5628 11105 1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/343320019

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN


EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH

Article · January 2017

CITATIONS READS

51 463

1 author:

Asep Dahliyana
Universitas Pendidikan Indonesia
21 PUBLICATIONS   84 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Civic Education as Nationalism and Patriotism Education View project

All content following this page was uploaded by Asep Dahliyana on 30 July 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JURNAL SOSIORELIGI Volume 15 Nomor 1, Edisi Maret 2017

Open Access

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN


EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH
Asep Dahliyana

Dosen Pendidikan Kewarganegaraan Departemen Pendidikan Umum FPIPS


Universitas Pendidikan Indonesia
E-mail: asep_dahly@upi.edu

Abstract: Strengthening Character Education through Extra-Curricular


Activities in School. This study aims are to explore and assess information about the
development of habituation of character education through the extracurricular
activities at school which was held in SMA Negeri 3 Bandung. This research approach
is qualitative by the case study method, to reveal and understand the realities that
occur intensive and deeply, that related with the phenomenon above. Techniques of
collection of data and information through interviews, observation of participant and
non-participants, study of documentation, and literature studies. The findings of this
study are, the relations of extracurricular activities with the character education is as
implementation between knowledge gained in class with the attitude and skills that
must be developed in order to have the students form the values of noble character
who has become a culture within the school social life.

Keywords: Character Education, Extracurricular Activities, Habituation, and School.

Abstrak: Penguatan Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Di


Sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mengkaji informasi tentang
pengembangan habituasi pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler di
sekolah yang dilaksanakan di SMA Negeri 3 Bandung. Pendekatan penelitian ini
adalah kualitatif dengan metode studi kasus, untuk mengungkapkan dan memahami
kenyataan-kenyataan yang terjadi secara intensif dan mendalam yang berkenaan
dengan fenomena di atas. Teknik pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui
wawancara, observasi partisipan dan non-partisipan, studi dokumentasi, dan studi
literatur. Temuan penelitian ini adalah, hubungan kegiatan ekstrakurikuler dengan
pendidikan karakter yaitu sebagai pengejawantahan antara pengetahuan yang diperoleh
di kelas dengan sikap dan keterampilan yang harus dikembangkan agar dapat dimiliki
siswa berupa nilai-nilai budi pekerti luhur yang telah menjadi budaya dalam kehidupan
sosial sekolah tersebut.

Kata kunci: Pendidikan Karakter, Ekstrakurikuler, Habituasi, dan Sekolah.

Setelah era reformasi datang di bumi sebagai alat atau wadah untuk mencerdaskan
pertiwi Indonesia, bangsa ini semakin suka dan membentuk watak manusia agar lebih
saling membunuh dan semakin bekembangnya baik (humanisasi), sudah mulai bergeser. Hal
kasus school bullying (Mu’in, 2011; tersebut terjadi salah satunya disebabkan
Khasbullah, 2013). Dunia pendidikan yang kurang siapnya dunia pendidikan untuk
secara filosofis dipandang dan diharapkan mengikuti perkembangan zaman yang begitu

Asep Dahliyana – Penguatan Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler 54


JURNAL SOSIORELIGI Volume 15 Nomor 1, Edisi Maret 2017

cepat. Padahal pendidikan seharusnya menjadi mengganggu konsentrasi belajar, hanya


alternatif untuk mengatasi dan mencegah membuang waktu, atau tidak bermanfaat.
krisis karakter bangsa (Manalu, 2014: 26). Tidak sedikit juga kegiatan peserta didik yang
Oleh sebab itu, diperlukan suatu cara tidak mendukung peningkatan pengembangan
agar pendidikan dapat memperlihatkan tajinya pribadi (Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti,
dalam peransertanya membenahi jatidiri 2010: 22). Padahal pendidikan tidak hanya
bangsa. Saah satu cara yang dilaksanakan mencakup kurikulum sekolah, tetapi juga
dalam beberapa tahun ini yaitu dengan mencakup berbagai aspek yang dapat
pengembangan pendidikan karakter. meningkatkan komptensi generasi muda
Penerapan pendidikan karakter bagi semua dalam menghadapi berbagai tantangan masa
tingkat pendidikan, mulai sekolah dasar depan (Prasetyo, 2010: 64).
hingga perguruan tinggi dicanangkan oleh Ungkapan tersebut menjadi pernyataan
pemerintah sejak tahun 2010. Akan tetapi tegas bahwa sesungguhnya dalam kgiatan
pencanangan ini dinilai kurang berhasil dalam yang diselenggarakan sekolah harus sesuai
mengantarkan generasi bangsa menjadi dengan tujuan pendidikan nasional yang
pribadi-pribadi yang bermartabat. Dunia bernilai karakter. Salah satu strategi
pendidikan Indonesia hanya mampu pengembangan karakter peserta didik di
melahirkan lulusan manusia dengan tingkat sekolah dapat dilakukan dengan kegiatan
intelektualitas yang memadai (Aunillah, 2011: esktrakurikuler (Yusuf dan Sugandhi, 2012;
9). Banyak dari lulusan sekolah yang memiliki Noddings, 2008). Dengan meletakkan
nilai tinggi, cerdas, brilian, serta mampu kegiatan ektrakurikuler sebagai penguatan
menyelesaikan soal mata pelajaran dengan pendidikan karakter, diharapkan masalah
sangat cepat, tetapi sayangnya tidak sedikit menurunnya moral bangsa dapat diatasi. Oleh
diantara mereka tidak memiliki perilaku sebab penguatan pendidikan karakter dalam
cerdas serta kurang mempunyai mental konteks sekarang sangat relevan untuk
kepribadian yang baik. Padahal tujuan mengatasi krisis moral yang sedang melanda
pendidikan adalah menjadikan manusia di negara Indonesia (Santosa, 2014: 27).
berkarakter, manusia yang mulia, manusia
yang manusiawi (Harefa, 2013: 200). METODE PENELITIAN
Keadaan demikian terjadi disebabkan Penelitian ini merupakan kajian
oleh tidaksempurnanya pelaksanaan analitis terhadap pembiasaan-pembiasaan
pendidikan karakter di sekolah. Seperti (habituasi) yang dilakukan dalam kegiatan
dipahami oleh para ahli bahwa secara mikro ekstrakurikuler di sekolah yang mengandung
pengembangan karakter dibagi dalam empat nilai-nilai pendidikan karakter, sehingga
pilar, yakni kegiatan belajar-mengajar di kelas, penelitian ini akan selalu berhubungan dengan
kegiatan keseharian dalam bentuk sikap dan perilaku manusia. Oleh sebab itu,
pengembangan budaya satuan pendidikan penelitian yang dilakukan penulis yaitu
formal dan nonformal; kegiatan kokurikuler dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
dan/atau ekstrakurikuler, serta kegiatan Sementara, metode penelitian ini
keseharian di rumah dan masyarakat menggunakan metode studi kasus (case study).
(Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti, 2010; Dengan menggunakan studi kasus ini peneliti
Davis, 2003), tetapi belum dapat berjalan berharap dapat mengidentifikasi
sebagaimana mestinya. pengembangan habituasi pendidikan karakter
Sehingga, terdapat kecenderungan saat melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA
ini antara lain munculnya gejala keengganan Negeri 3 Bandung. Sehingga dapat
peserta didik untuk berlibat dalam kegiatan memberikan gambaran penguatan pendidikan
kesiswaan/kemahasiswaan. Masih banyak karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler.
peserta didik yang hanya belajar saja, tanpa Lokasi penelitian ini adalah SMA
menghiraukan kegiatan kokurikuler apalagi Negeri 3 Kota Bandung yang beralamat di
kegiatan ekstrakurikuler. Alasannya malas, Jalan Belitung No 8 Kota Kota Bandung.

Asep Dahliyana – Penguatan Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler 55


JURNAL SOSIORELIGI Volume 15 Nomor 1, Edisi Maret 2017

Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah penelitian ini, pengolahan data dan analisis
unggulan di Jawa Barat yang mempunyai melalui proses menyusun, mengkategorikan
slogan “Knowledge is power but character is data, mencari kaitan isi dari berbagai data
more” yang memungkinkan penulis yang diperoleh dengan maksud untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dalam mendapatkan maknanya. Data yang diperoleh
penelitian ini. Adapun yang menjadi subjek dan dikumpulkan dari responden melalui
dalam penelitian ini adalah warga sekolah hasil wawancara, obeservasi dan studi
yang ada di SMA Negeri 3 Bandung. dokumentasi di lapangan untuk selanjutnya
Subjeknya adalah sebagai berikut: (1) Kepala dideskripsikan dalam bentuk laporan.
Sekolah, (2) Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan, (3) Pembina Kegiatan HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstrakurikuler, (4) Tenaga Pengajar/Guru Hasil
PKn, (5) Staf Karyawan, (6) Komite Sekolah, Berdasarkan hasil wawancara,
dan (7) Siswa. observasi, dan hasil kajian dokumentasi, jenis
Teknik pengumpulan data yang kegiatan yang banyak dikembangkan di SMA
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Negeri 3 Bandung dapat dilihat pada tabel
observasi, wawancara mendalam, studi berikut.
dokumentasi dan studi literatur. Dalam

Tabel 1.
Jenis dan Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Negeri 3 Bandung
Kegiatan
No Jenis Kegiatan Bentuk Kegiatan
Ekstrakurikuler
1 Pramuka Latihan rutin Gabungan
Mengadakan LPSK Gabungan
Mengikuti lomba Kelompok/ gabungan
Pelantikan kenaikan tingkat Gabungan
Jambore Gabungan
Latihan gabungan Gabungan
2 PLH Pendidikan Klasikal, Gabungan
3 DKM Latihan rutin Kelompok/ gabungan
Melaksanakan Shalat Jumat di sekolah Individu
Memperingati hari-hari besar Agama Islam Kelompok/ gabungan
Melaksanakan amaliah sesuai dengan norma (qurban, Kelompok/ gabungan
dll)
Mengembangkan dan memberdayakan kegiatan Kelompok/ gabungan
keagamaan di sekolah (istigosah, pengajian dll)
Mengadakan/ mengikuti lomba bernuansa Agama Islam Kelompok/ gabungan
(MTQ, Kaligrafi dll)
4 Listen Pertemuan rutin Kelompok/ gabungan
Persekutuan Gabungan
Melaksanakan kegiatan bersama (games, nonton Gabungan
bareng, belajar bareng, outbond dan retret)
5 KSK Ziarah Gabungan
Memperingati hari besar Gabungan
6 Satya Pakca Pelaksanaan upacara bendera Gabungan
Latihan rutin Gabungan
Mengikuti LBB/LKBB/seleksi Gabungan
7 Jamadagni Latihan rutin Gabungan
Mengikuti lomba Kelompok/ gabungan
Melaksanakan pengembaraan Gabungan
Melaksanakan sebrang basah dan navigasi Gabungan
Musyawarah kerja Gabungan

Asep Dahliyana – Penguatan Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler 56


JURNAL SOSIORELIGI Volume 15 Nomor 1, Edisi Maret 2017

Pendidikan angkatan dasar Gabungan


8 Kanst Mengadakan sidak Gabungan
Pertemuan rutin Gabungan
Musyawarah pergantian kepengurusan Gabungan
Pelatihan Gabungan
9 PMR3 Latihan rutin Gabungan
Membina sikap toleransi dan kemanusiaan Individu/ gabungan
Melaksanakan latihan gabungan Kelompok/ gabungan
Mengadakan/mengikuti lomba tentang kepalangmerahan Kelompok/ gabungan
Berperan aktif dalam kegiatan upacara dan sekolah Kelompok/ gabungan
10 SPED3 Latihan rutin Gabungan
Mengikuti perlombaan Gabungan
Mengadakan perlombaan Gabungan
11 M3 Latihan rutin Gabungan
Peneribtan majalah dinding Gabungan
Mengikuti perlombaan madding, seminar, dan pameran Gabungan
12 Literatur Pertemuan rutin Gabungan
Kajian buku Gabungan
13 PIP3 Menyelenggarakan kegiatan ilmiah Individu
Mengikuti kegiatan workshop, seminar, diskusi panel Individu/ kelompok
yang bernuansa iptek
14 KIT3 Latihan rutin Gabungan
Pelatihan membuat program, garfis dll Gabungan
Mengikuti perlombaan Gabungan
15 EC3 Latihan rutin Gabungan
Mengikuti perlombaan Gabungan
Mengadakan perlombaan Gabungan
16 Komisi3 Piket koperasi Gabungan
Mengikuti seminar dan pelatihan Gabungan
Meningkatkan usaha koperasi siswa dan unit produksi Gabungan
Rapat anggota tahunan Gabungan
17 UCINC3 Pertemuan rutin Gabungan
Mengikuti pelatihan, seminar, workshop dll Gabungan
18 NK3 Latihan rutin Gabungan
Mengikuti perlombaan Gabungan
Mengadakan perlombaan Gabungan
19 BM3 Latihan rutin Kelompok/ gabungan
Melaksanakan lawatan pertandingan Kelompok/ gabungan
Menyelenggarakan lomba dan pertandingan Kelompok/ gabungan
Mengikuti perlombaan Kelompk/ gabungan
20 UBBAS3 Latihan rutin Kelompok/ gabungan
Melaksanakan lawatan pertandingan Kelompok/ gabungan
Menyelenggarakan lomba dan pertandingaan Kelompok/ gabungan
Mengikuti perlombaan Kelompok/ gabungan
21 BC3 Latihan rutin Kelompok/ gabungan
Melaksanakan lawatan pertandingan Kelompok/ gabungan
Menyelenggarakan lomba Kelompok/ gabungan
Mengikuti turnamen/seleksi Kelompok/ gabungan
22 Softball Latihan rutin Kelompok/ gabungan
Melaksanakan lawatan pertandingan Kelompok/ gabungan
Menyelenggarakan lomba Kelompok/ gabungan
Mengikuti turnamen/seleksi Kelompok/ gabungan
23 BOLTIC Latihan rutin Kelompok/ gabungan
Melaksanakan lawatan pertandingan Kelompok/ gabungan
Menyelenggarakan lomba Kelompok/ gabungan

Asep Dahliyana – Penguatan Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler 57


JURNAL SOSIORELIGI Volume 15 Nomor 1, Edisi Maret 2017

Mengikuti turnamen/seleksi Kelompok/ gabungan


24 Tiis3 Latihan rutin Gabungan
Mengikuti turnamen/seleksi Gabungan
25 T-Do Latihan rutin Kelompok/ gabungan
Mengadakan latihan gabungan Kelompok/ gabungan
Mengikuti kejuaraan/seleksi Kelompok/ gabungan
Melaksanakan kenaikan tingkat Kelompok/ gabungan
26 HI3 Latihan rutin Kelompok/ gabungan
Mengadakan latihan gabungan Kelompok/ gabungan
Mengikuti kejuaraan/seleksi Kelompok/ gabungan
Melaksanakan kenaikan tingkat Kelompok/ gabungan
27 Karate Latihan rutin Kelompok/ gabungan
Mengadakan latihan gabungan Kelompok/ gabungan
Mengikuti kejuaraan/seleksi Kelompok/ gabungan
Melaksanakan kenaikan tingkat Kelompok/ gabungan
28 KPA3 Latihan rutin Kelompok/ gabungan
Kegiatan pagelaran seni/konser Kelompok/ gabungan
Mengikuti perlombaan Kelompok/ gabungan
29 MK3 Latihan rutin Kelompok/ gabungan
Menyelenggarakan lomba Kelompok/ gabungan
Mengikuti perlombaan Kelompok/ gabungan
30 Kelompok Latihan rutin Kelompok/ gabungan
paduan suara Menyelenggarakan lomba Kelompok/ gabungan
(PASAGA dan Mengikuti perlombaan Kelompok/ gabungan/
KV 3) individu
31 TsT Latihan rutin Kelompok/ gabungan
Menyelenggarakan lomba Kelompok/ gabungan
Mengikuti perlombaan Kelompok/ gabungan
32 LSS3 Latihan rutin Kelompok/ gabungan
Menyelenggarakan lomba Kelompok/ gabungan
Mengikuti perlombaan Kelompok/ gabungan
33 Band3 Latihan rutin Kelompok/ gabungan
Mengikuti perlombaan Kelompok/ gabungan
34 SSR3 Latihan rutin Kelompok/ gabungan
Mengikuti perlombaan Kelompok/ gabungan
35 MP3 Latihan rutin Kelompok/ gabungan
Mengikuti perlombaan Kelompok/ gabungan
36 JEPRET Latihan rutin Kelompok/ gabungan
Mengikuti perlombaan Kelompok/ gabungan
Sumber: Hasil Penelitian, 2011.

Nilai-nilai kegiatan yang mengacu kepada tujuan Pendidikan Nasional


dikembangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler minimal mengembangkan kemandirian, jiwa
hendaknya disesuaikan dengan tujuh enterpreneur dan tanggung jawab
kompetensi yang dikembangkan oleh sekolah. kemasyarakatan serta kreativitas yang didasari
Minimal mempuyai nilai-nilai kepemimpinan, atas dasar kebebasan berekspresi.
kerjasama, disiplin, Solidaritas, toleransi, Nilai sikap yang dikembangkan dalam
kepedulian, kebersamaan, keberanian, kegiatan ekstrakurikuler yaitu akhlak. Hal ini
tanggung jawab dan kekompakan. dapat terlihat dari ucapan, perbuatan dan
Selanjutnya, nilai-nilai kegiatan yang sikapnya. Perbuatan baik dapat dilihat dari
dikembangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler akhlak kepada teman, guru dan lingkungan.
hendaknya mengembangkan dan memupuk Selain itu nilai kejujuran sangat ditekankan,
jiwa entrepreneur siswa. Oleh sebab, nilai- penanamannya dilaksanakan dengan cerita-
nilai kegiatan yang dikembangkan harus cerita atau kisah-kisah. Pengembangannya

Asep Dahliyana – Penguatan Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler 58


JURNAL SOSIORELIGI Volume 15 Nomor 1, Edisi Maret 2017

dikaitkan dengan kehidupan keseharian anak dan kreativitas siswa dalam rangka
dan pembinaan dilaksanakan ketika kegiatan mengembangkan pendidikan anak seutuhnya.”
ekstrakurikuler dan pembelajaran. Adapun Dalam bagian lampiran Keputusan Mendiknas
nilai yang dihasilkan dari mengikuti kegiatan ini juga dinyatakan bahwa ”Liburan sekolah
ekstrakurikuler yang diselenggarakan di atau madrasah selama bulan ramadhan diisi
sekolah yaitu kedisiplinan, keterampilan, dan dimanfaatkan untuk melaksanakan
kemampuan sosial dan tanggung jawab berbagai kegiatan yang diarahkan pada
menjadi bagian dalam diri siswa tersebut. peningkatan akhlak mulia, pemahaman atau
amaliah agama termasuk kegiatan
Pembahasan ekstrakurikuler lainnya yang bermuatan moral.
Dari dokumen pengembangan kegiatan Dengan demikian, dalam mengadakan
ekstrakurikuler SMA Negeri 3 Bandung, dapat kegiatan ekstrakurikuler, pihak sekolah harus
diketahui bahwa kegiatan esktrakuikuler peka terhadap kemampuan dan kemauan
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para siswa, sehingga diharapkan akan nada suatu
siswa di luar jam pelajaran. Pengembangan pencapaian prestasi dari siswa tersebut atas
kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian kegiatan estrakurikuler yang diikutinya. Sebab
dari pengembangan institusi sekolah. pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler
Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler ditujukan untuk mengetahui potensi dari setiap
tersebut sejalan dengan pernyataan siswa (Prasetyo, 2010: 65) baik itu sebagai
Wahjosumidjo (2008: 256) yang fungsi pengembangan, sosial, rekreatif,
mendefinsiikan ekstrakurikuler sebagai meupun persiapan karir (Damanik, 2014: 19).
kegiatan siswa di luar jam pelajaran, yang Dari wawancara yang dilakukan,
dilaksanakan di sekolah, dengan tujuan untuk dijelaskan bahwa hubungan antara kegiatan
memperluas pengetahuan, memahami ekstrakurikuler dan pendidikan karakter sangat
keterkaitan antara berbagai materi pelajaran, erat sekali di mana setelah siswa belajar dalam
penyaluran bakat dan minat, serta dalam pendidikan intra yang bernilai pendidikan
rangka untuk meningkatkan kualitas keimanan karakter selanjutnya hal tersebut dipraktikan
dan ketakwaan para siswa terhadap Tuhan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Pernyataan
Yang Maha Esa, kesadaran berbangsa dan tersebut senada pada pengembangan
bernegara, berbudi pekerti luhur dan pendidikan karakter pada tataran mikro yang
sebagainya. ditata secara mikro pengembangan
Berbeda dari pengaturan kegiatan nilai/karakter dapat dibagi dalam empat pilar,
intrakurikuler yang secara jelas disiapkan yakni kegiatan belajar-mengajar di kelas,
dalam perangkat kurikulum, kegiatan kegiatan keseharian dalam bentuk budaya
ekstrakurikuler lebih mengandalkan inisiatif satuan pendidikan (school culture); kegiatan
sekolah. Secara yuridis, pengembangan ko-kurikuler dan/atau ekstrakurikuler, serta
kegiatan ekstrakurikuler memiliki landasan kegiatan keseharian di rumah, dan dalam
hukum yang kuat, karena diatur dalam Surat masyarakat (Kemdiknas, 2010:13-14). Hal
Keputusan Menteri yang harus dilaksanakan tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan
oleh sekolah. Salah satu Keputusan Menteri nasional yang diamanatkan dalam Undang-
Pendidikan Nasional RI No 125/U/2002 Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
tentang Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU
Belajar Efektif di Sekolah. Pengaturan Sisdiknas) yang merumuskan fungsi dan
kegiatan ekstrakurikuler dalam keputusan ini tujuan pendidikan nasional yang harus
terdapat pada Bab V pasal 9 ayat (2): ”Pada digunakan dalam mengembangkan upaya
tengah semester 1 dan 2 sekolah melakukan pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas
kegiatan olah raga dan seni (Porseni), menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi
Karyawisata, lomba kreativitas atau praktek mengembangkan dan membentuk watak serta
pembelajaran yang bertujuan untuk peradaban bangsa yang bermartabat dalam
mengembangkan bakat, kepribadian, prestasi rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Asep Dahliyana – Penguatan Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler 59


JURNAL SOSIORELIGI Volume 15 Nomor 1, Edisi Maret 2017

bertujuan untuk berkembangnya potensi pendidikan nasional menjadi dasar dalam


peserta didik agar menjadi manusia yang pengembangan pendidikan Karakter
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang (Koesoema, 2007: 80).
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, Secara diagramatik, Pendidikan
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Karakter pada tataran mikro tersebut
negara yang demokratis serta bertanggung digambarkan sebagai berikut.
jawab”. Oleh karena itu, rumusan tujuan

Gambar 1. Pendidikan Karakter Pada Tataran Mikro (Kementerian Koordinator Kesejahteraan


Rakyat Republik Indonesia, 2010).

Kegiatan ekstrakurikuler dapat yang ada. Kegiatan ini dilaksanakan melalui


mengejawantahkan antara pengetahuan yang berbagai macam bentuk, seperti lomba
diperoleh di kelas sebagai kegiatan mengarang, baik yang bersifat esai, maupun
intrakurikuler dengan sikap dan keterampilan yang bersifat ilmiah, seperti penemuan melalui
yang mesti dikembangkan agar dapat dimiliki penelitian, pencemaran lingkungan, narkotika
siswa. Seperti yang diungkapkan dan sebagainya. (2) Untuk melengkapi upaya
Budimansyah (2008), bahwa “kegiatan pembinaan, pemantapan dan pembentukan
ekstrakurikuler dapat dijadikan sebagai nilai-nilai kepribadian siswa. Kegiatan
wahana sesio-pedagogis PKn untuk semacam ini dapat diusahakan melalu PPBN,
mendapatkan hand-on experience”. Lebih baris berbaris, kegiatan yang berkaitan dengan
rinci Wahjosumidjo (2008: 264-265) usaha mempertebal ketakwaan terhadap Tuhan
mengungkapkan tujuan kegiatan Yang Maha Esa, latihan kepemimpinan dan
ekstrakurikuler sebagai berikut: (1) Untuk sebagainya. (3) Untuk membina dan
memperdalam dan memperluas pengetahuan meningkatkan bakat, minat dan keterampilan.
siswa, dalam arti memperkaya, mempertajam, Kegiatan ini mengacu kearah kemampuan
serta memperbaiki pengetahuan para siswa mandiri, percaya diri dan kreatif. Paradigma
yang berkaitan dengan mata pelajaran-mata tersebut sesuai dengan tujuan kegiatan
pelajaran sesuai dengan program kurikuler ekstrakurikuler yang tercantum dalam

Asep Dahliyana – Penguatan Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler 60


JURNAL SOSIORELIGI Volume 15 Nomor 1, Edisi Maret 2017

Permendiknas No. 39 Tahun 2008, yaitu: (1) Budimansyah (2010: 90) yang menyebutkan
Mengembangkan potensi siswa secara optimal bahwa “…kegiatan ekstrakurikuler
dan terpadu yang meliputi bakat, minat dan dimaksudkan untuk lebih memantapkan
kretivitas; (2) Memantapkan kepribadian pembentukan kepribadian peserta didik…”.
siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah Selanjutnya Megawangi (2004: 114)
sebagai lingkungan pendidikan sehingga menekankan bahwa keinginan untuk berbuat
terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan baik adalah bersumber dari kecintaan untuk
bertentangan dengan tujuan pendidikan; (3) berbuat baik (loving the good). Aspek
Mengaktualisasikan potensi siswa dalam kecintaan inilah yang disebut Piaget sebagai
pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan sumber energi dari dapat berfungsinya secara
minat; (4) Menyiapkan siswa agar menjadi efektif pengetahuan tentang moral, sehingga
warga masyarakat yang berakhlak mulia, bisa membuat seseorang mempunyai karakter
demokratis, menghormati hak-hak asasi yang konsisten.
manusia dalam rangka mewujudkan Selanjutnya Burrep (Makaliwey yang
masyarakat madani (civil society). dikutif Azhar (2009) menunjukkan berbagai
Hasil wawancara menjelaskan bahwa macam fungsi kegiatan ekstrakurikuler yang
kegiatan ekstrakurikuler seharusnya mengarah mampu memberikan sumbangan yang berarti
pada pendidikan karakter, contoh olah raga bagi siswa terhadap pengembangan kurikulum
yaitu dapat mengembangkan sikap sportivitas, dan bagi masyarakat. Secara terinci
kejujuran dll. Hal tersebut senada dengan menyebutkan sebagai berikut: (1) To provide
harapan yang diungkapkan Direktorat opportunities for the puruit of established
Ketenagaan Dirjen Dikti (2010) yang interest and the development of new interest.
menjelaskan bahwa pelatihan (kegiatan (2) To educate for citizenship through
ekstrakurikuler) seharusnya diarahkan pada experiences and insight that stress leadership,
transformasi keyakinan, motivasi, karakter, fellowship, corporation and independent
impian, sampai akhirnya dalam durasi tertentu action. (3) To develop school spirit and moral.
terjadi transformasi diri berkarakter yang (4) To provide opportunities for satisfying the
seutuhnya (Hlm. 23). Dipertegas dengan gragoriuos urge of children anyouth. (5) To
pernyataan Karim (2013) yang menjelaskan encourage moral and spiritual
bahwa, melalui ekstrakurikuler siswa development.(6) To strengthen the mental and
diarahkan memiliki karakter yang abadi dan physical heat of student.(7) To provide for a
universal seperti kejujuran, kedisiplinan, well rounded of student. (8) To widen student
menghargai pluralisme, mempunyai empati contacts.(9)To provide opportunities for
dan simpati. Semua aspek ini akan sangat student to exercise their creative capacities
menunjang kesuksesan siswa kelak di masa more fully.
mendatang (Hlm. 2) Dari pemaparan ini jelas bahwa
Ekstrakurikuler yang benar yaitu keterkaitan antara kegiatan ekstrakurikuler
kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dengan pendidikan karakter bahwa kegiatan
membentuk karakter. Namun kecenderungan ekstrakurikuler adalah sarana pemantapan
kegiatan ekstrakurikuler yang terjadi di kepribadian peserta didik dari apa yang
sekolah-sekolah hanya mengembangkan diperolehnya lewat pengetahuannya yang di
hobby dan bakat. Pendapat di atas di perjelas pilih siswa berdasarkan apa yang mereka
oleh narasumber lain yang menjelaskan bahwa inginkan dan mereka anggap bahwa disanalah
ada keterkaitan kegiatan ekstrakurikuler tempat mereka dapat mngembangkan diri
dengan pendidikan karakter di mana siswa mereka. Sehingga kecintaan mereka terhadap
memilih kegiatan ekstrakurikuler sesuai kegiatan ekstrakurikuler dapat mengantarkan
dengan minat dan bakatnya sehingga mereka untuk berkarakter baik. Hal tersebut
pengembangan jati dirinya dikembangkan di sejalan dengan fungsi pendidikan karakter
dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut. dalam hal (1) pembentukan dan
Pendapat ini sejalan dengan pendapat pengembangan potensi, (2) perbaikan dan

Asep Dahliyana – Penguatan Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler 61


JURNAL SOSIORELIGI Volume 15 Nomor 1, Edisi Maret 2017

penguatan, dan (3) penyaring (Direktorat dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh
Ketenagaan Dirjen Dikti, 2010: 5). dipisahkan agar kita dapat memajukan
Aktivitas ko-kurikular dan kesempurnaan hidup anak-anak kita..” oleh
ekstrakurikuler menawarkan suatu forum sebab itu, antara apa yang diketahui yang
pengalaman harian yang berada di luar kelas berasal dari mata pelajaran, sikap apa yang
untuk pengembangan, praktek dan didapatkan dari pengetahuan setelah
mempertunjukkan sikap dan keterampilan, dan mengikuti mata pelajaran dan tindakan berupa
untuk bekerja independen kedua dan saling prilaku yang muncul dari sikap dan
tergantung dengan berbagai konteks yang pengetahuan tersebut tidak bisa dipisahkan
berbeda. Oleh sebab, seseorang dapat satu sama lain dan harus menjadi satu
dikatakan berkarakter jika telah berhasil kesatuan yang utuh, disinilah kegiatan
menyerap nilai dan keyakinan yang esktrakurikuler dapat mengaplikasikan ketiga
dikehendaki oleh masyarakat serta digunakan rangkaian tersebut dalam lingkup kehidupan
sebagai kekuatan moral dalam hidupnya sekolah.
(Hidayatullah, 2010: 16). Mereka juga Berdasarkan hasil pembahasan di atas,
berkesampatan sangat krusial bagi staf, orang simpulan yang dapat ditarik sementara bahwa
tua, dan komunitas yang lebih besar untuk hubungan kegiatan esktrakurikuler dengan
memodelkan ciri dari karakter dan pendidikan karakter menurut warga SMA
kewarganegaraan (Schmit, et al, 2005: 61-62), Negeri 3 Bandung sebagai praktik moral dari
termasuk: (1) Kemampuan berpikir kritis, apa yang telah diperoleh siswa dari kegiatan
membuat alasan dan keputusan, (2) Tanggung belajar di kelas, kegiatan ko-kurikuler dan
jawab dan kemampuan untuk menerapkan intrakurikular yang mengejawantahkan antara
prinsip-prinsip etik, (3) Kemampuan pengetahuan yang diperoleh di kelas dengan
beradaptasi dan fleksibilitas, (4) Keterampilan sikap dan keterampilan yang mesti
hubungan antar pribadi yang kritis, meliputi dikembangkan agar dapat dimiliki siswa
berbicara, mendengarkan dan mampu untuk berupa nilai-nilai budi pekerti luhur yang telah
mengambil bagian dalam tim, (5) Disiplin diri, menjadi budaya dalam kehidupan sosial
menghormati kepada nilai dan paham pada sekolah tersebut.
kebutuhan kontribusi individu, (6) Hebat
tentang kebidupan, dan mampu untuk SIMPULAN
menyetelkan dan mengkaji tujuan-tujuan Proses kebiasaan yang dikembangkan
untuk masa depan, (7) Mampu untuk sekolah dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah
berkomitmen dan tabah, bahkan melalui mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan
tantangan, (8) Memahami dan menghormati ekstrakurikuler wajib untuk diperkenalkan
atas ketidaksukaan diri seseorang, meliputi kepada kegiatan ekstrakurikuler yang ada,
pengetian yang mendalam ke dalam kemudian dilakukan masa orientasi dan latihan
keanekaragaman dan kebuthan untuk pendidikan dasar untuk selanjutnya
perspektif internasional, (9) Mampu dan melaksanakan kegiatan rutin sesuai dengan
berkeinginan untuk berempati dengan kegiatan esktrakurikuler yang diminatinya.
pengalaman dan perasaan orang lain, (10) Kebiasaan yang dijadikan habituasi dalam
Kemampuan resolusi konflik dan negosiasi, kegiatan ekstrakurikuler yaitu tujuh
(11) Kejujuran, integritas dan kepercayaan kompetensi yang meliputi; kompetensi iman
pada “kaidah kencana”, (12) Kemampuan dan takwa, kompetensi ilmu pengetahuan dan
untuk mengambil tanggung jawab untuk suatu teknologi, kompetensi kepemimpinan,
aksinya. kompetensi sosial dan kewirausahaan,
Ki Hajar Dewantara (Kementrian kompetensi olah raga dan kesenian,
Pendidikan Nasional RI) menyebutkan kompetensi lingkungan hidup, dan kompetensi
bahwa“…pendidikan adalah daya upaya untuk komunikasi. Kebiasaan warga sekolah selama
memajukan bertumbuhnya budi pekerti ini yaitu menekankan kedisiplinan, kepekaan
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan kesolehan sosial. Kegiatan esktrakurikuler

Asep Dahliyana – Penguatan Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler 62


JURNAL SOSIORELIGI Volume 15 Nomor 1, Edisi Maret 2017

yang potensial untuk pengembangan habituasi Hidayatullah, F. 2010. Pendidikan Karakter:


pendidikan karakter adalah semua kegiatan Membangun Peradaban Bangsa.
esktrakurikuler. Hal ini disebabkan setiap Surakarta: Yuma Pustaka.
kegiatan esktrakurikuler pada prinsipnya Karim. 2013. Pengaruh Keikutsertaan Siswa
sudah mengusung nilai-nilai karakter. Jenis, dalam Bimbingan Belaar dan
bentuk dan kegiatan esktrakurikuler yang Ekstrakurikuler terhadap Prestasi
dikembangkan dalam kegiatan esktrakurikuler Belajar Metematika. Jurnal JMP IAIN
di SMA Negeri 3 Bandung yaitu jenis kegiatan Antasari. 1 (1), 1-8.
rutin dan insidental yang dipersiapkan untuk Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI
mengikuti perlombaan. Bentuk kegiatannya No 125/U/2002 tentang Kalender
sendiri lebih sering dilaksanakan dengan Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar
gabungan maupun kelompok, sementara nilai- Efektif di Sekolah
nilai kegiatan ekstrakurikulernya berintikan Khasbullah, M.N. 2013. Konsep Pendidikan
nilai-nilai disiplin, kerjasama, solidaritas, Karakter Menurut Ibn Maskawih:
toleransi, kepedulian, kebersamaan, Relevansinya dengan Implementasi
keberanian, tanggung jawab, kekompakan, Pendidikan Budaya dan Karakter
enterpreneur, kreativitas, kemandirian, Bangsa Kemendikbud. Tesis pada
kejujuran, keterampilan dan kemampuan Pascasarjana STAIN Kediri.
sosial. Koesoema, D. 2007. Pendiidikan Karakter:
Strategi Menddik Anak di Zaman
DAFTAR RUJUKAN Global. Jakarta: Grasindo.
Aunillah, N. I. 2011. Panduan Menerapkan Manalu, J.M.H. 2014. Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter di Sekolah. terhadap Pembentukan Perilaku
Yogyakarta: Laksana. Mahasiswa (Studi Kasus Proses
Azhar, I. 2009. “Pengaruh Pengembangan Pendidikan Karakter dalam HMJ
Budaya Kewarganegaraan Melalui Sosiolog Universitas Mulaarman
Ekstrakurikuler Terhadap Kalimantan Timur). Ejournal
Pengembangan Sikap Patriotisme Psikologi. 2 (4), 26-38. Dapat diakses
Siswa”. Tesis Magister Pascasarjana di ejournal.psi.fisip.unmul.org.
Universitas Pendidikan Indonesia: Megawangi, R. 2004. Pendidikan Karakter
tidak diterbitkan. (Solusi yang Tepat untuk Membangun
Budimansyah, D. 2010. Penguatan Bangsa. Bandung: (Sponsor)
Pendidikan Kewarganegaraan Untuk BPMIGAS dan Energy.
Membangun Karakter Bangsa. Miles, M & Huberman, AM. 2007. Analisis
Bandung: Widya Aksara Press. Data Kualitatif: Buku Sumber tentang
Creswell, J.W. 1994. Research Design Metode-Metode Baru. Jakarta:
Qualitative & Quantitative Approach. Universitas Indonesia Press.
London: Publication. Mu’in, F. 2011. Pendidikan Karakter:
Damanik, S.A. 2014. Pramuka Ekstrakurikuler Konstruksi Teoritik dan Praktik.
Wajib Di Sekolah. Jurnal Ilmu Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Keolahragaan. 13 (2). 16-21. Noddings, N. 2008. “Caring and moral
Davis, M. 2003. “What’s Wrong with education.” Dalam Handbook of Moral
Character Education?” American and Character Education. New York:
Journal of Education, 110(1): 32--57. Routledge.
Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti. 2010. Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Desain
Kerangka Acuan Pendidikan Karakter, Induk Pembangunan Karakter Bangsa
Tahun Anggaran 2010. Jakarta: Tahun 2010-2025.
Kementerian Pendidikan Nasional. Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Desain
Harefa, A. 2013. Menjemput Keberuntungan. Induk Pendidikan Karakter. Jakarta:
Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Kemendiknas.

Asep Dahliyana – Penguatan Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler 63


JURNAL SOSIORELIGI Volume 15 Nomor 1, Edisi Maret 2017

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional MTsN Kanigoro Kras Kabupaten


Republik Indonesia Nomor 39 Tahun Kediri. Jurnal Didaktika Religia, 2 (1).
2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan. 21-38.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Schmit. et al. 2005. The Hearth of the Matter:
tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Character and Citizenship Education
Pendidikan . in Alberta Schools. Canada: Alberta
Prasetyo, Y. 2010. Pengembangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Ekstrakurikuler Panahan Di Sekolah 20 Tahun 2003 tentang Sistem
sebagai Wahana Membentuk Karakter Pendidikan Nasional
Siswa. Jurnal Pendidikan Jasmai Wahjosumidjo. 2008. Kepemimpinan Kepala
Indonesia. 7 (2), 64-68. Sekolah Tinjauan Teoritis dan
Pusat Bahasa Deartemen Pendiidkan Nasional. Permasalahannya. Jakarta: Rajawali
2008. Kamus Bahasa Indonesia. Pers.
Jakarta: Pusat Bahasa Yusuf, L.N, Sugandhi, S dan Nani M. 2012.
Santosa, A.W. 2014. Implementasi Pendidikan Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Krakter dalam Membagun PT. Raja Grafindo Persada.
Kemandirian dan Disiplin Siswa Di

Asep Dahliyana – Penguatan Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler 64

View publication stats

You might also like