Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 7 No 2 Oktober (2019) 1-8

http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPKIMIA

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN MEC BOND TERHADAP


KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR
Nilam Nur Amalia1, Agus Kamaludin2
1
Mahasiswa Pendidikan Kimia, 2Dosen Pendidikan Kimia
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Article history Abstract


Submission : 2018-10-04 The purpose of this research was to examine the effect of using
Revised : 2019-01-24 MEc Bond learning media on critical thinking skills and
Accepted : 2019-03-22 students’ learning outcomes on chemical bonding material. The
research was conducted in State Senior High School 5
Keyword: Yogyakarta, on10th grade of mathematics and natural sciences,
Kata kunci: keterampilan
in the academic year of 2017/2018. The type of research was
berpikir kritis, hasil belajar,
media pembelajaran MEc
quasi-experiment with the research design of Non-equivalent
Bond Control Group Design. The sampling technique was a simple
random sampling. The data collection instruments included pre-
test until post-test, critical thinking skill test, observation sheet,
and questionnaire sheet. The research also carried out an
analysis of the stages of students' critical thinking skill, those are
clarification, assessment, inference, and strategy. Based on
statistical tests, the results showed that the use of MEc Bond
learning media had an effect on students' critical thinking skills.
However, it did not affect students’ learning outcomes. Even so,
both the experimental class and the control class showed that the
students’ learning outcomes was above the average of
completeness criteria 70.

mengingat fakta, istilah, dan hukum-hukum


Pendahuluan
ilmiah serta menggunakannya dalam menarik
Kementerian Pendidikan dan kesimpulan ilmiah yang sederhana maupun
Kebudayaan merilis pencapaian nilai dalam kehidupan sehari-hari. Hasil PISA
Programme for International Student bidang literasi sains anak Indonesia yang
Assessment (PISA) tahun 2015 menyatakan dianalisis Tim Literasi Sains Puspendik tahun
bahwa kondisi saat ini kemampuan siswa 2004 diantaranya mengungkapkan bahwa
Indonesia di bidang sains berada pada peringkat komposisi jawaban siswa mengindikasikan
62 dari 70 negara peserta survei lemahnya pemahaman siswa terhadap konsep-
PISA(www.kemendikbud.go.id). Menurut konsep dasar sains yang sebetulnya telah
Hayat dan Suhendra (2010: 325) menyatakan diajarkan, ketelitian siswa membaca masih
bahwa tingkat literasi sains pada PISA siswa di rendah, siswa tidak terbiasa menghubungkan
Indonesia umumnya dinilai hanya mampu informasi-informasi dalam teks untuk dapat
*Corresponding Author:
Nama : Nilam Nur Amalia
Lembaga : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email : nilam.nuramalia12@gmail.com
93
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol … No …. (2018) 1-8

menjawab soal, dan kemampuan penalaran Kemampuan dalam memahami konsep-konsep


ilmiah siswa masih rendah (Mahyuddin, 2007). kimia yang bersifat abstrak menjadi salah satu
Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa di kesulitan tersendiri bagi siswa karena apabila
Indonesia masih kesulitan dalam mengasah siswa kurang mampu dalam memahami konsep,
kemampuan berpikir tingkat tinggi untuk maka untuk mencapai keterampilan berpikir
menjawab permasalahan yang memerlukan kritis juga akan sulit. Hal ini juga dibuktikan
penalaran. Oleh sebab itu, paradigma dengan hasil observasi terhadap nilai belajar
pembelajaran sudah seharusnya bergeser dari kimia siswa SMA N 5 Yogyakarta yang
pembelajaran konvensional yang menekankan tergolong masih rendah (di bawah rata-rata
pada keterampilan berpikir tingkat rendah ke KKM).
arah pembelajaran yang menekankan pada Salah satu materi pelajaran kimia yang
keterampilan berpikir tingkat tinggi, terutama bersifat abstrak dan membutuhkan daya nalar
kemampuan berpikir kritis (Lubezky dkk, 2004: yang tinggi yaitu ikatan kimia. Umumnya,
184). Seseorang yang berpikir kritis adalah konsep-konsep yang terdapat pada ikatan kimia
seseorang yang mampu menyelesaikan berupa konsep-konsep yang abstrak dan
masalah, membuat keputusan, dan belajar dilambangkan dengan simbol dalam penjelasan
konsep-konsep baru melalui kemampuan materinya (Kurniawati, W.Y. 2013: 440). Pada
bernalar dan berpikir reflektif berdasarkan suatu ikatan kimia, siswa mengalami kesulitan
bukti dan logika yang diyakini benar (Ibrahim, terutama dalam hal menentukan senyawa yang
2011: 125). Adanya pembelajaran yang memiliki ikatan ion, rumus senyawa yang
menekankan pada penyelesaian masalah dapat terbentuk dan jenis ikatannya, senyawa yang
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa tidak memenuhi kaidah oktet, senyawa polar,
(Widyaningtyas, Kusumah, Sumarno & pasangan unsur yang dapat membentuk ikatan
Sabandar, 2015) ion dan ikatan kovalen (Haris, M. & Loka,
Tuntutan akan berpikir kritis juga 2013: 31). Oleh sebab itu, perlu adanya upaya
tercantum dalam ayat-ayat Al Qur’an mengenai dari guru untuk menggunakan suatu media
bagaimana seseorang dalam berpikir tingkat pembelajaran yang dapat membantu siswa
tinggi bukan berpikir biasa. Seperti halnya pada dalam mempelajari konsep-konsep ikatan kimia
Q.S. Ali ‘Imran: 190-191 yang artinya: yang abstrak ke arah gambaran visualisasi
“Sesungguhnya dalam penciptaan konsep-konsep ikatan kimia menjadi lebih
langit dan bumi, dan pergantian malam nyata dan mudah untuk dipelajari.
dan siang terdapat tanda-tanda Salah satu alternatif media
(kebesaran Allah) bagi orang-orang pembelajaran yang dapat digunakan dalam
yang berakal, (yaitu) orang-orang yang materi ikatan kimia adalah media MEc Bond.
mengingat Allah, sambil berdiri, duduk, Media MEc Bond merupakan media berbentuk
atau dalam keadaan berbaring, dan tiga dimensi yang terdiri dari papan, elektron-
mereka memikirkan tentang penciptaan elektron dan beberapa lambang unsur kimia
langit dan bumi (seraya berkata), Ya tertentu yang dilengkapi dengan magnet. Cara
Tuhan kami, tidaklah Engkau penggunaan media MEc Bond adalah dengan
menciptakan semua ini sia-sia; Maha menempelkan lambang unsur kimia beserta
Suci Engkau, lindungilah kami dari elektron-elektronnya pada papan magnet.
azab neraka”. Adapun karakteristik dari media MEc Bond
Ayat tersebut menunjukkan betapa pentingnya adalah dapat memudahkan siswa dalam
seseorang dalam menggunakan kemampuan menggambarkan bentuk ikatan yang terjadi
berpikir yang telah diberikan Tuhan Yang pada suatu molekul, sehingga siswa akan lebih
Maha Esa dengan sebaik-baik mungkin. Pada mudah mempelajari konsep-konsep
hakikatnya, keterampilan berpikir tingkat tinggi penggambaran struktur Lewis yang
khususnya berpikir kritis dapat dibentuk dengan dilambangkan dengan simbol dalam penjelasan
cara memberikan stimulus yang dapat materinya.
merangsang siswa untuk berpikir dan bernalar, Pembelajaran menggunakan media
khususnya dalam pembelajaran. mempunyai nilai yang baik dan peranan media
Berdasarkan hasil wawancara yang pembelajaran dapat menampilkan gambaran
telah dilakukan dengan beberapa guru kimia keadaan sebenarnya sehingga siswa mampu
SMA/MA menyatakan bahwa kimia merupakan menerjemahkan dengan baik, tidak cenderung
salah satu materi pembelajaran yang abstrak dan verbalitas. Disinilah kemampuan
memerlukan daya nalar yang tinggi. berpikir kritis menjadi harapan dominannya
94
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 7 No 2 Oktober (2019) 1-8

pembelajaran untuk menentukan apa yang harus Data penelitian yang diperoleh berupa
diyakini dan dilakukan dalam menyelesaikan data tes keterampilan berpikir kritis, lembar
suatu permasalahan (Rizky, 2014: 23). Selain observasi, lembar angket, dan data hasil belajar
itu, hasil penelitian mengenai penggunaan siswa.
media pembelajaran menunjukkan bahwa 1. Data Tes Keterampilan Berpikir Kritis
dengan menggunakan media pembelajaran Siswa
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil Data tes keterampilan berpikir
belajar siswa dapat meningkat apabila disertai kritis siswa diperoleh dari total skor siswa
dengan proses pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan total skor ideal pada
(Izzudin, 2013: 13). masing-masing tahapan. Kemudian hasil
tes keterampilan berpikir kritis
Metode Penelitian
dikelompokkan berdasarkan tingkat
Jenis Penelitian keterampilan berpikir kritis yang dapat
Penelitian yang dilakukan merupakan dilihat pada Gambar 1.

77.73%
90

68.75%
penelitian kuasi eksperimen dengan

67.19%

66.02%

64.84%
menggunakan desain penelitian Nonequivalent 80

57.03%

54.69%
Control Group Design. 70

46.88%
Waktu dan Tempat Penelitian 60
50
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 5
Yogyakarta pada kelas X MIPA semester gasal 40
tahun ajaran 2017/2018. Waktu penelitian 30
mulai dilaksanakan dari bulan Oktober sampai 20
November 2017. 10
Populasi dan Sampel 0
Klarifikasi Asesmen Inferensi Strategi
Populasi terdiri dari seluruh kelas X
MIPA berjumlah 165 siswa. Sampel yang Eksperimen Kontrol
digunakan yaitu kelas X MIPA 6 (kelas
eksperimen) dan kelas X MIPA 3 (kelas Gambar 1. Hasil Tes Keterampilan
kontrol). Sampel diambil dengan teknik simple Berpikir Kritis
random sampling.
Selanjutnya dilakukan analisis uji
Teknik Pengumpulan Data statistik parametrik yaitu uji independent
Teknik pengumpulan data dilakukan sample t-test. Pengujian dilakukan
dengan cara wawancara, dokumentasi, tes menggunakan program SPSS 16.0. Uji t
tertulis untuk mengetahui hasil belajar kognitif, dilakukan apabila data tes keterampilan
observasi, dan angket untuk mengetahui berpikir kritis siswa sudah memenuhi uji
keterampilan berpikir kritis siswa. prasyarat yang meliputi uji homogenitas
dan uji normalitas. Berikut hasil uji t data
Teknik Analisis Data tes keterampilan berpikir kritis siswa yang
Teknik analisis data yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
adalah teknis analisis uji t pada analisis skor
keterampilan berpikir kritis dan teknis analisis Tabel 1. Hasil Uji t Data Tes
uji Mann Whitney pada analisis skor hasil Keterampilan berpikir Kritis
belajar siswa kelas eksperimen dan kelas Equal T-test for Equality of
kontrol, serta analisis data kuantitatif untuk Variances Means
lembar observasi dan lembar angket. Pada Variable T df Sig.(2-
penelitian ini dilakukan juga analisis tahapan tailed)
keterampilan berpikir kritis siswa meliputi
klarifikasi, asesmen, inferensi, dan strategi. Assumed 3,573 62 0,001

Not 3,573 60,415 0,001


Hasil Penelitian dan Pembahasan Assumed

Hasil Penelitian

95
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol … No …. (2018) 1-8

Berdasarkan Tabel 1 diperoleh dan aspek penggunaan media pembelajaran


nilai sig (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak, MEc Bond termasuk dalam kategori
artinya terdapat perbedaan rata-rata sedang sebesar 73,125%. Hal ini
keterampilan berpikir kritis siswa kelas menunjukkan bahwa media pembelajaran
eksperimen dan kelas kontrol. Dengan MEc Bond dapat membantu keterampilan
demikian, penggunaan media pembelajaran berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan
MEc Bond berpengaruh terhadap soal.
keterampilan berpikir kritis. 4. Data Hasil Belajar Kognitif Siswa
2. Data Lembar Observasi Data hasil belajar kognitif siswa
Analisis data lembar observasi diperoleh dari skor pretest dan posttest.
dilakukan dengan cara menghitung skor Hasil rata-rata skor pretest dan posttest
dari seluruh aspek yang diamati pada yang ada di kelas eksperimen dan kelas
setiap tahapan keterampilan berpikir kritis. kontrol dapat dilihat pada Tabel 2.
Hasil dari perhitungan lembar observasi
tahapan keterampilan berpikir kritis dapat Tabel 2. Data Hasil Rata-rata Skor Tes
dilihat pada Gambar 2 berikut. Kelas Pretest Posttest

Eksperimen 20,83 78,95


5
3.84

3.53

18,54 75,83
3.46

Kontrol
3.21
3.00

4
2.75

2.28
2.09

3
2 Data hasil belajar siswa dilakukan
analisis dengan uji statistik nonparametrik
1
yaitu uji Mann Whitney menggunakan
0 program SPSS 16.0. Pengujian dilakukan
Klarifikasi Asesmen Inferensi Strategi
karena data yang dihasilkan tidak
Eksperimen Kontrol berdistribusi normal. Hasil uji Mann
Whitney skor pretest dan posttest
Gambar 2. Hasil Perhitungan Lembar tercantum dalam Tabel 3.
Observasi Tahapan
Kemampuan Berpikir Tabel 3. Hasil Uji Mann Whitney Data
Kritis Hasil Belajar Siswa
Variabel Asymp.sig (2- α
Berdasarkan hasil analisis skor tailed)
tahapan keterampilan berpikir kritis, rata-
Pretest 0,423 0,05
rata skor lembar observasi kelas
eksperimen lebih besar daripada rata-rata Posttest 0,338 0,05
skor lembar observasi kelas kontrol.
3. Data Angket Siswa
Analisis data lembar angket Berdasarkan tabel hasil uji Mann
dilakukan dengan cara menghitung jumlah Whitney dari skor pretest menunjukkan
skor sesuai dengan aspek yang diamati. bahwa kemampuan awal antara kelas
Selanjutnya, jumlah hasil skor yang eksperimen dan kelas kontrol tidak
diperoleh dipersentasekan dan memiliki perbedaan yang signifikan,
dikategorikan sesuai dengan kualifikasi sehingga kemampuan awal siswa yang
hasil angket siswa. Lembar angket ini berada di kelas eksperimen maupun kelas
digunakan untuk mengetahui respon siswa kontrol adalah sama. Hal ini terlihat dari
mengenai pengaruh media pembelajaran nilai sig.(2-tailed) yang lebih besar dari
MEc Bond terhadap keterampilan berpikir taraf signifikansi 0,05 yaitu 0,423.
kritis siswa setelah selesai pembelajaran. Hasil uji Mann Whitney pada data
Berdasarkan hasil penelitian yang posttest diperoleh nilai sig (2-tailed) 0,338
diperoleh dari data lembar respon siswa > 0,05, sehingga H0 diterima yang berarti
pada kelas eksperimen, rata-rata persentase tidak ada perbedaan antara kelas
angket pada aspek pengaruh terhadap eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini
keterampilan berpikir kritis termasuk menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
dalam kategori tinggi sebesar 80,729%, yang signifikan hasil posttest yang
96
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 7 No 2 Oktober (2019) 1-8

diperoleh antara kelas eksperimen dan siswa kelas eksperimen lebih mampu
kelas kontrol, sehingga penggunaan media menyebutkan informasi-informasi
pembelajaran MEc Bond tidak yang diketahui dan pertanyaan yang
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. diminta dalam soal dengan tepat dan
Pembahasan dan jelas. Menurut Schoenfeld (1992)
1. Kajian Pengaruh Media Pembelajaran menjelaskan bahwa ketika siswa dapat
MEc Bond terhadap Keterampilan memahami suatu masalah, maka
Berpikir Kritis Siswa secara tidak langsung siswa tersebut
Keterampilan berpikir kritis yang dapat mengkategorikan apa yang
dimaksud adalah keterampilan dimana diketahui dan yang ditanyakan dalam
siswa mampu menentukan konsep yang soal. Kemampuan untuk membedakan
digunakan dalam penyelesaian masalah, antara yang diketahui dan tidak
membuat kesimpulan dengan diketahui merupakan hal penting yang
mempertimbangkan hasil analisa, dibutuhkan siswa untuk mencapai
memberikan argumen secara sederhana keberhasilan dalam semua proses
sesuai dengan konsep materi, merumuskan pembelajaran (Tobias & Everson,
suatu tindakan (strategi dan taktik) dalam 2002)
penyelesaian masalah, dan mengevaluasi b. Tahapan asesmen adalah tahapan
hasil atau keputusan yang telah diambil dimana siswa dapat menentukan
dalam menyelesaikan masalah dengan konsep materi yang benar dalam
mengacu pada tahapan proses berpikir menjawab soal. Tahapan asesmen
kritis siswa dalam menjawab soal. Tes pada kelas eksperimen diperoleh
keterampilan berpikir kritis diberikan sebesar 66,02% dengan kategori
setelah siswa mempelajari materi struktur sedang, sedangkan pada kelas kontrol
Lewis dengan menggunakan media diperoleh sebesar 57,03% dengan
pembelajaran MEc Bond. Media MEc kategori rendah. Hal ini menunjukkan
Bond berperan untuk membantu siswa bahwa rata-rata siswa kelas
dalam mengkongkretkan materi struktur eksperimen lebih mampu dalam
Lewis yang abstrak sehingga diharapkan menentukan konsep materi yang benar
dapat merangsang keterampilan berpikir untuk menjawab soal. Selain itu,
kritis siswa. siswa juga dapat memilah informasi
yang dibutuhkan dari soal untuk
menjawab pertanyaan. Siswa dapat
menggunakan informasi-informasi
yang relevan dalam soal serta dapat
menjelaskan hubungan tiap informasi
yang ada. Pada tahap asesmen siswa
dapat menggunakan pernyataan yang
penting dan relevan sebagai awal
Gambar 3. MEc Bond dari Akrilik penyelesaian masalah (Jacob & Sam,
2008). Siswa yang dapat mencari
Adapun analisis secara deskriptif informasi yang relevan serta
data persentase setiap tahapan mengetahui bagaimana cara mengolah
keterampilan berpikir kritis yang muncul informasi yang diperoleh tersebut
selama proses pembelajaran sebagai untuk memecahkan masalah dapat
berikut. dikatakan siswa tersebut memiliki
a. Tahapan klarifikasi adalah tahapan kemampuan berpikir kritis (Wijaya,
dimana siswa dapat menyebutkan 2010).
informasi-informasi yang dibutuhkan c. Tahapan inferensi adalah tahapan
untuk menjawab soal. Tahapan dimana siswa dapat membuat
klarifikasi pada kelas eksperimen kesimpulan berdasarkan informasi
diperoleh data sebesar 67,19% dengan yang telah diperoleh. Tahapan
kategori sedang, sedangkan pada inferensi pada kelas eksperimen
kelas kontrol diperoleh data sebesar diperoleh data sebesar 77,73% dengan
46,88% dengan kategori rendah. Hal kategori tinggi, sedangkan pada kelas
ini menunjukkan bahwa rata-rata kontrol diperoleh data sebesar 68,75%
97
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol … No …. (2018) 1-8

dengan kategori sedang. Tingginya dan kancing dengan ukuran kecil mewakili
persentase pada kelas eksperimen elektron valensinya.
menunjukkan bahwa rata-rata siswa Pembelajaran menggunakan media
kelas eksperimen lebih mampu dalam pembelajaran kancing menunjukkan
menemukan langkah untuk sebagian siswa merasa tidak bersemangat
menyelesaikan soal kemudian dan tidak terlalu aktif karena media
membuat kesimpulan berdasarkan pembelajaran kancing yang digunakan
informasi yang telah diperoleh. Hal tidak begitu menarik bagi mereka.
ini sesuai dengan pendapat Jacob dan Sebagian anak merasa bingung karena
Sam (2008) yang menyatakan bahwa kancing yang digunakan tidak mewakili
tahap inferensi berupa tahap dimana bentuk huruf suatu unsur. Lain halnya
siswa dapat membuat kesimpulan dengan kelas eksperimen, mereka terlihat
yang benar berdasarkan informasi bersemangat dan aktif dalam mencoba
yang telah diperoleh. media pembelajaran MEc Bond
d. Tahapan strategi adalah tahapan dikarenakan bentuknya yang menarik dan
dimana siswa dapat menjelaskan lebih konkret, sehingga dapat membantu
dengan baik langkah penyelesaian siswa dalam memahami materi struktur
yang sudah ia temukan. Tahapan Lewis.
strategi pada kelas eksperimen
diperoleh sebesar 64,84% dengan
kategori sedang, sedangkan pada
kelas kontrol diperoleh sebesar
54,69% dengan kategori rendah. Hal
ini menunjukkan bahwa penggunaan
media pembelajaran MEc Bond di
kelas eksperimen dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa Gambar 4. Media Pembelajaran Kancing
dalam menjelaskan langkah
penyelesaian soal yang sudah ia Selain lembar observasi, hasil
temukan. Selain itu, siswa juga dapat penelitian didukung pula dengan analisis
mengevaluasi penyelesaian suatu hasil lembar angket yang diberikan kepada
permasalahan dengan benar dan dapat siswa di kelas eksperimen. Hasil rata-rata
menyebutkan alasan yang logis dalam persentase angket menunjukkan bahwa
memilih jawaban tersebut. aspek pengaruh terhadap keterampilan
Selain menggunakan data berpikir kritis termasuk dalam kategori
penilaian tes, digunakan pula data tinggi, sedangkan aspek penggunaan media
penilaian nontes berupa lembar observasi pembelajaran MEc Bond termasuk dalam
dan lembar angket untuk mendukung hasil kategori sedang. Hal ini menunjukkan
penelitian tersebut. Berdasarkan hasil bahwa media pembelajaran MEc Bond
analisis skor tahapan keterampilan berpikir dapat membantu keterampilan berpikir
kritis, menunjukkan bahwa penggunaan kritis siswa dalam menyelesaikan soal.
media pembelajaran MEc Bond di kelas Jadi, dapat disimpulkan dari ketiga
eksperimen berpengaruh terhadap instrumen penelitian yang dilakukan
keterampilan berpikir kritis siswa. Siswa mendukung adanya pengaruh media
dapat lebih memahami konsep materi pembelajaran MEc Bond terhadap
struktur Lewis dengan jelas, sehingga pada keterampilan berpikir kritis siswa.
saat siswa diberikan suatu soal untuk
mengasah keterampilan berpikir kritis, 2. Kajian Pengaruh Media Pembelajaran
maka siswa dapat menjelaskan langkah MEc Bond terhadap Hasil Belajar Siswa
penyelesaian dengan benar. Proses pembelajaran pada kelas
Pembelajaran yang diterapkan di eksperimen dan kelas kontrol diberikan
kelas kontrol menggunakan alat peraga perlakuan yang berbeda dalam jenis media
berupa media pembelajaran kancing yaitu yang digunakan. Kelas eksperimen
menggunakan kancing dengan ukuran dan menggunakan media pembelajaran MEc
warna yang berbeda-beda. Kancing dengan Bond, sedangkan kelas kontrol
ukuran dan warna tertentu mewakili unsur menggunakan media pembelajaran
98
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 7 No 2 Oktober (2019) 1-8

kancing. Proses pembelajaran pada kelas Tidak adanya pengaruh


eksperimen dan kelas kontrol dilakukan penggunaan media pembelajaran MEc
masing-masing sebanyak empat kali Bond terhadap hasil belajar siswa
pertemuan. disebabkan oleh faktor penyajian soal yang
Kelebihan menggunakan media apabila dilihat dari tingkat kesukarannya
pembelajaran MEc Bond yaitu mampu masih tergolong mudah dan sedang,
meningkatkan hasil belajar dan sehingga tidak ada perbedaan yang
mengembangkan keterampilan berpikir signifikan antara hasil belajar kelas
kritis dalam mengeksplor gagasan serta eksperimen dan kelas kontrol. Selain itu,
pendapatnya dengan melihat secara jelas dengan menggunakan soal pilihan ganda,
dari proses pembentukan ikatan kimia peluang kerjasama antar siswa sangat
menggunakan struktur Lewis. Siswa besar, dan apabila siswa tidak mengetahui
diharapkan dapat memahami materi yang jawaban, mereka akan cenderung menerka
telah dipelajari dan merasa senang dengan jawaban yang kira-kira menurutnya benar.
pembelajaran yang telah berlangsung. Hal ini mengakibatkan guru sulit
Pembelajaran menggunakan media mengukur kemampuan hasil belajar siswa.
pembelajaran MEc Bond dapat berjalan
lancar dan siswa ikut berpartisipasi aktif
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Simpulan
Proses pembelajaran di kelas Berdasarkan hasil penelitian dan
kontrol menggunakan media pembelajaran pembahasan di atas, diperoleh beberapa
kancing. Alasan pemilihan media kancing kesimpulan sebagai berikut:
dikarenakan media tersebut pernah 1. Penggunaan media pembelajaran MEc
digunakan di salah satu SMA/MA sebagai Bond berpengaruh terhadap keterampilan
media pembelajaran pada materi pokok berpikir kritis siswa. Hal ini dibuktikan
struktur Lewis. Selain itu, media dengan nilai sig (2-tailed) dari uji
pembelajaran kancing dalam penelitian ini independent sample t-test lebih kecil dari
digunakan sebagai salah satu alternatif 0,05 sehingga H0 ditolak, artinya terdapat
untuk menyetarakan media pembelajaran perbedaan rata-rata keterampilan berpikir
yang digunakan di kelas eksperimen. kritis siswa kelas eksperimen dan kelas
Media pembelajaran kancing diharapkan kontrol.
dapat mewakili gambaran proses 2. Penggunaan media pembelajaran MEc
pembentukan ikatan kimia menggunakan Bond tidak berpengaruh terhadap hasil
struktur Lewis. Namun, terdapat belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan
kekurangan selama proses pembelajaran nilai sig (2-tailed) dari uji Mann Whitney
berlangsung yaitu sebagian siswa tidak lebih besar dari 0,05 sehingga H0 diterima
merasa tertarik dengan media yang yang berarti tidak ada perbedaan yang
digunakan, sehingga mereka lebih memilih signifikan antara kelas eksperimen dan
mengerjakan dengan cara menuliskan kelas kontrol. Meskipun demikian, baik
struktur Lewis di buku. Selama proses kelas eksperimen maupun kelas kontrol
pembelajaran, semua siswa baik kelas menunjukkan hasil belajar siswa di atas
eksperimen maupun kelas kontrol juga rata-rata KKM 70.
menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa)
dan handout sebagai salah satu sumber
belajar bacaan siswa. Ucapan Terima Kasih
Berdasarkan uji statistika, hasil
belajar siswa menunjukkan tidak ada Terimakasih disampaikan kepada kedua
perbedaan yang signifikan antara kelas orang tua dan keluarga serta almamater tercinta
eksperimen dan kelas kontrol, sehingga Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas
penggunaan media pembelajaran MEc Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga
Bond tidak berpengaruh terhadap hasil Yogyakarta.
belajar siswa. Meskipun demikian, baik
kelas eksperimen maupun kelas kontrol
menunjukkan hasil belajar siswa di atas Daftar Pustaka
rata-rata KKM 70. Denny, P. L. &Lestari, W. (2017). Kemampuan
berpikir kritis siswa dalam
99
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol … No …. (2018) 1-8

menyelesaikan soal performance task. Lubezky, A., Dori, Y. J., & Zoller, U. (2004).
Seminar Matematika dan Pendidikan HOCS-promoting assessment of
Matematika UNY, tanggal 11 students’ performance on environment-
November 2017. Yogyakarta: related undergraduate
Universitas Negeri Yogyakarta. chemistry.Chemistry education
research and practice, 5(2), 175-184.
Haris, M.& Loka. (2013). Pengembangan
perangkat pembelajaran kimia dengan Mahyudin. (2007). Pembelajaran asam basa
model pembelajaran kooperatif terpadu dengan pendekatan kontekstual untuk
numbered head together dan two stay meningkatkan literasi sains siswa
two stray dalam upaya mengatasi SMA.Tesis, tidak dipublikasikan.
kesulitan belajar siswa kelas X SMA Pascasarjana UPI.
memahami konsep-konsep kimia.
Rizky, I. (2014). Analisis keterampilan berpikir
Jurnal Pijar MIPA, 9(1), 26-31.
kritis siswa dengan menggunakan
Hayat, B., & Suhendra Y. (2010). Benchmark media pembelajaran (video) pada
internasional: Mutu pendidikan. materi minyak bumi.Skripsi, tidak
Jakarta: Bumi Aksara. dipublikasikan. UIN Syarif
Hidayatullah.
Ibrahim. (2011). Pengembangan bahan ajar
matematika sekolah berbasis masalah Schoenfeld. A.H. (1992). Learning to think
terbuka untuk memfasilitasi pencapaian mathematically: Problem solving,
kemampuan berpikir kritis dan kreatif metacognition, and sense makin in
matematis siswa. Seminar Matematika mathematics. New York: Macmillan
dan Pendidikan Matematika, tanggal 3 Publishing Company.
Desember 2011. Yogyakarta:
Tobias, S. & Everson, H. (2002). Knowing what
Univesitas Negeri Yogyakarta.
you know and what you don’t further
Izzudin, A.M. (2013). Efektivitas penggunaan research on metacognitive knowledge
media pembelajaran video interaktif monitoring. New York: College Board.
untuk meningkatkan hasil belajar
Widyaningtyas R., Kusumah, Y.S., Sumarno,
praktik service engine dan komponen-
U., & Sabandar, J. (2015). The impact
komponennya. Skripsi, tidak
of problem based learning approach to
dipublikasikan. Universitas Negeri
senior high school students’
Semarang.
mathematics critical thinking ability.
Jacob, S. M., & Sam, H. K. (2008). Measuring Journal on Mathematics Education, 6
critical thinking in problem solving (2), 30 - 38
through online discussion forums in
first year, University Mathematics.
Kemendikbud. (2016). Peringkat dan Capaian
Pisa Indonesia.
https://www.kemdikbud.go.id/main/blo
g/2016/12/peringkat-dan-capaian-pisa
indonesia-mengalami-peningkatan.
Jakarta: Biro Komunikasi dan Layanan
Masyarakat Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Kurniawati, W. Y. (2013). Pengembangan alat
peraga dan lembar kerja siswa
berorientasi konstruktivisme dalam
pembelajaran kimia SMA. Prosiding
Semirata FMIPA Universitas Lampung,
tanggal 10-13 Mei 2013. Lampung:
Universitas Lampung.

100

You might also like