Professional Documents
Culture Documents
Program Corporate Social Responsibiliti CSR PTPN V
Program Corporate Social Responsibiliti CSR PTPN V
Oleh:
Hujaimatul Fauziah, SE, M.Pd
Drs. Fahrizi, M.M
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai
ABSTRACT
Corporate Social Responsibility is an obligation for companies in the concern for the
surrounding population and environment. Now the business is no longer just pay attention
to company's financial records but has been covering the financial, social and
environmental aspects of the so-called (triple bottom line) synergy of these three elements
is key to the concept of sustainable development.
This study aimed to analyze the impact of CSR programs PTPN VII, Lampung to
increased revenues chips industry and its links to the empowerment of civil society in the
city of Bandar Lampung. The data used are time series data in the 2009-2012 period, while
the methodology used in this research is quantitative descriptive using Panel Least Square
that will produce multiple regression equation that describes the relationship between the
variables operating revenues year period 2009-2012 with a variable capital, human
resources, marketing / business management, and the amount of technology used.
The results showed that the correlation test results is equal to 0,877 which shows the
strong positive effect of revenue to capital, marketing volume, volume technology, and
human resources of the partnership program. Meanwhile, if the test results show the R-
square of 0.769, this means the influence of variable capital, human resources, marketing
and technology management to variable overall operating revenues amounted to 76.9
percent and the remainder is equal to 23.1 percent influenced by other factors, for example
regulatory factors, security, and others.
In addition, the results of research based on the quadrant A on a Cartesian diagram
indicates that the strategy used PTPN VII, Lampung on capital, human resources,
marketing management, and the use of technology which is an indicator variable
implementation of Corporate Social Responsibility programs, especially in the partnership
program of industrial enterprises chips in Bandar Lampung is still not satisfactory for the
community (especially members of the partners), particularly to variable capital (amount of
credit assistance), targeted marketing, quality and quantity of the use of technology.
Keywords: Corporate Social responsability, Impact, Income, Community
Empowerment
ABSTRAK
130
perusahaan akan tumbuh secara dampak program CSR terhadap
berkelanjutan. Di berbagai tempat, pengembangan usaha pemberdayaan
kenyataan berkali-kali memperlihatkan, masyarakat madani yang mengangkat
perusahaan yang hanya mau mengeruk kasus di program kemitraan industri
keuntungan finansial serta mengabaikan keripik yang dilakukan PTPN VII
tanggungjawab sosial dan lingkungan, Lampung sebagai sebagai salah satu
bukan saja mendapat tentangan dari pelaku ekonomi di wilayah Sumatera
warga masyarakat sekitar, tetapi juga Bagian Selatan (Sumbagsel), khususnya
tekanan dahsyat dari LSM-LSM yang di Bandar Lampung. Sekaligus melihat
sepak terjangnya tak mengenal batas bagaimana pengaruh program tersebut
wilayah negara. Tekanan dari terhadap peningkatan kesejahteraan
stakeholder (pemangku kepentingan) ekonomi masyarakat di kota Bandar
terhadap perusahaan untuk menerapkan Lampung.
progam CSR semakin gencar. Adapun Adapun tujuan Penelitian adalah:
beberapa hal yang menggembirakan, 1. Untuk mengetahui bagaimana
selama beberapa tahun terakhir semakin dampak dari hubungan antara
banyak korporasi yang mulai sadar program CSR PTPN VII, Lampung
bahwa menerapkan CSR merupakan terhadap peningkatan pendapatan
investasi yang baik untuk pertumbuhan usaha industri keripik di Bandar
dan keberlanjutan bisnis mereka. Artinya, Lampung dalam usaha pemberdayaan
CSR bukan lagi dilihat sebagai sentra masyarakat madani (civil society).
biaya (cost centre) melainkan sentra laba 2. Untuk mengetahui seberapa besar
(profit centre) di masa mendatang. pengaruh kegiatan CSR yang telah
Salah satu kesimpulan yang bisa dilakukan oleh PTPN VII Lampung
diambil adalah bahwa CSR bukan hanya terhadap peningkatan pendapatan
tanggung jawab perusahaan tetapi usaha industri keripik di Kota Bandar
tanggung jawab bersama (Collective Lampung.
Social Responsibility). Swasta tidak bisa 3. Untuk menganalisis strategi
kerja sendiri tanpa bantuan atau pengembangan usaha pemberdayaan
kerjasama dengan pihak lain. Sehingga masyarakat yang dilakukan melalui
dalam hal ini penulis tertarik untuk kegiatan CSR oleh PTPN VII
mengangkat permasalahan mengenai
131
Lampung di wilayah Bandar sebagai alat bantu perusahaan untuk
Lampung memperoleh SDM yang berkualitas
melalui rekrutmen kompetitif dan
TINJAUAN PUSTAKA
berkualitas, 2) Resiko Manajemen (Risk
Pengertian Corporate Social
Responsibility (CSR) Management), Manajemen resiko adalah
dari pengaruh yang timbul dari kegiatan pemerintah, aturan-aturan, dan media
yang terlibat (stakeholders) baik itu dalam persaingan dunia usaha yang
kepada pelanggan, pemasok, karyawan cukup ketat ini, maka suatu perusahaan
masyarakat sekitarnya termasuk juga produk yang unik dan memiliki ciri khas
Dengan kata lain bentuk dari dihasilkan dapat memiliki kesan yang
tanggung jawab dan kepedulian tersebut mendalam bagi konsumen untuk tetap
kualitas hidup bagi para karyawan beserta Lisensi Usaha, seringkali perusahaan
Anggota populasi adalah Seluruh anggota dalam menghitung hasil dari regresi
138
Tabel: Nilai Uji statistik F pada tingkat dari aspek manajemen dan resikonya. Ini
kepercayaan 95 persen dengan df1 =3
berarti bahwa dalam aspek manajemen
dan df2 = 4
Variabel Variabel F F pengelolaan resiko, administrasi,
terikat bebas Hitung Tabel keuangan dan perbankan, serta
Ho
pemasaran merupakan beberapa hal yang
X1 + tolak
harus dijadikan perhitungan untuk
X2+ Ha
Y X3+X4 28,01 4,74 terima mengembangkan suatu usaha. Karena
Sumber: data diolah (2013) dengan faktor-faktor tersebutlah, suatu
Sedangkan secara parsial usaha dalam berbagai skala dapat tetap
keberartian hubungan serta besarnya bertahan dan memungkinkan untuk
pengaruh yang diberikan oleh masing- berkembang lebih besar.
masing variabel bebas terhadap variabel Hasil perhitungan terlihat bahwa
terikat dapat dijelaskan sebagai berikut; besarnya pengaruh perkembangan
d. Implikasi Variabel Permodalan permodalan yang digunakan terhadap
(X1) perkembangan pendapatan usaha adalah
Berdasarkan hasil uji parameter uji sebesar 0,0687 persen, ini berarti setiap
t yang telah dilakukan, ternyata t hitung perubahan kenaikan permodalan sebesar
untuk variabel permodalan berbeda nyata 1 persen akan meningkatkan pendapatan
dengan nol pada tingkat kepercayaan 95 usaha sebesar 0,0687 persen.
persen. Hal ini menunjukan bahwa secara Berdasarkan hal tersebut diatas
statistik permodalan mempunyai berarti bahwa hubungan yang terjadi
pengaruh positif antara variabel antara permodalan dengan pendapatan
pendapatan usaha dengan permodalan usaha sangat mendukung hipotesis yang
disebabkan karena dengan semakin menyatakan adanya hubungan yang
meningkatnya permodalan suatu usaha positif antara kedua variabel tersebut
dari tahun ke tahun akan meningkatkan meskipun besarnya pengaruh tersebut
permodalan. hanya sebesar yaitu hanya 0,0687 persen.
Meskipun modal merupakan nilai, e. Implikasi Variabel Sumber Daya
Manusia (X2)
daya beli atau kekuasaan
Berdasarkan hasil uji parameter (uji
memakai.menggunakan yang terkandung
t) yang telah dilakukan, ternyata t hitung
dalam barang-barang modal (Bambang
untuk variabel SDM ternyata berbeda
Riyanto, 1997), modal juga harus dilihat
139
nyata dan positif. Ini berarti bahwa secara Sedangkan berdasarkan uji
statistik bahwa SDM mempunyai parameter ditemukan hasil bahwa
pengaruh nyata terhadap pendapatan ternyata t hitung untuk variabel
usaha. Dari hasil perhitungan terlihat pemasaran memiliki pengaruh nyata dan
besarnya pengaruh SDM terhadap positif terhadap peningkatan pendapatan
perkembangan pendapatan usaha adalah usaha. Selain itu dari hasil perhitungan
0,0753 persen. Ini berarti bahwa setiap diperoleh besarnya pengaruh antara
perubahan jumlah SDM yang bekerja pemasaran dengan pendapatan usaha
dalam usaha mikro sebesar satu persen adalah sebesar 0,0338 persen, dan berarti
akan mengakibatkan naiknya pendapatan bahwa setiap perubahan volume
usaha sebesar 0,0753 persen. Ini pemasaran sebesar satu persen akan
menandakan bahwa faktor mengakibatkan naiknya pendapatan
SDM merupakan faktor penting usaha sebesar 0,0338 persen.
dalam peningkatan pendapatan usaha Hasil penelitian juga menunjukkan
dalam berbagai skala usaha, karena SDM bahwa volume pemasaran mengalami
merupakan output yang nantinya akan perkembangan yang fluktuatif akan tetapi
digunakan dalam proses produksi. Dapat jika kita bandingkan dengan tabel 3 yang
dikatakan pula dengan bertambahnya menunjukan perkembangan pendapatan
kuantitas serta kualitas SDM juga sangat usaha kecil dan menengah selalu
mendukung peningkatan pendapatan mengalami peningkatan dengan rata-rata
usaha, sehingga faktor SDM baik dari 18 persen per tahun selama periode
segi kuantitas maupun kualitas dalam tersebut, maka kita setuju bahwa dengan
suatu kegiatan usaha harus dijadikan melakukan strategi segmentasi,
sebagai salah satu prioritas utama. positioning, dan targeting yang didukung
Adapun aspek kualitas dari SDM adalah oleh peningkatan kualitas produksi serta
pada jam didapat dari motivasi, prestasi, promosi yang gencar akan membawa
skill dan keterampilan, dan kedisiplinan usaha kecil maupun mengah menjadi
SDM manusia yang bekerja selama suatu perusahaan yang mampu bersaing
proses produksi berlangsung dengan usaha sejenis dengan skala yang
f. Implikasi Varabel Volume lebih besar.
Pemasaran Yang Digunakan (X3)
Dan dengan ke-tiga strategi tersebut
(segmentasi, posistioning, dan targeting),
140
maka industri kecil maupun menegah turunnya pendapatan usaha sebesar
dapat mensiasati keterbatasan yang 0,0178 persen. Bila dibandingkan dengan
dipengaruhi oleh faktor internal (seperti prosentase jumlah penggunaan teknologi
kekuatan aset, modal, volume, yang mengalami perkembangan rata-rata
manajemen yang berpengaruh pada sebesar 34 persen per tahun seolah-olah
pencapaian laba yang diinginkan), adanya ketidakselarasan dengan hasil
maupun faktor eksternal seperti pesaing perhitungan statistik. Padahal
juga akan lebih terhindarkan dengan cara perkembangan rata-rata rosentase jumlah
memasuki relung pasar yang belum penggunaan teknologi dalam industri
dimasuki oleh skala usaha sejenis yang keripik yang sebesar 34 persen tersebut
memiliki kekuatan finansial, dan sudah mengalami penurunan. Andaikan
teknologi yang lebih baik dan besar; tidak terjadi penurunan sebesar 0,0178
sehingga usaha tersebut dapat terus persen, maka prosentase perkembangan
bertahan bahkan bersaing secara sehat. rata-rata penggunaan teknologi yang
g. Implikasi Variabel Teknologi digunakan dalam industri keripik tersebut
Yang Digunakan (X4) lebih besar daripada 34 persen.
Berdasarkan hasil uji parameter (uji Analisis Kualitatif
t) yang telah dilakukan, ternyata t hitung 1. Strategi yang digunakan
Berdasarkan Hasil Diagram Kartesius:
untuk variabel penggunaan teknologi
Berdasarkan hasil Diagram Kartesius
ternyata tidak berbeda nyata dengan nol.
disamping, maka diperoleh: kepuasan dan
Ini berarti bahwa secara statistik bahwa
ketidapuasan yang muncul dalam
teknologi tidak mempunyai pengaruh
pelaksanaan program CSR ini adalah
nyata terhadap peningkatan pendapatan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
usaha.
Kepuasan terdiri atas:
Hasil perhitungan terlihat besarnya
1. Permodalan yaitu: Jangka waktu
pengaruh fluktuasi tingkat bunga
kredit yang diberikan, Sistem penyaluran
terhadap kemampuan masyarakat untuk
dana, Suku bunga yang berlaku
menabung dalam jangka pendek di
2. MSDM: Pengelolaan manajemen
Indonesia adalah sebesar -0,00178
admnistrasi, Pelatihan teknikal skill,
persen. Ini berarti bahwa setiap
Pelatihan manajemen admnistrasi
perubahan kenaikan tingkat bunga
sebesar satu persen akan mengakibatkan
141
3. Pemasaran: System pemasaran, persediaan yang merupakan faktor utama
Pencapaian segmentasi pasar dalam menghasilkan suatu output/hasil
4. Teknologi, mencakup Pemanfaatan yang diinginkan baik itu oleh produsen
teknologi yang digunakan maupun konsumen. Akibatnya kepuasan
Sedangkan Ketidakpuasan terdiri atas: konsumen pun terancam terabaikan, oleh
a) Permodalan, dalam hal ini jumlah dana karena kendala tersebut.
yang diberikan masih kurang memadai c) MSDM, untuk sumber daya secara
jika dibandingkan dengan kebutuhan riil umum, dapat dikatakan cukup
sehingga terkadang masih kurang dapat memuaskan. Hal ini terjadi karena pihak
menutupi biaya operasional. Dimana PTPN VII, Lampung sebagai pembina
plafond kredit yang diberikan kepada dari program ini sangat concern terhadap
para anggota berkisar Rp. 5 – Rp. 50 juta peningktan kualitas sumber daya
sesuai dengan skala usaha dan kapasitas manusia. Dalam setiap tahunnya rata-rata
usaha. Dengan plafond tersebut masih dilakukan dua kali pelatihan dan
dirasakan sangat kurang, khususnya workshop yang berkaitan dengan tehnikal
dalam penyediaan persediaan dan skil dan manajemen bagi para anggota
peralatan yang dapat menunjang kualitas, mitra binaan (sumber: PTPN VII,
kuantitas, dan aspek kompetitif terhadap Lampung, 2012) , akan tetapi target
industri sejenis yang memilki skala dan pemasaran masih dirasakan kurang
modal yang lebih besar. Akibatnya mencapai sasaran yang diinginkan,
produk dari mitra binaan masih dirasakan sehingga dalam hal ini mitra binaan
kurang kompetitif baik dari segi harga, mengalami kesulitan dalam memasarkan
kemasan, promosi, bahkan kualitas produk dan menentukan harga yang tepat
produk itu sendiri. sesuai dengan segmen.
b) Bantuan ketersediaan peralatan dan Sesuai dengan targetnya, para
persediaan yang dirasakan masih kurang anggota usaha mitra binaan
memadai. Seperti yang telah dijelaskan secara`keseluruhan menargetkan untuk
secara singkat diatas dikatakan bahwa dapat memasarkan produknya di luar
adanya keterbatasan dana kredit yang propinsi Lampung dengan menargetkan
disalurkan dapat berpengaruh pada bahwa produknya bisa masuk keberbagai
kualitas dan kuantitas produk itu sendiri, segmen pasar baik kecil, menengah,
dalam hal ini peralatan maupun maupun besar. Dimana para anggota
142
telah melakukan suatu strategi produk 2. Analisis Pendekatan Strategi
Manajemen
berdasarkan varian/jenis dan kemasan
Strategi merupakan suatu jenis
yang berbeda-beda untuk setiap segmen
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
yang berbeda. Akan tetapi hal ini masih
tujuan , dalam hal ini secara garis besar
jauh sekali dari realisasinya selain
tujuan usaha jelas adalah untuk
dirasakan kurangnya modal, para anggota
memperoleh laba yang maksimum ,
juga dihadapi oleh kendala promosi.
sehingga dapat menjamin
d). Kualitas teknologi yang digunakan
keberlangsungan dari usaha tersebut
masih kurang memuaskan karena
secara jangka panjang. Selain itu juga
dirasakan masih ketinggalan jaman dan
dengan peningkatan laba usaha secara
belum memenuhi syarat standar industri,
langsung akan mempengaruhi pendapatan
selain itu juga teknologi yang digunakan
usaha secara keseluruhan dalam suatu
masih sangat jauh dari bagaimana
wilayah, sehingga dengan kemandirian
menghasilkan produk yang bermutu,
masyarakat secara finansial berbagai
kemasan yang menarik, bahkan promosi
aspek kehidupan dapat lebih terjamin,
penjualan.
baik secara materi maupun non materi.
Sehingga dengan kesejahteraan yang
diperoleh masyarakat berpengaruh pada
kehidupan sosial secara keseluruhan.
Pada hakikatnya, pemberdayaan
masyarakat madani bertujuan untuk
mencapai suatu masyarakat yang adil,
makmur, dan sejahtera; dan ini salah
satunya adalah bagian dari sasaran yang
ingin dicapai baik oleh pemerintah
maupun masyarakat dalam menjamin
kenyamanan dan kesejahteraan hidupnya.
Adapun startegi yang dapat
digunakan dalam meningkatkan
pendapatan usaha adalah dapat dilakukan
dengan berbagai hal, dalam penelitian ini
143
diperoleh suatu analisa bahwa karena perlu untuk tetap menjamin
segala kegiatan usaha/bisnis selalu keberlangsungan usaha. Karena modal
menyangkut proses usaha, yang dimulai asing merupakan komponen kewajiban
dari proses awal sampai akhir selama dari suatu usaha kepada pihak lain yang
kegiatan tersebut berlangsung. Dimana memberikan hutang tersebut. Dalam hal
hasil akhir dari suatu kegiatan usaha pada ini kewajiban dari suatu usaha (debitor),
nantinya selain dapat dirasakan oleh si bukan hanya terbatas pada kewajiban
pelaku bisnis, juga berguna untuk untuk mengembalikan pokok nya saja
menjalankan roda usaha selanjutnya. akan tetapi berikut dengan kewajiban
Strategi yang dijelaskan diatas bunganya. Banyak sekali contoh yang
dapat berupa strategi yang berpengaruh dapat kita lihat dari usaha-usaha baik
langsung maupun yang tidak berpengaruh skala kecil, menengah, maupun besar
langsung dalam kegiatan bisnis. Strategi mengalami kesulitan keuangan
yang berpengaruh langsung umumnya (likuiditas), dan ini menyebabkan
merupakan strategi/cara/usaha dari suatu pengaruh yang negatif bagi usaha itu
bisnis yang langsung dipakai dan sendiri. Bahkan tidak sedikit
dirasakan oleh pelaku bisnis. Adapun usaha/bisnis mengalami kebangkrutan
strategi tersebut dapat didentifikasikan akibat faktor ini.
antara lain: 2) Strategi pemasaran
1) strategi keuangan dalam hal ini Merupakan unsur proses kegiatan usaha
menyangkut struktur permodalan, serta yang penting dalam menjalankan usaha
resiko dan manajemen resiko dari suatu dan menjamin keberlangsungan usaha.
usaha. Dari sisi struktur permodalan Dimana dalam proses ini, baik dari proses
startegi yang dapat digunakan adalah awal samapi dengan proses akhir selalu
bagaimana mitra binaan tersebut dapat dilibatkan. Proses pemasaran tidak hanya
mengelola modal yang dibutuhkan, baik sebatas pada proses penjualan, proses
modal sendiri maupun modal pemenuhan akan kebutuhan konsumen
asing/hutang. Khusus untuk pengeloalaan juga merupakan faktor penting dalam
modal asing/hutang, ini merupakan salah menunjang keberlangsungan usaha
satu aktivitas penting yang harus tersebut. Informasi mengenai keinginan
diperhatikan. Kemampuan suatu usaha dari konsumen mengenai apa yang
dalam mengelola hutangnya sangatlah diinginkan baik dari segi produk, rasa,
144
warna, kemasan, cara mendapatkan, dan yang secara umum menarik seperti
kemudahan untuk memperoleh produk ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, skala
juga merupakan faktor-faktor penting ekonomi, resiko yang rendah dan lain-
dalam kegiatan bisnis, dan menjamin lain. Perusahan juga perlu
keberlangsuangan usaha itu sendiri mempertimbangkan apakah berinvestasi
Adapun kegiatan pemasaran yang dapat dalam segmen tersebut masuk akal
dilakukan untuk menjamin keinginan dan dengan mempertimbangkan tujuan dan
kepuasan konsumen adalah dengan a) sumber daya perusahaan, c) positioning,
melakukan segmentasi Pasar, dimana merupakan suatu strategi dalam kegiatan
kegiatan ini merupakan suatu aktivitas pemasaran yang bertujuan untuk
membagi atau mengelompokkan pasar menciptakan perbedaan (differents),
yang heterogen menjadi pasar yang keuntungan (advantages), manfaat
homogen atau memiliki kesamaan dalam (benefit) yang membuat konsumen selalu
hal minat, daya beli, geografi, perilaku ingat dengan suatu produk. Dengan kata
pembelian maupun gaya hidup. Selain itu lain sebagai usaha menempatkan sesuatu
juga diketahui tantangan dalam dalam pikiran orang dengan terlebih
pemasaran adalah untuk mengidentifikasi dahulu memberikan informasi tentang
pasar potensial yang menguntungkan segala sesuatu seperti fasilitas, program
untuk dilayani karena jarang sekali satu yang diberikan, dosen yang dimiliki
program pemasaran dapat memuaskan dengan cara penyuguhan kualitas
pasar yang heterogen yang berbeda selera pelayanan dan bagaimana
dan karakteristik untuk itu diperlukan mempresentasikannya.
segmentasi pasar, b) targeting yang 3) Peningkatan kualitas dan kuantitas
mertupakan kegiatan memutuskan sumber daya manusia/tenaga kerja yang
segmen mana yang menjadi target terlibat.
market. Dalam mengevaluasi segmen Tidak dapat dipungkiri dengan
pasar yang berbeda perusahaan harus bertambahnya tingkat persaingan usaha
melihat dua faktor yaitu daya tarik pasar akan mempengaruhi laba/pendapatan
secara keseluruhan serta tujuan dan usaha yang ingin dilakukan adalah salah
resource perusahaan (Kotler, 2003). satunya peningkatan kualitas dan
Perusahaan harus melihat apakah suatu kuantitas dari Sumber Daya Manusia.
segmen potensial memiliki karakteristik Porter (2009) menyatakan bahwa dampak
145
social value chain untuk meningkatkan kebutuhan (need) sebagai alat atau tools
aktivitas perusahaan adalah salah satunya dalam menghasilkan produk dengan
Human Resorce development atau proses produksi yang efesien dan efektif.
Sumber Daya Manusia yang terdiri dari Sehingga strategi yang dilakukan dalam
Pendidikan (Education), Pelatihan (Job peningkatan usaha khususnya dalam
training), recruitment, kondisi pertanggungjawaban social dalam
lingkungan pekerjaan yang kondusif, program CSR adalah efektifitas dalam
Kesejahteraan dan Kesehataan, Diversity, operasionalisasi produksi dengan
dan kebijakan pension dan kebijakan memperhatikan value chain produk yang
kompensasi. Dalam kasus ini, diperoleh dapat berdapak pada bisnis unit.Strategi
bukti bahwa dengan peningkatan kualitas untuk mengadopsi Teknologi sudah
dan kuantitas manajemen sumber daya saatnya dilakukan untuk meningkatkan
manusia sangat mendukung proses bisnis pendapatan usaha karena secara
baik dalam pengelolaan manajemen signifikan akan berdampak pada aktivitas
maupun proses produksi. Sehingga bisnis dan produksi, khususnya dalam
dengan meningktakan kualitas menghasilkan produk yang
manajemen sumber daya akan diperoleh bermutu/berkualitas, menarik
produk yang berkualitas, iklim usaha kemasannya, bahkan promosi produk
yang kondusif yang bisa menunjang yang efektif.
keberlanjutan usaha, sekaligus efektifitas SIMPULAN
dan efisiensi bidang usaha yang pada Dari hasil perhitungan dan
akhirnya bisa meningktkan pendapatan pengujian hipotesis serta analisis statistik
usaha. dan pembahasan mengenai hubungan
4) Penggunaan teknologi, dalam antara program CSR PTPN VII,
penggunaan Teknologi yang efektif dan Lampung terhadap Pendapatan Usaha
terkini merupakan tuntutan dari Industri Keripik di Bandar Lampung
persaingan Global terutama dalam dunia selama periode tahun 2009-2013 dapat
usaha. Teknologi dalam menciptakan disimpulkan bahwa:
produk yang dapat meningkatkan e. Hasil uji R (korelasi) adalah
pendapatan bukan hanya memiliki fungsi sebesar 0,877, artinya adanya
sebagai supporting atau pendukung
pengaruh positif kuat antara
namun sudah mencapai tingkat pendapatan usaha terhadap modal,
146
volume pemasaran, volume teknologi, PTPN VII Lampung tidak
dan sumber daya manusia dari berpengaruh terhadap pendapatan
program kemitraan tersebut. usaha industri keripik di Bandar
Sedangkan jika hasil uji R square ( Lampung, ini berarti mendukung
R²) menunjukkan sebesar 0,769 hipotesis yang diajukan dan secara
(determinasi) Artinya hubungan statistik berbeda secara berarti dari
antara variabel Y terhadap variabel nol dengan pengaruh sebesar dengan
permodalan, sumber daya manusia, hasil 0,0753 persen. Ini berarti
manajemen pemasaran dan teknologi kualitas dan kuantitas SDM yang
secara keseluruhan adalah sebesar digunakan tidak mempengaruhi
76,9 persen dan sisanya yaitu sebesar secara signifikan untuk meningkatkan
23,1 persen dipengaruhi oleh faktor- pendapatan usahanya namun Sumber
faktor lain misalnya faktor regulasi, Daya Manusia sangat perlu
keamanan, dan lain-lain diperhatikan untuk dapat menjaga
b. Secara parsial program CSR PTPN eksistensi usaha yang dijalankan
VII, Lampung dalam hal ini adalah Secara parsial hubungan antara
variabel permodalannya berpengaruh manajemen pemasaran yang
nyata dan positif terhadap digunakan oleh mitra binaan dengan
peningkatan pendapatan usaha peningkatan pendapatan usaha
industri keripik di Bandar Lampung, industri keripik di Bandar Lampung
ini berarti mendukung hipotesis yang adalah berpengaruh positif dan nyata,
diajukan dan secara statistik berbeda ini berarti mendukung hipotesis yang
secara berarti dari nol dengan menyatakan adanya hubungan yang
pengaruh sebesar dengan hasil positif antara kedua variabel tersebut,
0,0687 persen. Sesuai dengan teori dengan hasil yang diperoleh adalah
Keuangan (Bambang Riyanto, 2007) sebesar 0,0378 persen. Berarti dapat
bahwa dengan semakin besarnya disimpulkan bahwa dengan
modal yang digunakan maka semakin meningkatnya volume pemasaran
besar pula kemampuan untuk yang digunakan dalam kegiatan usaha
meningkatkan pendapatan usahanya. industri keripik akan meningkatkan
Secara parsial Sumber Daya Manusia pendapatan usahanya.
yang diperlukan oleh mitra binaan
147
Sedangkan secara parsial dengan hal tersebut diatas dapat ditarik
peningkatan penggunaan teknologi kesimpulan bahwa hasil perhitungan
yang digunakan tidak berpengaruh mendukung hipotesis bahwa terdapat
secara statistik terhadap pendapatan hubungan yang positif antara
usaha industri keripik di Bandar permodalan, SDM, teknik pemasaran,
Lampung namun dengan hasil - maupun teknologi yang digunakan
0,0178 menunjukkan bahwa besarnya terhadap peningkatan pendapatan
teknologi yang ada dan dari hasil usaha dari mitra binaan PTPN VII,
perhitungan tersebut dinyatakan Lampung yang bergerak dalam
bahwa penggunaan teknologi yang bidang industri keripik dengan skala
digunakan dalam mitra binaan PTPN kecil dan menengah.
VII, Lampung dalam industri keripik c. Strategi Pengembangan Usaha
di Bandar Lampung belum dapat Strategi yang digunakan PTPN VII,
menjamin dalam meningkatkan Lampung di bidang permodalan,
pendapatan usahanya meskipun sumber daya manusia, manajemen
dengan prosentase yang sangat kecil pemasaran, dan penggunaan
yaitu sebesar 0,0178 persen. Akan teknologi yang merupakan indikator
tetapi demi menjagi keberlangsungan variabel pelaksanaan program
dan kemampuan kompetisi dengan Corporate Social Responsibility
industri sejenis yang memiliki khususnya dalam program kemitraan
kekuatan baik secara finansial usaha industri keripik di Bandar
maupun non finansial yang lebih Lampung saat ini masih belum
besar, ada baiknya faktor teknologi memuaskan masyarakat khususnya
juga harus mendapat perhatian yang bagi anggota mitra binaan, terlihat
besar baik oleh pihak mitra binaan dari hasil penelitian bahwa anggota
maupun oleh PTPN VII, Lampung. mitra binaan masyarakat masih belum
Secara keseluruhan baik permodalan, puas terhadap variabel permodalan
SDM, teknik pemasaran, maupun yang menyangkut jumlah bantuan
teknologi yang digunakan kredit yang diberikan (hal ini
memberikan pengaruh positif dirasakan masih belum memadai
terhadap peningkatan pendapatan dengan kebutuhan operasional secara
usaha dari mitra binaan. Berdasarkan riil dari kegiatan usaha). Begitupula
148
dengan target pemasaran yang Diunduh pada tanggal 21 Maret
dilakukan oleh para anggota mitra 2011. http://www.beritabumi.or.id
binaan, juga dirasakan masih sangat Achda, B. Tamam. 2008. Konteks
kurang memuaskan. Hal ini terjadi Sosiologis Perkembangan
karena masih terbatasnya wilayah Corporate. Jakarta
pemasaran produk yang hanya Boone dan Kurtz. 2007. Social
mencakup propinsi Lampung (dengan Responsibility (CSR) dan
kata lain masih kurangnya promosi Implementasinya di Indonesia.
dan PTPN VII, Lampung masih Contemporary Business;
belum mampu membuka keran Pengantar Bisnis Kontemporer;
pemasaran produk yang dihasilkan Buku 1, Salemba Empat, Jakarta
diluar propinsi). Selain itu juga East-West Management
kualitas dan kuantitas penggunaan Harmoni, Ati dan Ade Ariyati. 2008.
teknologi yang digunakan masih Pengungkapan Corporate Social
kurang memuaskan karena dirasakan Responsibility (CSR) pada
masih ketinggalan jaman dan belum Official Website Perusahaan
memenuhi syarat standar industri, Studi Pada PT. UNILEVER
selain itu juga teknologi yang INDONESIA Tbk. Proceeding,
digunakan masih sangat jauh dari Seminar Ilmiah Nasional
bagaimana menghasilkan produk Komputer dan Sistem Intelijen
yang bermutu, kemasan yang (KOMMIT 2008) Auditorium
menarik, bahkan promosi Universitas Gunadarm., Depok.
penjualan.Ketiga indikator tersebut 20-21 Agustus 2008
berdasarkan penelitian ini masih Dajan, Anto. 1997. Pengantar Metode
dirasakan kurang memuaskan dan Statistik Jilid II. Penerbit LP3E.,
hasilnya dapat kita lihat dalam Jakarta
kuadran A diagram Kartesius. Gujaratti, Damodar. 2001. Econometrics,
6th edition. Tornton Press
DAFTAR PUSTAKA
Idroes, Ferry N. 2008. Manajemen Resiko
Agus, Setiadi; 2008; CSR: Corporate Perbankan-
Social Responsibility atau PemahamanPendekatan 3 Pilar
Collective Social Responsibility.
149
Kesepakatan Basel I. Raja Siregar, Chairil N. 2007. Analisis
Grafindo Persada, Jakarta. Sosiologis Terhadap
Kaplan S, Robert, and Norton. 2004. Implementasi CSR Pada
Strategy Maps. Harvard Business Masyarakat Indonesia. Jurnal
School Press Sosioteknologi Edisi 12
Kottler, Philip. 2007. Marketing of Sukirno, Sadono. 2002. Ekonomi
th
Management. 14 edition; Pembangunan: Proses Masalah
Tornton Press dan Dasar Kebijaksanaan.
Kotler, Kartajaya, Huan and Liu. 2003. Penerbit LPFE-UI; Jakarta
Marketing Management: Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori
Analysis, Planing, Mikroekonomi. Penerbit LPFE-
Implementation, and Control. UI. Jakarta
New Jersey: Prentice-Hall W, Iyuk. 2008. Kajian CSR
International. Inc Pemberdayaan Masyarakat
Kytle, Beth, and et al. 2005. CSR as Risk ”Charity Versus Empowering”.
Management: A Model For http://www.pnm.co.id
Multinational. Harvard University
Working Paper
Nazir, Mohammad. 1993. Metode
Penelitian. Ghalia Indonesia,
Jakarta