Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

I II

Disetujui oleh Pembimbing

PENERAPAN KONSEP EKOLOGI TERHADAP DESAIN BANGUNAN PUSAT PELATIHAN


SEPAK TAKRAW DI DENPASAR, BALI

I Putu Gede Putra Arimbawa1), I Dewa Gede Agung Diasana Putra2), dan Ciptadi Trimarianto3)
1)
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
tuputra196@gmail.com
2)
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
diasanaputra@unud.ac.id
3)
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
c_trimarianto@yahoo.co.uk

ABSTRACT

Sepak takraw is one kind of sports which is developed in Bali and has been contested both on regional and international
levels. The design of a sports training center is considered as a concrete manifestation in order to support the development
of sepak takraw toward professional level. On constructing facilities of a building, it is a fundamental matter to make it
certain that it will bring good impacts on both the activity function and the environment. On designing the Sepak Takraw
Training Center, the ecology concept was used because it is suitable with the situation and the condition of the chosen site
location. Moreover, it is also aimed to increase the awareness on using energy resources, especially the excessive usage
of electricity. The result was a design of building mass which is environmentally friendly without reducing its space quality
in accommodating the activity of sepak takraw itself. Therefore, the building mass becomes potential and balanced be-
tween the human and the architecture, as well as between the architecture and the environment. In order to achieve an
ecological design of building mass, an analysis was conducted on the selected site location. The method used was the
study of literature in order to determine the building standards for sepak takraw. It also included survey and direct obser-
vations. Therefore, the required data was obtained precisely. The building mass design of Sepak Takraw Training Center
using ecology concepts can overcome the excessive usage of electricity and create a building mass design which charac-
teristics include: is able to protect from the rain and direct sunlight, has a wide aperture and porous for the building mass
to be able to control humidity which is also closely related to natural lighting and air circulation. Moreover, it brings good
impacts on the human and the environment.
Keywords: Ecology, Training Center, Sepak Takraw, Denpasar

ABSTRAK

Sepak takraw menjadi salah satu cabang olahraga yang sedang berkembang di Bali, serta menjadi salah satu
cabang olahraga yang juga diperlombakan di tingkat daerah hingga internasional. Perancangan pusat
pelatihan olahraga sebagai wujud nyata dalam mensupport perkembangan sepak takraw menuju level
propesional. Menciptakan suatu fasilitas bangunan yang tidak hanya berdampak baik terhadap fungsi aktifitas,
namun juga memiliki dampak baik terhadap lingkungannya menjadi hal yang fundamental. Perancangan Pusat
Pelatihan Sepak Takraw dengan konsep ekologi bertujuan sebagai respon terhadap situasi dan kondisi dari
lokasi site terpilih. Selain itu untuk meningkatkan kesadaran dalam penggunaan energi terutama listrik secara
berlebih. Sehingga terciptanya desain massa bangunan yang ramah terhadap lingkungan tanpa mengurangi
kualitas ruang dalam mewadahi aktifitas olahraga sepak takraw itu sendiri. Sehingga massa bangunan
menjadi potensial dan berkesinambungan manusia dengan arsitektur serta arsitektur dengan lingkungan
sekitar. Untuk mencapai desain massa bangunan yang ekologi maka, dilakukan analisis terhadap lokasi site
terpilih. Adapun metode yang dilakukan yaitu studi literatur untuk mengetahui standar gedung untuk olahraga
sepak takraw, melakukan survey dan observasi secara langsung. Sehingga data – data yang dibutuhkan bisa
diketahui secara tepat. Desain massa bangunan Pusat Pelatihan Sepak Takraw yang berkonsepkan ekologi
dapat membantu dalam mengatasi penggunaan energi listrik secara berlebih dan menciptakan desain massa
bangunan dengan ciri – ciri: mampu menaungi dari hujan dan panas dari sinar matahari secara langsung,
memiliki bukaan yang lebar dan berpori sehingga massa bangunan memiliki pengaruh terhadap kontrol
kelembaban ruang, erat kaitannya dengan pencahayaan alami dan sirkulasi udara. Serta berdampak baik
terhadap manusia, terlebih terhadap lingkungannya.
Kata Kunci: Ekologi, Pusat Pelatihan, Sepak takraw, Denpasar

I Putu Gede Putra Arimbawa (1419251072)1), I Dewa Gede Agung Diasana Putra2), dan Ciptadi Trimarianto3)– Penera-
pan Konsep Ekologi Terhadap Desain Bangunan Pusat Pelatihan Sepak Takraw Di Denpasar, Bali 371
PENDAHULUAN

Sepak takraw merupakan olahraga baru, unik dan menyenangkan, dikarenakan olahraga permainan sepak
takraw bisa dimainkan secara perseorangan, berkelompok ataupun beregu (Engel, 2008:5). Melihat perkem-
bangan profesional sepak takraw di Bali yang baik, dilihat dari prestasi PON XIX, Bandung, Jawa Barat, di-
mana sepak takraw Bali masuk dalam peringkat lima besar. Fasilitas berupa Pusat Pelatihan di Denpasar,
menjadi sesuatu yang layak guna meningkatkan prestasi di level profesional serta juga sebagai sarana untuk
lebih memasyarakatkan olahraga sepak takraw di Bali. Pemilihan Denpasar sebagai lokasi site terpilih dilihat
dari status Denpasar merupakan Ibu Kota dari Provinsi Bali, secara geografis posisi dari Denpasar yang strat-
egis, dan sebagai salah satu daerah dengan perkembangan olahraga sepak takraw yang baik di Bali.

Perubahan iklim menjadi tantangan terbesar dalam pembangunan di abad ke-21 ini, disebabkan oleh pema-
nasan global yang terjadi dalam jangka waktu panjang akibat dari peningkatan emisi dan konsentrasi gas
rumah kaca di atmosfer. Dimana dampak ilkim memiliki pengaruh hamper di seluruh aspek kehidupan manusia
(Katili Niode) pada acara, “Youth for Climate Camp”.

Konsep ekologi diterapkan pada perancangan Pusat Pelatihan Olahraga Sepak Takraw di Denpasar, Bali ini
sebagai respon terhadap isu iklim, dimana isu tersebut manjadi relevan pada dewasa ini untuk dijadikan dasar
pertimbangan dalam perancangan desain arsitektur. Bahkan dalam wacana arsitektur kontemporer ekologi
diprediksi sebagai masa depan bumi (Hidayat dkk., 2016:23-28). Pendekatan desain dengan konsep arsitektur
yang berbasis ekologi menjadi pembangunan dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan alam dengan
unsur utamanya manusia, bangunan, dan lingkungan. Secara mendasar berbicara ekologi arsitektur tentunya
tidak akan lepas hubungannya dengan timbal balik antara bangunan dengan alamnya. Untuk menciptakan
desain bangunan dengan konsep ekologi yang baik harus mengacu pada beberapa unsur pokok seperti: bumi,
air, matahari, udara. Pada ahirnya perancangan pusat pelatihan olahraga sepak takraw yang berlokasikan di
Denpasar – Bali, dengan konsep ekologi merupakan perencanan yang tujuannya mendesain sistem untuk
menjaga simbiosis lingkungan dengan bangunan sehingga meminimalisir beban siklus alami. Di sisi lain
perancangan Pusat Pelatihan Olahraga Sepak Takraw ini diharapkan mampu memberikan cerminan sebagai
salah satu pusat pelatihan olahraga yang secara fundamental berorientasi terhadap kontektual, dimana
kontektual yang dimaksud yaitu suatu fasilitas olahraga yang mampu mengakomudasi civitas secara baik dan
maksimal, serta mampu memberikan dampak baik terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mencapai desain
yang berbasis pada ekologi maka dilakukan beberapa metode pendekatan desain seperti; studi literatur untuk
memperkaya pengetahuan yang bersifat prinsip dalam arsitektur ekologi, serta mempelajari standar standar
gedung olahraga sepak takraw dan melakukan survey dan observasi langsung terhadap site terpilih. Adapun
hal yang dilakukan dari metode pendekatan diatas, dari studi literatur mengetahui standar terkait kebutuhan
luas maupun tinggi yang dibutuhkan lapangan sepak takraw yang akan berpengaruh terhadap dimensi massa
bangunan. Dari sisi observasi secara langsung terhadap site terpilih, dilakukan analisis potensi yang dimiliki
oleh site. Potensi topografi yang datar sangat mendukung untuk dibangun pusat pelatihan olahraga, kemudian
potensi orintasi matahari dan arah angin akan berpengaruh terhadap komposisi massa bangunan serta posisi
daerah bukaan dan penangkap angin. Sehingga hasil dari analisis yang dilakukan menjadi tepat dan akurat,
maka hasil dari penelitian di dapatkan desain yang responsip terhadap fungsi maupun lingkunagan.

PEMBAHASAN DAN ANALISA

Pengertian, Prinsip – prinsip Arsitektur Ekologi

Pengertian Arsitektur Ekologi adalah 1. Arsitektur tidak bisa dipungkiri dalam perancangannya tidak dapat
terelakkan dari perusakan lingkungan. Namun demikian, arsitektur ekologi hendaknya mampu memberikan
gambaran sebagai arsitektur yang hendaknya merusak lingkungan seminim mungkin. 2. Pembangunan yang
berorientasi terhadap lingkungan dengan memanfaatkan fotensi alam secara maksimal. 3. Arsitektur keman-
usian yang memiliki perhatian kepada kesehatan, dalam artian kesehatan yang dimaksud ialah civitas atau
pengguna dan keberlangsungan lingkungan biotik di dalamnya (Heinz, 2007). Prinsip - prinsip Arsitektur
Ekologi dilihat dari beberapa hal berdasarkan pendapat para ahli diantaranya: 1. Hal prinsip dalam arsitektur
ekologi yaitu penggunaan energi secara hemat terhadap bangunan. 2. Mengelola sumber daya alam seperti
tanah, air, udara, dan matahari secra maksimal. 3. Dalam penerapan material sebisa mungkin menggunakan
material lokal. 4. Meminimalkan dampak yang bersifat negative terhadap alam lingkungan. 5. Menciptakan
sumber – sumber bukaan sebagai penangkap dan sirkulasi udara, serta sumber resapan untuk menjaga
keberdaan air tanah (Utami dkk., 2017).

372 e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana-Volume (9) Nomor (1) Edisi Januari 2021-eISSN No. 2338-5057
I II
Disetujui oleh Pembimbing

Lokasi Site

Lokasi site berada pada zona wilayah Denpasar Selatan, Renon, Denpasar, Bali. Lokasi site cukup strategis
mengingat lokasinya berada di pusat kota dan juga dekat dengan beberapa faktor pendukung seperti: berdek-
atan juga dengan kantor Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali, memiliki dua akses pencapaian dari sisi utara
dan barat site, dekat dengan pusat kesehatan, serta dengan pasilitas pendidikan, dll. Orientasi site kearah
utara, dikarenakan posisi akses utama, JL. Tantular Barat. Site merupakan tegalan yang ditumbuhi tanaman
pisang, semak – semak, dan beberapa ditanami pohon singkong. Sisi site terpanjang adalah 102.52 m, dan
lebar 100.20 m, dengan luasan area 10.170m2, serta kondisi tofografi datar (lihat Gambar 1).

Gambar 1. Lokasi Site (Kiri) dan Kondisi Site (Kanan)


Sumber: Arimbawa, 2019:126

Penerapan Konsep Ekologi Terhadap Desain Bangunan Pusat Pelatihan Sepak Takraw Di
Denpasar

Pendekatan desain dengan penerapan konsep ekologi menjadi pilihan sebagai win – win solusi sebagai jawa-
ban terhadap isu lingkungan. Analisa terhadap orientasi matahari dan arah angin merupakan salah satu taha-
pan yang harus dilakukan dalam menciptakan arsitektur ekologis menurut (Heinz, 2007). Analisa terhadap
pergerakan orientasi matahari dari site terpilih yang berada di Denpasar – Bali, dalam kurun waktu satu tahun
pergerahan matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat, sebagian besar lebih condong ke arah utara
dengan sisi paling panas ketika posisi matahari berada di sisi barat. Sehingga hal ini akan berpengaruh ter-
hadap susunan pola massa bangunan. Daerah bayang – bayang akan berada di sisi tenggara, dimana area
ini akan dimanfaatkan sebagai area terbuka yang tetap teduh atau terhindar dari cahaya matahari langsung
(lihat Gambar2).

Sirkulasi
matahari

Batas site

Gambar 2. Pergerakan Matahari Pada Site


Sumber: Arimbawa, 2019:133

Analisa pergerakan arah angin dari site terpilih. Sebagian besar pergerakan angin di Bali mengarah dari arah

I Putu Gede Putra Arimbawa (1419251072)1), I Dewa Gede Agung Diasana Putra2), dan Ciptadi Trimarianto3)– Penera-
pan Konsep Ekologi Terhadap Desain Bangunan Pusat Pelatihan Sepak Takraw Di Denpasar, Bali 373
tenggara. Dimana dalam kurun waktu satu tahun, sembilan bulan arah angin berhembus dari arah tenggara.
Sehingga hal tersebut patut direspon guna memaksimalkan penghawaan alami. Pengaruhnya terhadap
rancangan nantinya yaitu sisi yang mengarah tenggara dari site akan dimanfaatkan sebagai daerah pe-
nangkap angin dan sisi bangunan yang menghadap tenggara akan dimaksimalkan sebagai bukaan untuk jalur
masuknya udara yang kemudian akan didistrtibusikan ke ruangan lainya (lihat Gambar 3).

Arah angin

Batas site

Gambar 3. Pergerakan Angin Pada Site


Sumber: Arimbawa, 2019:133

Zoning merupakan penentuan perletakan fungsi ruang yang ditetapkan oleh arsitek (Laksito., 2014:194). Pada
perancangan Pusat Pelatihan Sepak Takraw di Denpsar, Bali ini terbagi atas beberapa zona yaitu zona publik
berada di utara site yang menghadap langsung arah jalan utama menuju site, area publik nantinya akan di-
akses secara bebas oleh semua orang dan area tersebut dimanfaatkan sebagai fungsi ruang seperti parkir
pengunjung, kafe, lapangan sewa sebagai daya tarik pusat pelatihan ini kepada pengunjung. Zona semi publik
berapa pada sisi barat site yang juga berhadapan langsung dengan jalan alternatif untuk menuju site dimana
zona ini dimanfaatkan sebagai fungsi ruang pelatihan dan ruang pengelola. Penempatan zona semi publik
memilih sisi barat site dengan pertimbangan sisi paling panas ketika matahari berada di arah barat, dengan
menempatkan bangunan yang memiliki dimensi lebih besar di banding bangunan lainnya, sehingga berfungsi
sebagai bloking sinar matahari dari arah barat dan memberikan daerah bayang – bayang di sisi yang berla-
wanan. Terakhir zona privat ditempatkan pada sisi tenggara site dengan pertimbangan sisi tersebut merupa-
kan sisi paling tenang karena posisinya yang berada paling jauh dari letak jalan. Zona privat akan difungsikan
sebagai fungsi wisma untuk atlit (lihat Gambar 4).

Zona semi publik Zona publik

Zona privat

Gambar 4. Zoning Site


Sumber: Arimbawa, 2019:144

374 e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana-Volume (9) Nomor (1) Edisi Januari 2021-eISSN No. 2338-5057
I II
Disetujui oleh Pembimbing

Dalam tahapan eksplorasi terhadap susunan pola massa pada perencanaan Pusat pelatihan Olahraga Sepak
Takraw di Denpasar – Bali, dilakukan dengan empat tahapan diagram (Laseau, 1986) sebagai berikut: 1.
Beranjak dari mengetahui bentuk serta dimensi site, dimana simensi site perancangan Pusat Pelatihan Sepak
Takraw di Denpasar, Bali ini memiliki luas area 10.170m2 dan jalan utama berada di sisi utara site dan jalan
alternatif berada di sisi barat site. 2. Tahapan kedua mengetahui BUA (Built Up Area) yang disesuaikan
dengan aturan sempadan pada site terpilih untuk mengetahui batasan ruang yang bisa dibangun. 3. Untuk
merespon pencahayaan dan penghawaan pola massa majemuk diterapkan agar pencahayaan dan pengha-
waan alami dialami setiap ruang secara maksimal. Pada sisi utara, barat, dan tenggara di geser kearah dalam
site sebagai respon terhadap kepadatan dan sebagai respon untuk mengaktifkan sirkulasi arah masuknya
hembusan angin dan juga berfungsi sebagai jalur kendaraan. Selanjutnya dilakukan peninggian ataupun me-
rendahkan dimensi tinggi dari massa yang disesuaikan dengan standar kebutuhan ruang, untuk lapangan
merujuk pada standar lapangan yang dikeluarkan Departemen pekerjaan Umum tentang Bangunan Gedung
Olahraga. 4. Secara keseluruhan susunan pola massa bangunan merespon lingkungan sekitar terutama dari
ilkim, pola massa, dan ruang – ruang terbuka (lihat Gambar 5).

Gambar 5. Tahapan Eksplorasi Susunan Pola Massa


Sumber: Arimbawa, 2019:147

Pada akhirnya hasil desain bangunan Pusat Pelatihan Sepak Takraw di Denpasar, Bali secara keseluruhan
merupakan hasil respon terhadap analisa lingkungan sekitar terutama terhadap iklim yang bersifat fundamen-
tal sebagai dasar pertimbangan terciptanya desain yang ekologis. Geometri dasar pembentuk bangunan ini
yaitu bentuk persegi dan segitiga. Bentuk persegi diterapkan sebagai respon terhadap bentuk site yang
persegi dan selain itu bentuk dasar persegi memiliki tingkat efisiensi yang baik dalam memaksimalkan fungsi
masing – masing ruang atau dalam arti lain meminimalisir ruang – ruang disfungsional. Bentuk sagitiga dit-
erapkan pada atap. Dimana atap mengambil bentuk pelana dengan overstek atap yang cukup lebar yang
merupakan respon terhadap air hujan, dengan harapkan air hujan tidak masuk ke dalam ruang. Desain fasad
bangunan sebagian di buat cukup terbuka untuk memaksimalkan penghawaan alami masuk ke dalam
bangunan yang kemudian didistribusikan ke seluruh ruangan. Di beberapa bagian fasad yang berhadapan
langsung dengan arah datangnya matahari ditambahkan secondary skin atau kulit kedua berupa grill kayu
yang berfungsi untuk menangkal sinar matahari yang berlebih masuk ke dalam ruang. Gap yang tercipta an-
tara masing – masing massa bangunan menciptakan ruang terbuka. Ruang terbuka yang tercipta beberapa
akan dimanfaatkan sebagai elemen lanskap untuk memberikan suasana sejuk dan beberapa akan digunakan
sebagai pedestrian yang dimana ruang terbuka ini memberikan kesan transisi dari ruang luar ke ruang dalam
(lihat Gambar 6).

I Putu Gede Putra Arimbawa (1419251072)1), I Dewa Gede Agung Diasana Putra2), dan Ciptadi Trimarianto3)– Penera-
pan Konsep Ekologi Terhadap Desain Bangunan Pusat Pelatihan Sepak Takraw Di Denpasar, Bali 375
Gambar 6. Desain Pusat Pelatihan Sepak Takraw
Sumber: Arimbawa, 2019:181

SIMPULAN DAN SARAN

Bangunan Pusat Pelatihan Olahraga Sepak Takraw di Denpasar, Bali merupakan wadah untuk memfasilitasi
kegiatan berolahrga sepak takraw dan sebagai pengembangan memasyarakatkan olahraga sepak takraw itu
sendiri. Demi mewujudkan desain perancangan desain pusat pelatihan olahraga yang baik secara fungsi dan
terlebih terhadap lingkungannya, maka konsep ekologi dijadikan jawaban terhadap isu lingkungan dimana
lokasi site bangunan berada. Massa terdiri dari tiga massa bangunan yang memiliki fungsinya masing – mas-
ing seperti fungsi komersial, fungsi Latihan, dan fungsi wisma atlet. Secara kontektual keseluruhan bentuk
desain bangunan merupakan respon terhadap lingkungan sekitar terutama iklim. Kesan terbuka pada
bangunan menjadi sebagai salah satu indikasi respon bangunan terhadap lingkungannya. Harapan dari pen-
erapan konsep ekologi terhadap desain pusat pelatihan olahraga sepak takraw dapat memberikan kenya-
manan bagi civitasnya dan mampu meminimalisir penggunaan energi buatan secara berlebih, sehingga
oprasional bangunan dapat ditekan.

DAFTAR PUSTAKA

Arimbawa, P. (2018) Pusat Pelatihan Sepak Takraw Bali di Denpasar. Fakultas Teknik Universitas Udayana,
Bali.
Departmen Pekerjaan Umum. 1992 – 1994, ‘Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga’,
Bandung: Yayasan Pekan Raya.
Engel, R. 2003, ‘DASAR – DASAR SEPAK TAKRAW, Intruksi Lengkap/ Panduan Melatih Sepak Takraw’,
Bnadung: Pekan Raya.
Heinz, F. 2007, ‘Dasar – Dasar Arsitektur Ekologis’, Yogyakarta: Kanisius.
Katili Niode, Amanda. 2016, ‘Youth for Climate Camp’, Bali: Antaranews.
Hidayat, Anas & Ardiana, Defry Agatha, Misroni. 2016,’+1 Arsitek Dalam Konteks’, Ikatan Arsitek Indonesia
Daerah Jawa Timur.
Laksito, B. 2014, ‘Metode perancangan & Perancangan Arsitektur’, Jakarta: Griya Kreasi.
Laseau, P. 1986,’Berpikir Gambar Bagi Arsitek dan Perancang’, Bandung: ITB Bandung.
Utami, Amalia Dian, Yuliani, Sri, & Mustaqimah, Ummul, 2017,’Penerapan Arsitektur Ekologis’, vol.15, Univer-
sitas Sebelas Maret.

376 e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana-Volume (9) Nomor (1) Edisi Januari 2021-eISSN No. 2338-5057

You might also like