Professional Documents
Culture Documents
5628 11105 1 SM
5628 11105 1 SM
5628 11105 1 SM
net/publication/343320019
CITATIONS READS
51 463
1 author:
Asep Dahliyana
Universitas Pendidikan Indonesia
21 PUBLICATIONS 84 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Asep Dahliyana on 30 July 2020.
Open Access
Setelah era reformasi datang di bumi sebagai alat atau wadah untuk mencerdaskan
pertiwi Indonesia, bangsa ini semakin suka dan membentuk watak manusia agar lebih
saling membunuh dan semakin bekembangnya baik (humanisasi), sudah mulai bergeser. Hal
kasus school bullying (Mu’in, 2011; tersebut terjadi salah satunya disebabkan
Khasbullah, 2013). Dunia pendidikan yang kurang siapnya dunia pendidikan untuk
secara filosofis dipandang dan diharapkan mengikuti perkembangan zaman yang begitu
Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah penelitian ini, pengolahan data dan analisis
unggulan di Jawa Barat yang mempunyai melalui proses menyusun, mengkategorikan
slogan “Knowledge is power but character is data, mencari kaitan isi dari berbagai data
more” yang memungkinkan penulis yang diperoleh dengan maksud untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dalam mendapatkan maknanya. Data yang diperoleh
penelitian ini. Adapun yang menjadi subjek dan dikumpulkan dari responden melalui
dalam penelitian ini adalah warga sekolah hasil wawancara, obeservasi dan studi
yang ada di SMA Negeri 3 Bandung. dokumentasi di lapangan untuk selanjutnya
Subjeknya adalah sebagai berikut: (1) Kepala dideskripsikan dalam bentuk laporan.
Sekolah, (2) Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan, (3) Pembina Kegiatan HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstrakurikuler, (4) Tenaga Pengajar/Guru Hasil
PKn, (5) Staf Karyawan, (6) Komite Sekolah, Berdasarkan hasil wawancara,
dan (7) Siswa. observasi, dan hasil kajian dokumentasi, jenis
Teknik pengumpulan data yang kegiatan yang banyak dikembangkan di SMA
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Negeri 3 Bandung dapat dilihat pada tabel
observasi, wawancara mendalam, studi berikut.
dokumentasi dan studi literatur. Dalam
Tabel 1.
Jenis dan Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Negeri 3 Bandung
Kegiatan
No Jenis Kegiatan Bentuk Kegiatan
Ekstrakurikuler
1 Pramuka Latihan rutin Gabungan
Mengadakan LPSK Gabungan
Mengikuti lomba Kelompok/ gabungan
Pelantikan kenaikan tingkat Gabungan
Jambore Gabungan
Latihan gabungan Gabungan
2 PLH Pendidikan Klasikal, Gabungan
3 DKM Latihan rutin Kelompok/ gabungan
Melaksanakan Shalat Jumat di sekolah Individu
Memperingati hari-hari besar Agama Islam Kelompok/ gabungan
Melaksanakan amaliah sesuai dengan norma (qurban, Kelompok/ gabungan
dll)
Mengembangkan dan memberdayakan kegiatan Kelompok/ gabungan
keagamaan di sekolah (istigosah, pengajian dll)
Mengadakan/ mengikuti lomba bernuansa Agama Islam Kelompok/ gabungan
(MTQ, Kaligrafi dll)
4 Listen Pertemuan rutin Kelompok/ gabungan
Persekutuan Gabungan
Melaksanakan kegiatan bersama (games, nonton Gabungan
bareng, belajar bareng, outbond dan retret)
5 KSK Ziarah Gabungan
Memperingati hari besar Gabungan
6 Satya Pakca Pelaksanaan upacara bendera Gabungan
Latihan rutin Gabungan
Mengikuti LBB/LKBB/seleksi Gabungan
7 Jamadagni Latihan rutin Gabungan
Mengikuti lomba Kelompok/ gabungan
Melaksanakan pengembaraan Gabungan
Melaksanakan sebrang basah dan navigasi Gabungan
Musyawarah kerja Gabungan
dikaitkan dengan kehidupan keseharian anak dan kreativitas siswa dalam rangka
dan pembinaan dilaksanakan ketika kegiatan mengembangkan pendidikan anak seutuhnya.”
ekstrakurikuler dan pembelajaran. Adapun Dalam bagian lampiran Keputusan Mendiknas
nilai yang dihasilkan dari mengikuti kegiatan ini juga dinyatakan bahwa ”Liburan sekolah
ekstrakurikuler yang diselenggarakan di atau madrasah selama bulan ramadhan diisi
sekolah yaitu kedisiplinan, keterampilan, dan dimanfaatkan untuk melaksanakan
kemampuan sosial dan tanggung jawab berbagai kegiatan yang diarahkan pada
menjadi bagian dalam diri siswa tersebut. peningkatan akhlak mulia, pemahaman atau
amaliah agama termasuk kegiatan
Pembahasan ekstrakurikuler lainnya yang bermuatan moral.
Dari dokumen pengembangan kegiatan Dengan demikian, dalam mengadakan
ekstrakurikuler SMA Negeri 3 Bandung, dapat kegiatan ekstrakurikuler, pihak sekolah harus
diketahui bahwa kegiatan esktrakuikuler peka terhadap kemampuan dan kemauan
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para siswa, sehingga diharapkan akan nada suatu
siswa di luar jam pelajaran. Pengembangan pencapaian prestasi dari siswa tersebut atas
kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian kegiatan estrakurikuler yang diikutinya. Sebab
dari pengembangan institusi sekolah. pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler
Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler ditujukan untuk mengetahui potensi dari setiap
tersebut sejalan dengan pernyataan siswa (Prasetyo, 2010: 65) baik itu sebagai
Wahjosumidjo (2008: 256) yang fungsi pengembangan, sosial, rekreatif,
mendefinsiikan ekstrakurikuler sebagai meupun persiapan karir (Damanik, 2014: 19).
kegiatan siswa di luar jam pelajaran, yang Dari wawancara yang dilakukan,
dilaksanakan di sekolah, dengan tujuan untuk dijelaskan bahwa hubungan antara kegiatan
memperluas pengetahuan, memahami ekstrakurikuler dan pendidikan karakter sangat
keterkaitan antara berbagai materi pelajaran, erat sekali di mana setelah siswa belajar dalam
penyaluran bakat dan minat, serta dalam pendidikan intra yang bernilai pendidikan
rangka untuk meningkatkan kualitas keimanan karakter selanjutnya hal tersebut dipraktikan
dan ketakwaan para siswa terhadap Tuhan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Pernyataan
Yang Maha Esa, kesadaran berbangsa dan tersebut senada pada pengembangan
bernegara, berbudi pekerti luhur dan pendidikan karakter pada tataran mikro yang
sebagainya. ditata secara mikro pengembangan
Berbeda dari pengaturan kegiatan nilai/karakter dapat dibagi dalam empat pilar,
intrakurikuler yang secara jelas disiapkan yakni kegiatan belajar-mengajar di kelas,
dalam perangkat kurikulum, kegiatan kegiatan keseharian dalam bentuk budaya
ekstrakurikuler lebih mengandalkan inisiatif satuan pendidikan (school culture); kegiatan
sekolah. Secara yuridis, pengembangan ko-kurikuler dan/atau ekstrakurikuler, serta
kegiatan ekstrakurikuler memiliki landasan kegiatan keseharian di rumah, dan dalam
hukum yang kuat, karena diatur dalam Surat masyarakat (Kemdiknas, 2010:13-14). Hal
Keputusan Menteri yang harus dilaksanakan tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan
oleh sekolah. Salah satu Keputusan Menteri nasional yang diamanatkan dalam Undang-
Pendidikan Nasional RI No 125/U/2002 Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
tentang Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU
Belajar Efektif di Sekolah. Pengaturan Sisdiknas) yang merumuskan fungsi dan
kegiatan ekstrakurikuler dalam keputusan ini tujuan pendidikan nasional yang harus
terdapat pada Bab V pasal 9 ayat (2): ”Pada digunakan dalam mengembangkan upaya
tengah semester 1 dan 2 sekolah melakukan pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas
kegiatan olah raga dan seni (Porseni), menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi
Karyawisata, lomba kreativitas atau praktek mengembangkan dan membentuk watak serta
pembelajaran yang bertujuan untuk peradaban bangsa yang bermartabat dalam
mengembangkan bakat, kepribadian, prestasi rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Permendiknas No. 39 Tahun 2008, yaitu: (1) Budimansyah (2010: 90) yang menyebutkan
Mengembangkan potensi siswa secara optimal bahwa “…kegiatan ekstrakurikuler
dan terpadu yang meliputi bakat, minat dan dimaksudkan untuk lebih memantapkan
kretivitas; (2) Memantapkan kepribadian pembentukan kepribadian peserta didik…”.
siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah Selanjutnya Megawangi (2004: 114)
sebagai lingkungan pendidikan sehingga menekankan bahwa keinginan untuk berbuat
terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan baik adalah bersumber dari kecintaan untuk
bertentangan dengan tujuan pendidikan; (3) berbuat baik (loving the good). Aspek
Mengaktualisasikan potensi siswa dalam kecintaan inilah yang disebut Piaget sebagai
pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan sumber energi dari dapat berfungsinya secara
minat; (4) Menyiapkan siswa agar menjadi efektif pengetahuan tentang moral, sehingga
warga masyarakat yang berakhlak mulia, bisa membuat seseorang mempunyai karakter
demokratis, menghormati hak-hak asasi yang konsisten.
manusia dalam rangka mewujudkan Selanjutnya Burrep (Makaliwey yang
masyarakat madani (civil society). dikutif Azhar (2009) menunjukkan berbagai
Hasil wawancara menjelaskan bahwa macam fungsi kegiatan ekstrakurikuler yang
kegiatan ekstrakurikuler seharusnya mengarah mampu memberikan sumbangan yang berarti
pada pendidikan karakter, contoh olah raga bagi siswa terhadap pengembangan kurikulum
yaitu dapat mengembangkan sikap sportivitas, dan bagi masyarakat. Secara terinci
kejujuran dll. Hal tersebut senada dengan menyebutkan sebagai berikut: (1) To provide
harapan yang diungkapkan Direktorat opportunities for the puruit of established
Ketenagaan Dirjen Dikti (2010) yang interest and the development of new interest.
menjelaskan bahwa pelatihan (kegiatan (2) To educate for citizenship through
ekstrakurikuler) seharusnya diarahkan pada experiences and insight that stress leadership,
transformasi keyakinan, motivasi, karakter, fellowship, corporation and independent
impian, sampai akhirnya dalam durasi tertentu action. (3) To develop school spirit and moral.
terjadi transformasi diri berkarakter yang (4) To provide opportunities for satisfying the
seutuhnya (Hlm. 23). Dipertegas dengan gragoriuos urge of children anyouth. (5) To
pernyataan Karim (2013) yang menjelaskan encourage moral and spiritual
bahwa, melalui ekstrakurikuler siswa development.(6) To strengthen the mental and
diarahkan memiliki karakter yang abadi dan physical heat of student.(7) To provide for a
universal seperti kejujuran, kedisiplinan, well rounded of student. (8) To widen student
menghargai pluralisme, mempunyai empati contacts.(9)To provide opportunities for
dan simpati. Semua aspek ini akan sangat student to exercise their creative capacities
menunjang kesuksesan siswa kelak di masa more fully.
mendatang (Hlm. 2) Dari pemaparan ini jelas bahwa
Ekstrakurikuler yang benar yaitu keterkaitan antara kegiatan ekstrakurikuler
kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dengan pendidikan karakter bahwa kegiatan
membentuk karakter. Namun kecenderungan ekstrakurikuler adalah sarana pemantapan
kegiatan ekstrakurikuler yang terjadi di kepribadian peserta didik dari apa yang
sekolah-sekolah hanya mengembangkan diperolehnya lewat pengetahuannya yang di
hobby dan bakat. Pendapat di atas di perjelas pilih siswa berdasarkan apa yang mereka
oleh narasumber lain yang menjelaskan bahwa inginkan dan mereka anggap bahwa disanalah
ada keterkaitan kegiatan ekstrakurikuler tempat mereka dapat mngembangkan diri
dengan pendidikan karakter di mana siswa mereka. Sehingga kecintaan mereka terhadap
memilih kegiatan ekstrakurikuler sesuai kegiatan ekstrakurikuler dapat mengantarkan
dengan minat dan bakatnya sehingga mereka untuk berkarakter baik. Hal tersebut
pengembangan jati dirinya dikembangkan di sejalan dengan fungsi pendidikan karakter
dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut. dalam hal (1) pembentukan dan
Pendapat ini sejalan dengan pendapat pengembangan potensi, (2) perbaikan dan
penguatan, dan (3) penyaring (Direktorat dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh
Ketenagaan Dirjen Dikti, 2010: 5). dipisahkan agar kita dapat memajukan
Aktivitas ko-kurikular dan kesempurnaan hidup anak-anak kita..” oleh
ekstrakurikuler menawarkan suatu forum sebab itu, antara apa yang diketahui yang
pengalaman harian yang berada di luar kelas berasal dari mata pelajaran, sikap apa yang
untuk pengembangan, praktek dan didapatkan dari pengetahuan setelah
mempertunjukkan sikap dan keterampilan, dan mengikuti mata pelajaran dan tindakan berupa
untuk bekerja independen kedua dan saling prilaku yang muncul dari sikap dan
tergantung dengan berbagai konteks yang pengetahuan tersebut tidak bisa dipisahkan
berbeda. Oleh sebab, seseorang dapat satu sama lain dan harus menjadi satu
dikatakan berkarakter jika telah berhasil kesatuan yang utuh, disinilah kegiatan
menyerap nilai dan keyakinan yang esktrakurikuler dapat mengaplikasikan ketiga
dikehendaki oleh masyarakat serta digunakan rangkaian tersebut dalam lingkup kehidupan
sebagai kekuatan moral dalam hidupnya sekolah.
(Hidayatullah, 2010: 16). Mereka juga Berdasarkan hasil pembahasan di atas,
berkesampatan sangat krusial bagi staf, orang simpulan yang dapat ditarik sementara bahwa
tua, dan komunitas yang lebih besar untuk hubungan kegiatan esktrakurikuler dengan
memodelkan ciri dari karakter dan pendidikan karakter menurut warga SMA
kewarganegaraan (Schmit, et al, 2005: 61-62), Negeri 3 Bandung sebagai praktik moral dari
termasuk: (1) Kemampuan berpikir kritis, apa yang telah diperoleh siswa dari kegiatan
membuat alasan dan keputusan, (2) Tanggung belajar di kelas, kegiatan ko-kurikuler dan
jawab dan kemampuan untuk menerapkan intrakurikular yang mengejawantahkan antara
prinsip-prinsip etik, (3) Kemampuan pengetahuan yang diperoleh di kelas dengan
beradaptasi dan fleksibilitas, (4) Keterampilan sikap dan keterampilan yang mesti
hubungan antar pribadi yang kritis, meliputi dikembangkan agar dapat dimiliki siswa
berbicara, mendengarkan dan mampu untuk berupa nilai-nilai budi pekerti luhur yang telah
mengambil bagian dalam tim, (5) Disiplin diri, menjadi budaya dalam kehidupan sosial
menghormati kepada nilai dan paham pada sekolah tersebut.
kebutuhan kontribusi individu, (6) Hebat
tentang kebidupan, dan mampu untuk SIMPULAN
menyetelkan dan mengkaji tujuan-tujuan Proses kebiasaan yang dikembangkan
untuk masa depan, (7) Mampu untuk sekolah dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah
berkomitmen dan tabah, bahkan melalui mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan
tantangan, (8) Memahami dan menghormati ekstrakurikuler wajib untuk diperkenalkan
atas ketidaksukaan diri seseorang, meliputi kepada kegiatan ekstrakurikuler yang ada,
pengetian yang mendalam ke dalam kemudian dilakukan masa orientasi dan latihan
keanekaragaman dan kebuthan untuk pendidikan dasar untuk selanjutnya
perspektif internasional, (9) Mampu dan melaksanakan kegiatan rutin sesuai dengan
berkeinginan untuk berempati dengan kegiatan esktrakurikuler yang diminatinya.
pengalaman dan perasaan orang lain, (10) Kebiasaan yang dijadikan habituasi dalam
Kemampuan resolusi konflik dan negosiasi, kegiatan ekstrakurikuler yaitu tujuh
(11) Kejujuran, integritas dan kepercayaan kompetensi yang meliputi; kompetensi iman
pada “kaidah kencana”, (12) Kemampuan dan takwa, kompetensi ilmu pengetahuan dan
untuk mengambil tanggung jawab untuk suatu teknologi, kompetensi kepemimpinan,
aksinya. kompetensi sosial dan kewirausahaan,
Ki Hajar Dewantara (Kementrian kompetensi olah raga dan kesenian,
Pendidikan Nasional RI) menyebutkan kompetensi lingkungan hidup, dan kompetensi
bahwa“…pendidikan adalah daya upaya untuk komunikasi. Kebiasaan warga sekolah selama
memajukan bertumbuhnya budi pekerti ini yaitu menekankan kedisiplinan, kepekaan
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan kesolehan sosial. Kegiatan esktrakurikuler