Professional Documents
Culture Documents
3850 11419 1 PB
3850 11419 1 PB
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPKIMIA
pembelajaran untuk menentukan apa yang harus Data penelitian yang diperoleh berupa
diyakini dan dilakukan dalam menyelesaikan data tes keterampilan berpikir kritis, lembar
suatu permasalahan (Rizky, 2014: 23). Selain observasi, lembar angket, dan data hasil belajar
itu, hasil penelitian mengenai penggunaan siswa.
media pembelajaran menunjukkan bahwa 1. Data Tes Keterampilan Berpikir Kritis
dengan menggunakan media pembelajaran Siswa
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil Data tes keterampilan berpikir
belajar siswa dapat meningkat apabila disertai kritis siswa diperoleh dari total skor siswa
dengan proses pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan total skor ideal pada
(Izzudin, 2013: 13). masing-masing tahapan. Kemudian hasil
tes keterampilan berpikir kritis
Metode Penelitian
dikelompokkan berdasarkan tingkat
Jenis Penelitian keterampilan berpikir kritis yang dapat
Penelitian yang dilakukan merupakan dilihat pada Gambar 1.
77.73%
90
68.75%
penelitian kuasi eksperimen dengan
67.19%
66.02%
64.84%
menggunakan desain penelitian Nonequivalent 80
57.03%
54.69%
Control Group Design. 70
46.88%
Waktu dan Tempat Penelitian 60
50
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 5
Yogyakarta pada kelas X MIPA semester gasal 40
tahun ajaran 2017/2018. Waktu penelitian 30
mulai dilaksanakan dari bulan Oktober sampai 20
November 2017. 10
Populasi dan Sampel 0
Klarifikasi Asesmen Inferensi Strategi
Populasi terdiri dari seluruh kelas X
MIPA berjumlah 165 siswa. Sampel yang Eksperimen Kontrol
digunakan yaitu kelas X MIPA 6 (kelas
eksperimen) dan kelas X MIPA 3 (kelas Gambar 1. Hasil Tes Keterampilan
kontrol). Sampel diambil dengan teknik simple Berpikir Kritis
random sampling.
Selanjutnya dilakukan analisis uji
Teknik Pengumpulan Data statistik parametrik yaitu uji independent
Teknik pengumpulan data dilakukan sample t-test. Pengujian dilakukan
dengan cara wawancara, dokumentasi, tes menggunakan program SPSS 16.0. Uji t
tertulis untuk mengetahui hasil belajar kognitif, dilakukan apabila data tes keterampilan
observasi, dan angket untuk mengetahui berpikir kritis siswa sudah memenuhi uji
keterampilan berpikir kritis siswa. prasyarat yang meliputi uji homogenitas
dan uji normalitas. Berikut hasil uji t data
Teknik Analisis Data tes keterampilan berpikir kritis siswa yang
Teknik analisis data yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
adalah teknis analisis uji t pada analisis skor
keterampilan berpikir kritis dan teknis analisis Tabel 1. Hasil Uji t Data Tes
uji Mann Whitney pada analisis skor hasil Keterampilan berpikir Kritis
belajar siswa kelas eksperimen dan kelas Equal T-test for Equality of
kontrol, serta analisis data kuantitatif untuk Variances Means
lembar observasi dan lembar angket. Pada Variable T df Sig.(2-
penelitian ini dilakukan juga analisis tahapan tailed)
keterampilan berpikir kritis siswa meliputi
klarifikasi, asesmen, inferensi, dan strategi. Assumed 3,573 62 0,001
Hasil Penelitian
95
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol … No …. (2018) 1-8
3.53
18,54 75,83
3.46
Kontrol
3.21
3.00
4
2.75
2.28
2.09
3
2 Data hasil belajar siswa dilakukan
analisis dengan uji statistik nonparametrik
1
yaitu uji Mann Whitney menggunakan
0 program SPSS 16.0. Pengujian dilakukan
Klarifikasi Asesmen Inferensi Strategi
karena data yang dihasilkan tidak
Eksperimen Kontrol berdistribusi normal. Hasil uji Mann
Whitney skor pretest dan posttest
Gambar 2. Hasil Perhitungan Lembar tercantum dalam Tabel 3.
Observasi Tahapan
Kemampuan Berpikir Tabel 3. Hasil Uji Mann Whitney Data
Kritis Hasil Belajar Siswa
Variabel Asymp.sig (2- α
Berdasarkan hasil analisis skor tailed)
tahapan keterampilan berpikir kritis, rata-
Pretest 0,423 0,05
rata skor lembar observasi kelas
eksperimen lebih besar daripada rata-rata Posttest 0,338 0,05
skor lembar observasi kelas kontrol.
3. Data Angket Siswa
Analisis data lembar angket Berdasarkan tabel hasil uji Mann
dilakukan dengan cara menghitung jumlah Whitney dari skor pretest menunjukkan
skor sesuai dengan aspek yang diamati. bahwa kemampuan awal antara kelas
Selanjutnya, jumlah hasil skor yang eksperimen dan kelas kontrol tidak
diperoleh dipersentasekan dan memiliki perbedaan yang signifikan,
dikategorikan sesuai dengan kualifikasi sehingga kemampuan awal siswa yang
hasil angket siswa. Lembar angket ini berada di kelas eksperimen maupun kelas
digunakan untuk mengetahui respon siswa kontrol adalah sama. Hal ini terlihat dari
mengenai pengaruh media pembelajaran nilai sig.(2-tailed) yang lebih besar dari
MEc Bond terhadap keterampilan berpikir taraf signifikansi 0,05 yaitu 0,423.
kritis siswa setelah selesai pembelajaran. Hasil uji Mann Whitney pada data
Berdasarkan hasil penelitian yang posttest diperoleh nilai sig (2-tailed) 0,338
diperoleh dari data lembar respon siswa > 0,05, sehingga H0 diterima yang berarti
pada kelas eksperimen, rata-rata persentase tidak ada perbedaan antara kelas
angket pada aspek pengaruh terhadap eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini
keterampilan berpikir kritis termasuk menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
dalam kategori tinggi sebesar 80,729%, yang signifikan hasil posttest yang
96
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 7 No 2 Oktober (2019) 1-8
diperoleh antara kelas eksperimen dan siswa kelas eksperimen lebih mampu
kelas kontrol, sehingga penggunaan media menyebutkan informasi-informasi
pembelajaran MEc Bond tidak yang diketahui dan pertanyaan yang
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. diminta dalam soal dengan tepat dan
Pembahasan dan jelas. Menurut Schoenfeld (1992)
1. Kajian Pengaruh Media Pembelajaran menjelaskan bahwa ketika siswa dapat
MEc Bond terhadap Keterampilan memahami suatu masalah, maka
Berpikir Kritis Siswa secara tidak langsung siswa tersebut
Keterampilan berpikir kritis yang dapat mengkategorikan apa yang
dimaksud adalah keterampilan dimana diketahui dan yang ditanyakan dalam
siswa mampu menentukan konsep yang soal. Kemampuan untuk membedakan
digunakan dalam penyelesaian masalah, antara yang diketahui dan tidak
membuat kesimpulan dengan diketahui merupakan hal penting yang
mempertimbangkan hasil analisa, dibutuhkan siswa untuk mencapai
memberikan argumen secara sederhana keberhasilan dalam semua proses
sesuai dengan konsep materi, merumuskan pembelajaran (Tobias & Everson,
suatu tindakan (strategi dan taktik) dalam 2002)
penyelesaian masalah, dan mengevaluasi b. Tahapan asesmen adalah tahapan
hasil atau keputusan yang telah diambil dimana siswa dapat menentukan
dalam menyelesaikan masalah dengan konsep materi yang benar dalam
mengacu pada tahapan proses berpikir menjawab soal. Tahapan asesmen
kritis siswa dalam menjawab soal. Tes pada kelas eksperimen diperoleh
keterampilan berpikir kritis diberikan sebesar 66,02% dengan kategori
setelah siswa mempelajari materi struktur sedang, sedangkan pada kelas kontrol
Lewis dengan menggunakan media diperoleh sebesar 57,03% dengan
pembelajaran MEc Bond. Media MEc kategori rendah. Hal ini menunjukkan
Bond berperan untuk membantu siswa bahwa rata-rata siswa kelas
dalam mengkongkretkan materi struktur eksperimen lebih mampu dalam
Lewis yang abstrak sehingga diharapkan menentukan konsep materi yang benar
dapat merangsang keterampilan berpikir untuk menjawab soal. Selain itu,
kritis siswa. siswa juga dapat memilah informasi
yang dibutuhkan dari soal untuk
menjawab pertanyaan. Siswa dapat
menggunakan informasi-informasi
yang relevan dalam soal serta dapat
menjelaskan hubungan tiap informasi
yang ada. Pada tahap asesmen siswa
dapat menggunakan pernyataan yang
penting dan relevan sebagai awal
Gambar 3. MEc Bond dari Akrilik penyelesaian masalah (Jacob & Sam,
2008). Siswa yang dapat mencari
Adapun analisis secara deskriptif informasi yang relevan serta
data persentase setiap tahapan mengetahui bagaimana cara mengolah
keterampilan berpikir kritis yang muncul informasi yang diperoleh tersebut
selama proses pembelajaran sebagai untuk memecahkan masalah dapat
berikut. dikatakan siswa tersebut memiliki
a. Tahapan klarifikasi adalah tahapan kemampuan berpikir kritis (Wijaya,
dimana siswa dapat menyebutkan 2010).
informasi-informasi yang dibutuhkan c. Tahapan inferensi adalah tahapan
untuk menjawab soal. Tahapan dimana siswa dapat membuat
klarifikasi pada kelas eksperimen kesimpulan berdasarkan informasi
diperoleh data sebesar 67,19% dengan yang telah diperoleh. Tahapan
kategori sedang, sedangkan pada inferensi pada kelas eksperimen
kelas kontrol diperoleh data sebesar diperoleh data sebesar 77,73% dengan
46,88% dengan kategori rendah. Hal kategori tinggi, sedangkan pada kelas
ini menunjukkan bahwa rata-rata kontrol diperoleh data sebesar 68,75%
97
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol … No …. (2018) 1-8
dengan kategori sedang. Tingginya dan kancing dengan ukuran kecil mewakili
persentase pada kelas eksperimen elektron valensinya.
menunjukkan bahwa rata-rata siswa Pembelajaran menggunakan media
kelas eksperimen lebih mampu dalam pembelajaran kancing menunjukkan
menemukan langkah untuk sebagian siswa merasa tidak bersemangat
menyelesaikan soal kemudian dan tidak terlalu aktif karena media
membuat kesimpulan berdasarkan pembelajaran kancing yang digunakan
informasi yang telah diperoleh. Hal tidak begitu menarik bagi mereka.
ini sesuai dengan pendapat Jacob dan Sebagian anak merasa bingung karena
Sam (2008) yang menyatakan bahwa kancing yang digunakan tidak mewakili
tahap inferensi berupa tahap dimana bentuk huruf suatu unsur. Lain halnya
siswa dapat membuat kesimpulan dengan kelas eksperimen, mereka terlihat
yang benar berdasarkan informasi bersemangat dan aktif dalam mencoba
yang telah diperoleh. media pembelajaran MEc Bond
d. Tahapan strategi adalah tahapan dikarenakan bentuknya yang menarik dan
dimana siswa dapat menjelaskan lebih konkret, sehingga dapat membantu
dengan baik langkah penyelesaian siswa dalam memahami materi struktur
yang sudah ia temukan. Tahapan Lewis.
strategi pada kelas eksperimen
diperoleh sebesar 64,84% dengan
kategori sedang, sedangkan pada
kelas kontrol diperoleh sebesar
54,69% dengan kategori rendah. Hal
ini menunjukkan bahwa penggunaan
media pembelajaran MEc Bond di
kelas eksperimen dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa Gambar 4. Media Pembelajaran Kancing
dalam menjelaskan langkah
penyelesaian soal yang sudah ia Selain lembar observasi, hasil
temukan. Selain itu, siswa juga dapat penelitian didukung pula dengan analisis
mengevaluasi penyelesaian suatu hasil lembar angket yang diberikan kepada
permasalahan dengan benar dan dapat siswa di kelas eksperimen. Hasil rata-rata
menyebutkan alasan yang logis dalam persentase angket menunjukkan bahwa
memilih jawaban tersebut. aspek pengaruh terhadap keterampilan
Selain menggunakan data berpikir kritis termasuk dalam kategori
penilaian tes, digunakan pula data tinggi, sedangkan aspek penggunaan media
penilaian nontes berupa lembar observasi pembelajaran MEc Bond termasuk dalam
dan lembar angket untuk mendukung hasil kategori sedang. Hal ini menunjukkan
penelitian tersebut. Berdasarkan hasil bahwa media pembelajaran MEc Bond
analisis skor tahapan keterampilan berpikir dapat membantu keterampilan berpikir
kritis, menunjukkan bahwa penggunaan kritis siswa dalam menyelesaikan soal.
media pembelajaran MEc Bond di kelas Jadi, dapat disimpulkan dari ketiga
eksperimen berpengaruh terhadap instrumen penelitian yang dilakukan
keterampilan berpikir kritis siswa. Siswa mendukung adanya pengaruh media
dapat lebih memahami konsep materi pembelajaran MEc Bond terhadap
struktur Lewis dengan jelas, sehingga pada keterampilan berpikir kritis siswa.
saat siswa diberikan suatu soal untuk
mengasah keterampilan berpikir kritis, 2. Kajian Pengaruh Media Pembelajaran
maka siswa dapat menjelaskan langkah MEc Bond terhadap Hasil Belajar Siswa
penyelesaian dengan benar. Proses pembelajaran pada kelas
Pembelajaran yang diterapkan di eksperimen dan kelas kontrol diberikan
kelas kontrol menggunakan alat peraga perlakuan yang berbeda dalam jenis media
berupa media pembelajaran kancing yaitu yang digunakan. Kelas eksperimen
menggunakan kancing dengan ukuran dan menggunakan media pembelajaran MEc
warna yang berbeda-beda. Kancing dengan Bond, sedangkan kelas kontrol
ukuran dan warna tertentu mewakili unsur menggunakan media pembelajaran
98
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 7 No 2 Oktober (2019) 1-8
menyelesaikan soal performance task. Lubezky, A., Dori, Y. J., & Zoller, U. (2004).
Seminar Matematika dan Pendidikan HOCS-promoting assessment of
Matematika UNY, tanggal 11 students’ performance on environment-
November 2017. Yogyakarta: related undergraduate
Universitas Negeri Yogyakarta. chemistry.Chemistry education
research and practice, 5(2), 175-184.
Haris, M.& Loka. (2013). Pengembangan
perangkat pembelajaran kimia dengan Mahyudin. (2007). Pembelajaran asam basa
model pembelajaran kooperatif terpadu dengan pendekatan kontekstual untuk
numbered head together dan two stay meningkatkan literasi sains siswa
two stray dalam upaya mengatasi SMA.Tesis, tidak dipublikasikan.
kesulitan belajar siswa kelas X SMA Pascasarjana UPI.
memahami konsep-konsep kimia.
Rizky, I. (2014). Analisis keterampilan berpikir
Jurnal Pijar MIPA, 9(1), 26-31.
kritis siswa dengan menggunakan
Hayat, B., & Suhendra Y. (2010). Benchmark media pembelajaran (video) pada
internasional: Mutu pendidikan. materi minyak bumi.Skripsi, tidak
Jakarta: Bumi Aksara. dipublikasikan. UIN Syarif
Hidayatullah.
Ibrahim. (2011). Pengembangan bahan ajar
matematika sekolah berbasis masalah Schoenfeld. A.H. (1992). Learning to think
terbuka untuk memfasilitasi pencapaian mathematically: Problem solving,
kemampuan berpikir kritis dan kreatif metacognition, and sense makin in
matematis siswa. Seminar Matematika mathematics. New York: Macmillan
dan Pendidikan Matematika, tanggal 3 Publishing Company.
Desember 2011. Yogyakarta:
Tobias, S. & Everson, H. (2002). Knowing what
Univesitas Negeri Yogyakarta.
you know and what you don’t further
Izzudin, A.M. (2013). Efektivitas penggunaan research on metacognitive knowledge
media pembelajaran video interaktif monitoring. New York: College Board.
untuk meningkatkan hasil belajar
Widyaningtyas R., Kusumah, Y.S., Sumarno,
praktik service engine dan komponen-
U., & Sabandar, J. (2015). The impact
komponennya. Skripsi, tidak
of problem based learning approach to
dipublikasikan. Universitas Negeri
senior high school students’
Semarang.
mathematics critical thinking ability.
Jacob, S. M., & Sam, H. K. (2008). Measuring Journal on Mathematics Education, 6
critical thinking in problem solving (2), 30 - 38
through online discussion forums in
first year, University Mathematics.
Kemendikbud. (2016). Peringkat dan Capaian
Pisa Indonesia.
https://www.kemdikbud.go.id/main/blo
g/2016/12/peringkat-dan-capaian-pisa
indonesia-mengalami-peningkatan.
Jakarta: Biro Komunikasi dan Layanan
Masyarakat Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Kurniawati, W. Y. (2013). Pengembangan alat
peraga dan lembar kerja siswa
berorientasi konstruktivisme dalam
pembelajaran kimia SMA. Prosiding
Semirata FMIPA Universitas Lampung,
tanggal 10-13 Mei 2013. Lampung:
Universitas Lampung.
100