Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah

(Studi Pada Pemerintah Kota Semarang dan Pemerintah Kota


Bandar Lampung)
Ulfi Maryati
Armel Yentifa
Wiwik Andriani
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang

Abstract

The aim of this research is to evaluate implementation of Accrual based accounting of local
government in Kota Semarang and Kota Bandar Lampung. The research finds that Government Act
(PP) No. 71 Year 2010 as amendment of Section 36 ayat (1) Regulation No 17-2003 and Pasal 70
section (2) Regulation No.1-2004 has instructed government to apply Accrual accounting by the year
2008. However, the regulation for implementing this Accrual based accounting has just established
since 2010 in PP 71-2010. The establishment of this governmental act, all governments both local
and central, must apply Accrual based accounting by the year of 2015. The years from 2010 until
2014 can be identified as the transition from cash based accounting to Accrual based accounting. In
December 2013, Central government has set Regulation of Internal Affairs Ministry (Permendagri) No.
64 in 2013 which can be identified as the regulation for controlling the implementation of PP 71 in
2010 at local governments. Local government of Kota Semarang is the only region in Indonesia which
has applied Accrual based accounting since 2008. In 2013, government of Bandar Lampung start
implementing this financial policy informally, but actually they still use PP 24-2005. This research was
conducted using qualitative research methods with library research technique. The result of
implementation accrual accounting in two public governments is appropriated to conceptual
framework.

Keyword: implementation, Accrual, accountancy, local governments

PENDAHULUAN Undang-Undang No.1 Tahun 2004 yang


mengamanatkan pemerintah paling lambat sudah
Pemerintah sebagai pengelola keuangan
menerapkan akuntansi Akrual (accrual- based
masyarakat dituntut untuk mengelola keuangan
accounting) pada tahun 2008.
secara transparan dan akuntabel. Akuntabilitas
Publik di Indonesian dimulai sejak reformasi Penerapan SAP Berbasis Akrual dapat
keuangan Negara yang ditandai dengan dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP
diterbitkannya UU No 22 Tahun 1999 tentang Berbasis Kas Menuju Akrual (Cash Toward
Pemerintahan Daerah, UU No 25 Tahun 1999 Accrual Basis) menjadi penerapan SAP Berbasis
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Akrual. Pemerintah menetapkan Peraturan
Pusat dan Daerah, PP No 105 Tahun 2000 tentang Pemerintah (PP) 24 tahun 2005 Tentang standar
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Akuntansi Pemerintahan. Dengan keluar PP 24
Daerah. tahun 2005, pemerintah menggunakan basis kas
menuju akrual. Yang dimaksud dengan basis kas
Pada masa 1974–1999, pencatatan transaksi
menuju akrual adalah pengakuan pendapatan,
keuangannya menggunakan metode tata buku
belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi
tunggal berbasis kas (cash-based accounting).
Anggaran menggunakan basis kas, sedangkan
Bendaharawan mencatat setiap kas masuk dan kas
untuk pengakuan aktiva, kewajiban, dan ekuitas
keluar baik yang langsung melalui tangannya
dalam Neraca menggunakan basis akrual.
maupun perantara bank. Metode tata buku tunggal
memiliki banyak kelemahan, misalnya sulit Pada tanggal 22 Oktober 2010 pemerintah telah
melakukan cross-check ketika melakukan menerbitkan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang
pemeriksaan/perhitungan realisasi anggaran. Pasal Standar Akuntansi Pemerintah berbasis Akrual.
36 ayat (1) Undang-Undang Terbitnya PP Nomor 71
Nomor 17 Tahun 2003 dan Pasal 70 ayat (2)
Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah
(Studi Pada Pemerintah Kota Semarang Dan Pemerintah Kota Bandar Lampung)

Tahun 2010, mengantikan PP Nomor 24 tahun untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
2005 mengenai hal sama. Walaupun sudah bagi daerah lain untuk persiapan implementasi PP
dinyatakan tidak berlaku secara substansial PP 24 71 tahun 2010. Pada tahun 2013 pemerintah kota
Tahun 2005 masih dilaksanakan dalam rangka Bandar Lampung dan pemerintah kota Tanggerang
proses transisi penyusunan laporan keuangan juga sudah mulai menerapkannya. Penelitian ini
paling lambat paling lambat sampai tahun 2014 bertujuan untuk mengevaluasi penerapan akuntansi
karena pada tahun 2015 pemerintah pusat maupun berbasis akrual pada ketiga pemerintah daerah
pemerintah daerah harus menggunakan PP 71 yang sudah menerapkan, yaitu pemerintah kota
tahun 2010. Menurut AB Triharta, dalam Suara Semarang, Pemerintah kota Bandar Lampung
Merdeka.com (2012), standar akuntansi pemerintah
berbasis akrual merupakan standar akuntansi
pemerintahan yang mengadopsi standar Akuntansi METODE PENELITIAN
pemerintahan internasional (IPSAS). Standar ini, Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
sudah digunakan di beberapa negara Amerika dan deskriptif dan pengumpulan data dilakukan dengan
Eropa. Tapi di tingkat Asia Tenggara, baru wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan
Indonesia yang akan menerapkan. studi lapangan.

Penerapan basis akrual pada akuntansi bertujuan HASIL DAN PEMBAHASAN


untuk memperbaiki keterbatasan dan Implementasi Akuntansi Akrual di beberapa
ketidakcukupan informasi yang disediakan oleh negara bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan
basis kas sehingga diharapkan dapat meningkatkan terdapat negara yang mengimplementasikan
kualitas pengambilan keputusan (Mulyana, 2009). akuntansi akrual bersamaan dengan anggaran
Basis Akrual adalah Suatu basis akuntansi dimana akrual, antara lain Selandia Baru, Australia, dan
transaksi atau peristiwa ekonomi diakui, dicatat, Inggris. Selain itu juga terdapat negara yang tidak
dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat atau belum mengimplementasikan anggaran
terjadinya transaksi tersebut tanpa memperhatikan akrual, diantaranya yaitu Amerika, Belanda, dan
waktu kas diterima atau dibayar. Beban dan Indonesia (Oktaviani,2014). Penggunaan basis
pendapatan secara hati–hati disamakan. Basis akrual merupakan salah satu ciri dari praktek
Akrual menyediakan informasi yang lebih handal manajemen keuangan pemerintahan modern, yang
dan terpercaya tentang seberapa besar suatu bertujuan untuk memberikan informasi keuangan
perusahaan mengeluarkan uang atau menerima pemerintah yang lebih transparan dan akuntabel
uang dalam setiap bulannya. Pencatatan dalam pengelolaan keuangan negara.
menggunakan metode ini mengakui beban pada
saat transaski terjadi walaupun kas belum
dibayarkan. Begitu pula dengan pendapatan. Perbedaan mendasar antara PP No. 24 tahun 2005
Pendapatan dicatat pada saat transaksi pendapatan dengan PP 71 tahun 2010 antara lain:
terjadi walaupun kas atas transaksi pendapatan 1. Basis Akuntansi yang digunakan oleh PP 24
belum diterima. tahun 2005 adalah modifikasi basis kas (kas
menuju akrual), dimana basis Kas digunakan
Pada bulan Desember tahun 2013 Pemerintah untuk pengakuan pendapatan, belanja dan
menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri pembiayaan, serta basia akrual untuk
(Permendagri) No. 64 tahun 2013 yang merupakan pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas di
regulasi yang mengatur tentang implementasi PP Neraca (PP 24 tahun 2005, par 39). Sedangkan
71 tahun 2010 pada Pemerintah Daerah. PP 71 tahun 2010 basis akuntansi yang
Pemerintah Daerah, Kota Semarang merupakan digunakan adalah basis akrual untuk laporan
satu-satunya daerah di Indonesia yang sudah finansial dan basis kas untuk laporan
menerapkan akuntansi berbasis akrual sejak tahun pelaksanaan anggaran, karena sistem
2005. Kemudian diikuti oleh Kota Sleman dan penganggaran Indonesia masih menggunakan
Kota Pontianak menerapkannya, Namun Kedua basis kas. Bila penyusunan anggaran
Pemerintah daerah ini mundur dan kembali menggunakan basis akrual, maka laporan
menerapkannya PP 24 tahun 2010. Pemerintah pelaksanaan anggaran juga mengunakan basis
Swiss melalui Swiss State Secretariat for akrual. (PP 71 tahun 2010, par 44)
Economic Affairs (SECO) memberikan apresiasi, 2. Laporan Keuangan Pokok yang harus disusun
dengan memberikan hibah kepada pemerintah oleh Pemerintah daerah terdiri 7 laporan
kota Semarang keuangan yang terdiri dari laporan

2 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 10. No. 2 Desember 2015. ISSN 1858-3687 Hal.1 - 10
Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah
(Studi Pada Pemerintah Kota Semarang Dan Pemerintah Kota Bandar

pelaksanaan anggaran yang terdiri dari Laporan Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber
Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan daya ekonomi yang digunakan pemerintah
Saldo Anggaran Lebih. Serta Laporan Finansial untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan
yang terdiri dari Laporan Operasional, Laporan (PP 71 tahun 2010, par 98).
Perubahan Ekuitas, Neraca, Laporan Arus Kas
serta Catatan atas Laporan Keuangan. Langkah Implementasi Standar Akuntansi
Sedangkan berdasarkan PP 24 tahun 2005 Pemerintahan Berbasis Akrual
laporan keuangan pokok yang harus disusun Adapun langka-langkah implementasi Standar
oleh pemerintah daerah hanya 4 laporan Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual menurut
keuangan, yaitu Laporan Realisasi Anggaran, Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP)
Neraca, Laporan Arus Kas serta Catatan atas tahun 2008 adalah:
Laporan Keuangan, sedangkan Laporan 1. Menyusun bagan akun standar.
Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas BAS menurut Pasal 3 huruf c permendagri 64
bersifat opsional tahun 2013 merupakan pedoman bagi
3. PP 24 tahun 2005 belum mengatur mengenai pemerintah daerah dalam melakukan kodefikasi
penyusutan aset tetap sedangkan dalam PP 71 akun yang menggambarkan struktur laporan
tahun 2010 mengatur tentang penyusutan aset keuangan secara lengkap dirinci sebagai
tetap (Kerangka Konseptual PP 71 tahun 2010, berikut:
par 46). Pengakuan Pendapatan Pendapatan a. level 1 (satu) menunjukkan kode akun;
menurut basis kas diakui pada saat kas diterima b. level 2 (dua) menunjukkan kode
di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau kelompok;
oleh entitas pelaporan(PP 24 tahun 2005, par c. level 3 (tiga) menunjukkan kode jenis;
88), sedangkan Pendapatan-LO diakui pada saat d. level 4 (empat) menunjukkan kode obyek;
timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada dan
aliran masuk sumber daya ekonomi. e. level 5 (lima) menunjukkan kode rincian
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima obyek.
di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau Kode akun sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
oleh entitas pelaporan (PP 71 tahun 2010, par huruf a terdiri atas:
95) a. akun 1 (satu) menunjukkan aset;
4. Belanja menurut basis kas diakui pada saat b. akun 2 (dua) menunjukkan kewajiban;
terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas c. akun 3 (tiga) menunjukkan ekuitas;
Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan d. akun 4 (empat) menunjukkan
(PP 24 tahun 2005, par 89). Sedangkan Beban pendapatan-LRA;
diakui pada saat timbulnya kewajiban, e. akun 5 (lima) menunjukkan belanja;
terjadinya konsumsi aset, atau terjadinya f. akun 6 (enam) menunjukkan transfer;
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. g. akun 7 (tujuh) menunjukkan
Belanja diakui berdasarkan terjadinya pembiayaan;
pengeluaran dari Rekening Kas Umum h. akun 8 (delapan) menunjukkan
Negara/Daerah atau entitas pelaporan (PP 71 pendapatan-LO; dan
tahun 2010, par 96-97). i. akun 9 (sembilan) menunjukkan beban
5. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan 2. Tetapkan kebijakan akuntansi. Kebijakan
berdasarkan PP 24 tahun 2005 menggunakan Akuntansi Penyusunan kebijakan akuntansi
nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar bukan copy and paste semata dari PSAP, tetapi
pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar memilih standar mana yang akan diterapkan.
nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk Sebagai misal, standar memberi kemungkinan
memperoleh aset tersebut sedangkan Kewajiban pencatatan persediaan secara perpetual. Khusus
dicatat sebesar nilai nominal (PP 24 tahun 2005, untuk persediaan keperluan kantor entitas
par 90). Sedangkan berdasarkan PP 71 tahun pelaporan yang bersangkutan dapat memilih
2010 Pengukuran Unsur Laporan Keuangan¸ pencatatan persediaan secara physical atau
Menggunakan nilai perolehan Historis. Aset perpetual. Contoh kebijakan akuntansi laiinya
dicatat sebesar pengeluaran/ penggunaan adalah Penyusutan aset, pencadangan piutang
sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar tak tertagih, kapitalisasi belanja, dll.
dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh 3. Susun sistem akuntansi yang akan digunakan
aset tersebut, untuk membukukan transaksi. Perlu
dipertimbangkan apakah sistem akuntansi akan
dilaksanakan secara manual, ataukah secara
terkomputerisasi

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 10. No. 2 Desember 2015. ISSN 1858-3687 Hal. 1-10
Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah
(Studi Pada Pemerintah Kota Semarang Dan Pemerintah Kota Bandar Lampung)

menjadi Sistem Informasi Manajemen (SIM). pendapatan LRA dan Pendapatan LO pada
Sistem akuntansi pada dasarnya berisikan jurnal pemerintahan kota Semarang.
standar untuk mencatat transaksi, baik
transakasi anggaran maupun transaksi Tabel 1
finansial. Perbedaan Kebijakan Pendapatan LRA dan
4. Pilih strategi implementasi akuntansi berbasis Pendapatan LO Pemkot Semarang
akrual, Strategi implementasi ada 2:
URAIAN LRA LO
a. Langsung Akrual
(Anggaran) (Finansial)
Tahun 2015 langsung menerapkan
akuntansi berbasis akrual.
b. Paralel Run  Jika langsung Jurnal :
i. Tahun 2015 akuntansi CTA dibayar maka
paralel dgn Akrual, di mana CTA tidak terjadi Silpa Kas
formal Akrual informal. piutang Pendapatan Pendapatan
ii. Tahun 2015 akuntansi Akrual &Pendapat Pajak Pajak Reklame
paralel dgn CTA, di mana Akrual an masuk Reklame
formal CTA informal. LRA
5. Melatih dan memotivasi pegawai akuntansi
secara berkelanjutan.

Berikut ini akan kami uraikan implementasi


akuntansi Akrual pada masing-masing pemerintah  Jika tidak Jurnal : Piutang
daerah yang sudah Menerapkannya akuntansi dibayar maka Pendapatan
Akrual. timbul Tidak ada Pajak
piutang Reklame
I. Implementasi Akuntansi Akrual Pada
Pemerintah Kota Semarang
Pemerintah Kota Semarang, menjadi satu- satunya
pemerintah daerah yang menerapkan sistem
akuntansi pemerintah berbasis akrual secara penuh.
Bahkan sejak tahun 2005 (Suara Merdeka.com,
2012). Dalam mengimplementasikan Akuntansi Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran kas
Akrual pemerintah kota Semarang terlebih dahulu dari Rekening Kas Umum Daerah atau pada saat
menbangun Bagan Akun Standar. Meskipun pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
kebijakan Akuntansi kota Semarang ditetapkan disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
sebelum permendagri 64 tahun 2013 ditetapkan perbendaharaan. Sedangkan Beban diakui pada saat
yaitu, bagan akun standar kota semarang sudah Timbul kewajiban atau terjadi konsumsi aset atau
sesuai dengan permendagri tersebut. terjadi penurunan manfaat ekonomi/potensi jasa.
Belanja diukur dan dicatat berdasarkan Nominal
yang dibayarkan. Sedangkan Beban
diukur dan dicatat berdasarkan nilai perolehan/nilai
Pendapatan pada akuntansi akrual pada sekarang kas yang dikeluarkan dan atau akan
pemerintahan ada secara garis besar dibagi 2, yaitu dikeluarkan. Berikut adalah contoh pengakuan
pendapatan LO dan pendapatan LRA. Pendapatan belanja dan beban pada LRA dan LO
LO adalah akun pendapatan yang digunakan untuk
menyusun Laporan Operasional, sedangkan
pendapatan LRA adalah pendapatan akun
pendapatan yang digunakan untuk menyusun
Laporan Realisasi Anggaran.

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Semarang


untuk pengakuan pendapatan LRA adalah pada saat
kas diterima di bendahara Umum Daerah,
pendapatan LO diakui pada saat memiliki hak atas
pendapatan. Pengukuran pendapatan dengan
menganut azaz bruto. Berikut ini contoh Tabel 2
pengakuan Perbedaan Kebijakan Belanja pada LRA dan
Beban pada LO Pemkot Semarang

4 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 10. No. 2 Desember 2015. ISSN 1858-3687 Hal.1 - 10
Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah
(Studi Pada Pemerintah Kota Semarang Dan Pemerintah Kota Bandar

Umur Piutang Melebihi Penyisihan


URAIAN LRA LO Jatuh Tempo Penyisihan
(Anggaran) (Finansial)
1 bulan 1 hari s/d 3 bulan 20%
Contoh : Pada saat Pada saat
Pembelian pembelian pembelian 3 bulan 1 hari s/d 6 bulan 40%
Persedian ATK 6 bulan 1 hari s/d 9 bulan 60%
Rp.100.000 Belanja Beban persd
barang Kas 9 bulan 1 hari s/d 1 tahun 80%
Silpa 1 tahun lebih 100%

Akhir periode Pada saat Pada saat Sistem Informasi Akuntansi yang digunakan oleh
stock opname mengakui mengakui pemkot Semarang adalah MySQL dalam
sisa Rp.30.000 persediaan persediaan penyusunan Laporan keuangannya. MySQL adalah
maka dilakukan akhir tahun: akhir tahun: sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis
jurnal koreksi data SQL (bahasa Inggris: database
mengurangi Tidak ada Persediaan management system) atau DBMS yang
beban sebesar jurnal 30.000 multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta
Rp.30.000, Beban instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat
dan nampak persediaan MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis
pada persediaan 30.000 dibawah lisensi GNU General Public License
di (GPL). Implementasi akuntansi Akrual pada
neraca pemerintah kota Semarang dilakukan secara
Rp.30.000,00 langsung.

Berikut adalah kebijakan batas kapitalisasi biaya


pemeliharaan pada pemkot Semarang. II. Implementasi Akuntansi Akrual Pada
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Tabel 3
Batas kapitalisasi belanja pemeliharaan Pemerintah Kota Bandar Lampung mulai
Pemkot Semarang menerapkan PP 71 tahun 2010 untuk penyusunan
Laporan keuangan tahun 2013. Bagan akun standar
Akun Batas kapitalisasi yang di buat oleh pemerintah kota Bandar
Lampung sudah sesuai dengan permendagri 64
1. Tanah Lebih dari 15% tahun 2013. Pada Pemerintah Kota Bandar
2. Peralatan dan Lebih dari 5% Lampung, pencatatan persediaan menggunakan
mesin Metode Fisik, disajikan sebesar:
3. Gedung dan Lebih dari 6% 1. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan
Bangunan pembelian;
4. Jalan, Irigasi dan Lebih dari 20%
2. Biaya standar/Harga pokok produksi apabila
Jaringan
diperoleh dengan memproduksi sendiri;
5. Aset Tetap
lainnya Konstruksi 3. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara
Dalam Pengerjaan lainnya seperti donasi/rampasan.

Sedangkan Piutang Diakui pada saat:

Sedangkan kebijakan Penyisihan piutang pada (1) Diterbitkan surat ketetapan; atau
Pemkot Semarang dikaji dengan analisa umur
(2) Telah diterbitkan surat penagihan dan
piutang.
telah dilaksanakan penagihan;

(3) Belum dilunasi sampai dengan akhir


periode pelaporan
Tabel 4 Piutang dicatat sebesar Nilai nominal yang belum
Kebijakan Penyisihan Piutang
dilunasi dari setiap tagihan yang
Pemkot Semarang

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 10. No. 2 Desember 2015. ISSN 1858-3687 Hal. 1-10
Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah
(Studi Pada Pemerintah Kota Semarang Dan Pemerintah Kota Bandar Lampung)

ditetapkan. Piutang disajikan sebesar nilai bersih lain aset tak berwujud, kemitraan dengan pihak
yang dapat direalisasikan (net realizable value), ketiga, kas yang dibatasi penggunaannya, dan aset
oleh karena itu, terhadap piutang yang diperkirakan lain-lain. Aset Tak berwujud (goodwill, hak paten,
tidak akan tertagih dilakukan penyisihan. Bila telah royaty dll)
melalui masa jatuh tempo, piutang masih belum
Pengakuan Aset Tak Berwujud harus memenuhi
terbayarkan maka piutang tersebut harus disisihkan
kriteria sebagai berikut:
dalam bentuk Cadangan Kerugian Piutang.
Penyisihan piutang tidak tertagih dilakukan melalui 1. Kemungkinan besar diperkirakan manfaat
estimasi berdasarkan umur piutang (aging ekonomi di masa datang yang diharapkan atau
schedule). Piutang dalam aging schedule jasa potensial yang diakibatkan dari Aset Tak
dibedakan menurut jenis piutang, baik dalam Berwujud tersebut akan mengalir
kepada/dinikmati oleh entitas; dan
menetapkan umur maupun penentuan besaran yang
akan disisihkan. Perhitungan cadangan kerugian 2. Biaya perolehan atau nilai wajarnya dapat
piutang dilakukan dengan persentase tertentu dari diukur dengan andal
total saldo, besaran penyisihan piutang sama
dengan yang ditetapkan oleh pemerintah kota Pengukuran Aset Tak Berwujud diukur dengan
harga perolehan. Terhadap Aset Tak Berwujud
Semarang. dilakukan amortisasi, kecuali atas Aset Tak
Berwujud yang memiliki masa manfaat tak
Persediaan Diakui Pada Saat : terbatas. Amortisasi dapat dikukan dengan
berbagai metode seperti garis lurus, metode saldo
1. potensi manfaat ekonomi masa depan menurun dan metode unit produksi.
diperoleh dan mempunyai nilai atau biaya
yang dapat diukur dengan andal, dan Aset Lain-lain digunakan untuk mencatat aset
lainnya yang tidak dapat dikelompokkan dalam
2. pada saat diterima atau hak kepemilikannya aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran,
dan/ atau tuntutan perbendaharaan, tuntutan ganti rugi, dan
kepenguasaannya berpindah kemitraan dengan pihak ketiga
Pencatatan Persediaan Menggunakan Metode Fisik,
Aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan dari
Disajikan Sebesar:
penggunaan aktif pemerintah direklasifikasi ke
1. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan dalam Aset Lain-lain. (rusak berat, usang, dan/atau
pembelian; aset tetap yang tidak digunakan karena sedang
menunggu proses pemindahtanganan)
2. Biaya standar/Harga pokok produksi apabila
diperoleh dengan memproduksi sendiri; Pengakuan aset lain-lain diakui pada saat
dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah dan
3. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara direklasifikasikan ke dalam aset lain-lain.
lainnya seperti donasi/rampasan. Pengukuran aset tetap yang dimaksudkan untuk
dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah
Persediaan dinilai dengan menggunakan: direklasifikasi ke dalam Aset Lain- lain menurut
nilai tercatatnya. Aset lain–lain yang berasal dari
1. Metode FIFO (First In First Out), sehingga reklasifikasi aset tetap disusutkan mengikuti
persediaan yang ada tinggal persediaan sisa kebijakan penyusutan aset tetap. Aset Lain-lain
pembelian akhir, kecuali Penilaian Persediaan disajikan di dalam kelompok Aset Lainnya dan
obat menggunakan Metode FIFO dengan diungkapkan secara memadai di dalam CaLK.
mempertimbangkan kadaluarsa;
Aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan dari
2. Harga pembelian terakhir apabila setiap unit penggunaan aktif pemerintah direklasifikasi ke
persediaan nilainya tidak material dan dalam Aset Lain-lain. (rusak berat, usang, dan/atau
bermacam-macam jenis. aset tetap yang tidak digunakan karena sedang
menunggu proses pemindahtanganan). Pengakuan
Aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset aset lain-lain diakui pada saat dihentikan dari
lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan penggunaan aktif pemerintah dan direklasifikasikan
dana cadangan. Aset lainnya antara ke dalam aset lain-lain

6 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 10. No. 2 Desember 2015. ISSN 1858-3687 Hal.1 - 10
Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah
(Studi Pada Pemerintah Kota Semarang Dan Pemerintah Kota Bandar

Pengukuran aset tetap yang dimaksudkan untuk Pembiayaan, Apropriasi Belanja, Apropriasi
dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah Pengeluaran Pembiayaan, dan Estimasi Perubahan
direklasifikasi ke dalam Aset Lain- lain menurut SAL, Surplus/Defisit - LRA.
nilai tercatatnya. Aset lain–lain yang berasal dari
reklasifikasi aset tetap disusutkan mengikuti Ekuitas untuk Dikonsolidasikan digunakan untuk
kebijakan penyusutan aset tetap. mencatat reciprocal account untuk kepentingan
konsolidasi, yang mencakup antara lain Rekening
Aset Lain-lain disajikan di dalam kelompok Aset Koran PPKD.
Lainnya dan diungkapkan secara memadai di
dalam CaLK. Pendapatan-LO merupakan hak pemerintah daerah
yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam
Pengakuan Kewajiban periode tahun anggaran yang bersangkutan dan
tidak perlu dibayar kembali.
1. Kewajiban diakui pada saat:
Pendapatan-LO diakui pada saat:
2. Dana pinjaman diterima oleh pemerintah;
atau 1. Timbulnya hak atas pendapatan. Kriteria ini
dikenal juga dengan earned.
3. Dana pinjaman dikeluarkan oleh kreditur
sesuai dengan kesepakatan pemerintah 2. Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran
daerah; atau masuk sumber daya ekonomi baik sudah
diterima pembayaran secara tunai (realized)
4. Pada saat kewajiban timbul.
maupun masih berupa piutang (realizable)
5. Kewajiban dapat timbul dari:
Pendapatan Non Operasional mencakup antara lain
6. Transaksi dengan pertukaran (exchange Surplus Penjualan Aset Nonlancar, Surplus
transactions); Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang, Surplus
dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
7. Transaksi tanpa pertukaran (non- exchange
transactions), sesuai hukum yang berlaku 3 (tiga) alternative pengakuan :
dan kebijakan yang diterapkan, yang belum
1) Pendapatan pajak yang didahului oleh
dibayar lunas sampai dengan saat tanggal
penerbitan Surat Ketetapan. diakui ketika
pelaporan;
telah diterbitkan penetapan berupa Surat
8. kejadian yang berkaitan dengan pemerintah Ketetapan (SK) atas pendapatan terkait
(government-related events); dan
2) Pendapatan pajak yang didahului dengan
9. Kejadian yang diakui pemerintah penghitungan sendiri oleh wajib pajak
(government-acknowledged events). (self assessment) dan dilanjutkan
dengan pembayaran oleh wajib pajak
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal yang berdasarkan perhitungan tersebut. diakui
mencerminkan nilai kewajiban pemerintah daerah ketika telah diterbitkan penetapan berupa
pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Surat Ketetapan (SK) atas pendapatan
terkait
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang
merupakan selisih antara aset dan kewajiban 3) Pendapatan retribusi yang
pemerintah pada tanggal laporan. Saldo Ekuitas pembayarannya diterima untuk memenuhi
berasal dari Ekuitas awal ditambah (dikurang) oleh kewajiban dalam periode tahun berjalan
Surplus/Defisit LO dan perubahan lainnya seperti diakui ketika pembayaran telah diterima.
koreksi nilai persediaan, selisih evaluasi Aset
Tetap, dan lain-lain.

Ekuitas SAL digunakan untuk mencatat akun Pendapatan-LO operasional non pertukaran, diukur
perantara dalam rangka penyusunan Laporan sebesar aset yang diperoleh dari transaksi non
Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan SAL pertukaran yang pada saat perolehan tersebut
mencakup antara lain Estimasi Pendapatan, diukur dengan nilai wajar. Pendapatan-LO dari
Estimasi Penerimaan transaksi pertukaran diukur dengan menggunakan
harga

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 10. No. 2 Desember 2015. ISSN 1858-3687 Hal. 1-10
Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah
(Studi Pada Pemerintah Kota Semarang Dan Pemerintah Kota Bandar Lampung)

sebenarnya (actual price) yang diterima ataupun


menjadi tagihan sesuai dengan perjanjian yang
telah membentuk harga

Tabel 5
Perbedaan Kebijakan Pendapatan LRA dan
Pendapatan LO Pemkot Bandar Lampung

URAIAN LRA (Anggaran) LO (Finansial)

 Pengakuan a. Diterima di Rekening Kas Umum a. Timbulnya hak atas pendapatan.


Daerah; atau b. Pendapatan direalisasi
b. Diterima oleh SKPD; atau
c. Diterima entitas lain diluar pemerintah
daerah atas nama BUD.

Pengukuran a. membukukan penerimaan bruto, dan tidak a. Pendapatan-LO operasional non pertukaran,
mencatat jumlah netonya (setelah diukur sebesar aset yang diperoleh dari transaksi
dikompensasikan dengan non pertukaran yang pada saat perolehan tersebut
pengeluaran) diukur dengan nilai wajar
b. diukur dengan menggunakan nilai nominal b. Pendapatan-LO dari transaksi pertukaran diukur
kas yang masuk ke kas daerah dari sumber dengan menggunakan harga sebenarnya (actual
pendapatan dengan menggunakan asas price) yang diterima ataupun menjadi tagihan
bruto sesuai dengan perjanjian yang telah membentuk
c. Dalam hal besaran pengurang terhadap harga
Pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat
variabel terhadap pendapatan dimaksud
dan tidak dapat dianggarkan terlebih
dahulu dikarenakan proses belum selesai,
maka asas bruto dapat dikecualikan
d. Pengecualian azas bruto dapat terjadi jika
penerimaan kas dari pendapatan tersebut
lebih mencerminkan aktivitas pihak lain
dari pada pemerintah daerah atau
penerimaan kas tersebut berasal dari
transaksi yang perputarannya cepat,
volume transaksi banyak dan jangka
waktunya singkat

Beban bunga diakui saat bunga tersebut


jatuh tempo untuk dibayarkan
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, 2. Beban Subsidi
terjadi konsumsi aset, atau terjadinya penurunan Beban subsidi diakui pada saat kewajiban
manfaat ekonomi atau potensi jasa/saat terjadinya pemerintah daerah untuk memberikan
peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah tanpa subsidi telah timbul.
diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah. 3. Beban hibah
Pengakuan beban hibah sesuai NPHD
dilakukan bersamaan dengan penyaluran
4. Beban Bantuan social
Pengakuan beban bantuan sosial
dilakukan bersamaan dengan penyaluran
Pengakuan Beban PPKD
5. Beban penyisihan piutang
1. Beban bunga

8 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 10. No. 2 Desember 2015. ISSN 1858-3687 Hal.1 - 10
Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah
(Studi Pada Pemerintah Kota Semarang Dan Pemerintah Kota Bandar

Beban Penyisihan Piutang diakui saat Bandar Lampung masih menggunakan laporan
akhir tahun. keuangan berdasarkan PP 24 tahun 2005. Dalam
6. Beban Transfer Penyusunan Laporan keuangannya Pemerintah
Beban transfer diakui saat diterbitkan Kota Bandar Lampung menggunakan Microsoft
SP2D atau pada saat timbulnya kewajiban Excel. Yang membedakan Implementasi Akuntansi
pemerintah daerah (jika terdapat dokumen Akrual antara Pemerintah Kota Bandar Lampung
yang memadai). Dalam hal pada akhir dengan Pemerintah Kota Semarang dan
Tahun Anggaran terdapat pendapatan Tanggerang adalah, pengakuaan pendapatan LO
yang harus dibagihasilkan tetapi belum sesuai dengan Kronologis transaksi karena
disalurkan dan sudah diketahui daerah Pemerintah Kota Bandar Lampung sudah
yang berhak menerima, maka nilai melakukan sesus ulang terhadap objek Pajak.
tersebut dapat diakui sebagai beban.

KESIMPULAN
Pengakuan Beban SKPD Berdasarkan pembahasan masalah yang diuraikan
di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
1. Beban pegawai
berikut.
Beban pegawai melalui mekanisme LS,
2. Pemerintah Kota semarang
diakui saat diterbitkan SP2D atau pada
mengimplementasi Akuntansi Akrual sejak
saat timbulnya kewajiban pemerintah
tahun 2005. Bagan Akun Standar yang
daerah. Melalui GU/UP/TUbeban
disusun dan kebijakan akuntansi yang
pegawai diakui ketika bukti pembayaran
ditetapkan Oleh Pemerintah Kota Semarang
beban
sudah sesuai dengan peraturan berlaku. Untuk
2. Beban Barang
penyusunan Laporan keuangan, Pemerintah
Beban barang diakui ketika bukti
Kota Semarang menggunakan MySQL.
penerimaan barang atau Berita Acara
3. Pemerintah kota Bandar Lampung mulai
Serah Terima ditandatangani. Dalam hal
menerapkan Akuntansi akrual sejak tahun
pada akhir tahun masih terdapat barang
2013, secara bertahap dimana secara formal
persediaan yang belum terpakai, maka
masih menggunakan PP 24 tahun 2005 dalam
dicatat sebagai pengurang beban
penyusunan Laporan Keuangannya. Secara
Beban dari transaksi non pertukaran diukur sebesar informal mereka juga menyusun Laporan
aset yang digunakan atau dikeluarkan yang pada Keuangan berdasarkan PP 71 tahun 2010.
saat perolehan tersebut diukur dengan nilai wajar. Untuk penyusunan Laporan keuangan,
Beban dari transaksi pertukaran diukur dengan Pemerintah Kota Bandar Lampung
menggunakan harga sebenarnya (actual price) menggunakan Microsoft Excell. Bagan Akun
yang dibayarkan ataupun yang menjadi tagihan Standar yang disusun dan kebijakan akuntansi
sesuai dengan perjanjian yang telah membentuk yang ditetapkan Oleh Pemerintah Kota
harga. Semarang sudah sesuai dengan peraturan
berlaku.
Untuk Penyusunan laporan keuangan pemerintah
kota Semarang menggunakan Microsoft Excell.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kabid DAFTAR REFERENSI
Akuntansi dan pelaporan pemerintah kota
Semarang alas an penggunaan Microsoft Excell Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota
dalam penyusunan laporan keuangan adalah lebih Semarang, 2013
mudah di pahami dan lebih ekonomis.

Pemerintah Kota Bandar Lampung menggunakan Kebijakan Akuntansi pemerintah Kota Bandar
metode implementasi bertahap, dimana Pemerintah Lampung, 2015
Kota Bandar Lampung menyusun dua versi
Laporan keuangan, baik berdasarkan PP 24 Oktaviani et al., Overview Implementasi
tahun 2005 maupun Accrual-Based Budgeting pada Entitas
berdasarkan PP 71 tahun 2010. Dimana secara Pemerintahan, E-Journal Ekonomi Bisnis
formal dan untuk tujuan pemeriksaan laporan dan Akuntansi 2014, Volume 1 (1): 56-66
Keuangan Oleh BPK Pemerintah Kota
Suara Merdeka.com, 03 September 2012, Pemkot
Pelopori Penggunaan Akuntansi

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 10. No. 2 Desember 2015. ISSN 1858-3687 Hal. 1-10
Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah
(Studi Pada Pemerintah Kota Semarang Dan Pemerintah Kota Bandar Lampung)

Berbasis Akrual, diunduh tanggal 1 April 2013

Undang–Undang No. 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara

Undang–Undang No.1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara

Undang–Undang No.32 Tahun 2004 tentang


Pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 tentang


Standar Akuntansi Pemerintah

Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang


Standar Akuntansi Pemerintah

10 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 10. No. 2 Desember 2015. ISSN 1858-3687 Hal.1 -

You might also like