Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 8

HINENI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa (2021) 1(1): xx-xx

https://doi.org/10.xxxxx/hineni.v14i1.xx

ORIGINAL ARTICLE/ARTICLE REVIEW/BOOK REVIEW*

Peran PAK Dalam Meningkatkan Keaktifan Pemuda Gereja


The Role of Christian Religious Education in Increasing Church Youth
Activities

Jerremy Lase1 | Juliman Harefa2 | Amurisi Ndraha3


1
Pogram Studi S1 Pendidikan Agama Kristen STT Banua Niha Keriso Protestan Sundermann
23
STT Banua Niha Keriso Protestan Nias
jerremylase@gmail.com

Received: | Revised: | Accepted: | Published online:


Copyright © The Author(s) 2021

Abstract
This study was written to investigate the participation and role of youth in church organizations and ministries.
This study aims to investigate the causes of youth inactivity in organizations and services and to find out the
role of PAK in increasing church youth activity. This study uses a qualitative approach. The research subjects
consisted of pastors, BPMJ, church youth commission personnel of BNKP Petrus Ombolata who were
determined by purposive sampling technique, totaling fifteen people. Data were collected using interview
techniques and analyzed using thematic analysis techniques. The results showed that church youth were less
actively involved in the organization and also church servants. This is caused by: lack of awareness of youth
about their roles and responsibilities as church youth. The church has made efforts to provide guidance to
youth, namely through Bible study activities and other activities. However, this activity was not able to trigger
the interest of youth because the materials provided were not in accordance with the needs of youth.

Keywords: activity, youth, organization, service, role

Abstrak
Penelitian ini ditulis untuk menyelidiki keikutsertaan serta peran pemuda dalam organisasi dan pelayanan
dalam gereja. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki penyebab pemuda tidak aktif dalam organisasi dan
pelayanan serta untuk mengetahui peran PAK dalam meningkatkan keaktifan pemuda gereja. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari pendeta, BPMJ, personalia komisi pemuda
gereja BNKP Petrus Ombolata yang ditetapkan dengan teknik purposive sampling, berjumlah lima belas orang.
Data dijaring dengan menggunakan teknik wawancara dan dianalisis dengan teknik analisis tematik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemuda gereja kurang aktif terlibat dalam organisasi dan juga pelayan gereja.
Hal ini disebabkan oleh: kurang kesadaran pemuda akan peran dan tanggung jawabnya sebagai pemuda gereja.
Gereja telah berupaya dalam melakukan pembinaan kepada pemuda, yakni melalui kegiatan penelaah alkitab
dan kegiatan lainnya. Namun kegiatan ini kurang mampu memicu minat pemuda dikarenakan materi-materi
yang diberikan kurang sesuai dengan kebutuhan pemuda.

Kata kunci: Keaktifan, pemuda, organisasi, pelayanan, peran

Pendahuluan dikarenakan bahwa gereja adalah salah satu bagian


dari tiga setting pelaksanaan PAK yakni Keluarga,
Dalam kehidupan bergereja seringkali ditemui sekolah dan gereja.
masalah-masalah dan tantangan yang menyangkut
tentang peran dan tanggungjawab pemuda dalam Dari pengalaman Penulis, masalah mengenai
gereja. Dalam menghadapi masalah ini gereja Kepemudaan juga terjadi di gereja BNKP Petrus
dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang Ombolata. Masalah utama yang ditemukan ialah
serius dan diharapkan mampu memberikan solusi adanya ketidak-aktifan pemuda dalam hal
permasalahan mengenai pemuda. Hal ini berorganisasi maupun dalam hal mengambil bagian

Copyright @ The Author(s) 2021


HINENI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa (2021) 1(1): xx-xx
https://doi.org/10.xxxxx/hineni.v14i1.xx

ORIGINAL ARTICLE/ARTICLE REVIEW/BOOK REVIEW*

dalam pelayanan di gereja. Menurut penulis hal ini menjadi faktor para pemuda tidak aktif dalam
perlu dan cukup menarik untuk dibahas, karena organisasi kepemudan dan pelayanan di gereja,
pemuda dalam gereja dipandang sebagai faktor karena dalam pemuda seringkali yang selalu
utama dalam pertumbuhan dan perkembangan dikedepankan adalah para pemuda yang
gereja (Pilar gereja). mempunyai status sosial yang baik. Dengan adanya
Gereja sebenarnya telah menyediakan wadah perbedaan strata sosial tersebut menimbulkan
bagi para pemuda yakni dalam bentuk organisasi kurangnya percaya diri para pemuda dan enggan
yaitu “Komisi Pemuda”, namun karena penerapan untuk bisa beradaptasi serta membangun relasi
PAK yang kurang memadai serta materi-materi dengan pemuda lainnya.
yang diberikan kurang sesuai dengan kebutuhan Menurut Werner C. Graendorf yang dikutip
pemuda menjadi salah satu penyebab para pemuda oleh Dame Taruli Simamora, Pendidikan agama
mencari kesibukkannya sendiri dan berujung pada Kristen adalah proses pengajaran dan pembelajaran
ketidak aktifan pemuda untuk ikut serta dalam yang berdasarkan Alkitab, berpusat pada Kristus,
organisasi dan pelayanan gereja. dan bergantung pada kuasa Roh Kudus yang
Adapun yang menjadi beberapa faktor membimbing setiap pribadi pada semua tingkat
permasalahan yang terjadi dalam kepemudaan melalui pengajaran masa kini kearah pengenalan
gereja di BNKP Petrus Ombolata yakni : kurangnya dan pengalaman rencana dan kehendak Allah
keaktifan pemuda dalam hal berorganiasasi dan melalui Yesus Kristus dalam setiap aspek
mengambil bagian dalam pelayanan gereja. masalah kehidupan dan memperlengkapi mereka bagi
ini dilatar belakangi oleh kurangnya kesadaran pelayanan yang efektif yang berpusat pada Kristus
pemuda akan pentingnya organisasi kepemudaan sang Guru Agung dan perintah yang mendewasakan
gereja. Para pemuda yang rumahnya berada para murid.1
disekitaran gereja lebih cenderung menghabiskan Menurut Luther yang dikutip oleh Roberlt R.
waktu untuk bermain game dibanding ikut serta Boehlke, mengatakan tujuan pendidikan agama
dalam organisasi dan pelayanan di gereja. Dan Kristen adalah untuk melibatkan semua warga
bahkan lingkungan halaman gereja seringkali jemaat, khususnya yang muda, dalam rangka belajar
dijadikan sebagai tempat untuk berkumpul bersama teratur dan tertib agar semakin sadar akan dosa
dengan para pemuda lainnya untuk bermain game. mereka serta bergembira dalam Firman Yesus
Di lain sisi kurangnya perhatian gereja terhadap Kristus yang memerdekakan mereka disamping
kebutuhan pelayanan pemuda juga menjadi pemicu memperlengkapi mereka dengan sumber iman,
kurangnya keaktifan pemuda dalam gereja. khususnya pengalaman berdoa, firman tertulis,
Hal lain yang menjadi penyebab ketidak Alkitab, dan rupa-rupa kebudayaan sehingga
aktifan pemuda dalam gereja yakni adanya mereka mampu melayani sesamanya termasuk
hambatan dari keluarga/ orang tua pemuda yang masyarakat dan negara serta mengambil bagian
tidak mengizinkan anaknya untuk ikut serta dalam secara bertanggung jawab dalam persekutuan
organisasi kepemudaan gereja dengan alasan Kristen, yaitu Gereja.2
tertentu. Salah satu alasan mengapa orang tua tidak Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada
mengizinkan anaknya untuk ikut serta dalam tiga pengertian remaja yang salah satunya merunjuk
pemuda gereja yakni dikarenakan jarak rumah yang pada pemuda, yaitu : (1) mulai dewasa, sudah
jauh dari lingkungan gereja dan hal ini cukup umur untuk kawin, bukan anak-anak lagi (2)
menimbulkan kekhawatiran para orangtua terhadap muda (fisik, pola berpikir, pengalaman, dst) (3)
anaknya. Pemuda.3
Dalam organisasi kepemudaan di gereja
BNKP Petrus Ombolata, para pengurus komisi 1
Dame Taruli Simamora and Rida Gultom,
pemuda kurang aktif dalam perekrutan para pemuda Pendidikan Agama Kristen Kepada Remaja Dan
gereja, hal ini dikarenakan kurangnya kerjasama Pemuda, ed. Tim Editor MITRA and Baskita Ginting, II.
yang baik dalam personil pengurus komisi pemuda. (Medan: CV. MITRA, 2011), 10.
2
Selain itu rancangan program organisasi pemuda Robert R Boehlke, Sejarah Perkembangan
Pikiran Dan Praktek Pendidikan Agama Kristen
yang terkesan sangat kaku dan tidak menimbulkan
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 342.
daya tarik bagi pemuda gereja, menjadi salah satu 3
Departemen Pendididikan Nasional, Kamus
bagian penyebab kurang aktifnya para pemuda. Besar Bahasa Indonesia- Edisi Keempat (Jakarta: PT
Kemudian perbedaan status/ strata sosial juga Gramedia Pustaka Umum, 2008).

Copyright @ The Author(s) 2021


HINENI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa (2021) 1(1): xx-xx
https://doi.org/10.xxxxx/hineni.v14i1.xx

ORIGINAL ARTICLE/ARTICLE REVIEW/BOOK REVIEW*

Menurut peraturan BNKP No. 14/BPMS- Dalam melakukan tugas dan tanggung jawab
BNKP/2014 tentang komisi di jemaat, memutuskan ini hendaknya gereja menerima mereka
bahwa komisi remaja dan pemuda adalah unit sebagaimana mereka ada, dengan menunjukkan
pelayanan dan pembinaan iman serta pendampingan pengertian dan minat sejati terhadap masalah-
terhadap remaja dan pemuda di jemaat (usia 13-30 masalah dan pergumulan mereka. Hendaknya
tahun dan belum menikah). Jadi dapat disimpulkan pemimpin-pemimpin jemaat memberi tempat bagi
bahwa remaja/pemuda gereja yang telah ditetapkan kaum pemuda dalm program kerja jemaat, dengan
sesuai peraturan BNKP yakni yang berusia dari 13- jalan menyediakan pengajaran agama, kursus-
30 tahun dan belum menikah. kursus kelompok, perkumpulan-perkumpulan dan
Menurut Ruth S Kadarmanto, masa muda atau lain-lain. Jikalau begitu adanya, maka kaum muda
biasa disebut adolecense berarti masa tentu menjunjung minat dan usaha tersebut dan
perkembangan atau saatnya seseorang akan rela berorganisasi dan bekerja di dalam
menumbuhkan kepriadian, belajar mengelola lingkungan jemaat.6
emosi, mengalami relasi dekat dengan orang lain. Bertolak dari uraian di atas, masalah yang
Suatu babak baru yang penuh dengan kejutan. hendak diselidiki melalui penelitian ini adalah (1)
Mereka membutuhkan pendampingan yang amat Apa upaya gereja dalam membina pemuda; (2) Apa
khusus agar mampu melewati masa yang penuh penyebab pemuda gereja kurang aktif dalam
dengan tekanan dan dinamika.4 organisasi dan pelayanan gereja; dan (3) Bagaimana
Selanjutnya menurut Singgih D. Gunarsa, peran PAK dalam meningkatkan keaktifan pemuda
masa muda adalah masa yang penuh dengan yang gereja. Dengan demikian penelitian ini ditujukan
namanya gejolak, masa yang dikuasai oleh untuk menggambarkan upaya gereja dalam
dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam membina pemuda, menjelaskan faktor-faktor
menghadapi kehidupan. Masa muda adalah masa penyebab ketidak aktifan pemuda dalam organisasi
untuk menentukan berbagai hal untuk menentukan dan pelayan gereja, serta menjelaskan peran PAK
arah dan perjalanan hidupnya.5 dalam meningkatkan keaktifan pemuda gereja. –
Dari penjelasan diatas mengenai pentingnya masing-masing pada setting penelitian yang dituju.
Pendidikan Agama Kristen bagi Pemuda, maka
dapat disimpulkan bahwa perlu adanya
kesungguhan untuk memperlengkapi pemuda untuk Metode
ikut serta dan aktif dalam berorganisasi dalam
Penelitian ini mengambil lokasi pemuda
Kepemudaan gereja. Secara khusus dalam tulisan
BNKP Jemaat Petrus Ombolata, Resort 2 BNKP di
ini yakni Peran PAK dalam meningkatkan keaktifan
Desa Ombolata Simenari, Kec. Gunungsitoli
Pemuda di Gereja BNKP Petrus Ombolata, maka
selatan, kota Gunungsitoli. Menggunakan jenis
faktor penting untuk meningkatkan
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif,
keaktifan/partisipasi para pemuda yakni adanya
yakni penelitian yang bermaksud untuk memahami
dukungan penuh dari gereja sendiri.
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
Namun jika dipahami secara rasional, PAK
penelitian.7 Pertimbangan untuk memilih metode ini
dan gereja tidak bisa mewujudkan upaya dalam
adalah peneliti hendak menyelami kedalaman
meningkatkan keaktifan pemuda. Hal ini
kompleksitas dan proses; serta variabel terkait
dikarenakan bahwa PAK dan Gereja hanyalah suatu
belum teridentifikasi.8 Sumber data dan informan
istilah/kata sifat. Sehingga untuk bisa melakukan
tindakan PAK dalam meningkatkan keaktifan (partisipan) berjumlah 15 orang, terdiri dari 2 orang
Pemuda dan untuk memperlengkapi para kaum pendeta, 1 orang BPMJ, 6 orang pemuda yang aktif
muda hanyalah bisa diwujudkan oleh orang-orang ditambah 6 orang pemuda yang tidak aktif (Tabel
yang ada dalam gereja yakni: para pelayan dan
6
Majelis gereja sendiri. E. G. Homrighausen and I. H. Enklaar,
Pendidikan Agama Kristen, 18th ed. (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2004), 145.
4
Ruth S. Kadarmanto, Tuntunlah Ke Jalan Yang 7
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian
Benar (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 1. Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017).
5
Singgih D Gunarsa, Psikologi Praktis : Anak, 8
Catherine Marshall and Gretchen B. Rossman,
Remaja Dan Keluarga (Jakarta: BPK Gunung Mulia, Designing Qualitative Research, 6th ed. (Thousand
1999), 125. Oaks, CA: SAGE Publications, Inc., 2015).

Copyright @ The Author(s) 2021


HINENI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa (2021) 1(1): xx-xx
https://doi.org/10.xxxxx/hineni.v14i1.xx

ORIGINAL ARTICLE/ARTICLE REVIEW/BOOK REVIEW*

1), ditetapkan dengan menggunakan teknik purpose Tabaloho


sampling, yakni didasarkan atas kompetensi dan Desa Sihare’o 1.
bukan atas dasar keterwakilan.9 Data dijaring R13 L Wiraswasta
Tabaloho
dengan menggunakan teknik wawancara semi Desa Ombolata
terstruktur10 dan observasi.11 Analisis data dilakukan
R14 P Pelajar
Simenari
dengan menggunakan thematic analysis, merupakan Desa Lolomboli
R15 P Mahasiswi
salah satu cara menganalisa data dengan tujuan
untuk mengidentifikasi pola atau untuk menemukan
tema melalui data yang telah terkumpul.

Tabel 1
Subjek (Partisipan/Responden) Penelitian
Hasil dan Pembahasan
a. Keaktifan Pemuda
Nama L/P Pekerjaan Alamat
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara,
Pendeta Desa Ombolata ditemukan bahwa keaktifan para pemuda di gereja
R1 L
Jemaat Simenari BNKP Petrus Ombolata rendah. Dari 15 orang
Pendeta Desa Ombolata responden yang diwawancarai oleh peneliti,
R2 P
Fungsional Simenari terdapat hampir semua responden yang
Anggota menyatakan bahwa pemuda di gereja BNKP Petrus
Desa Ombolata
R3 L DPRD Kota Ombolata kurang aktif dalam organisasi dan
Simenari
Gunungsitoli pelayanan, baik itu dalam segi kuantitas maupun
Desa Ombolata keikut sertaan pemuda dalam kegiatan-kegiatan
R4 L PNS
Simenari yang dilaksanakan. Pemuda gereja selama ini
Desa Sihare’o 1. terkesan unik. ada saatnya aktif semua, ada saatnya
R5 L Wiraswasta
Tabaloho aktif sebagian, dan ada saatnya juga hampir semua
Desa Sihare’o 1. tidak aktif. Dalam beberapa tahun terakhir memang
R6 L Mahasiswa
Tabaloho diakui bahwa pemuda kurang aktif untuk ikut serta
Desa Mazingo dalam organisasi. Para pemuda ini bergantung pada
R7 P Pelajar
Tabaloho mood yang sedang dialami. “Jika moodnya sedang
Desa Sihare’o 1. baik baru aktif dikomisi pemuda dan begitu juga
R8 L Pelajar
Tabaloho sebaliknya”[R3].
R9 L Guru Desa Lolomboli Jika dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya
dengan 2 tahun terakhir, partisipan para pemuda di gereja
Desa Ombolata
R10 L Wiraswasta BNKP Petrus Ombolata sangat menurun dan bahkan
Simenari pemuda nyaris tidak ada yang aktif. Hal ini sangat
Desa Ombolata berpengaruh pada peran dan tanggung jawab pemuda
R11 L Pelajar
Simenari dalam gereja. Pemuda adalah pilar dan masa depan
R12 L Wiraswasta Desa Sihare’o 1. gereja, dan seharusnya pemuda mesti memberi diri untuk
gereja [R1].
9
H Russell Bernard and Bernard H. Russell,
Research Methods in Anthropology: Qualitative and
Quantitative Approaches (Walnut Creek: AltaMira Press,
2006).
10
Ibid.
b. Faktor Penyebab Ketidak aktifan
11
Brigitte Smit and Anthony J. Onwuegbuzie, Pemuda.
“Observations in Qualitative Inquiry: When What You Faktor penyebab ketidak aktifan para pemuda
See Is Not What You See,” International Journal of berdasarkan observasi dan wawancara dengan para
Qualitative Methods 17, no. 1 (December 1, 2018): Pendeta, BPMJ dan juga para pemuda diperoleh
160940691881676,
informasi yang beragam. Pertama, disebabkan oleh
http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/1609406918816
766. kurangnya kesadaran dan ketidak pedulian para

Copyright @ The Author(s) 2021


HINENI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa (2021) 1(1): xx-xx
https://doi.org/10.xxxxx/hineni.v14i1.xx

ORIGINAL ARTICLE/ARTICLE REVIEW/BOOK REVIEW*

pemuda akan organisasi komisi pemuda. Kemudian melakukan pengorganisasian dalam membina para
dari personalia komisi pemuda kurang aktif dalam pemuda.
melakukan pendekatan dan perekrutan kepada
Pembinaan kepada pemuda dilakukan dalam
pemuda gereja [R1]. Kedua, disebabkan oleh jarak bentuk penelaah Alkitab (PA) yang dilakukan satu
antara rumah pemuda yang jauh dari lingkungan kali dalam seminggu. Pada kegiatan penelaah
gereja, kemudian ditambah dengan kekuatiran Alkitab mempedomani materi sesuai dengan
orang tua yang tidak mengizinkan anaknya keluar perikopen BNKP dan tidak mempunyai topik-topik
rumah di malam hari [R3]. Ketiga, penyebab lainnya tertentu yang bersifat kebutuhan internal pemuda
dari dalam komisi pemuda sendiri yang tidak jemaat. Terkait akan hal itu, maka materi-materi
memunculkan daya tarik dan kenyamanan yang yang disampaikan kurang menarik minat para
bagus dalam organisasi komisi pemuda [R2]. pemuda, sebab tidak dibangun atas kebutuhan para
Keempat, materi-materi yang disampaikan pemuda.
masih belum bisa menjawab sepenuhnya setiap Menurut Ruth S. Kadarmanto, ada beberapa ya
pergumulan para pemuda. Pemaparan akan Firman ng menjadi pribadi pembina remaja atau kaum
Tuhan terlalu umum dan biasa, ditambah dengan muda yang diharapkan, yaitu:12
metode-metode pengajaran yang bersifat monoton a. Pembina yang mendukung. Pribadi ini sangat dib
[R6]. Kelima, adanya pembedaan-pembedaan (kasta, utuhkan karena kaum muda sangat membutuhkan s
golongan, kelompok) dalam pemuda [R11]. eseorang yang mendukung kaum muda melewati m
Keenam, disebabkan oleh adanya pengaruh asa sulit yang penuh tantangan.
kepentingan pribadi dalam pelayanan [R5]. b. Pembina yang menaruh percaya. Pribadi ini sang
Temuan penelitian diatas menunjukkan bahwa at dibutuhkan karena kaum muda ingin dipercaya ol
beberapa hal diatas sangat mempengaruhi dalam hal eh orang dewasa yang mana mereka ingin terbuka
keaktifan pemuda untuk ikut serta dalam organisasi mengungkapkan rasa ingin tahunya, membuka pera
dan pelayanan komisi pemuda. Untuk itu sangat saannya, menyatakan keraguannya, bahkan sampai
diharapkan adanya perhatian khusus dari berbagai kepada titik dimana mereka dapat menyampaikan kr
pihak, tidak hanya dari internal pengurus personalia itik kepada gereja, keluarga, dan lingkungan.
komisi pemuda, melainkan melibatkan semua pihak c. Pembina yang bersedia mendengar. Ditengah per
yang berwenang dalam hal tersebut seperti pendeta, soalan serta pergumulan yang mereka hadapi, pemu
BPMJ, para SNK, dll. da ingin ditemani dan mendengarkan ungkapan per
gumulan yang tidak menyenangkan mereka. Dan pa
da akhirnya mereka meninggalkan masa bergumul t
ersebut dengan aman karena ada pembina yang tida
k akan meninggalkan mereka.
c. Upaya Gereja Membina Pemuda di d. Pembina yang menerima. Kaum muda membutu
Gereja BNKP Petrus Ombolata. hkan pribadi pembina seperti ini karena kaum muda
Gereja BNKP Petrus Ombolata telah ingin diterima sebagai mana adanya mereka.
melakukan usaha dalam memberikan pembinaan e. Pembina yang tegas namun tidak memaksakan ke
kepada pemuda. Pembinaan yang dimaksud hendak.13 Pemuda ingin meniru sikap tegas pembim
bertujuan untuk memperlengkapi para pemuda bing tersebut dan lambat laun kepribadian mereka j
untuk bisa menjadi pemimpin dan generasi penerus uga terbentuk dengan sikap itu.
gereja. Terkait dengan hal itu maka gereja telah f. Pembina yang berdoa. Setelah kaum muda selesa
membentuk organisasi “Komisi Pemuda” sebagai i didengar maka doa adalah salah satu alat terbaik u
tempat persekutuan bagi para pemuda. Majelis ntuk menyatakan pikiran dan iman kaum muda kep
jemaat telah mengangkat pengurus komisi pemuda ada Allah dan ini membentuk karakter dan nilai-nila
pada tahun 2017, akan tetapi telah dilakukan i iman yang ada dalam dirinya.
penyegaran kembali yang dikarenakan adanya g. Pembina yang memberi batasan bukan mengekan
struktur kepengurusan komisi pemuda yang tidak g dan mengatur. Pembina dalam hal ini bukalah se
lagi efektif. Maka daripada itu pada tahun 2019 12
Kadarmanto, Tuntunlah Ke Jalan Yang Benar.
BPMJ telah mengangkat kembali para pengurus 13
Ruth S. Kadarmanto, Tuntunlah ke Jalan yang B
komisi pemuda yakni untuk membantu dalam enar, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2012, hlm. 139

Copyright @ The Author(s) 2021


HINENI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa (2021) 1(1): xx-xx
https://doi.org/10.xxxxx/hineni.v14i1.xx

ORIGINAL ARTICLE/ARTICLE REVIEW/BOOK REVIEW*

mata-mata untuk membatasi ruang gerak ekspersi p menjadi agen dalam memperlengkapi para pemuda.
emuda. Namun, ini menolong kaum muda untuk me Jangan hendaknya gereja mengabaikan tugasnya
ngenal batas mana yang baik dan tidak dalam prose terhadap pemuda, melainkan sebaliknya hendaknya
s perjalanan hidupnya. gereja banyak-banyak mencurahkan perhatian dan
h. Pembina yang peka. Pembina juga harus peka de pekerjaan kepada orang muda, supaya mereka
ngan keadaan pemuda. Jika pembina tidak peka, ma jangan membelakangi gereja. Sebab itu perlulah
ka pembinaan yang dilakukan tidak relevan. untuk mempelajari sifat dan keadaan kaum pemuda,
Selanjutnya ditegaskan oleh Kadarmanto, Selai serta mempertimbangkan kembali suasana dan
n beberapa kepribadian yang harus dimiliki pembin metode PAK kepada golongan ini yang begitu
a kaum muda diatas, ada beberapa hal yang menjadi penting bagi seluruh hidup jemaat kristen. Dengan
syarat menjadi pembina yang baik dilihat dari segi s demikian para pemuda dapat disiapkan menjadi
pritualitas, kepribadian, kewibawaan, kepemimpina pemimpin dilapangan pekerjaan gereja.14
n.

e. Peran PAK dalam Membina pemuda di


d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gereja BNKP Petrus Ombolata.
Pembinaan kepada Pemuda di Gereja
BNKP Petrus Ombolata. Tujuan pendidikan agama Kristen adalah untuk
melibatkan semua warga jemaat, khususnya yang
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa muda, dalam rangka belajar teratur dan tertib agar
ketidak aktifan para pemuda di gereja BNKP Petrus semakin sadar akan dosa mereka serta bergembira
Ombolata berpengaruh besar pada keberlangsungan dalam Firman Yesus Kristus yang memerdekakan
organisasi, pelayan dan juga secara khusus akan mereka disamping memperlengkapi mereka dengan
panggilan dan perannya sebagai pemuda dalam sumber iman, khususnya pengalaman berdoa,
gereja. Pemuda adalah suatu generasi yang firman tertulis, Alkitab, dan rupa-rupa kebudayaan
dipundaknya terbebani berbagai macam-macam sehingga mereka mampu melayani sesamanya
harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini termasuk masyarakat dan negara serta mengambil
sangatlah penting, karena pemuda diharapkan dapat bagian secara bertanggung jawab dalam
menjadi generasi penerus, generasi yang akan persekutuan Kristen, yaitu Gereja.15
melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya.
Didalam masyarakat, pemuda adalah satu identitas Agar para pemuda mau melibatkan diri dalam
yang potensial. Kedudukannya yang sangat organisasi dan pelayanan, maka mestinya materi-
strategis sebagai penerus cita-cita bangsa dan juga materi yang diberikan mempedomani kebutuhan
gereja secara khusus. Pemuda telah dipanggil dan internal komisi pemuda. Dalam hal ini para pendeta
telah dijadikan oleh Allah sebagai alat pemberita dan juga pengurus komisi pemuda mempunyai
Firman Tuhan, di dalam Yeremia 1: 7 “Tetapi peran yang sangat penting guna memenuhi
Tuhan berfirman kepadaku: “janganlah katakan: kebutuhan rohani para pemuda yakni dengan
aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau menyusun dan merancang materi-materi yang tepat
kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang dengan konteks pemuda di gereja BNKP Petrus
Kuperintahkan kepadamu, haruslah kau sampaikan. Ombolata. Materi-materi tersebut untuk
Dalam ayat ini menegaskan bahwa pemuda kristen memperkokoh persekutuan diantara pemuda agar
seharusnya menjadi kekuatan dalam pemberitaan tidak menimbulkan pembedaan-pembedaan dalam
Firman Tuhan. Ini berarti bahwa pemuda haruslah pemuda. Contoh topik materi yang dimaksudkan
mengabdikan dirinya untuk melayani Tuhan, baik seperti : “Perbedaan yang menyatukan” (1
dalam keluarga, gereja dan masyarakat. Tesalonika 5:11; 1 Korintus 12: 1-31). Materi ini
bertujuan untuk mengancurkan tembok-tembok
Dalam memperlengkapi para pemuda 14
menyadari akan tugas panggilan tersebut, maka Homrighausen and Enklaar, Pendidikan Agama
Kristen, 140.
dibutuhkan adanya pendidikan Kristen dan juga 15
Simamora and Gultom, Pendidikan Agama
pembinaan dari gereja. Gereja diharapkan mampu
Kristen Kepada Remaja Dan Pemuda, 11.

Copyright @ The Author(s) 2021


HINENI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa (2021) 1(1): xx-xx
https://doi.org/10.xxxxx/hineni.v14i1.xx

ORIGINAL ARTICLE/ARTICLE REVIEW/BOOK REVIEW*

pemisah dan perbedaan-perbedaan yang dalam  Pelaksanaan PAK di gereja BNKP Petrus
internal komisi pemuda. Selain itu materi lain yang Ombolata semestinya tidak hanya
dianggap perlu diberikan kepada pemuda yakni mempedomani materi-materi yang ada
terkait dengan pergumulan pribadi yang dialami dalam perikopen pemuda BNKP.
para pemuda baik dalam keluarga, pasangan, Melainkan komisi pemuda dan pendeta
pekerjaan dan lain-lain. Contoh topik materi yang bekerjasama untuk menyiapkan materi-
diberikan seperti : “Pemuda dalam Keluarga materi yang sesuai dengan konteks pemuda.
Kristen”(Titus 2:6-7; 1 Timotius 4:12; Amsal  Majelis jemaat perlu melakukan monitoring
11:29) “Pacaran berlandaskan Kasih Kristus” (2 dan pendampingan kepada pemuda untuk
Korintus 6:14; 1 Korintus 13:4; 1 Petrus 4:8; Roma menghindari adanya pembedaan-
12:9-10), “Pekerjaan dan Tuaian yang Baik” pembedaan dalam komisi pemuda.
(Mazmur 90:17; Kolose 3:23; 2 Tesalonika 3:10,  Para pemuda perlu membangkitkan
Matius 7:7). Materi-materi tersebut bertujuan untuk optimismenya untuk melayani melalui
memberikan pengetahuan kepada pemuda sehingga gereja.
mampu bertindak sesuai dengan ajaran kekristenan.
Materi-materi diatas diusulkan karena
mempertimbangkan para pemuda yang malas
kegereja, melainkan lebih mementingkan hal-hal
yang menyenangkan pribadinya. Topik-topik yang
diajukan ini diyakini mampu memotivasi para
pemuda untuk terlibat pada PA komisi pemuda dan
juga dalam kegiatan organisasi komisi pemuda.
Kembali ke masalah kurangnya keaktifan
pemuda dalam organisasi dan pelayanan dalam Kesimpulan
gereja. Minimnya kesadaran pemuda akan perannya Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan
sebagai pemuda gereja merupakan masalah serius pemuda terhadap organisasi dan pelayanan dalam
serta merupakan persoalan yang sering ditemukan gereja masih tergolong sangat rendah. Ini
di setiap gereja. Tentu saja untuk mengatasi hal disebabkan oleh kurangnya kesadaran pemuda akan
tersebut secara bertahap dan berkesinambungan, perannya sebagai pemuda gereja. Disisi lain, peran
diperlukan kontribusi dari berbagai pihak. Karena pemuda dalam gereja sangat menentukan
itu, pada kesempatan ini penulis merekomendasikan perkembangan gereja nantinya. Pemuda diharapkan
ulang hal-hal berikut sebagai bahan atau masukan mampu menjadi pemimpin dikemudian hari.
bagi Pendeta, BPMJ, dan pemuda, yakni : Karena itu, gereja (Pendeta, BPMJ) perlu
melakukan upaya–upaya yang berdampak pada
 Gereja dalam hal ini BPMJ dan juga para
peran pemuda gereja. Upaya yang dilakukan
pendeta hendaknya memberikan perhatian
hendaknya secara bertahap dan berkesinambungan.
penuh kepada organisasi komisi pemuda.
Selain itu, gereja juga perlu memberikan pembinaan
Pendeta mesti memberikan pembinaan dan
dan pelatihan kepada pemuda guna
pendampingan kepada pemuda, serta
mengembangkan potensi yang ada dalam diri
adanya perhatian BPMJ dalam memenuhi
pemuda. Dalam menyikapi persoalan ini, maka
kebutuhan organisasi dan pelayanan komisi
sangat dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak.
pemuda.
Sehingga tidak akan kesan bahwa masalah
 Pemikiran akan strata sosial, hendaknya
mengenai kepemudaan hanya diperuntukkan
dihindari sebab pemuda mempunyai
sepenuhnya tanggung jawab oleh pengurus komisi
peranan yang sama untuk mengembangkan
pemuda.
gereja itu sendiri.
 Majelis jemaat bekerja sama dengan
personalia komisi pemuda dalam
Pengakuan/Penghargaan/Ucapan Terima
melakukan pembinaan kepada pemuda
dengan tujuan agar para pemuda aktif Kasih
dalam organisasi dan pelayanan.

Copyright @ The Author(s) 2021


HINENI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa (2021) 1(1): xx-xx
https://doi.org/10.xxxxx/hineni.v14i1.xx

ORIGINAL ARTICLE/ARTICLE REVIEW/BOOK REVIEW*

Penelitian ini akan sulit diselesaikan tanpa adanya 160940691881676.


dukungan dari berbagai pihak. Maka untuk itu, pada http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/1
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa 609406918816766.
terimakasih kepada pendeta, BPMJ, orang tua dan
juga kepada para pemuda gereja BNKP Petrus
Ombolata yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini dalam bentuk
penyediaan serta pengumpulan data.

Referensi
Boehlke, Robert R. Sejarah Perkembangan
Pikiran Dan Praktek Pendidikan Agama
Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2009.
Departemen Pendididikan Nasional. Kamus
Besar Bahasa Indonesia- Edisi Keempat.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum,
2008.
Gunarsa, Singgih D. Psikologi Praktis : Anak,
Remaja Dan Keluarga. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1999.
Homrighausen, E. G., and I. H. Enklaar.
Pendidikan Agama Kristen. 18th ed.
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.
Kadarmanto, Ruth S. Tuntunlah Ke Jalan Yang
Benar. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2017.
Marshall, Catherine, and Gretchen B. Rossman.
Designing Qualitative Research. 6th ed.
Thousand Oaks, CA: SAGE Publications,
Inc., 2015.
Russell, H Russell Bernard and Bernard H.
Research Methods in Anthropology:
Qualitative and Quantitative Approaches.
Walnut Creek: AltaMira Press, 2006.
Simamora, Dame Taruli, and Rida Gultom.
Pendidikan Agama Kristen Kepada
Remaja Dan Pemuda. Edited by Tim
Editor MITRA and Baskita Ginting. II.
Medan: CV. MITRA, 2011.
Smit, Brigitte, and Anthony J. Onwuegbuzie.
“Observations in Qualitative Inquiry:
When What You See Is Not What You
See.” International Journal of Qualitative
Methods 17, no. 1 (December 1, 2018):

Copyright @ The Author(s) 2021

You might also like