2012 2013 2014 2015 2016

TKI yang ditempatkan Formal Informal


NEGARA TUJUAN
Gambar 3: Jumlah TKI yang ditempatkan
8% Sumber: Website BNP2TKI 2017
7%
6% 42%
Menurut Suparno (2009:104),
37% berdasarkan analisis tim Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi (Depnakertrans), ada lima
persoalan mengenai kebijakan pengiriman TKI ke
Malaysia Taiwan Arab Saudi Hongkong Singapore
luar negeri, antara lain:
Gambar 1: Negara tujuan pengiriman TKI tahun 1) Kurangnya kompetensi calon TKI
2016 2) Masih dominannya peranan calon dalam proses
Sumber: Website BNP2TKI 2017 penempatan TKI
3) Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap
Menurut Muhaimin Iskandar menteri proses dan mekanisme penempatan TKI
tenaga kerja dan transmigrasi menegaskan, 4) Pelayanan penempatan TKI masih parsial dan
banyaknya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan belum tumbuh komitmen nasional terhadap
Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) yang program penempatan dan perlindungan TKI
bermasalah di luar negeri akibat kurangnya 5) Birokrasi pelayanan penempatan TKI melalui
memiliki kompetensi. Tenaga Kerja yang tidak prosedur yang rumit
memiliki kompetensi sering menjadi masalah
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 20
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Dari persoalan-persoalan tersebut, dapat PT Tritama Bina Karya merupakan salah
diketahui bahwa permasalahan yang sering dialami satu perusahaan yang bergerak di bidang Pengerah
salah satunya yaitu kurangnya kompetensi, Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI). Perusahaan
sehingga masih diperlukan perbaikan keterampilan tersebut melakukan pengiriman dan memberikan
dan pengetahuan para calon TKI. Kompetensi yang pelatihan kepada calon TKI yang akan bekerja ke
harus dimiliki oleh calon TKI berdasarkan UU No luar negeri. PT Tritama Bina Karya melayani
39 Tahun 2004 yaitu kompetensi kerja, pengiriman TKI ke negara Taiwan, Hongkong,
pengetahuan situasi/kondisi lingkungan kerja di Singapura, dan Malaysia. Pekerjaan yang
luar negeri, kemampuan berbahasa asing sesuai dilakukan TKI pada PT Tritama Bina Karya
negara yang dituju, serta pengetahuan tentang hak meliputi: caretaker, baby sitter, dan pembantu
dan kewajiban. Para calon TKI juga diwajibkan rumah tangga.
untuk mengikuti sertifikasi kompetensi kerja yang Berdasarkan uraian latar belakang tersebut peneliti
sesuai dengan penempatan pekerjaan mereka. tertarik untuk melakukan pelatihan yang berjudul
Sertifikat tersebut akan menjadi bukti bahwa “Pengaruh Pelatihan Terhadap Kompetensi
kemampuan kerja mereka telah memenuhi syarat. (Penelitian tentang Pelatihan pada Calon Tenaga
Mencermati kompetensi-kompetensi Kerja Indonesia di PT Tritama Bina Karya
yang harus dimiliki oleh TKI tersebut, menunjukan Malang)”
bahwa kompetensi yang harus dimiliki tidak hanya
berhubungan antara TKI dengan pekerjaannya KAJIAN PUSTAKA
melainkan juga antara TKI dengan lingkungannya Pelatihan
(sosial/budaya/hukum) tempat dimana mereka Pelatihan memberikan para pembelajar
bekerja. Kompetensi merupakan pola pengetahuan, untuk mengetahui pengetahuan dan ketrampilan
ketrampilan, kemampuan, perilaku dan yang dibutuhkan untuk pekerjaan sesuai
karakteristik lain dapat diukur seseuai dengan yang dibidangnya (Mondy, 2008:210). Menurut Himalik
dibutuhkan oleh seseorang untuk melakukan peran (2006: 71) bahwa “Pelatihan memberi manfaat
pekerjaan atau fungsi pekerjaan dengan baik yang amat besar karena suatu pelatihan tidak saja
(Jackson et. al, 2010:205). Beberapa kompetensi memberi pengalaman baru dan memantapkan hasil
tersebut tentu saja tidak muncul secara instan belajar dan ketrampilan para peserta, tetapi juga
melainkan melalui proses pembelajaran seperti berfungsi mengembangkan kemampuan berfikir
metode pelatihan, materi pelatihan, dan instruktur guna memecahkan masalah - masalah yang
pelatihan. Proses pelatihan tersebut dapat dihadapi dalam rangka mempelancar transfer
meningkatkan kompetensi TKI. belajar”. Menurut Gomes (1995:196) pelatihan
Pelatihan adalah memberikan para adalah setiap usaha untuk memperbaiki
pembelajar untuk mengetahui pengetahuan dan performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu
ketrampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan yang sedang terjadi tanggung jawabnya, atau satu
sesuai dibidangnya (Mondy, 2008:210). Pelatihan pekerjaan yang ada kaitannya dengan
dilakukan untuk memberikan pengalaman dan pekerjaannya.
pengetahuan pada calon TKI untuk bertanggung Berdasarkan definisi tentang pelatihan
jawab pada pekerjaan yang mereka lakukan. menurut Mondy, Himalik dan Gomes pelatihan
Pelatihan merupakan suatu usaha pengembangan adalah memberikan pembelajar unruk mengetahui
diri calon TKI agar dapat bekerja dengan terampil tentang pengetahuan dan ketrampilan. Pelatihan
dan menguasai keahlian yang dibutuhkan. juga memiliki manfaat seperti mengembangkan
Pelaksanaan pelatihan harus konsisten dan kemampuan berfikir berguna untuk memecahkan
disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis pekerjaan masalah dan memperbaiki satu pekerjaan yang ada
yang akan ditempati oleh calon TKI. kaitannya dengan pekerjaanya.
Pengembangan diri melalui pelatihan merupakan
usaha-usaha yang dilakukan untuk menciptakan Metode – metode Pelatihan
individu yang memiliki kemampuan (termasuk 1. Lecture atau kuliah adalah presentasi atau
pengetahuan dan keterampilan) dalam melakukan ceramah yang diberikan oleh pelatih/pengajar
suatu pekerjaan di masa mendatang dengan kepada sekelompok pendengar, biasanya
memberikan pelajaran yang lebih bersifat praktek kelompok yang cukup besar. Disini pola
yang dilakukan secara bertahap dalam satuan komunikasi yang terjadi umumnya satu arah
waktu yang relatif singkat (Priyono, 2016:7). dapat menggunakan berbagai alat peraga,

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 21


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
memberikan kesempatan untuk bertanya atau diarahkan pada kompetensi yang ingindicapai.
berdiskusi, meskipun tidak intensif. Penyampaian materi dilakukan dengan berbagai
2. Video presentation adalah presentasi atau alternatif metode yang menyebabkan terjadinya
pelajaran yang disajikan melalui film, televisi, proses eksperimentasi dan eksplorasi oleh
atau video tentang pengetahuan atau peserta.
bagaimana melakukan suatu pekerjaan. 3. Materi penunjang adalah materi yang biasa
3. Vestibule training/simulation adalah latihan dikaitkan untuk berjuang materi inti yang terdiri
yang diberikan di sebuah tempat khusus dari Building Learning Commitmen (BLC),
dirancang menyerupai tempat kerja, yang Plan of Action (POA)/ Rencana tidak Lanjut
dilengkapi dengan berbagai peralatan seperti (RTL) dan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
di tempat kerja.
4. Role playing adalah metode pelatihan yang Instruktur Pelatihan
dilakukan dengan cara para peserta diberikan Hasibuan (2008:73) mendefinisikan
suatu peran tertentu untuk bertindak dalam pelatih “sebagai seseorang atau tim yang
situasi khusus. memberikan latihan/pendidikan kepada
5. Case study adalah studi kasus yang dilakukan karyawan”. Para pelatih sangatlah penting karena
dengan memberikan beberapa kasus tertentu, sangat menentukan dalam peningkatan
kemudian peserta diminta memecahkan kasus kemampuan para karyawan atau peserta pelatihan.
tersebut melalui diskusi di kelompok belajar. Selanjutnya menurut Hasibuan (2008:73) juga
6. Self-study adalah pelatihan yang menyebutkan bahwa pelatih dilihat dari asalnya
memintapeserta untuk belajar sendiri melalui ada 3 macam yaitu:
rancangan materi yang disusun dengan baik, a. Pelatih internal
seperti melalui bahan bacaan, video, dan kaset. b. Pelatih eksternal
7. Program learning adalah bentuk lain dari self- c. Pelatih gabungan internal dan eksternal
study, yaitu menyiapkan seperangkat
pertanyaan dan jawabannya tertulis dalam Menurut Hasibuan (2008:74), agar
buku, atau dalam sebuah program komputer. instruktur dapat memberikan materi sesuai dengan
8. Laboratory training adalah latihan untuk apa yang dibutuhkan oleh karyawan maka seorang
meningkatkan kemampuan hubungan antar instruktur pelatihan harus mempunyai syarat-
pribadi, melalui sharing pengalaman, syarat sebagai berikut:
perasaan, presepsi, dan perilaku di antara a. Teaching Skills
beberapa peserta. b. Communication Skills
9. Action learning adalah suatu proses belajar c. Personality Authority
melalui kelompok kecil dalam memecahkan d. Social Skills
berbagai persoalan pekerjaan yang dibantu e. Technical Skills
oleh seorang ahli, bisa dari dalam organisasi f. Stabilitas Emosi
atau di luar organisasi.
Kompetensi
Materi Pelatihan Kompetensi merupakan pola pengetahuan,
Materi pelatihan adalah ilmu pengetahuan ketrampilan, kemampuan, perilaku dan
atau ketrampilan yang diperlukan untuk mencapai karakteristik lain dapat diukur seseuai dengan yang
tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan dibutuhkan oleh seseorang untuk melakukan peran
pedoman akreditasi pelatihan. Materi pelatihan pekerjaan atau fungsi pekerjaan dengan baik
dibagi menjadi tiga kelompok yaitu (Jackson et. al, 2010:205). Menurut Hutapea dan
(www.Irckesehatan.net/2017): thoha (2008:5) kompetensi sebagai “pengetahuan,
1. Materi dasar adalah materi yang ketrampilan atau kemampuan dari setiap individu
palingmendasar sebaiknya diketahui oleh yang diperagakan disebut sebagai kompetensi.
peserta pelatihan, misalnya tentang suatu Selanjutnya menurut Menurut Hutapea dan thoha
kebijakan, peratiran-peraturan, keputusan dan (2008:28) mengungkapkan bahwa ada tiga
sebagainya. Penyampaian materi sifatnya komponen utama pembentukan kompetensi yaitu
kognitif ini dilakukan dengan sebuah metode sebagai berikut:
yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan. 1. Pengetahuan (Knowledge)
2. Materi inti adalah materi yang harus diketahui Informasi yang dimiliki seseorang karyawan
dan dikuasai oleh peserta pelatihan yang untuk melaksanakan tugas dan tanggung
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 22
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
jawabnya sesuai bidang yang digelutinya HASIL DAN PЕMBAHASAN
(tertentu), misalnya bahasa komputer. Pengaruh Metode Pelatihan (X1) terhadap
Pengetahuan karyawan turut menentukan Kompetensi
berhasil tidaknya pelaksanaan tugas yang Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa
dibebankan kepadanya, karyawan yang variabel metode pelatihan (X1) mempunyai
mempunyai pengetahua yang cukup pengaruh yang signifikan terhadap variabel
meningkatkan efisieni perusahaan. kompetensi (Y) hal ini, dapat diartikan bahwa
2. Ketrampilan (Skill) semakin ditingkatkannya metode pelatihan maka,
Suatu upaya untuk melaksanakan tugas dan kualitas tenaga kerja akan menjadi lebih baik
tanggung jawab yang diberikan perusahaan sehingga dapat menghasilkan tenaga kerja yang
kepada seseorang karyawan dengan baik dan berkompeten. Hasil penelitian ini sesuai dengan
maksimal, misalnya seorang programmer penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa
komputer. Disamping pengetahuan dan metode pelatihan berpengaruh positif terhadap
kemampuan karyawan, hal yang paling perlu kompetensi karyawan (febriyanti, 2013).
diperhatikan adalah sikap perilaku karyawan.
3. Sikap (Attitude) Tabеl 1. Hasil Analisis Rеgrеsi Liniеr Bеrganda
Pola tingkah laku seseorang karyawan di Unstandardized Standardized
Variabel Coefficients Coefficients
dalam melaksanakan tugas dan tanggung Bebas
t Sig.
jawabnya sesuai dengan peraturan perusahaan. B Std. Error Beta
apabila karyawan mempunyai sikap (Const) 6.247 1.792 3.486 0.001
mendukung pencapaian organisasi, maka X1 0.684 0.185 0.378 3.692 0.000
secara otomatis segala tugas dibebankan X2 0.367 0.166 0.236 2.216 0.029
kepadanya akan dilaksanakan sebaik-baiknya. X3 0.322 0.148 0.223 2.169 0.032
Kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan Sumbеr : Data Primеr diolah, 2017
sikap cenderung lebih nyata dan relative
berada di permukaan sebagai karakterisik yang Tabеl 2. Hasil UJi F
dimiliki manusia. Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
Hipotеsis Regression 559.386 3 186.462 46.349 0.000
Residual 410.350 102 4.023
a. Diduga terdapat pengaruh secara simultan dari Total 969.736 105
variabel Metode Pelatihan (X1), Materi Sumber: Data primer diolah, 2017
Pelatihan (X2), Instruktur Pelatihan (X3)
terhadap kompetensi Tenaga Kerja (Y). Tabel 3. Koefisien Korelasi dan Determinasi
b. Diduga terdapat pengaruh secara parsial dari
variabel Metode Pelatihan (X1), Materi R R Square Adjusted R Square
Pelatihan (X2), Instruktur Pelatihan (X3) 0.760 0.577 0.564
terhadap kompetensi Tenaga Kerja (Y) Sumber : Data primer diolah, 2017

MЕTODE PЕNЕLITIAN Pengaruh Materi Pelatihan (X2) terhadap


Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian pеnjеlasan Kompetensi
(еxplanatory rеsеarch) dеngan pеndеkatan Dari hasil penelitian telah menunjukkan
kuantitatif. Pеnеlitian dilakukan di PT Tritama bahwa materi pelatihan (X2) mempunyai pengaruh
Bina Karya Jalan Ki Ageng Gribig yang signifikan terhadap kompetensi (Y) hal ini,
Kedungkandang, Kota Malang. Didapat sampеl dapat diartikan bahwa kesusaian isi materi
106 orang rеspondеn dеngan pеngumpulan data pelatihan dengan kebutuhan dam kemampuan
mеnggunakan kuеsionеr yang dianalisis tenaga kerja maka, kompetensi tenaga kerja akan
mеnggunakan rеgrеsi liniеr bеrganda. semakin meningkat. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardiansyah
(2013) yang menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara materi pelatihan
terhadap kompetensi karyawan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 23


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Pengaruh Instruktur Pelatihan (X3) terhadap Pelatihan (X2), dan Instruktur Pelatihan (X3)
Kompetensi terhadap Kompetensi Tenaga Kerja (Y). Hubungan
Hasil penelitian telah menunjukkan antara variabel bebas yaitu variabel Metode
bahwa instruktur pelatihan (X3) mempunyai Pelatihan (X1), Materi Pelatihan (X2), dan
pengaruh yang signifikan terhadap kompetensi (Y) Instruktur Pelatihan (X3) terhadap Kompetensi
hal ini, bahwa semakin baik kemampuan instruktur Tenaga Kerja (Y) bersifat positif, artinya jika
pelatihan dalam menyampaikan materi maka, variabel bebas semakin ditingkatkan maka
kompetensi karyawan akan semakin meningkat. Kompetensi Tenaga Kerja pada PT Tritama Bina
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang Karya Malang akan mengalami peningkatan.
dilakukan oleh Febriyanti (2013) menyatakan
bahwa instruktur pelatihan berpengaruh signifikan Pengaruh Secara Parsial
terhadap kompetensi kartyawan. Berdasarkan uji t yang telah dilakukan
bahwa ada pengaruh yang signifikan secara parsial
Hasil dari Pelatihan terhadap Kompetensi dari variabel Metode Pelatihan (X1), Materi
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan Pelatihan (X2), dan Instruktur Pelatihan (X3)
oleh peneliti bahwa terdapat perbedaan terhadap Kompetensi Tenaga Kerja (Y). Jadi
peningkatan kemampuan kompetensi tenaga kerja apabila variabel Metode Pelatihan (X1), Materi
Indonesia sebelum dan sesudah mengikuti Pelatihan (X2), dan Instruktur Pelatihan (X3)
pelatihan. Hal ini dicerminkan oleh feedback yang semakin ditingkatkan maka Kompetensi Tenaga
diberikan oleh atasan tenaga kerja Indonesia atau Kerja (Y) juga akan mengalami peningkatan. Dari
agen yang berada di luar negeri. Feedback yang uji t ini juga dapat diketahui bahwa ketiga variabel
diberikan yaitu bukti melalui video skypy. bebas tersebut yang paling dominan pengaruhnya
Beberapa feedback yang diberikan yaitu tenaga terhadap Kompetensi Tenaga Kerja adalah Metode
kerja Indonesia (TKI) memiliki ketepatan waktu Pelatihan (X1) karena memiliki t hitung paling
dalam bekerja, TKI berkomunikasi dengan baik besar dibandingkan Materi Pelatihan (X2) dan
dan lebih ulet dalam pekerjaan yang dilakukan Instruktur Pelatihan (X3), hal tersebut dapat dilihat
sesuai dengan bidang pekerjaanya. Hasil dari pada tabel 16 yang menunjukkan bahwa t hitung
peningkatan kemampuan kerja CTKI juga dapat Metode Pelatihan (X1) sebesar 3,692 sedangkan t
diukur dengan mengikuti ujian untuk mendapatkan hitung variabel bebas lainnya lebih kecil dari t
sertifikasi kompetensi bahwa kemampuan CTKI hitung variabel Metode Pelatihan (X1) yaitu Materi
telah memenuhi syarat. Ada beberapa bukti dari Pelatihan (X2) dengan t hitung sebesar 2,216, dan
sertifikat kompetensi yang dinyatakan lulus Instruktur Pelatihan (X3) sebesar 2,169. Sesuai
(telampir). dengan pendapat Hariandja (2002:186) bahwa
“Metode pelatihan merupakan salah satu unsur
Pengaruh Secara Simultan penting dalam sebuah pelatihan”. Jadi peran
Dari hasil analisis statistik inferensial Metode Pelatihan sangat penting dalam
dengan menggunakan analisis regresi berganda, peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja jika
maka hipotesis yang menyatakan ada pengaruh mempunyai syarat-syarat tersebut.
yang signifikan antara variabel Metode Pelatihan
(X1), Materi Pelatihan (X2), dan Instruktur KЕSIMPULAN DAN SARAN
Pelatihan (X3) terhadap Kompetensi Tenaga Kerja Kеsimpulan
(Y) secara simultan dapat diterima. Hal ini dapat 1. Berdasarkan perhitungan hasil analisis
dijelaskan dengan nilai signifikan F yaitu (0,000) < deskriptif diketahui bahwa metode pelatihan,
α = 0.05 dan nilai Adjusted R Square yaitu 0,654. materi pelatihan, instruktur pelatihan terhadap
Ini berarti kontribusi variabel Metode Pelatihan kompetensi yang dilakukan PT Tritama Bina
(X1), Materi Pelatihan (X2), dan Instruktur Karya Malang telah dilaksanakan sangat baik.
Pelatihan (X3) terhadap Kompetensi Tenaga Kerja Hasil jawaban responden menunjukkan bahwa
(Y) adalah sebesar 56,4% dan sisanya sebesar sangat setuju dengan pernyataan kuesioner.
43,6% akan dipengaruhi oleh variabel-variabel 2. Berdasarkan pengujian yang dilakukan dengan
yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. menggunakan analisis regresi linier berganda
Selanjutnya dalam penelitian ini, nilai R menunjukkan bahwa variabel metode
(koefisien korelasi) sebesar 0,760 menunjukan pelatihan, materi pelatihan, instruktur
bahwa ada hubungan atau korelasi yang sangat pelatihan berpengaruh secara signifikan
kuat antara variabel Metode Pelatihan (X1), Materi
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 24
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
terhadap kompetensi pada PT Tritama Bina mempertimbangkan variabel-variabel lain
Karya Malang. yang merupakan variabel lain diluar variabel
3. Pengaruh secara simultan (bersama-sama) tiap yang sudah masuk dalam penelitian ini.
variabel bebas terhadap Kompetensi Tenaga
Kerja dilakukan dengan pengujian F-test. Dari DAFTAR PUSTAKA
hasil analisis regresi linier berganda diperoleh
variabel bebas mempunyai pengaruh yang Febriyanti, Anggita Ria. Pengaruh Pelatihan
signifikan secara simultan terhadap Terhadap Kompetensi dan Kinerja
Kompetensi Tenaga Kerja. Sehingga dapat Karyawan. Skripsi. Universitas
disimpulkan bahwa pengujian terhadap Brawijaya
hipotesis yang menyatakan bahwa adanya
Gomes, Faustino Cardoso. 1995. Manajemen
pengaruh secara bersama-sama (simultan)
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CV
variabel bebas terhadap variabel Kompetensi
Andi
Tenaga Kerja dapat diterima.
4. Mengetahui pengaruh secara individu (parsial) Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen
variabel bebas (Metode Pelatihan, Materi Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Pelatihan, Instruktur Pelatihan) terhadap Gramedia Widiasarana Indonesia
Kompetensi Tenaga Kerja dilakukan dengan Hasibuan, M.S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya
pengujian t-test. Berdasarkan pada hasil uji Manusia Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
didapatkan bahwa terdapat tiga variabel yang Aksara
mempunyai pengaruh signifikan terhadap
Kompetensi Tenaga Kerja yaitu Metode Himalik, Oemar. 2001. Pengembangan Sumber
Pelatihan, Materi Pelatihan, Instruktur Daya Manusia: Manajemen
Pelatihan. Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu.
5. Berdasarkan pada hasil uji t didapatkan bahwa Jakarta: PT Bumi Aksara
variabel Metode Pelatihan mempunyai nilai t Himalik. 2007. Manajemen Pelatihan
hitung dan koefisien beta yang paling besar. Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu.
Sehingga variabel Metode Pelatihan Jakarta: Bumi Aksara
mempunyai pengaruh yang paling kuat
dibandingkan dengan variabel yang lainnya Hutapea, Pamlian dan Thoha, Nuriana. 2008.
maka variabel Metode Pelatihan mempunyai Kompetensi Plus. Jakarta: PT Gramedia
pengaruh yang dominan terhadap Kompetensi Pustaka Utama
Tenaga Kerja. Jackson, Schuler dan Werner. 2011. Pengelolaan
Saran Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba
Empat
1. Berdasarkan hasil dari deskriptif diharapkan
pihak perusahaan dapat mempertahankan Mondy, Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya
metode Pelatihan, materi Pelatihan, Instruktur Manusia. Jakarta: Erlangga
Pelatihan dan Kompetensi karena hasil dari Robbins, Stephen. 2001. Perilaku Organisasi Jilid
variabel tersebut sangat baik. I. Jakarta: PT Prenhallindo
2. Berdasarkan hasil dari inferensial dan hasil uji
hipotesis diharapkan pihak perusahaan dapat Suparno, Erman. 2009. National Manpower
meningkatkan kemampuan dari instruktur (Strategi Ketenagakerjaan Nasional).
pelatihan, karena hasil dari instruktur pelatihan Jakarta: Kompas
dapat dikatakan masih belum sepenuhnya Hanafi. S. 2003. Pedoman Penyusunan Kurikulum
Instruktur untuk menguasai materi yang akan & Modul Pelatihan Berorientasi
diberikan kepada tenaga kerja pada PT
Jurnal:
Tritama Bina Karya.
3. Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini Ardiansyah. 2013. Pengaruh Pelatihan Terhadap
merupakan hal yang sangat penting dalam Kompetensi dan Kinerja. Skripsi.
mempengaruhi Kompetensi Tenaga Kerja Universitas Brawijaya
diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai Inayah, Ridaul. 2013. Pengaruh Kompetensi Guru,
sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk Motivasi Belajar Siswa, Dan Fasilitas
mengembangkan penelitian ini dengan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 25
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas XI
IPS SMA Negeri Lasem Jawa Tengah.
Jurnal Pendidikan Insan Mandiri.
Program Pascasarjana. Universitas
Sebelas Maret Surakarta
Lolowang, Melvin Grady. 2016. Pengaruh
Pelatihan dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT Berlian Kharisma
Pasifik Manado. Jurnal EMBA. Manado:
Universitas Sam Ratulangi Manado
Internet:
Pembelajaran. Diakses pada 06 April 2017 dari
www.Irckesehatan.net
Sejarah PenempatanTKI Hingga BNP2TKI.
Diakses pada 06 April 2017 dari
http://www.bnp2tki.go.id/frame/9003/
http://www.bnp2tki.go.id/uploads/data/data_08-
02-2017_111324_Data-
P2TKI_tahun_2016.pdf . Diakses pada 06
April 2017
http://www.bnp2tki.go.id/uploads/data/data_08-
02-2017_111324_Data-
P2TKI_tahun_2016.pdf. Diakses pada 06
April 2017

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 26


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like