Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

77

Commed : Jurnal Komunikasi dan Media Vol. 6 No. 1 Agustus 2020 ISSN. 2527-8673
E-ISSN. 2615.6725

Pengaruh Brand Ambassador dan Word of Mouth


Terhadap Brand Image Produk Fashion Damn! I Love Indonesia
Di Kalangan Mahasiswa Tangerang
1
Rinaldo Rusli, 2Rabella Dimelati Hutabarat, 3Yonaz Salasa

1
Universitas Multimedia Nusantara
2,3
LSPR Communication and Business Institute
aldoorusli@gmail.com

Diterima : 12 Februari 2021; Review : 07 Maret 2021; Direvisi Author : 10 Mei 2021; Terbit : 14 Agustus 2021

Abstract
Back at the time when brand was not considered as important for the consumers, people can
easily choose and use the goods based on their basic needs. As time goes by, brand becomes one
of the most important things for the customer since it reflects their identity and character. There
are some of strategies used by the producers of goods to create good images towards particular
brand, one of the strategies commonly used are the brand ambassador and word of mouth strategy.
These strategies considered as important and effective in creating brand image in the eye of the
consumers. Based on those explanation, this research will analyze how significant does the role of
brand ambassador and word of mouth towards the brand image of fashion product namely Damn! I
Love Indonesia. The researcher will use explanative survey method. However, the data of the
research will be processed by using SPSS Version 22 for Windows. The result of the research
indicated that the influence of the brand ambassador to the brand image is counted as 41,6 % and
influence word of mouth to the brand image is counted as 18,8%.

Keywords : Brand; Brand Ambassador; Brand Image; Word of Mouth.

1. PENDAHULUAN sangat tinggi, oleh karena itu perusahaan


Komunikasi yang baik diperlukan dituntut untuk menggunakan berbagai
dalam segala hal dan merupakan hal strategi pemasaran, seperti advertising,
yang penting agar tidak terjadi kesalahan direct marketing, events, sponsorship,
dalam memberikan makna terhadap word of mouth, brand publicity, brand
suatu hal. Dalam kaitan komunikasi ambassador, dan sebagainya.
dengan public relation (PR), strategi-
Saat ini komunikasi dari mulut ke
strategi PR banyak digunakan dalam
mulut (word of mouth) merupakan salah
implikasi komunikasi di kehidupan
satu saluran komunikasi yang sering
sehari-hari, terutama dalam pemasaran.
digunakan oleh perusahaan karena
Saat ini persaingan antara satu
dinilai sangat efektif dalam
perusahaan dengan perusahaan lainnya
78
Commed : Jurnal Komunikasi dan Media Vol. 6 No. 1 Agustus 2020 ISSN. 2527-8673
E-ISSN. 2615.6725

memperlancar proses pemasaran dan kompetitor. Konsumen juga dapat


mampu memberikan keuntungan kepada merasakan “user imaginery” ketika
perusahaan. Word of mouth tidak menggunakan produk yang diwakilkan
membutuhkan biaya yang begitu besar, oleh brand ambassador tertentu,
tetapi dapat memperoleh efektivitas konsumen dapat merasakan seperti
yang sangat tinggi. Kotler dan Keller brand ambassador saat menggunakan
(2012) mengatakan bahwa word of produk. (Royan, 2004:8) mengatakan
mouth communication atau komunikasi bahwa seorang brand ambassador akan
dari mulut ke mulut adalah sebuah proses sangat berpengaruh apabila memiliki
komunikasi yang berupa memberikan kredibilitas yang didukung faktor
sebuah rekomendasi baik secara keahlian, sifat dapat dipercaya dan
personal baik ke individu maupun adanya kesukaan brand ambassador
kelompok terhadap suatu produk atau juga berfungsi sebagai penyampai
jasa. Jika word of mouth yang pesan tentang produk yang dapat
ditimbulkan positif maka akan mempengaruhi brand image pada
mendapatkan keuntungan bagi produk tersebut.
perusahaan. Akan tetapi jika terjadi
Berbagai macam produk baru
sebaliknya yakni word of mouth yang
bermunculan mengikuti arus kebutuhan
ditimbulkan negatif maka akan
persaingan pasar. Dalam setiap jenis
mendapatkan kerugian bagi perusahaan.
usaha, perusahaan diharapkan dapat
Selain itu, berkembangnya menghasilkan produk yang memiliki
pemasaran yang semakin pesat ini mulai karakteristik dengan tujuan agar
menuntut perusahaan untuk dapat konsumen dapat lebih mudah untuk
mengembangkan strategi pemasarannya membedakan produk tersebut dengan
agar dapat menarik dan mempertahankan produk pesaing. Lalu, sebelum pada
konsumennya. Salah satu cara untuk hal tahap keputusan untuk membeli,
tersebut adalah dengan menggunakan konsumen akan mencari informasi
brand ambassador. Penggunaan brand mengenai image yang tertanam pada
ambassador dapat memberikan identitas brand tersebut. Persepsi yang positif dan
atau ciri khas khusus bagi suatu kepercayaan konsumen terhadap suatu
perusahaan yang membedakannya dari brand akan menciptakan brand image
79
Commed : Jurnal Komunikasi dan Media Vol. 6 No. 1 Agustus 2020 ISSN. 2527-8673
E-ISSN. 2615.6725

yang positif. Brand image yang baik ambassador dari Indonesia seperti Rio
merupakan salah satu aset bagi Dewanto, Sherina Munaf, Bambang
perusahaan karena brand mempunyai Pamungkas, Shireen Sungkar, dan
suatu dampak pada setiap persepsi Vierratale. Para brand ambassador
konsumen. Dengan demikian masyarakat tersebut dinilai fashionable, dihormati,
akan mempunyai kesan positif terhadap berprestasi dan memiliki dedikasi dalam
perusahaan. Saat ini intensitas dunia hiburan sehingga dikenal oleh
persaingan di kalangan industri atau masyarakat Indonesia. Karakter para
dunia bisnis semakin tinggi. Setiap brand ambassador yang berbeda dan
perusahaan dituntut untuk semakin unik merupakan cara untuk mewakili
kreatif dan mampu menawarkan nilai keyakinan UNIQLO bahwa pakaian
lebih baik bagi konsumennya yang hebat adalah pakaian yang dapat
dibandingkan dengan para pesaing. menawarkan kepada setiap individu
Tingkat kompetensi bisnis seperti itu komponen untuk menciptakan gaya unik
sudah dirasakan hampir di semua sektor milik sendiri. Selain itu, word of mouth
bisnis, baik sektor industri maupun jasa. juga berperan dalam pemasaran
UNIQLO. Merek tersebut merupakan
Saat ini banyak perusahaan
salah satu merek favorit di Jepang dan
maupun bisnis yang menggunakan
sudah menjadi pembicaraan banyak
brand ambassador dan word of mouth
orang, sehingga ketika brand tersebut
sebagai strategi pemasarannya, salah
masuk ke Indonesia, banyak masyarakat
satunya ada pada perusahaan yang
Indonesia yang tertarik dengan produk
menjual produk fashion. Salah satu
tersebut.
produk fashion yang berhasil masuk ke
Indonesia dan langsung berhasil dengan Peneliti mengambil salah satu
menggunakan brand ambassador dan industri fashion besar di Indonesia, yaitu
word of mouth yaitu “UNIQLO”. PT. Dinamika Anak Muda Nasional
UNIQLO merupakan brand pakaian (Damn! I Love Indonesia). PT.
global asal Jepang tetapi bisa langsung Dinamika Anak Muda Nasional (Damn!
diterima oleh masyarakat Indonesia I Love Indonesia) merupakan industri
karena dalam pemasarannya UNIQLO fashion yang dimiliki oleh Daniel
pernah menggunakan beberapa brand Mananta sebagai bentuk apresiasi
80
Commed : Jurnal Komunikasi dan Media Vol. 6 No. 1 Agustus 2020 ISSN. 2527-8673
E-ISSN. 2615.6725

terhadap tanah airnya, Indonesia. Dalam brand ambassador dan word of mouth
pemasarannya, “DAMN” yang terhadap brand image Damn! I Love
merupakan singkatan yang berasal dari Indonesia dengan menggunakan metode
nama founder-nya yaitu Daniel Mananta penelitian kuantitatif yang bersifat
dan menambahkan “I Love Indonesia” eksplanatif untuk menguji hubungan
karena Daniel sangat cinta pada dalam variabel. Tujuan dari penelitian
Indonesia dengan budaya dan etnik- ini adalah untuk mengetahui seberapa
etniknya mengajak generasi muda agar besar pengaruh brand ambassador dan
tidak lupa dengan budaya negaranya word of mouth terhadap brand image
sendiri dan bangga, serta agar konsumen Damn! I Love Indonesia di kalangan
asing bisa menyukai budaya Indonesia. mahasiswa Tangerang.

Dalam pemasarannya, Damn! I Kotler (2012) mengatakan bahwa


Love Indonesia menggunakan pengaruh brand adalah nama, istilah, tanda, simbol
dari Daniel Mananta sendiri sebagai atau apa pun untuk mengindentifikasikan
brand ambassador dan word of mouth dan mendiferensiasikan barang atau jasa
yang tercipta di publik dalam dari suatu perusahaan. Munculnya
membangun brand image-nya. Dalam sebuah brand merupakan dasar untuk
berbagai kesempatan, Daniel sering membedakan perusahaan, produk, atau
menggunakan produknya sendiri dengan layanannya dengan yang lainnya
maksud untuk mempromosikan (Miletsky dan Smith, 2009:3). Salah satu
produknya ke publik. Daniel juga peran dalam sebuah perusahaan terhadap
memberikan secara gratis produknya brand adalah menciptakan brand
kepada selebriti lokal sebagai rekan awareness. Dalam buku yang berjudul
public figure dan sarana marketing yang “Strategic Brand Management”, Kevin
bagus. Dengan memberikan secara gratis Lane Keller (2013) mengatakan bahwa
kepada selebriti lokal, secara tidak brand awareness adalah kemampuan
langsung akan menciptakan pengaruh konsumen untuk mengidentifikasi dan
dalam word of mouth dan membantu mengenali produk dalam kategori yang
dalam mempromosikan produk tersebut. berbeda.

Dengan demikian, peneliti ini Terdapat beberapa tahapan


bermaksud untuk mengetahui pengaruh konsumen untuk dapat mengidentifikasi
81
Commed : Jurnal Komunikasi dan Media Vol. 6 No. 1 Agustus 2020 ISSN. 2527-8673
E-ISSN. 2615.6725

dan mengenali merek suatu produk. identitas perusahaan atau produk yang
Tahap pertama adalah Unware of Brand ditunjukkan melalui penampilan, sikap,
yakni konsumen masih ragu dan tidak dan seluruh hal positif dari brand
sadar akan suatu brand. Hal ini membuat ambassador tersebut.
konsumen masih ragu untuk membeli
Menurut Lea-Greenwood (2012:88)
sebuah produk. Tahap kedua adalah
brand ambassador adalah sebuah alat
Brand Recognition yakni konsumen
komunikasi yang digunakan oleh suatu
mampu mengidentifikasi brand jika
perusahaan untuk dapat terhubung
diberi stimulus terlebih dahulu melalui
dengan publik agar penjualanannya
edukasi atau pemaparan yang dilakukan
dapat meningkat. Penggunaan brand
oleh perusahaan. Tahap ketiga adalah
ambassador dilakukan oleh perusahaan
Brand Recall. Pada tahapan ini
untuk memengaruhi atau mengajak
konsumen sudah dapat mengetahui
konsumen. Hal ini bertujuan agar
sebuah brand tanpa diberikan stimulus
konsumen tertarik menggunakan produk
terlebih dahulu oleh perusahaan, hanya
yang dipasarkan, terlebih karena
perlu sedikit rangsangan pada konsumen
pemilihan brand ambassador biasanya
untuk dapat mengenalinya. Hal ini dapat
didasarkan pada pencitraan melalui
menjadi daya penentu pelanggan untuk
seorang selebriti yang sudah terkenal
melakukan pembelian barang. Tahapan
(Royan, 2004: 7).
terakhir adalah Top of Mind yakni
konsumen sudah dapat mengenali brand Menurut Lea-Greenwood (2012:77),
dengan baik dan brand tersebut sudah terdapat beberapa indikator brand
memiliki tempat yang istimewa di benak ambassador, antara lain:
konsumen.
1. Transference adalah seorang
Dalam strategi untuk memperkuat selebriti yang digunakan mendukung
brand, banyak cara yang dapat digunakan sebuah merek karena terkait dengan
salah satunya adalah dengan profesi mereka.
menggunakan brand ambassador. Brand 2. Congruence (kesesuaian) adalah
ambassador dapat memberikan adanya kesesuaian antara merek dan
karakteristik dan ciri bagi suatu brand selebriti.
yang bermaksud untuk mewujudkan
82
Commed : Jurnal Komunikasi dan Media Vol. 6 No. 1 Agustus 2020 ISSN. 2527-8673
E-ISSN. 2615.6725

3. Kredibilitas adalah dimana atau komunikasi dari mulut ke mulut


konsumen dapat mempercayai adalah sebuah proses komunikasi yang
selebriti yan gdigunakan untuk berupa memberikan sebuah
menyampaikan informasi karena rekomendasi baik secara personal baik
keahilian, pengetahuan dan ke individu maupun kelompok terhadap
pengalamannya. suatu produk atau jasa. Word of Mouth
4. Daya tarik adalah tampilan non-fisik juga dapat menjadi promosi yang efektif
yang menarik untuk dapat karena pada umumnya disampaikan dari
mempengaruhi konsumen sehingga konsumen, oleh konsumen, dan untuk
konsumen terpengaruh untuk konsumen. Selain itu, word of mouth
membeli maupun menggunakan tidak membutuhkan biaya yang besar
produk. atau dapat dikatakan sebagai iklan secara
Menurut Lea-Greenwood (2012:87), gratis.
brand ambassador juga memiliki
Menurut pendapat Sernovitz (2012)
manfaat yakni Press Coverage,
terdapat tiga motivasi dasar yang
Changing Perceptions of The Brand,
mendorong terjadinya word of mouth,
Attracting New Customers, dan
yakni konsumen menyukai jasa atau
Freshening Up an Existing Campaign.
produk perusahaan, membicarakannya
Setelah brand ambassador membuat konsumen merasa lebih baik,
memberikan kekuatan kepada brand dan konsumen merasa terhubung dengan
dalam pemasarannya, maka dibutuhkan suatu kelompok saat membicarakannya.
juga saluran komunikasi yang baik dan
Ketika sebuah brand sudah
efektif tentang brand tersebut yaitu word
didukung dengan brand ambassador dan
of mouth atau komunikasi dari mulut ke
word of mouth yang positif, maka hal
mulut. Word of mouth dapat membantu
tersebut akan berpengaruh terhadap
proses pemasaran karena membantu
image dari brand tersebut. Brand image
memberikan komunikasi yang berupa
yang baik akan menggambarkan
pemberian informasi dan rekomendasi
karakteristik yang baik bagi suatu brand
tentang brand tersebut.
di benak konsumen. Menurut Kotler dan
Kotler dan Keller (2012) mengatakan Keller (2012), brand image adalah
bahwa word of mouth communication sebuah persepsi (image) yang diciptakan
83
Commed : Jurnal Komunikasi dan Media Vol. 6 No. 1 Agustus 2020 ISSN. 2527-8673
E-ISSN. 2615.6725

oleh konsumen terhadap suatu brand. 1. Favorability of Brand Association,


Bila suatu perusahaan berhasil yaitu dimana produk tersebut
menciptakan image yang positif dan kuat merupakan produk yang unggul
maka hasilnya akan dapat dirasakan dalam persaingan.
dalam jangka waktu yang panjang, 2. Strength of Brand Association /
terlebih lagi jika selalu dapat menjaga Familiarity of Brand Association,
image baik dan positifnya dengan selalu yaitu kekuatan asosiasi merek
konsisten memberikan dan memenuhi dengan menggunakan strategi
janji yang melekat pada citra yang telah komunikasi melalui iklan atau
dibentuk tersebut. Terdapat faktor-faktor media komunikasi lainnya.
yang dapat mendukung terbentuknya Uniquesness of Brand Association,
brand image dalam keterkaitannya yaitu keunikan–keunikan yang dimiliki
dengan asosiasi merek yakni sebagai oleh produk tersebut.
berikut.

2. METODOLOGI PENELITIAN sampelnya penelitian ini menggunakan


Penelitian ini menggunakan cluster random sampling, dilakukan
metode eksplanatif survei dengan dengan menggunakan tabel yang bisa
pendekatan kuantitatif. Sugiyono dipakai untuk menentukan jumlah sampel
(2013:22) menyatakan bahwa penelitian yang dibuat oleh Krejcie dan Morgan
eksplanatif merupakan penelitian (1970) dalam Uma Sekaran (1992) yang
bertujuan untuk menguji suatu teori atau dilampirkan oleh Sugiyono (2013:177)
hipotesis guna memperkuat atau bahkan pada bukunya yang berjudul “Statistika
menolak teori atau hipotesis hasil untuk Penelitian”.
penelitian yang sudah ada. Survei yang
Gambar Tabel untuk menentukan sampel
dilakukan melalui penyebaran kuisioner
kepada para responden dan akan
dianalisis atau diolah datanya
menggunakan SPSS 22 for Windows.

Populasi dalam penelitian ini


adalah seluruh mahasiswa Universitas
yang berada di Tangerang. Lalu untuk Sumber: (Sugiyono, 2013)
84
Commed : Jurnal Komunikasi dan Media Vol. 6 No. 1 Agustus 2020 ISSN. 2527-8673
E-ISSN. 2615.6725

Peneliti menggunakan 384 brand image Produk Damn! I Love


sampel untuk dijadikan responden, Indonesia.
karena 384 dianggap dapat mewakili
H1: ρ1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh
1.000.000 populasi mau pun lebih
secara bersamaan antara brand
hingga tak terhingga. Cluster atau unit
ambassador dan word of mouth terhadap
samplingnya dibagi menjadi:
brand image Produk Damn! I Love
1. Universitas Pelita Harapan Indonesia.
2. Universitas Multimedia Nusantara
H0: ρ2 = 0, artinya tidak terdapat
3. Universitas Matana
pengaruh brand ambassador terhadap
4. Universitas Islam Syekh Yusuf
brand image Produk Damn! I Love
5. Universitas Swiss German
Indonesia.
6. Universitas Pamulang
7. Universitas Pramita H1: ρ2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh
8. Universitas Muhammadiyah brand ambassador terhadap brand
Tangerang image Produk Damn! I Love Indonesia.
9. Universitas Pembangunan Jaya
Tangerang H0: ρ3 = 0, artinya tidak terdapat

10. Universitas Surya pengaruh word of mouth terhadap


brand image Produk Damn! I Love

Hipotesis Penelitian Indonesia.

H0: ρ1 = 0, artinya tidak terdapat H1: ρ3 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh

pengaruh secara bersamaan antara brand word of mouth terhadap brand image
Ambassador dan word of mouth terhadap Produk Damn! I Love Indonesia.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil responden berdasarkan jenis berdasarkan usia menyatakan bahwa


kelamin menyatakan bahwa responden responden yang berusia 17-20 tahun ada
berjenis kelamin laki-laki terdapat 119 209 orang (54,43%), untuk usia 21-24
orang (30,99%) dan perempuan 265 tahun ada 173 orang (45,05%), untuk usia
orang (69,01%). Profil responden 25-28 tahun ada 1 orang (0,26%), untuk
85
Commed : Jurnal Komunikasi dan Media Vol. 6 No. 1 Agustus 2020 ISSN. 2527-8673
E-ISSN. 2615.6725

usia di atas 28 tahun juga ada 1 orang Tabel 1. Uji Korelasi Variabel Brand
(0,26%). Profil responden berdasarkan Ambassador (X1) dengan Variabel Brand
Image (Y)
uang saku per bulan menyatakan bahwa
uang saku yang di bawah 1.000.000
rupiah ada 86 orang (22,40%), untuk
yang uang sakunya 1.000.001-3.000.000
rupiah ada 255 orang (66,41%), untuk
yang uang sakunya 3.000.001-5.000.000
ada 29 orang (7,55%), dan untuk yang
uang sakunya diatas 5.000.001 ada 14
orang (3.64%). Sumber: olah data SPSS 22

Profil responden berdasarkan Berdasarkan tabel 1. di atas,

pengeluaran dalam 3 bulan terakhir untuk dapat diketahui bahwa tingkat korelasi

membeli produk fashion menyatakan kuat karena besar koefisien adalah 0,645.

bahwa yang mengeluarkan di bawah Berdasarkan tabel 4.10, koefisien 0,645

500.000 ada 146 orang (38,02%), di terletak di koefisien korelasi berkisar

500.001-1.000.000 ada 147 orang antara > 0,5 – 0,75. Nilai koefisien

(38,28%), di 1.000.001-1.500.000 ada 50 korelasi juga bernilai positif, maka

orang (13,02%), dan di atas 1.500.001 antara variabel brand ambassador (X1)

ada 41 orang (10,68%). Profil responden dengan variabel brand image (Y)
berdasarkan frekuensi membeli produk mempunyai hubungan searah. Artinya,
fashion dalam 3 bulan terakhir jika nilai variabel X1 meningkat, maka
menyatakan bahwa yang membeli nilai variabel Y akan ikut meningkat
sebanyak 1 kali dalam 3 bulan terakhir juga.
ada 67 orang (17,45%), membeli
Tabel 2. Uji Korelasi Variabel Word of
sebanyak 2 kali 117 orang (30,47%), Mouth (X2) dengan Variabel Brand
membeli sebanyak 3-5 kali ada 155 orang Image (Y)
(40,36%), dan yang membeli sebanyak
lebih dari 5 kali ada 45 orang (11,72%).
86
Commed : Jurnal Komunikasi dan Media Vol. 6 No. 1 Agustus 2020 ISSN. 2527-8673
E-ISSN. 2615.6725

terpenuhi. Sehingga Damn! I Love


Indonesia harus mengubah atau
menambah jenis model dari produk
fashion-nya agar responden menjadi
yakin dengan penampilannya dan
harapan responden menjadi terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan dan karakter

Sumber: olah data SPSS 22 mereka masing-masing.

Hasil Uji Pengaruh Brand Ambassador Untuk product image, merek dan

dan Word Of Mouth Secara Bersama desain dari Damn! I Love Indonesia

Terhadap Brand Image sudah baik sehingga harus tetap


dipertahankan karena banyak responden
Hasil Uji menunjukkan bahwa
yang setuju bahwa merek dan desainnya
brand ambassador dan word of mouth
mudah diingat serta menarik, tetapi
secara bersama memiliki pengaruh
masih banyak responden yang ragu
positif terhadap brand image, walaupun
dengan keberagaman produk fashion
pengaruh word of mouth tidak sebesar
dari Damn! I Love Indonesia. Sehingga
brand ambassador. Image perusahaan
Damn! I Love Indonesia harus
yang terbentuk di benak responden sudah
menambah jenis produknya agar
sesuai dengan tujuan dari Damn! I Love
kebutuhan pakaian responden dapat
Indonesia karena banyak responden
terpenuhi. Brand image antara Damn! I
yang setuju dengan hal tersebut,
Love Indonesia dengan Daniel Mananta
sehingga pengaruh dari brand
sudah terbentuk di benak konsumen.
ambassador dan word of mouth dapat
Ketika mengatakan Damn! I Love
dikatakan berhasil. Dalam user image,
Indonesia pasti akan teringat dengan
banyak responden yang masih ragu
Daniel Mananta, begitu juga sebaliknya.
dengan penampilannya sesaat sebelum
menggunakan Damn! I Love Indonesia Hasil uji menunjukkan bahwa

dan banyak juga responden yang masih brand ambassador memiliki pengaruh

ragu bahwa harapan mereka tentang positif terhadap brand image. Daya tarik

Damn! I Love Indonesia selalu dari Daniel Mananta sebagai brand


ambassador memang sangat baik,
87
Commed : Jurnal Komunikasi dan Media Vol. 6 No. 1 Agustus 2020 ISSN. 2527-8673
E-ISSN. 2615.6725

banyak orang yang sudah mengetahui sebagai “street wear”. Pengaruh brand
Daniel Mananta, tetapi untuk mengikuti ambassador terhadap brand image
gaya penampilannya, responden masih produk fashion Damn! I Love Indonesia
ragu. Sehingga Daniel Mananta harus cukup besar karena brand ambassador
lebih sering lagi menunjukkan dari produk yaitu Daniel Mananta
kesehariannya dalam berpenampilan merupakan sosok yang memiliki reputasi
seperti di media sosial pribadinya agar dan kredibilitas baik di kalangan
orang lain mau mengikuti gaya masyarakat Indonesia. Brand
penampilannya. Keahlian Daniel ambassador dapat membentuk brand
Mananta dalam menyampaikan image dari sebuah produk. Daniel
informasi sudah baik dan banyak Mananta dapat memberikan karakter
responden yang memahami informasi terhadap produk tersebut sehingga
tersebut, sehingga cara Daniel dalam produknya dapat dikenal dan
menyampaikan informasi tentang Damn! konsumen dapat membedakan dengan
I Love Indonesia harus dipertahankan. produk lain.
Untuk tingkat kepercayaan responden
Hasil uji menunjukkan bahwa
atas informasi dan pesan yang
word of mouth memiliki pengaruh
disampaikan Daniel kepada publik juga
positif terhadap brand image. Sudah
sudah baik, responden percaya terhadap
banyak responden yang sering
informasi yang disampaikan Daniel
membicarakan Damn! I Love Indonesia
mengenai produknya, sehingga hal
tetapi masih harus ditingkatkan lagi
tersebut dapat membantu dalam
dengan cara lebih sering lagi membuka
membentuk brand image Damn! I Love
booth di berbagai universitas agar brand
Indonesia sesuai tujuan Daniel Mananta.
tersebut dapat menjadi brand yang
Untuk kekuatan yang dimiliki Daniel
menjadi pembicaraan di kalangan
Mananta juga sudah baik karena banyak
mahasiswa. Dalam merekomendasikan
responden yang setuju bahwa ia
Damn! I Love Indonesia, responden
mencerminkan jiwa kawula muda dan
masih ragu, sehingga Damn! I Love
elegan secara fisik, sehingga sesuai
Indonesia harus meningkatkan dalam
dengan target dari Damn! I Love
memberikan penjelasan tentang
Indonesia kaum muda yang suka
keunggulan produknya seperti di media
bergaul dan menggunakan produknya
88
Commed : Jurnal Komunikasi dan Media Vol. 6 No. 1 Agustus 2020 ISSN. 2527-8673
E-ISSN. 2615.6725

sosial agar responden lebih paham word of mouth terhadap brand image
tentang Damn! I Love Indonesia dan sebesar 18,8% dan memiliki pengaruh
yakin untuk merekomendasikan kepada yang positif terhadap brand image,
orang lain. Dalam mengajak orang lain sehingga dapat dinyatakan variabel.
untuk membeli produk Damn! I Love Melihat dari hasil penelitian,
Indonesia, responden juga masih ragu, dimana variabel brand ambassador
sehingga Damn! I Love Indonesia harus merupakan variabel dominan dalam
lebih aktif kepada publik agar mereka mempengaruhi brand image produk
yakin untuk mengajak orang lain fashion Damn! I Love Indonesia
membeli produk Damn! I Love (pengaruh variabel brand ambassador
Indonesia. Dengan begitu, secara tidak sebesar 41,6% terhadap brand image),
langsung para responden ikut maka hendaknya Damn! I Love
memasarkan produknya. Indonesia lebih gencar atau diperkuat
dalam melakukan promosi menggunakan
4. PENUTUP
brand ambassador yaitu Daniel Mananta
Kesimpulan
dengan cara lebih sering menunjukkan
Berdasarkan hasil analisis yang telah
kegiatan sehari-harinya di media sosial
diungkapkan pada pembahasan, maka
dengan menggunakan produk Damn! I
dapat diambil beberapa kesimpulan
Love Indonesia. Selain itu bisa juga
sebagai jawaban atas pokok permasalahan
dengan cara ia mendatangi beberapa
yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu:
universitas dan menjelaskan mengenai
Hasil uji F membuktikan bahwa
keunggulan dari produknya.
variabel brand image dan variabel word
of mouth secara simultan berpengaruh Perusahaan hendaknya lebih
terhadap brand image produk fashion memperhatikan penggunaan brand
Damn! I Love Indonesia karena nilai ambassador dalam mempromosikan
Fhitung > Ftabel (174,505 > 4,71) dan produk fashion Damn! I Love Indonesia
nilai signifikansi kurang dari taraf karena hal ini mampu meningkatkan
kesalahan 5% atau 0,05 (0,00 < 0,05). persepsi konsumen atas brand image
Hasil uji t membuktikan bahwa produk fashion Damn! I Love Indonesia.
pengaruh brand ambassador terhadap
brand image sebesar 41,6% dan pengaruh
89
Commed : Jurnal Komunikasi dan Media Vol. 6 No. 1 Agustus 2020 ISSN. 2527-8673
E-ISSN. 2615.6725

5. DAFTAR PUSTAKA Sugiyono. (2013). Statistika untuk


Kevin Lane Keller. (2013). Strategic Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Brand Management: Building,
Official Website Damn! I Love Indonesia
Measuring, and Managing Brand
Retrieved May 4, 2016, from
Equity. Global Edition. Pearson.
damniloveindonesia.com website:
Kotler Phillip, Kevin Lane Keller. (2012). https://damniloveindonesia.com/ab
Marketing Management 14th edition. out-
Jakarta: PT. Indeks Kelompok us#:~:text=PT.%20Dinamika%20A
Gramedia. nak%20Muda%20Nasional,apresias
i%20terhadap%20tanah%20airnya
Miletsky, Jason I. dan Smith, Genevieve.
%2C%20Indonesia.&text=I%20Lo
(2009). Measuring and Managing
ve%20Indonesia)%20sebagai%20b
Brand Equity. Jakarta: PT.
entuk,bagian%20dalam%20konserv
Indeks.
asi%20budaya%20Indonesia.
Lea-Greenwood, Gaynor. (2012).
Felicia, Nadia. (2013). Uniqlo Gandeng
Fashion Marketing Communications
Sherina dan Rio Dewanto sebagai
E-book. Somerset, NJ, USA: Wiley.
Duta Retrieved May 6, 2016, from
Royan, Frans M. (2004). Marketing beritasatu.com website:
Selebrities. Jakarta: PT Elex https://www.beritasatu.com/gaya-
Media Komputindo. hidup/102613/uniqlo-gandeng-
sherina-dan-rio-dewanto-sebagai-
Sernovitz, Andy. (2012). Word of Mouth
duta
Marketing: How Smart Companies
Get People Talking. Austin:
Greenlea Book Group Press.

You might also like